You are on page 1of 11

The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI


MASYARAKAT GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN
MELALUI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Agus Triyono1), Dian Purworini2), Marendra Murti P3)


Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
agus.triyono@ums.ac.id, dian.purworini@ums.ac.id, rendramp88@gmail.com

Abstract

Mount kemukus is a tourist area that before closing, November 27, 2014 is very popular with the
life of prostitution alleged religious tourism. Not only local citizens but also people outside the
area many of which depend on the business of their life of prostitution. Post closure of prostitution,
people's lives change. The loss of jobs, decrease in revenues, a drop in the number of visitors and
so on. To address the problem, the Government is conducting a communications program
development-oriented community empowerment. With qualitative research methods, data collecting
techniques in the form of interviews, observation and documentation and analysis techniques using
interactive analysis, this study tried to identify the empowerment program undertaken by the
Government.Results demonstrating the researchers that the Government basically Sragen District
have been doing community empowerment activities are expected to improve the quality of
economic, health or education. However, some development policy that is top down got less
appreciation from the public. So that in future the Government should evaluate and formulate
policy strategies of empowerment are more appropriate.

Key word : Mount Kemukus, development communication, empowerment

A. Pendahuluan penting dari memahami dan meneladani nilai


Paradigma baru pembangunan kejuangan yang pantang menyerah dalam
memberikan sudut padang yang berbeda dalam menghadapi halangan maupun rintangan, baik
melihat masyarakat. Jika pada masa awal fisik maupun mental. Diharapkan orang yang
mereka hanya berperan sebagai obyek, kini berziarah akan meneladani dan memiliki
dalam pandangan baru masyarakat dianggap ketabahan serta keluhuran jiwa seperti Pangeran
sebagai subyek pembangunan yang diharapkan Samodro. Bagi masyarakat awam, hal ini sering
mampu menentukan perbaikan kualitas disebut dengan “nglalap berkah”.
hidupnya.Dengan demikian, masyarakat bukan Namun demikian, tidak jelas siapa yang
hanya sebagai pelaksana kebijakan dari memulai munculnya mitos di masyarakat
pemerintah, akan tetapi mereka juga akan bahwa apabila seseorang mempunyai hajat dan
dilibatkan dalam perumusan, pelaksanaan serta ingin terkabul hajatnya, maka ia harus
evaluasi dari kebijakan tersebut. melakukan hubungan seksual di lokasi Gunung
Pada dasarnya, esensi utama kawasan Kemukus tersebut dengan lawan jenisnya yang
wisata religi di Gunung Kemukus adalah ziarah bukan suami atau istrinya selama tujuh kali
ke makam Pangeran Samodro, yakni dengan berturut turut tanpa putus secara tetap.
mengingat jasa-jasa dan keluhuran jiwa dan Berkembangnya kepercayaan yang demikian
mendoakan beliau yang dimakamkan di tempat memicu pesatnya bisnis prostitusi di kawasan
tersebut sesuai dengan ajaran tersebut, meskipun pada sebenarnya tidak ada
agama/kepercayaannya.Hal ini diharapkan agar “ajaran” yang mengharuskan “ritual seks”
para peziarah dapat mengambil hikmah dan kepada para peziarah.
keutamaan dari nilai-nilai kejuangan dari tokoh Meningkatnya kunjungan orang luar dengan
yang dimakamkan di Gunung Kemukus berbagai macam orientasi, membuat kehidupan
tersebut.Namun demikian, hak yang jauh lebih ekonomi di kawasan tersebut mulai

108
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

menggeliat.Alhasil, terlepas dari adanya penginapan dan karaoke, jumlah pengunjung


kontroversi, lapangan pekerjaan pun mulai turun hampir 50 persen.Hal ini dikarena pada
bermunculan dan tidak sedikit masyarakat yang malam Jumat Pon yang biasanya pengunjung
menggantungkan hidupnya melalui bisnis bisa lebih dari 2.000 orang, sekarang hanya
prostitusi tersebut.Sebagian dari warga sekitar 1.000 pengunjung saja. Begitu pula
berprofesi sebagai penjual makanan/minuman, pendapatan retribusi, yang rata-rata per
menyewakan tempat maupun sebagai tukang bulannya bisa mencapai Rp 18 juta, Januari
ojek di kawasan tersebut.Untuk mereka yang 2015 kemarin hanya mampu mencapai Rp 13,5
berasal dari luar, biasanya mereka bekerja juta.
sebagai pemandu karaoke dan tidak sedikit dari Dengan ditertibkannya bisnis prostitusi
mereka ada yang menjadi pekerja seks tersebut, pada akhirnya masyarakat kembali
komersial. kepada mata pencaharian yang telah ditekuni
Berkembangnya “wisata seksual” yang secara turun temurun, yaitu bertani, berladang
sedemikian pesat membuat pemerintah resah, bagi yang mempunyai lahan, sedangkan yang
terlebih lagi adanya laporan dari salah seorang tidak mempunyai lahan garapan, mereka
wartawan luar negeri yang membuat liputan di menjadi buruh garap tani.Dari sisi penghasilan
kawasan tersebut.Akhirnya, masalah ini bukan yang didapat, bekerja dalam konteks pasca
lagi menjadi komoditi lokal, namun juga penutupan tentunya sangat berbeda
nasional dan bahkan internasional.Terkuaknya dibandingkan sebelum penutupan, lebih-lebih
bisnis prostitusi ini membuat Pemprov Jawa jumlah pengunjung pun juga mengalami
Tengah dan Pemkab Sragen mengambil penurunan hampir 50%.Namun demikian,
tindakan dengan menutup kegiatan di Gunung kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat
Kemukus yang tidak ada hubungannya dengan harus tetap berjalan.
ziarah, yakni menutup segala bentuk prostitusi Melihat tingginya dampak sosial akibat
dan segala hal yang berhubungan dengan penutup bisnis tersebut, pada naskah kali ini,
kegiatan seksual. penulis tertarik untuk mengkaji usaha apa
Penutupan kegiatan prostitusi tersebut sajakah yang dilakukan oleh pemerintah agar
dilakukan pada tanggal 27 Nopember 2014 masyarakat mendapatkan kehidupan yang layak
bersamaan dengan penertiban, sosialisasi, dan namun bisnis prostitusi tidak muncul lagi?
pendataan penghuni dan pekerja seks komersial Bagaimanakah kebijakan komunikasi
yang berada di lokasi tersebut. Selain itu juga pembangunan melalui pemberdayaan
dilakukan penutupan kegiatan karaoke dan masyarakat Pemkab Sragen dalam rangka
persewaan kamar-kamar penginapan yang tidak menaikan taraf hidup masyarakat yang ada di
berizin, serta memulangkan penghuni tak sekitar Gunung Kemukus?
berizin (tidak mempunyai KTP lokal wilayah). B. Penelitian terdahulu
Tentunya penutupan tersebut bukan tidak 1. Muhammad Ali M, 2014
berimbas sama sekali. Seperti yang dilansir Ali meneliti tentang pemberdayaan
harian Joglosemar, akibat ditutupnya bisnis masyarakat dibidang pariwisata yang
prostitusi tersebut, terjadi penurunan yang dikelola oleh Paguyuban Kampung Rawa di
signifikan dari sisi jumlah pengunjung, jumlah daerah Rawa Pening, Jawa Tengah. Dengan
pendapatan, serta lumpuhnya perekonomian menggunakan pendekatan kualitatif,
warga sekitar yang sudah lama penelitian tersebut menggunakan
menggantungkan dirinya pada bisnis prostitusi. wawancara, observasi dan dokumentasi
Hal ini nampak dari terhentinya 233 pelaku sebagai teknik pengumpulan data. Hasil
usaha lain seperti penyeberangan, ojek, laundry, analisis menunjukan bahwa pengelola
warung makan, parkir, dan asongan yang Paguyuban melakukan inovasi dengan
selama ini menggantungkan pendapatan dari melibatkan masyarakat disekitar rawa yang
pengunjung Kemukus. tergabung dalam paguyuban sehingga
Hasil eliminary research peneliti masyarakat ikut berperan dalam proses
menunjukan bahwa, sejak penutupan pembangunan.

109
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Masyarakat tidak perlu khawatir 3. Fitri Novika Widjaja, 2009


kehilangan mata pencaharian mereka Tujuan penelitian ini adalah menggali
sebelumnya, pasalnya mereka masih potensi sosial budaya sebagai objek wisata
diberikan waktu untuk mengurusi sawah budaya di situs Trowulan Kabupaten
maupun tambak mereka, sehingga secara Mojokerto dan melihat model-model
ekonomi masyarakat yang tergabung pemberdayaan masyarakat yang tepat dalam
mendapatkan keuntungan tambahan dari ia upaya pengembangan pariwisata budaya di
bekerja di Kampoeng Rawa. Disamping itu, situs trowulan. Melalui observasi dan
hasil penelitian juga menunjukan bahwa wawancara kepada Pemerintah Daerah,
program komunikasi pembangunan Dinas Pariwisata dan masyarakat di tiga
didasarkan atas beberapa aspek diantaranya : desa sebagai sampel penelitian (Desa
penyebaran informasi dan keuntungan Bejijong, Jati Pasar, dan Trowulan)
sosial, partisipasi masyarakat, kemandirian, diperoleh informasi bahwa cukup banyak
dan modernisasi. obyek wisata yang ada di Situs Trowulan
2. Ika Kusuma Permanasari, 2011 Kabupaten Mojokerjo yang dapat
Wilayah Indonesia sebagian besar dikembangkan dan untuk menunjang
adalah perdesaan dengan mata pencaharian pengembangan pariwisata budaya tersebut
penduduk bekerja di sektor pertanian. dibutuhkan pemberdayaan masyarakat
Sayangnya, jumlah penduduk miskin terutama di bidang ekonomi dan bidang
terbesar juga terdapat di perdesaan. pendidikan. Dalam bidang ekonomi konsep
Beberapa Negara dewasa ini telah pemberdayaan masyarakat pada awalnya
mengembangkan kepariwisataan sampai ke diterapkan dalam upaya meningkatkan
desa-desa dengan memajukan potensi kemampuan masyarakat bidang ekonomi.
lokal. Pariwisata diharapkan dapat Dari kondisi demikian masyarakat
memberikan peningkatan pendapatan dan memerlukan permodalan, sehingga mampu
penyerapan tenaga lokal, baik secara mendirikan usaha-usaha diarea situs
langsung maupun tidak langsung. Indonesia trowulan dalam bentuk kios-kios, cendera
memiliki berbagai sumber daya alam dan mata, warung, atau rumah makan, usaha
budaya yang dapat menjadi daya tarik perjalanan wisata dan jasa lain sesuai
pariwisata. dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Salah satu yang juga dapat menjadi Permodalan tersebut dapat diterima dari
daya tarik adalah desa tradisional yang pihak swasta maupun pemerintah.Sementara
dikembangkan menjadi desa wisata. dalam bidang pendidikan dan pelatihan
Kecamatan Borobudur di Provinsi Jawa konsep pemberdayaan khusus dilaksanakan
Tengah terdapat Candi Borobudur yang untuk memberikan kemampuan dan
menjadi salah satu warisan budaya dunia. kesiapan masyarakat dalam menerima
Upaya pengentasan kemiskinan di desa-desa wisatawan asing maupun
sekitarnya dilakukan dengan domestik.Masyarakat harus mampu merubah
pemberdayaan masyarakat melalui desa dirinya menjadi masyarakat
wisata. Diharapkan pemberdayaan pariwisata.Tentunya pemberdayaan
tersebut dapat mengurangi kemiskinan masyarakat tersebut diharapkan terus
dan dapat meningkatkan kesejahteraan berlangsung dan merata pada setiap desa di
masyarakat. Penelitian ini adalah untuk Kabupaten Mojokerto.
mengidentifikasi kegiatan pemberdayaan Dari beberapa penelitian tersebut,
masyarakat melalui desa wisata, serta maka fokus peneliti dalam kasus Gunung
untuk mengetahui sejauh mana dampak Kemukus kali ini adalah bagaiamanakah
pemberdayaan tersebut dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. oleh Pemerintah Kabupaten Sragen pasca
penutupan lokalisasi di wilayah tersebut.

110
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

C. Komunikasi Pembangunan. tingkatan system sosial sedangkan modernisasi


Komunikasi pembangunan terdiri dari dua menunjuk pada proses yang terjadi pada level
buah suku kata yaitu komunikasi dan individu. Yang paling sering, kalaupun
pembangunan.Menurut Gamble dan Gamble, pengertian kedua istilah tersebut dibedakan,
komunikasi adalah kesengajaan atau maka pembangunan dimaksudkan yang terjadi
ketidaksengajaan dalam mengirim sebuah pada bidang ekonomi, atau lebih mencakup
pesan. Komunikasi terjadi pada tataran seluruh proses yang analog dan seiring dengan
komunikasi interpersonal (one to one), itu, dalam masyarakat secara keseluruhan
komunikasi kelompok (one to a few), (Rogers dalam Nasution, 1996:66).
komunikasi public (one to many), komunikasi Secara sederhana pembangunan adalah
massa, dan komunikasi secara online (Gamble perubahan yang berguna menuju suatu system
dan Gamble, 2005:28).Komunikasi dikenal sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai
kaya sebagai tradisi penelitian dan kehendak suatu bangsa (Rogers dalam Harun
diadaptasikan kepada Dunia ketiga untuk dan Ardianto, 2011:3).
mengembangkan kebutuhan, bagaimana Jadi dapat disimpulkan bahwa
mengembangkan penelitian komunikasi untuk pembangunan adalah sebuah proses perubahan
memecahkan permasalahan tersendiri, dan yang dilakukan di berbagai daerah untuk
menghasilkan produk penemuan, sehingga meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidup
penelitian komunikasi memiliki kontribusi masyarakat disuatu daerah tertentu. Maka dari
dalam pengembangan komunikasi dua konstruksitersebut yaitu komunikasi dan
pembangunan (Melkote dalam Harun dan pembangunan maka akan terbentuk sebuah
Ardianto, 2011:18). konstruksi baruyaitu komunikasi pembangunan.
Jadi, komunikasi merupakan sebuah ilmu Melalui komunikasi sosial maka akan tercapai
yang menjelaskan tentang sebuah interaksi dan sebuah stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan
penyampaian sebuah pesan kepada khalayak nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh
melalui berbagai media, yang menimbulkan suatu masyarakat.
sebuah efek dan kemudian menghasilkan Dalam arti sempit, pengertian komunikasi
feedback. Dengan adanya komunikasi akan pembangunan adalah segala upaya, cara dan
memudahkan kita sebagai individu ataupun teknik penyampaiaan gagasan dan keterampilan
kelompok untuk berinteraksi atau berhubungan pembangunan yang berasal dari pihak yang
satu sama lain dan tidak dapat kita pungkiri memprakarsai pembangunan kepada
bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
bisa untuk tidak berkomunikasi. memahami, menerima dan berpartisipasi dalam
Kata kedua yaitu pembangunan, mengutip pembangunan (Dilla, 2007:116).
Dissaynake pembangunan adalah sebuah proses Komunikasi pembangunan merupakan
perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam
kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas konteks negara-negara yang sedang
masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan berkembang, terutama kegiatan komunikasi
cultural tempat mereka berada dan berusaha untuk perubahan sosial yang berencana.
melibatkan sebanyak mungkin anggota Komunikasi pembangunan merupakan sebuah
masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan terobosan di dalam lingkungan ilmu sosial,
mereka penentu dari tujuan mereka sendiri. sebagaimana komunikasi pembangunan
Dalam pengertian lain pembangunan adalah merupakan inovasi yang harus diusahakan agar
proses perubahan yang terencana dari situasi diketahui orang dan diterima sebelum
nasional satu ke situasi nasional yang lain yang digunakan (Harun dan Ardianto, 2011:161)
dinilai lebih tinggi dan pembangunan ini
menyangkut tentang perbaikan (Harun dan D. Pembangunan dan Pemberdayaan
Ardianto, 2011:12 dan 14). masyarakat
Rogers mengartikan pembangunan sebagai Pada prinsipnya tahapan pelaksanaan
proses-proses yang terjadi pada level atau strategi pemberdayaan masyarakat dimulai dari

111
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

dari proses seleksi lokasi sampai dengan diantaranya: Brosur, Film(video), Poster
pemandirian masyarakat. Hal tersebut ,Buku dan lain-lain..
dilakukan secara bertahap dan strategis 3. Tahap Proses pemberdayaan masyarakat:
menyesuaikan kearifan lokal. Secara rinci a) Kajian keadaan pedesaan partisipatif
masing-masing tahapan strategi tersebut adalah Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif
sebagai berikut: dimaksudkan agar masyarakat mampu dan
1. Tahap Seleksi lokasi percaya diri dalam mengidentifikasi serta
Seleksi lokasi dilakukan untuk menentukan menganalisa keadaannya, baik potensi
tempat atau wilayah pelaksanaan maupun permasalahannya.Selain itu tahap
pemberdayaan masyarakat yang ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran
diinginkan.Pemilihan lokasi dilakukan mengenai aspek sosial, ekonomi dan
sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh kelembagaan masyarakat serta sumber daya
lembaga, pihak-pihak terkait dan alam dan sumber daya manusia. Gambaran
Masyarakat. ini akan memberikan dasar untuk
Penetapan kriteria ini penting agar tujuan penyusunan rencana kegiatan
lembaga dalam Pemberdayaan Masyarakat pengembangan.
akan tercapai serta pemilihan lokasi b) Pengembangan kelompok
dilakukan sebaik mungkin. Bisa saja suatu Pengembangan kelompok dilakukan dengan
desa terlalu luas untuk menerapkan memfokuskan kegiatan pada masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat secara yang benar-benar tertarik dan berminat
menyeluruh sehingga Pemberdayaan untuk melakukan kegiatan bersama. Dalam
Masyarakat dilaksanakan misalnya dalam hal ini perlu diperhatikan keterlibatan
salah satu dusun. perempuan serta yang terabaikan lain.
2. Tahap Sosialisasi pemberdayaan masyarakat Kegiatan bersama ini dapat berbentuk suatu
Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat kelompok yang lengkap dengan
dilakukan untuk menciptakan komunikasi kepengurusan dan aturan.Pembentukan
serta dialog dengan masyarakat untuk berdasarkan kemauan masyarakat dan bisa
meningkatkan pengertian masyarakat dan terjadi pada saat pelaksanaan Kajian
pihak terkait tentang program. Proses Keadaan Pedesaan Partisipatif maupun
sosialisasi sangat menentukan ketertarikan sesudahnya.Berkaitan dengan Pemberdayaan
masyarakat untuk berperan dan terlibat di Masyarakat untuk memandirikan masyarakat
dalam program. dalam meningkatkan taraf hidupnya, maka
Tahapan dan metode dalam proses arah pendampingan kelompok adalah
sosialisasi meliputi: Pertemuan formal mempersiapkan masyarakat agar benar-
dengan Aparat Desa dan tokoh-tokoh benar mampu mengelola sendiri
masyarakat, Menyepakati wilayah kerja kegiatannya.
(dusun), Pertemuan formal dengan c) Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan
masyarakat, Pertemuan informal dengan Kegiatan
masyarakat: kunjungan rumah, diskusi Penyusunan rencana kelompok dimaksudkan
kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan agar kelompok dan anggotanya mampu
masyarakat (sosial, agama, lapangan) mengembangkan dan melaksanakan rencana
Hal-hal yang perlu disosialisasikan kegiatan yang konkrit dan realistis.Dasar
misalnya: Penjelasan tujuan, manfaat, penyusunan adalah potensi dan masalah-
sasaran Pemberdayaan Masyarakat, Prinsip- masalah yang sudah teridenitfikasi dalam
prinsip Pemberdayaan Masyarakat Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dan
(termasuk prinsip non-fisik), Penjelasan tujuan kelompok yang sudah
kelompok sasaran (pria, wanita, pemuda dan ditentukan.Dalam penyusunan rencana dan
lain-lain), Umpan balik masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan, monitoring dan
semua aspek di atas. Materi dan media yang evaluasi, bukan hanya pengurus, tetapi
dapat dimanfaatkan dalam sosialisasi seluruh anggota kelompok berperan serta.

112
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

d) Monitoring dan Evaluasi Partisipatif penutupan bisnis prostitusi di wilayah Gunung


Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Kemukis., maupun jurnal-jurnal ilmiah
bukanlah suatu kegiatan khusus, tetapi penelitian, maupun buku-buku yang berkaitan
dilaksanakan secara mendalam pada semua dengan komunikasi pembangunan,
tahap.agar proses Pemberdayaan Masyarakat Pengumpulan data dilakukan dengan
berjalan dengan baik dan tujuannya akan carawawancara mendalam dengan purposive
tercapai. Monitoring dan evaluasi sampling sebagai metode penentuan
dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat informannya. Disamping itu, peneliti juga
dalam Pemberdayaan Masyarakat di mana menggunakan obeservasi dan dokumentasi
intinya adalah peran masyarakat sebagai sebagai metode pengumpulan data.Untuk
pelaku utama. Monitoring dan evaluasi menghasilkan penelitian yang valid, maka kali
adalah suatu proses penilaian, pengkajian ini peneliti menggunakan triangulasi
dan pemantauan kegiatan Pemberdayaan sumber.Yakni, sebuah teknik yang berorientasi
Masyarakat, baik prosesnya (pelaksanaan) pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh
maupun hasil dan dampaknya agar dapat telah secara akurat mewakili realitas gejala
disusun proses perbaikan kalau diperlukan. yang diteliti.
e) Tahap Pemandirian Masyarakat Dari sisi analisis data, peneliti
Proses Pemberdayaan Masyarakat menggunakan model interaktif Miles dan
merupakan suatu proses pembelajaran terus- Huberman yang dimulai dari pengumpulan
menerus bagi masyarakat dengan tujuan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kemandirian masyarakat dalam upaya-upaya kesimpulan Sutopo (2006:128).
peningkatan taraf hidupnya. Yang perlu
diperhatikan adalah masyarakat dari awal F. Komunikasi Aspiratif di Gunung
proses sadar bahwa hal ini akan terjadi. Kemukus
Menurut penanggung jawab Lokasi Wisata
E. Metode penelitian Gunung Kemukus Marcellus Suparno,
Dalam penelitian ini, peneliti intensitas komunikasi melalui program
menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan community development dilakukan oleh
kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kab. Sragen dengan
dalam riset yang bertujuan untuk menjelaskan masyarakat dilakukan 1–3 selama kurun waktu
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui sebelum terjadinya penutupan lokasi Gunung
pengumpulan data sedalam-dalamnya Kemukus, dan dalam proses komunikasi
(Kriyantono, 2010:56).Riset ini tidak musyawarah dilakukan dengar pendapat antara
mengutamakan besarnya populasi atau masyarakat dengan pihak Pemkab Sragen guna
sampling, bahkan populasi atau samplingnya mendengar aspirasi dari pemerintah guna
sangat terbatas. penyusunan rencana program paska penutupan.
Penelitian ini akan dilakukan pada Sebagian masyarakat desa tidak dilibatkan,
masyarakat di sekitar Gunung Kemukus yang tetapi hanya diwakili oleh kepala kampung dan
sudah terkena kebijakan pemerintah yang aparatnya, serta masyarakat peduli Gunung
menutup bisnis prostitusi di sekitar wilayah Kemukus.
tersebut. Data yang diperlukan dalam penelitian Komunikasi pembangunan pembangunan
ini, meliputi data primer yang berupa yang dilakukan tersebut adalah meliputi peran
wawancara dengan informan terkait dengan dan fungsi komunikasi (sebagai aktifitas
kegiatan komunikasi pembangunan. Sedangkan pertukaran pesan secara timbal balik) di antara
untuk observasi non partisipan, peneliti semua pihak yang terlibat dalam usaha
mengamati serta terlibat langsung dalam pembanguan.Dalam hal ini antara masyarakat
kegiatan tersebut. dengan pemerintah. Dalam makna sempit
Terkait dengan data sekunder, peneliti komunikasi pembangunan yang dilakukan
menggunakan data dokumentasi berupa data sesuai pendapat Harun dan Ardianto (2011:
dari media massa yang berkaitan dengan 162) adalah segala upaya dan cara, serta teknik

113
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

penyampaian gagasan, keterampilan- dengan menerapkan langkah-langkah nyata,


keterampilan pembangunan yang berasal dari menampung berbagai masukan, melakukan
pihak yang memprakarsai pembangunan dan penguatan spiritual maupun sosial,
ditujukan kepada masyarakat luas. menyediakan informasi yang dapat diakses
Aktivitas komunikasi publik dengan oleh masyarakat lapisan paling bawah
masyarakat Gunung Kemukus tidak membatasi dengan membentuk forum-forum
warga masyarakat, namun demi efektifitas dan komunikasi yang mengadakan dialog-dialog
efisiensi dialog diwakili oleh kepala kampung secara periodik dengan melibatkan seluruh
dan aparatnya saja tetapi dalam bentuk lapisan masyarakat tanpa mewakilkan
komunikasi terbuka dengan melibatkan seluruh kepada siapapun.
warga masyarakat kampung, hanya saja proses 2. Tahap transformasi
penyampaiannya tidak disampaikan secara Dalam tahapan ini, warga dihadapkan
langsung kepada seluruh warga masyarakat, pada kenyataan bahwa bisnis prostitusi
tetapi melalui kepala-kepala kampung dan/atau adalah hal yang tidak bisa
tokoh masyarakat atau perwakilan masyarakat dibenarkan.Dengan pertimbangan ini, maka
dengan harapan selanjutnya dapat menyebarkan pemerintah memutuskan untuk menutupnya
hasil musyawarah tersebut kepada seluruh yang berimplikasi pada hilangnya mata
warga masyarakat. Hal ini sangat efektif, pencaharian warga selama ini.Dengan
namun dapat terjadi kesenjangan komunikasi demikian, tahapan transformasi ini
antara Pemkab dengan warga dilakukan dengan memberikan wawasan
masyarakat.Pemkab menganggap seluruh warga pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar
masyarakat telah diundang sedangkan terbuka wawasan dan memberikan
masyarakat menganggap mereka tidak keterampilan dasar sehingga kesejahteraan
diundang dan hanya diikuti oleh kepala-kepala warga dapat meningkat dengan pekerjaan
kampung dan aparatnya saja. Guna baru yang diperoleh.
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang kurang Setelah tahap pertama di atas telah
menguntungkan, maka pihak Pemkab melalui terkondisi. Masyarakat selanjutnya
Penanggungjawab Lokasi Wisata Gunung menjalani proses belajar tentang
Kemukus mengadakan berbagai rangkaian pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan
kegiatan yang bertujuan untuk pemberdayaan yang memiliki relevansi dengan apa yang
sekaligus melakukan komunikasi aspiratif menjadi tuntutan kebutuhan tersebut.
dengan masyarakat melalui berbagai cara secara Keadaan ini dapat menstimulasi terjadinya
bertahap, yaitu (Hoofstede dalam Khairuddin, keterbukaan wawasan dan menguasai
2000): kecakapan-keterampilan dasar yang
1. Tahap penyadaran dan dibutuhkan.Sehingga dalam kurun waktu
pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan tertentu sebagian masyarakat mendapatkan
peduli sehingga merasa membutuhkan penghasilan, semisal menjahit maupun
peningkatan kapasitas diri. sebagai nelayan.
Merupakan tahap persiapan dalam 3. Tahap peningkatan
proses pemberdayaan masyarakat. Pada kemampuan intelektual,
tahap ini pihak Pemkab Sragen (Bapak Fase ini ditunjukan dengan adanya
Marcellus Suparno) menciptakan prakondisi, peningkatan kemampuan masyarakat sekitar
memfasilitasi berlangsungnya proses Gunung Kemukus untuk memenuhi
pemberdayaan secara efektif dengan kebutuhan hidup mereka sehari-
menyediakan sarana dan pra sarana. Dalam hari.Kecakapan-keterampilan ini lah yang
hal ini pihak Pemkab menyediakan berbagai membentuk inisiatif dan kemampuan
peralatan pelatihan berupa mesin jahit, inovatif untuk mengantarkan pada
bahan-bahan jahitan, guru/instruktur kemandirian.Pada tahap ini masyarakat
menjahit, dan lain-lain. sekitar Gunung Kemukus diberi kebebasan
Selain itu juga memperkuat potensi untuk mengembangkan kemampuan
atau daya yang dimiliki oleh masyarakat ekonomisnya, melahirkan kreasi-kreasi, dan

114
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

melakukan inovasi dalam secara ekonomis. Dalam proses komunikasi


lingkungannya.Masyarakat secara mandiri tersebut, pihak Pemkab Sragen melibatkan
melakukan pembangunan. kepala kampung dan aparatnya, serta
Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari masyarakat peduli Gunung Kemukus
proses komunikasi melalui program- sebagai perwakilan seluruh masyarakat.
program pemberdayaan tersebut pemerintah 2. Tahap Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
tetap melakukan pendampingan agar Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat tersebut tetap terlindungi, dilakukan untuk menciptakan komunikasi
supaya dengan kemandirian yang dimiliki serta dialog dengan masyarakat untuk
dapat terpupuk dan terpelihara dengan baik, meningkatkan pengertian masyarakat dan
dan selanjutnya dapat membentuk pihak terkait tentang program. Proses
kedewasaan sikap masyarakat untuk sosialisasi sangat menentukan ketertarikan
melakukan dan mengambil tindakan nyata masyarakat untuk berperan dan terlibat di
dalam pembangunan. dalam program.
Tahapan dan metode dalam proses
G. Pemberdayaan Masyarakat Gunung sosialisasi meliputi: Pertemuan formal
Kemukus Paska Penutupan Prostitusi dengan Aparat Desa dan tokoh-tokoh
masyarakat Gunung Kemukus perihal
Pada prinsipnya tahapan pelaksanaan bagaimana mengantisipasi mencuatnya
strategi pemberdayaan masyarakat dimulai dari kembali bisnis prostitusi. Dalam pertemuan
dari proses seleksi lokasi sampai dengan tersebut, pemerintah melalui pengelola
pemandirian masyarakat. Hal tersebut Kawasan Gunung Kemukus meminta
dilakukan secara bertahap dan strategis kepada para tokoh agama untuk menjaga
menyesuaikan kearifan lokal. Secara rinci kondusivitas pasca penutupan berlangsung,.
masing-masing tahapan strategi tersebut adalah Tidak hanya itu, dalam pertemuan-
sebagai berikut: pertemuan yang digelar oleh warga juga
1. Tahap Seleksi lokasi disampaikan bahwa pemerintah bertanggung
Masyarakat di sekitar lokasi makam jawab terhadap hilangnya mata pencaharian
sudah banyak yang menekuni sektor industri warga Gunung Kemukus pasca penutupan
kecil dan menengah termasuk di dalamnya bisnis prostitusi melalui pertemuan-
industri kerajinan dan industri rumah tangga, pertemuan waerga.Dalam hal ini masyarakat
namun paska penutupan lokasi tersebut sering terlibat dialog santai dengan aparata
banyak masyarakat yang kehilangan mata dusun, desa maupun pihak pengelola obyek
pencahariannya.Kemudian pihak Pemkab wisata Gunung Kemukus, sehingga terjalin
melakukan assesment terhadap masyarakat hubungan yang lebih akrab, dan tidak
sekitar Gunung Kemukus untuk sinkronisasi terlihat adanya penghalang dalam
program-program pemerintah guna melakukan percakapan.
pemberdayaan paska penutupan lokasi 3. Tahap Proses pemberdayaan masyarakat:
wisata tersebut. Aktivitas komunikasi dalam a. Kajian keadaan pedesaan partisipatif
proses musyawarah penyusunan rencana Karena latar belakang social
program pembangunan dilakukan oleh masyarakat di sekitar Gunung Kemukus
Pemkab Sragen, seperti rencana program adalah agraris, maka Pemkab Sragen
pembangunan infrastuktur umum, dan melakukan pemberdayaan dengan
aktivitas komunikasi dalam kegiatan melakukan inovasi usaha ekonomis.Bentuk-
penyuluhan sekaligus melakukan pelatihan bentuk pemberdayaan yang telah, dan
kepada masyarakat berupa kegiatan-kegiatan sedang dilakukan sekarang adalah usaha
penyuluhan dan pelatihan di bidang menjahit dengan melibatkan masyarakat
kesehatan, pertanian, dan kewirausahaan sebagai penjahit dan pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan memberikan bantuan pinjaman mesin jahit.
pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kemudian usaha pembuatan karamba ikan di
agar mampu menyejahterakan diri sendiri

115
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

sungai yang mengalir di sekitar lokasi objek halnya pelibatan para tokoh masyarakat
Gunung Kemukus dengan didampingi oleh yang ada di Kemukus ini beberapa kali
penyuluh perikanan dari dinas terkait diajak bertemu oleh Pemkab Sragen melalui
Pemkab Sragen. penanggungjawab obyek wisata ini untuk
Sehingga tujuan pembangunan menggali aspirasi dari penduduk yang
masyarakat yang dirumuskan sebagai suatu tinggal disini.Pelibatan unsur masyarakat
proses melalui usaha dan prakarsa sangat penting guna melaksanakan
masyarakat sendiri ataupun kegiatan pembangunan yang berkelanjutan dan dapat
pemerintahan dalam rangka memperbaiki menyejahterakan masyarakat.Oleh karena
kegiatan ekonomi, sosial dan budaya dapat itu masyarakat sebagai objek dan sekaligu
terealisasi. Dimana pembangunan adalah subjek pembangunan perlu benar-benar
proses perubahan yang bersifat multidimensi diperhitungkan. Diperhitungkan dalam arti
menuju kondisi yang semakin mewujudkan masyarakat setidaknya dipercaya dan diberi
hubungan yang serasi antara kebutuhan tanggungjawab serta dibangkitkan
(needs) dan sumber daya (resources) melalui semangatnya, agar turut serta dalam proses
pengembangan kapasitas masyarakat untuk pembangunan. Partisipasi masyarakat adalah
melakukan proses pembangunan (Siti Irene, turut serta menyusun, merencanakan,
2011:56). melaksanakan sebab itu turut pula
b. Pengembangan kelompok bertanggungjawab.
Dalam konteks kehidupan sosial Salah satu media komunikasi yang
masyarakat di Gunung Kemukus, terjadi digunakan oleh pemerintah adalah forum
dinamika sesuai dengan tingkat pendidikan, Musrenbang (Musyawarah Rencana
kemampuan ekonomi, dan pengetahuan Pembangunan).Dimana dalam forum
spiritual.Sehingga Pemerintah Kabupaten tersebut pemerintah melakukan pengambilan
Sragen telah menggulirkan berbagai bantuan data aspirasi masyarakat berkaitan dengan
baik yang berujud bantuan material maupun pembangunan lokal wilayah. Pelaksanaan
non material. hasil Musrenbang belum dapat maksimal,
Sebagai realisasi dari bentuk bantuan karena sebagian ada yang dikerjakan oleh
Pemkab Sragen adalah dengan melakukan para pemborong/pelaksana kontraktor,
pemberdayaan melalui petugas dari dinas dengan demikian masyarakat tidak akan
terkait untuk melakukan pemberdayaan, dapat terlibat secara langsung dalam
pendampingan, dan penyuluhan tentang menentukan teknis pembangunannya. Jika
pembangunan khususnya bidang sosial terlibatpun hanya sebagai tukang/buruh
ekonomi. Penggagas dan pelaksana kasar dari pelaksanaan proyek yang
pemberdayaan tersebut adalah salah satu dikerjakan oleh kontraktor tersebut.Jadi
dari aparat Pemerintah Daerah dengan cara memang tidak semua proyek hasil
membentuk kelompok tani, kelompok Musrenbang dapat “dinikmati” secara
penjahit maupun kelompok nelayan. optimal oleh masyarakat.
Pengembangan kelompok juga dilakukan d. Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
dengan membuat paguyuban ojek, Kegiatan monitoring dan evaluasi
pendagang asongan maupun paguyuban dilakukan dari pihak pemerintah khususnya
sosial lainnya. Pemkab Sragen dilakukan terprogram
c. Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan melalui dinas sosial, dinas kesehatan, dan
Kegiatan instansi-instansi terkait lainnya. Pelibatan
Keterlibatan/pelibatan anggota dinas sosial ini karena selama ini
masyarakat dalam proses pembangunan permasalahan kesejahteraan masyarakat
mutlak adanya, karena tanpa itu maka menjadi domain utama Dinas Sosial.
program pembangunan yang dilaksanakan Disamping itu, pemerintah Sragen juga
maupun yang akan dilaksanakan tidak akan melibatkan Dinas Kesehatan dalam rangka
tercapai sesuai yang diharapkan. Seperti memastikan dan mengendalikan angka

116
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

warga yang menderita penyakit yang Sragen yang telah dilakukan dan dijalankan.
disebabkan oleh kegiatan prostitusi.Evaluasi Program pemberdayaan ini dilaksanakan atas
dilakukan setiap bulan dengan melibatkan kerja sama antara Dinas Pariwisata,
pengelola dan warga masyarakat. Hasil Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
evaluasi tersebut digunakan untuk Sragen, para pemangku wilayah Kecamatan,
memutuskan kebijakan apa yang akan Desa, Dusun, organisasi kemasyarakatan di
ditentukan untuk periode berikutnya., wilayah Gunung Kemukus, PSM, relawan, dan
Salah satu program pemberdyaan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat
pemerintah yaitu dilaksanakannya pelatihan sekitar. Yang pada prinsipnya menempatkan
menjahit kepada masyarakat Gunung masyarakat sebagai pelaku pemberdayaan yang
Kemukus, dan hasilnya sampai sekarang dapat menentukan masa depannya sendiri.
dapat dirasakan dengan masih adanya Dalam melakukan program pemberdayaan,
kerjasama dengan pengusaha garment yang pihak stake holder/Pemkab Sragen
memberikan pekerjaan menjahit kepada memaksimalkan tenaga pegawai yang menjadi
masyarakat. Meskipun masih berlangsung penanggungjawab lokasi objek wisata Gunung
hasil dari pelatihan menjahit, namun dari Kemukus yang mempunyai tugas dan fungsi
segi hasil secara ekonomis masih sangat sebagai aspirator, dinamisator, sekaligus
kurang memadai.Sehingga pelaku/pekerja sebagai mediator yang menjembatani aspirasi
jahit semakin lama berkurang, ditambah dari masyarakat maupun eksekutor pelaksana
dengan kondisi bahwa sarana menjahit yang program-program pemberdayaan masyarakat
diadakan oleh pemerintah diambil/ditarik yang meliputi lintas sektoral.
lagi.Karenanya hanya beberapa orang saja Pasca penutupan, dengan program
yang mampu untuk membeli mesin jahit dan komunikasi pembangunan yang ada,
meneruskan pekerjaan menjahitnya. pemerintah melibatkan masyarakat dalam
e. Tahap Pemandirian Masyarakat rangka penyusunan rencana tindak lanjut dan
Proses Pemberdayaan Masyarakat mengurangi potensi tumbuhnya bisnis prostitusi
merupakan suatu proses pembelajaran terus- yang serupa. Alhasil, proses yang dimulai dari
menerus bagi masyarakat dengan tujuan seleksi lokasi, sosialisasi dan pemberdayaan
kemandirian masyarakat dalam upaya-upaya dapat terlaksana dengan baik,
peningkatan taraf hidupnya. Yang perlu Meskipun pemberdayaan masyarakat
diperhatikan adalah masyarakat dari awal sudah berjalan cukup baik, namun belum dapat
proses sadar bahwa hal ini akan dikatakan berhasil secara maksimal, karena
terjadi.Dalam kasus yang terjadi di Gunung sebagian masyarakat dalam mengikuti program-
Kemukus, peneliti melihat bahwa program tersebut masih setengah hati.Karena
masyarakat sangat antusias menyambut masyarakat masih belum sepenuhnya menerima
program yang digulirkan oleh dengan penutupan lokasi wisata tersebut, sebab
pemerintah.Namun demikian, hasil yung mereka telah turun temurun berpencaharian
diperoleh belum begitu maksimal.Sehingga dengan cara-cara lama yang sekarang dilarang
kedepannya Pemerintah Kabupaten Sragen oleh pemerintah.Sehingga ada beberapa
harus meninjau ulang program yang selama masyarakat masih melakukan pekerjaan-
ini sudah dijalankan apakah benar-benar pekerjaan lamanya sebelum dilakukan
mambut masyarakat menjadi mandiri. penutupan lokasi wisata tersebut.

H. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan Dilla, Sumadi, Nurbaya, Nunik Siti. 2007.
bahwa pemberdayaan yang dilaksanakan di Komunikasi Pembangunan Pendekatan
lokasi wisata Gunung Kemukus telah berjalan Terpadu. Bandung Simbiosa Rekatama
dengan cukup baik. Kondisi tersebut dapat Media.
dilihat dari intensitas program dari Pemkab

117
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Harun, Rochajat : Ardianto Elvinaro. 2011. Soekadijo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata.
Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sosial : Perspektif Dominan, Kaji Ulang, Theresia,dr.Aprillia dkk. 2014. Pembangunan
dan Teori Kritis. Jakarta : Rajawali Pers. Berbasis Masyarakat. Bandung : Alfabeta
Khairuddin. 2000. Pembangunan Masyarakat Http://www.Sragenkab.go.id
Tinjauan Aspek. Liberty : Yogyakarta Permanasari, Ika Kusuma, 2011, Pemberdayaan
Melkote, Srinivas R dan H. Leslie Steeves. Masyarakat Melalui Desa Wisata dalam
2008. Communication for Development in Usaha Peningkatan Kesejahteraan,
The Third World. New Delhi: Sage Universitas Indonesia, Jakarta
Publications India Ltd WidjajaFitri Novika, 2009, Pemberdayaan
Sastropoetro, R.A. Santoso. 1986. Partisipasi, Masyarakat Dalam Upaya Pengembangan
Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam Pariwisata Budaya Di Situs Trowulan
Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni Kabupaten Mojokerjo, The 6th UBAYA
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, International Annual Symposium On
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Management, 14 , Universitas Surabaya,
Surabaya

118

You might also like