You are on page 1of 17

23 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

PEMBARUAN HUKUM ISLAM DALAM TERAPAN DAN


PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Asriati

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarifhidayatullah Jakarta


DPK. PTIQ Jakarta

Abstract: Based on the IMPRES No. 1 of 1991 dated June 10, 1991 jo.
Ministerial Decision of Religious Affairs No. 154 of 1991 Date July 22, 1991,
Islamic Law Applies nationally and where possible be used as guidelines and
implemented by community and religious court judges throughout Indonesia.
In setting decisions, the judges based on the Compilation of Islamic Law.
Given the changes and reforms brought by KHI will require an analysis of the
nuances and established Islamic law reforms contained therein, including that
on the registration of marriages and permits polygamy. The idea of renewal of
Islamic law in Indonesia has basically been pioneered in a long time and it
happens among Muslims own relatively intense pull between the traditionalists
/ conservatives are so attached to the School of schools of jurisprudence on the
one hand and the modernists who break away from the bonds schools of fiqh
on the other. The traditional jurist does not require the registration of
marriages, while in KHI recording it is a necessity and the marriage is not
registered in the view does not have the force of law. Permit polygamy
according to traditional Islamic law strictly without reservations may even
allow polygamy are less likely to be responsible, while in KHI polygamy is
seen as an emergency exit and skill must be with the permission of the court
and the conditions are stringent. The foundation of the constitutional ideal and
KHI is the Pancasila and the 1945 Constitution. It's a presidential decree
published in the preamble and in the general explanation KHI. It was
conceived as part of the national legal system that ensures the survival of
religion based on belief in the Almighty God who simultaneously embodies the
legal awareness and Indonesia. This is in accordance with article 29
paragraph 1 of the 1945 Constitution
Kata Kunci: Pembaharuan, Hukum Islam, Undang-Undang.

I. PENDAHULUAN wakafan sebagai hasil serangkaian


kegiatan penelitian melalui jalur peng-
Berdasarkan Inpres No. 1 Tahun
kajian kitab-kitab fiqih, wawancara
1991 Tanggal 10 Juni 1991, junto.
dengan para ulama, cendekiawan,
Keputusan Menteri Agama No. 154 Tahun
yurisprudensi Peradilan Agama1 oleh satu
1991 Tanggal 22 Juli 1991, hukum Islam
panitia yang dibentuk Mahkamah Agung
yang berlaku secara nasional dan sedapat
dan Menteri Agama RI, hasilnya
mungkin dapat dijadikan pedoman dan
dilokakaryakan di Jakarta pada tanggal 2-
diterapkan oleh masyarakat serta seluruh
5 Februari 1988 dan telah diterima para
hakim Pengadilan Agama Indonesia
alim ulama Indonesia, sehingga disebut
dalam menetapkan putusan-putusan
dengan fiqih Indonesia yang mampu
mereka adalah Kompilasi Hukum Islam.
menjawab berbagai persoalan masa kini
Kompilasi Hukum Islam berisi tentang
hukum perkawinan, kewarisan dan per-
24 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

dan memenuhi kebutuhan hukum dan rasa persoalan tertentu. Pengumpulan bahan
keadilan masyarakat. dari berbagai sumber yang dibuat oleh
KHI disusun dan dirumuskan untuk beberapa penulis yang berbeda untuk
mengisi kekosongan hukum substansial ditulis dalam suatu buku tertentu,
(mencakup hukum perkawinan,kewarisan sehingga dengan kegiatan ini semua bahan
dan perkawinan) yang diberlakukan dalam yang diperlukan dapat ditemukan dengan
peradilan di lingkungan peradilan, ia men- mudah.5
jadi salah satu dasar untuk pengambilan Menurut kamus Black (Black’s Law
keputusan hukum terhadap perkara- Dictionary), compilation: a literary
perkara yang diajukan ke pengadilan production composed of the works of
dalam lingkungan peradilan agama.2 others and arranged in methodical
Memperhatikan adanya perubahan manner,” kompilasi adalah suatu produk
dan pembaharuan yang dimuat oleh berbentuk tulisan hasil karya orang lain
Kompilasi Hukum Islam (KHI), maka yang disusun secara teratur. Dengan
diperlukan suatu kajian terhadap bentuk demikian kompilasi hukum Islam adalah
pembaharuan hukum Islam yang merupa- himpunan ketentuan hukum Islam yang
kan pergeseran dan peralihan konsep fiqih dituliskan dan disusun secara teratur.6
tradisional ke konsep yang terdapat dalam
B. Latar Belakang Penyusunan Kom-
Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam
pilasi Hukum Islam.
bidang keharusan pencatatan perkawinan
dan keharusan izin poligami. Juga akan Secara faktual Peradilan Agama
diuraikan penerapan KHI dalam putusan- telah lahir sejak tahun 1882. Namun
putusan badan Peradilan Agama dan dalam mengambil putusan untuk suatu
Mahkamah Agung, kedudukan KHI dalam perkara, tampak jelas para hakim
sistem hukum nasional dan sekilas tentang Pengadilan Agama belum mempunyai
Counter Legal Draft (CLD) KHI sebagai dasar pijak yang seragam. Hal itu
KHI tandingan, rancangan undang-undang terutama karena hukum Islam yang
hukum terapan peradilan agama bidang berlaku belum menjadi hukum tertulis dan
perkawinan, KHI dan UU perkawinan masih tersebar di berbagai kitab kuning
Nomor 1 tahun 1974, KHI dan konstitusi sehingga kadang-kadang untuk kasus yang
dan penutup. sama ternyata terdapat perbedaan dalam
pemecahan persoalan.7
II. PEMBAHASAN Upaya menyusun UU perkawinan
A. Pengertian Kompilasi Hukum Islam dimulai tahun 1960-an yang berujung
lahirnya UU Nomor 1 tahun 1974 tentang
Term kompilasi diambil dari bahasa
perkawinan ini merupakan UU pertama di
Latin compilare, yang kemudian
Indonesia yang mengatur soal perkawinan
berkembang menjadi compilation dalam
secara materil. Pelaksanaan hukum
bahasa Inggris dan compilatie dalam
keluarga di Indonesia sebelum KHI dan
bahasa Belanda.3
UU 1974 urusan perkawinan diatur
Dalam Kamus Lengkap Inggris
melalui beragam hukum, yaitu hukum
Indonesia-Indonesia Inggris yang disusun
adat bagi warga negara bagi Indonesia asli
oleh S. Wojowarsito dan W.J.S. Poer-
yang beragama Islam. Ordonansi per-
wadarminta, kata compilation diter-
kawinan Indonesia Kristen bagi warga
jemahkan sebagai karangan yang tersusun
Indonesia yang beragama Kristen di Jawa,
dan kutipan dari buku-buku lain.4
Minahasa dan Ambon. Kitab Undang-
Berdasarkan kutipan tersebut di atas,
Undang Hukum Perdata bagi warga
Abdurrahman menyimpulkan bahwa kom-
Indonesia keturunan Eropa dan Cina, dan
pilasi itu adalah kegiatan pengumpulan
peraturan perkawinan campuran bagi
dari berbagai bahan tertulis yang diambil
perkawinan campuran.8 Dengan demikian
dari berbagai buku/tulisan mengenai suatu
25 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

salah satu tujuan UU perkawinan itu rahmat, akan tetapi yang ditekankan di
adalah univisi atau penyeragaman hukum sini adalah bahwa untuk diberlakukan di
perkawinan yang sebelumnya sangat pengadilan, suatu peraturan harus jelas
beragam. dan sama bagi semua orang, yakni harus
Hasan Bashri menyebutkan bahwa ada kepastian hukum.11
Kompilasi Hukum Islam ini sebagai Mengenai kitab-kitab rujukan bagi
keberhasilan besar umat Islam Indonesia Pengadilan Agama, beragam. Melalui
pada pemerintahan Orde Baru. Sebab Surat Edaran Biro Peradilan Agama No.
umat Islam Indonesia akan mempunyai 8/1/735 Tanggal 18 Februari 1958 sebagai
pedoman fiqih yang seragam dan telah pelaksanaan PP. No. 45 Tahun 1957
menjadi hukum positif yang wajib tentang pembentukan Pengadilan Agama/
dipatuhi oleh seluruh bangsa Indonesia Mahkamah Syar`iyah di luar Jawa
yang beragama Islam. Dengan ini dapat Madura, dianjurkan kepada para hakim
diharapkan tidak akan terjadi kesim- Pengadilan Agama untuk menggunakan
pangsiuran keputusan dalam lembaga- 13 kitab kuning sebagai pedoman dalam
lembaga Peradilan Agama dan sebab- pengambilan keputusan.12
sebab khilaf yang disebabkan oleh Dengan merekomendasikan tiga
masalah fiqih akan dapat diakhiri.9 belas buah kitab, maka kesimpangsiuran
Penegasan ini menunjukkan bahwa latar pengambilan landasan hukum relatif
belakang pertama diadakannya penyu- berhasil diredam, tetapi bukan berarti
sunan kompilasi adalah karena adanya telah tercapai keseragaman. Untuk
kesimpangsiuran putusan dan tajamnya mengatasi hal itu, muncul gagasan untuk
perbedaan pendapat tentang masalah- menyusun sebuah buku yang menghimpun
masalah hukum Islam. hukum terapan yang berlaku di ling-
Selanjutnya Hasan Bashri menyata- kungan Peradilan Agama yang dapat
kan bahwa di Indonesia karena belum ada dijadikan pedoman oleh para hakim
kompilasi, maka dalam praktek kita lihat Peradilan Agama dalam melaksanakan
adanya keputusan Pengadilan Agama tugasnya. Dengan demikian dapatlah
yang tidak seragam, padahal kasusnya dicapai kesatuan dan kepastian hukum.
sama. Bahkan dapat dijadikan alat politik Dalam rangka inilah Bustanul Arifin
untuk memukul orang lain yang dianggap tampil dengan gagasan perlunya membuat
tidak sepaham. Juga telah disaksikan kompilasi hukum Islam, dengan didasari
bahwa masalah fiqih yang semestinya oleh pertimbangan-pertimbangan:13
membawa rahmat, malah menjadi sebab Gagasan Bustanul Arifin disepakati,
perpecahan. Dengan demikian yang dibentuklah tim pelaksana proyek yang
dirasakan bukan rahmat, tetapi laknat.10 ditunjuk dengan Surat Keputusan Bersama
Pendapat tersebut sesuai dengan (SKB) Ketua Mahkamah Agung RI dan
pendapat Bustanul Arifin bahwa hukum Menteri Agama RI No. 07/KMA/1985 dan
Islam (fiqih) tersebar dalam sejumlah No. 25 Tahun 1985, tertanggal 25 Maret
kitab susunan para fuqaha beberapa yang 1985. Dalam tim tersebut, Bustanul
lalu. Biasanya dikatakan bahwa dalam dipercaya menjadi pemimpin umum
setiap masalah selalu ditemukan lebih dari dengan anggota tim yang meliputi para
satu pendapat. Wajar jika orang bertanya, pejabat Mahkamah Agung dan Depar-
hukum Islam yang mana bagi pribadi- temen Agama.14 Dengan kerja keras
pribadi atau kelompok-kelompok tertentu seluruh anggota tim dan kiat Bustanul
mungkin telah jelas, mengingat masing- mendekati para ulama, akhirnya keluar
masing telah menganut paham tertentu. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991
Hal ini menurut pendapatnya adalah kepada Menteri Agama RI untuk
kenyataan yang tidak bermaksud meng- menyebarluaskan Kompilasi Hukum
ingkari bahwa perbedaan pendapat adalah Islam yang terdiri dari Buku I: Tentang
26 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

hukum perkawinan, Buku II: Tentang apa yang diatur dalam Undang-undang
hukum kewarisan, dan Buku III: Tentang No. 1 Tahun 197419 dan/atau Peraturan
hukum perwakafan. Instruksi Presiden Pemerintah No. 9 Tahun 1975 mengingat
Tanggal 10 Juni 1991 itu kemudian Kompilasi Hukum Islam ini juga
ditindaklanjuti oleh Menteri Agama mengatur ketentuan-ketentuan yang
dengan mengeluarkan Keputusan Menteri bersifat prosedural, namun tidak menutup
Agama No. 154 Tahun 1991 tanggal 22 mata banyak hal-hal baru yang ditemukan
Juli 1991. dalam Kompilasi Hukum Islam.20
Menurut Ismail Sunni SKB itu Buku II Hukum Kewarisan. Hukum
adalah prakarsa dari presiden Soeharto kewarisan terdiri atas enam bab meliputi
dan proyek ini mempunyai andil yang 43 pasal (Pasal 171-214).21 Buku III
sangat besar dan cukup menentukan. Hukum Perwakafan. Terdiri atas lima bab,
Sebagai bukti, setelah SKB turun pada meliputi 12 pasal (Pasal 215-2. 28).22
tanggal pada 10 Desember 1985 Kepres
D. Kedudukan KHI dalam sistem
No.1991/SOSRO/1985 dan No. 06/
hukum nasional.
SOSRO/1985 keluar tentang pelaksanaan
proyek sebesar 230.000.,biaya ini Kompilasi hukum Islam disusun
dikeluarkan bukan berasal dari APBN, atas prakarsa penguasa negara, dalam hal
melainkan dari Presiden Soeharto ini ketua Mahkam Agung dan Menteri
sendiri.15 Agama melalui Surat Keputusan Bersama)
dan mendapat pengakuan ulama dan
C. Isi Kompilasi Hukum Islam unsur. Secara resmi KHI merupan hasil
Kompilasi Hukum Islam terdiri atas konsensus (ijma) ulama dari berbagai
tiga buku, masing-masing Buku I: golongan melalui media loka karya yang
Tentang perkawinan, Buku II: Tentang dilaksanakan secara nasional yang kemu-
kewarisan, dan Buku III: Tentang dian mendapat legalisasi dari kekuasaan
perwakafan. Pembagian dalam tiga buku negara.
ini sekedar pengelompokan bidang hukum Penyusunan KHI dilakukan melalui
yang dibahas yaitu bidang hukum beberapa jalur23. Jalur pertama telaah 38
perkawinan (munakahat), bidang hukum kitab fikhi dari berbagai mazhab
kewarisan (fara`idl), dan bidang hukum mencakup 160 masalah hukum keluarga.
perwakafan. Dalam kerangka sistemati- Telaah kitab fikhi itu dilakukan para fakar
kanya, masing-masing buku terbagi dalam di tujuh IAIN. Jalur Kedua wawancara,
beberapa bab dan kemudian untuk bab- 181 ulama yang tersebar di sepuluh daerah
bab tertentu terbagi atas beberapa bagian hukum peradilan tinggi agama (Aceh,
yang selanjutnya dirinci dalam pasal- Medang, Padang, Palembang, Bandung,
pasal. Surakarta, Surabaya, Banjarmasin, Ujung
Kompilasi Hukum Islam terdiri dari Pandang dan Mataram). Jalur ketiga
229 pasal dengan distribusi yang berbeda- telaah produk pengadilan dalam ling-
beda untuk masing-masing buku. Porsi kungan peradilan agama yang terhimpun
terbesar adalah pada buku hukum per- 16 buku. Ia terdiri atas 4 jenis yakni,
kawinan,16 kemudian hukum kewarisan,17 himpunan putusan PTA, Yurisprudensi
dan yang paling sedikit adalah hukum Pengadilan Agama. Jalur Keempat, kajian
perwakafan. Dengan demikian Hukum perbandingan yang berlaku di maroko,
Perkawinan, terdiri atas 19 bab meliputi Mesir dan Turki.24
170 pasal.18 Dalam perumusan KHI, secara
Ditinjau dari materi muatan substansial dilakukan dengan mengacu
Kompilasi Hukum Islam, khususnya pada sember hukum Islam yakni al-Quran
mengenai hukum perkawinan, dapat dan Sunnh Rasul, dan secara hirarki
dilihat banyaknya terjadi duplikasi dengan mengacu pada peraturan perundang-
27 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

undangan yang berlaku. Disamping itu hukum yang hidup dalam masyarakat.
para perumus KHI memperhatikan Disisi lain menunjukkan bahwa keleng-
perkembangan yang berlaku secara global kapan hukum tidak tertulis, disamping
serta memperhatikan tatanan hukum Barat mengikuti perubahan tempat ketergan-
tertulis dan tatanan hukum Adat, yang tungan hukum tertulis itu sebagai bagian
memiliki titik temu dengan tatanan hukum dari tatanan masyarakat secara makro28.
Islam. Berkenaan hal itu, dalam beberapa Berdasarkan uraian tersebut di atas
hal maka terjadi modifikasi kedalam maka penulis dapat berkesimpulan bahwa
tatanan hukum lainnya itu kedalam KHI. kedudukan KHI dalam sistem adalah
Dengan demikian KHI merupakan suatu merupakan hukum positif Islam untuk
perwujudan hukum Islam yang khas di melaksanakan peraturan perundang-
Indonesia. Atau dengan perkatan lain KHI undangan yang kedudukannya lebih tinggi
merupakan wujud hukum Islam yang dan dijadikan rujukan. Dalam hubungan
bercorak ke Indonesiaan.25 dengan unsur peradilan, KHI dijadikan
KHI yang tertuang dalam instruksi pedomam dalam penyelesaian perkara
Presiden Nomor I Tahun 1991, yang diajukan ke pengadilan dalam
dilaksanakan dengan keputusan Menteri lingkungan Peradilan Agama. Hal ini
Agama 154 tahun 1991. Penyusuna KHI dilatarbelakangi penyusunan KHI
mengenai perkawinan didasarkan pada dilakukan untuk mengisi kekosongan
undang-undang Nomor 32 tahun 1954 dan hukum subtansial yang dijadikan rujukan
undang-undang Nomor I Tahun I974. dalam penyelesaian perkara yang
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun diajukan.
1975. Sedangkan yang berhubungan
E. Pembaruan Hukum Islam dalam
bidang kewarisan tidak ditemukan
KHI
peraturan perundang-undangan yang
dijadikan rujukannya. Namun demikian Pembaruan hukum Islam dapat
dapat ditemukan dalam Yurisprudensi diartikan sebagai upaya dan perbuatan
yang memuat hal-hal tertentu dari hukum melalui proses tertentu dengan penuh
kewarisan26. Hal itu menunjukkan bahwa kesungguhan yang dilakukan oleh mereka
KHI merupakan hukum positif Islam yang mempunyai kompetensi dan otoritas
untuk melaksanakan peraturan perundang- dalam pengembangan hukum Islam
undangan yang berlaku. Ia memiliki (Mujtahid) dengan cara-cara yang telah
konsistensi dengan peraturan perundang- ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah
ungdangan yang kedudukannya lebih istimbat hukum yang dibenarkan sehingga
tinggi dan dijadikan rujukan27. menjadi hukum Islam dapat tampil lebih
KHI di jadikan pedoman dalam segar dan modern tidak ketinggalan
penyelesaian perkara yang diajukan ke zaman29, inilah dalam ushul fikh dikenal
pengadilan dalam lingkungan peradilan denga ijtihad.30
Agama. Hal itu dilatarbelakangi penyu- Sejarah Islam mencatat usaha-usaha
sunan KHI dilakukan untuk mengisi pembaharuan hukum keluarga, termasuk
kekosongan suptansial yang dijadikan di dalamnya hukum perkawinan, mulai
acuan dalam penyelesaian perkara yang merebak sejak awal abad ke-20 dimulai
diajukan. Namun demikian, hakim dari Turki. Hukum keluarga Turki itu
memiliki kebebasan sepanjang tidak mulai diperkenalkan di Lebanon pada
ditemukan rujukannya dalam hukum tahun 1919 dan selanjutnya dipakai di
tertulis bahkan menurut ketentuan pasal Yordania sebelum tahun 1951 dan di
27 ayat (1) undang-undang Nomor 14 Syiria sebelum tahun 1953. Setelah Turki,
Tahun 1970, (Hakim sebagai Penegak Mesir juga melakukan pembaruan hukum
hukum dan keadilan wajib menggali, keluarga tahun 1920 dan 1929. Berikutnya
mengikuti dan memahami nilai-nilai sejumlah Negara Islam lain, seperti
28 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Tunisia, Syiria, Yordania dan Irak juga gunakan materi KHI, namun secara
tidak ketinggalan melakukan pembaruan- eksplisit dari 1008 putusan, 715 putusan
pembaruan dalam hukum keluarga (71%) menggunakan KHI, dan 293
mereka. Menarik dicatat bahwa sampai putusan (29%) tidak menggunakannya.
tahun 1956 hanya ada lima Negara Islam Banyaknya putusan yang meng-
Timur Tengah yang belum memperbarui gunakan KHI dalam pertimbangan
hukum keluarganya, yakni Emirat, Arab hukumnya yang menggambarkan keber-
Saudi, Katar, Bahrain dan Oman.31 hasilan sosialisasi KHI di kalangan hakim.
Disamping hakim tersebut sangat peduli
F. Penerapan Kompilasi Hukum Islam
terhadap hokum yang hidup di tengah
di Peradilan Agama
masyarakat walaupun tidak tertuang
Peradilan Agama merupakan dalam suatu bentuk peraturan per-
lembaga yang sangat berkepentingan undangan yang mewajibkan hakim untuk
dengan adanya KHI. Jika diperhatikan menggunakannya.
materi KHI, dapat dikatakan bahwa KHI Hasil monitoring penelitian tahun
merupakan hokum tertulis dan hukum 1999/2000 dari 484 putusan (416 putusan
tidak tertulis32 sebagai hukum terapan dari 24 PA dan 68 putusan dari 4 PTA),
Peradilan Agama. Namun karena KHI hasilnya adalah sebagai berikut: dari 416
bukan merupakan bentuk peraturan putusan PA, putusan yang menggunakan
perundang-undangan yang berlaku di KHI sebanyak 300 putusan [72%] sedang-
Negara kita yang harus dijadikan kan putusan yang tidak menggunakan
pegangan oleh para hakim, maka dalam KHI sebanyak 116 putusan [28%).
praktik penyelesaian perkara di peradilan Adapun dari 68 putusan PTA, 31 putusan
agama dan peradilan tinggi agama [46%] menggunakan KHI dan 37 putusan
terdapat perbedaan dalam penggunaan [54%) tidak menggunakan KHI.35
KHI. Sebagian ada yang menggunakannya Dari hasil penelitian ini meng-
secara eksplisit sebagian lainnya tidak.33 gambarkan bahwa jumlah putusan PTA
Untuk mengetahui sejauh mana KHI yang tidak menggunakan KHI lebih
diterapkan di lingkungan Peradilan banyak dari jumlah putusan PTA yang
Agama, Direktorat Pembinaan Peradilan menggunakan KHI, sementara itu jumlah
Agama pada tahun-tahun terakhir ini telah putusan PA yang tidak menggunakan KHI
melakukan beberapa kali monitoring dan jauh lebih sedikit dari jumlah putusan PA
penelitian, bekerja sama dengan pihak lain yang menggunakannya.
yang dianggap kapabel untuk itu. Pada
tahun anggaran 1999/2000/2001, telah G. KHI dan Perundang-undangan
dilakukan penelitian terhadap 1008 UU No 1 Tahun 1974 dan PP No. 9
putusan. Tahun 1996/1997/1998/dan 1999 Tahun 1975 merupakan peraturan
yang diambil secara acak dari 46 PA dari perundang-undangan. Hal ini berbeda
wilayah dan 6 PTA (Jakarta, Bandung, dengan posisi KHI yang merupakan
Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan aturan yang berada di bawah produk
Bandar Lampung) dan wawancara ter- tersebut. Kompilasi Hukum Islam (KHI)
hadap 161 hakim (termasuk ketua atau disusun dengan maksud untuk melengkapi
wakil ketua PA dan PTA) dan 68 kepala UU Perkawinan dan diusahakan secara
KUA kecamatan mengenai pelaksanaan praktis mendudukkannya sebagai hukum
KHI dan UU No. 7 Tahun 1989 tentang perundang-undangan, meskipun kedudu-
Peradilan Agama.34 Kemudian UU ini kannya tidak sama dengan itu. KHI
diubah dengan UU No 3 Tahun 2003. dengan demikian berinduk kepada UU
Diantara hasil monitoring dan Perkawinan. Dalam kedudukannya
penelitian tersebut secara implicit, hampir sebagai pelaksanaan praktis dari UU
seluruh putusan PA dan PTA meng- Perkawinan, maka materinya tidak boleh
29 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

bertentangan dengan UU Perkawinan. Allah dan sekaligus merupakan ibadah


Oleh karena itu seluruh materi UU serta harus dipertahankan keberadaan,
Perkawinan disalin ke dalam KHI, keberlangsungan dan kelestariannya.37
meskipun dengan rumusan yang sedikit Landasan ideal dan konstitusional
berbeda. Disamping itu dalam KHI KHI adalah Pancasila dan UUD 1945. Hal
ditambahkan materi lain yang prinsipnya itu dimuat dalam konsideran Instruksi
tidak bertentangan dengan UU Per- Presiden dan dalam penjelasan umum
kawinan. Hal ini terlihat dari jumlah pasal KHI. Ia disusun sebagai bagian dari
yang ada di antara keduanya.UU sistem hukum nasional yang menjamin
mempunyai secara lengkap 67 pasal, kelangsungan hidup beragama berdasar-
sedangkan KHI mencapai 17 pasal.36 kan Ketuhanan Yang Maha Esa yang
Beberapa bab dalam KHI yang tidak sekaligus merupakan perwujudan kesa-
dimuat dalam UU Perkawinan adalah bab daran hukum masyarakat dan bangsa
Ketentuan Umum, Peminangan, Rukun Indonesia. Hal ini sesuai dengan pasal 29
dan syarat perkawinan, Mahar, Kawin ayat 1 UUD 1945.38
Hamil, Rujuk dan mengenai Masa UUD 1945 hasil amandemen
berkabung. terakhir sangat tegas mengatur perlunya
Pada pasal 2 KHI dipertegas perlindungan hak asasi manusia (pasal 28
landasan filosofis perkawinan sesuai huruf a s/d 28 huruf j) termasuk di
dengan ajaran Islam tanpa mengurangi dalamnya hak asasi perempuan. Musdah
landasan filosofis perkawinan berdasar Mulia menyatakan bahwa sayangnya
Pancasila yang diatur dalam pasal 1 UU sosialisasi terhadap UUD amandemen ini
No.1 tahun 1974. Sebagaimana yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
dijelaskan pasal 1 UU No.1 tahun 1974, Sejumlah pasal dalam KHI berseberangan
landasan filosofis perkawinan nasional dengan UU baru seperti UUD 1945 yang
adalah Pancasila dengan mengaitkan telah diamandemen (pasal 28 c, h, dan i),
perkawinan berdasar sila pertama yaitu UU No 7 tentang Ratifikasi CEDAW dan
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Landasan filosofis itu dipertegas dan Manusia. Semua UU tersebut sangat
diperluas dalam pasal 2 KHI yang berisi: menekankan upaya perlindungan dan
1. Perkawinan semata-mata mentaati penguatan hak-hak perempuan menuju
perintah Allah, terwujudnya kondisi kesetaraan dan
2. Melaksanakan perkawinan adalah keadilan jender dalam seluruh aspek
ibadah, kehidupan masyarakat.39
3. Ikatan perkawinan bersifat mitsaqan
H. Counter Legal Draft (CLD) KHI
ghalidzan.
Selain itu di dalamnya terdapat Dalam sejarah politik hukum
penegasan dan pemasyarakatan simbol Indonesia merdeka tonggak pembaruan
Islam berupa pernyataan ikatan per- hukum keluarga Islam pertama kali
kawinan bersifat mitsaqan ghalidzan. ditandai dengan pengundangan hukum
Simbol landasan filosofis ini sengaja perkawinan, UU No.1 tahun 1974 pada
ditampilkan untuk mengantisipasi pen- paruh awal rezim orde baru. Tujuhbelas
dapat dan praktek yang memilukan selama tahun kemudian disusun Kompilasi
ini, seolah-olah ikatan perkawinan Islam Hukum Islam melalui Inpres No. 1 tahun
rapuh dan boleh dipecah setiap waktu. 1991 yang disebut KHI-inpres sebagai
Dengan penegasan yang menyatakan hukum materiil Peradilan Agama. Tahun
bahwa perkawinan sebagai ikatan yang 2003, Depag RI mengajukan rancangan
kokoh diharapkan akan memberi kesa- UU Hukum Terapan Peradilan Agama
daran dan pengertian kepada masyarakat (RUU HTPA) kepada Dewan Perwakilan
bahwa perkawinan mentaati perintah Rakyat (DPR). RUU HTPA ini menyem-
30 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

purnakan materi KHI Inpres dan mening- undangan yang berlaku dan konvensi
katkan statusnya dari inpres menjadi internasional yang telah diratifikasi.
undang-undang.40 Ketiga, KHI-Inpres masih terkesan replica
Sebagai respon atas RUU HTPA, dari produk fikih ulama zaman dahulu di
pada 4 Oktober 2004, Kelompok Kerja Negara-negara Arab.42
Pengurus utama Gender Depag, RI Kerangka berfikir tim CLD KHI
(POKJA PUG Depag) meluncurkan menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dan al-
naskah rumusan Hukum Islam yang dise- hadits dengan pendekatan kemaslahatan,
but Counter Legal Draft Kompilasi kearifan local, maqashid syari'ah dan akal
Hukum Islam (CLD KHI) yang merupa- public. Ini tercermin dari kaidah ushul
kan naskah tandingan atas KHI. Naskah fikih yang digunakan dalam merumuskan
ini menurut team penyusun CLD KHI ketentuan Hukum Islam. Meskipun
menawarkan sejumlah pemikiran pem- demikian tim CLD KHI tetap menggali
baruan hukum keluarga Islam yang hukum Islam dari hazanah intelektualisme
disusun dalam RUU Hukum Perkawinan klasik Islam (kitab kuning) dari berbagai
Islam (116 psl), RUU Hukum Kewarisan mazhab fikih.
(42 pasal), dan RUU Hukum Perwakafan Perbedaan prinsipil antara nalar
Islam (20 pasal). Dari 178 pasal, ada 23 CLD KHI dengan KHI-Inpres terletak
point pembaharuan hukum Islam yang pada perspektif dan pendekatan yang
ditawarkan, diantaranya (1) perkawinan digunakan serta lanscap yuridis pem-
bukan ibadah tetapi akad social ke- bentukan hukum yang dijadikan pijakan.
manusiaan (mu'amalah), (2) pencatatan Tim CLD KHI secara terang-terangan
perkawinan oleh pemerintah adalah rukun menyebutkan bahwa perspektif yang
perkawinan, (3) perempuan bisa menikah- digunakan dalam merumuskan Hukum
kan diri sendiri dan bisa menjadi wali Keluarga Islam adalah keadilan gender,
nikah, (4) mahar bisa diberikan oleh calon pluralisme, hak asasi manusia dan
suami dan calon istri, (5) poligami di- demokrasi.43 Menurutnya, pendekatan ini
larang (haram lighairihi), (6) perkawinan selain akan mengantarkan syari'at Islam
dengan pembatasan waktu boleh dilaku- menjadi hukum public yang dapat
kan, (7) perkawinan antar agama diboleh- diterima oleh semua kalangan juga akan
kan, (8) istri memiliki hak talak dan rujuk, kompatibel dengan kehidupan demokrasi
(9) hak dan kewajiban suami-istri setara. modern.44
Mengapa KHI-Inpres dipilih sebagai Nalar pembentukan hukum ini
sasaran kritik dan counter, ada dua alas an bekerja dibawah payung visi hukum Islam
utama, pertama, KHI-Inpres adalah satu- yang dicita-citakan CLD KHI. Tim CLD
satunya ketentuan detail syari'at Islam KHI menyatakan ada enam visi hukum
yang telah diakui pemerintah dan hamper Islam yang dicita-citakan, yakni plura-
100% hakim PA menggunakan KHI- lisme (ta'addudiyyah), nasionalitas
Inpres dalam putusannya. Kedua, KHI- (muwathanah), penegakan HAM (iqamat
Inpres telah diajukan oleh Departemen al-huquq al-insaniyyah), demokratis
Agama RI untuk ditingkatkan statusnya (dimuqratiyyah), kemaslahatan (mash-
dari Inpres menjadi RUU HTPA.41 lahat) dan kesetaraan gender (al-musawah
Alasan lain mengcounter KHI- al-jinsiyyah).45 Keenam prinsip dasar ini
Inpres, pertama, sejumlah pasal KHI- merupakan kerangka yang menjiwai
Ispres berseberangan dengan prinsip- seluruh ketentuan hukum Islam versi CLD
prinsip dasar Islam seperti persamaan (al- KHI.
musawah), persaudaraan (al-ukhuwah), Naskah CLD KHI mendatangkan
dan keadilan (al-'adalah). Kedua, kontroversi di tengah masyarakat.
sejumlah pasal KHI-Inpres sudah tidak Pendukung CLD KHI antara lain; Komnas
sesuai dengan peraturan perundang- Perempuan, Fahmina-Institut, Lembaga
31 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Kajian Agama dan Gender, Rahima, Puan sejumlah argumen, baik al-Qur'an, hadits,
Amal hayati, Jurnal Perempuan, PSW, maupun pendapat ulama fikih. Sejumlah
Kalyana Mitra, Kapal Perempuan, kesalahan diungkapkan oleh Huzaiman,
Solidaritas Perempuan, LBH Apik, bahwa CLD KHI dinilai tidak sesuai
Fatayat-NU, dll. Mereka memberikan dengan ketentuan al-Qur'an dan hadits
apresiasi dan mendukung langkah Pokja serta fikih yang dianut mayoritas
PUG Depag. Untuk memperjuangkan muslim.Ada 16 pasal CLD KHI yang
Naskah CLD KHI menjadi UU sebagai bertentangan dengan ayat al-Qur'an dan
tandingan RUU HTPA. hadits, diantaranya (1) asas perkawinan
Adapun para penentang konsep ini adalah monogami, perkawinan di luar
umumnya dari kelompok pejuang forma- monogami harus dinyatakan batal secara
lisasi syari'at. Di antara mereka antara lain hukum (pasal 2 ayat 1-2), pasal ini
Ketua MUI Pusat, Umar Syihab, bertentangan dengan QS.an-Nisa' ayat 3
berpendapat bahwa CLD KHI selain yang membolehkan poligami. (2) calon
bertentangan dengan syari'at Islam juga suami dan calon istri bisa melakukan
bertentangan dengan KHI-Inpres yang perjanjian perkawinan dalam jangka
sudah menjadi kesepakatan sebagian besar waktu tertentu (pasal 22 dan 28). Pasal ini
umat Islam. Tim CLD KHI bukan hanya bertentangan dengan hadits nikah mut'ah
menafsirkan tetapi menyalahartikan al- telah diharamkan sampai hari kiamat (HR.
Qur'an hanya akal-akalan saja.46 Muslim), (3) perkawinan beda agama
Nabilah Lubis (dosen UIN Jakarta), dibolehkan (pasal 54). Pasal ini
CLD KHI bukan menggunakan pen- bertentangan dengan QS. Al-Baqarah ayat
dekatan hukum Islam namun meng- 221, dan QS. Al-Muntahanah ayat 10.49
gunakan pendekatan ideologi sekular. Pembaruan hukum Islam yang
Menurutnya, pemikiran CLD KHI seperti dirumuskan dalam CLD-KHI merusak
"sel kanker" yang sangat berbahaya, keyakinan umat Islam, karena apa yang
karena tampil dalam wujud cara berfikir dirumuskan itu bertentangan dengan al-
atau pandangan ideologis beserta langkah Qur’an, Sunnah dan sumber-sumber
politik praktis untuk menghancurkan hukum Islam yang mu`tabar. Perumus
keterikatan umat Islam pada al-Qur'an dan memahami al-Qur’an berdasarkan logika
al-hadits....47 atau ra`yu semata tanpa didasari dengan
Ketua Forum Ulama Umat Islam ilmu keislaman (Ulumul Qur’an) seperti
(FPUUI) di Bandung, Athian Ali, harus memahami bahasa arab, asbabun
menolak CLD KHI dengan alasan bahwa nuzul, munasabah dan lain-lain dari ilmu-
pemikiran CLD KHI tidak didasarkan ilmu al-Qur’an. Penafsiran al-Qur’an
kepada al-Qur'an dan al-Sunnah, tetapi berdasarkan ra’yu semata tanpa mema-
kepada nilai-nilai dari Barat, yakni hami ilmu-ilmu tersebut adalah terlarang
demokrasi, pluralisme, gender, dan HAM. (ditolak).50 Pendekatan yang dilakukan
Proyeknya juga didanai oleh agen Barat oleh Tim perumus CLD KHI bertentangan
yakni The Asia Foundation, oleh karena dengan maqashid syari'ah. Menurut para
itu pemikiran hukum Islam yang ulama ushul, bahwa maqashid syari'ah
dilahirkan adalah cerminan kepentingan bertujuan memelihara agama, jiwa, akal,
Barat dan pantas disebut komunis keturunan dan harta benda.51
(kompilasi hukum non Islam)48
I. Rancangan Undang-Undang Hukum
Dalam menanggapi CLD KHI,
Terapan Peradilan Agama
Huzaimah Tahido Yanggo menulis sebuah
buku dengan judul Kontroversi Revisi Di era reformasi, upaya untuk
Kompilasi Hukum Islam. Dalam buku itu melakukan perubahan terhadap KHI
Huzaimah memberikan ulasan yang cukup sebenarnya telah dilakukan, yakni men-
akademis dengan mengungkapkan jadikan materi-materi hukum dalam KHI
32 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

sebagai materi rancangan UU HTPA. banding satu untuk ahli waris laki-laki dan
Menurut Wahyu Widiana, pembahasan perempuan. Nikah sirri, poligami dan
Rancangan Undang-undang (RUU) ter- kawin kontrak dipidanakan karena banyak
sebut merupakan salah satu target prog- pihak pihak yang dirugikan atas
ram pembangunan nasional (Propenas) perkawinan ini. "yang dirugikan
tahun 2004. Sejak 1991 Depag memper- kebanyakan perempuannya".53
juangkan adanya UU hukum materiil Data Depag memperlihatkan angka
perkawinan Islam, namun baru tahun 2000 perceraian dari tahun ke tahun terus
instansinya bisa meyakinkan DPR dan meningkat, yaitu, 42.769 perceraian dan
BAPPENAS bahwa salah satu indikator 813 perceraian karena poligami (2004),
keberhasilan pembangunan nasional 55.509 perceraian, 879 perceraian karena
bidang hukum jika beberapa RUU poligami; (2005), dan tahun 2007 ada 983
menjadi UU.52 Satu dari tiga pokok materi perceraian karena poligami.54 Berdasarkan
KHI yang telah diundangkan menjadi UU data ini, Gurgur Manurung berkomentar,
adalah materi bidang perwakafan. Adapun bahwa mengenai ijin poligami, RUU
materi KHI bidang perkawinan sampai HTPA bidang perkawinan mengusulkan
akhir tahun 2009, masih dalam proses adanya syarat dibolehkannya berpoligami
menjadi UU dengan menunggu per- antara lain; istri tidak mampu memberi
setujuan dari Presiden RI Susilo Bambang keturunan, tidak menjalankan fungsinya
Yudoyono. Manurut Nasarudin Umar, dengan baik, dan istri memiliki cacat
Direktur Jendral Bimas Islam Depag. RI, tubuh atau penyakit yang tidak bisa
bahwa rancangan UU Peradilan Agama disembuhkan ditambah "harus bisa
tentang Perkawinan yang membahas nikah dibuktikan dengan keterangan tim dokter
sirri, poligami dan kawin kontrak sudah rumah sakit yang ditunjuk pemerintah atas
berada di tangan setneg. Selanjutnya permintaan pengadilan".55
Nasarudin menjelaskan isi RUU itu juga Berdasarkan data di atas, penulis
akan memperketat tentang nikah sirri, berpendapat bahwa RUU HTPA bidang
kawin kontrak dan poligami, namun RUU perkawinan terutama mengenai peraturan
itu tidak membahas soal ahli waris dalam tentang poligami, kawin kontrak dan
perkawinan Islam. Dalam RUU tersebut, kawin sirri dapat dinaikkan statusnya
nikah sirri dianggap ilegal, sehingga menjadi undang-undang. Karena pesan
pasangan yang menjalani pernikahan nilai yang diusung dalam RUU HTPA
model itu akan dipidanakan "kurungan tersebut lebih membela dan mengangkat
maksimal 3 bulan" dan denda maksimal 5 derajat dan martabat perempuan.
juta.
III. KESIMPULAN
Dia menjelaskan lagi, sangsi juga
berlaku bagi pihak yang mengawinkan Kompilasi Hukum Islam disusun
atau yang dikawinkan secara nikah sirri, atas prakarsa penguasa negara, dalam hal
poligami, maupun nikah kontrak. Selain ini Ketua Mahkamah Agung dan Menteri
itu setiap penghulu yang menikahkan Agama (melalui Surat Keputusan
seseorang yang bermasalah, misalnya Bersama) dan mendapat pengakuan ulama
masih terikat dengan perkawinan dari berbagai unsur. Secara resmi KHI
sebelumnya akan dikenai sangsi pidana merupakan hasil konsensus (ijma` ulama)
satu tahun penjara. Selanjutnya pegawai dari berbagai golongan, melalui media,
KUA yang menikahkan mempelai tanpa lokakarya, yang dilaksanakan secara
syarat lengkap juga diancam denda 6 juta nasional yang kemudian mendapat
dan 1 tahun penjara. Perkara perkawinan legalisasi dari kekuasaan negara.
kontrak dengan alasan apapun tidak Landasan ideal dan konstitusional
dibenarkan. Pengaturan warisan dalam KHI adalah Pancasila dan UUD 1945
perkawinan Islam juga tidak dibatasi dua sebagaimana dimuat dalam konsideran
33 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Instruksi Presiden dan dalam penjelasan bagai peraturan tersebut, seperti nikah
umum KHI. Ia disusun sebagai bagian mut`ah (kawin kontrak), serta sanksi
dari sistem hukum nasional yang pidana yang melanggar Undang-Undang
menjamin kelangsungan hidup beragama Perkawinan yang selama ini dirasakan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa belum mampu mendorong masyarakat
yang sekaligus merupakan perwujudan untuk mematuhi Undang-Undang tersebut,
kesadaran hukum masyarakat dan bangsa kemudian dijadikan satu undang-undang
Indonesia. Hal ini sesuai dengan pasal 29 yang utuh dan lengkap serta dengan per-
ayat 1 UUD 1945. aturan-peraturan pelaksanaannya secara
KHI merupakan hukum positif rinci. Dengan demikian nilai dan norma
hukum Islam untuk melaksanakan pera- yang ada dalam KHI otomatis terangkat
turan perundang-undangan yang kedudu- menjadi Undang-undang dan melengkapi
kannya lebih tinggi dan dijadiakan berbagai peraturan perkawinan yang ada
rujukan. Dalan hubungan dengan unsur sebelumnya.
peradilan, KHI dijadikan pedoman dalam
penyelesaian perkara yang diajukan
kepengadilan dalam lingkungan peradilan DAFTAR PUSTAKA
agama. Abdullah Abdul Gani, Pengatar
CLD KHI yang disusun oleh Kompilasi Hukum Islam dalam
kelompok kerja PUG Depag. RI tahun Tata Hukum Indsonesi(Jaakarta,
2004, berisi usulan perubahan peraturan Gema Insani Pres ) hal 63
hukum keluarga di Indonesia, yang
disusun dengan perspektif, demokrasi, ..................................., Pemasyarakatan
pluralisme, HAM, dan keadilan gender Inpres No. 1/1991 Tentang
pada lanscap realitas keindonesiaan. Kompilasi Hukum Islam, Mimbar
Konsep ini mendatangkan kontroversi di Hukum No. 5 Tahun III, 1992.
tengah masyarakat. Para penentang A. Hamid S. At-Tamimi, Kedudukan
konsep ini umumnya dari kelompok Kompilasi Hukum Islam dalam
pejuang dari formalisasi syari'at. Sedang- Sistem Hukum Nasional: Suatu
kan para pendukungnya kebanyakan dari Tinjauan dari Sudut Teori
kelompok yang gigih memperjuangkan Perundang-undangan Indonesia,
kesetaraan dan keadilan gender, HAM, dalam Amrul Ahmad, Dimensi
demokrasi dan pluralisme. Hukum Islam dalam Sistem Hukum
Mengingat sebagian muatan KHI Nasional, (Jakarta: Gema Insani
telah diatur dalam peraturan perundang- Press, 1996), Cet. Ke-1.
undangan misalnya bidang hukum per-
kawinan dengan Undang-undang No. 1 Abdurrahman al-Jaza’iri, Kitab al-Fiqh
Tahun 1974 Tentang Perkawinan junto `ala al-Madzahib al-`Arba`ah
PP. No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelak- (Mesir: Dar ad-Dayyan li at-
sanaan Undang-Undang No. 1 Tahun Turats, t.th), Jilid IV.
1974 Tentang Perkawinan, Undang- Abdurrahman Kompilasi Hukum Islam di
Undang No. 22 Tahun 1946 junto Indonesia (Jakarta Akademika
Undang-Undang No. 32 Tahun 1954 Pressindo, 2007), Cet. Ke-5.
Tentang Pencatatan Nikah, Talak dan
Al-Imam `Ala ad-Din Abi Bakr bin
Rujuk serta seluruh peraturan pelak-
Mas`ud al-Kashani, Kitab Badai
sanaannya dan peraturan lain yang
as-Sama’i fi Tartib asy-Syara’i
berhubungan dengan perkawinan, diharap-
(Beirut: Dar al-Fikr, 1996, Jilid II),
kan dapat disempurnakan dengan
Cet. Ke-1.
memasukkan masalah-masalah per-
kawinan yang belum diatur dalam ber-
34 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

al-Muwaffaq ad-Din Abi Muhammad Direktorat Pembinaan Badan Peradilan


Abdillah bin Ahmad bin Agama Direktorat Jenderal
Qudamah, Al-Mughni wa Syahr al- Pembinaan Kelembagaan Agama
Kabir (Beirut: Dar al-Fikr, 1984), Islam Departemen Agama,
Jilid VII. Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia, 1993/1994.
Amir Syarifudin, Pembaharuan
Pemikiran dalam Hukum Islam Al-Ghazali, Al-Mustasyfa fi 'Ilm al-Ushul
(Padang: Angkasa Raya, 1993), (Beirut: Dar al-Fikr, tth.), Jilid 1.
Cet. Ke-2. Hasan Basri, Perlunya Kompilasi Hukum
Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam (Mimbar Ulama No. 104 Th.
Islam di Indonesia : antara Fikih Ke X, 1986).
Munakahat dan UU Perkawinan Huzaimah Tahido Yanggo, Kontroversi
(Jakarta: Prenada Media, 2006), Revisi Kompilasi Hukum Islam
cet. Ke-1 (Jakarta: Adelina, 2005), Cet. Ke-
As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah (Beirut: 3.
Dar al-Fikr, 1983), Jilid II. Isyraqunnajah, Hukum Keluarga Islam di
As-Syaukani, Nailul Authar (Mesir: Dar Republik Turki, dalam Atha
al-Hadits, tth.), Jilid VI. Muzhar dan Khaeruddin Nasution
(ed.), Hukum Keluarga di Dunia
Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillatu
Muslim Modern (Jakarta: Ciputat
jilid IX h. 6559.
Press, 2003).
Bustanul Arifin, Kompilasi: Fiqh dalam
J.N. Anderson, Law Reform in The
Bahasa Undang-Undang
Moslem World, London: the
Pesantren (No. 2, Vol II, 1988).
Athlone Press, 1976.
Bustanul Arifin, Pelembagaan Hukum
J.N.D. Anderson, Hukum Islam di Dunia
Islam di Indonesia; Akar Sejarah,
Modern, (terjemahan dari Islamic
Hambatan, dan Prospeknya.
Law in The Modern World oleh
(Jakarta: Gema Insani Press,
Machmun Husein (Surabaya:
1996), Cet. Ke-1.
Amar Press, 1990).
Bustanul Arifin, Pemikiran dan
M Yahya Harahap, Tinjauan Singkat
Peranannya dalam Pelembagaan
Hukum Kekeluargaan
Hukum Islam dalam Amrullah
Berdasarkan KHI (Jakarta: Panita
Ahmad, Dimensi Hukum Islam
Pendidikan Calon Hakim
dalam Sistem Hukum Nasional
Pengadilan Agama, 1991).
(Jakarta: Gema Insani Press,
1996), Cet Ke-1. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an:
Tafsir Maudlu`i Atas Pelbagai
Cik Hasan Bisri (penyunting, Muhammad
Persoalan Umat (Bandung: Mizan,
Daud Ali CS), Kompilasi Hukum
1996).
Islam dan Peradilan Agama dalam
Sistem Hukum Nasional (Jakarta: Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan
Logos, 1999), Cet. Ke-2. Beberapa Masalahnya di
Indonesia (makalah) (Jakarta:
Dawoud El Alami dan Doreen
Fakultas Hukum UI, 1995).
Hinchcliffe, Islamic Marriage and
Divorse Laws of The Arab World Muhammad Idris as-Syafi`i, al-Umm
(Boston: Kluwer Law (t.tp., tp, t.th.), Jilid V.
International, 1999).
35 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Muhammad Syahnun bin Sa`id at- Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa


Tarukhi, Al-Mudawwanah al- Adillatu (Damaskus: Dar al-Fikr,
Kubro, (Beirut: Dar as-Shadir, 1997), Jilid IX.
1323 H, jilid 3). Wirjono Prodjodikoro, Hukum
Muhsin, Amina Wadud, Qur'an and Perkawinan di Indonesia
Woman (Kuala Lumpur: Fajar (Bandung: Voreknik van Hoeven,
Bakti, SDN.BHD, 1994), cet. Ke- t.th.).
3. Al-Zuhaili, Wahbah, Al-Wajiz al-Wajiz fi
Mulia, Siti Musdah, Islam & Inspirasi Ushul al-Fiqh (Damaskus: Dar al-
Kesetaraan Gender (Yogyakarta: Fikr, 2003).
Kibar Press, 2009) Tim Pengarusutamaan Gender Depag.RI,
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Pembaharuan Hukum Islam:
Tafsir Maudlu`i atas berbagai Counter Legal Draft Kompilasi
persoalan umat (Bandung: Mizan, Hukum Islam (Jakarta: 2004)
1999).
S. Wojowasito dan WJS. Poerwadarminta, Data Internet :
Kamus Lengkap Inggris Indonesia,
Indonesia Inggris (Jakarta: Hasta, "Kompilasi Hukum Islam akan
1982). ditingkatkan menjadi UU",
GATRA, 19 September 2002.
Satria Effendi M. Zein, Analisis Fiqih, Baca,
dalam Mimbar Hukum, Aktualisasi http://www.GATRA.com/artikel.p
Hukum Islam No. 48 Tahun Ke-XI hp?pil=23&id+20700. Baca juga,
Tahun 2000. Draft RUU Hukum Perkawinan
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah (Beirut: Islam akan diajukan ke Setneg, 9
Dar al-Fikr, 1983), jilid II. Nopember 2004 dalam
http://www.tempointeraktif.com/h
Al-Syathibi, Al-Muwafaqat fi Ushul al-
g/nasional/2004/11/09/brk,
Syari'ah (Beirut: Dar al-Ma'arifah,
20041109-07.id.html.
tth.), Juz.2.
"Menteri Agama Larang Diskusikan Draft
__________, Al-I'tisham (Beirut: Dar al-
Hukum Islam", Selasa, 19 Oktober
Ma'arifah, tth.), Juz 2.
2004.
Thahir Mahmood, Family Law Reform in http://www.tempointeraktif.com/h
the Moslem World (Bombay: N.M. g/nasional/2004/10/19/brk.200410
TRIPATHI PVT. LTD., 1972). 19-28.id.html.
Undang-Undang No. 1 1974 Tentang "Pikiran Liberal dalam Hukum
perkawinan dan Undang-Undang Perkawinan Islam Terus Dapat
No. 23 Tahun 2004 Tentang Tentangan", Sabtu, 14 Mei 2005.
Penghapusan Kekerasan dalam Baca: http://www.nu.or.id/page.
Rumah Tangga. (Jakarta: Visi php
Media, 2009), Cet. Ke-2.
"Marriage Laws on The Rocks", Asia
Undang-Undang Republik Indonesia No. Views, Edisi 40/I/September 2004,
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan juga Majalah Tempo No.
dan Kompilasi Hukum Islam 06/V/Oktober 12-18, 2004, dalam
(Bandung: Citra Umbara, 2009), http://www.asiaviews.org/?content
Cet. Ke-3. =25889s1dddt33gf&colcom=2004
101320390527.1004.
36 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

9
"Draft RUU Hukum Perkawinan Islam Hasan Basri, Perlunya Kompilasi Hukum
akan Diajukan ke Sekneg", Selasa, Islam (Mimbar Ulama No. 104 Th. Ke X, 1986), h.
60
09 Nopember 2004. dalam
10
http://www.tempointeraktif.com/h Hasan Basri, Perlunya Kompilasi
Hukum Islam (Mimbar Ulama No. 104 Th. Ke X,
g/nasional/2004/11/09/brk.200411
1986), h. 60
09 11
Bustanul Arifin, Kompilasi: Fiqh dalam
http//www,surya.co.id/2009/02/28/ Bahasa Undang-Undang Pesantren (No. 2, Vol II,
ruu-peradilan-agama-tentang-perkawinan- 1988), h. 27
ruu-agama tentang-nikah-sirri-denda-lima 12
Ketigabelas kitab kuning itu adalah: 1)
juta-html. Di akses pada hari seni tanggal Al-Bajuri; 2) Fath al-Mu`in dengan syarahnya; 3)
11 januari 2010 Syarqawi alat Tahrir; 4) Qulyubi/Muhalli; 5)
Fathul Wahab dengan Syarahnya; 6) Tuhfah; 7)
http//www.patambor.com/patambo Targhibul Musytaq; 8) Qawaninusy Syar`iyah
r/pran-negara-dalam-melindungi lissayyid Usman bin Yahya; 9) Qawaninusy
perempuan, di akses pada hari senin Syar`iyah lissayyid Shodaqah Dakhlan; 10)
Syamsuri lil Fara`idl; 11) Bughyatul Mustarsyidin;
tanggal 11 januari 2010
12) Al Fiqh `alal Muadzahibil Arba`ah; 13)
Mughnil Muhtaj. Lihat Direktorat Pembinaan
Catatan Akhir:
Badan Peradilan Agama. Direktorat Jenderal
1 Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Empat jalur pengumpulan data bagi
Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di
penyusunan tiga kitab hukum itu ialah: 1) Jalur
Indonesia, 1993/1994, h. 129-130. Lihat pula
kitab-kitab fiqih, 2) Jalur wawancara dengan
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di
ulama, 3) Yurisprudensi Peradilan Agama, 4) Jalur
Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007),
studi perbandingan. Bustanul Arifin, Pelembagaan
Cet. Ke-5, h. 22.
Hukum Islam di Indonesia; Akar Sejarah,
13
Hambatan, dan Prospeknya. (Jakarta: Gema Insani 1). Untuk dapat berlakunya hukum
Press, 1996), Cet. Ke-1. h. 59-60. (Islam) di Indonesia, harus ada antara lain hukum
2 yang jelas dan dapat dilaksanakan oleh aparat
Cik Hasan Bishri, Kompilasi Hukum
penegak hukum maupun oleh masyarakat. 2).
Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum
Persepsi yang tidak seragam tentang syari`ah akan
Nasional (Jakarta: logos, 1999),Cet. Ke-2.h 2
menyebabkan hal-hal: a) Ketidakseragaman dalam
3
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam menentukan apa yang disebut hukum Islam itu; b)
di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, Tidak mendapat kejelasan bagaimana menjalankan
2007), Cet. Ke-5, h. 10 syari`ah itu; c) Akibat kepanjangannya adalah
4 tidak mampu menggunakan jalan-jalan dan alat-
S. Wojowasito dan WJS. Poerwadar-
alat yang tersedia dalam Undang-undang Dasar
minta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, 1945 dan perundang-undangan lainnya. 3). Di
Indonesia Inggris (Jakarta: Hasta, 1982), h. 88. dalam sejarah Islam pernah di tiga negara hukum
5
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Islam diberlakukan sebagai perundang-undangan
di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, negara: a) di India pada masa Raja An Rijeb yang
2007), Cet. Ke-5, h. 11 membuat dan memberlakukan perundang-
6 undangan yang terkenal dalam Fatwa Alamfiri; b)
A. Hamid S. At-Tamimi, Kedudukan di kerajaan Turki Usmani yang terkenal dengan
Kompilasi Hukum Islam dalam Sistem Hukum nama Majallah al-Ahkam al-`Adliyyah; c) Hukum
Nasional: Suatu Tinjauan dari Sudut Teori Islam pada tahun 1983 dikodifikasikan di Subang.
Perundang-undangan Indonesia, dalam Amrul Lihat Direktorat Pembinaan Badan Peradilan
Ahmad, Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Agama Direktorat Jenderal Pembinaan
Hukum Nasional, (Jakarta: Gema Insani Press, Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama,
1996), Cet. Ke-1, h. 152. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, 1993/1994,
7 h. 134-135.
Bustanul Arifin, Pemikiran dan
Peranannya dalam Pelembagaan Hukum Islam 14
A. Gani Abdullah, Pemasyarakatan
dalam Amrullah Ahmad, Dimensi Hukum Islam Inpres No. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum
dalam Sistem Hukum Nasional (Jakarta: Gema Islam, Mimbar Hukum No. 5 Tahun III, 1992, h.
Insani Press, 1996), Cet Ke-1, h. 10-11. 1-2.
8
Wirjono Projowijodikoro, (Hukum 15
Ismail zjunni Kompilasi Hukum Islam
Perkawinan di Indonesia) Bandung Varkink-Van di tinjau dari pertumbuhan teori hukum di
Voeve, Bandung. Tth. h.77
37 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Indionesia Mimbar Hukum no.04 edisi II thn 1991, mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah
h.2. dan melaksanakannya merupakan ibadah.
16 Kemudian Pasal 3 menyebutkan perkawinan
Hukum perkawinan karena sudah
bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah
digarap sampai pada hal-hal yang detail dan hal
tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
yang sedemikian dapat dilakukan mencontoh
Lihat Abdurrahman Kompilasi Hukum Islam di
pengaturan yang ada dalam perundang-undangan
Indonesia (Jakarta Akademika Pressindo, 2007),
dalam perkawinan. Abdurrahman, Kompilasi
Cet. Ke-5, h. 114.
Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademika
Pressindo, 2007), Cet. Ke-5, h. 63 Sedangkan dalam Pasal 1 Undang-undang
17 No. 1 Tahun 1974 merumuskan perkawinan adalah
Sebaliknya karena hukum kewarisan
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
tidak pernah digarap demikian, maka ia hanya
seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan
muncul secara garis besarnya dan dalam jumlah
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
yang cukup terbatas.
dan kekal berdasarkan ke-Tuhanan yang Maha
18
Lihat Abdul Rahman Kompilasi Hukum Esa. Lihat Undang-Undang Republik Indonesia
Islam di Indonesia (Jakarta: Akademika Presindo, No. Tahun 1974 tentang perkawinan dan
2007) cet-ke4 hal.65-66. Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Citra Umbara,
19 2009), Cet. Ke-3, h. 2 dan Undang-Undang No. 1
Beberapa pasal dalam KHI sama isinya
Tahun 1974 tentang perkawinan dan Undang-
dengan UU No. 1 Tahun 1974 antara lain: Pasal
Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang penghapusan
113 KHI isinya sama dengan pasal 38 UU No. 1 kekerasan dalam rumah tangga (Jakarta: Visi
Tahun 1974 yang menentukan perkawinan dapat Media, 2009), Cet. Ke-2, h. 2).
putus karena: a) kematian; b) perceraian; c) atas
21
putusan pengadilan. Lihat Abdurrahman, Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam
Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Akademika di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo,
Pressindo, 2007), Cet. Ke-5, h. 76. dan Undang- 2007), Cet. Ke-5, h. 77-78. Cik Hasan Bisri
Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974, (penyunting, Muhammad Daud Ali CS),
Tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama
(Bandung: Citra Umbara, 2009), Cet. Ke-3, h. 16. dalam sistem hukum nasional (Jakarta: Logos,
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang 1999), Cet. Ke-2, h. 49.
perkawinan dan Undang-Undang No. 23 Tahun 22
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam
2004 Tentang penghapusan kekerasan dalam
di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo,
rumah tangga (Jakarta: Visi Media, 2009), Cet.
2007), Cet. Ke-5, h.8 . Cik Hasan Bisri
Ke-2, h. 17.
(penyunting, Muhammad Daud Ali CS),
Pasal 57 Kompilasi Hukum Islam isinya Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama
sama dengan Pasal 4 ayat (2) bahwa Pengadilan dalam sistem hukum nasional (Jakarta: Logos,
Agama hanya memberi izin kepada seorang suami 1999), Cet. Ke-2, h. 49.
yang akan beristri lebih dari seorang, apabila: a) 23
Cik Hasn Basri, Kompilasi hukum Islam
istri tidak dapat menjalankan kewajibannya
dalam Sistem hukum Nasional dalam KHI dalam
sebagai istri; b) istri mendapat cacat badan atau
peradilan agama dalam sistem hukum nasional,
penyakit yang tidak dapat disembuhkan; c) istri
(Jakarta: Logos 1999 Cek-II), h. 8
tidak dapat melahirkan keturunan. Lihat Cik Hasan
24
Bisri (penyunting) Muhammad Ali CS, Kompilasi Hukum kerluarga yang berlaku di
Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Maroko bercorak Imam Maliki, Tukri dipiprus
Hukum Nasional (Jakarta: Logos, 1999), Cet. Ke- bercorak Hanafi dan Mesir bercorak syafii dan
2, h. 156. Undang-Undang Republik Indonesia No. Maliki. Lihat Tahir Mahmood Personal law in
1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi islamic countries Histories (Neu Delhi : Academy
Hukum Islam (Bandung: Citra Umbara, 2009), of Law and Rejien) 1987.
Cet. Ke-3, h. 3 dan Undang-undang No. 1 1974 25
Cik Hasn Basri, Kompilasi hukum
tentang perkawinan dan Undang-Undang No. 23
Islam dalam Sistem hukum Nasiona dalam KHI
Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam
dalam peradilan agama dalam sestem hukum
rumah tangga. (Jakarta: Visi Media, 2009), Cet.
nasional, (Jakarta: Logos 1999 Cek-II), h. 9
Ke-2, h. 3.
26
20 Abdul Gani Abdullah, Pengatar
Misalnya tentang pengertian
Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
perkawinan, dirumuskan sedikit berbeda dengan
Indsonesi(Jaakarta, Gema Insani Pres) hal 63
apa yang disepakati dalam Undang-undang No. 1
27
Tahun 1974. Dalam Pasal 2 KHI disebutkan Attmimi kedudukan Kompilasi Hukum
bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah Islam dalam sistem hukum nasional: suatu tinjauan
pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau dari perundang-undangan Indonesia, dalam
38 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

Amrullah Ahmad dkk, Prospek hukum Islam UU Perkawinan (Jakarta: Prenada Media, 2006),
dalam kerangkan pembangunan hukum Islam di cet. Ke-1, h. 31.
Indonesia (Jakarta: Pengurus pusat Ikatan hakim 38
Yahya Harahap, "Informasi Materi
peradilan Agama, 1994 ) cet .I h. 215
Kompilasi Hukum Islam: memfositifkan Abstarksi
28
Cik Hasn Basri, Kompilasi hukum Islam Hukum Islam", dalam Cik Hasan Bisri (ed.) dkk,
dalam Sistem hukum Nasiona dalam KHI dalam KompilasiHukum Islam dan Peradilan Agama
peradilan agama dalam sistem hukum nasional, dalam Sistim Hukum Nasional (Jakarta: Logos,
(Jakarta: Logos 1999 Cek-II), h. 14 1999), cet. Ke-2, h. 50-51.
29 39
Abdul Manan, Repormasi Hukum Islam Cik Hasan Bisri, "Kompilasi Hukum
di Indonesia tinjauan dari Aspek Metodologis Islam dalam Sistim Hukum Nasional", dalam Cik
,Legalisasi dan Yurisprudensi (Jakarta: PT Raja Hasan Bisri (ed.) dkk, KompilasiHukum Islam dan
Grafindoi Persada, 2007), cet-ke2, h.152. Peradilan Agama dalam Sistim Hukum Nasional
30 (Jakarta: Logos, 1999), cet. Ke-2, h. 9.
Oleh uzuliyin ijtihat dirumuskan dengan
40
ungkapan pengarahan segala potensi ilmiah yang Siti Musdah Mulia, Islam & Inspirasi
dilakukan oleh seorang Fakih untuk mendapatkan Kesetaraan Gender (Yogyakarta: Kibar Press,
hukum Islam tingkat zaan. Lihat Asnawi Nihaya 2009), cet. Ke 3, h. 166.
al-Ushul (Baerut; a’lam al-Qutub 1982) jus 4 41
Kompilasi Hukum Islam akan
h.525
ditingkatkan menjadi UU, GATRA, 19 September
31
Dawoud El Alami dan Doreen 2002. Baca, http://www.GATRA.com/artikel.php?
Hinchcliffe, Islamic Marriage and Divorse Laws pil=23&id+20700. Baca juga, Draft RUU Hukum
of The Arab World,(Boston: Kluwer Law Perkawinan Islam akan diajukan ke Setneg, 9
International, 1996), h. 4-5. Nopember 2004 dalam Error! Hyperlink
32 reference not valid., 20041109-07.id.html.
Dikatakan tertulis, sebab sebagian
42
materi KHI merupakan kutipan dari atau menunjuk Tim Pengarusutamaan Gender
materi peraturan perundangan yang berlaku, Depag.RI, Pembaruan Hukum Islam: Counter
seperti UU No. 1 Tahun 1974, UU No.22 Tahun Legal Draft Kompilasi Hukum Islam,(Jakarta:
1946 Jo. UU No.32 Tahun 1954, PP No. 9 tahun 2004), h. 2.
1975, dan sebagainya. Dikatakan tidak tertulis 43
Tim Pengarusutamaan Gender
sebab sebagian materi KHI merupakan rumusan
Depag.RI, Pembaruan Hukum Islam: Counter
yang diambil dari materi fikih atau ijtihad para
Legal Draft Kompilasi Hukum Islam, h. 7-8.
ulama dan kesepakatan para peserta loka karya.
44
Lihat, Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Tim Pengarusutamaan Gender
Kewarisan Islam sebagai Pembaruan Hukum Depag.RI, Pembaruan Hukum Islam: Counter
Positif di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Legal Draft Kompilasi Hukum Islam, h. 3.
h. 180. 45
Tim Pengarusutamaan Gender
34
Tentang tidak digunakannya sama sekali Depag.RI, Pembaruan Hukum Islam: Counter
KHI ada beberapa kemungkinan penyebabnya, (1) Legal Draft Kompilasi Hukum Islam, h. 4.
hakim tidak memiliki kepedulian terhadap KHI, 46
(2) hakim memiliki kepedulian, tetapi tidak Tim Pengarusutamaan Gender
Depag.RI, Pembaruan Hukum Islam: Counter
digunakan, (3) hakim tidak memiliki kepedulian
Legal Draft Kompilasi Hukum Islam, h. 25-29.
atas ketidakpeduliannya terhadap KHI. Disamping
47
itu hakim tidak merasa ada keharusannya "Menteri Agama Larang Diskusikan
menggunakan KHI. Muhibbin dan Abdul Wahid, Draft Hukum Islam", Selasa, 19 Oktober 2004.
Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaruan http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/
Hukum Positif di Indonesia, h.181 10/19/brk.20041019-28.id.html.
35 48
Wahyu Widiana, Makalah pada Seminar "Pikiran Liberal dalam Hukum
Nasional tentang Sosialisasi KHI sebagai Undang- Perkawinan Islam Terus Dapat Tentangan", Sabtu,
undang RI, Direktur Pembinaan Peradilan Agama 14 Mei 2005. Baca : http://www.nu.or.id/page.php
RI, 2002, h. 1. 49
"Marriage Laws on The Rocks", Asia
36
Data ini sebagaimana yang dikutip oleh Views, Edisi 40/I/September 2004, juga Majalah
Muhibbin dan Abdul Wahid dari hasil penelitian Tempo No. 06/V/Oktober 12-18, 2004, dalam
yang dilakukan oleh Dirjen Pembinaan Peradilan http://www.asiaviews.org/?content =25889s1ddd
Agama Depag RI Jakarta tahun 1999/2000. t33gf&colcom=2004101320390527.1004.
37 50
Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Untuk selengkapnya baca Huzaimah
Islam di Indonesia : antara Fikih Munakahat dan Tahido Yanggo, Kontroversi Revisi Hukum Islam
(Jakarta: Adelina, 2005), cet. Ke-3, h. 10-60.
39 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 23-39

51
Lihat Muhammad Husein al-Dzahabi, 2004. dalam http://www.tempointeraktif.com/
Al-Tafsir wa al-Mufassirun (Maktabah Wahbah, hg/nasional/2004/11/09/brk.20041109
2000), cet. Ke-7, Juz 1, h. 183. Lihat juga 54
http//www,surya.co.id/2009/02/28/ruu-
Muhammad Abd al-Adzim al-Zarqani, Manahil al-
peradilan-agama-tentang-perkawinan-ruu-agama-
'Irfan fi 'Ulum al-Qur'an (Beirut: Dar al-Kutub al-
tentang-nikah-sirri-denda-lima juta-html. Di akses
'Ilmiyah, tth.), h. 61.
pada hari seni tanggal 11 januari 2010
52
Lihat Al-Ghazali, Al-Mustasyfa fi 'Ilm 55
Kompas, 22 Mei 2009.http//www.
al-Ushul (Beirut: Dar al-Fikr, tth.), Jilid 1, h. 286-
patambor.com/patambor/pran-negara-dalam-
287
melindungi perempuan, di akses pada hari senin
53
"Draft RUU Hukum Perkawinan Islam tanggal 11 januari 2010
akan Diajukan ke Sekneg", Selasa, 09 Nopember

You might also like