Professional Documents
Culture Documents
1 (2013)
Astryd Arisyandi
acitarisyandi@gmail.com
Nur Handayani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACK
This research is meant to find out the financial management in assessing school based management performance. The
object of the research is conducted in Hang Tuah 9 private elementary school Sidoarjo.The financial analysis which is
used as standard is, firstly, by comparing the private budget to its realization. Secondly, by evaluating financial
report based on the accounting standard statement no. 45 for non-profit organization which is the school. Non
financial information standard such as the graduation rate. The data collection in this research is performed by using
interview and documentation. Interview is conducted in order to achieve information about organization activity,
while the documentation materials are in the form of financial data, the students’ graduation rate and the
organization structure. The result of the research indicates that the management performance can be said well in the
budget analysis and its realization. The financial report cannot give information clarity and simplicity in assessing
management performance as the realization of responsibility is managing resources to the stakeholder. The
achievement of 100% satisfaction graduation rate can improve the public confidence in using educational services.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan keuangan dalam menilai kinerja Manajemen
Berbasis Sekolah. Objek penelitian dilakukan di SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo. Analisis keuangan yang
digunakan sebagai tolak ukur yaitu, pertama membandingkan RAPBS dengan realisasinya. Kedua,
mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan PSAK no.45 untuk organisasi nirlaba yaitu sekolah. Selain
itu, menggunakan tolak ukur informasi non financial seperti tingkat lulusan. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Wawancara untuk mendapatkan informasi
tentang aktivitas organisasi. sementara dokumentasi dapat berupa data keuangan, tingkat kelulusan
siswa dan struktur organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja manajemen dikatakan baik
terhadap analisis anggaran dan realisasinya. Laporan keuangan tidak dapat memberikan kejelasan
informasi dan kemudahan untuk menilai kinerja manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
mengelola sumber daya kepada stakeholder. Tercapainya 100% tingkat kelulusan dapat menaikkan
kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa pendidikan.
PENDAHULUAN
Tampak jelas di era globalisasi ini, keterkaitan pendidikan dengan ekonomi berimplikasi
terhadap kebijakan dalam pembiayaan pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dipandang
sebagai alat vital dalam memajukan dan membuat suatu bangsa menjadi modern, memiliki
ketangguhan dalam menghadapi permasalahannya. Keuangan merupakan potensi yang tak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
2
terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Perlu dipahami bersama,
pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya. Tanpa didukung
biaya yang memadai proses pendidikan di tiap sekolah tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan. Pentingnya pembiayaan pendidikan karena hidup matinya lembaga pendidikan
bergantung pada dana yang ada. Komponen keuangan perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana
yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
Agar dapat mewujudkan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, maka
pembenahan manajemen keuangan pendidikan nasional diperlukan untuk memberdayakan
seluruh potensi pendidikan dari pusat hingga pada satuan-satuan pendidikan. Salah satu
kebijakan yang paling mendasar dari pemerintah secara nasional untuk mengatasi kesulitan
manajemen keuangan tersebut ialah dengan otonomi daerah (pelimpahan pengelolaan
keuangan). Manajemen Berbasis Sekolah merupakan kebijakan dari pemerintah yang mana
memberikan kewenangan kepada kepala sekolah untuk mencari dan memanfaatkan sumber
dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah. Mengingat bahwa dunia pendidikan
selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan
dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan
dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan, tidak terlepas juga penyusunan laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam memberikan informasi serta
untuk menilai kinerja manajemen atas semua kegiatan yang dilakukan selama satu periode
dalam suatu organisasi. Sekolah, termasuk dalam organisasi nirlaba dimana bentuk laporan
keuangan sesuai dengan penetapan PSAK 45.
Dari pemikiran diatas, pengelolaan keuangan dalam pendidikan lebih difokuskan dalam
merencanakan alokasi secara teliti, penuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana lalu
disertai dengan bukti-bukti secara administrative antara dana yang masuk dengan dana yang
dikeluarkan. Sejalan dengan permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang
Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Swasta
Hang Tuah 9 Candi Sidoarjo.
TINJAUAN TEORITIS
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Mulyasa (2004:24) menyatakan bahwa MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi
pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik
dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja para staff, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.
Selain itu, MBS merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang
pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa,
komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah mengubah
sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan
dan manajemen ke setiap yang berkepentingan di tingkat lokal (Fatah Nanang, 2003:8)
Harus disadari bahwa peran MBS bagi sekolah negeri dan sekolah swasta memiliki
nuansa yang sedikit berbeda. Di sekolah negeri, peran masyarakat sebagai salah satu pemangku
kepentingan perlu ditonjolkan, baik dalam pengawasan maupun dalam penyusunan suatu
kebijakan. Namun di sekolah swasta, peran yayasan sangat besar karena yayasan adalah
pemilik sekaligus sebagai pihak yang bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup sekolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
3
penggunaan atau pengeluarannya. Sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam
tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah,
terbatas pada pengelolaan tingkat operasional. Salah satu kebijakan tingkat sekolah adanya
pencarian tambahan dan dari partisipasi masyarakat. Selanjutnya, cara pengelolaannya
dipadukan sesuai dengan tatanan yang lazim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan
demikian, dengan semangat MBS sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang sangat
lebar dalam kaitannya dengan pengelolaan dana.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menurut IAI bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih
2. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa
Informasi tersebut dapat digunakan pemakai laporan keuangan untuk:
1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode
2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa
3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009)
Tata cara penyajian dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan jumlah perubahan aset bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak
terikat selama suatu periode.
2. Pendapatan disajikan secara bruto sebagai penambah aset bersih tidak terikat kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang. Pendapatan investasi dapat disajikan secara
neto dengan syarat beban terkait diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Beban disajikan secara bruto sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat kecuali untuk
pengeluaran yang sesuai dengan pembatasan dari penyumbang.
4. Informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional disajikan dalam laporan aktivitas
atau catatan atas laporan keuangan. Organisasi juga dianjurkan untuk menyajikan
informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya.
5. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat
sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
6. Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau kewajiban)
disajikan sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
5
Penilaian Kinerja
Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara
seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang
merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Pengertian
kinerja juga dapat diartikan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan
visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional.
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan
penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan. Penilaian kinerja merupakan sistem formal
yang digunakan untuk menilai kinerja kepala sekolah secara periodik yang ditentukan oleh
organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan pegawai, pemberian konpensasi dan
motivasi. Setiap pegawai di lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas
pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan pimpinan
organisasi.
Jadi penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan
suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih
baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat
bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Rerangka Pemikiran
Penelitian ini membahas tentang Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen
Berbasis Sekolah. MBS merupakan kewenangan untuk mencari dana dan mengelola dana itu
sendiri dalam satuan pendidikan. Dana tersebut berasal dari masyarakat, komite dan yayasan.
RAPBS, proses penyusunan anggaran dari dana yang telah diperoleh kemudian dikeluarkan
untuk biaya-biaya operasional dan biaya lainnya. Laporan Keuangan berguna untuk
menyediakan informasi dalam memenuhi kepentingan para penyumbang, kreditur, anggota
organisasi dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba serta dapat
menilai kinerja organisasi nirlaba selama satu periode. Lalu, mengumpulkan data keuangan dan
informasi tingkat kelulusan yang berguna sebagai penilaian kinerja MBS. Selanjutnya,
menganalisis dan menyajikan data keuangan beserta informasi tingkat kelulusan. Kemudian,
melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.
Analisis dan
Analisis keuangan untuk Penyajian Data
menilai kinerja MBS Pengumpulan
Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 1
Rerangka Pemikiran
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
6
METODA PENELITIAN
Satuan Kajian
Satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi
pengumpulan data atau biasa disebut satuan kajian. Untuk itu satuan kajian yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah (a) membandingkan RAPBS dengan realisasinya dan melakuka
analisis terhadap selisih yang terjadi; (b) Menganalisis Laporan Aktivitas apakah sudah sesuai
dengan PSAK 45 serta Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS yang telah disusun oleh pihak
sekolah; (3) menilai kinerja non keuangan berupa informasi tingkat kelulusan tahun 2012.
sekolah dalam penggunaan dana BOS. Selain itu, informasi non keuangan berupa tingkat
lulusan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah. Selanjutnya ialah menulis laporan
hasil penelitian.
Tahap keempat ialah menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah dianalisis
untuk kemudian dapat memberikan saran demi kemajuan SDS Hang Tuah 9.
I Pendapatan Rutin
II Bantuan BOS
PENGELUARAN
I Kontribusi ke Yayasan
II Belanja Operasional
1. Belanja Pegawai
Pada tahun pelajaran 2011-2012, jumlah realisasi pendapatan rutin dari SPP, Dana
Pendidikan dan Daftar Ulang tercapai sebesar 101,6% dan memiliki varians sebesar Rp
11.676.000. Pada RAPBS, diperkirakan jumlah penerimaan dana BOS sebesar Rp 478.188.000
sementara dalam realisasi terlihat kenaikan yang relative tinggi, sehingga perolehan dana BOS
sebesar Rp 551.448.000. Pemberian dana BOS disesuaikan dengan jumlah murid, namun
burhubung sekolah berstatus swasta maka tidak sepenuhnya biaya sekolah gratis. Para murid
masih dibebankan untuk membayar SPP yang mana sudah di kurangkan dari penerimaan dana
BOS. Perhitungan biaya SPP pada SDS Hang Tuah 9 terbagi untuk 5 golongan. Mengingat
sekolah ini lebih dikhususkan bagi putra putri TNI AL yang diklasifikasikan berdasarkan
golongan jabatan yaitu Perwira, Bintara, Tamtama, serta non TNI AL atau masyarakat umum.
Tiap siswa diberikan keringanan biaya sebesar Rp 48.000 dari penerimaan dana BOS ini. Tidak
terjadi perubahan kenaikan atau penurunan untuk realisasi penerimaan lain-lain yang berasal
dari kantin dan dana SSN.
Dimana ada pendapatan, terdapat pula pengeluaran untuk berlangsungnya pembiayaan
pendidikan. Tampak berbagai macam pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan dalam menunjang kualitas pendidikan. Belanja Operasional meliputi belanja
pegawai, biaya pendidikan, biaya operasional sekolah, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya
perjalanan dinas serta biaya lain-lain diluar biaya yang telah disebutkan. Dalam klasifikasi
belanja pegawai, untuk biaya honor tugas tambahan dan seragam guru, realiasasi menjadi naik
daripada anggaran belanja yang rendah. Hal ini disebabkan adanya mutasi masuk guru atau
karyawan. Untuk biaya pendidikan dan pengajaran, realisasi belanja tercapai sebesar Rp
100.370.820 atau 99,8% sedangkan anggaran belanjanya sebesar Rp 100.500.000 atau 0,2%. Pada
biaya operasional, tampak bahwa salah satu rencana tidak direalisasikan. Dikarenakan pada
kenyataannya rencana tersebut sudah termasuk dalam pembelian alat kebersihan. Oleh karena
itu terjadi penghematan dalam belanja yang telah dikeluarkan. Penghematan juga terjadi pada
realisasi biaya pemeliharaan dan perbaikan, seperti biaya perjalanan dinas. Belanja modal yang
meliputi pembelian buku BSE dan alat peraga dalam proses pembelajaran, total realisasi dari
jenis belanja tersebut tercapai sebesar 98,93% yang berarti ada tingkat efisiensi pengeluaran
dalam belanja modal. Cadangan merupakan estimasi dari pengeluaran lain yang mana kegiatan
tersebut dapat terjadi pada waktu satu tahun periode berjalan. Realisasi dari biaya cadangan
tercapai sebesar98,2% ini berarti terjadi penghematan dan kelebihan dana dapat disisihkan
untuk anggaran tahun berikutnya.
Untuk tahun 2011/2012, surplus yang tercapai sebesar Rp 1.521.250 atau 48,62%
sementara anggarannya sebesar Rp 17.991.000 dan sisanya sebesar Rp 19.512.250
Jadi total realisasi pendapatan dan belanja pada tahun pelajaran 2011/2012 tercapai
sebesar Rp 1.428.536.000 atau 101,6% sedangkan sisanya sebesar Rp 11.676.000, hal ini
disebabkan adanya efisiensi penghematan dari beberapa realisasi belanja-belanja yang
dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran sesuai kebutuhan baik dari masyarakat maupun
dari pemerintah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
11
Pembahasan
Pelaporan keuangan organisasi nirlaba diatur dalam PSAK 45 yang memiliki segala
keunikan sehinga laporan keuangan dapat mudah dipahami dan memiliki daya banding yang
tinggi. Latar belakang dari penetapan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba,
ditandai dengan adanya ciri-ciri khusus yang menjadi karakter organisasi sehingga memiliki
perbedaan dengan organisasi sektor swasta. Ciri-ciri khusus tersebut antara lain cara perolehan
sumber daya dari sumbangan atau donatur pada organisasi nirlaba dalam menjalankan segala
aktivitas untuk kelangsungan organisasi. Perolehan sumber daya dari sumbangan atau donatur
baik adanya pembatasan dan tanpa pengembalian secara proporsional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
12
Sumber: Diolah oleh penulis dari informasi bagian Keuangan SDS Hang Tuah 9
Berdasarkan tabel diatas, maka Laporan Aktivitas yang disusun SDS Hang Tuah 9 tidak
sesuai dengan format akuntansi organisasi nirlaba. Dalam tabel 9, dimana nilai bersih yang
disajikan adalah sebesar Rp (833.000) dan setelah dilakukan koreksi berdasarkan PSAK 45 tahun
2009 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, maka nilai akhir perubahan aktiva bersih
sebesar Rp (815.600). Terjadi adanya pengurangan beban kontribusi untuk yayasan yang semula
sebesar Rp 11.560.000 namun setelah dikoreksi jumlahnya sebesar Rp 11.542.600. Perubahan
nominal ini dikarenakan 20%×Rp 57.713.000 dari jumlah penerimaan SPP yaitu Rp 11.542.600.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
13
Selain itu, kesulitan dalam menerapkan laporan aktivitas pada SDS Hang Tuah 9
dikarenakan tidak tersedianya informasi yang akurat berkaitan dengan aset bersih pada awal
tahun. Dikarenakan tidak memuat dan tidak dilakukannya pencatatan untuk aset bersih pada
awal tahun.
Penilaian Kinerja
Pengukuran kinerja bertujuan untuk membantu pimpinan dalam menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat
dijadikan sebagai alat pengendalian. SDS Hang Tuah 9 menerbitkan laporan finansial dan
laporan non finansial, kedua laporan ini dapat dijadikan patokan dalam pengukuran kinerja.
Menurut Wahyudi (2002:101) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan
secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk
potensi pengembangannya.
PENUTUP
Simpulan
Terjadi penghematan belanja dalam kegiatan yang dilakukan sekolah pada suatu periode.
Efisiensi biaya memperlihatkan bahwa manajemen dapat mengelola keuangan dari dana yang
diperoleh untuk dialokasikan pada berbagai kegiatanyang besarnya sudah dianggarkan. Selain
itu, sisanya dapat disisihkan untuk anggaran tahun berikutnya.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan PSAK 45, seyogyanya dapat
dilakukan suatu perbandingan antar organisasi sejenis maupun membandingkan dari tahun ke
tahun untuk organisasi yang sama. Mudah dipahami merupakan kelebihan dari laporan
keuangan berdasarkan PSAK 45, dimana dapat memberi kemudahan bagi pemakai laporan
keuangan dalam sistem pelaporan keuangan yang sesuai berdasarkan PSAK 45.
Saran
Setelah mengevaluasi cara penyusunan laporan keuangan SDS Hang Tuah 9 berdasarkan
PSAK 45, maka disarankan SDS Hang Tuah 9 lebih taat dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan sekolah berdasarkan PSAK 45. Hal ini berguna untuk memberikan kejelasan
informasi serta memberikan kemudahan dalam menilai kinerja manajer yaitu kepala sekolah
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola sumber daya kepada stakeholder.
Keterbatasan
Pelaporan keuangan SDS Hang Tuah 9 dibuat secara bulanan dan dilakukan rekapan
keseluruhan pada akhir tahun. Belum dilakukannya penyusunan Laporan Arus Kas yang
berkaitan dengan informasi penggunaan Kas Masuk dan Kas Keluar untuk mengetahui aliran
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Perlu juga dilakukannya penyusunan
Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas dimana memberikan penjelasan mengenai arus
pemasukan dan pengeluaran kas yang terbagi dalam tiga jenis yaitu aktivitas operasional,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja : Edisi
Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45. Salemba Empat. Jakarta.
Bogdan, R. 2001. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional. Jakarta.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Wikipedia. Organisasi Nirlaba. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba. 27 Maret 2013
(22:14).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
15