You are on page 1of 16

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No.

1 (2013)

ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH

Astryd Arisyandi
acitarisyandi@gmail.com
Nur Handayani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACK
This research is meant to find out the financial management in assessing school based management performance. The
object of the research is conducted in Hang Tuah 9 private elementary school Sidoarjo.The financial analysis which is
used as standard is, firstly, by comparing the private budget to its realization. Secondly, by evaluating financial
report based on the accounting standard statement no. 45 for non-profit organization which is the school. Non
financial information standard such as the graduation rate. The data collection in this research is performed by using
interview and documentation. Interview is conducted in order to achieve information about organization activity,
while the documentation materials are in the form of financial data, the students’ graduation rate and the
organization structure. The result of the research indicates that the management performance can be said well in the
budget analysis and its realization. The financial report cannot give information clarity and simplicity in assessing
management performance as the realization of responsibility is managing resources to the stakeholder. The
achievement of 100% satisfaction graduation rate can improve the public confidence in using educational services.

Keywords : School Based Management, Financial Management, Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan keuangan dalam menilai kinerja Manajemen
Berbasis Sekolah. Objek penelitian dilakukan di SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo. Analisis keuangan yang
digunakan sebagai tolak ukur yaitu, pertama membandingkan RAPBS dengan realisasinya. Kedua,
mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan PSAK no.45 untuk organisasi nirlaba yaitu sekolah. Selain
itu, menggunakan tolak ukur informasi non financial seperti tingkat lulusan. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Wawancara untuk mendapatkan informasi
tentang aktivitas organisasi. sementara dokumentasi dapat berupa data keuangan, tingkat kelulusan
siswa dan struktur organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja manajemen dikatakan baik
terhadap analisis anggaran dan realisasinya. Laporan keuangan tidak dapat memberikan kejelasan
informasi dan kemudahan untuk menilai kinerja manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
mengelola sumber daya kepada stakeholder. Tercapainya 100% tingkat kelulusan dapat menaikkan
kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa pendidikan.

Kata kunci : Manajemen Berbasis Sekolah, Analisis Keuangan, Kinerja

PENDAHULUAN
Tampak jelas di era globalisasi ini, keterkaitan pendidikan dengan ekonomi berimplikasi
terhadap kebijakan dalam pembiayaan pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dipandang
sebagai alat vital dalam memajukan dan membuat suatu bangsa menjadi modern, memiliki
ketangguhan dalam menghadapi permasalahannya. Keuangan merupakan potensi yang tak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
2

terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Perlu dipahami bersama,
pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya. Tanpa didukung
biaya yang memadai proses pendidikan di tiap sekolah tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan. Pentingnya pembiayaan pendidikan karena hidup matinya lembaga pendidikan
bergantung pada dana yang ada. Komponen keuangan perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana
yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
Agar dapat mewujudkan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, maka
pembenahan manajemen keuangan pendidikan nasional diperlukan untuk memberdayakan
seluruh potensi pendidikan dari pusat hingga pada satuan-satuan pendidikan. Salah satu
kebijakan yang paling mendasar dari pemerintah secara nasional untuk mengatasi kesulitan
manajemen keuangan tersebut ialah dengan otonomi daerah (pelimpahan pengelolaan
keuangan). Manajemen Berbasis Sekolah merupakan kebijakan dari pemerintah yang mana
memberikan kewenangan kepada kepala sekolah untuk mencari dan memanfaatkan sumber
dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah. Mengingat bahwa dunia pendidikan
selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan
dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan
dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan, tidak terlepas juga penyusunan laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam memberikan informasi serta
untuk menilai kinerja manajemen atas semua kegiatan yang dilakukan selama satu periode
dalam suatu organisasi. Sekolah, termasuk dalam organisasi nirlaba dimana bentuk laporan
keuangan sesuai dengan penetapan PSAK 45.
Dari pemikiran diatas, pengelolaan keuangan dalam pendidikan lebih difokuskan dalam
merencanakan alokasi secara teliti, penuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana lalu
disertai dengan bukti-bukti secara administrative antara dana yang masuk dengan dana yang
dikeluarkan. Sejalan dengan permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang
Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Swasta
Hang Tuah 9 Candi Sidoarjo.

TINJAUAN TEORITIS
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Mulyasa (2004:24) menyatakan bahwa MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi
pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik
dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja para staff, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.
Selain itu, MBS merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang
pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa,
komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah mengubah
sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan
dan manajemen ke setiap yang berkepentingan di tingkat lokal (Fatah Nanang, 2003:8)
Harus disadari bahwa peran MBS bagi sekolah negeri dan sekolah swasta memiliki
nuansa yang sedikit berbeda. Di sekolah negeri, peran masyarakat sebagai salah satu pemangku
kepentingan perlu ditonjolkan, baik dalam pengawasan maupun dalam penyusunan suatu
kebijakan. Namun di sekolah swasta, peran yayasan sangat besar karena yayasan adalah
pemilik sekaligus sebagai pihak yang bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup sekolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
3

Yayasan sebagai penyelenggara pendidikanlah yang seringkali mengambil kebijakan strategis


bagi kelangsungan hidup sekolah, termasuk dalam penunjukan pimpinan sekolah.
Namun demikian, Manajemen Berbasis Sekolah, suatu konsep manajemen yang
mengedepankan demokratisasi, otonomi, desentralisasi dan akuntabilitas pendidikan sungguh
sangat bagus diterapkan di sekolah swasta juga. Yayasan yang kuat, jika didukung dengan
kemampuan sekolah menghidupkan segala sumber daya yang ada akan menjadi sinergi yang
sangat menguntungkan. Dengan kata lain meski peran masyarakat dalam pengelolaan
pendidikan swasta berada di bawah sekolah negeri, tetapi perannya tetap sangat mendukung
pengembangan sekolah. Dari sisi demokratisasi, sekolah memberi lebih banyak ruang bagi
masyarakat untuk menyampaikan ide dan gagasan, termasuk dalam penggalangan dana.
Otonomi sekolah, meski dalam yayasan perguruan swasta tidak terlampau tampak dapat
menjadi pendorong kemandirian. Desentralisasi, lebih pada kemampuan membangkitkan
sumber daya lokal. Sedangkan prinsip akuntabilitas dalam sekolah swasta tidak terlepas dari
peran yayasan. Artinya pertanggungjawaban keuangan sekolah swasta pertama-tama
dilakukan kepada yayasan, baru kemudian kepada masyarakat (orangtua) peserta didik.

Keuangan dalam Lembaga Pendidikan


Definisi yang sederhana tentang keuangan adalah seni untuk mendapatkan alat
pembayaran. Sementara dalam usaha keuangan meliputi pemeliharaan kas yang memadai
dalam bentuk uang atau kredit disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Keuangan selalu
dikaitkan dengan pembiayaan. Pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau sumber dana
dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya. Biaya dalam
pendidikan dapat dibedakan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Dalam tataran pengelolaan Costa (2000:175) memperlihatkan cara mengatur lalu
lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan
menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana
cara melaksanakannya.
Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan tersebut akan menimbulkan berbagai
manfaat diantaranya memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien dan
efektif, memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah satu
tujuan didirikannya lembaga tersebut, dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun
penyimpangan-penyimpangan dana dari rencana semula, dan penyimpangan akan dapat
dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai yang diharapkan.
Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan
dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan
dan pertanggungjawaban agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku supaya semua dana
sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efekif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta
bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.

Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah


Proses penyusunan anggaran memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga
semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat di antisipasi dalam rencana
anggaran. Pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) di
lingkungan Departemen Pendidikan Nasional tampaknya memadukan antara pengaturan
pemerintah pusat dan sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang lebih ditetapkan oleh
peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
4

penggunaan atau pengeluarannya. Sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam
tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah,
terbatas pada pengelolaan tingkat operasional. Salah satu kebijakan tingkat sekolah adanya
pencarian tambahan dan dari partisipasi masyarakat. Selanjutnya, cara pengelolaannya
dipadukan sesuai dengan tatanan yang lazim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan
demikian, dengan semangat MBS sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang sangat
lebar dalam kaitannya dengan pengelolaan dana.

Laporan Keuangan menurut PSAK 45


Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan no 45 menyatakan bahwa karakteristik
organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan yang mendasar, terletak pada
cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan guna melakukan aktivitas operasi
dalam kegiatan organisasinya. Organisasi nirlaba sangat berbeda dengan organisasi bisnis, yang
berorientasi untuk memperoleh laba.
Akibat dari karakteristik tersebut, lembaga pendidikan atau sekolah dapat
diklasifikasikan dalam organisasi nirlaba. Dikarenakan timbul transaksi yang jarang atau
bahkan tidak terjadi dalam organisasi bisnis seperti penerimaan sumbangan. Dalam mendanai
kegiatan operasionalnya berasal dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik.

Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menurut IAI bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih
2. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa
Informasi tersebut dapat digunakan pemakai laporan keuangan untuk:
1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode
2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa
3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009)
Tata cara penyajian dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan jumlah perubahan aset bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak
terikat selama suatu periode.
2. Pendapatan disajikan secara bruto sebagai penambah aset bersih tidak terikat kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang. Pendapatan investasi dapat disajikan secara
neto dengan syarat beban terkait diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Beban disajikan secara bruto sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat kecuali untuk
pengeluaran yang sesuai dengan pembatasan dari penyumbang.
4. Informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional disajikan dalam laporan aktivitas
atau catatan atas laporan keuangan. Organisasi juga dianjurkan untuk menyajikan
informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya.
5. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat
sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
6. Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau kewajiban)
disajikan sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
5

Penilaian Kinerja
Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara
seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang
merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Pengertian
kinerja juga dapat diartikan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan
visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional.
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan
penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan. Penilaian kinerja merupakan sistem formal
yang digunakan untuk menilai kinerja kepala sekolah secara periodik yang ditentukan oleh
organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan pegawai, pemberian konpensasi dan
motivasi. Setiap pegawai di lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas
pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan pimpinan
organisasi.
Jadi penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan
suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih
baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat
bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Rerangka Pemikiran
Penelitian ini membahas tentang Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen
Berbasis Sekolah. MBS merupakan kewenangan untuk mencari dana dan mengelola dana itu
sendiri dalam satuan pendidikan. Dana tersebut berasal dari masyarakat, komite dan yayasan.
RAPBS, proses penyusunan anggaran dari dana yang telah diperoleh kemudian dikeluarkan
untuk biaya-biaya operasional dan biaya lainnya. Laporan Keuangan berguna untuk
menyediakan informasi dalam memenuhi kepentingan para penyumbang, kreditur, anggota
organisasi dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba serta dapat
menilai kinerja organisasi nirlaba selama satu periode. Lalu, mengumpulkan data keuangan dan
informasi tingkat kelulusan yang berguna sebagai penilaian kinerja MBS. Selanjutnya,
menganalisis dan menyajikan data keuangan beserta informasi tingkat kelulusan. Kemudian,
melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

Analisis dan
Analisis keuangan untuk Penyajian Data
menilai kinerja MBS Pengumpulan
Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 1
Rerangka Pemikiran
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
6

METODA PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian


Dilihat dari metode analisisnya, penelitian ini menggunakan analisa kualitatif deskriptif.
Karena peneliti dapat secara jelas dan rinci dalam menggambarkan keadaan yang diteliti,
memaparkan data yang diperoleh, kemudian membuat penarikan kesimpulan untuk
memberikan alternative pemecahannya. Menurut Bogdan (2001) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Sementara itu, dilihat berdasarkan
jenis data penelitian, penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris karena memerlukan
kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap suatu fakta tanpa perantara orang lain.
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo dengan pertimbangan
bahwa sekolah swasta yang menerapkan MBS dan dimana dana-dana tersebut berasal dari
komite, masyarakat. Namun yang menjadi peermasalahannya ialah pertama, dana tersebut
apakah sudah di alokasikan sesuai dengan rencana anggaran yang dibuat oleh SDS Hang Tuah
9. Kedua, dalam menyusun laporan keuangan pada organisasi nirlaba dimana mengacu pada
PSAK 45. Oleh karena itu perlu membandingkan laporan keuangan sebelum dan sesudah
disusun berdasarkan PSAK 45. Maka, nantinya dapat memberikan penilaian kinerja MBS dalam
pengelolaan keuangan apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data utama pada penelitian kualitatif adalah wawancara, dan
dokumentasi. Informasi yang diperoleh yaitu aktivitas organisasi yang dilakukan oleh SDS
Hang Tuah 9. Melakukan penelitian kualitatif, tidak berarti hanya melakukan wawancara.
Bahan dokumentasi juga perlu mendapatkan perhatian selayaknya. Dokumen berguna karena
dapat memberi latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dan dapat dijadikan
bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data. Dokumen antara lain data keuangan, sejarah
berdirinya lembaga, visi dan misi serta struktur organisasi, tingkat lulusan siswa.

Satuan Kajian
Satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi
pengumpulan data atau biasa disebut satuan kajian. Untuk itu satuan kajian yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah (a) membandingkan RAPBS dengan realisasinya dan melakuka
analisis terhadap selisih yang terjadi; (b) Menganalisis Laporan Aktivitas apakah sudah sesuai
dengan PSAK 45 serta Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS yang telah disusun oleh pihak
sekolah; (3) menilai kinerja non keuangan berupa informasi tingkat kelulusan tahun 2012.

Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah, tahap pertama, yaitu
mengidentifikasi dengan mengenal dan mengetahui lingkungan yang diteliti baik internal
maupun eksternal. Peneliti disini harus mengetahui dan mengenal keadaan obyek penelitian.
Tahap kedua ialah melakukan tanya jawab atau wawancara pada pihak yang terkait
dalam permasalahan yang dibahas. Selanjutnya, mengumpulkan data keuangan kemudian
menganalisis data dan informasi yang diperoleh pada SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo.
Tahap ketiga ialah melakukan analisis perbandingan untuk anggaran dengan
realisasinya, membandingkan perlakuan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan serta menyusun laporan pertanggungjawaban sebagai bentuk tanggung jawab
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
7

sekolah dalam penggunaan dana BOS. Selain itu, informasi non keuangan berupa tingkat
lulusan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah. Selanjutnya ialah menulis laporan
hasil penelitian.
Tahap keempat ialah menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah dianalisis
untuk kemudian dapat memberikan saran demi kemajuan SDS Hang Tuah 9.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
Menurut Munandar (2001:1) yang dimaksud anggaran ialah suatu rencana yang disusun
secara sistematis yang meliputi keseluruhan kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Anggaran belanja pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu
sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh
sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran
pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-
komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan daerah
yang lain.
Analisis Perbandingan ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar selisih Anggaran
dengan Realisasi Pendapatan dan Belanja pada SDS Hang Tuah 9.
Tabel 1
Analisis Perbandingan Anggaran dengan Realisasi Pendapatan dan Belanja Sekolah Tahun Pelajaran 2011/2012

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Pencapaian (%) Selisih (Rp)

I Pendapatan Rutin

1. DP 68.800.000 68.800.000 100% -

2.SPP 778.872.000 717.288.000 92,09% 61.584.000

3. Daftar Ulang 30.400.000 30.400.000 100,00% 11.000.000

Jumlah Pendapatan Rutin 878.072.000 816.488.000 94,24% -50.584.000

II Bantuan BOS

1. BOS Reguler 413.568.000 476.928.000 115,32% 63.360.000

2. BOS Pendamping 64.620.000 74.520.000 115,32% 9.900.000

Jumlah Pendapatan BOS 478.188.000 551.448.000 115,32% 73.260.000

III Dana SSN 50.600.000 50.600.000 100% -

Kantin 10.000.000 10.000.000 100% -


Jumlah Pendapatan
Keseluruhan 1.416.860.000 1.428.536.000 101,60% 11.676.000
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
8

PENGELUARAN

I Kontribusi ke Yayasan

1.DP 60% 41.280.000 41.280.000 100% -


155.774.400 143.035.200 91,82%
2.SPP 20% (12.739.200)

3. Daftar Ulang 18.240.000 18.240.000 100,00% -

II Belanja Operasional

1. Belanja Pegawai

a. Gaji Guru dan Karyawan 611.712.000 611.712.000 100% -


b.Ekstra Kurikuler 29.808.000 29.808.000 100% -
c.Kesra Dana Pendidikan 13.000.000 13.000.000 100% -
d. THR 11.750.000 11.750.000 100% -
e. Honor Tugas Tambahan 57.900.000 63.600.000 109,80% 5.700.000
f. Gaji ke - 13 20.758.750 20.758.750 100% -
g. Seragam Guru dan
8.000.000 8.514.000
karyawan 106,43% 514.000
2.Biaya Pendidikan &
Pengajaran
a.Kurikulum dan adm
15.000.000 16.846.000
pengajaran 112,30% 1.846.000
b. Kegiatan Siswa 15.000.000 17.407.000 116,05% 2.407.000
c. HUT Yayasan 12.500.000 13.600.000 108,80% 1.100.000
d. Kegiatan PPAI 5.000.000 4.770.000
95,40% (230.000)
e. Wisuda Kelas VI 5.000.000 5.320.000 106,40% 320.000
f. Evaluasi

UTS I & II 16.000.000 16.012.000 100,08% 12.000


UAS I & II 16.000.000 16.012.000 100,08% 12.000
g. Atribut Siswa 12.160.000 10.403.800
85,56% (1.756.200)
3.Biaya Operasional

a.Pengadaan Alat kebersihan 5.000.000 - - -


b.ATK 5.000.000 7.860.000 138,60% 2.860.000
c.Obat 1.000.000 874.000
87,40% (126.000)
d.Biaya Foto Copy 3.000.000 3.028.000 100,90% 28.000
e.Konsumsi Guru dan
26.000.000 24.768.000
Karyawan 94,90% (1.232.000)
f. Pembelian Bahan
10.000.000 12.268.000
Kebersihan 122,70% 2.268.000
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
9

g. Pengadaan Lampu Kelas 2.000.000 2.438.000 121,90% 438.000


h. Rekening
24.000.000 25.976.000
Listrik,Air,Koran.Telpon 108,23% 1.976.000
4.Biaya Pemeliharaan &
Perbaikan
a. Pengadaan dan Perawatan
30.000.000 28.970.000
Sarpras. 96,60% (1.030.000)
b. Pengecatan pagar, kelas,
20.600.000 20.390.000
skat 98,90% (210.000)
5.Biaya Perjalanan Dinas

a. Perjalanan Dinas 10.000.000 9.240.000


92,40% (760.000)
b. Transport Kurir 4.500.000 4.000.000
88,80% (500.000)
c. Transport Penataran 10.000.000 8.300.000
83,00% (1.700.000)
d. Transport Tamu Dinas 10.000.000 9.600.000
96% (400.000)
6.Biaya Lain-lain
a.Peningkatan mutu dan
30.000.000 30.170.000
kreatifitas siswa 100,56% 170.000
b. Peningkatan mutu dan
20.000.000 18.600.000
kreatifitas guru 93,00% (1.400.000)
c. Promosi sekolah 5.000.000 6.325.000 126,50% 1.325.000
d. Komputer 12.000.000 12.200.000 101,60% 200.000
e.Iuran KKG 6.000.000 6.000.000 100,00% -
f. Iuran KKS 8.000.000 8.000.000 100,00% -
g. Iuran Paguyuban
1.200.000 1.200.000
KASATDIK YHT 100,00% -
h.Sewa tanah Satdik 10.000.000 10.000.000 100,00% -
i.Iuran Paguyuban PURNA
1.200.000 1.200.000
BHAKTI YHT 100,00% -
j. Majalah Pena 1.000.000 679.000
67,90% (321.000)
k. Biaya Mendukung
5.000.000 5.000.000
Kegiatan Dinas 100,00% -
l. Kantin 10.000.000 8.009.000
80,09% (1.991.000)

III Belanja Modal


a. Pengadaan Buku
40.000.000 40.580.000
Perpustakaan (BSE) 101,45% 580.000
b. Pengadaan Alat Peraga
15.000.000 14.700.000
KBM 92,00% (300.000)
c. Pengadaan Alat Peraga OR 5.000.000 5.340.000 106,80% 340.000
d. Pengadaan UKS /
25.000.000 24.843.000
Adiwiyata 97,50% (157.000)
14.467.850 14.388.000
4. Cadangan 98,17% (79.850)
Jumlah Belanja Keseluruhan
1.434.851.000 1.427.014.750 99,70% (7.836.250)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
10

Surplus/defisit (17.991.000) 1.521.250 48,62% 19.512.250


Total 1.416.860.000 1.428.536.000 101,60% 11.676.000
Sumber: Diolah oleh penulis dari Bagian Keuangan

Pada tahun pelajaran 2011-2012, jumlah realisasi pendapatan rutin dari SPP, Dana
Pendidikan dan Daftar Ulang tercapai sebesar 101,6% dan memiliki varians sebesar Rp
11.676.000. Pada RAPBS, diperkirakan jumlah penerimaan dana BOS sebesar Rp 478.188.000
sementara dalam realisasi terlihat kenaikan yang relative tinggi, sehingga perolehan dana BOS
sebesar Rp 551.448.000. Pemberian dana BOS disesuaikan dengan jumlah murid, namun
burhubung sekolah berstatus swasta maka tidak sepenuhnya biaya sekolah gratis. Para murid
masih dibebankan untuk membayar SPP yang mana sudah di kurangkan dari penerimaan dana
BOS. Perhitungan biaya SPP pada SDS Hang Tuah 9 terbagi untuk 5 golongan. Mengingat
sekolah ini lebih dikhususkan bagi putra putri TNI AL yang diklasifikasikan berdasarkan
golongan jabatan yaitu Perwira, Bintara, Tamtama, serta non TNI AL atau masyarakat umum.
Tiap siswa diberikan keringanan biaya sebesar Rp 48.000 dari penerimaan dana BOS ini. Tidak
terjadi perubahan kenaikan atau penurunan untuk realisasi penerimaan lain-lain yang berasal
dari kantin dan dana SSN.
Dimana ada pendapatan, terdapat pula pengeluaran untuk berlangsungnya pembiayaan
pendidikan. Tampak berbagai macam pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan dalam menunjang kualitas pendidikan. Belanja Operasional meliputi belanja
pegawai, biaya pendidikan, biaya operasional sekolah, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya
perjalanan dinas serta biaya lain-lain diluar biaya yang telah disebutkan. Dalam klasifikasi
belanja pegawai, untuk biaya honor tugas tambahan dan seragam guru, realiasasi menjadi naik
daripada anggaran belanja yang rendah. Hal ini disebabkan adanya mutasi masuk guru atau
karyawan. Untuk biaya pendidikan dan pengajaran, realisasi belanja tercapai sebesar Rp
100.370.820 atau 99,8% sedangkan anggaran belanjanya sebesar Rp 100.500.000 atau 0,2%. Pada
biaya operasional, tampak bahwa salah satu rencana tidak direalisasikan. Dikarenakan pada
kenyataannya rencana tersebut sudah termasuk dalam pembelian alat kebersihan. Oleh karena
itu terjadi penghematan dalam belanja yang telah dikeluarkan. Penghematan juga terjadi pada
realisasi biaya pemeliharaan dan perbaikan, seperti biaya perjalanan dinas. Belanja modal yang
meliputi pembelian buku BSE dan alat peraga dalam proses pembelajaran, total realisasi dari
jenis belanja tersebut tercapai sebesar 98,93% yang berarti ada tingkat efisiensi pengeluaran
dalam belanja modal. Cadangan merupakan estimasi dari pengeluaran lain yang mana kegiatan
tersebut dapat terjadi pada waktu satu tahun periode berjalan. Realisasi dari biaya cadangan
tercapai sebesar98,2% ini berarti terjadi penghematan dan kelebihan dana dapat disisihkan
untuk anggaran tahun berikutnya.
Untuk tahun 2011/2012, surplus yang tercapai sebesar Rp 1.521.250 atau 48,62%
sementara anggarannya sebesar Rp 17.991.000 dan sisanya sebesar Rp 19.512.250
Jadi total realisasi pendapatan dan belanja pada tahun pelajaran 2011/2012 tercapai
sebesar Rp 1.428.536.000 atau 101,6% sedangkan sisanya sebesar Rp 11.676.000, hal ini
disebabkan adanya efisiensi penghematan dari beberapa realisasi belanja-belanja yang
dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran sesuai kebutuhan baik dari masyarakat maupun
dari pemerintah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
11

Kebijakan Akuntansi Sekolah Dasar Hang Tuah 9


Dari awal berdirinya Sekolah Dasar Hang Tuah 9 hingga tahun 2012, kebijakan
akuntansi yang disusun bukan berbentuk laporan keuangan, namun hanya laporan penerimaan
kas dan pengeluaran kas yang bentuknya lebih sederhana. Sejak tahun 2013, SDS Hang Tuah 9
mulai berusaha untuk menyusun laporan keuangan yang lebih akurat dalam bentuk laporan
aktivitasyang merupakan salah satu laporan keuangan yang harus disusun oleh organisasi
nirlaba.
1. Laporan Aktivitas
Adapun bentuk Laporan Aktivitas yang disusun SDS Hang Tuah 9 sebagai berikut:
Tabel 2
Laporan Aktivitas SDS Hang Tuah 9
Periode 01 Februari s/d 28 Februari 2013
KETERANGAN JUMLAH TOTAL

Pendapatan tidak terikat


SPP 57.713.000
Komite 3.076.000
Penerimaan bunga tabungan 1.323
Penerimaan lain-lain 28.658.527
89.448.850

Pengeluaran dan Beban


Tidak Terikat

Biaya Belanja Pegawai 45.001.850


Biaya Pendidikan dan Pengajaran 5.022.900
Biaya Operasional 26.651.100
Biaya Ekstrakurikuler 2.035.000
Biaya Lain-lain 11.000
(78.721.850)
Terikat Temporer
Kontribusi / Setoran ke Cabang 11.560.000
(11.560.000)

Kenaikan Aktiva Bersih Tidak Terikat (833.000)

Perubahan Aktiva Bersih (833.000)


Aktiva Bersih Awal Bulan 2.334.160
Aktiva Bersih Akhir Bulan 1.501.160

Sumber: Laporan Keuangan SDS Hang Tuah 9

Pembahasan
Pelaporan keuangan organisasi nirlaba diatur dalam PSAK 45 yang memiliki segala
keunikan sehinga laporan keuangan dapat mudah dipahami dan memiliki daya banding yang
tinggi. Latar belakang dari penetapan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba,
ditandai dengan adanya ciri-ciri khusus yang menjadi karakter organisasi sehingga memiliki
perbedaan dengan organisasi sektor swasta. Ciri-ciri khusus tersebut antara lain cara perolehan
sumber daya dari sumbangan atau donatur pada organisasi nirlaba dalam menjalankan segala
aktivitas untuk kelangsungan organisasi. Perolehan sumber daya dari sumbangan atau donatur
baik adanya pembatasan dan tanpa pengembalian secara proporsional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
12

Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba, perlunya


memperhatikan sifat pembatasan dana. Pembatasan dana menurut PSAK 45 antara lain
pembatasan permanen, pembatasan temporer, sumbangan terikat, sumbangan tidak terikat.

Pembahasan atas Laporan Aktivitas


Penjelasan dalam Laporan Aktivitas, terdiri dari pendapatan dan beban dalam suatu
organisasi. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program, hubungan antar transaksi dan
peristiwa lain, serta pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
aktiva bersih.
Laporan aktivitas yang seharusnya disusun oleh SDS Hang Tuah 9 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3
Laporan Aktivitas SDS Hang Tuah 9
Periode 01 Februari s/d 28 Februari 2013
KETERANGAN JUMLAH TOTAL

Pendapatan tidak terikat


SPP 57.713.000
Komite 3.076.000
Penerimaan bunga tabungan 1.323
Penerimaan lain-lain 28.658.527
89.448.850

Pengeluaran dan Beban


Tidak Terikat

Biaya Belanja Pegawai 45.001.850


Biaya Pendidikan dan Pengajaran 5.022.900
Biaya Operasional 26.651.100
Biaya Ekstrakurikuler 2.035.000
Biaya Lain-lain 11.000
(78.721.850)
Terikat Temporer
Kontribusi / Setoran ke Cabang 11.542.600
(11.542.600)

Kenaikan Aktiva Bersih Tidak Terikat (815.600)

Perubahan Aktiva Bersih (815.600)


Aktiva Bersih Awal Bulan 2.334.160
Aktiva Bersih Akhir Bulan 1.518.560

Sumber: Diolah oleh penulis dari informasi bagian Keuangan SDS Hang Tuah 9

Berdasarkan tabel diatas, maka Laporan Aktivitas yang disusun SDS Hang Tuah 9 tidak
sesuai dengan format akuntansi organisasi nirlaba. Dalam tabel 9, dimana nilai bersih yang
disajikan adalah sebesar Rp (833.000) dan setelah dilakukan koreksi berdasarkan PSAK 45 tahun
2009 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, maka nilai akhir perubahan aktiva bersih
sebesar Rp (815.600). Terjadi adanya pengurangan beban kontribusi untuk yayasan yang semula
sebesar Rp 11.560.000 namun setelah dikoreksi jumlahnya sebesar Rp 11.542.600. Perubahan
nominal ini dikarenakan 20%×Rp 57.713.000 dari jumlah penerimaan SPP yaitu Rp 11.542.600.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
13

Selain itu, kesulitan dalam menerapkan laporan aktivitas pada SDS Hang Tuah 9
dikarenakan tidak tersedianya informasi yang akurat berkaitan dengan aset bersih pada awal
tahun. Dikarenakan tidak memuat dan tidak dilakukannya pencatatan untuk aset bersih pada
awal tahun.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban Dana BOS


Selain menyusun Laporan Aktivitas, SDS Hang Tuah 9 juga menyusun Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana BOS. Format laporan BOS akan digunakan sebagai
acuan. Keakuratan dan ketepatan waktu laporan merupakan hal yang mutlak dalam
penyusunan laporan.
1. Pelaporan
Pelaporan dalam Laporan Dana BOS harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya.
1. Laporan penggunaan dana BOS di tingkat sekolah meliputi laporan realisasi
penggunaan dana per sumber dana (Formulir BOS-K7 dan BOS-K7a) dan surat pernyataan
tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH
BOS.
2. Pertanggungjawaban Dana BOS
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS,masing-
masing pengelola program di tiap tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sekolah)
diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait. Secara umum, hal-hal
yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima
bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta
hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Format penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban dijelaskan sebagai berikut:
1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (Formulir BOS-K1 dan BOSK-2)
RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan khusus untuk sekolah
swasta ditambah Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan
kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa
lainnya apabila diperlukan. RKAS dibuat setahun sekali pada awal tahun pelajaran, namun
demikian perlu dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat
membuat RKAS tahunan yang dirinci tiap semester. Format RKAS dapat dilihat seperti
pada Formulir BOS-K1. RKAS perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara
rinci, yang dibuat tahunan dan tiga bulanan untuk setiap sumber dana yang diterima
sekolah (Formulir BOS-K2).
2. Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana (Formulir BOS-K7)
Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum (Formulir BOS-K3) dari semua
sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat
triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite
Sekolah.Laporan ini harus dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS yang
tercantum dalam Permendagri tentang Pengelolaan BOS. Bukti pengeluaran yang sah
disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.
3. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS (Formulir BOS-K7a)
Laporan ini merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan
disusun berdasarkan Formulir BOS-K7. Laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani
oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
14

Penilaian Kinerja
Pengukuran kinerja bertujuan untuk membantu pimpinan dalam menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat
dijadikan sebagai alat pengendalian. SDS Hang Tuah 9 menerbitkan laporan finansial dan
laporan non finansial, kedua laporan ini dapat dijadikan patokan dalam pengukuran kinerja.
Menurut Wahyudi (2002:101) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan
secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk
potensi pengembangannya.

PENUTUP
Simpulan
Terjadi penghematan belanja dalam kegiatan yang dilakukan sekolah pada suatu periode.
Efisiensi biaya memperlihatkan bahwa manajemen dapat mengelola keuangan dari dana yang
diperoleh untuk dialokasikan pada berbagai kegiatanyang besarnya sudah dianggarkan. Selain
itu, sisanya dapat disisihkan untuk anggaran tahun berikutnya.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan PSAK 45, seyogyanya dapat
dilakukan suatu perbandingan antar organisasi sejenis maupun membandingkan dari tahun ke
tahun untuk organisasi yang sama. Mudah dipahami merupakan kelebihan dari laporan
keuangan berdasarkan PSAK 45, dimana dapat memberi kemudahan bagi pemakai laporan
keuangan dalam sistem pelaporan keuangan yang sesuai berdasarkan PSAK 45.

Saran
Setelah mengevaluasi cara penyusunan laporan keuangan SDS Hang Tuah 9 berdasarkan
PSAK 45, maka disarankan SDS Hang Tuah 9 lebih taat dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan sekolah berdasarkan PSAK 45. Hal ini berguna untuk memberikan kejelasan
informasi serta memberikan kemudahan dalam menilai kinerja manajer yaitu kepala sekolah
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola sumber daya kepada stakeholder.

Keterbatasan
Pelaporan keuangan SDS Hang Tuah 9 dibuat secara bulanan dan dilakukan rekapan
keseluruhan pada akhir tahun. Belum dilakukannya penyusunan Laporan Arus Kas yang
berkaitan dengan informasi penggunaan Kas Masuk dan Kas Keluar untuk mengetahui aliran
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Perlu juga dilakukannya penyusunan
Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas dimana memberikan penjelasan mengenai arus
pemasukan dan pengeluaran kas yang terbagi dalam tiga jenis yaitu aktivitas operasional,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja : Edisi
Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45. Salemba Empat. Jakarta.
Bogdan, R. 2001. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional. Jakarta.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Wikipedia. Organisasi Nirlaba. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba. 27 Maret 2013
(22:14).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
15

Wikipedia. Penilaian Kinerja. http://id.wikipedia.org/wiki/kinerja. 2 April 2013 (11:37).


Wahyudi, B. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Ketiga. Sulita. Bandung.
Costa, V. 2000. Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan Sekolah. Depdiknas. Jakarta
Fatah, N. 2003. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Pustaka Bani Quraisy.
Bandung
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
16

You might also like