You are on page 1of 12

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

MUTU PEMBELAJARAN PADA MTs NANJUNGMEKAR RANCAEKEK


BANDUNG

Oleh:
Risma Diana Putri Kosasih¹, dan Wati Karmila²
¹) Mahasiswa Pascasarjana S2 Prodi MPI UIN SGD Bandung
²) Mahasiswa Pascasarjana S3 Prodi PI UIN SGD Bandung

Abstract
Management of financing is one way to improve the quality of education
and learning. The aim of the research is to understand how the implementation
of financial management can increase the quality of education and learning at
Islamic Nanjungmekar Junior High School ( MTs Nanjungmekar). The method
used is descriptive method with qualitative approach. Data collection
techniques used were interviews, observation, and documentation. Data
analysis techniques, performed with data reduction, data display, conclusions
and prefikasi. That is the subject of this research is the principal, vice-
principal, teachers, and school treasurer.
The results showed that (1) Planning of education financing at MTs
Nanjungmekar done with discussions that involve all school personnel. (2)
allocation technique based on the standard of education funding priority to
improve the quality of learning (3) Supervision of financing is passed by
internal and external, that is internally done by the Ministry of Religious
Affairs in the field of finance and ekstren by BPK. (4) Barriers experienced by
principals in education funding is not fit between planning and the use of
education funding allocated by the government. Clash of opinion between the
principal components of the use of budget madrasah schools. The implication
of this research is the establishment of a constructive management style that is
encouraging every school personnel know and understand about the
financing, the creation of a culture of transparency about the financing and
management, the creation of a sense of responsibility attitude towards
improving the quality of education in MTsN.. Nanjungmekar.
Keywords: Finance Management, Education and Quality of Learning.

Abstrak
Manajemen pembiayaan merupakan salah satu upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dan pembelajaran. Tujuan penelitian yang dilakukan
adalah untuk memahami bagaimana pelaksanaan manajemen pembiayaan
dapat meningkatakan kualitas pendidikan dan pembelajaran pada MTs
Nanjungmekar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data,
dilakukan dengan reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dan
prefikasi. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, Guru, dan bendahara sekolah.

1
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Perencanaan pembiayaan
pendidikan pada MTs Nanjungmekar dilakukan dengan musyawarah yang
melibatkan seluruh personil sekolah. (2) Teknik pengalokasian pembiayaan
pendidikan berdasarkan kepada standar yang diprioritaskan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran (3) Pengawasan pembiayaan dilalukan
secara intern dan ekstern, yaitu secara intern dilakukan oleh Kementerian
Agama bidang keuangan dan secara ekstren oleh BPKP. (4) Hambatan yang
dialami oleh kepala sekolah dalam pembiayaan pendidikan adalah tidak sesuai
antara perencanaan dengan penggunaan pembiayaan pendidikan yang
dialokasikan pemerintah. Benturan pendapat antara kepala sekolah dengan
komponen sekolah tentang penggunaan anggaran madrasah. Implikasi dari
penelitian ini adalah terbentuknya gaya manajemen konstruktif yaitu upaya
mendorong setiap personil sekolah paham dan memahami tentang pembiayaan,
terciptanya budaya transparansi tentang pengelolaan pembiayaan serta,
terciptanya sikap rasa tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan
pada MTs Nanjungmekar .
Kata kunci: Manajemen Pembiayaan, Pendidikan dan Mutu
Pembelajaran

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya menciptakan manusia Indonesia kearah kemajuan
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia nomor 20 tahun 2003 (UU Sisdiknas) Bab I pasal 1 yang berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya menyangkut
bangsa dan negara. Penjelasan yang disampaikan di atas mengamanatkan pentingnya
pendidikan yang harus dimilki oleh setiap warga Negara Indonesia.
Stoner dan Freeman (Usman :2012:14) mengatakan: “Manajemen adalah seni
melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done through
people)”. Usman (2013:6) mengatakan: “Manajemen dalam arti luas adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Argumentasi yang disampaikan di atas
adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terdapat
pemimpin dan komponen yang dipimpin bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Ghazali (2012:1) memberikan gambaran: Biaya pendidikan adalah merupakan

2
nilai uang dari sumber daya pendidikan yang dibutuhkan untuk mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan, oleh karenanya untuk menghitung biaya pendidikan
harus terlebih dahulu mengindentifikasi kebutuhan sumber daya pendidikan termasuk
kualifikasi atau spesifikasi dan jumlahnya, untuk mengelola dan menyelenggarakan
pendidikan.
Dari defenisi yang disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
pendidikan adalah merupakan salah satu faktor yang sangat urgent. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diambil sebuah pemahaman bahwa pengelolaan pembiayaan
bukan hanya menyangkut dengan bagaimana pengelolaan pembiayaan yang ada tetapi
termasuk juga bagaimana upaya kepala sekolah untuk memperoleh pembiayaan
pendidikan.
Pembiayaan pendidikan mempunyai manfaat yang cukup besar bagi kelangsungan
pembelajaran di sekolah. Pengelolaan pembiayaan pendidikan bersumber dari partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan jalannya rodpendidikan, tanpa partisipasi masyarakat,
maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik”(Muhajirin, 2012). Menurut Muhajirin
(2012), “biaya pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung (sumber daya
pendidikan) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam
upaya pencapaian tujuan, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan
untuk kelangsungan pendidikan”.
Untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah menyusun standar
pendidikan nasional pembiayaan pendidikan agar masyarakat dapat menikmati pelayanan
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan sesuai juga dengan “Konstitusi Amandemen
UUD 1945” yang mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya
pendidikan sebesar 20% daridana APBN maupun APBD. Adapun landasan hukum standar
nasional pembiayaan pendidikan yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 11 Ayat 2 berbunyi“Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib
menjamin tersedianya dana guna terselenggarakan pendidikan bagi warga Negara yang
berusia tujuh sampai lima belas tahun”.
Pengelolaan pembiayaan pendidikan yang belum mengikuti petunjuk POS, dapat
membuat gagalnya pengelolaan pembiayaan terlebih dengan tidak memfungsikan
pengawas oleh pemerintah untuk ikut andil memberikan kontribusi terhadap
pembiayaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan pada MTs

3
Nanjungmekar Rancaekek Bandung belum maksimal. Uraian yang disampaikan di atas
tentang penggunaan pembiayaan pendidikan teknik pengelolaan pengawasan yang
belum sempurna dan kendala-kendala yang dihadapai oleh kepala sekolah dalam
pengelolaan pembiayaan pendidikan merupakan masalah yang terjadi sehingga penulis
tertarik untuk meneliti bagaimana peran pembiayaan pendidikan dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran pada MTsN Nanjungmekar Rancaekek Bandung.

B. KAJIAN TEORI
Usman (2013: 5) mengatakan: “Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
asal kata manus yang berarti tangan dan agree (melakukan)”. Kata-kata itu digabung
menjadi manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan dalam bahasa
Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda) dan manager untuk orang
yang melakukannya”. Jadi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi
manajemen (pengelolaan). Anwar (2013: 136) mengatakan “Manusia dalam
kehidupanya selalu memenuhi kebutuhanya baik yang terwujud sebagai kebutuhan
jasmani ataupun kebutuhan rohani, untuk memenuhi kebutuhanya manusia memerlukan
alat pemenuhan kebutuhan yang berwujud barang atau jasa”.
Suhardan dkk (2012: 23) memberikan argumentasi bahwa: “Biaya langsung
berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian
masyarakat, gaji guru dan pegawai lainya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya
perawatan”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah bahwa biaya
langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh komponen pendidikan dalam rangka
memenuhi kebutuhanya dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Biaya
tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan pemerintah. Argumentasi yang dapat
disimpulkan dari pendapat di atas adalah bahwa pembiayaan pendidikan merupakan hal
yang sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Peters (Edward Deming 2008:15) mengatakan peranan yang sangat penting dari
pelanggan dalam kaitanya dengan kualitas dalam triving on chaos “tersebut. Mahmud
(2012 : 567) “Penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bagi generasi muda tanah
Aceh, atau peningkatan kualitas sumber daya manusia usia muda melalui bidang

4
pendidikan dalam berbagai bentuk varian, merupakan bahtera dalam menuju Bandung
baru”. Penyampaian diatas memberikan analysis bahwa mutu pendidikan sangat erat
hubunganya dengan pembiayaan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan mengenai perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pembiayaan pendidikan dalam
meningkatkan pembelajaran. Sesuai dengan fokus penelitian,maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan lokasi yang dipilih adalah MTs Nanjungmekar
Rancaekek Bandung dengan subjek penelitian kepala sekolah,guru, bendahara sekolah
dan komite. Dalam penelitian kualitatif peneliti berperan sebagai human
instrument,dalam rangka mencari data dan informasi langsung dari sumber nya, dengan
menangkap berbagai fenomena yang terjadi dilapangan. Uji keabsahan data dilakukan
oleh peneliti dengan empat pengujian, yaitu uji kreibelitas, Transfebelitas,
Dependabelitas, dan Kompirmabilitas.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat hasil penelitian dilapangan
menunjukan sebagai berikut:
1. Peran Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sumber Dana Pembiayaan
Pendidikan Pada MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung.
Dalam rangka mempergunakan pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan
dengan pos yang telah diberikan oleh pemerintah, maka kepala sekolah melakukan
musyawarah dengan komponen sekolah dalam merencanakan pembiayaan pendidikan,
sehingga pembiayaan pendidikan tersebut sesuai dengan apa yang telah disepakati
bersama. Perencanaan pembiayaan pendidikan biasanya dilakukan pada awal tahun
walupun mungkin dana anggaran yang diberikan oleh pemerintah belum turun,
perencanaan pembiayaan pendidikan yang direncanakan tersebut dengan memperioritas
hal-hal yang penting dan mendesak.
Berbicara mengenai perencanaan pembiayaan, menurut Garner (2004)

5
merumuskan sikuensi perencanaan pembiayaan yang strategis sebagai berikut: 1) misi
(mission), 2) tujuan jangka panjang (goals), 3) tujuan jangka pendek (objectives), 4)
program, layanan, aktivitas (programs, services, activities), tujuan jangka panjang,
tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unit sekolah (site-based unit goals
& objectives), 5) target: baik outcomes maupun outputs, 6) anggaran (budget), dan
7) perencanaan pembiayaan yang strategis (strategic financial plan). Keberhasilan
sekolah salah satunya ditentukan dari adanya pemahaman visi yang jelas dan tujuan
yang hendak dicapai oleh para anggota anggota organisasi. Dalam konteks ini visi
oleh Maxwell dikaitkan dengan kepemimpinan. Menurut Maxwell bahwa visi yang
memimpin para pemimpin, Visi melukiskan sasarannya, Visi memicu serta membakar
semangat, dan mendorongnya maju. Visi juga merupakanpemicu orang lain yang
menjadi pengikut sang pemimpin. Seorang pemimpin yang tidak memiliki visi
takkan ke mana-mana. Paling tidak, ia akan berlari di tempat. Sementara itu Visi
organisasi juga dapat memusatkan mengarahkan, menyatukan, dan bahkan memberi
inspirasi suatu bisnis untuk mencapai kinerja yang superior (Masruroh, 2008) Untuk
melangkah dalam visi tersebut, sebuah komitmen amat dibutuhkan, komitmen itu
disebut misi, namun ketika dalam pencapaiannya muncul masalah, dibuatlah
serangkaian tindakan yang spesifik untuk menyelesaikan misi itu, tindakan inilah yang
disebut tujuan (Sabda, 2006 dalam Masruroh, 2008). Pendapat yang lain menjelaskan
bahwa misi akan menjaga semua orang tetap terlibat dalam semua aktivitas yang
dikerjakan dan direncanakan untuk diwujudkan secara bersama-sama.

2. Teknik Pengelolaan Sumber Dana Pembiayaan Pendidikan pada MTs


Nanjungmekar Rancaekek Bandung
Pengelolaan sumber dana pembiayaan pendidikan telah dilaksanakan di MTs
Nanjungmekar Rancaekek Bandung berdasarkan standar yang telah di bebankan oleh
pemerintah kepada sekolah sebagai ujung tombak pengelolaan pendidikan. Adapun
standar tersebut adalah: a). Standar Kelulusan b) Standar isi c) Standar pengelolaan
pendidikan d) Standar Pembiayaan pendidikan e) Standar penilaian pendidikan f).
Standar proses g) Standar pendidik dan tenaga kependidikan h) Standar sarana dan
prasarana. Pembiayaa pendidikan yang diberikan pemerintah akan mengutamakan hal-
hal yang paling prioritas yang diperlukan oleh organisasi sekolah, sehingga biaya

6
tersebut memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas dan mutu penddidikan pada
MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung.
Pentingnya pembiayaan dalam pendidikan tersebut menuntut kepala sekolahdan
guru untuk melakukan pengelolaan sumber dana pendidikan secara efektifdan efisien.
Pengelolaan keuangan terutama dalam mengalokasikan penggunaanuang sudah
sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini juga didasari olehkenyataan bahwa
sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehinggadisentralisasi pengelokasian
uang sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah.Sekolah juga harus diberi kebebasan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan (income
generating activities) sehingga sumberkeuangan tidak samata-mata tergantung pada
pemerintah (Rohiat, 2008: 66).

3. Pengawasan Sumber Dana Pembiayaan Pendidikan pada MTs


Nanjungmekar Rancaekek Bandung.
Pelaksanaan pengawasan pembiayaan pendidikan pada MTs Nanjungmekar
Rancaekek Bandung telah berlangsung dan berjalan yang didasarkan petunjuk teknis
pelaksanaan pengawasan pembiayaan pendidikan yang berlaku, baik pengawasan yang
dilakukan secara intern maupun ekstern sekolah. Pengawas yang mengawasi
pembiayaan ini adalah berbagai pihak-pihak yang berwenang, seperti pengawasan intern
dilakukan oleh Kepala Sekolah, Team Pengawas jenjang Tsanawiyah dan komite
sekolah. Sedangkan secara ekternal pengawasan dilakukan oleh bagian Keuangan
Kementerian Agama Kabupaten Bandung, Inspektorat dan BPK, Kementerian agama
Kabupaten Bandung serta Kementerian agama wilayah Kabupaten Bandung sesuai
dengan kewenangan dan kapasitasnya masing-masing dalam mengawasi pembiayaan
yang ada pada MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung. Menyangkut dengan prinsip
pengawasan menurut Undang- Undang yang telah ditentukan oleh pemerintah, sehingga
pelaksanaan pengawasan yang dilakukan akan memberikan terhadap pengelolaan
pembiayaan pendidikan.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan anggaran dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui: (a) kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dan dengan prosedur yang berlaku, (b) kesesuaian hasil yang dicapai baik di
bidang teknis administratif maupun teknis operasional dengan peraturan yang

7
ditetapkan, (c) kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan dan
organisasi) secara efesien dan efektif, dan (d) sistem yang lain atau perubahan sistem
guna mencapai hasil yang lebih sempurna. Sebagaimana telah dikatakan bahwa
pengawasan itu terdiri dari berbagai aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi
sesuai dengan rencana. Dengan demikian pengawasan itu merupakan proses, yaitu
kegiatan yang berlangsung secara berurutan. Menurut (Pigawahi dalam Manullang,
1990), proses pengawasan mencakup kegiatan berikut: pemahaman tentang ketentuan
pelaksanaan dan masalah yang dihadapi, menentukan obyek pengawasan, menentukan
sistem, prosedur, metode dan teknik pengawasan, menentukan norma yang dapat
dipedomani, menilai penyelenggaraan, menganalisis dan menentukan sebab
penyimpangan, menentukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi.

Oleh sebab itu setiap manajer pada setiap tingkatan organisasi berkewajiban
melakukan pengawasan. Evaluasi yang dilakukan dalam setiap tahapan pelaksanaan
program dilakukan yang hasil evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan penyempurnaan kegiatan selanjutnya. Hal ini senada dengan temuan
penelitian yang dirumuskan dalam proposisi sebagai berikut. Jika dalam pelaksanaan
evaluasi terhadap pembiayaan sekolah berupaya menggali saran dan masukan dari
komponen sekolah maka akan mendukung efektivitas pembiayaan sekolah yang baik.

4. Hambatan dalam Pengelolaan Sumber Dana Pembiayaan Pendidikan


pada MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung.
Hambatan yang dialami oleh kepala sekolah dan guru terhadap pembiayaan
pendidikan adalah dana yang telah diterima, tidak sesuai antara rencana penggunaan
keuangan dengan realisasi yang dilaksakan dilapangan, sehingga terjadi apa yang
disebut penciutan dana dari apa yang telah direncakan, kurang pahamnya para pengelola
keuangan baik kepala sekolah, bendahara, dan dewan guru dalam pengelolaan
keuangan. Lebih lanjut kendala atau hambatan yang di alami oleh kepala sekolah,
bendahara, dan para dewan yang lain adalah adanya tuntutan dari pihak-pihak lain yang
seharusnya tidak dibebankan kepada pembiayaan pendidikan. Pemungutan pembiayaan
seperti ini akan mengurangi hal-hal strategis yang seharusnya menjadi prioritas utama
dari penggunaan pembiayaan pendidikan. Sehingga akan terabaikan apa yang telah

8
terencana dalam RKAM (Rencana Kerja Anggaran Madrasah).
Anwar (2013 : 136) mengatakan “Manusia dalam kehidupanya selalu memenuhi
kebutuhanya baik yang terwujud sebagai kebutuhan jasmani ataupun kebutuhan
rohani, untuk memenuhi kebutuhanya manusia memerlukan alat pemenuhan
kebutuhan yang berwujud barang atau jasa”.
Suhardan dkk (2012 : 23) memberikan argumentasi bahwa:“Biaya langsung
berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian
masyarakat, gaji guru dan pegawai lainya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya
perawatan”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah bahwa biaya
langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh komponen pendidikan dalam rangka
memenuhi kebutuhanya dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Biaya tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan pemerintah. Argumentasi yang
dapat disimpulkan dari pendapat di atas adalah bahwa pembiayaan pendidikan
merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.

E. SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
1. Peran kepala sekolah dalam perencanaan sumber dana pembiayaan pendidikan
pada MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung mempergunakan pembiayaan
pendidikan sesuai dengan dengan pos yang telah diberikan oleh pemerintah,
maka kepala sekolah melakukan musyawarah dengan komponen sekolah
dalam merencanakan pembiayaan pendidikan, sehingga pembiayaan
pendidikan tersebut sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
2. Teknik Pembiayaan pendidikan yang diberikan pemerintah akan
mengutamakan hal-hal yang paling vital yang diperlukan oleh organisasi
sekolah, sehingga biaya tersebut memberikan manfaat dalam meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan pada MTs Nanjungmekar Rancaekek Bandung.
3. Pengawasan pembiayaan pendidikan dilakukan intern dan ektern. Secara
intern dilakukan oleh kemenag kabupaten atau provinsi, sedangkan dari pihak

9
ektern dilakukan oleh pemerintah daerah dan pusat serta berbagai pihak-pihak
yang berwenang.
4. Hambatan yang dialami dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan terbagi
kepada dua permasalahan, yaitu yang pertama berbedanya perencanaan
dengan biaya yang diterima dari pemerintah, yang kedua adanya tuntutan dari
pihak- pihak lain yang seharusnya tidak dibebankan kepada pembiayaan
pendidikan..
Saran
1. Kepala sekolah merupakan kunci penentu berhasil atau tidaknya sebuah
pendidikan, demikian pula halnya dengan pengelolaan pembiayaan pendidikan
tergantung kepada kemampuan seorang pemimpin pada suatu lembaga
pendidikan oleh karenanya, diharapkan kepada kepala sekolah MTs
Nanjungmekar Rancaekek Bandung untuk dapat melaksanakan perencanaan
pembiayaan pendidikan yang matang terhadap sumber dana pembiayaan
pendidikan yang diberikan oleh pemerintah. Dengan perencanaan tersebut
penggunaan sumber dana pembiayaan pendidikan akan tepat sasaran
2. Guru sebagai bahagian dari komponen pendidikan juga tidak terlepas dari
berbagai peran yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan, sehingga
pembiayaan pendidikan tersebut mampu meningkatkan kualiats pendidikan
dan pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas guru. Oleh karenanya di
harapkan pengalokasian sumber dana pembiayaan pendidikan pada MTs
Nanjungmekar Rancaekek Bandung dengan mengikut sertaakan guru sehingga
pengalokasian pembiayaan pendidikan akan berpengaruh terhadap kemajuan
dan peningkatan kualitas pendidikan
3. Bendahara sebagai komponen yang paling penting dalam pengelolaan
pembiayaan pendidikan dituntut mempunyai keahlian dan kejujuran dalam
penggunaan pembiayaan pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari sistem
pengawasan yang dilakukan oleh pihak yang berkompeten, hal ini akan
mampu memberikan kontribusi terhadap perbaikan penggunaan sumber
pembiayaan sekolah. Dengan adanya pengawasan maka akan terjadi
penggunaan uang secara tepat sebagaimana yang diperlukan oleh sekolah

10
dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di Nanjungmekar
Rancaekek Bandung
4. Kepala dinas sebagai bagian dari penentu kebijakan tentang sistem
penggunaan pembiayaaan pendidikan mempunyai tugas yang vital terhadap
penggunaan pembiayaan pendidikan. Dalam hal ini tidak terlepas dari
beberapa hambatan terjadi pada sekolah, dalam pengertian kurang senangnya
pihak sekolah terhadap kebijakan yang dilakukan oleh dinas, oleh karena itu
pihak tekait diharapkan mampu membuat program pengawasan terhadap
keuangan yang ada pada setiap sekolah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A.W., 2012. Alqur’an dan terjemahanya Juz 1s/d 30. Bandung: Sinar Baru
Algasindo.
Anwar, I. M., 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Depdiknas, 2009. Menuju Pembangunan Indonesia Jangka Panjang2025. Jakarta:
Alfabeta.
Edward, S., 2008. Total Kuality Managemen dalam Kontek Pendidikan diterjemahkan
oleh:Udin S.Sa’ud, dkk.
Usman, 2013. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Murniati, 2009. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah
Menengah Kejuruan. Medan: Mulya Sarana.
Purwanto, M. N., 2009. Administrasi dan Superisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Suhardiman, B., 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsaputra, U., 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama.
Suhardan, D., dkk, 2012. Ekonomi dan Pembiayaan Pendiidikan. Bandung: Alfabeta.

12

You might also like