Professional Documents
Culture Documents
2541-6944 (Online)
Submitted:
Reviewed:
Volume 14 Nomor 2 2023 Approved:
Abstract:
The study aims to show that the idea of self-directed learning is a teacher
mobilization program with a view to improving educational standards. The research
method for this article is a literature review of twenty journal articles from various
sources. Keywords such as “quality of education”, self-learning”, and “teacher
driving” were used the search process. As a first step, the aouthors compiled a list of
specific questions for each article. The following are the research questions: 1) What
is the current picture of the quality of education in Indonesia? 2) What factors
influence educational standards? 3) In what ways does the idea of self-study apply to
you? The study pindings from the literature review show that educational issues
cannot be separated from the teacher’s leadership role. The teacher’s leadership role
in promoting the idea of independent learning, Where The Teacher Driving
Education Program has six effects that improve the quality of teacher education at
SDN 1 Panawangan Ciamis Regency: 1) Increasing student academic achievement,
2) Creating a creative process of Teaching and Learning Activities (KBM), 3)
Encouraging educators and education staff to improve competency, 4) Developing
student’s abilities holistically, 5) Providing direction and guidance to educators and
educational staff to carry out student-centered teaching and learning activities, and
6) As a model and agent of transformation in the world of education.
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis
Lismawati) |1
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu penopang kemajuan suatu bangsa. Pendidikan
juga merupakan komponen fundamental untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
yang didorong oleh kemampuan penalaran individu dan pola pikir yang berasal dari
pengalaman individu itu sendiri.
Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara” sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas pasal 11 Tahun
2003. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang disengaja
dan terencana untuk membentuk lingkungan dan proses belajar.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tujuan Pendidikan berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang
utuh beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional diperlukan suatu sistem
penjaminan mutu yang setiap saat dapat dievaluasi dalam rangka mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan nasional antara lain memuat standar
mutu, sasaran penjaminan mutu, dan acuan tingkat mutu; Tujuan akhir dari mutu
Pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sebgaimana yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut dicapai melalui
penyelenggaraan SPMP atau Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Indonesia yang luas
dan berimbang (Pasal 2 ayat 1).
Pemerintah berupaya menaikkan standar pendidikan dan ingin memasukkan
pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dengan
alokasi Rp 444,1 T atau lebih dari 20% APBN. Dari tahun sebelumnya, total anggaran
meningkat sebesar Rp 24,3 T. Meskipun gaji dan tunjangan guru menjadi fokus utama
anggaran, namun besarannya tidak sebanding dengan standar pendidikan Indonesia.
Berdasarkan informasi Laporan Global Education Monitoring (GEM) 2016 dari
UNESCO Menurut Yunus (2017) dalam Utami (2019), kualitas pendidikan Indonesia
berada diurutan ke-10 dari 14 negara berkembang, sedangkan kualitas guru Indonesia
berada diurutan ke-14 dari 14 negara berkembang.
Pada tahun 2019, data diperoleh dari pemetaan Nilai Uji Kompetensi Guru (UKG)
untuk guru SD dengan skor 54,8%, Guru SMP dengan skor 58,6%, Guru SMA dengan
skor 62,3%, dan Sekolah Menengah Kejuruan dengan skor 58.4. Menurut Kemendikbud
(2020), guru pada umumnya hanya dapat mencapai skor kompetensi 57 dari
kemungkinan 100. Hasil belajar siswa juga menjadi perhatian ketika menentukan
kualitas pendidikan. Pada tahun 2018 PISA Indonesia menemukan hasil belajar siswa
yang kurang baik. Misalnya, pada mata pelajaran matematika, Indonesia menempati
berada diurutan ke-72 dari 78 negara peserta.
Perbandingan nilai siswa Indonesia dengan nilai rata-rata siswa dari negara maju
menunjukan tren penurunan hal itu terbukti pada tahun 2000 nilai Matematika siswa
2| Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
Indonesia dengan siswa negara maju lainnya 139 poin sedangkan pada tahun 2018
menjadi 115 poin. Menurut data Kemendikbud tentang capaian nonakademik, seperti
pendidikan sikap dan perilaku, juga menunjukkan perlunya perbaikan.
Menurut temuan sebuah penelitian yang melihat permasalahan yang ada antara
hasil belajar siswa dan kemampuan guru, peningkatan mutu pendidikan perlu lebih
memperhatikan kompetensi guru khususnya. Kecuali dalam implementasi kurikulum,
hal ini memiliki arti yang sama dengan Cahyono (2020), yaitu bahwa Sumber Daya
Manusia merupakan faktor utama untuk meningkatkan mutu pendidikan. Rendahnya
kualitas lembaga Pendidikan merupakan kendala pendidikan yang harus dihadapi
Indonesia hingga saat ini, yang berkontribusi terhadap rendahnya pencapaian hasil
belajar siswa dan rendahnya kompetensi guru. Berbagai inisiatif untuk meningkatkan
kualitas, termasuk pembuatan kurikulum, peningkatan manajemen pendidikan, serta
pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur fasilitas. Kesadaran akan pentingnya
pendidikan dalam pembangunan karakter bangsa dan sumber daya manusia mendasari
setiap inisiatif tersebut. Dalam Nurokhim (2017), Mulyasa (2005)
Ketika mutu pendidikan di sekolah meningkat atau menurun, Sumber Daya
Manusia di bidang pendidikan khususnya guru dan kepala sekolah menjadi dua aspek
yang menjadi fokus di samping tentunya implementasi kurikulum. Para pelaksana,
seperti kepala sekolah, berperan dalam pendidikan dan memberikan kontribusi untuk
perbaikannya. Multazam (2020), Pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 1990 menyatakan bahwa
kepala sekolah bertanggung jawab atas semua kegiatan pendidikan, administrasi,
pengembangan tenaga kerja, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Selain itu, Mulyasa (2009) menjelaskan bahwa “guru memegang peranan penting dalam
pembangunan pendidikan karena mereka mempengaruhi perkembangan proses dan
hasil pendidikan yang bermutu tinggi dan menentukan keberhasilan siswa”.
Tim Kemendikbud (2020) menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia
belum merata dan telah dilakukan berbagai upaya untuk: 1) menjamin mutu pendidikan
dengan mengakreditasi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya; dan 2) meningkatkan
kualitas guru secara berkelanjutan. Berdasarkan pengalaman mengajar di sekolah,
gagasan belajar mandiri merangkum peran Kepala Sekolah dan guru serta mewujudkan
guru sebagai penggerak di sekolah. Hal ini pada dasarnya mendorong seluruh aspek
pendidikan untuk terlibat aktif dalam peningkatan mutu pendidikan.
Peneliti berencana untuk menyajikan data dari tinjauan literatur untuk memahami
bahwa guru berperan aktif dalam mendorong gagasan belajar mandiri untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan evaluasi pelaksanaan sistem
pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dan tinggi. kualitas semua
komponen di setiap tingkatan. Gagasan kebebasan belajar bertujuan untuk melakukan
perubahan pendidikan yang bersifat transformatif melalui berbagai program, salah
satunya adalah program guru yang bertujuan untuk memperkuat daya penggerak
pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Dua puluh literatur dan jurnal dari berbagai sumber menjadi dasar artikel ini. Situs
web resmi Sinta, Garuda, Google Scholar, dan Research Gate digunakan untuk
mengumpulkan data. Kata kunci seperti "kualitas pendidikan", "kualitas pendidikan",
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |3
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
"peran kepala sekolah", "pengemudi", dan "guru mandiri" digunakan dalam proses
pencarian. Setiap artikel dipilih berdasarkan pertanyaan khusus penulis sebagai langkah
awal menuju peran kepala sekolah dan guru. 1) Bagaimana gambaran mutu pendidikan?
2) Faktor apa saja yang mempengaruhi mutu pendidikan? 3) Apa gagasan penerapan
belajar mandiri? 4) Apa peran guru mengemudi? Setelah itu, informasi yang
dikumpulkan dari setiap artikel disortir menurut pertanyaan spesifik, dan isinya dilihat
untuk melihat apakah cocok. Tema yang kurang terkait untuk sementara dipisahkan dari
analisis. Namun, jika peneliti menemukan tema yang memberikan informasi baru,
meskipun itu berada di luar pertanyaan spesifik yang diajukan, informasi tersebut akan
disimpan di samping tema utama.
Menggunakan PRISMA 2020, peneliti menggunakan susunan format penelitian
literature review. Pertanyaan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dijadikan
sebagai dasar pencarian data. Studi diagram PRISMA mengungkapkan bahwa dua
puluh artikel penelitian telah diulas secara menyeluruh, dan yang tidak dimasukkan
menjadi data untuk mendukung temuan penelitian. Berikut format penelitian literature
review menggunakan PRISMA 2020:
PEMBAHASAN
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |5
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |7
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
Hal itu dapat ditingkatkan melalui proses kegiatan pendidikan untuk memecahkan
masalah pendidikan. Pertumbuhan individu harus dipertimbangkan selama proses
belajar dan mengajar. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi setiap siswa untuk belajar
sebaik mungkin. Dengan memperhatikan karakteristik siswa (Zainal, 2006) di Baridin,
maka diperlukan berbagai macam metode perawatan, strategi, dan upaya pelayanan.
2018). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pendidikan di
Indonesia masih menjadi masalah yang memerlukan suatu sistem untuk mengatasi
setiap masalah dan melakukan evaluasi.
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |9
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Pembelajaran Gratis, yang pertama meliputi: 1)
Penilaian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan telah menggantikan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional. 2) Karena UN Tahun 2021 diubah menjadi penilaian
karakter dan asesmen kompetensi minimal, maka perlu dilakukan penyesuaian tata
kelola asesmen pembelajaran baik di tingkat nasional maupun satuan pendidikan. 3)
Pengurangan jumlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdampak pada
kebebasan guru untuk memilih, mengembangkan, dan memanfaatkan format RPP
secara efisien dan efektif, sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mengelola
pembelajaran. 4) Model Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dapat dimodifikasi
untuk memperhitungkan perbedaan aksesibilitas dan kualitas daerah.
Guru dapat memudahkan dirinya sendiri untuk berkonsentrasi dalam
menyampaikan pembelajaran dengan mempraktikkan gagasan belajar mandiri. Dengan
waktu yang cukup, hal ini dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
menciptakan media dan bahan ajar untuk pendidikan yang berkualitas.
meningkatkan standar pendidikan. Satriawan, W., dkk. (2021), Aktivasi Guru bertujuan
untuk menyiapkan prosedur pelatihan pemimpin sekolah yang baik yang dapat
memandu proses transformasi sekolah menuju pendidikan berkualitas inklusif.
dikatakan. Pemimpin yang didorong oleh rencana dan program pendidikan dapat
meningkatkan pendidikan secara bertahap, mengarah ke kualitas yang lebih tinggi.
Program Pendidikan Penggerak Guru (PPGP) didasarkan pada kompetensi
kepemimpinan instruksional, yang mencakup praktik komunitas, pembelajaran sosial
dan emosional, pembelajaran yang dibedakan dengan pengembangan siswa, dan
kompetensi yang mendukung pengembangan diri dan sekolah, untuk melaksanakan
pendidikan yang berkualitas.
Karyono dkk. (2020) juga menyebutkan peningkatan diri dan kebebasan berpikir
tentang gagasan instruktur mengemudi, khususnya sebagai hasil evaluasi terhadap dasar
perubahan, prinsip kebebasan berpikir, dan sikap terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa
guru pengaktif adalah pemimpin dan model bagi guru lain di kelas. Menurut penelitian
Farhan, Herliana, Kurnia, dan Mauliza (2021), peran penerapan konsep guru
mengemudi dalam perkuliahan Termodinamika telah menghasilkan perubahan mulai
dari kemampuan dosen meningkat sebesar 3,78, aktivitas mahasiswa sebesar 3,15,
lingkungan yang nyaman sebesar 3,43, dan pemahaman materi sebesar 3,49. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi konsep guru penggerak sebagai pemimpin sudah efektif.
Penting untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang fakta bahwa tanggung
jawab instruktur mengemudi lebih dari sekadar memberikan instruksi dalam bentuk
rencana dan penjelasan (Sirait, Murniarti, & Sihotang, 2021). Penyesuaian dengan
minat siswa dan pemanfaatan media pembelajaran adalah dua contoh perubahan
tersebut. Menurut temuan penelitian yang dilakukan oleh Jannah dan Junaidi (2020),
faktor sekolah, faktor guru, dan faktor siswa semuanya berkontribusi terhadap tantangan
yang dihadapi guru dalam memenuhi peran kepemimpinannya. Guru yang
mempromosikan gagasan belajar mandiri harus dapat menggunakan teknologi untuk
mengajar dan mengelola pembelajaran secara efektif. Selain itu, mereka harus mahir
menggunakan bahasa Inggris untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan
perbaikan dan refleksi secara menyeluruh (Pendi, 2020). Faktor sekolah karena fasilitas
tidak digunakan secara maksimal. Kurangnya pemahaman guru terhadap media,
kurangnya minat siswa dalam belajar, dan kegagalan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP menjadi faktor penyebabnya.
Peran guru penggerak harus dipahami oleh setiap pendidik dan praktisi pendidik.
Menurut Sutikno (2007), peran instruktur mengemudi Di Sibagariang, dkk. (2021),
Manisar (2015):
a. Dalam kerangka masyarakat belajar, guru Motivator berperan sebagai guru
bagi guru lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Mereka
adalah pendidik ideal yang dapat tumbuh lebih jauh.
b. Instruktur mengemudi mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Guru yang mengikuti instruktur mengemudi harus mampu merancang
dan mengelola pembelajaran yang menarik, mendorong siswa untuk belajar,
serta menggunakan bakat dan kemampuannya secara kreatif.
c. Memotivasi guru sebagai agen perubahan untuk meningkatkan keterampilan
kepemimpinan siswa secara keseluruhan di sekolah.
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 11
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
d. Dengan kata lain, guru aktif menciptakan ruang belajar dimana guru dapat
berdiskusi dan berkolaborasi di dalam dan di luar kelas. e. Instruktur
mengemudi bertindak sebagai pemandu melalui proses pembelajaran dan
mempromosikan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menyenangkan.
e. Keterampilan pengembangan diri yang mendorong peningkatan diri guru
untuk mengikuti informasi dan teknologi baru.
f. Di lingkungan sekolah, sebagai pengingat bagi guru lain untuk belajar,
menciptakan sinergi untuk membawa perubahan positif dan menghasilkan
generasi bangsa yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
Tentu saja, ia menunaikan tugasnya sebagai pelatih setelah melalui berbagai
proses seleksi. Oleh karena itu, semua pendidik harus diakui sebagai ahli di bidangnya.
Aset utama dari mereka yang ingin menjadi guru dan memobilisasi komunitas
pendidikan dan sekolah adalah kompetensi, seperangkat pengetahuan dan keterampilan
pendidikan yang memungkinkan mereka mencapai tujuan pendidikan mereka
(Creemers et al., 2013). Menurut Halimah, Solfarina, dan Langitasari (2020),
keterampilan berikut merupakan beberapa keterampilan yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru:
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam memahami karakteristik
atau kemampuan siswa melalui pemahaman perkembangan kognitifnya,
merancang pembelajaran, mengimplementasikan hasil pembelajaran, dan
mengevaluasinya.
b. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan pribadi seorang pendidik profesional
untuk menunjukkan kepribadian yang positif, bijaksana, cerdas, dewasa dan
berwibawa serta menjadi teladan bagi orang lain.
c. Kompetensi profesional dengan mengetahui semua yang perlu diketahui tentang
kemampuan akademik, pengetahuan, jenjang dan jenis Pendidikan
d. Kompetensi Sosial yaitu keterampilan sosial dengan mengetahui cara
berkomunikasi secara efektif dengan siswa, guru, orang tua dan masyarakat.
Hasil dari pemaparan tersebut adalah pelaksanaan peran guru sebagai penggerak
menentukan terciptanya perubahan yang akan meningkatkan mutu pendidikan bagi
setiap guru, dengan tujuan akhir pemerataan mutu pendidik di seluruh daerah.
ditekankan.
SIMPULAN
Mutu pendidikan di Indonesia selalu dikaitkan dengan persoalan-persoalan yang
timbul dengan pendidikan. Pendidikan pasti dapat mencapai tujuan pendidikan yang
berkeadilan dan merata di seluruh wilayah yang dirasakan oleh semua. Dinamika
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 13
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
perubahan selalu hadir dalam pendidikan di setiap jenjang. Empat pertanyaan yang telah
dijawab selama diskusi memungkinkan untuk memahami temuan kajian literatur.
Dengan terlibat secara aktif seluruh aspek pendidikan, mulai dari aspek internal
seperti implementasi kurikulum hingga aspek eksternal seperti lingkungan pendidikan,
maka potret persoalan mutu pendidikan dapat dibenahi. Melalui peran kepemimpinan
guru penggerak dalam memotivasi sesama pendidik di bidang pendidikan, sama-sama
belajar untuk mencapai perubahan mutu pendidikan, dan kemampuan menerapkan
pembelajaran untuk mengikuti perkembangan zaman, masing-masing komponen dapat
berjalan dengan baik dengan gagasan belajar mandiri. Guru penggerak memiliki konsep
kerjasama dimana kerjasama merupakan hal yang paling penting untuk dimiliki, dan
setiap guru harus memahami tujuan dan perannya sebagai penggerak atau pemimpin
masa depan yang baik. Hasil belajar siswa tidak akan berubah kecuali jika kualitas guru
berubah, yang akan mengarah pada kualitas. pengajaran berkualitas di semua tingkatan
Program Pendidikan Mengemudi Guru memiliki enam efek yang meningkatkan kualitas
pendidikan guru di SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis: 1) Mendorong prestasi
akademik siswa 2) Terlibat dalam pendidikan kreatif 3) Terlibat dalam pengembangan
pribadi yang positif 4) Mendorong perkembangan siswa secara keseluruhan 5)
Melatih/melatih guru lain dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa Menjadi
pemimpin 6) Menjadi panutan Transformasi agen dalam ekosistem pendidikan adalah
enam tanggung jawab yang wajib dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Ainia, D.K., (2020) Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter. J. Filsafat Indones.,
3(3), 95–101.
Atika Wijaya, Moh. Solehatul Mustofa, Fadly Husain, S.R.F.N.K., (2021). Sosialisasi
Program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak Bagi Guru SMPN 2 Kabupaten
Maros. J. Puruhita, 2(1), 46–47.
Farhan, A.; Herliana, F.; Kurnia, N.; Mauliza, F., (2021). The Implementation of “Guru
Penggerak” (Organizer Teachers) Concept to Innovation of The Discussion
Methods in Thermodynamics Course, 7(1), 1–12.
Baridin., (2018). Pengaruh Kompetensi Guru Dan Strategi Pembelajaran Terhadap
Mutu Pendidikan Di Mts Negeri 2 Brebes, 6 (1), 123–144.
Cahyono, H., (2020). Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pembelajaran Melalui
Pembelajaran Tuntas Dan Tutor Sebaya (Mastery Learning And Peer Tutors), 4(1)
Https://Stkipsetiabudhi.E-Journal.Id/Jpd.
Creemers, B., Kyriakides, L., & Antoniou, P. (2013). Teacher professional development
for improving quality of teaching. In Teacher Professional Development for
Improving Quality of Teaching. https://doi.org/10.1007/978-94-007-5207-8.
Daga, A.T., (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah
Dasar. Jurnal Education., 7(3), 1075–1090.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (2021). Buku Pegangan Pendidikan
Guru Penggerak. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan., Jakarta.
Fadia, S.; Fitri, N., (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia, 5, 1617–
1620.
Farhan, A.; Herliana, F.; Kurnia, N.; Mauliza, F., (2021). The Implementation of “Guru
Penggerak” (Organizer Teachers) Concept to Innovation of The Discussion
Methods in Thermodynamics Course, 7(1), 1–12.
Halimah, M.; Solfarina; Langitasari, I., (2020). Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai
Guru Penggerak di Karesidenan Semarang. J. Profesi Kegur., 6(2), 215–221.
Hasyim Asy’ari, L.M., (2019). Pemetaan dan Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMP
Bilingual Terpadu Junwangi Krian Sidoarjo Hasyim. J. Kependidikan, 7(1), 111–
126.
Jannah, M.; Junaidi, J., (2020). Faktor Penghambat Guru sebagai Fasilitator dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMAN 2 Batusangkar. J. Sikola J. Kaji. Pendidik. dan
Pembelajaran, 1(3), 191–197.
Karyono Setiya Nagri, Muqawim, Radjasa, E.M. Dan R.S., (2020). Menggali Prinsip
Dasar Guru Penggerak Melalui Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid.
Syntax Idea, 2(9), 7250–7257.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Informasi Apbn Kita (2018), viewed
December 6, 2018. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/apbn-kita/OECD, Pisa
2015 Result in Focus, OECD Better Policies For Better Lives. Accessed
December 6, 2018. http://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-infocus.pdf.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2020). Peta Jalan Pendidikan Indonesia
2020-2035. Kemdikbud, : 1–74 http://staffnew. uny.ac.id/uploa d/132304482/
lainlain/ buku-peta- jalan-pendidikan-indonesia.pdf.
Multazam, U., (2020). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah. J.
Manaj. Pendidik. Islam, 6, 45–69.
Mustagfiroh, S., (2020). Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme di
Perguruan Tinggi. J. Stud. Guru dan Pembelajaran, 3(1), 141–147.
Nurokhim, N., (2017). Manajemen Berbasis Sekolah: Solusi Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah. J. Kependidikan, 5(2), 247–260.
Rahmawati, R.; Siraj, A.; Achruh, A., (2021). Hubungan Antara Kompetensi Guru Dan
Budaya Sekolah Dengan Kinerja Guru. Idaarah J. Manaj. Pendidik., 5(1), 10.
Satriawan, W.; Santika, I. D.; Naim, A.; Tarbiyah, F.; Raya, B.; Selatan, L.; Timur, L.;
et al., (2021). guru penggerak dan transformasi sekolah. J. Kependidikan Islam
Vol., 11, 1–12.
Saugadi, B. dan., (2017). Peran Guru Terhadap Mutu Pendidikan. Angew. Chemie Int.
Ed. 6(11), 951–952., 8, 5–24. Shobri, M., (2017). Strategi Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Madrasah Aliyah Hasan Jufri. CENDEKIA J. Stud. Keislam., 3(1).
Sibagariang, D.; Sihotang, H.; Murniarti, E., (2021). Peran Guru Penggerak Dalam
Pendidikan. Jurnal Dinamika Pendidikan., 14(2), 88–99.
Sirait, S., Murniarti, E., & Sihotang, H. (2021). Implementation of Hots-Based Learning
and Problem Based Learning during the Pandemic of COVID-19 in SMA Budi
Mulia Jakarta. Advances in Social Sciences Research Journal, 8(2), 296-305.
Sistem Pendidikan Nasional., (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang. Sist. Pendidik. Nas.,
71: https://pmpk.kemdikbud.go.id/assets/docs/UU_2003_ No_20_ _Sistem_
Pendidikan_Nasional.pdf
Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 15
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017
Supardi. (2015). Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Tim Kemdikbudristek., (2020). Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2020-2024. Kementeri. Pendidikan, Kebudayaan, Ris. dan Teknol.:
1–129 https://dikti.kemdikbud.go.id/.
Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dalahttp://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uunomor-14-
tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf Utami, S., (2019). Meningkatkan Mutu
Pendidikan Indonesia Melalui Peningkatan. Pros. Semin. Nas. Pendidik. FKIP,
2(1), 518–527.
Utami, S., (2019). Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Melalui Peningkatan.
Pros. Semin. Nas. Pendidik. FKIP, 2(1), 518–527.
Wijaya, C.; Nasution, T.; Al Qadri, M.; Fuadi, A.; Anwar, K., (2021). Persepsi Guru
RA Ali Mahfudz tentang Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini, 6 (2): 738–751.
Zein, M., (2016). Peran guru dalam pengembangan pembelajaran. J. Inspiratif
Pendidik., 5(2): 274–285 http://103.55.216.56/ index.php/InspiratifPendidikan/
article/ view/3480.