You are on page 1of 16

ISSN 1829-9903 (Print)

2541-6944 (Online)

Submitted:
Reviewed:
Volume 14 Nomor 2 2023 Approved:

Url Website: http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Penelitian/article/view/709


Url DOI: https://doi.org/10.28918/jupe.v13i1.709

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap


Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan
Kabupaten Ciamis
Lilis Kholisoh
Universitas Galuh
Jl. R. E. Martadinata No.150, Mekarjaya, Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46274
email: lilis.kholisohnurya70@gmail.com

Abstract:
The study aims to show that the idea of self-directed learning is a teacher
mobilization program with a view to improving educational standards. The research
method for this article is a literature review of twenty journal articles from various
sources. Keywords such as “quality of education”, self-learning”, and “teacher
driving” were used the search process. As a first step, the aouthors compiled a list of
specific questions for each article. The following are the research questions: 1) What
is the current picture of the quality of education in Indonesia? 2) What factors
influence educational standards? 3) In what ways does the idea of self-study apply to
you? The study pindings from the literature review show that educational issues
cannot be separated from the teacher’s leadership role. The teacher’s leadership role
in promoting the idea of independent learning, Where The Teacher Driving
Education Program has six effects that improve the quality of teacher education at
SDN 1 Panawangan Ciamis Regency: 1) Increasing student academic achievement,
2) Creating a creative process of Teaching and Learning Activities (KBM), 3)
Encouraging educators and education staff to improve competency, 4) Developing
student’s abilities holistically, 5) Providing direction and guidance to educators and
educational staff to carry out student-centered teaching and learning activities, and
6) As a model and agent of transformation in the world of education.

Keywords: Teacher, mover, independence, quality, education.

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis
Lismawati) |1
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu penopang kemajuan suatu bangsa. Pendidikan
juga merupakan komponen fundamental untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
yang didorong oleh kemampuan penalaran individu dan pola pikir yang berasal dari
pengalaman individu itu sendiri.
Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara” sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas pasal 11 Tahun
2003. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang disengaja
dan terencana untuk membentuk lingkungan dan proses belajar.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tujuan Pendidikan berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang
utuh beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional diperlukan suatu sistem
penjaminan mutu yang setiap saat dapat dievaluasi dalam rangka mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan nasional antara lain memuat standar
mutu, sasaran penjaminan mutu, dan acuan tingkat mutu; Tujuan akhir dari mutu
Pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sebgaimana yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut dicapai melalui
penyelenggaraan SPMP atau Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Indonesia yang luas
dan berimbang (Pasal 2 ayat 1).
Pemerintah berupaya menaikkan standar pendidikan dan ingin memasukkan
pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dengan
alokasi Rp 444,1 T atau lebih dari 20% APBN. Dari tahun sebelumnya, total anggaran
meningkat sebesar Rp 24,3 T. Meskipun gaji dan tunjangan guru menjadi fokus utama
anggaran, namun besarannya tidak sebanding dengan standar pendidikan Indonesia.
Berdasarkan informasi Laporan Global Education Monitoring (GEM) 2016 dari
UNESCO Menurut Yunus (2017) dalam Utami (2019), kualitas pendidikan Indonesia
berada diurutan ke-10 dari 14 negara berkembang, sedangkan kualitas guru Indonesia
berada diurutan ke-14 dari 14 negara berkembang.
Pada tahun 2019, data diperoleh dari pemetaan Nilai Uji Kompetensi Guru (UKG)
untuk guru SD dengan skor 54,8%, Guru SMP dengan skor 58,6%, Guru SMA dengan
skor 62,3%, dan Sekolah Menengah Kejuruan dengan skor 58.4. Menurut Kemendikbud
(2020), guru pada umumnya hanya dapat mencapai skor kompetensi 57 dari
kemungkinan 100. Hasil belajar siswa juga menjadi perhatian ketika menentukan
kualitas pendidikan. Pada tahun 2018 PISA Indonesia menemukan hasil belajar siswa
yang kurang baik. Misalnya, pada mata pelajaran matematika, Indonesia menempati
berada diurutan ke-72 dari 78 negara peserta.
Perbandingan nilai siswa Indonesia dengan nilai rata-rata siswa dari negara maju
menunjukan tren penurunan hal itu terbukti pada tahun 2000 nilai Matematika siswa
2| Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Indonesia dengan siswa negara maju lainnya 139 poin sedangkan pada tahun 2018
menjadi 115 poin. Menurut data Kemendikbud tentang capaian nonakademik, seperti
pendidikan sikap dan perilaku, juga menunjukkan perlunya perbaikan.
Menurut temuan sebuah penelitian yang melihat permasalahan yang ada antara
hasil belajar siswa dan kemampuan guru, peningkatan mutu pendidikan perlu lebih
memperhatikan kompetensi guru khususnya. Kecuali dalam implementasi kurikulum,
hal ini memiliki arti yang sama dengan Cahyono (2020), yaitu bahwa Sumber Daya
Manusia merupakan faktor utama untuk meningkatkan mutu pendidikan. Rendahnya
kualitas lembaga Pendidikan merupakan kendala pendidikan yang harus dihadapi
Indonesia hingga saat ini, yang berkontribusi terhadap rendahnya pencapaian hasil
belajar siswa dan rendahnya kompetensi guru. Berbagai inisiatif untuk meningkatkan
kualitas, termasuk pembuatan kurikulum, peningkatan manajemen pendidikan, serta
pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur fasilitas. Kesadaran akan pentingnya
pendidikan dalam pembangunan karakter bangsa dan sumber daya manusia mendasari
setiap inisiatif tersebut. Dalam Nurokhim (2017), Mulyasa (2005)
Ketika mutu pendidikan di sekolah meningkat atau menurun, Sumber Daya
Manusia di bidang pendidikan khususnya guru dan kepala sekolah menjadi dua aspek
yang menjadi fokus di samping tentunya implementasi kurikulum. Para pelaksana,
seperti kepala sekolah, berperan dalam pendidikan dan memberikan kontribusi untuk
perbaikannya. Multazam (2020), Pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 1990 menyatakan bahwa
kepala sekolah bertanggung jawab atas semua kegiatan pendidikan, administrasi,
pengembangan tenaga kerja, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Selain itu, Mulyasa (2009) menjelaskan bahwa “guru memegang peranan penting dalam
pembangunan pendidikan karena mereka mempengaruhi perkembangan proses dan
hasil pendidikan yang bermutu tinggi dan menentukan keberhasilan siswa”.
Tim Kemendikbud (2020) menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia
belum merata dan telah dilakukan berbagai upaya untuk: 1) menjamin mutu pendidikan
dengan mengakreditasi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya; dan 2) meningkatkan
kualitas guru secara berkelanjutan. Berdasarkan pengalaman mengajar di sekolah,
gagasan belajar mandiri merangkum peran Kepala Sekolah dan guru serta mewujudkan
guru sebagai penggerak di sekolah. Hal ini pada dasarnya mendorong seluruh aspek
pendidikan untuk terlibat aktif dalam peningkatan mutu pendidikan.
Peneliti berencana untuk menyajikan data dari tinjauan literatur untuk memahami
bahwa guru berperan aktif dalam mendorong gagasan belajar mandiri untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan evaluasi pelaksanaan sistem
pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dan tinggi. kualitas semua
komponen di setiap tingkatan. Gagasan kebebasan belajar bertujuan untuk melakukan
perubahan pendidikan yang bersifat transformatif melalui berbagai program, salah
satunya adalah program guru yang bertujuan untuk memperkuat daya penggerak
pembelajaran.

METODE PENELITIAN
Dua puluh literatur dan jurnal dari berbagai sumber menjadi dasar artikel ini. Situs
web resmi Sinta, Garuda, Google Scholar, dan Research Gate digunakan untuk
mengumpulkan data. Kata kunci seperti "kualitas pendidikan", "kualitas pendidikan",

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |3
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

"peran kepala sekolah", "pengemudi", dan "guru mandiri" digunakan dalam proses
pencarian. Setiap artikel dipilih berdasarkan pertanyaan khusus penulis sebagai langkah
awal menuju peran kepala sekolah dan guru. 1) Bagaimana gambaran mutu pendidikan?
2) Faktor apa saja yang mempengaruhi mutu pendidikan? 3) Apa gagasan penerapan
belajar mandiri? 4) Apa peran guru mengemudi? Setelah itu, informasi yang
dikumpulkan dari setiap artikel disortir menurut pertanyaan spesifik, dan isinya dilihat
untuk melihat apakah cocok. Tema yang kurang terkait untuk sementara dipisahkan dari
analisis. Namun, jika peneliti menemukan tema yang memberikan informasi baru,
meskipun itu berada di luar pertanyaan spesifik yang diajukan, informasi tersebut akan
disimpan di samping tema utama.
Menggunakan PRISMA 2020, peneliti menggunakan susunan format penelitian
literature review. Pertanyaan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dijadikan
sebagai dasar pencarian data. Studi diagram PRISMA mengungkapkan bahwa dua
puluh artikel penelitian telah diulas secara menyeluruh, dan yang tidak dimasukkan
menjadi data untuk mendukung temuan penelitian. Berikut format penelitian literature
review menggunakan PRISMA 2020:

Gambar 1. Format Penelitian Literature Review dengan PRISMA 2020

PEMBAHASAN

4| Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak


terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Mutu pendidikan di Indonesia terus berfluktuasi, namun berbagai upaya yang


telah dilakukan ternyata masih menunjukkan berbagai komponen pendidikan sebagai
penopang peningkatan mutu. Dalam rangka mengoptimalkan proses peningkatan mutu
pendidikan, perlu diperhatikan sinergi antar berbagai komponen tersebut.
Hasil penelitian Berdasarkan identifikasi artikel dari berbagai kajian ilmiah,
dibentuk dua kelompok berdasarkan penjelasan tentang mutu pendidikan, gagasan
belajar mandiri, dan guru penggerak:

Tabel 1. Hasil Telaah Literature Review


Metode
No Mutu Pendidikan Penulis Hasil Penelitian
Penelitian
1. Memanfaatkan Mastery Cahyono, Kualitatif Sertifikasi guru
Learning dan Peer Tutor H., (2020). memiliki dampak
untuk Meningkatkan yang signifikan
Penguasaan Kompetensi terhadap
Belajar peningkatan standar
pendidikan.
2. Strategies for Improving Shobri, M., Kualitatif Peningkatan sarana
Madrasa Aliyah Hasan (2018). dan prasarana,
Jufri's Education Quality peningkatan prestasi
Professor J. Stud. Islamic. akademik dan non
akademik,
peningkatan hasil
ujian negara dan
sekolah,
peningkatan kualitas
guru.
3. Persepsi Guru RA Ali Wijaya, C.; Kualitatif Sertifikasi guru
Mahfudz tentang Nasution, penting dalam
Kebijakan Sertifikasi T.; Al meningkatakn mutu
Guru dalam Peningkatan Qadri, M.; pendidikan dan
Mutu Pendidikan Fuadi, A.; permasalahan guru
Anwar, K., terhadap
(2021) kesejaheteraan.
4. Meningkatkan Mutu Utami, S., Riset Pentingnya
Pendidikan Indonesia (2019) kepustakaa pemahaman guru,
Melalui Peningkatan n pengawasan dan
penegakan hukum,
serta perbaikan
strategi rekrutmen
guru.
5. Pemetaan dan Hasyim Kualitatif Di SMP Terpadu
Peningkatan Mutu Asy’ari, Bilingual Krian
Pendidikan pada SMP L.M., Sidoarjo, pemetaan
Bilingual Terpadu (2019). akan menjadi

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |5
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Junwangi Krian Sidoarjo landasan untuk


Hasyim peningkatan
pelaksanaan dan
pengawasan
penjaminan mutu.
6. Problematika Kualitas Fadia, S.; Penelitian Masalah sistem
Pendidikan di Indonesia Fitri, N., telaah pendidikan
(2021). pustaka Indonesia dan
kelemahan
mendasar
7. Makna Merdeka Belajar Daga, A.T., Metode Siswa dan guru
dan Penguatan Peran (2021). Kepustaka sama-sama
Guru di Sekolah Dasar. an mendapat manfaat
Jurnal Education dari pemahaman
tentang apa yang
diperlukan
pembelajaran
mandiri dan peran
yang dimainkan
guru dalam
memfasilitasinya
dengan menjadi
lebih inovatif,
kreatif, dan puas
dengan kegiatan
pendidikan.
8. Merdeka Belajar Dalam Ainia, D.K., Metode Tindakan yang tepat
Pandangan Ki Hadjar (2020). Studi adalah pembelajaran
Dewantara Dan Kepustaan Merdeka, yang
Relevansinya Bagi memberikan
Pengembanagan kesempatan untuk
Pendidikan Karakter pengembangan
bakat berbasis
karakter dan
kepribadian.
9. Konsep “Merdeka Mustagfiroh Metode Pembelajaran
Belajar” Perspektif Aliran , S., (2020) Studi mandiri mirip atau
Progresivisme di Kepustaan identik dengan
Perguruan Tinggi konsep Pendidikan
Progresif John
Dewey.
10. Guru Penggerak Dan Satriawan, Metode Sekolah harus
Transformasi Sekolah W.; kualitatif menggabungkan dua
Santika, aspek transformasi:
I.D.; Naim, memperkuat
A.; kekuatan pendorong
6| Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Tarbiyah, perubahan dan


F.; Raya, meminimalkan dan
B.; Selatan, menghilangkan
L.; Timur, kekuatan
L.; et al., penghambat yang
(2021) mungkin muncul
selama proses
tersebut.

Aspek terpenting dalam kehidupan seseorang adalah proses pendidikan. Meskipun


setiap orang di Indonesia memiliki hak yang sama atas pendidikan yang baik yang
merata di seluruh negeri, namun ada masalah pendidikan yang tidak merata bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dalam situasi yang tidak menentu ini, isu pendidikan menjadi fokus
pemberitaan sistem pendidikan Indonesia yang dianggap terus berkembang namun tetap
kaku dan tidak efektif. Temuan sebuah studi yang menunjukkan bahwa kualitas
pendidikan Indonesia tertinggal dari negara lain mengungkap persoalan tersebut.
Sistem pendidikan Indonesia mirip dengan bangsa lain yang terus beradaptasi
dengan perkembangan baru. Secara alami, kesalahan yang dibuat dalam praktik
lapangan adalah yang membuat perbedaan. Kesenjangan antara tujuan sistem
pendidikan dan bagaimana tujuan itu dipraktikkan di dunia nyata disebabkan oleh
sejumlah kesalahan mendasar. Tujuan tidak dapat dicapai secara optimal jika terdapat
kesenjangan.

Potret Mutu Pendidikan


Pendapat yang diungkapkan oleh P.H. Combs (1968) dalam Fadia & Fitri dapat
membantu kita memahami kondisi pendidikan saat ini dan berbagai persoalan yang
dihadapinya. masalah berupa:
a. sebuah. Jumlah siswa tidak berkorelasi dengan jumlah fasilitas pendidikan
yang tersedia. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa penduduk Indonesia juga
akan didominasi oleh penduduk usia produktif di masa mendatang.
b. Seiring berjalannya waktu, biaya pendidikan semakin meningkat. Di
sekolah negeri, pendidikan hanya diselesaikan pada tingkat SD dan SMP.
c. Hasil pendidikan yang dicapai peserta didik tidak mampu menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Sebagian besar masyarakat tidak
menerapkan ilmunya berdasarkan jenjang pendidikannya dan malah beralih
ke hal lain di luar ilmunya.
d. Sistem pendidikan saat ini menunjukkan bahwa ia ketinggalan zaman;
akibatnya, tidak ada analogi antara sistem pendidikan saat ini dengan
tuntutan yang terus meningkat.
Dari berbagai persoalan pendidikan tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan
persoalan pendidikan terus ada, mulai dari persoalan yang sederhana hingga yang lebih
kompleks. Akibatnya, konsensus umum adalah bahwa sistem pendidikan Indonesia
harus terus berkembang agar industri pendidikan secara keseluruhan dapat maju dan
mencapai kesuksesan.

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |7
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Hal itu dapat ditingkatkan melalui proses kegiatan pendidikan untuk memecahkan
masalah pendidikan. Pertumbuhan individu harus dipertimbangkan selama proses
belajar dan mengajar. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi setiap siswa untuk belajar
sebaik mungkin. Dengan memperhatikan karakteristik siswa (Zainal, 2006) di Baridin,
maka diperlukan berbagai macam metode perawatan, strategi, dan upaya pelayanan.
2018). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pendidikan di
Indonesia masih menjadi masalah yang memerlukan suatu sistem untuk mengatasi
setiap masalah dan melakukan evaluasi.

Komponen Pengaruh Mutu Pendidikan


Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya peningkatan mutu
pendidikan adalah faktor manajemen pendidikan dalam proses peningkatan Pendidikan
sebagaimana penjelasan Shobri (2018), komponen mutu pendidikan berarti segala
sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Peraturan yang berlaku untuk
semua orang yang harus dipatuhi adalah faktor input sebanyak sumber daya seperti
orang, uang, peralatan dan infrastruktur. Kedua faktor tersebut menjadikan faktor input
sebagai faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan dampaknya terhadap mutu
pendidikan.
a. Kepala sekolah dan para guru berperan sebagai administrator sekolah,
mengawasi segala sesuatu mulai dari proses pembelajaran hingga evaluasi
hasil pembelajaran dan administrasi yang diperlukan.
b. Prasarana dan fasilitas sebagai media atau alat pembelajaran untuk
memudahkan komunikasi dan interaksi guru-siswa
c. Kemahasiswaan adalah manajemen siswa, dimulai dengan proses penerimaan
dan berlanjut melalui bimbingan belajar dan memenuhi kebutuhan mereka.
d. Keuangan sebagai anggaran yang mempengaruhi peningkatan mutu dan
kesesuaian pendidikan sekolah harus dikelola secara transparan dan efektif.
e. Organisasi adalah proses pengorganisasian dan pengelompokan pekerjaan
berdasarkan bagian-bagian sesuai dengan kapasitas peran masing-masing.
f. Kurikulum adalah rangkaian program rencana pembelajaran yang menjadi
komponen utama di sekolah untuk menjamin proses pembelajaran berjalan
sesuai dengan yang diinginkan.
g. Kegiatan belajar siswa dan guru harus didukung dalam lingkungan yang
menyediakan lingkungan kerja dan belajar yang nyaman.
h. Pengetahuan guru dan penggunaan teknologi harus selalu up to date dan
sejalan dengan tren dan perkembangan saat ini.
i. Regulasi dalam upaya mengejar ketertinggalan di segala bidang dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta meningkatkan taraf
pendidikan nasional.
j. Pemberdayaan masyarakat itu sendiri untuk ikut menentukan arah dan isi
pendidikan adalah keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan.
k. Kebijakan pendidikan, sebagai desentralisasi pendidikan merupakan peran
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan kualitas setiap jenjang, program studi, dan jenis pendidikan,
berdasarkan masalah paling mendesak yang dihadapi pendidikan saat ini. Pemerintah
8| Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

mengikuti peraturan PP sebagai hasilnya. di Baridin tanggal 19 Mei 2005, 2018),


memuat delapan acuan sebagai berikut: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar
kompetensi lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar untuk
sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar
penilaian pendidikan. Arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya
adalah standar nasional pendidikan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Hal
ini menunjukkan bahwa standar nasional pendidikan menjadi tolak ukur keberhasilan
pendidikan. Komponen pendidikan tersebut di atas dapat saling berhubungan dan
mempengaruhi baik komponen internal maupun eksternal yang saling bekerja sama
tetapi tidak dapat berdiri sendiri.

Konsep Merdeka Belajar


Visi pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2019-2024 atau dikenal juga dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 Pemerintah Republik Indonesia, sangat
menekankan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan
yang lebih baik dan manajemen bakat. Visi tersebut terkait dengan tanggung jawab
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penyelenggara
pemerintah di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pada tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengimplementasikan serangkaian kebijakan Merdeka Belajar dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan dan pengelolaan talenta. Program Kebijakan dipandang
sebagai langkah pertama menuju perubahan dalam pendidikan. Program tersebut
mengubah cara pandang para pendidik dan menjadikan mereka sebagai penggerak
dalam pendidikan.
Guru dan siswa sama-sama mendapat manfaat dari integrasi pembelajaran mandiri
ke dalam kurikulum. Menurut Lao & Hendrik (2020) dalam Daga, pengertian belajar
mandiri adalah kebebasan berpikir, kebebasan berinovasi, kebebasan belajar mandiri,
dan kebebasan berkreativitas. Dalam Ainia (2020), Ki Hadjar Dewantara menulis
bahwa pemikirannya tentang pendidikan bermuara pada tahapan perkembangan siswa,
dimulai dengan mengajar untuk mengubah dan memberi manfaat bagi masyarakat. Ini
disebut sebagai pemikiran belajar mandiri. Pendidikan sebagai sarana membangun
harga diri, mewujudkan potensi diri, serta menyeimbangkan karakter, perilaku, dan
kecakapan hidup.
Filosofi progresivisme dalam pendidikan yang menekankan pada kemandirian dan
terdapat kesejajaran antara daya cipta lembaga pendidikan untuk mengolah secara
optimal kemampuan, kecerdasan, dan potensi peserta didik secara fleksibel atau
menyenangkan yang dibentuk oleh proses alamiah dan memberikan peluang demokrasi
atau sama artinya dengan konsep Freedom to Learn. Mustaghfiroh 2020). Mirip dengan
bagaimana belajar mandiri dilaksanakan, yang didasarkan pada pemikiran bahwa
manusia diciptakan sebagai individu mandiri yang memilih cara hidup dengan
kemampuan akal, hati, dan tubuh sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, dapat
diartikan bahwa belajar mandiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
senyaman mungkin dalam lingkungan yang menyenangkan tanpa merasa tertekan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan empat paket kebijakan

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) |9
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Pembelajaran Gratis, yang pertama meliputi: 1)
Penilaian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan telah menggantikan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional. 2) Karena UN Tahun 2021 diubah menjadi penilaian
karakter dan asesmen kompetensi minimal, maka perlu dilakukan penyesuaian tata
kelola asesmen pembelajaran baik di tingkat nasional maupun satuan pendidikan. 3)
Pengurangan jumlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdampak pada
kebebasan guru untuk memilih, mengembangkan, dan memanfaatkan format RPP
secara efisien dan efektif, sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mengelola
pembelajaran. 4) Model Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dapat dimodifikasi
untuk memperhitungkan perbedaan aksesibilitas dan kualitas daerah.
Guru dapat memudahkan dirinya sendiri untuk berkonsentrasi dalam
menyampaikan pembelajaran dengan mempraktikkan gagasan belajar mandiri. Dengan
waktu yang cukup, hal ini dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
menciptakan media dan bahan ajar untuk pendidikan yang berkualitas.

Peran Guru Penggerak


Bagian pembangunan menitikberatkan pada pendidikan karena proses
pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Pembangunan berfokus pada
sumber daya berkualitas tinggi yang berdaya saing domestik dan internasional. Dalam
Rahmawati, Siraj & Achruh (2021), Hamalik (2011) menyatakan bahwa proses
pendidikan tidak lepas dari upaya pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas. Supardi (2015) menambahkan bahwa praktik pengajaran yang berkualitas
ditentukan oleh guru yang berkualitas. Artinya, guru mampu melaksanakan tugas
kependidikannya secara memadai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
pendidikan, salah satunya menurutnya adalah kualitas guru.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia harus disikapi secara bertanggung
jawab tanpa mengandalkan satu strategi saja, seperti mengubah kurikulum, menambah
anggaran pendidikan, atau mengubah sistem pendidikan. Menurut Yunus (2017) dalam
Utami (2019), peningkatan kualitas guru dapat dimulai dari proses peningkatan standar
pendidikan.
Hal ini sejalan dengan UU No. 4 Tahun 2005, Pasal 4(14), dan sebagaimana
digariskan dalam Pasal 2(1), peran profesional guru adalah melindungi martabat guru
dan mata pelajaran. Hal ini untuk meningkatkan peran dan sekaligus berkontribusi
dalam peningkatan mutu pendidikan. pendidikan. Pemerintah telah mengembangkan
program mobilisasi guru karena menyadari peran penting guru dalam meningkatkan
kualitas pendidikan.
Instruktur Mengemudi merupakan rangkaian kelima dari kebijakan belajar gratis
yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan atau
GTK dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai upaya
mewujudkan profil siswa Pancasila, program penggerakan guru bertujuan untuk
membentuk pemimpin masa depan dalam pendidikan Indonesia, mendorong
pertumbuhan dan perkembangan siswa secara holistik, bertujuan untuk
mengembangkan guru secara aktif dan proaktif. Fokus pada pembelajaran atau SCL dan
menjadi panutan dan agen perubahan dalam ekosistem pendidikan. Konsisten dengan
keyakinan Atika et al. (2021) menyatakan bahwa dalam Revolusi Industri 4.0 dan
persaingan global, guru perlu mendorong pembelajaran mandiri dan bekerja untuk
10 | Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

meningkatkan standar pendidikan. Satriawan, W., dkk. (2021), Aktivasi Guru bertujuan
untuk menyiapkan prosedur pelatihan pemimpin sekolah yang baik yang dapat
memandu proses transformasi sekolah menuju pendidikan berkualitas inklusif.
dikatakan. Pemimpin yang didorong oleh rencana dan program pendidikan dapat
meningkatkan pendidikan secara bertahap, mengarah ke kualitas yang lebih tinggi.
Program Pendidikan Penggerak Guru (PPGP) didasarkan pada kompetensi
kepemimpinan instruksional, yang mencakup praktik komunitas, pembelajaran sosial
dan emosional, pembelajaran yang dibedakan dengan pengembangan siswa, dan
kompetensi yang mendukung pengembangan diri dan sekolah, untuk melaksanakan
pendidikan yang berkualitas.
Karyono dkk. (2020) juga menyebutkan peningkatan diri dan kebebasan berpikir
tentang gagasan instruktur mengemudi, khususnya sebagai hasil evaluasi terhadap dasar
perubahan, prinsip kebebasan berpikir, dan sikap terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa
guru pengaktif adalah pemimpin dan model bagi guru lain di kelas. Menurut penelitian
Farhan, Herliana, Kurnia, dan Mauliza (2021), peran penerapan konsep guru
mengemudi dalam perkuliahan Termodinamika telah menghasilkan perubahan mulai
dari kemampuan dosen meningkat sebesar 3,78, aktivitas mahasiswa sebesar 3,15,
lingkungan yang nyaman sebesar 3,43, dan pemahaman materi sebesar 3,49. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi konsep guru penggerak sebagai pemimpin sudah efektif.
Penting untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang fakta bahwa tanggung
jawab instruktur mengemudi lebih dari sekadar memberikan instruksi dalam bentuk
rencana dan penjelasan (Sirait, Murniarti, & Sihotang, 2021). Penyesuaian dengan
minat siswa dan pemanfaatan media pembelajaran adalah dua contoh perubahan
tersebut. Menurut temuan penelitian yang dilakukan oleh Jannah dan Junaidi (2020),
faktor sekolah, faktor guru, dan faktor siswa semuanya berkontribusi terhadap tantangan
yang dihadapi guru dalam memenuhi peran kepemimpinannya. Guru yang
mempromosikan gagasan belajar mandiri harus dapat menggunakan teknologi untuk
mengajar dan mengelola pembelajaran secara efektif. Selain itu, mereka harus mahir
menggunakan bahasa Inggris untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan
perbaikan dan refleksi secara menyeluruh (Pendi, 2020). Faktor sekolah karena fasilitas
tidak digunakan secara maksimal. Kurangnya pemahaman guru terhadap media,
kurangnya minat siswa dalam belajar, dan kegagalan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP menjadi faktor penyebabnya.
Peran guru penggerak harus dipahami oleh setiap pendidik dan praktisi pendidik.
Menurut Sutikno (2007), peran instruktur mengemudi Di Sibagariang, dkk. (2021),
Manisar (2015):
a. Dalam kerangka masyarakat belajar, guru Motivator berperan sebagai guru
bagi guru lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Mereka
adalah pendidik ideal yang dapat tumbuh lebih jauh.
b. Instruktur mengemudi mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Guru yang mengikuti instruktur mengemudi harus mampu merancang
dan mengelola pembelajaran yang menarik, mendorong siswa untuk belajar,
serta menggunakan bakat dan kemampuannya secara kreatif.
c. Memotivasi guru sebagai agen perubahan untuk meningkatkan keterampilan
kepemimpinan siswa secara keseluruhan di sekolah.

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 11
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

d. Dengan kata lain, guru aktif menciptakan ruang belajar dimana guru dapat
berdiskusi dan berkolaborasi di dalam dan di luar kelas. e. Instruktur
mengemudi bertindak sebagai pemandu melalui proses pembelajaran dan
mempromosikan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menyenangkan.
e. Keterampilan pengembangan diri yang mendorong peningkatan diri guru
untuk mengikuti informasi dan teknologi baru.
f. Di lingkungan sekolah, sebagai pengingat bagi guru lain untuk belajar,
menciptakan sinergi untuk membawa perubahan positif dan menghasilkan
generasi bangsa yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
Tentu saja, ia menunaikan tugasnya sebagai pelatih setelah melalui berbagai
proses seleksi. Oleh karena itu, semua pendidik harus diakui sebagai ahli di bidangnya.
Aset utama dari mereka yang ingin menjadi guru dan memobilisasi komunitas
pendidikan dan sekolah adalah kompetensi, seperangkat pengetahuan dan keterampilan
pendidikan yang memungkinkan mereka mencapai tujuan pendidikan mereka
(Creemers et al., 2013). Menurut Halimah, Solfarina, dan Langitasari (2020),
keterampilan berikut merupakan beberapa keterampilan yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru:
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam memahami karakteristik
atau kemampuan siswa melalui pemahaman perkembangan kognitifnya,
merancang pembelajaran, mengimplementasikan hasil pembelajaran, dan
mengevaluasinya.
b. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan pribadi seorang pendidik profesional
untuk menunjukkan kepribadian yang positif, bijaksana, cerdas, dewasa dan
berwibawa serta menjadi teladan bagi orang lain.
c. Kompetensi profesional dengan mengetahui semua yang perlu diketahui tentang
kemampuan akademik, pengetahuan, jenjang dan jenis Pendidikan
d. Kompetensi Sosial yaitu keterampilan sosial dengan mengetahui cara
berkomunikasi secara efektif dengan siswa, guru, orang tua dan masyarakat.
Hasil dari pemaparan tersebut adalah pelaksanaan peran guru sebagai penggerak
menentukan terciptanya perubahan yang akan meningkatkan mutu pendidikan bagi
setiap guru, dengan tujuan akhir pemerataan mutu pendidik di seluruh daerah.
ditekankan.

Dampak Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu


Pendidikan Guru di SDN 1 Panawangan
Enam efek Program Pendidikan Mobilisasi Guru terhadap peningkatan mutu
pendidikan guru di SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut:
1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Siswa Posisi ini berada di bawah
instruktur mengemudi dan guru di SDN 1 Panawangan. Tujuan Merdeka
Belajar yaitu mencetak generasi-generasi hebat di masa depan sejalan dengan
peran mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan akademik. Selain itu,
posisi ini sejalan dengan tuntutan Profil Mahasiswa Pancasila bagi mahasiswa
untuk menunjukkan akhlak mulia dan berpikir kritis dalam rangka
meningkatkan prestasi akademik.
12 | Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak
terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

2. Pembelajaran Kreatif Seperti Guru Aktivis di SDN 1 Panawangan, seorang


pendidik yang kompeten mampu menentukan metode yang paling efektif
untuk menyampaikan konten pendidikan. Ketika bahan ajar hanya disajikan
dengan cara tradisional menyalin buku teks, siswa mungkin menjadi tidak
tertarik. Guru penggerak di SDN 1 Panawangan secara tidak langsung telah
memberikan contoh kepada siswa untuk selalu inovatif dalam mencari ilmu
dengan cara mengajar menggunakan metode yang inovatif.
3. Mengembangkan Diri Secara Aktif Tidak hanya siswa di SDN 1 Panawangan
yang dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara aktif,
pengembangan diri secara aktif juga berlaku bagi guru yang menganut definisi
guru aktif. Mampu bereksperimen sendiri untuk meningkatkan keterampilan
Anda dan terus-menerus memunculkan ide-ide baru sangat penting untuk
pengembangan diri yang aktif. Salah satu aspek Profil Mahasiswa Pancasila,
kemandirian sejalan dengan hal tersebut.
4. Hanya Guru Penggerak yang memiliki tanggung jawab untuk mendorong
tumbuh kembang siswa secara holistik dari poin 4 ke poin 6. Hal ini juga telah
dilakukan di SDN 1 Panawangan, dimana guru mengemudi telah mampu
mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik sesuai dengan segala aspek
Profil Mahasiswa Pancasila, tidak hanya di kelasnya tetapi juga di kelas
lainnya. Kurikulum yang ditentukan tidak menjadi prioritas bagi Guru
Penggerak saat ini. Namun, metode pengajarannya juga harus disesuaikan
dengan standar prestasi Profil Mahasiswa Pancasila.
5. Menjadi Pelatih atau Mentor bagi Guru Lain untuk Mobilisasi Pembelajaran
Berpusat pada Siswa Program ada bagi guru untuk mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan bimbingan mereka sehingga mereka dapat
membantu guru lain. Tempat pelatihan mirip sekolah digunakan oleh Guru
Penggerak di SDN 1 Panawangan untuk melatih guru yang baru lulus menjadi
Guru Penggerak. Guru Penggerak dapat pergi ke kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau instruktur pelatihan guru sebagai karier. Kemampuan
kepemimpinan diperlukan untuk ketiga posisi tersebut. Mobilisasi guru-guru
di SDN 1 Panawangan, khususnya, juga diharapkan mampu membawa
perubahan.
6. Menjadi Model Ekosistem Pendidikan dan Agen Perubahan Perbedaan
terbesar antara Guru Penggerak di SDN 1 Panawangan dengan guru pada
umumnya adalah seberapa besar pengaruh yang mereka berikan. Dalam
ekosistem pendidikan, Guru Penggerak dapat berperan sebagai panutan dan
agen perubahan. Selain membuat perubahan positif di kelas mereka sendiri,
guru motivator memiliki efek lain. Guru Penggerak mampu mempengaruhi
tidak hanya sekolah tetapi juga guru-guru lain di SDN 1 Panawangan.

SIMPULAN
Mutu pendidikan di Indonesia selalu dikaitkan dengan persoalan-persoalan yang
timbul dengan pendidikan. Pendidikan pasti dapat mencapai tujuan pendidikan yang
berkeadilan dan merata di seluruh wilayah yang dirasakan oleh semua. Dinamika

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 13
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

perubahan selalu hadir dalam pendidikan di setiap jenjang. Empat pertanyaan yang telah
dijawab selama diskusi memungkinkan untuk memahami temuan kajian literatur.
Dengan terlibat secara aktif seluruh aspek pendidikan, mulai dari aspek internal
seperti implementasi kurikulum hingga aspek eksternal seperti lingkungan pendidikan,
maka potret persoalan mutu pendidikan dapat dibenahi. Melalui peran kepemimpinan
guru penggerak dalam memotivasi sesama pendidik di bidang pendidikan, sama-sama
belajar untuk mencapai perubahan mutu pendidikan, dan kemampuan menerapkan
pembelajaran untuk mengikuti perkembangan zaman, masing-masing komponen dapat
berjalan dengan baik dengan gagasan belajar mandiri. Guru penggerak memiliki konsep
kerjasama dimana kerjasama merupakan hal yang paling penting untuk dimiliki, dan
setiap guru harus memahami tujuan dan perannya sebagai penggerak atau pemimpin
masa depan yang baik. Hasil belajar siswa tidak akan berubah kecuali jika kualitas guru
berubah, yang akan mengarah pada kualitas. pengajaran berkualitas di semua tingkatan
Program Pendidikan Mengemudi Guru memiliki enam efek yang meningkatkan kualitas
pendidikan guru di SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis: 1) Mendorong prestasi
akademik siswa 2) Terlibat dalam pendidikan kreatif 3) Terlibat dalam pengembangan
pribadi yang positif 4) Mendorong perkembangan siswa secara keseluruhan 5)
Melatih/melatih guru lain dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa Menjadi
pemimpin 6) Menjadi panutan Transformasi agen dalam ekosistem pendidikan adalah
enam tanggung jawab yang wajib dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
Ainia, D.K., (2020) Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter. J. Filsafat Indones.,
3(3), 95–101.
Atika Wijaya, Moh. Solehatul Mustofa, Fadly Husain, S.R.F.N.K., (2021). Sosialisasi
Program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak Bagi Guru SMPN 2 Kabupaten
Maros. J. Puruhita, 2(1), 46–47.
Farhan, A.; Herliana, F.; Kurnia, N.; Mauliza, F., (2021). The Implementation of “Guru
Penggerak” (Organizer Teachers) Concept to Innovation of The Discussion
Methods in Thermodynamics Course, 7(1), 1–12.
Baridin., (2018). Pengaruh Kompetensi Guru Dan Strategi Pembelajaran Terhadap
Mutu Pendidikan Di Mts Negeri 2 Brebes, 6 (1), 123–144.
Cahyono, H., (2020). Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pembelajaran Melalui
Pembelajaran Tuntas Dan Tutor Sebaya (Mastery Learning And Peer Tutors), 4(1)
Https://Stkipsetiabudhi.E-Journal.Id/Jpd.
Creemers, B., Kyriakides, L., & Antoniou, P. (2013). Teacher professional development
for improving quality of teaching. In Teacher Professional Development for
Improving Quality of Teaching. https://doi.org/10.1007/978-94-007-5207-8.
Daga, A.T., (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah
Dasar. Jurnal Education., 7(3), 1075–1090.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (2021). Buku Pegangan Pendidikan
Guru Penggerak. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan., Jakarta.
Fadia, S.; Fitri, N., (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia, 5, 1617–
1620.

14 | Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak


terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Farhan, A.; Herliana, F.; Kurnia, N.; Mauliza, F., (2021). The Implementation of “Guru
Penggerak” (Organizer Teachers) Concept to Innovation of The Discussion
Methods in Thermodynamics Course, 7(1), 1–12.
Halimah, M.; Solfarina; Langitasari, I., (2020). Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai
Guru Penggerak di Karesidenan Semarang. J. Profesi Kegur., 6(2), 215–221.
Hasyim Asy’ari, L.M., (2019). Pemetaan dan Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMP
Bilingual Terpadu Junwangi Krian Sidoarjo Hasyim. J. Kependidikan, 7(1), 111–
126.
Jannah, M.; Junaidi, J., (2020). Faktor Penghambat Guru sebagai Fasilitator dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMAN 2 Batusangkar. J. Sikola J. Kaji. Pendidik. dan
Pembelajaran, 1(3), 191–197.
Karyono Setiya Nagri, Muqawim, Radjasa, E.M. Dan R.S., (2020). Menggali Prinsip
Dasar Guru Penggerak Melalui Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid.
Syntax Idea, 2(9), 7250–7257.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Informasi Apbn Kita (2018), viewed
December 6, 2018. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/apbn-kita/OECD, Pisa
2015 Result in Focus, OECD Better Policies For Better Lives. Accessed
December 6, 2018. http://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-infocus.pdf.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2020). Peta Jalan Pendidikan Indonesia
2020-2035. Kemdikbud, : 1–74 http://staffnew. uny.ac.id/uploa d/132304482/
lainlain/ buku-peta- jalan-pendidikan-indonesia.pdf.
Multazam, U., (2020). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah. J.
Manaj. Pendidik. Islam, 6, 45–69.
Mustagfiroh, S., (2020). Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme di
Perguruan Tinggi. J. Stud. Guru dan Pembelajaran, 3(1), 141–147.
Nurokhim, N., (2017). Manajemen Berbasis Sekolah: Solusi Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah. J. Kependidikan, 5(2), 247–260.
Rahmawati, R.; Siraj, A.; Achruh, A., (2021). Hubungan Antara Kompetensi Guru Dan
Budaya Sekolah Dengan Kinerja Guru. Idaarah J. Manaj. Pendidik., 5(1), 10.
Satriawan, W.; Santika, I. D.; Naim, A.; Tarbiyah, F.; Raya, B.; Selatan, L.; Timur, L.;
et al., (2021). guru penggerak dan transformasi sekolah. J. Kependidikan Islam
Vol., 11, 1–12.
Saugadi, B. dan., (2017). Peran Guru Terhadap Mutu Pendidikan. Angew. Chemie Int.
Ed. 6(11), 951–952., 8, 5–24. Shobri, M., (2017). Strategi Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Madrasah Aliyah Hasan Jufri. CENDEKIA J. Stud. Keislam., 3(1).
Sibagariang, D.; Sihotang, H.; Murniarti, E., (2021). Peran Guru Penggerak Dalam
Pendidikan. Jurnal Dinamika Pendidikan., 14(2), 88–99.
Sirait, S., Murniarti, E., & Sihotang, H. (2021). Implementation of Hots-Based Learning
and Problem Based Learning during the Pandemic of COVID-19 in SMA Budi
Mulia Jakarta. Advances in Social Sciences Research Journal, 8(2), 296-305.
Sistem Pendidikan Nasional., (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang. Sist. Pendidik. Nas.,
71: https://pmpk.kemdikbud.go.id/assets/docs/UU_2003_ No_20_ _Sistem_
Pendidikan_Nasional.pdf

Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru
SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15 (Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan
Lilis Lismawati) | 15
ISSN 1829-9903 (Print) 2541-6944 (Online)
Volume 14 Nomor 2 2017

Supardi. (2015). Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Tim Kemdikbudristek., (2020). Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2020-2024. Kementeri. Pendidikan, Kebudayaan, Ris. dan Teknol.:
1–129 https://dikti.kemdikbud.go.id/.
Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dalahttp://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uunomor-14-
tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf Utami, S., (2019). Meningkatkan Mutu
Pendidikan Indonesia Melalui Peningkatan. Pros. Semin. Nas. Pendidik. FKIP,
2(1), 518–527.
Utami, S., (2019). Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Melalui Peningkatan.
Pros. Semin. Nas. Pendidik. FKIP, 2(1), 518–527.
Wijaya, C.; Nasution, T.; Al Qadri, M.; Fuadi, A.; Anwar, K., (2021). Persepsi Guru
RA Ali Mahfudz tentang Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini, 6 (2): 738–751.
Zein, M., (2016). Peran guru dalam pengembangan pembelajaran. J. Inspiratif
Pendidik., 5(2): 274–285 http://103.55.216.56/ index.php/InspiratifPendidikan/
article/ view/3480.

16 | Pengaruh Program Pendidikan Guru Penggerak


terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Guru SDN 1 Panawangan Kabupaten Ciamis 1-15
(Sutarsana, Depi Kharismawan, Eli Herliana, dan Lilis Lismawati)

You might also like