Professional Documents
Culture Documents
CASE 3 CVS
ACS STEMI Inferior with LHF as complication and
first degree AV Block
Tutor : Yuli Susanti,dr.
Ricky Rachmawan
Fauzan Trisuryoaji
1
DAFTAR ISI
1. Daftar isi………………………………………………………..………………..i
2. Review kasus …………………………………………………..………………..1
A. Basic science
a. Vaskularisasi Jantung…………………………………………..................3
b. Histologi Jantung………………………………………………........….....6
c. Atherogenesis...............................................................................................9
d. Thrombosis.................................................................................................13
e. Trias Virchow.............................................................................................14
f. Cardiac Cycle.............................................................................................16
B. Clinical science
a. DD Chest Discomfort………………………...…………………………..21
b. DD Chest pain…………………………………………………………....23
c. Ischemic Heart Disease………………………………………………......24
d. Unstable Angina Pectoris…………………………………………….......28
e. Stable Angina Pectoris.............................................................................. 32
f. Acute Coronary Syndrome........................................................................ 35
g. Interpretasi Obat pada kasus...................................................................... 41
h. Interpretasi Pemeriksaan........................................................................... 43
i. Patomekanisme...........................................................................................45
j. BHP, IIMC..................................................................................................49
VASKULARISASI JANTUNG
• Coronary circulation
2
3
Vena
• Great, middle, small cardiac veins, oblique vein pada atrium kiri; dan left posterior
ventricular vein drainase ke coronary sinus, kemudian ke right atrium
• Anterior cardiac veins drainase langsung ke auricle right atrium.
Innervasi
Oleh autonomic nerve fiver dari cardiac plexus, yang dibentuk oleh simpatis dan parasimpatis
fiber
o Sympathetic
Dari presynaptic fiber yang badan selnya berada di intermediolateral cell
columns pada 5 atau 6 superior thoracic para vertebral ganglia di sympathetic
trunk. Dan post synaptic fiber badan selnya berada di cervical dan superior
thoracic paravertebral ganglia
o Parasumpathetic
4
Supply berasal dari vagus nerve. Parasympathetic cell bodies berada di atrial
wall dan interatrial septum dekan SA dan AV node dan sepanjang coronary
artery
5
Jantung merupakan organ berotot yang berkontraksi secara berirama, memompa darah ke
seluruh tubuh melalui system sirkulasi.
Jantung menghasilkan hormone ANP yang disekresikan dinding sel atrium yang berfungsi
sebagai penurun tekanan darah.
3 lapisan jantung yaitu :
A. /Epicardium (pericardium) parietal (luar)
/ Viseral
B. Myocardium
C. Endocardium
1. Endocardium
Homolog dengan intima pembuluh darah
Terdiri dari selapis sel endotel gepeng, terbentang di atas lapisan subendotel tipis
jaringan ikat longgar dengan serat-serat elastin dan kolagen.
Mempunyai lapisan subendocard yang terdiri dari : vena, saraf, cabang-cabang
system konduksi (serat-serat purkinje)
2. Myocardium
Merupakan lapisan jantung yang paling tebal, terdiri atas sel-sel otot jantung yang
berpilin majemuk mengelilingi bilik jantung.
Banyak lapisan ini tertanam dalam kerangka jantung fibrosa
//Sel-sel otot jantung Sel kontraktil & sel pembangkit
6
/ Sel penghantar rangsang
3. Epicardium
Merupakan pembungkus serosa jantung, membentuk lapisan visceral dari
pericardium.
Bagian luarnya ditutupi oleh epitel selapis gepeng (mesotel) yang ditunjang oleh
lapisan tipis jaringan ikat.
Terdapat lapisan subepicard terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung
vena, saraf, dan ganglia saraf. Yang terpenting dari struktur ini adalah terdapatnya
arteri koroner yang mensuplai darah untuk lapisan jantung itu sendiri.
Jaringan lemak yang biasanya membungkus jantung terdapat pada lapis subepicard.
//
Otot Skelet
7
Susunan otot rangka, diselubungi oleh suatu lapisan jaringan ikat padat yang disebut
epimisium dan berhubungan langsung dengan tendon yang menghubungkan otot dan tulang
Setiap fasikulus serabut otot terselubungi oleh lapisan jaringan ikat lain yang disebut
perimisium.
Setiap serabut otot (sel multinuklear panjang) dikelilingi suatu lapisan yang sangat halus
yang diebut endomisium
Struktur miofibril, serabut otot ini mengandung sejumlah berkas paralel yang disebut
miofibril.
Disetiap miofibril terdiri atas deretan panjang sarkomer yang mengandung filamen tebal dan
tipis dan dipisahkan satu sama lain oleh z disc.
Filamen tipis merupakan filamen aktin yang terikat pada diskus z dan filamen tebal
merupakan berkas iosin yang terdapat serta merentangi pita A dan terikat pada garis M dan Z
disk melalui pita I yang ikatannya dibantu oleh filamen titin yang berfungsi sebagai connexin.
8
ATHEROSCLEROSIS
Definisi
Adalah penebalan dan pengerasan pembuluh darah yang disebabkan akumulasi lipid,
macropaghe, thrombosis, element dari pembuluh darah dan immune yang akan membentuk
lesi yang disebut plaque.
Faktor resiko
Non modifiable
- Usia lanjut
- Laki – laki
- Keturunan
Modifiable
- Dyslipidemia
- Smoking
- Hypertension
- DM & metabolic syndrome
- Physical activity ↓
Pathogenesis
1. Fatty streak
Endothelial dysfunction
Lipoprotein entry and modification
Leukocyte recruitment
Foam cell formation
2. Plaque progression
Smooth muscle migration
Altered matrix synthesis and degradation
3. Plaque disruption
Disrupted plaque integrity
Thrombus formation
9
10
Factor risiko
Peningkatan ROS
Endothelial dysfunction
”trapping”
Terbentuk mLDL
LAM (VCAM 1, ICAM 1, E,P selectin) chemoatractan signal (MCP1, IL8, Interferon induible protein 10)
Memfagosit LDL
11
12
THROMBOSIS
Arterial thrombi
Coronary plaque with
Blood flow ↑ thin fibrous cap
Thrombosis
Venous thrombi
Blood flow ↓
Stasis
thrombus
13
( trias virchow )
2. Hypercoagulability
- Traumatic injury
- Surgery
- IV medication
14
Factor yang mempengaruhi suplai oksigen dan penggunaannya
Oxygen supply
Coronary perfusion, yaitu adanya aliran darah yang mengalir ke arteri
coroner, apabila perfusi menurun, menyebabkan hipoksia.
Coronary resistance. Yaitu tekanan di dalam arteri coronary, apabila
tekanan meningkat akibat adanya atherosclerosis, stenosis atau pun
vasospasm, maka dapat terjadi hipoksia.
Oxygen demand
Wall stress, yaitu tekanan di dinding jantung, biasanya diakibatkan
oleh volume overload dalam chamber, semakin tinggi tekanannya
(stress). Demandnya semakin tinggi.
Heart rate, semakin tinggi heart rate, maka energy yang dibutuhkan
akan semakin tinggi, sehingga penggunaan oksigen semakin tinggi.
Contractility, yaitu kemampuan pompa jantung, apabila meningkat,
maka kebutuhan oksigen sebagai bahan energy semakin meningkat.
Cardiac Cycle
15
Semua kejadian yang berhubungan dengan aliran darah melalui jantung selama 1 denyutan
penuh.
Depolarisasi SA node
↓
Depolarisasi atrium
↓
Ditandai dengan “P wave” pada EKG
↓
Atrial Systole
↓
16
Atrial contraction
↓
Tekanan atrium meningkat (terbukanya katup AV)
↓
Darah mengalir dari atrium ke ventricle melalui katup AV
↓
Ventricle mencapai volume maksimal (120 ml)
- Pada Fase ini volume ventricle masih sama (120 ml) disebut isovolumetric, karena
tertutupnya semua katup
17
↓
Saat ejeksi, volume ventricle menurun
- Pada fase ini normalnya tidak terdengar suara, dalam keadaan patologis terdengar
suara abnormal disebut ejection murmur.
- Sedangkan pada atrium, mulai mengisi darah lagi dari vena.
Terbentuk gelombang T
↓
Repolarisasi ventricle
↓
Relaksasi ventricle
↓
Tekanan ventricle menurun
↓
Kecepatan ejeksi dari ventricle meningkat
↓
Ventricle mencapai Volume ejeksi maksimal = 70 ml (Stroke Volume), dan volume
yang tersisa di ventricle = 50 ml → ESV (End Systolic Volume)
Repolarisasi ventricle
↓
Tekanan ventricle menurun
↓
Backflowing blood
↓
Darah dari aorta dan pulmo mengalir kembali ke ventricle yang tekanan nya lebih
rendah dari aorta dan pulmo
↓
Mendorong penutupan katup semilunar
↓
Penutupan katup semilunar → S2 terdengar
↓
Diastole dimulai
- Pada Fase ini volume ventricle tetap konstan (50 ml) disebut isovolumetric,
karena semua katup nya tertutup.
- Sedangkan atrium, volume dan tekanan nya secara bertahap semakin meningkat
karena adanya venous return.
18
Repolarisasi ventricle
↓
Tekanan ventricle mencapai tekanan minimal (RV 4 mmHg, LV 8 mmHg), Tekanan
pada atrium mencapai tekanan maksimal karena adanya pengisian darah ( RA: 4
mmHg, LA 8 mmHg)
↓
Tekanan ventricle < tekanan atrium
↓
Katup Av terbuka
↓
Mulai terjadinya ventricular filling secara pasif dengan volume yang diejeksikan = 45
ml
- Pada fase ini normal nya tidak ada suara S3, namun jika dalam keadaan patologis,
dapat terdengar suara jantung S3.
7. Reduced Filling
- Fase ini merupakan fase untuk mengakhiri passive filling pada ventricle dan
memulai untuk terjadinya atrial systole pada denyutan selanjutya.
- Pada fase ini ventricle baru mencapai volume ¾ nya
- Menginisiasi terbentuknya gelombang P pada EKG
- Sisa volume 25 ml akan di ejeksikan melalui proses atrial systole
19
Differential Diagnosis of Chest Discomfort
20
Dissection mendadak. sensation. Sering menjalar dengan hipertensi
Nyeri tidak Knifelike ke punggung dan atau connective
berhenti tissue disorder
(contoh Marfan
Syndrome).
Murmur or aortic
insufficiency
Pericardial rub,
pericardial
tamponade, atau
hilangnya
peripheral pulses
Pulmonary Onset Pleuritic Often lateral, on Dyspnea,
Embolism mendadak. the side of tachypnea,
Menit - jam embolism tachycardia, &
hypotension
Pulmonary Variable Pressure Substernal Dyspnea, tanda
Hypertension tanda peningkatan
venous pressure
Pneumonia or Variable Pleuritic Unilateral, often Dyspnea, batuk,
pleuritis localized demam, rales,
occasional rub
Spontaneous Onset Pleuritic Lateral, to side of Dyspnea, decreased
Pneumothorax mendadak. pneumothorax breath sounds on
Beberapa jam side of
pneumothorax
Esophageal 10 – 60 menit Burning Substernal, Diperparah dengan
reflux epigastric postprandial
recumbency. Dapat
diredakan dengan
antacid
Esophageal 2 – 30 menit Pressure, Retrosternal Dapat menyerupai
Spasm tightness, angina
burning
Peptic Ulcer Prolonged Burning Epigastric, Dapat diredakan
substernal dengan
makanan/antacid
Gallbladder Prolonged Burning, Epigastric, right May follow meal
disease pressure upper quadrant,
substernal
Musculoskeletal Variable Aching Variable Diperparah dengan
disease pergerakan
Herpes Zoster Variable Sharp or Dermatomal Vesicular rash in
burning distribution area of discomfort
Emotional & Variable. Variable Variable, maybe Situational factors
psychiatric Cepat retrosternal may precipitate
condition symptoms.
Anxiety or
depression often
detectable with
21
careful history
DD chest pain
CARDIAC - Agina
- Myocardial ischemi
22
- Pericarditis
PULMONARY - Left pleuritis/pneumonia
GASTROINTESTINAL - Gastroesophageal reflux
- Peptic ulcer disease
- Esophageal spasm
- Biliary colic
MUSCULOSKELETAL - Costochondral syndrome
- Cervical radiculitis
Faktor resiko :
Obesitas
Merokok
Hiperglikemia
Hiperkolesterolemia
Alcoholism
Diabetes militus
Etiologi : lebih dari 90% kasus IHD yaitu rendahnya aliran darah akibat adanya atherosclerotic
coronary arterial obstruction.
Epidemiologi :
Manifestasi klinis :
Nyeri dada
Sesak nafas
Bunyi jantung ke 4
Syok
Bradikardia
Mual muntah
Takikardia
Diagnosis :
Anamnesis
Melihat faktor resiko
Laboratorium : kolesterol dan gula darah meningkat
Pemeriksaan penunjang :
1. EKG istirahat
23
2. Ekokardiogram
3. Rekaman EKG 24 jam
4. Arterografi koroner
5. Ultrasound intravaskular
Penatalaksanaan :
Pengobatan farmakokinetik
1. Aspirin
2. Theropyridine clopidogrel
3. Obat penurun kolesterol
4. Nitrat
Revaskularisasi Miokard
Komplikasi :
Aritmia
Ventrikel vibrilasi
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Prognosis :
Asymptomaitc VS Symptomatic
- Pasien IHD juga bisa terdapat cardiomegaly dan heart failure secondary ke kerusakan
ischemic pada left ventricle myocardium yang tidak bergejala sebelum berkembang ke heart
failure. Kondisi ini dinamakan Ischemic Cardiomyopathy
- Pada symptomatic fase IHD, dikarakteristikan oleh chest discomfort (Angina pectoris/MI)
Obstructive CAD, Acute Myocardial Infarction, dan Transient Myocardial Ischemic sering
asymptomatic. Pasien dengan asymptomatic ischemia setelah Myocardial Infarction beresiko lebih
besar untuk mengalami second coronary.
Manifestasi Klinis
1. Myocardial Infarction, biasanya ditandai dengan adanya kematian atau tidak
berfungsinya otot jantung
Infark Miokard
24
Letak oklusi Distribusi infark
Arteri koronaria desendens anterior kiri Ventrikel kiri (anterior dan apex), 2/3 anterior
septum antarventrikel
Arteri koronaria kanan Ventrikel kiri (dinding posterior), 1/3 septum
antar ventrikel (dominan sirkulasi coroner
kanan)
Arteri koronaria sirkumflex kiri Ventrikel kiri (dinding lateral, dinding
posterior) (dominan sirkulasi coroner kiri)
- Klasifikasi:
a. Menurut gambaran EKG:
STEMI: elevasi segmen ST, ada proses infark menuju transmural
NSTEMI: tidak ada elevasi segmen ST
b. Menurut ketebalan miokardium:
Infark transmural: seluruh ketebalan dinding ventrikel
Infark subendokardium: 1/3 dalam miokardium
- Pathologic timeline (transmural infarction)
25
- Mekanisme:
- Gambaran klinis:
Nyeri dada substernum parah dan menekan; menjalar ke lengan kiri, leher, rahang,
epigastrium, bahu; berlangsung jam-hari; tidak berkurang dengan nitrogliserin
Nadi cepat dan lemah
Diaphoresis
Sesak
IM pada >40% ventrikel kiri: syok kardiogenik
20-30%: tidak ada nyeri dada, “IM silent”
Kelainan EKG: perubahan gelomang Q, kelainan segmen S-T, inversi gelombang T
Penyulit:
Aritmia jantung (75-95%)
26
Gagal ventrikel kiri dan edema paru ringan-berat (60%)
Syok kardiogenik (10%)
Rupture dinding bebas, septum, atau otot papilaris (4%-8%)
Tromboembolus (15%-49%)
Lab:
Kreatin kinase, CK (CK-MM, CK-MB, CK-BB)
CK total: meningkat 2-4 jam setelah onset, mencapai puncak dalam 24 jam,
normal kembali dalam 72 jam
CK-MB: meningkat 2-4 jam setelah onset, mencapai puncak dalam 18 jam,
hilang dalam 48 jam
Tidak ada perubahan CK dan CK-MB selama 2 hari setelah onset: singkirkan
MI
Troponin (cTnT, cTnI)
cTnI: tidak ada di serum setelah cedera otot rangka maka digunakan sebagai
penanda MI
Meningkat sama seperti CK-MB tapi tetap meningkat selama 4-7 hari
2. Angina Pectoris
Unstable angina pectoris
Kriteria :
- Terjadi saat istirahat atau minimal exertion , berahir lebih dari 20 menit tanpa nitrate ata
analgesic
- Severe
- Terjadi dengan crescendo pattern, nyeri dada dapat membangunkan tidur, lebih parah,
prolonged, lebih sering dari sebelumnya
Epidemiologi :
Di AS setiap tahun terdapat 1 juta pasien dirawat karena angina unstable , 6-8 % menjadi serangan
infark jantung yang tidak fatal atau meninggal dalam 1 tahun setelah diagnosis
Etiologi :
- Atherosclerosis
- Spasme arteri koroner
- Anemia berat
- Arthritis
- Aorta insufisiensi
Klasifikasi :
27
Pathogenesis :
1. Plaque rupture atau erosi dengan superimposed non occlusive thrombus. Pada plak akan
terdapat makrofag, makrofag tersebut akan menghasilkan enzyme protease yang
mengakibatkan plak menjadi tidak stabil dan menjadi rupture, plak tersebut akan menyumbat
pada pembuluh darah yang telah mengalami penyempitan atau pembuluh kecil sehaingga
akan menutupp pembulh darah sebanyak kurang dari 100%
2. Dynamic obstructonyang diakibatkan oleh
a. Spasm pada artery coronary
b. Konstriksi pada small coronary artery
c. Local vasoconstrictor seperti troboxane yag merupakan hasil dari agregasi platelet
d. Disfungsi coronary endothelium
e. Stimulus adrenergic
3. Severe coronary luminal narrowing yang diakibatkan oleh progressive atherosclerosis
4. Inflammasi
5. Kebutuhan myocardial terhadap oksigen meningkat atau penurunan supply oksigen
(tachycardia, fever, hypotension, anemia)
Patofisiologi :
28
Manifestasi klinis :
Diagnosis :
Clinical exam
o Unremarkable
o Support diagnosis of cardiac ischemia
Diaphoresis
Pale cool skin
Sinus tachycardia
S3 dan s4
Basilar rales pada lung exam
o Area ischemia meluas bias menyebabkan hipotensi
EKG
o 50% adanya tanda iskemik
ST depression
T wave negative
o 4% EKG normal
o Nonspesifik
Depresi ST kurang dari 0,5 mm
Gel T negative kurang dari 2 mm
Exercise test
o Dengan menggunakan treadmill
o Indikasi : pasien stabil tap dengan resiko tinggi
29
o Hasil:
Positive perksa angiografi coroner
Negative prognosis buruk
Ekokardiografi
o Jika ada gangguan faal ventrikel kiri, insufisiensi mitral, abnormalitas gerakan dinding jantung
menandakan prognosis yang buruk
Laboratorium
o Troponin T atau I positive dalam 24 jam mionekrosis
o CK-ME meningkat dalam beberapa jam, kembl normal dalam 48 jam
o Peningkatan CRP berhubungan dengn mortalitas jangka panjng
Management :
Umum
o Perawatan di ntensif coroner
o Bed rest
o Penenang
o Oksigen
o Morfin jika nyeri sangat parah
Medika mentosa
o Obat anti iskemi
Nitrat
Vasodilatasi pembuluh vena dan anterior erifer
Isosorbid dinitrat IV 1-4 mg/jam
Jika keluhan sudah terkendali diberikan secara oral
Beta blocker
Menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui penurunan denyut
jantung
Indikasi : semua pasien unstable angina kescuali yang memiliki asma
bronkial dan bradiaritmia
Contoh obat : propranolol, metaprolo, atenolol
Kalsium antagonis
Untuk vasodlatasi coroner
Terdapat 2 golongan : dihidropridin (nifedipin), nonhidropridin (diltiazem)
o Obat anti agregasi trombosit
Aspirin
Diberikan seumur hidup
Dosis awal : 160 mg/hari
Lanjutan : 80-325 mg/hari
Inhibitor glkoprotein IIb/IIIa
o Obat anti thrombin
o Direct thrombin inhibitor
Revaskularissi pembuluh coroner
o Indikasi : iskemia berat dan penyempitan pada main artery atau 3 artery kecil
Merupakan ketidaknyamanan pada dada atau lengan yang terasa dalam, didahului oleh aktivitas fisik yang
berat/stress emosional yang mereda dalam 5-10 menit dengan istirahat atau sublingual nitroglycerin. Biasanya
disebabkan oleh penyempitan lumen pembuluh darah oleh plak dan vasokonstriksi yang tidak tepat.
Klasifikasi
30
I. Timbul saat melakukan aktivitas yang berat. Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, naik tangga 1-2
lantai tidak menimbulkan nyeri dada.
II. Aktivitas sehari-hari agak terbatas
III. Aktivitas sehari-hari tebatas
IV. Timbul saat istirahat
Manifestasi klinis
Dideskripsikan sebagai tekanan, tidak nyaman, tightness, seperti terbakar atau terasa berat pada dada
Berlangsung 5-10 menit
Diffuse pada daerah retrosternal
Bisa menjalar ke bahu dan bagian dalam lengan terutama sisi kiri
Tachycardia
Diaphoresis
Nausea
Dyspnea
Fatigue & weakness
Faktor Resiko
Merokok
Dyslipidemia
Hipertensi
Diabetes
Riwayat keluarga
Management
Farmakologis
Aspirin
beta-blocker
nitroglycerin
Clopidogrel
Non Farmakologis
Tambahan oksigen
istirahat
berhenti merokok
penurunan berat badan
penyesuaian diet
olahraga teratur
31
b. Terdapat stenosis atherosklerosis coronary artheries yang dapat membentuk total occlusion.
c. Mikroskopik Finding: Adanya myocardial Hypertrophy, diffuse subendocardial vacuolization, dan
gambaran Scar (mendadak adanya infeksi berat).
Treatment untuk Chronic ischemic heart disease, diantaranya
a. Lifestyle changes, diantaranya harus mengubah seluruh pola hidup seperti mengganti
makanan dengan yang lebih bersifaat sehat (ex: Less Sugar, Less Calories, and Fat-free food),
tidak mengkonsumsi Alkohol dan Rokok; melakukan olahraga secara rutin.
b. Medicine, diantaranya diberi beberapa pengobatan seperti Aspirin (fungsi: sebagai
maintenance dan reduce risk of death), Beta-Blocker, dan Statin (untuk menurunkan
Kolesterol.
c. Terapi Palliative, untuk supporting treatment pada tubuh serta pikiran maupun psikis untuk
memberikan tambahan spirit untuk melakukan pengobatan dan kesembuhan.
6. Sudden Cardiac Death
Menyerang 300000-400000 individu setiap tahunnya di USA.
SCD, dikenal juga sebagai kematian yang tidak terduga, dimana onset awal sangat cepat yaitu
berkisar dalam waktu 1 jam bahkan bersifat Asimptomatik
Penyebab dari Sudden Cardiac death diantaranya:
a. Coronary arterial abnormalities
b. Aortic Valve disease
c. Myocarditis
d. Hypertrofi cardiomyopathy
e. Pulmonary Hypertension
Morfologi Sudden Cardiac Death
a. Coronary Atherosclerosis yaitu >75% mengenai stenosis yang dapat mengenai satu
atau lebih cabang pembuluh darah, dan ditemukan pada 80-90% pasien
b. Hanya sekitar 10-20% penyakit bersifat non-atherosklerosis
c. Paling sering disebabkan karena stenosis (>90%) & Acute plaque disruption.
32
ACUTE CORONARY SYNDROME
Definisi
syndromes form a continuum that ranges from an unstable pattern of angina pectoris to the development of a
large acute myocardial infarction (MI)
Epidemiologi
1/3 : STEMI
200.000 : silent MI
38% : meninggal
Factor risiko
Etiologi
33
Complete occlusive thrombus akan membentuk STEMI.
Management
Pre hospital
Edukasi kepada pasien dan juga keluarganya, dan jika terjadi serangan harap cepat hubungi dan minta
pertolongan medis.
Call 911
Pasang 12 lead EKG
Fibrinolitik
Monitor
DC defibrilator
Oxygen
Endotracheal tube
Suction
Cardiovascular drugs
34
Fibrinolysis Therapy
Tatalaksana Umum
1. Oksigen
Jika saturasi oksigen <90% selama 6 jam pertama.
2. Nitroglyserin
Secara sublingual dgn dosis 0,4 mg dgn interval 5 menit. Untuk menurunkan nyeri dada, meningkatkan
vasodilatasi pembuluh koroner. Jika tetep sakit, kasih secara IV.
3. Morfin
4. Aspirin
5. Β blocker
Metoprolol 5mg setiap 2-5 menit secara IV dgn syarat HR>60, systolik>100mmhg, interval PR<0,24
detik, ronki tidak lebih dari 10cm dari diafraghma.
Tatalaksana di ICU
1. Aktivitas
Istirahat dalam 12 jam pertama
2. Diet
Untuk mengurangi risiko muntah dan sedasi, pasien harus puasa atau hanya boleh minum saja dalam 4-
12 jam. Dietnya adalah lemak<30% kalori total, kolesterol <300mg/hari dan yang tinggi serat, kalium,
magnesium dan natrium rendah
3. Bowel
Biasanya mengalami konstipasi, maka harus disediakan kursi komod samping pasien, makanan tinggi
serat dan dioctyl sodium sulfosuksinat 200mg/hari
4. Sedasi
Diazepam atau oksazepam 15-30 mg.
Prognosis
35
Usia 65-74 tahun (2 poin) 0 (0,8)
Usia >75 (3 poin) 1(1,6)
DM/hypertensi/angina (1 poin) 2(2,2)
Tekanan systolic <100mmhg (3 poin) 3(4,4)
Frekuensi jantung >100 (2 poin) 4(7,3)
Klasifikasi Killip* II-IV (2 poin) 5(12,4)
Berat <67kg (1 poin) 6(16,1)
Elevasi ST anterior (1 poin) 7(23,4)
Waktu ke reperfusi >4jam (1 poin) 8(26,8)
>8(35,9)
* Klasifikasi Killip
II : +S3/ronki basah
IV :syock kardiogenik
Early change
- Perubahan awal termasuk evolusi histology infarct dan dampak fungsional dari
kekurangan oksigen pada myocardial contractility
- Perubahan ini mencapai puncak coagulative necrosis pada myocardium dalam 2-4
hari.
Cellular changes
- Ketika level O2 menurun di myocardium karena oklusidari coronary vessel, terjadi
perpindahan metabolism dari aerob ke anaerob. Karena mitokondria tidak dapat
mengoksidasi lemak / produkglicolysis, produksi energy phosphate menurun dan
digantikan oleh glycolisis (65%-70% dari kebutuhan myocardial dan menghasilkan
ATP yang lebih sedikit). Jaringan myocardial mempunyai system buffer yang kurang
baik dan sensitive terhadap perubahan PH yang rendah, sehingga lebih mudah terkena
efek dari lysosomal enzymes dan dapat menekan impulse konduksi dan fungsi
kontraktil, mengakibatkan heart failure.
36
- Kekeurangan O2 juga diikuti dengan gangguan Na+, K+, ATPase. Peningkatan
konsentrasi Na dapat menghasilkan cellular edema. Peningkatan ekstracelluler K+
dapat mengubah membrane potential. Peningkatan intracellular Ca2+ dapat
mengaktifasi lipase dan protease sehingga dapat menyebabkan kerusakan cell.
- Perubahan metabolism, terjadi penurunan fungsi myocardial 2 menit setelah oklusi
thrombosis. Tanpa intervensi dalam 20 menit akan terjadi irreversible cell injury.
- Edema myocardium terjadi dalam 4-12 jam, karena peningkatan permiabilitas
vascular dan peningkatan tekanan onkotik.
- Gambaran histology pada tahap awal irreversible injury yaitu ‘wavy myofibers’.
- Acute inflammatory respone, denganin filtrasi neutrofil dimulai setelah 4 jam dan
menyebabkan kerusakan jaringan.
- Dalam 18-24 jam koagulasi necrosis yang ditandai dengan pyknotic nuclei dan bland
eosinophilic cytoplasm.
Gross changes
- Terjadi> 18-24 jam setelah coronary oklusi, ischemia dan infarction dimulai dari
subendocardium dan menyebar ke lateral dan ke dalam epicardium.
Late changes
- Irrieversible injured myocyte tidak dapat diperbaharui, cell dihilangkan dan diganti
dengan jaringan fibrous. Magrofag menginvasi myocardium yang inflamasi, segera
setelah infiltrasi netrofil dan menghilangkan jaringan nekrotik. Pada periode ini
terlihat warna yellow softening karena elemen jaringan ikat dihancurkan dan
dihilangkan sepanjang cell myocardial yang mati.
- Phagocytic clearing, bersama dengan penipisan dan dilatasi dari infark zone,
menghasilkan structural weakness dari ventricular wall dan dapat menyebabkan
dinding myocardial rupture.
37
Pathologic time line
1. Morphine Sulfate
Indikasi : diberikan ketika gejala pasien tidak mereda setelah pemberian Nitroglycerine Sublingual
tablets/gejala berulang setelah adequate anti-ischemic therapy
2. Antithrombotic therapy
Komponen treatment untuk UA/NSTEMI. Initial treatment dimulai dengan platelet cyclooxygenase
inhibitor aspirin.
Dosis : 325 mg/hari, dengan dosis rendah (75-162 mg/hari) untuk long term therapy
38
3. Diazepam
Golongan benzodiazepin
4. Furosemid
Diuretik untuk gagal jantung, untuk menurunkan venous return sehingga mengurangi kerja jantung
5. Amiodarone
REVASCULARISASI
Indikasi :
2 teknik :
1. PTCA
prosedur:
Ballon tipped catheter dimasukan melalui peripheral artery (femoral, brachial, radial) kemudian
dimasukan ke dalam segmen stenotic dari coronary vessels. Ballon pada ujung catheter dipompa
dengn tekanan tinggi untuk melebarkn stenosis. Untuk mencegah restenosis sebaiknya dipasang sten.
39
2. CABG
2 type :
Serum Cholesterol
40
Serum Enzyme
Troponion merupakan protein regulator pada sel otot yang mengkontrol kalsium untuk
berinteraksi antara aktin dan myosin.
Jenis: terdiri dari 3 jenis,
1. TnC
2. TnI
3. TnT
Ketiga jenis kalsium diatas sangat khas ditemukan di bagian jantung, terutama TnC dan
biasanya juga ditemukan pada otot skelet.
Di bagian cardiac jantung biasanya membentuk Troponin I dan Troponin T (CtnI) dan (CtnT).
Pada orang normal troponin diatas biasanya very low bahkan absent, sehingga bila terdapat
adanya troponin tersebut di dalam serum darah, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut
mengalami kerusakan pada struktur jantung-nya.
Cardiac Kinase
Creatine kinase merupakan suatu posphate group yang berasal dari creataine phospatase yang
dapat membentuk high-energy phospate bonds untuk memproduksi ADP dan diikuti dengan
pembentukan ATP.
Terdapat pada beberapa jaringan tubuh (heart, skeletal muscle, brain, dll)
Terdapat 3 macam isoenzyme CK yaitu memiliki fungsi untuk spesifitas kerusakan yang
terjadi pada jaringan tubuh.
1. CK-MM (pada skeletal muscle)
2. CK-BB (pada Brain)
3. CK-MB (pada heart)
Dimana, peningkatan pada CK-MB biasanya menandakan adanya Miocardial Infarction.
Hyperacute Gelombang T, biasanya pada keaadaan infark T-Wave menjadi tinggi dan sempit
Mengindikasikan adanya miocardial ischemia, biasanya karena kekurangan aliran darah ke
myocardium
Peningkatan segment ST, sering menunjukan adanya myocardial injury yang disebabkan
adanya ischemi
Peninggian sement ini juga dapat terjadi pada orang normal yang diakibatkan adanya J-Point
terjadi pada orang dewasa muda yang melakukan exercise.
P-R Interval normal yaitu 0,12 second – 0,20 second.
41
Also known as: Premature Ventricular Contraction
Definisi: adanya extra abnormal heartbeats yang diawali pada salah satu lower pumping
chamber (ventricle).
Cause:
1. Adanya triggers dari heart disease
2. Chemical changes in the body ( akibat pengobatan)
3. Injury to the cardiac muscle (ex: Coronary Artery disease)
Risk Factor:
1. Caffeine, tobacco, dan Alcohol
2. High blood pressure
3. Cardiomyopathy
4. Dislipidemia (obesitas)
Treatment dan Drugs
1. Lifestyle Changes
2. Medication (Beta-blockers serta arrhytmic drugs (amiodarone).
42
Mr. Budi, 55 tahun
FR Modifiable FR Non-modifiable
Lab Abnormal
Menghasilkan ECM
Plaque rupture
Coronary trombosis
Angioplasty
2 tahun kemudian
DEATH NOW
43
STABLE ANGINA
Ke leher&left-arm Membaik
UNSTABLE ANGINA
Angioplasty
44
Acute Myocardial Infarction
Occlusive Thrombus
Infark Myocardium
Supply 02
Heart sound Tek. Venous return (X-Ray&autopsy) of the heart (II,III.avf) &
Ke paru2
Diffuse Rales
45
Supply O2
Radiation pattern chest pain(left area) Kompensasi tubuh agar asam-basa normal
kembali
AMI
Amiodarone Furosemide
Memperparah DM
Darah mengisi pericardial cavity (autopsy: 600 ml darah (Autopsy : yellowish zone
Cardiac tamponade
MENINGGAL
46
BHP
Informed concent kepada keluarga yang ditinggalkan tentang penyebab pasien meninggal
Memberi dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan
IIMC
QS AL-Baqarah 155-157 (Wajib bersabar dan ridho apabila ditimpa sakit dan musibah)
HR bukhari no 5660 (sakit adalah penggugur dosa)
QS AL-Hadid 22 (Sakit dan musibah adalah takdir Allah)
47