Professional Documents
Culture Documents
1, JANUARI 2011
Abstract
This research has the objectives of finding out the concrete properties, which are, workability, unit weight, compressive
strength, flexural strength and finding out an optimum composition of dry dust collector waste in the concrete mixture.
In this research, 3 different kinds of concrete mixture were created based on the amount of waste substitution in the
concrete. The examined concrete mixture compositions were the concrete with water cement ratio = 0.68, with the
waste substitution as much as 0%, 10%, and 20% of sand weight. The mechanical behavior of the concrete was tested
at the age of 28 days.The research results show that, an addition of dry dust collector waste in the concrete influence
concrete workability, unit weight of concrete with 10 % waste as much as 2497,44 kg/m3. The concrete with 10 % waste
had the higher unit weight compare with the normal concrete without waste. The dry dust collector waste substitution
as much as 10% in the concrete can improve compressive strength and flexural strength concrete. The compressive
strength of the concrete increases as much as 21.21%, flexural strength of the concrete increases as much as 3.48%.
Keywords: concrete, dry dust collector waste, compressive strength, flexural strength
75
Amalia, Studi Potensi Limbah…..
debu baja akan memberikan kontribusi pada Bahan-bahan ini biasanya mengandung CaO,
penggunaan limbah sebagai salah satu bahan SiO2, Fe203, FeO, MgO and MnO.
tambah beton.
Fly ash
Tujuan Penelitian Fly ash merupakan butiran halus hasil residu
Penelitian ini bertujuan untuk : dari proses pembakaran batubara yang
1. Mengetahui sifat-sifat beton yang mengandung CaO, SiO2 dan Al2O3. Fly ash
menggunakan bahan substitusi limbah yang ditambahkan pada campuran beton akan
debu pengolahan baja (dry dust collector) bereaksi dengan Ca(OH)2 yang dihasilkan
dan membandingkannya dengan beton dari proses hidrasi C3S dan C2S untuk
tanpa bahan substitusi limbah. Sifat-sifat menghasilkan gel CSH baru. Pembentukan
beton yang diteliti meliputi: workability, CSH baru pada beton akan dapat
berat isi, kuat tekan dan kuat lentur. memperbaiki kinerja beton. Hal ini terbukti
2. Mencari komposisi optimum substitusi dengan penambahan fly ash sampai 20 %
limbah debu pengolahan baja (dry dust dari berat semen ke dalam campuran beton
collector) pada campuran beton. akan dapat meningkatkan kinerja beton
(Supartono, 2005).
Bahan Tambah Pada Beton Penggunaan fly ash bersama-sama dengan
Bahan tambah mineral (additive) yang silicafume menghasilkan beton yang
ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk mempunyai kinerja lebih baik seperti:
meningkatkan kinerja beton. Beton yang meningkatkan workability, meningkatkan
kekurangan butiran halus dalam agregat kuat tekan, beton lebih kedap air dan lebih
menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. tahan terhadap serangan sulfat dibandingkan
Untuk mengatasi kondisi ini biasanya dengan beton yang menggunakan ordinary
ditambahkan bahan tambah additive yang portland cement (Indrawati, 2005).
berbentuk butiran padat yang halus.
Penambahan additive biasanya dilakukan Silicafume
pada beton kurus, dimana betonnya Silicafume merupakan limbah industri silicon
kekurangan agregat halus dan beton dengan metal yang mengandung 85 % - 95 % SiO2
kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa dengan ukuran butiran 0,1 µm – 1 µm lebih
pada jarak yang jauh. halus dibanding semen portland yang berkisar
Penggunaan additive di dalam campuran 5 µm – 50 µm. Kadar silica yang tinggi pada
beton mempunyai beberapa keuntungan yaitu: silicafume dapat menjadi aditif mineral yang
memperbaiki workability beton, mengurangi sangat baik pada pasta semen di dalam
panas hidrasi, mengurangi biaya pekerjaan campuran beton.
beton, mempertinggi daya tahan terhadap Penambahan silicafume pada campuran beton
serangan sulfat, mempertinggi daya tahan akan bereaksi dengan Ca(OH)2 yang
terhadap serangan reaksi alkali-silika, dihasilkan dari proses hidrasi C3S dan C2S
menambah keawetan (durabilitas) beton, untuk menghasilkan CSH baru. Pembentukan
meningkatkan kuat tekan beton, CSH baru ini dapat membentuk ikatan gel
meningkatkan usia pakai beton, mengurangi yang padat dan sangat kuat di dalam beton.
penyusutan, membuat beton lebih kedap air , Selain itu ukuran butiran yang sangat halus
porositas dan daya serap air pada beton silicafume akan dapat mengisi rongga-rongga
rendah. di antara butiran semen sehingga beton
Beberapa jenis mineral yang dapat digunakan menjadi lebih kompak dan padat sehingga
sebagai bahan tambah beton yaitu : puzzollan, kekuatan beton meningkat. Hasil penelitian
fly ash, steel slag, copper slag dan silica fume. Supartono (2001) menyebutkan bahwa
silicafume sebagai substitusi semen pada
76
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011
77
Amalia, Studi Potensi Limbah…..
METODE PENELITIAN
Benda Uji Bahan yang digunakan dalam peneltian ini
Penelitian ini menggunakan benda uji beton adalah Semen gresik jenis OPC, agregat halus
dengan faktor air semen 0,68, kuat tekan yang dari jenis pasir alam, agregat kasar jenis batu
ditargetkan sebesar 20 Mpa. Variasi jumlah pecah, limbah debu pengolahan baja (dry
limbah dry dust collector yang diteliti adalah Dust Collector) PT. Krakatau Steel dan air
0 %, 10 % dan 20 % menggantikan pasir. PAM. Adapun sifat-sifat agregat kasar,
Sifat-sifat beton yang diteliti terdiri dari : agregat halus dan limbah dirangkum pada
workability (slump), berat isi, kuat tekan dan Tabel 2.
kuat lentur. Semua benda uji beton keras di
curing dengan direndam di dalam air pada Cara Pengujian Sifat beton keras meliputi:
suhu ruangan sampai umur 28 hari. Pengujian Kuat Tekan Beton
Bahan Penelitian
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan Hasil penelitian nilai slump beton disajikan
pembebanan uniaksial dengan kecepatan pada Tabel 3.
pembebanan 2 – 4 kg/cm2 per detik pada Salah satu parameter untuk mengukur
umur 28 hari. Kuat tekan beton dihitung workability beton adalah nilai slump. Variasi
dengan rumus: nilai slump disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel
P tersebut terlihat bahwa penambahan limbah
σ= N/mm2 atau kgf/cm2 dry dust collector sebesar 10 % dan 20 %
A
Dimana : pada beton ternyata menurunkan nilai slump
σ = Kuat tekan beton (N/mm2) dari 80 mm menjadi 70 mm. Penurunan nilai
P = beban maksimum dalam Newton slump beton disebabkan karena bentuk kristal
A = luas bidang tekan benda uji, mm2 limbah yang cenderung pipih dan tidak
conical seperti fly ash sehinnga tidak
Pengujian Kuat Lentur memberikan efek pelumasan pada agregat.
Benda uji berupa balok ukuran 15 x 15 x 60 Namun demikian penurunan nilai slump
cm diberi beban terpusat 2 titik masing- sebesar 5 – 10 mm pada beton dengan limbah
masing dengan jarak 1/3 L, seperti gambar secara umum tidak mempengaruhi
2.1. Kuat lentur dihitung dengan rumus : workability beton.
PL
Kuat lentur beton = lt = 2 , dimana : Berat Isi Beton
bh
Hasil penelitian berat isi beton kaku disajikan
P = beban lentur maksimum (Kg)
pada Tabel 4.
L = Jarak tumpu (cm)
Dari Tabel 4 terlihat penambahan limbah
b = lebar benda uji (cm)
sebesar 10 % pada beton menyebabkan
h = tinggi benda uji (cm)
peningkatan berat isi beton sebesar 13,84
kg/m3 dari beton tanpa limbah tetapi pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kadar limbah 20 % berat isi beton justru lebih
Workability Beton Segar kecil dibandingkan beton tanpa limbah. Berat
Tingkat kemudahan beton untuk dikerjakan isi beton berhubungan erat dengan kepadatan
(workability) ditunjukkan dengan nilai slump. beton yang sangat tergantung pada pembuatan
dan pemadatan benda uji.
Peningkatan nilai berat isi pada beton dengan jenis limbah yang cukup tinggi (3,03) juga
kadar limbah 10 % disebabkan karena butiran membuat beton lebih berat. Penurunan berat
halus limbah mengisi secara optimum rongga isi pada beton dengan kadar limbah 20 %
diantara agregat halus dan semen sehingga disebabkan karena proporsi butiran halus pada
beton menjadi lebih padat. Selain itu berat beton cukup besar justru membuat beton
78
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011
segar cepat mengental sehingga proses limbah masih termasuk dalam batasan berat
pencetakan dan pemadatan benda uji isi beton normal yaitu sebesar 2400 – 2500
terganggu. Dilihat dari berat isinya beton kg/m3.
tanpa limbah maupun dengan penambahan
79
Amalia, Studi Potensi Limbah…..
KESIMPULAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat 1. Perlu dilakukan penelitian penggunaan
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut dry dust collector bersama-sama dengan
: kapur yang berfungsi sebagai aktivator,
1. Penambahan limbah dry dust collector sehingga limbah dapat digunakan sebagai
sebesar 10 % dan 20 % pada beton bahan cementitious pada beton.
menurunkan nilai slump sebesar 10 mm. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
2. Dilihat dari berat isinya beton tanpa untuk mencari komposisi optimum
limbah maupun dengan penambahan limbah pada beton dengan nilai faktor air
limbah masuk dalam batasan berat isi semen yang berbeda.
beton normal yaitu sebesar 2400 – 2500 3. Penelitian ini hanya terbatas pada umur
kg/m3. beton 28 hari, sedangkan perilaku beton
3. Pada penambahan limbah sebesar 10 % jangka panjang belum bisa diprediksi.
untuk beton dengan fas 0,68 kuat tekan Dari beberapa hasil penelitian terdahulu
beton meningkat sebesar 21,21 %, ternyata pada umur di atas 28 hari
sedangkan pada kadar limbah 20 % kuat ternyata beton dengan bahan tambah
tekan beton naik sebesar 6,06 % yang banyak mengandung FeO terjadi
dibandingkan beton tanpa limbah. peningkatan kuat tekan yang drastis. Oleh
4. Kuat lentur beton mengalami karena itu perlu dilakukan penelitian pada
peningkatan sebesar 3,48 % pada beton umur beton di atas 28 hari.
dengan kadar limbah 10 % dibandingkan 4. Perlu dilakukan penelitian untuk
dengan beton tanpa limbah. Pada mengetahui durabilitas beton dan
penambahan limbah 20 % kuat lentur ketahanan beton terhadap lingkungan
beton turun sebesar 8,49 %. Nilai kuat agresif serta tingkat keamanan apabila
lentur beton hasil penelitian untuk semua limbah digunakan pada beton secara
komposisi lebih tinggi dibandingkan umum.
dengan kuat lentur menurut formulasi 5. Perlu dilakukan penelitian perilaku beton
yang ditetapkan SNI-03-2847 (2002) limbah dry dust collector terhadap beban
pasal 11.5. triaksial.
Kadar
Perlakuan Nilai Slump (mm)
Limbah
A 0% 80
B 10% 70
C 20% 70
81
Amalia, Studi Potensi Limbah…..
82