You are on page 1of 11

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP

PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL

Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan

ABSTRACT

The purposes of this study are two fold. First is to examine validity of Meyer et al.’s (1993)
three-component model of commitment professional among on auditor which working in audit
firms. The second is to examine relations dimension of commitment professional to
dysfunctional audit behaviors. Dysfunctional audit behaviors include auditors’ act during
performance audit program which directly or indirectly reduced audit quality namely audit
quality reduction (AQR) and Under Reporting of Time (URT) behaviors. This study conducted
with survey method on auditors working in audit firms at three mayor cities in Indonesia i.e.;
Jakarta, Surabaya, and Medan. Research samples are 348 respondents. Data analysis with
Structural Equation Modeling used AMOS. The result of confirmatory factor analyses and
test of reliability and validity provide support for three separate dimensions of professional
commitment. Affective professional commitment has negative associated with AQR behavior,
but it relationship with URT behavior is not significant. The influence of continuance
professional commitment to AQR and URT behaviors is not significant. Normative
professional commitment is inversely related to AQR and URT behaviors. The results of
research contribute to literature and interpreting the prior research and for considering
future research on auditors’ commitment professional are presented.

Keywords:dysfunctional audit behaviors, audit quality reduction behavior, underreporting of


time behaviors, multi-dimension professional commitment.

PENDAHULUAN Penelitian ini fokus pada perilaku auditor


Kepercayaan para pemakai laporan keuangan dalam pelaksanaan program audit. Dengan asumsi
auditan terhadap profesi akuntan publik dipengaruhi faktor lain tetap, pelaksanaan program audit sesuai
kualitas audit yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan standar profesional dapat menghasilkan audit yang
Publik (KAP). Kualitas audit adalah probabilitas memiliki kualitas tinggi. Akan tetapi, hasil-hasil
auditor dapat menemukan dan melaporkan keke- penelitian terdahulu menunjukkan terdapat
liruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam ancaman atas penurunan kualitas audit sebagai
laporan keuangan yang diaudit (DeAngelo 1980). akibat tindakan audit disfungsional yang kadang-
Probabilitas auditor menemukan kekeliriuan dan kadang dilakukan auditor dalam menyelesaikan
ketidakberesan dalam laporan keuangan yang tugas audit (misalnya; Alderman dan Deitrick 1982;
diaudit dipengaruhi kemampuan teknis auditor Herrbach, 2001; Pierce dan Sweeney 2004).
(seperti; pendidikan, pengalaman, profesionalisme), Perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan
independensi, dan perilaku auditor dalam melak- yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program
sanakan tugas audit (DeAngelo 1980; Raghunathan audit yang dapat mereduksi atau menurunkan
1991). kualitas audit secara langsung maupun tidak

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 1
langsung (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan terdiri dari dimensi afektif (affective profesional
Pierce 1996). Dalam literatur, tindakan-tindakan commitment), kontinu (continuence profesional
yang dapat mereduksi kualitas audit secara commitment) dan normatif (normatif profesional
langsung disebut sebagai perilaku reduksi kualitas commitment). Komitmen Profesional Afektif (KPA)
audit (audit quality reduction behaviors), sedangkan merupakan bentuk komitmen auditor terhadap
yang dapat mereduksi kualitas audit secara tidak profesinya yang berkaitan dengan keterikatan emo-
langsung disebut perilaku underreporting of time sional, dimana auditor mengidentifikasikan diri
(Kelley dan Margheim 1990; Otley dan Pierce dengan tujuan dan nilai-nilai profesi. Komitmen
1996). Kedua perilaku tersebut dapat juga dikate- Profesional Kontinu (KPK) merupakan bentuk
gorikan sebagai perilaku tidak etis, karena auditor komitmen auditor terhadap profesinya yang ber-
memalsukan laporan pekerjaan mereka dan kaitan dengan pertimbangan biaya yaitu biaya-biaya
melanggar standar profesional dan kebijakan KAP yang terjadi jika meninggalkan profesi. Komitmen
(Arens dan Loebeccke 2002). Profesional Normatif (KPN) merupakan bentuk
Menurut Shaub et al. (1993) komitmen profe- komitmen auditor terhadap profesinya karena
sional merupakan faktor penting yang berpengaruh auditor merasakan suatu tanggungjawab atau ke-
terhadap perilaku auditor dalam menghadapi isu-isu wajiban moral untuk memelihara hubungannya
etis. Komitmen profesional didefinisikan sebagai dengan profesinya.
kekuatan relatif identifikasi dan keterlibatan indi- Meskipun komitmen profesional multidimen-
vidu terhadap suatu profesi (Aranya et al 1981). sional sudah diterima secara teoritis dalam profesi
Komitmen seseorang terhadap profesinya diwujud- akuntansi, namun masih jaarang penelitian yang
kan dalam tiga karakteristik berikut; (1) suatu pe- menguji validitas komitmen multidimensional pada
nerimaan atas tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi, profesi auditor di Indonesia. Smith dan Hall (2008)
(2) suatu kemauan untuk melakukan usaha sekuat menguji keberadaan komitmen profesional multi-
tenaga demi kepentingan profesi dan (3) suatu dimensi dengan sampel akuntan yang bekerja di
keinginan untuk memelihara dan mempertahankan kantor akuntan publik di Australia. Hasil penelitian
keanggotaan dalam profesi (Aranya dan Ferris, mereka menunjukkan dimensi terpisah komitmen
1984). Oleh karena itu, perilaku disfungsional profesional yaitu komitmen profesional afektif,
auditor dalam pelaksanaan program audit dapat juga kontinu dan normatif.
dipengaruhi komitmen profesional mereka. Penelitian ini merupakan replikasi dan perluas-
Bukti empiris pengaruh komitmen profesional an penelitian Smith dan Hall (2008). Replikasi di-
terhadap perilaku audit disfungsional masih lakukan untuk menguji keberadaan dimensi terpisah
terbatas. Malone dan Robert (1996) dan Otley dan komitmen profesional pada profesi auditor di
Pierce (1996) menguji pengaruh komitmen profe- Indonesia, sedangkan perluasannya adalah dengan
sional terhadap perilaku audit disfungsional. menguji pengaruh dimensi komitmen profesional
Meskipun hubungan komitmen profesional dengan terhadap perilaku audit disfungsional.
perilaku audit disfungsional sesuai dengan dieks- Berdasarkan uraian di atas, penelitian ber-
pektasikan, namun hubungan tersebut tidak signi- tujuan dan berkontribusi pada literature sebagai
fikan. Selanjutnya pada kedua penelitian tersebut, berikut. Pertama, penelitian ini bertujuan untuk
komitmen profesional dipandang sebagai konstruk menguji keberadaan dimensi terpisah komitmen
unidimensional. profesional pada auditor di Indonesia. Hasil peneli-
Mengikuti perkembangan komitmen profes- tian ini diharapkan dapat digunakan untuk meng-
sional dalam profesi lain, Hall et al. (2005) mengu- interpretasikan kembali hasil-hasil penelitian ter-
sulkan konstruk komitmen profesional multidimen- dahulu tentang komitmen profesional yang bersifat
sional pada profesi akuntan. Konsep ini mengacu unidimensional. Kedua, penelitian ini bertujuan
pada konstuk komitmen profesional yang dikem- untuk menguji pengaruh dimensi komitmen
bangkan oleh Meyer et al. (1993) yang terdiri dari profesional terhadap perilaku audit disfungsional.

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL


2 TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL
Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Lebih lanjut, mereka mengatakan perbedaan dalam
pengetahuan pengaruh dimensi komitmen profe- perilaku tidak etis yang dilakukan auditor dapat
sional terhadap perilaku auditor. diakibatkan perbedaan komitmen auditor terhadap
Tulisan ini terdiri dari empat bagian. Bagian profesinya.
pertama mendiskusikan motivasi melakukan pene- Pada awalnya komitmen profesional di-
litian. Bagian kedua adalah tinjauan literatur dan pandang sebagai konstruk yang bersifat unidimensi.
pengembangaan hipotesis. Bagian ketiga mendisku- Mengacu pada keberadaan komitmen profesional
sikan metode penelitian. Pada bagian terakhir di- yang ditemukan pada profesi di luar akuntansi, Hall
sajikan kesimpulan dan arah penelitian mendatang. et al. (2005) mengusulkan komitmen profesional
multi-dimensi pada profesi akuntansi. Ketiga
dimensi tersebut adalah; komitmen profesional
TINJAUAN PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS afektif (affective profesional commitment), komit-
men profesional kontinu (continuance profesional
Komitmen Profesional
commitment), dan komitmen profesional normatif
Komitmen auditor terhadap profesinya me- (normative profesional commitment).
rupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap Komitmen profesional afektif (KPA) ber-
perilaku auditor dalam melakukan tugas audit hubungan pada sejauh mana individu ”ingin
(Shaub et al. 1993). Komitmen profesional didasar- berada” pada suatu profesi (Meyer et al. 1993).
kan pada premis bahwa individu membentuk suatu Komitmen profesional afektif merupakan keterika-
kesetiaan (attachment) terhadap profesi selama tan emosional individu terhadap profesinya yang
proses sosialisasi ketika profesi menanamkan nilai- didasarkan pada identifikasi pada nilai-nilai dan
nilai dan norma-norma profesi. Konsep komitmen tujuan-tujuan profesi dan suatu keinginan untuk
profesional dikembangkan dari konsep yang lebih membantu profesi mencapai tujuan-tujuan tersebut
mapan yaitu komitmen organisasional. (Meyer et al. 1993). Komitmen auditor terhadap
Komitmen profesional didefinisikan sebagai profesinya dalam bentuk afektif dapat timbul se-
kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan bagai akibat pertukaran pengalaman positif yang
individu terhadap suatu profesi (Aranya dan Ferris dirasakan dari profesi atau pengembangan keahlian
1984). Komitmen seseorang terhadap profesinya profesional (Hall et al. 2005).
diwujudkan dalam tiga karakteristik berikut; (1) Komitmen profesional kontinu (KPK) ber-
suatu penerimaan atas tujuan-tujuan dan nilai-nilai hubungan dengan pada sejauh mana individual
profesi, (2) suatu kehendak yang kuat untuk ”tetap berada” pada suatu profesi (Meyer et al.
melakukan usaha demi kepentingan profesi, dan (3) 1993; Hall et al. 2005). Komitmen profesional
suatu keinginan untuk memelihara dan memper- kontinu merupakan bentuk komitmen seseorang
tahankan keanggotaan dalam profesi (Aranya dan terhadap profesinya yang didasarkan pada per-
Ferris 1984). timbangan biaya-biaya yang terjadi jika seseorang
Dalam profesi akuntan publik, komitmen meninggalkan profesi. Komitmen profesional
profesional merupakan penerimaan terhadap tujuan- kontinu didasarkan pada Theory of Side Bets
tujuan dan nilai-nilai profesi; oleh karena itu Becker’s (1960) dalam Hall et al. (2005), yang ber-
komitmen profesional kuat tercermin dalam sensiti- argumen bahwa individu mempertahankan komit-
fitas yang lebih tinggi atas isu yang melibatkan etika men dengan suatu entitas berkaitan dengan aku-
profesional (Lachman dan Aranya 1986). Oleh mulasi investasi pada suatu entitas atau tidak adanya
karena itu, komitmen profesional merupakan hal alternatif yang sebanding dengan entitas tersebut.
yang sangat penting bagi profesi akuntan publik. Komitmen auditor terhadap profesinya dalam
Menurut Shaub et al. (1993), komitmen profesional bentuk kontinu dapat timbul karena individu auditor
merupakan faktor penting yang mempengaruhi membutuhkan investasi untuk memperoleh atau
perilaku auditor dalam pengambilan keputusan etis. mendapatkan profesinya sebagai auditor, dan

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 3
investasi tersebut akan hilang jika mereka me- yang dapat mereduksi kualitas audit secara tidak
ninggalkan profesi sebagai auditor, yang meliputi langsung disebut perilaku underreporting of time
keahlian dibidang auditing, status, atau penghargaan (URT) [Kelley dan Margheim 1990; Otley dan
(Hall et al. 2005). Pierce 1996].
Komitmen profesional normatif merupakan Perilaku RKA dilakukan dengan tidak me-
keterikatan individu dengan suatu profesi karena lakukan prosedur audit yang seharusnya sesuai
merasakan suatu kewajiban atau tanggung jawab dengan program audit. Perilaku ini dilakukan
untuk tetap berada pada suatu profesi. Meyer et al. melalui tindakan seperti; penghentian prematur
(1993) menyatakan komitmen profesional normatif prosedur audit, review yang dangkal terhadap
berhubungan pada sejauh mana individu meyakini dokumen klien, bias dalam pemilihan sampel, tidak
bahwa mereka harus tetap berada pada suatu memperluas scope pengujian ketika terdeteksi
profesi. Komitmen auditor terhadap profesinya ketidak beresan, dan tidak meneliti kesesuaian
dalam bentuk normatif dapat timbul ketika auditor perlakuan, akuntansi yang diterapkan klien (Kelley
memperoleh manfaat yang signifikan dari suatu dan Margheim 1990; Otley dan Pierce 1996).
profesi, atau karena adanya tuntutan dari kolega Tindakan-tindakan seperti yang disebutkan di atas
atau keluarga yang menekankan pentingnya untuk secara langsung mereduksi kualitas audit karena
tetap berada pada profesi (Hall et al.2005). auditor memilih untuk tidak melaksanakan seluruh
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Smith tahapan program audit secara cermat dan seksama.
dan Hall (2008) menunjukkan terdapat dukungan Perilaku URT adalah tindakan yang dilakukan
empiris terhadap dimensi terpisah dari komitmen auditor dengan memanipulasi atau tidak melapor-
profesional pada profesi akuntansi. Keberadaan kan waktu audit yang sesungguhnya mereka guna-
dimensi terpisah komitmen profesional ditunjukkan kan untuk pelaksanaan program audit (Lightner et
melalui hasil analisis faktor konfirmatori dan vali- al. 1982; Otley dan Pierce 1996). Tindakan seperti
ditas diskriminan konstruk. Hasil pengujian dengan ini berhubungan secara tidak langsung dengan pe-
analisis faktor konfirmatori menunjukkan model nurunan kualitas audit, dimana auditor melak-
tiga-faktor memiliki indeks-indeks fit yang lebih sanakan semua tahapan program audit. Meskipun
baik dibandingkan dengan model dua-faktor dan demikian, perilaku URT dapat mengakibatkan KAP
satu-faktor. Selanjutnya nilai validitas diskriminan mengambil keputusan internal yang salah seperti;
untuk masing-masing dimensi komitmen profesio- penetapan anggaran waktu audit untuk tahun
nal adalah baik yang ditunjukkan melalui avarage berikutnya yang tidak realistis, evaluasi kinerja staf
variance extracted (AVE) untuk masing-masing yang tidak tepat dan selanjutnya dapat mendorong
dimensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku RKA untuk penugasan berikutnya (McNair
korelasi antar konstruk dimensi berpasangan (Smith 1991; Otley dan Pierce 1996).
dan Hall 2008). Berdasarkan uraian di atas, pene- Perilaku RKA dan URT selain digolongkan
litian ini menguji keberadaan multidimensi komit- sebagai perilaku disfungsional dapat juga digolong-
men profesional pada auditor di Indonesia. kan sebagai perilaku tidak etis. Kedua perilaku
tersebut dikategorikan sebagai perilaku tidak etis
Perilaku Audit Disfungsional
karena auditor memanipulasi laporan kinerja tugas
Perilaku audit disfungsional adalah setiap yang dibebankan KAP pada mereka yaitu dengan
tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan mengurangi pekerjaan yang seharusnya dilaksana-
program audit yang dapat mereduksi kualitas audit kan atau dengan tidak melaporkan waktu audit yang
secara langsung maupun tidak langsung (Malone sesungguhnya digunakan, dimana hal tersebut me-
dan Robert 1996). Tindakan yang mereduksi rupakan pelanggaran terhadap standar audit profe-
kualitas audit secara langsung disebut perilaku sional dan kebijakan KAP (Otley dan Pierce, 1996).
reduksi kualitas audit (RKA), sedangkan tindakan

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL


4 TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL
Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan
Pengaruh Dimensi Komitmen Profesional H3: Terdapat hubungan negatif antara komitmen
Terhadap Perilaku Audit Disfungsional (RKA profesional normatif dengan perilaku audit
dan URT) disfungsional (RKA dan URT).
Pada penelitian ini diduga dimensi komitmen
profesional berpengaruh terhadap perilaku audit METODA PENELITIAN
disfungsional (RKA dan URT). Hal ini didasarkan Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan
dimana auditor yang memiliki komitmen kuat pada Sampel
setiap dimensi, akan berusaha untuk menjaga nilai-
Populasi dalam penelitian ini adalah para
nilai profesi dengan menghindari perilaku yang
auditor yang bekerja pada KAP di Indonesia.
dapat merusak profesi seperti perilaku audit
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini,
disfungsional.
peneliti menggunakan metode non probability
Hasil-hasil penelitian terdahulu telah men-
sampling, yaitu convenience sampling method.
dokumentasikan pengaruh komitmen professional
Lokasi penelitian dipilih pada tiga kota besar di Indo-
terhadap perilaku auditor seperti; ketaatan pada
nesia yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan dengan
aturan (Jeffrey dan Weatherholt 1996), perilaku
pertimbangan karena sebahagian besar KAP di
audit disfungsional (Malone dan Robert 1996; Otley
Indonesia berkedudukan pada ketiga kota tersebut.
dan Pierce 1998), pertimbangan sign-off saldo akun
Penentuan jumlah sampel didasarkan pada
yang diragukan (Lord dan DeZoort, 2001), dan
ukuran sampel yang disyaratkan dengan analisis
intensi melaporkan tindakan yang meragukan
data menggunakan model persamaan struktural.
(Kaplan dan Whiteecotton 2001). Pada umumnya
Menurut Ghozali (2008) jumlah sampel yang di-
hasil-hasil studi tersebut sesuai dengan yang
perlukan dalam estimasi maximum likelihood
diekpektasi, namun beberapa peneliti menemukan
dengan model persamaan struktural berkisar antara
hubungan yang tidak signifikan antara komitmen
200 sampai 400. Untuk mendapatkan ukuran
profesional dan perilaku auditor.
sampel yang diperlukan, maka disebar sebanyak
Berbeda dengan penelitian-peenelitian terda-
1.500 eksemplar dengan mempertimbangkan
hulu yang memandang komitmen profesional
tingkat pengembalian kuesioner antara 10 sampai
sebagai konstruk unidimensional, pada penelitian
20 persen (Indrianto dan Supomo 1999). Kuesioner
ini komitmen profesional dipandang sebagai
ini disebar sebanyak 750 eksemplar pada KAP
konstruk multidimensi yang terdiri dari komitmen
Afiliasi dan 750 esksemplar pada KAP Non-
profesional afektif, kontinu dan normatif. Meskipun
Afiliasi. Jumlah kuesioner yang dikirim pada setiap
ketiga dimensi komitmen professional tersebut ada-
KAP disesuaikan dengan ukuran dan tipe KAP
lah berbeda, namun diduga pengaruhnya terhadap
yaitu untuk KAP Afiliasi antara 20 sampai 50
perilaku audit disfungsional adalah sama yaitu
eksemplar, sedangkan untuk KAP Non-Afiliasi
semakin kuat komitmen yang dimiliki auditor untuk
antara 10-15 eksemplar.
setiap dimensi, maka semakin kecil kemungkinan
Metode pengumpulan data dilakukan dengan
mereka melakukan perilaku audit disfungsional.
kombinasi dua cara berikut; (1) melalui jasa pos,
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan
dan (2) kontak personal. Kombinasi kedua metode
hipotesis penelitian sebagai berikut:
tersebut dipilih dalam usaha meningkatkan tingkat
H1: Terdapat hubungan negatif antara komitmen pengembalian kuesioner dengan mempertimbang-
profesional afektif dengan perilaku audit kan kendala waktu dan biaya yang dihadapi
disfungsional (RKA dan URT). peneliti.
H2: Terdapat hubungan negatif antara komitmen
profesional kontinu dengan perilaku audit Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
disfungsional (RKA dan URT). Komitmen profesional didefinisikan sebagai
kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 5
individu terhadap suatu profesi (Aranya dan Ferris, bebankan waktu audit yang lebih singkat dari waktu
1984). Komitmen seseorang terhadap profesinya aktual yang digunakan untuk pelaksanaan tugas
diwujudkan dalam tiga karakteristik berikut; (1) audit tertentu (Lightner et al. 1982; Otley dan Pierce
suatu penerimaan atas tujuan-tujuan dan nilai-nilai 1996). Variabel ini dioperasionalisasikan dengan
profesi, (2) suatu kemauan untuk melakukan usaha mengukur seberapa sering responden melakukan
sekuat tenaga demi kepentingan profesi, dan (3) setiap tindakan yang dapat mengakibatkan waktu
suatu keinginan untuk memelihara dan memper- audit yang dilaporkan dan dibebankan lebih singkat
tahankan keanggotaan dalam profesi. dari waktu aktual yang digunakan dalam pelaksana-
Pada studi ini komitmen profesional di- an tugas audit. Perilaku URT diukur dengan 3 item
pandang sebagai konstruk multi-dimensi yang pertanyaan dengan skala likert 5 poin yaitu mulai
terdiri dari Komitmen Profesional Afektif (KPA), dari poin 1 (hampir tidak pernah) sampai poin 5
Komitmen Profesional Kontinu (KPK), dan Komit- (hampir selalu) yang diadopsi dari Otley dan Pierce
men Profesional Normatif (KPN). Konstruk ini (1996).
diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikem-
bangkan oleh Meyer et al. (1993). Instrumen ini HASIL DAN PEMBAHASAN
telah digunakan Smith dan Hall (2008) mengukur
komitmen akuntan terhadap profesinya pada profesi Pelaksanaan Penelitian
akuntan di Australia. Hasil penelitian mereka me- Penelitian ini menggunakan responden auditor
nunjukkan instrumen ini merupakan model pengu- yang bekerja di KAP di pada tiga kota besar di
kuran yang dapat diandalkan. Hal ini ditunjukkan Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan.
melalui nilai loading faktor, contruct reliability, dan Sebanyak 1500 eksemplar kuesioner disebar
varians yang diekstraksi dari masing-masing melalui jasa pos dan kontak personal. Dari jumlah
dimensi komitmen profesional yang sesuai dengan tersebut yang kembali sebanyak 379 eksemplar.
kriteria. Selanjutnya masing-masing konstruk me- Sebanyak 31 eksemplar kuesioner tidak diikutkan
miliki validitas diskriminan (discriminant validity) dalam analisis data karena pengisiannya tidak
yang baik (Smith dan Hall 2008). Instrumen ini lengkap dan/atau tidak sesuai dengan kriteria
terdiri dari 18 item pertanyaan, masing-masing sampel. Dengan demikian sampel penelitian ini
enam pertanyaan untuk setiap dimensi. Responden adalah 348, jumlah tersebut telah memenuhi ukuran
diminta pendapatnya untuk setiap item pertanyaan sampel yang diperlukan untuk estimasi maximum
dengan skala Likert 5 poin mulai dari poin 1 (Sangat likelihood yang berkisar antara 200 sampai 400
Tidak Setuju) sampai poin 5 (Sangat Setuju). (Ghozali 2008).
Perilaku RKA adalah setiap tindakan yang
Pengujian Data
dilakukan auditor selama pelaksanaan program
audit yang dapat mereduksi efektivitas bukti-bukti Pengujian data dilakukan untuk mendeteksi
audit yang dikumpulkan (Malone dan Robert 1996; kemungkinan data mengandung non-response bias
Pierce dan Sweeney 2004). Variabel ini dioperasio- dan kemungkinan dilanggarnya asumsi-asumsi
nalisasikan dengan mengukur seberapa sering yang harus dipenuhi pada estimasi maximum
responden melakukan sekelompok tindakan-tinda- likelihood dengan model persamaan struktural.
kan yang dapat mengurangi efektivitas bukti-bukti Hasil pengujian non-response bias dengan uji t
audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan pro- menunjukkan data yang digunakan pada penelitian
gram audit. Perilaku RKA diukur dengan 10 item ini bebas dari non-response bias.
pertanyaan dengan skala likert 5 poin mulai dari 1 Hasil pengujian mengindikasikan data pene-
(hampir tidak pernah) sampai 5 (hampir selalu) litian memenuhi asumsi-asumsi yang disyaratkan
yang diadopsi dari Pierce dan Sweeney (2004). pada estimasi maximum likelihood dengan model
Perilaku URT adalah setiap tindakan yang persamaan struktural yaitu data memiliki distribusi
dilakukan auditor dengan melaporkan dan mem- normal, bebas dari data outliers, dan tidak terdapat

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL


6 TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL
Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan
multikolinearitas (2008). Data penelitian ini mengukur dimensi yang berbeda. Jika terbukti
memiliki distibusi normal karena tidak terdapat nilai keberadaan komitmen profesional, maka
C.R yang lebih besar dari ± 2,58 untuk semua diharapkan model tiga-faktor merupakan model
indikator penelitian maupun multivariate. pengukuran yang paling sesuai.
Selanjutnya data penelitian ini juga bebas dari Seluruh model diuji dengan menggunakan
multikolinearitas yang ditunjukkan melalui nilai estimasi maksimum likelihood dengan program
determinant of sample covariance matrix yang lebih AMOS. Untuk menentukan keseuaian model,
besar dari 0 yaitu untuk model perilaku RKA digunakan beberapa indeks kesesuaian yang baik
sebesar 1,036 dan untuk model perilaku URT yaitu; Chi square dengan nilai yang kecil,
sebesar 1,072, dan tidak terdapat korelasi antara probabilitas ≥0,5, Chi square/df dengan nilai < 2.00,
variabel eksogen yang lebih besar dari 0,9. GFI dengan nilai > 0,90, RMSEA dengan nilai
berkisar antara 0.05-0.08, AGFI dengan nilai >
Dimensionalitas Komitmen Profesional
0,90, TLI dengan nilai > 0,90, dan PNFI dengan
Untuk menguji keberadaan komitmen nilai berkisar antara 0,60-0,90 (Ghozali, 2008).
profesional multi-dimensi dilakukan analisis faktor Penggunaan berbagai indikator kesesuaian model
konfirmatori dengan tiga model yaitu; model satu- akan memberikan interpretasi yang lebih kompre-
faktor, model dua-faktor, dan model tiga-faktor. hensif dan memadai atas suatu model.
Pendekatan ini mengacu pada metode yang Hasil pengujian model disajikan pada Tabel 1.
digunakan Smith dan Hall (2008) untuk menguji Sebagaimana disajikan pada Tabel 1, tampak
keberadaan komitmen profesional multi-dimensi bahwa model kesesuaian yang baik untuk model
dengan responden akuntan profesional di Australia. satu-faktor dan model dua-faktor tidak dapat di-
Pada model satu-faktor seluruh indikator yang terima karena kebanyakan indeks-indeks fit berada
terdiri dari 18 item pertanyaan (KPA1 sampai di bawah ambang batas yang direkomendasikan.
dengan KPN6) digunakan untuk mengukur Selanjutnya, hasil analisis faktor konfirmatori
konstruk komitmen profesional (KP). Pada model model dua-faktor menunjukkan terdapat pening-
dua-faktor diuji dengan memperlakukan item-item katan indeks-indeks goodness-of-fit, namun demi-
pertanyaan KPA dan KPN pada satu faktor, serta kian indeks-indeks tersebut masih jauh dari ambang
item-item pertanyaan KPK pada faktor lain. batas direkomendasikan. Selanjutnya, hasil penguji-
Estimasi terhadap model dua-faktor dilakukan an model tiga-faktor menunjukkan terdapat per-
karena studi-studi sebelumnnya menunjukkan item- baikan atas kesesuaian model pengukuran secara
item KPA dan KPN cenderung saling berkorelasi signifikan yang ditunjukkan melalui indeks-indeks
tinggi dibandingkan dengan item-item KPK (Meyer fit yang mendekati ambang batas yang direkomen-
et al. 1993). Pada model-tiga faktor, diuji dengan dasikan. Hasil ini mendukung keberadaan tiga
memperlakukan item-item KPA, KPK, dan KPN dimensi terpisah dari komitmen profesional

Tabel 1 Analisis Faktor Konfirmatori Dimensi Komitmen Profesional


Model Satu Model Dua Model Tiga Model Tiga
Indeks Fit
Faktor Faktor Faktor Faktor Revisi
Chi-Square 779,183 460,719 191,266 75,255
Probabilitas 0,0000 0,0000 0,0001 0,4370
Chi-Square/df 5,7720 3,4380 1,4490 1,0170
GFI 0,740 0,831 0,943 0,970
RMSEA 0,117 0,084 0,036 0,007
AGFI 0,671 0,785 0,927 0,958
TLI 0,673 0,833 0,969 0,989
PNFI 0,457 0,497 0,575 0,675
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 7
Meskipun model tiga faktor memiliki model dengan mengukur reliabilitas komposit (composite
kesesuaian yang lebih baik dari keseluruhan model reliability) untuk setiap dimensi KP. Reliabilitas
pengukuran, namun model kesesuain yang baik konstruk dinilai dengan menghitung indeks relia-
masih tetap berada di bawah ambang batas bilitas instrumen yang digunakan (composite
konvensional terutama untuk ukuran fundamental reliability) dari model SEM yang dianalisis. Kriteria
yang digunakan untuk menilai adalah tingkat relia-
yang ditunjukkan melalui chi-square sebesar
bilitas suatu konstruk yang dapat diterima adalah nilai
191,266 untuk derajat kebebasan 132 (p = 0,001).
Cronbach’s alpha di atas nilai 0.7 (Ghozali 2008).
Selanjutnya dilakukan revisi model pengukuran atas
Validitas konstruk diukur melalui validitas
model tiga-faktor dengan mengeliminasi indikator-
konvergen. Validitas konvergen (convergent
indikator yang memiliki faktor loading <0,50.
validity) berhubungan dengan prinsip bahwa
Empat indikator memiliki faktor loading di bawah pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya
0,50 yaitu, KPA4 (0,282), KPK1 (0,246), KPK3 berkorelasi tinggi terhadap dirinya sendiri. Validitas
(0,141), dan KPN 3 (0,258). Selanjutnya faktor konvergen dievaluasi dengan menggunakan dua
loading untuk indikator-indikator untuk setiap kriteria berdasarkan usulan dari Fornell dan Larcker
dimensi adalah sebagai berikut; KPA(0,712-0,808), (1981) sebagai berikut: (1) semua factor loadings
KPK (0,699-0,721), dan KPN (0,692-0,753) dengan seharusnya signifikan dan nilainya melebihi 0,70,
level signifikansi p < 0,001. Berdasarkan hasil dan (2) rata-rata varian yang diekstraksi (avarage
analisis konfirmatori yang dilakukan dapat disim- variance extracted atau AVE) untuk masing-
pulkan keberadaan dimensi komitmen profesional. masing konstruk seharusnya melebihi varian yang
Hal ini ditunjukkan melalui ukuran kesesuaian diakibatkan kesalahan pengukuran untuk konstruk
model tiga-faktor yang lebih baik, nilai faktor loa- tersebut. Angka yang direkomendasikan untuk
AVE adalah >0,50 (Ghozali 2008).
ding untuk masing-masing indikator dimensi komit-
men profesional >0,50 dan level signifikansi p < Pada Tabel 2 disajikan reliabilitas dan validitas
0,001. konstruk dimensi komitmen profesional. Sebagai-
mana ditunjukkan pada Tabel 2 semua dimensi
Reliabilitas dan Validitas komitmen profesional memiliki reliabilitas dan
Penilaian reliabilitas dan validitas dimaksud- validitas yang memadai, hal ini ditunjukkan melalui
kan untuk mengetahui konsistensi dan keakuratan nilai alpha cronbach dan AVE dari semua konstruk
indikator-indikator yang digunakan untuk mengu- yang lebih besar dari yang direkomendasikan.
kur konstruk. Untuk menguji reliabilitas dilakukan

Tabel 2 Reliabilitas dan AVE Dimensi Komitmen Profesional


Konstruk Alpha Cronbach AVE
KPA 0,883 0,602
KPK 0,814 0,523
KPN 0,839 0,510

Avarage Varianced Extracted (AVE) dapat digunakan adalah nilai akar kuadrat dari AVE
juga digunakan untuk menilai validitas diskriminan. seharusnya melebihi korelasi antar pasangan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip konstruk (Ghozali 2008).
bahwa pengukur-pengukur di konstruk-konstruk Tabel 3 menunjukkan korelasi antara konstruk
berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. dan akar kuadrat AVE dari konstruk dimensi komit-
Validitas diskriminan dievaluasi lewat perban- men profesional. Tampak pada Tabel 3 masing-
dingan akar kuadrat AVE dengan korelasi antara masing konstruk dimensi komitmen profesional
konstruk-konstruk berpasangan. Kriteria yang memiliki validitas diskriminan yang baik, hal ini

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL


8 TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL
Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan
dapat dilihat dari nilai akar kuadrat AVE masing dibandingkan dengan nilai korelasi antara konstruk.
masing konstruk yang lebih tinggi nilainya

Tabel 3 Korelasi Antara Konstruk dan Akar Kuadrat AVE


Konstruk KPA KPK KPN
Komitmen Profesional Afektif (KPA) 0,776
Komitmen Profesional Kontinu (KPK) 0,439 0,723
Komitmen Profesional Normatif (KPN) 0,662 0,490 0,713
Keterangan: Elemen-elemen diagonal (huruf cetak tebal) adalah nilai akar kuadrat AVE dan di
luar diagonal (huruf cetak biasa) adalah korelasi antar dua konstruk berpasangan

Berdasarkan analalisis faktor konfirmatori dan sebesar 0,911 dan validitas sebesar 0,505.
pengujian reliabilitas dan validitas dapat disimpul- Selanjutnya hasil pengujian terhadap model
kan keberadaan dimensi terpisah komitmen profe- pengukuran perilaku URT menunjukkan nilai faktor
sional. Hasil penelitian ini menambah dukungan loading berkisar antara 0,737-0,748 dengan nilai
empiris terhadap hasil penelitian Smith dan hall reliabilitas konstruk sebesar 0,84 dan validitas
(2008). 0,557. Dengan demikiaan dapat disimpulkan bahwa
model pengukuran RKA dan URT adalah sesuai
Hasil Pengujian Model Pengukuran Perilaku dengan data.
RKA dan URT
Model pengukuran perilaku RKA dan URT Pengaruh Dimensi Komitmen Profesional
diuji dengan dengan analisis faktor konfirmatori Terhadap Perilaku RKA dan URT
(Confirmatory Factor Analysis) dan pengujian Hasil estimasi dengan model struktural yang
terhadap reliabilitas dan validitas konstruk. Hasil menunjukkan hubungan dimensi komitmen
pengujian model pengukuran perilaku RKA profesional dengan perilaku RKA dan URT
menunjukkan nilai faktor loading berkisar antara disajikan pada Tabel 4.
0,651-0,753 dengan nilai reliabilitas konstruk

Tabel 4 Hasil Estimasi Hubungan Dimensi Komitmen Profesional


dengan Perilaku RKA dan URT
Hubungan Variabel Koefisien S.E. C.R P
RKA ← KPA -0,178 0,082 -1,964 0,050
RKA ← KPK 0,111 0,077 1,578 0,115
RKA ← KPN -0,232 0,092 -2,635 0,008
URT ← KPA 0,000 0,093 -0,004 0,997
URT ← KPK 0,029 0,087 0,376 0,707
URT ← KPN -0,217 0,104 -2,239 0,025
Sumber : Output AMOS

Tampak pada Tabel 4, hanya 3 (tiga) jalur Selanjutntya dari ketiga hipotesis yang diajukan
yang menunjukkan hubungan dimensi komitmen hanya satu hipotesis yang mendapat dukungan
profesional sesuai dengan yang diekspektasi yaitu empiris secara penuh yaitu hipotesis nomor 3 yang
hubungan antara komitmen profesional afektif menyatakan terdapat hubungan komitmen
(KPA) dengan perilaku RKA, hubungan komitmen profesional normatif (KPN) dengan perilaku RKA
profesional normatif (KPN) dengan perilaku RKA dan URT. Hipotesis nomor satu yang menyatakan
dan URT, sedangkan 3 (tiga) jalur lagi tanpa terdapat hubungaan negatif antara komitmen
koefisien tidak sesuai dengan yang diekspektasi. profesional afektif (KPA) dengan perilaku RKA

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 9
dan URT tidak sepenuhnya mendapat dukungaan Dalam menginterpretasikan hasil penelitian ini
empiris. Selanjutnya hipotesis nomor 2 yang perlu diperhatikan keterbatasan penelitian ini.
menyatakan terdapat hubungan negatif komitmen Pertama, pemilihan sampel dilakukan dengan tidak
profesional kontinu (KPK) dengan perilaku RKA menggunakan metode sampling probability, dengan
dan URT ditolak. demikian hasil penelitian ini tidak dapat digene-
ralisasi untuk seluruh auditor di Indonesia. Kedua,
penelitian ini menggunakan data berupa jawaban
KESIMPULAN DAN SARAN
responden atas pertanyaan yang diajukan pada
Penelitian ini dimaksudkan untuk 2 (dua) kuesioner penelitian. Oleh karena itu, hasil
tujuan. Pertama adalah menguji validitas dari model penelitian ini sangat bergantung pada kejujuran
tiga-komponen KP auditor yang bekerja di KAP. responden dalam menjawab kuesioner penelitian.
Kedua adalah menguji pengaruh dimensi komitmen
profesional terhadap perilaku RKA dan URT. Hasil
analisis faktor konfirmatori dan pengujian DAFTAR PUSTAKA
reliabilitas dan validitas memberikan dukungan
empiris atas dimensi terpisah komitmen profesional Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982.
pada auditor yang bekerja di KAP. “Auditor’s Perceptions of Time Budget
Pressure and Premature Sign-0ffs: A
Hasil pengujian pengaruh dimensi komitmen Replication and Extension”. Auditing: A
profesional dengan pperilaku RKA dan URT Journal of Practice and Theory. Vol 1 No.2,
tercampur. Meskipun teori mengatakan bahwa pp. 54-58.
keseluruhan dimensi komitmen profesional Aranya, N., and Ferris, K. R. 1984. “A
berpengaruh dengan perilaku auditor, hasil Reexamintaion of Accountants’ Organization-
penelitian tidak demikian. Hasil penelitian Profesional Conflict”, The Accounting
menunjukkan hanya dimensi komitmen profesional Review, Vol. 59 No. 1, pp. 1-15.
normatif (KPN) yang berpengaruh negatif dan ------, Pollock, J, and Amernic, J. 1981. “An
signifikan dengan perilaku RKA dan URT, Examination of Professional Commitment in
sedangkan dimensi komitmen profesional afektif Public Accounting”. Accounting, Organi-
zation and Society. Vol. 6 No.4. pp. 271-280.
(KPA) hanya berpengaruh negatif dengan perilaku
RKA pada level yang marginal. Selanjutnya Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., 2002.
Auditing and Integrated Approach, Eight
pengaruh dimensi komitmen profesional kontinu
Edition, New Jersey: Prentice-Hall.
(KPK) dengan perilaku RKA dan URT tidak sesuai
dengan yang diekspektasi. DeAngelo, L.E., 1981. “Auditor Size and Auditor
Quality”, Journal of Accounting and
Hasil penelitian ini memiliki implikasi untuk Economics, Vol. 3, No. 3, pp. 183-199.
penelitian mendatang. Hasil-hasil penelitian
Ghozali, I. 2008. Model Persamaan Struktual:
terdahulu yang menunjukkan anteseden dan Konsep Aplikasi dengan Program Amos
konsekuen komitmen profesional yang tercampur, 16.0, Semarang, Badan Penerbit Universitas
menunjukkan pentingnya pengujian anteseden Diponegoro.
maupun koneskuen dimensi terpisah komitmen Hall M., Smith D., and Langfiled-Smith K. 2005.
profesional. Temuan yang penelitian ini menun- “Accountant’s Commitment to Their Profes-
jukkan pengaruh dimensi komitmen profesional sion: Multiple Dimensions of Professional
terhadap perilaku RKA dan URT mengindikasikan Commitment and Opportunities for Future
Research”. Behavioral Research in Accoun-
konsekuensi dari dimensi komitmen profesional
ting, Vol. 17. pp. 89-109.
adalah berbeda. Untuk itu, dianjurkan untuk
penelitian mendatang melakukan penelitian untuk Herrbach, O. 2001. “Audit Quality, Auditor
Behaviour and the Psychological Contract.
menguji anteseden dan konsekuen dimensi terpisah
European Accounting Review. Vol. 10 No.
komitmen profesional. 4. pp. 787-802.

PENGARUH MULTIDIMENSI KOMITMEN PROFESIONAL


10 TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL
Adanan Silaban
Universitas HKBP Nommensen Medan
Indrianto, N., dan Supomo, B. 2002. Metodologi Audit Quality Behavior”. Auditing: A
Penelitian Bisnis. Edisi Pertama, Cetakan Journal of Practice and Theory. Vol. 15.
Kedua. Yogyakarta. BPFE. No. 2: pp. 49-64.
Jeffrey, C., and Weatherholt, N. 1996. “Ethical McNair, C.J. 1991. “Proper Compromises: The
Development, Professional Commitment, and Management Control Dilemma in Public
Rule Observance Attitudes: A Study of CPAs Accounting and Its Impact on Auditor
and Corporate Accounts”. Behavioral Behavior”. Accounting, Organizations and
Research In Accounting, Vol. 8. pp. 8-29. Society. Vol. 16 No. 7. pp. 635-653.
Kaplan, and Whitecotton S.M. 2001. “An Exami- Meyer, J. P,. Allen, N. J., and Smith, C., A. 1993,
nantion of Auditor’s Reporting Intentions Commitment to Organizations and Occupa-
When anaother Auditor is Offered Client tions: Extensions and Test of a Three-Compo-
Emplyoment”. Auditing: A Journal of nent Conceptualization”, Journal of Afflied
Practice and Theory. Vol. 20. pp. 45-63. Psychology, Vol 78. No. 4, pp. 538-551.
Kelley, T. and Margheim, L. 1990. “The Impact of Otley, D. T., and Pierce, B. J. 1996. “The Operation
Time Budget Pressure, Personality and of Control System in Large Audit Firms”.
Leadership Variabel on Dysfunctional Auditing: A Journal of Practice and
Behavior”. Auditing: A Journal of Practice Theory. Vol.15, No. 2,
and Theory. Vol 9. No. 2. pp. 21-41.
Pierce, B, and Sweeney, B. 2004, “Cost-Quality
Lachman, R., and Aranya N. 1986. “Evaluation of Conflict in Audit Firms: An Empirical
Alternative Models of Commitment and Job Investigation”. Europan Accounting Review.
Attitude of Professionals”. Journal of Vol. 13. No. 1. pp. 415-441.
Occupational Behavior. Vol. 7. pp. 227-243.
Raghunathan, B. 1991. “Premature Signing-Off of
Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. 1982. Auditor Procedure an Analysis”. Accounting
“The Influence of Situasional, Ethical and Horizon. Vol. 5. No. 2. pp. 71-79.
Expentancy Theory Variables on Accountants’
Shaub, M. K., Find, D. W., and Munter, P. 1993.
Underreporting Behavior”. Auditing: Journal
“The Effects of Auditors’ Ethical Orientation
of Practice and Theory. Vol. 2. pp. 1-12.
on Commitment and Ethical Sensitivity”.
Lord, A. T., and DeZoort, F.T. 2001. “The Impact Behavioral Research in Accounting. Vol. 5.
of Commitment and Moral Reasoning on pp. 145-169.
Auditor’s Responses to Social Influence
Smith, D, and Matthew Hall. 2008. “An Empirical
Pressure”, Accounting Organizations and
Examination of a Three Component Model of
Society. Vol. 26. pp. 215-235.
Professional Commitment among Public
Malone, C.F., and Robert, R. W. 1996. “Factors Accountants”. Behavioral Research in
Associated With the Incidence of Reduced Accounting. Vol. 20. Pp75-92.

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 11

You might also like