Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Fasting during Ramadan represents a recurring annual event in the life of a Muslim. A Muslim is required
to abstain from any oral intake for an average of 13 h daily during this month. Therefore we conducted a study
on 57 type 2 diabetic patients to observe the clinical effects of fasting. Patients who fasted in the month of
Ramadan were recruited to the study before Ramadan and were asked to note any episodes that might indicate
hypoglicemia. Non-fasting blood sugar levels were measured before and during Ramadan using capilliray blood
samples. Before fasting the mean non-fasting blood sugar level was 194,05 ± 84,70 mg/dl and 200,40 ± 89,03mg/
dl for the month of Ramadan. There was no statistically significant difference between the mean before and
during Ramadan. No statistically siginificant changes of hypoglicemic episodes during Ramadan. Base on
these findings, it was concluded that for most type 2 diabetic patients, is not a contra indication to fasting in
Ramadan. They did like their normal counterparts during fasting and could be encouraged to do so provided
they are clinically stable.
ABSTRAK
Puasa selama Ramadan merupakan kewajiban bagi kaum Muslim. Mereka tidak boleh makan dan minum
apapun selama kurang lebih 13 jam sehari selama satu bulan. Masyarakat senang makanan modern cepat saji,
diawetkan, manis, berlemak, bersantan yang rendah serat. Akibatnya tingkat kejadian berbagai penyakit
degeneratif seperti diabetes melitus (DM) semakin meningkat. DM dapat menyerang warga segala lapisan
umur dan tingkat sosial ekonomi, tidak terkecuali kaum Muslim. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh
puasa selama Ramadan terhadap status klinik 57 penderita diabetes melitus tipe 2. Penderita DM tipe 2 yang
berpuasa selama Ramadan ditanyakan gejala-gejala hipoglikemia yang dialami baik sebelum dan selama puasa.
Darah kapiler dikumpulkan untuk mengukur kadar gula darah sewaktu sebelum dan selama puasa Ramadan
dengan menggunakan alat Asure. Kadar gula darah sewaktu sebelum puasa besarnya 194,05 ± 84,70 mg/dl dan
selama puasa Ramadan 200,40 ± 89,03 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar gula darah
sewaktu sebelum dan selama puasa Ramadan. Tidak terdapat perbedaan statistik secara bermakna antara gejala
hipoglikemia yang dialami penderita DM tipe 2 sebelum dan selama puasa Ramadan. Puasa selama Ramadan
bukan merupakan kontra indikasi bagi kaum Muslim yang menderita DM tipe 2. Mereka dapat melakukan
ibadah puasa sama seperti kaum Muslim lainnya.
PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat modern yang berdampak negatif pada
masyarakat Indonesia terutama masyarakat di kesehatan. Masyarakat senang makanan modern
perkotaan, terjadi perubahan pola kebiasaan makan cepat saji, diawetkan, manis, berlemak, bersantan
47
Yosephine, Rajaselvam, Hidayat, et al. Puasa Ramadan dan melitus tipe 2
48
J Kedokter Trisakti Vol. 21 No.2
Rata-rata kadar gula darah sewaktu (mg/dl) 194,05 ± 84,70 200,40 ± 89,03 0,5491
49
Yosephine, Rajaselvam, Hidayat, et al. Puasa Ramadan dan melitus tipe 2
Tabel 4. Kegiatan olah raga sebelum dan selama ternyata kadar gula darah sewaktunya termasuk
berpuasa klasifikasi terkontrol baik. Kegiatan berolahraga
yang dilakukan oleh penderita selama puasa
Kegiatan Sebelum Selama p Ramadan menurun secara bermakna dibandingkan
olahraga puasa berpuasa
sebelum berpuasa. Namun kadar gula darah
Ya 46 (80,7%) 37 (64,9%) 0,004 sewaktu selama puasa Ramadan tidak menunjukkan
Tidak 11 (19,3%) 20 (35,1%) perbedaan yang bermakna dengan kadar gula darah
Total 57 (100,0%) 57 (100,0%) sewaktu sebelum puasa Ramadan. Penggunaan
obat-obat oral anti diabetik selama puasa Ramadan
tidak mengganggu keadaan klinik penderita DM tipe
Sepuluh (17,5%) responden berpuasa selama 2, dan ternyata aman dan efektif untuk tetap
1-10 hari, 32 (56,1%) berpuasa selama 11 - 20 hari diminum selama puasa Ramadan. Hasil ini sesuai
dan 15 (26,4%) selama 21-30 hari. Hasil analisis dengan penelitian yang dilakukan oleh Belkhadir(9)
regresi sederhana menunjukkan lama puasa yang yang mendapatkan penggunaan glibenklamide
dilaksanakan responden berpengaruh terhadap rata- sangat efektif dan aman bagi penderita DM tipe 2
rata kadar gula darah sewaktu selama puasa. yang melaksanakan ibadah puasa selama Ramadan.
Semakin lama responden berpuasa rata-rata kadar Penyuluhan bagi penderita DM tipe 2 yang
gula darah sewaktu akan semakin rendah melaksanakan ibadah puasa selama Ramadan
(persamaan regresi : y = 271,589 - 4,249; p = 0.011) tentang masalah yang dapat terjadi harus dilakukan
(Lihat Tabel 5). Bila responden berpuasa dan perubahan penggunaan obat oral anti diabetik
selama 30 hari kadar gula darah sewaktu bila diperlukan. Bila menggunakan obat oral anti
besarnya 151,11 mg/dl merupakan yang kadar gula diabetik golongan sulfonilurea (glibenklamide,
darah terkontrol baik. glikasid, glipisid) dianjurkan untuk makan obat
pada saat berbuka puasa di malam hari dan bukan
Tabel 5. Pengaruh lama berpuasa terhadap pada saat sahur.(10) Jika digunakan obat hipoglikemik
kadar gula darah sewaktu selama puasa oral (OHO) dosis terbagi, pengaturan dosis obat
sebelum berbuka lebih besar daripada sahur. Hal
Model B (koefisien regresi) t p ini dilakukan untuk mencegah terjadinya gejala-
Lama -4,249 -2,671 0,011 gejala hipoglikemia selama berpuasa. Keamanan
puasa penderita DM tipe 2 dengan terapi OHO selama
Konstan 271,589 9,394 0,000 berpuasa di bulan Ramadan ternyata berhasil
dibuktikan walaupun masih diperlukan penyesuaian
dosis obat oral anti diabetik yang digunakan.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Puasa selama Ramadan ternyata tidak
berpengaruh terhadap status klinik penderita DM Studi ini membuktikan bahwa berpuasa selama
tipe 2. Kadar gula darah sewaktu dan gejala-gejala Ramadan bukan merupakan kontraindikasi bagi
hipoglikemia sebelum dan selama puasa tidak penderita DM tipe 2 dan mereka dapat
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hasil ini melaksanakan ibadah puasa sama seperti kaum
tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan di muslim lainnya yang tidak menderita DM tipe 2.
Turki dan Nigeria, yang menunjukkan tidak terdapat Obat oral anti diabetik aman digunakan penderita
perbedaan gejala-gejala hipoglikemia penderita DM DM tipe 2 selama puasa Ramadan.
tipe 2 yang bermakna antara sebelum dan selama
puasa Ramadan.(7,8) Penelitian ini menunjukkan Daftar Pustaka
semakin lama penderita DM tipe 2 berpuasa
ternyata kadar gula darah sewaktu puasa Ramadan 1. Diabetes mellitus. Available from URL: http://
semakin baik. Mereka yang berpuasa selama 30 hari www.who.int/inf-fs/en/fact138.html.
50
J Kedokter Trisakti Vol. 21 No.2
2. Global burden of diabetes. Available from URL 6. Norusis MJ. SPSS version 10.0. Chicago : SPSS
Http://www.who.ont/inf-pr-1998/en/pr98-63.html Inc. 1999.
3. Bordens KS, Abbot BB. Using nonexperimental, 7. Uysal AR, Erdogan MF, Sahin G, Kamel N,
quasi-experimental, and developmental designs. Erdogan G. Clinical and metabolic effects of
In : Research desing and methods: a process fasting in 41 type 2 diabetic patients during
approach. 3 ed. Mountain View: Mayfield Ramadan. Diabetes Care 1998;21:2033-34.
Publishing Company; 1996. p. 145 - 80. 8. Katibi IA, Akande AA, Bojuwoye BJ, Okesima
AB. Blood sugar control among fasting Muslim
4. Hulley SB, Newman TB, Cummings SR. Choosing
type 2 diabetes mellitus in Ilorin. Niger J Med
the study subjects : specification, sampling, and
2001; 10: 132-4.
recruitment. In : Hulley SB, Cummings SR,
9. Belkhadir J, el Ghomari H, Klocker N, Mikou A,
Browner WS, Grady D, Hearst N., Newman TB, Nasciri M, Sabti M. Muslims with non-insulin
editors. Designing clinical research : an dependent diabetes fasting during Ramadan:
epidemiological approach. 2nd ed. Philadelphia: treatment with gilbenclamide. BMJ 1993; 307:
Lippincot Williams & Wilkins;2001.p.25-35. 292-5.
5. Tjokroprawiro A. Diabetes mellitus : klasifikasi, 10. Omar MAK, Motala AA. Fasting in Ramadan and
diagnosis dan terapi. Ed.3. Jakarta : PT Gramedia the diabetic patient. Diabetes care 1997; 20: 1925-
Pustaka Utama. 2000. 6.
51