You are on page 1of 12

Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

FILTER RESIN ARANG AKTIF PENURUN KADAR Fe AIR SUMUR GALI


DI PANDAK BANTUL TAHUN 2016

Lina Permata Sari*, Yamtana**, Haryono***


_________________________________________________________
*JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293
Email : permatalina04@gmail.com
**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
***JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

ABSTRACT
Water is a vital requirement to be fulfiled by humans to support daily household activities. Based on
preliminary testing of well water in Puskesmas Pembantu Pandak I measured iron concentration is
3.0 mg / L. Water quality standards in the Minister of Health RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 on Water
Supply Requirements that the maximum limit for iron concentration is 1.0 mg / L. This study aims to
determine the differences of activated charcoal resin filter processing towards the improvement of Fe
content of well water with 4 variations of tube filters that controls filter, T1 filter, T2 filter, and T3 filter.
This type of research was True Experiment with Pre Test-Post Test with Control Group Design
approach that the results would be analyzed descriptively and interentially. The test results using the
Kolmogorov-Smirnov normality T-Test, after the normal data do Paired Sample T-Test and One Way
Anova with a confidence level (α = 0.05). Analyzed using significant difference was obtained by
processing Filter Fe content Reactive to repair well water with significant value 0.000> 0.05 The most
effective processing for lowering the Fe content of well water in accordance is filter T2 processing
that is activated charcoal resin filter with media 3 cm sponge, 25 cm of activated charcoal, and the
addition of a dose of 60 grams of cation resin.

Keywords: Activated charcoal, Fe content, resin, well drilling

INTISARI
Air merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi oleh manusia untuk menunjang aktivitas rumah
tangga sehari-hari. Berdasarkan uji pendahuluan terhadap air sumur gali di Puskesmas Pembantu
Pandak I terukur kadar Fe sebesar 3.0 mg/L. Standar kualitas air bersih dalam Permenkes RI No :
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Persyaratan Air Bersih yaitu batas maksimal untuk kadar Fe
sebesar 1.0 mg/L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengolahan filter resin arang
aktif terhadap perbaikan kadar Fe air sumur gali dengan 4 variasi tabung filter yaitu filter Kontrol, filter
T1, filter T2, dan filter T3. Jenis penelitian ini adalah True Experiment dengan pendekatan Pre Test-
Post Test with Control Group Design yang hasilnya dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil
uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov T-Test, setelah data normal dilakukan uji Paired
Sample T-Test dan One Way Anova dengan tingkat kepercayaan (α=0.05). Hasil analisis ada
perbedaan yang bermakna pengolahan dengan Filter Reaktif terhadap perbaikan kadar Fe air sumur
gali dengan nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05. Pengolahan yang paling efektif untuk menurunkan
kadar Fe air sumur gali adalah pengolahan filter T2 yaitu filter resin arang aktif dengan media 3 cm
sepon, 25 cm arang aktif, dan penambahan dosis 60 gram resin kation.

Kata Kunci : Arang aktif, kadar Fe, resin, sumur gali

PENDAHULUAN diminum apabila telah dimasak, sedang-


Air adalah semua air yang terdapat kan air minum adalah air yang kualitasnya
pada, di atas, ataupun di bawah per- memenuhi syarat kesehatan dan dapat
mukaan tanah, termasuk dalam penger- langsung diminum6).
tian ini air permukaan, air tanah, air hujan, Asumsi kebutuhan air domestik di
dan air laut yang berada di darat12). Air daerah pedesaan sebesar 60 liter/orang/
bersih adalah air yang digunakan untuk hari, sedangkan kebutuhan air domestik di
keperluan sehari-hari yang kualitasnya kota metropolitan sebesar >150 liter/
memenuhi syarat kesehatan dan dapat orang/hari14). Sedangkan rata-rata kebu-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

tuhan air untuk tubuh manusia mem- Keracunan zat besi yang berat dapat
butuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak menyebabkan kematian3).
2,5 Liter atau setara dengan delapan gelas Berdasarkan Permenkes RI Nomor
setiap harinya2). 416 Tahun 1990, konsentrasi besi terlarut
Pada umumnya masyarakat yang diperbolehkan dalam air bersih
menggunakan sumur gali sebagai sumber adalah 1,0 mg/L, sedangkan untuk air
air domestik. Secara alamiah kualitas air minum adalah 0,3 mg/L. Oleh karena itu,
yang berada di alam mengandung zat-zat perlu dilakukannya cara untuk menurun-
kimia, baik dalam jumlah yang sedikit kan kadar Fe (besi) yang melebihi ambang
maupun dalam jumlah yang berlebihan. batas agar air aman dikonsumsi oleh
Salah satu zat yang biasa larut dalam air masyarakat. Pemilihan cara yang tepat
akibat dari hasil pelapukan batuan induk dapat berpengaruh terhadap hasil yang
yaitu besi (Fe). Zat besi merupakan suatu diperoleh serta dapat menghemat biaya
unsur yang penting dan berguna untuk operasional.
metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini Pengolahan air menggunakan fil-
tubuh membutuhkan 7-35 mg unsur ter- trasi dan pertukaran ion merupakan
sebut perhari, yang tidak hanya diperoleh- teknologi yang mudah diterapkan dan
nya dari air16). lebih ekonomis dibandingkan dengan
Kadar besi (Fe) yang melebihi do- teknologi penyulingan9). Filtrasi adalah
sis yang telah ditentukan dapat me- proses pengolahan air secara fisik untuk
nyebabkan dampak secara langsung menghilangkan partikel padat dalam air
maupun tidak langsung. Kadar Fe di dalam dengan melewatkan air tersebut melalui
air pada konsentrasi yang lebih besar dari material berpori dengan diameter butiran
1 mg/L dapat menyebabkan warna air dan ketebalan tertentu11).
menjadi kemerah-merahan, memberi rasa Arang aktif merupakan karbon
yang tidak enak pada minuman, mem- amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-
bentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan yang meng-andung karbon atau
bahan cucian. Sedangkan pada kon- dari arang yang diperlakukan dengan cara
sentrasi yang melebihi ± 2 mg/L akan khusus untuk mendapatkan permukaan
menimbulkan noda-noda pada peralatan yang lebih luas, bersifat adsorben15).
dan bahan-bahan yang berwarna putih. Menurut Mifbak-huddin (2010) dalam
Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan Hartuno, dkk (2014), karbon aktif dipilih
bau dan warna pada air minum dan warna karena memiliki sejumlah sifat kimia
koloid pada air. Untuk air minum, kon- maupun fisika yang menarik, diantaranya
sentrasi zat besi dibatasi maksimum 0,3 mampu menyerap zat organik maupun
mg/L karena hal ini ditetapkan ber- anorganik, dapat berlaku sebagai penukar
dasarkan alasan kesehatan dan masalah kation, dan sebagai katalis untuk berbagai
warna, rasa, serta timbulnya kerak yang reaksi.
menempel pada sistem perpipaan atau Penghilangan besi metode per-
alasan estetika lainnya16). Sedangkan tukaran ion yaitu dengan cara mengalirkan
kelebihan konsumsi zat besi dapat air baku yang mengandung Fe melalui
menyebabkan berbagai gangguan ke- suatu media pertukaran ion. Sehingga Fe
sehatan, mulai dari yang ringan berupa akan bereaksi dengan media penukaran
gangguan pencernaan (mual, muntah, ionnya. Salah satu media yang dapat
sembelit, dan diare), sampai yang berat digunakan sebagai media pertukaran ion
berupa gangguan fungsi hati dan jantung. adalah resin. Resin adalah senyawa
Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

hidrokarbon yang memiliki kemampuan perlu dilakukan pengolahan untuk meng-


menukar ion, sehingga sering digunakan atasi masalah yang telah ditimbulkan
untuk membersihkan ion-ion dalam akibat kadar Fe (besi) yang tinggi dalam
pengolahan air minum ataupun peng- air sumur tersebut.
olahan air limbah. Prinsip dari pengolahan Berdasarkan uraian permasalahan
air dengan resin adalah mengganti atau di atas, maka peneliti melakukan peng-
mempertukarkan ion yang terikat pada olahan air dengan membuat alat filter
polimer pengisi resinnya dengan ion yang dengan menggunakan kombinasi metode
dilewatkan7). Resin penukar ion ada dua filtrasi arang aktif setebal 25 cm dan media
macam yaitu resin penukar kation (ion resin sintetis dengan dosis 60 gram untuk
positif) dan resin penukar anion (ion menurunkan kadar Fe air sumur gali.
negatif). Penelitian ini berjudul “Filter Resin Arang
Reaksi pertukaran ion dengan Aktif Penurun Kadar Fe Air Sumur Gali di
media resin sintetis dapat ditulis sebagai Pandak Bantul Tahun 2016”.
berikut
Resin : R-H2 + Fe(HCO3)2 R- METODE
Kation Fe + 2 H2O +2 CO2 Jenis penelitian adalah eks-
Resin : R-Na2 + Fe(HCO3)2 perimen menggunakan desain penelitian
Anion R-Fe + 2 Na(HCO3) Pretest Posttest with Control Group
Dilihat dari persamaan reaksi tersebut Design yang akan dianalisis secara
maka proses penghilangan besi dengan diskriptif dan inferensial.
pertukaran ion sangat mudah peng- Objek penelitian ini adalah 10 air
gunaanya2). sumur gali masyarakat di Desa
Berdasarkan survei pendahuluan Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta
tanggal 16 Februari 2016 di Puskesmas yang dipilih secara acak atau random
Pembantu Pandak I beralamat di Ngaran sampling. Karakteristik air yang digunakan
RT.03 Gilangharjo, Pandak, Bantul, adalah air sumur gali dengan berbagai
Yogyakarta bahwa air sumur yang variasi kadar Fe.
digunakan menimbulkan endapan ber- Variabel bebas penelitian ini
warna coklat kemerahan yang pekat di adalah dosis resin kation dan resin anion
area kamar mandi meliputi bak penam- yang ditambahkan dalam tabung filter.
pungan air, ember-ember cucian, lantai, Tabung filter ada 4 variasi tabung filter
hingga timbul korosi pada besi. Setelah terdiri dari 1 tabung Kontrol dan 3 tabung
dibau, air juga berbau amis yang eksperimen yaitu T1, T2, dan T3. Tabung
menandakan kadar Fe (besi) yang tinggi. Kontrol berisi 3 cm sepon, tanpa penam-
Setelah dilakukan pengambilan sampel bahan dosis resin, dan 25 cm arang aktif.
dan uji laboratorium di Laboratorium Tabung T1 berisi 3 cm sepon, 60 gram
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan resin anion, dan 25 cm arang aktif. Tabung
menggunakan metode kolorimetri, di- T2 berisi 3 cm sepon, 60 gram resin kation,
peroleh hasil sebesar 3 mg/L. Hasil peme- dan 25 arang aktif. Tabung T3 berisi 3 cm
riksaan sampel air sumur dibandingkan sepon, 30 gram resin kation, 30 gram resin
dengan Permenkes RI Nomor. 416 Tahun anion, dan 25 cm arang aktif.
1990, tergolong tinggi dan melebihi nilai Tabung filter yang digunakan
ambang batas yang ditetapkan, yaitu adalah tabung berukuran 4 inchi dan tinggi
sebesar 1,0 mg/L untuk air bersih dan 0,3 35 cm dengan susunan media dari paling
mg/L untuk air minum. Oleh karena itu bawah adalah berisi lapisan sepon setebal
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

3 cm, resin sebanyak 60 gram, dan arang Pengawasan Kualitas Air Bersih. Di-
aktif setebal 25 cm. Media filter yang lanjutkan dengan pengujian normalitas
digunakan dilakukan penggantian dengan data dengan uji normalitas Kolmogorov
media filter baru setiap pergantian peng- Smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Data
olahan air baku. Pengolahan air bersih dikatakan normal apabila nilai Sig> 0,05,
menggunakan tabung filter ini dilakukan kemudian dilanjutkan dengan 2 uji statistik
dengan cara mengalirkan air baku melalui yaitu uji pertama menggunakan uji Paired
pipa inlet pada debit 520,83 mL/menit. Samples T-Test untuk mengetahui per-
bedaan kadar Fe sebelum dengan setelah
INLET
pengolahan dan uji kedua menggunakan
Pipa PVC ¾ inchi
Uji One Way Anova untuk mengetahui
STOP KRAN
tabung filter yang paling efektif terhadap
perbaikan kadar Fe air sumur gali.
Dop Pipa PVC 4 inchi

HASIL
Kadar Besi (Fe)

Table 1.
Pipa PVC 4 inchi Kadar Fe Air Sumur Gali Sebelum dan Setelah Perlakuan
35 cm Kontrol dengan Tabung Berisi Sepon Setebal 3 cm ,
tanpa Penambahan Dosis Resin, dan Arang Aktif Setebal
25 cm
Kode Kadar Fe (mg/L) Selisih Persentase
Sampel Pre Post (mg/L) (%)
STOP KRAN
test test
A 1.1 0.15 0.95 86.36
B 0.06 0.05 0.01 16.67
OUT C 0.09 0.07 0.02 22.22
LET D 0.05 0.03 0.02 40.00
E 0.08 0.05 0.03 37.50
Sock L ¾ inchi
F 0.09 0.06 0.03 33.33
G 1.21 0.74 0.47 38.84
Gambar 1.
H 0.97 0.72 0.25 25.77
Rancangan Alat Filtrasi I 0.81 0.31 0.5 61.73
J 0.72 0.31 0.41 56.94
Jumlah 5.18 2.49 2.69 419.37
Proses pengambilan sampel di- Rata-rata 0.518 0.249 0.269 41.94
Data primer terolah, 2016
lakukan dengan cara mengambil sampel
air sumur gali sebelum pengolahan (pre Berdasarkan Tabel 1 dapat di-
test), dan setelah pengolahan (post test) ketahui rata-rata penurunan kadar Fe air
sebanyak 10 kali dengan 4 variasi tabung sumur gali dari 0.518 mg/L menjadi 0.249
filter. Sampel air sumur gali sebelum dan mg/L dengan selisih rata-rata penurunan
setelah pengolahan dimasukkan ke dalam kadar Fe sebesar 0.269 mg/L atau 41.94
botol ukuran 600 mL, kemudian dilakukan %. Penurunan kadar Fe air sumur gali
pemeriksa kadar Fe di Laboratorium paling tinggi terjadi pada sampel A dengan
Pengawasan Kualitas Air Dinas Keseha- persentase penurunan kadar Fe sebesar
tan Kabupaten Bantul menggunakan 86.36 %.
metode Spektrofotometri.
Analisis data dilakukan secara
deskriptif dan inferensial dengan mem-
bandingkan data hasil penelitian dengan
Permenkes Nomor : 416 / MenKes / Per /
IX / 1990 Tentang Syarat-Syarat dan
Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

Tabel 2. Tabel 4.
Kadar Fe Air Sumur Gali Sebelum dan Setelah Perlakuan Kadar Fe Air Sumur Gali Sebelum dan Setelah Perlakuan
T1 dengan Filter Berisi Sepon Setebal 3 cm, Arang Aktif T3 dengan Filter Berisi Sepon Setebal 3 cm, Arang Aktif
Setebal 25 cm, dan Dosis Resin Anion 60 gram Setebal 25 cm, Dosis Resin Kation 30 gram, dan Resin
Kode Kadar Fe Selisih Persentase Anion 30 gram
Sampel (mg/L) (mg/L) (%) Kode Kadar Fe Selisih Persentase
Pre Post Sampel (mg/L) (mg/L) (%)
test test Pre Post
A 1.1 0.14 0.96 87.27 test test
B 0.06 0.04 0.02 33.33 A 1.1 0.11 0.99 90.00
C 0.09 0.05 0.04 44.44 B 0.06 0.02 0.04 66.67
D 0.05 0.03 0.02 40.00 C 0.09 0.04 0.05 55.56
E 0.08 0.03 0.05 62.50 D 0.05 0.03 0.02 40.00
F 0.09 0.04 0.05 55.56 E 0.08 0.02 0.06 75.00
G 1.21 0.51 0.7 57.85 F 0.09 0.04 0.05 55.56
H 0.97 0.56 0.41 42.27 G 1.21 0.32 0.89 73.55
I 0.81 0.14 0.67 82.72 H 0.97 0.39 0.58 59.79
J 0.72 0.16 0.56 77.78 I 0.81 0.09 0.72 88.89
Jumlah 5.18 1.7 3.48 583.72 J 0.72 0.12 0.6 83.33
Rata-rata 0.518 0.17 0.348 58.37 Jumlah 5.18 1.18 4 688.35
Data primer terolah, 2016 Rata-rata 0.518 0.118 0.4 68.83
Data primer terolah, 2016
Berdasarkan Tabel 2 dapat di-
ketahui rata-rata penurunan kadar Fe air Berdasarkan Tabel 4 dapat di-
sumur gali dari 0.518 mg/L menjadi 0.17 ketahui rata-rata penurunan kadar Fe air
mg/L. Selisih rata-rata penurunan kadar sumur gali dari 0.518 mg/L menjadi 0.118
Fe sebesar 0.348 mg/L atau 58.37 %. mg/L. Selisih rata-rata penurunan kadar
Penurunan kadar Fe air sumur gali paling Fe sebesar 0.4 mg/L atau 68.83 %.
tinggi terjadi pada sampel A dengan Penurunan kadar Fe air sumur gali paling
persentase penurunan kadar Fe sebesar tinggi terjadi pada sampel A dengan
87.27 %. persentase penurunan kadar Fe sebesar
90 %.
Tabel 3. Grafik 1.
Kadar Fe Air Sumur Gali Sebelum dan Setelah Perlakuan Persentase Penurunan Kadar Fe Air Sumur Gali di Desa
T2 dengan Filter Berisi Sepon Setebal 3 cm, Arang Aktif Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta
Setebal 25 cm, dan Dosis Resin Kation 60 gram Persentase Penurunan Kadar Fe Air Sumur
Kode Sampel Kadar Fe (mg/L) Selisih Persentase
Gali (%)
Pre test Post test (mg/L) (%)
A 1.1 0.09 1.01 91.82 100.00
83.65
Persentase Penurunan Kadar Fe (%)

B 0.06 0.01 0.05 83.33


C 0.09 0.02 0.07 77.78 80.00 68.83
D 0.05 0.02 0.03 60.00 58.37
E 0.08 0.01 0.07 87.50 60.00
F 0.09 0.01 0.08 88.89 41.94
G 1.21 0.17 1.04 85.95 40.00
H 0.97 0.21 0.76 78.35
I 0.81 0.06 0.75 92.59 20.00
J 0.72 0.07 0.65 90.28
Jumlah 5.18 0.67 4.51 836.49 0.00
Rata-rata 0.518 0.067 0.451 83.65
Data primer terolah, 2016
Kontrol T1 T2 T3
Perlakuan

Berdasarkan Tabel 3 dapat di-


ketahui rata-rata penurunan kadar Fe air
sumur gali dari 0.518 mg/L menjadi 0.067 Berdasarkan Grafik 1 dapat di-
mg/L. Selisih rata-rata penurunan kadar ketahui persentase penurunan kadar Fe
Fe sebesar 0.451 mg/L atau 83.65 %. air sumur gali di Desa Gilangharjo,
Penurunan kadar Fe air sumur gali paling Pandak, Bantul, Yogyakarta terjadi
tinggi terjadi pada sampel I dengan penurunan sebesar 41.94 % pada Kontrol,
persentase penurunan kadar Fe sebesar 58.37 % pada T1, 83.65 % pada T2, dan
92.59 %. 68.83 % pada T3. Persentase penurunan
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

kadar Fe paling tinggi terjadi pada per- tase penurunan kadar Fe dari populasi
lakuan kelompok T2 sebesar 83.65 % dan berdistribusi normal (p > 0,05). Karena
terendah terjadi pada perlakuan kelompok data berdistribusi normal, maka di-
Kontrol sebesar 41.94 %. lanjutkan dengan uji Paired Samples T-
Test untuk data kadar Fe sebelum
Analisis Inferensial perlakuan dan kadar Fe setelah perlakuan
Hasil uji normalitas data mengguna (pre test-post test). Selanjutnya, uji One
kan uji Kolmogorov-Smirnov disimpulkan Way Anova untuk data persentase penu-
bahwa data kadar Fe sebelum perlakuan, runan kadar Fe air sumur gali.
kadar Fe setelah perlakuan, dan persen-

Tabel 11.
Hasil Uji Normalitas Data Kadar Fe Sebelum Perlakuan, Kadar Fe Setelah Perlakuan, dan Persentase Penurunan
Kadar Fe Air Sumur Gali pada Kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3
Asymp. Sig.
Kelompok α = 0,05 Kesimpulan
(2-tailed)
Kadar Fe sebelum perlakuan 0.291 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Kadar Fe sesudah perlakuan Kontrol 0.595 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Kadar Fe sesudah perlakuan T1 0.257 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Kadar Fe sesudah perlakuan T2 0.586 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Kadar Fe sesudah perlakuan T3 0.353 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Persentase penurunan kadar Fe pada Kontrol 0.630 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Persentase penurunan kadar Fe pada T1 0.940 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Persentase penurunan kadar Fe pada T2 0.850 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Persentase penurunan kadar Fe pada T3 0.999 > 0.05 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Setelah diketahui data berdistribusi bedaan bermakna antara kadar Fe se-


normal maka dilanjutkan dengan uji Paired belum perlakuan dengan setelah perlaku-
Samples T-Test untuk mengetahui per- an pada kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3.

Tabel 5.
Hasil Uji Paired Samples T-Test Data Kadar Fe Air Sumur Gali Sebelum dengan Setelah Perlakuan pada Kelompok
Kontrol, T1, T2, dan T3
Perlakuan Data Asymp. Sig. α= 0.05 Kesimpulan
(2-tailed)
Kontrol Kadar Fe sebelum – Kadar Fe setelah perlakuan Kontrol 0.024 < 0.05 Ho ditolak dan Hα diterima
T1 Kadar Fe sebelum – Kadar Fe setelah perlakuan T1 0.013 < 0.05 Ho ditolak dan Hα diterima
T2 Kadar Fe sebelum – Kadar Fe T3setelah perlakuan T2 0.009 < 0.05 Ho ditolak dan Hα diterima
T3 Kadar Fe sebelum – Kadar Fe setelah perlakuan T3 0.011 < 0.05 Ho ditolak dan Hα diterima

Hasil uji statistik rata-rata kadar Fe kadar Fe air sumur gali pada perlakuan
sebelum dengan setelah perlakuan pada kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3.
kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3 Selanjutnya, data diuji homo-
menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) genitas variansi, diketahui nilai sig sebesar
adalah 0.024, 0.013, 0.009, dan 0.011 0.170 > 0.05 dan menunjukkan data
sehingga nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < homogen. Data persentase penurunan
0.05. Hal ini berarti ada perbedaan kadar Fe air sumur gali pada kelompok
bermakna antara kadar Fe air sumur gali Kontrol, T1, T2, dan T3 dilanjutkan dengan
sebelum dengan setelah perlakuan pada Uji One Way Anova untuk mencari
kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3. Dengan pengolahan filter resin arang aktif yang
kata lain ada perbedaan bermakna paling efektif terhadap perbaikan kadar Fe
pengolahan air sumur gali menggunakan air sumur gali.
filter resin arang aktif terhadap perbaikan
Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

Tabel 11. jenis lapisan tanah yang berbeda dan


Hasil Uji One Way Anova Data Persentase Penurunan
Kadar Fe Air Sumur Gali pada Kelompok Kontrol, T1, T2, mempengaruhi kadar Fe yang terkandung
dan T3 dalam air sumur gali juga berbeda.
Asymp. Sig. (2-tailed) α= 0,05 Kesimpulan
Ho ditolak dan Hα
Susunan unsur-unsur kimia tergantung
0.000 < 0.05
diterima pada lapisan tanah yang dilalui. Jika air
mengalir melalui tanah kapur, maka air itu
Berdasarkan hasil Uji One Way akan menjadi sadah, karena mengandung
Anova dengan nilai α = 0.05, maka Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Bila melalui
diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < batuan granit, maka air itu menjadi lunak
0.05 sehingga ada perbedaan bermakna dan agresif karena mengandung gas CO2
pengolahan dengan Filter Reaktif terhadap dan Mn(HCO3)216).
perbaikan kadar Fe air sumur gali antara Sedangkan dari 10 sampel air
kelompok Kontrol, T1, T2, dan T3. sumur gali yang diperiksa terdapat 2
Selanjutnya LSD pada menu Post sampel yang memiliki kadar Fe tinggi dan
Hoc Test, menunjukkan bahwa filter 3 sampel yang mendekati nilai ambang
Kontrol dengan filter T1, T2 dan T3 ada batas kadar Fe yang diperbolehkan.
perbedaan yang signifikan dengan nilai Apabila air yang mengandung kadar Fe
Sig. sebesar 0.038, 0.000, 0.001, karena tinggi tetap dikonsumsi tanpa dilakukan
nilai p < 0.05. Selanjutnya perbedaan pengolahan maka dapat mengganggu
antara filter T1 dengan filter T2 ada per- kesehatan orang yang mengkonsumsinya.
bedaan yang signifikan karena nilai Sig. Menurut Said (1999) dalam Fitriani
sebesar 0.002 < 0.05. Filter T1 dengan T3 (2009), kelebihan konsumsi zat besi dapat
tidak ada perbedaan yang signifikan menyebabkan berbagai gangguan ke-
karena nilai Sig. 0.179 > 0.05. Sedangkan sehatan, mulai dari yang ringan berupa
filter T2 dengan filter T3 tidak ada gangguan pencernaan (mual, muntah,
perbedaan yang signifikan karena nilai sembelit, dan diare) sampai yang berat
Sig. sebesar 0.060 > 0.05. Berdasarkan berupa gangguan fungsi hati dan jantung.
kolom Post Hoc dapat disimpulkan bahwa Keracunan zat besi yang berat dapat
kelompok filter T2 mempunyai nilai mean menyebabkan kematian. Kelebihan kon-
diference (I-J) yang lebih besar daripada sumsi zat besi diperkirakan dapat menu-
kelompok filter Kontrol, T1, dan T3. Jadi runkan daya tahan tubuh sehingga lebih
filter T2 adalah filter yang paling efektif rentan terhadap infeksi. Tubuh manusia
dalam perbaikan kadar Fe air sumur gali di tidak dapat mengekskresi Fe, karenanya
Desa Gilangharjo, Pandak Bantul. mereka yang sering mendapat transfusi
darah, warna kulitnya menjadi hitam
PEMBAHASAN karena akumulasi Fe13).
Berdasarkan hasil penelitian kadar Kadar Fe dalam air sebenarnya
Fe air sumur gali di Desa Gilangharjo, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Pandak, Bantul, Yogyakarta memiliki tubuh akan unsur tersebut. Zat besi
kadar yang bervariasi. Hal ini dikarenakan merupakan zat yang penting dan berguna
letak sumur gali berada di jenis area yang untuk metabolisme tubuh, khususnya
berbeda. Secara geografis, Desa dalam pembentukan hemoglobin. Untuk
Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta keperluan ini tubuh membutuhkan 7-35 mg
terdiri dari area perbukitan kapur dan area unsur tersebut perhari, yang tidak hanya
persawahan. Kondisi ini menyebabkan diperoleh dari air16). Sedangkan, untuk air
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

minum, konsentrasi zat besi dibatasi Hal ini didukung dengan hasil uji Paired
maksimum 0,3 mg/L. Hal ini ditetapkan Samples Test bahwa nilai Sig. (2-tailed)
bukan berdasarkan alasan kesehatan kadar Fe sebelum perlakuan dengan
semata tetapi ditetapkan berdasarkan kadar Fe setelah perlakuan sebesar 0.024
alasan masalah warna, rasa, serta untuk Kontrol (p<0.05), 0.013 untuk T1
timbulnya kerak yang menempel pada (p<0.05), 0.009 untuk T2 (p<0.05), dan
sistem perpipaan atau alasan estetika 0.011 untuk T3 (p<0.05). Sehingga dapat
lainnya2). diartikan ada perbedaan bermakna antara
Selain itu, kadar Fe tinggi dapat kadar Fe sebelum dengan setelah
menimbulkan dampak secara teknis. perlakuan pada kelompok Kontrol, T1, T2,
Sama halnya yang dirasakan oleh pemilik dan T3 terhadap perbaikan kadar Fe air
sumur kode sampel A dan kode sampel G sumur gali.
yaitu air berwarna keruh, berbau, dan Penurunan kadar Fe air sumur gali
timbul endapan pada pipa dan bak terjadi dikarenakan adanya proses filtrasi
penampungan air, dan noda-noda pada dan pertukaran ion pada saat air baku
pakaian berwarna putih. Hal ini sesuai melewati tabung filter, sehingga terjadi
dengan teori Sutrisno (2006) bahwa proses pengolahan secara fisik dan kimia
konsentrasi unsur Fe dalam air yang untuk menghilangkan partikel padat yang
melebihi ± 2 mg/L akan menimbulkan terlarut dalam air. Filtrasi dalam sistem
noda-noda pada peralatan dan bahan- pengolahan air bersih adalah proses
bahan yang berwarna putih. Adanya unsur penghilangan partikel-partikel atau flok-
ini dapat pula menimbulkan bau dan warna flok halus yang lolos dari unit sedimentasi.
pada air minum, dan warna koloid pada Partikel-partikel atau flok-flok tersebut
air. Selain itu, konsentrasi yang lebih besar akan tertahan pada media penyaring
dari 1 mg/L dapat menyebabkan warna air selama air melewati media tersebut.
menjadi kemerah-merahan, memberi rasa Filtrasi diperlukan untuk menyempurnakan
yang tidak enak pada minuman. penurunan kadar kontaminan seperti
Untuk itu perlu dilakuakan bakteri, warna, rasa, bau, dan Fe,
pengolahan air untuk mencegah terjadinya sehingga diperoleh air bersih yang
masalah-masalah yang ditimbulkan dari memenuhi standar air minum2).
kadar Fe tinggi. Pemilihan cara peng- Media arang aktif digunakan
olahan yang tepat dapat mempengaruhi karena arang aktif mempunyai sifat
hasil dan dapat menekan biaya oprasional. sebagai adsorben yang dapat meng-
Salah satu alternative yang dapat diguna- eliminasi bahan-bahan organik sulit
kan adalah metode filtrasi dan pertukaran terdegradasi maupun bahan terlarut yang
ion. terkandung dalam air bersih. Bahan
Hasil perlakuan terhadap 10 organik tersebut dapat berupa ikatan-
sampel air sumur gali di Desa Gilangharjo, ikatan organik alami seperti bahan
Pandak, Bantul, Yogyakarta bahwa peng- penyebab bau, rasa, warna atau dapat
gunaan filter resin arang aktif dapat juga berupa ikatan halogen sintetis seperti
menurunkan kadar Fe air sumur gali. pestisida17). Penggunaan arang aktif da-
Penurunan kadar Fe air sumur gali dari lam penelitian ini berfungsi untuk merata-
0.518 mg/L menjadi 0.249 mg/L pada kan aliran debit serta menyaring partikel-
perlakuan Kontrol, 0.17 mg/L pada partikel halus.
perlakuan T1, 0.067 mg/L pada perlakuan Berdasarkan hasil penelitian,
T2, dan 0.118 mg/L pada perlakuan T3. penggunaan media arang aktif juga mam-
Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

pu menurunkan kadar Fe air sumur gali. sebesar 78.32 %. Sesuai dengan teori
Hasil ini dapat dilihat pada kelompok yang dikemukakan oleh Asmadi dkk
kontrol dengan nilai efektivitas penurunan (2011) tentang siklus pertukaran ion
kadar Fe sebesar 41.94 %. Hal ini sejalan menggunakan resin, yaitu :
dengan penelitian yang dilakukan oleh Resin : R-H2 + Fe(HCO3)2  R-Fe
Jasman (2011) yaitu saringan dengan Kation + 2 H2O +2 CO2
menggunakan arang sekam padi sebagai Resin : R-Na2 + Fe(HCO3)2  R-
media dapat menurunkan kadar Fe dalam Anion Fe + 2 Na(HCO3)
air sebesar 99.52 % pada ketebalan 70 Hasil uji One Way Anova, diketahui
cm. Sedangkan hasil penelitian Sujar- nilai signifikan untuk persentase
wanto (2014), penurunan kadar Fe yang penurunan kadar Fe kelompok eksperi-
paling efektif dengan filtrasi arang aktif dan men dibandingkan dengan kelompok
ijuk adalah pada perlakuan dengan arang kontrol sebesar 0.000 (p<0.05). Berarti
aktif (ketebalan 30 cm) dan ijuk (ketebalan ada perbedaan bermakna antara persen-
30 cm), dengan lama kontak 6 menit tase penurunan kadar Fe air sumur gali
sebesar 62.5 %. Penelitian ini sependapat kelompok T1, T2, T3 dengan persentase
juga dengan penelitian yang dilakukan penurunan kadar Fe air sumur gali pada
oleh Prabarini dan Okayadnya, peng- kelompok Kontrol.
gunaan karbon aktif dari tempurung kemiri Hasil LSD pada menu Post Hoc
dapat menurunkan kadar Fe pada air Test, menunjukkan bahwa perlakuan
sumur gali sebesar 91.38 %. Kontrol dengan T1 terdapat perbedaan
Media resin digunakan untuk yang signifikan sebesar 0.038 (p<0.05),
menurunkan kadar Fe dengan proses perlakuan Kontrol dengan T2 terdapat
pertukaran ion. Penghilangan besi dengan perbedaan yang signifikan sebesar 0.000
cara pertukaran ion yaitu prosesnya (p<0.05), perlakuan Kontrol dengan T3
dengan cara mengalirkan air baku yang terdapat perbedaan yang signifikan se-
mengandung Fe melalui suatu media besar 0.001 (p<0.05), perlakuan T1
pertukaran ion. Sehingga Fe akan dengan T2 terdapat perbedaan yang
bereaksi dengan media penukaran ionnya. signifikan sebesar 0.038 (p<0.05).
Resin dibedakan menjadi 2 tipe Sedangkan perlakuan T1 dengan T3 tidak
berdasarkan gugus fungsionalnya yaitu ada perbedaan yang signifikan sebesar
resin kation dan resin anion. Penelitian ini 0.179 (p>0.05) dan perlakuan T2 dengan
mengunakan dosis resin anion sebesar 60 T3 tidak ada perbedaan yang signifikan
gram, resin kation sebesar 60 gram, dan sebesar 0.060 (p>0.05). Sehingga dari uji
percampuran resin anion dan resin kation Past Hoc dapat diketahui bahwa kelompok
sebesar 60 gram (1:1) yang ditambahkan filter T2 mempunyai nilai mean diference
pada tabung filter. Penambahan dosis (I-J) yang lebih besar dari kelompok filter
resin pada tabung filter T1, T2, dan T3 Kontrol, T1, dan T3.
dapat meningkatkan nilai efektivitas Adanya perbedaan bermakna
penurunan kadar Fe sebesar 58.37 % pengolahan air dengan Filter Reaktif
pada T1, 83.37 % pada T2, dan 68.83 % terhadap perbaikan kadar Fe air sumur
pada T3. gali dengan penambahan berbagai jenis
Hal ini sejalan dengan penelitian resin, karena setiap jenis memiliki kemam-
Abidin, dkk (2015), tentang penggunaan puan penukaran ion yang berbeda.
kombinasi resin (mangan zeolite) dengan Sehingga menghasilkan persentase penu-
pasir dapat menurunkan kadar Fe pada air runan yang berbeda-beda sesuai dengan
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

kapasitas kinerja resin dalam menurunkan ukuran tinggi 35 cm dan diameter 4 inchi
kadar Fe air sumur gali. Saat ini resin dengan susunan media filter dari paling
penukar ion di pasaran rata-rata mem- bawah yaitu sepon setebal 3 cm, resin
punyai kemampuan penukaran ion 1.9 eq/l kation sebanyak 60 gram, dan arang aktif
(± 39 kgr/ft3) untuk Cation H+form dan 1.0 setebal 25 cm.
eq/l (± 21.9 kgr/ft3) untuk Anion OH-form.
Sedangkan untuk softener 2.0 eq/l (± 41 SARAN
kgr/ft3) untuk Cation Na+form dan 1.2 eq/l Bagi Masyarakat pada umumnya
(± 26.2 kgr/ft3) untuk Anion Cl-form8). dan khususnya masyarakat desa
Pada kelompok eksperimen Gilangharjo, Pandak, Bantul untuk
penambahan dosis diberikan pada jumlah melakukan pengolahan air sumur gali
yang sama. Hal ini bertujuan untuk dengan kadar Fe tinggi menggunakan
mengetahui kemampuan penukaran ion Filter Resin Arang Aktif atau disingkat
pada setiap jenis resin. Berdasarkan Filter Reaktif menggunakan variasi jenis
kemampuan penukar ion yang dimiliki oleh tabung T2 untuk mengatasi permasalahan
setiap jenis resin, hasil efektifitas penu- yang disebabkan oleh kadar Fe yang tinggi
runan kadar Fe pada kelompok eksperi- di wilayahnya. Variasi jenis tabung T2
men T1 (58.37 %) < dibandingkan dengan yaitu filter berbentuk tabung dengan
kelompok T2 (83.65 %), kelompok ukuran tinggi sebesar 35 cm dengan
eksperimen T2 (83.65 %) > dibandingkan diameter 4 inchi. Media filter yang
dengan kelompok eksperimen T3 (68.83 digunakan dalam tabung filter susunan
%), sedangkan kelompok eksperimen T1 dari bawah adalah sepon setebal 3 cm,
(58.37 %) < dibandingkan dengan resin kation sebanyak 60 gram, dan arang
kelompok eksperimen T3 (68.83 %). Untuk aktif setebal 25 cm.
kelompok Kontrol yang tidak ditambahkan Bagi Puskesmas Pandak I dapat
dosis resin memiliki hasil efektifitas mensosialisasikan tentang hasil penelitian
penurunan kadar Fe paling kecil di- ini untuk mengatasi permasalahan kadar
bandingkan dengan kelompok T1, T2, dan Fe air sumur gali yang tinggi di wilayahnya.
T3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dengan maksud masyarakat dapat
pengolahan filter resin arang aktif yang melakukan pengolahan air secara mandiri,
paling efektif terhadap perbaikan kadar Fe dan air yang dikonsumsi oleh masyarakat
air sumur gali adalah filter T2 dengan nilai tidak menimbulkan gangguan kesehatan,
efektivitas penurunan kadar Fe sebesar teknis, maupun ekonomis.
83.65 %. Perlu dilakukannya penelitian lan-
jutan tentang penggunaan Filter Reaktif di
KESIMPULAN daerah tertentu yang memiliki kadar Fe
Berdasarkan penelitian dapat yang lebih tinggi sehingga dapat diketahui
ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan kapasitas alat dalam menurunkan kadar
yang bermakna pengolahan filter resin Fe. Perlu dilakukan penelitian tentang
arang aktif atau Filter Reaktif terhadap lama waktu penggunaan alat Filter Reaktif
perbaikan kadar Fe air sumur gali di Desa hingga batas jenuh. Melakukan penelitian
Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta lanjut tentang Media Filter Reaktif untuk
dengan nilai signifikan sebesar 0.000 menurunkan atau memperbaiki parameter
(p<0.05). Pengolahan paling efektif dalam yang lainnya.
menurunkan kadar Fe air sumur gali
adalah tabung filter T2 yaitu tabung filter
Sari, Yamtana & Haryono, Filter Resin Arang …

DAFTAR PUSTAKA Penukar Ion pada Sistem Air Bebas


1. Abidin, Z., Masra, F. & Malahayati, Mineral (GCA 01) RSG-GAS. Seminar
2008. Pengaruh Kombinasi Resin Nasional, pp.21–33. Available at:
(Mangan Zeolit) dengan Pasir dalam https://www.google.co.id/url?sa=t&rct
Menurunkan Kadar Fe (Besi) pada =j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c
Air. Jurnal Kesehatan, 1(2), pp.165– ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiDqau
174. 9oqHLAhWGkI4KHRdIBYIQFggkMA
2. Asmadi, Khayan & Kasjono, H.S., E&url=http://digilib.batan.go.id/ppin/k
2011. Teknologi Pengolahan Air atalog/index.php/searchkatalog/downl
Minum 1st ed., Yogyakarta: Gosyen oadDatabyId/1438/978-9791710 9-7-
Pusblishing. 8201221_Diyah.pdf&usg=AFQjC
3. Fatriani, 2009. Pengaruh Konsentrasi NFGlwdX6Cfg6i5_Urq5O_mrcEMZM
dan Lama Prendaman Arang Aktif w&bvm=bv.115339255,d.c2E.
tempurung Kelapa terhadap Kadar Fe 9. Nugroho, W. & Purwoto, S., 2013.
dan pH Air Gambut. Tesis, p.13. Removal Klorida, TDS dan Besi pada
Available at: http://eprints.unlam.ac. Air Payau Melalui Penukar Ion dan
id/57/1/Penelitian Arang Aktif.pdf . Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan
4. Hartuno, T., Udiantoro & Agustina, L., Karbon Aktif. Jurnal Teknik, 11(1),
2014. Desain Water Treatment pp.47–59. Available at:http://digilib.
Menggunakan Karbon Aktif dari unipasby.ac.id/files/disk1/12/gdlhub--
Cangkang Kelapa Sawit pada Proses setyopurwo-573-1-removal - f.pdf.
Pengolahan Air Bersih di Sungai 10. Prabarini, N. & Okayadnya, D.,
Martapura. Jurnal, 39(3), pp.136–144. Penyisihan Logam Besi (Fe) pada Air
Available at: http://ojs.uniskabjm.ac. Sumur dengan Karbon Aktif dari
id/index.php/ziraah/article/view/81/76 Tempurung Kemiri. Jurnal Ilmiah
5. Jasman, 2011. Uji Coba Arang Sekam Teknik Lingkungan, 5(2), pp.33–41.
Padi sebagai Media Filtrasi dalam Available at: http://eprints.upnjatim.
Menurunkan Kadar Fe pada Air ac.id/6367/ 1/3._Nunik_dan_Oka.pdf.
Sumur Bor di Asrama Jurusan 11. Rahmawati, A., 2009. Efisiensi Filter
Kesehatan Lingkungan Manado. Pasir-Zeolit dan Filter Pasir-Arang
Jurnal, 1(1), pp.49–53. Available Tempurung Kelapa dalam Rangkaian
at:http://ejurnal.poltekkesmanado.ac.i Unit Pengolahan Air untuk
d/index.php/JKL/article/view/58/89. Mengurangi Kandungan Mangan Dari
6. Kesehatan, M., 1990. Peraturan Dalam Air. Seminar Internasional
Menteri Kesehatan No . 416 Tahun Hasil-Hasil Penelitian 2009, (1983),
1990 Tentang Syarat-syarat Dan pp.1–10. Available at:http://eprints.
Pengawasan Kualitas Air, Jakarta, uns.ac.id/774/1/19790426200212200
Indonesia: Kementeri Kesehatan 13._ANIS_RAHMAWATI.pdf.
Repubik Indonesia. Available at: di 12. RI, D. & RI, P., 2004. Undang-Undang
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regul RI Nomor. 7 Tahun 2004 tentang
asi/55_permenkes 416.pdf. Sumber Daya Air, Jakarta, Indonesia:
7. Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor Sekretaris Negara Republik
untuk Air Minum 1st ed. N. Sepsi, ed., Indonesia. Available at: http://www.
Jakarta: Penebar Swadaya. gwp.org/Global/GWPSEa_Files/2004
8. Lestari, D.E., Utomo, S.B. & Harsono, INDONESIA WR LAW UU NO. 7 2004
2012. Analisis Kemampuan Resin SDA Lengkap.pdf.
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.x, No.x, Agustus 2016, Hal x-x

13. Slamet, J.S., 2011. Kesehatan


Lingkungan 8th ed., Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
14. Sudarmadji et al., 2014. Pengelolaan
Sumberdaya Air Terpadu 1st ed.,
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
15. Sujarwanto, A., 2014. Keefektifan
Media Filter Arang Aktif dan Ijuk
dengan Variasi Lama Kontak dalam
Menurunkan Kadar Besi Air Sumur di
Pabelan Kartasura Sukoharjo. Artikel
Publikasi Ilmiah, pp.1–15. Available
at: http://eprints.ums.ac.id/32392/24/
NASKAH PUBLIKASI.pdf.
16. Sutrisno, T. & Suciastuti, E., 2006.
Teknologi Penyediaan Air Bersih 6th
ed., Jakarta: PT Rineka Cipta.
17. Wulandari, R.N.A., 2013. Pengaruh
Varisia Ketebalan Media Arang Aktif
dan Zeolit terhadap Penurunan Kadar
Fe, Mn, dan TDS Air Sumur Gali “X” di
Desa Kalibeji, Sempor, Kebumen.
Karya Tulis Ilmiah JKL Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

You might also like