You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PERBEDAAN VARIASI PENAMBAHAN MEDIA ADSORPSI KONTAK


AERASI SISTEM NAMPAN BERSUSUN (TRAY AERATOR) TERHADAP
KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR GALI DI DESA JATIHADI KECAMATAN
SUMBER KABUPATEN REMBANG
Savitri Rachmawati, Tri Joko, Nikie Astorina Y.D,
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: savitri.smanesa@gmail.com

Abstract : People in the Jatihadi village are using dug wells water which contain
high iron level. The average of iron level is 2,79 mg/l. Appropriate technology tray
aerator with media contacts zeolite and activated carbon is the right solution to
overcome the problems of high Fe content. This study aims to analyze the
difference variation the addition of contact media adsorption on tray aerator for
dug wells iron level in Jatihadi village, Sumber subdistrict, Rembang regency.
The design of this study is pre experiment research with one group pretest
posttest design. We used Inductively Coupled Plasma (ICP) method to measure
the iron level. Water sample volume for each aeration is 20 liters and there
are 16 repetitions. The media that we used in this research is zeolite and
activated carbon. The result showed average levels of iron before treatment is
2,79 mg/l, and after the first treatment down to 0,21 mg/l, after second treatment
is 0,25 mg/l. Statistical analysis showed that there is no difference between
variation of contact media adsorption for dug wells iron level, but Wilcoxon
analysis showed that there is a significant difference between before and after
treatment for adding zeolite or activated carbon. The efficiency of tray aerator
with the addition of zeolite is higher than addition of activated carbon.

Keywords : dug well, iron, tray aerator, activated carbon, zeolite.

PENDAHULUAN Hasil studi pendahuluan


Sumber air baku berasal dari menunjukkan rata-rata kadar Fe
air permukaan dan air tanah. Potensi pada sampel air sumur melebihi
air permukaan dan air tanah sangat baku mutu Permenkes RI nomor 416
melimpah di Indonesia. Masyarakat tahun 1990 yakni > 2 mg/l.
di dunia sebesar 95% menggunakan Sedangkan baku mutu yang
air tanah sumber air bersih. Air diperbolehkan untuk air bersih yaitu
tanah umumnya mengandung ion kadar Fe 1 mg/l. Air yang
logam yang tinggi seperti besi (Fe).1 mengandung Fe memiliki ciri-ciri
Pada air permukaan jarang ditemui pipa mudah berkarat, warna air
kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, kemerahan, terbentuk lapisan kuning
tetapi di dalam air tanah kadar Fe kecoklatan dibagian bawah bila air
dapat jauh lebih tinggi. Air tanah diendapkan.
mengandung besi terlarut berbentuk Logam Fe merupakan salah
ferro (Fe2+). satu jenis logam berat esensial
dimana dalam jumlah tertentu
904
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dibutuhkan oleh makhluk hidup. dua atom T. Sifat yang menonjol dari
Namun kadar Fe bila melebihi baku mineral zeolit yaitu struktur kristal,
mutu maka dapat berdampak buruk daya serap dan kapasitas
bagi lingkungan dan kesehatan pertukaran ion. 5 Kemampuan zeolit
masyarakat. Besi dengan sebagai ion exchanger telah lama
konsentrasi tertentu dalam air dapat diketahui dan digunakan sebagai
menimbulkan rasa atau bau logam penghilang polutan kimia.6
pada air tersebut. Hal ini dapat Karbon aktif merupakan
merusak estetika air untuk suatu padatan berpori yang
digunakan sehari-hari. Kandungan mengandung 85-95% karbon,
logam berat yang menumpuk pada dihasilkan dari bahan-bahan yang
air akan masuk ke dalam sistem mengandung karbon dengan
rantai makanan. Logam Fe yang pemanasan pada suhu tinggi. Pori
terakumulasi dalam tubuh dapat tersebut memiliki gaya Van der
menimbulkan efek kesehatan bagi Waals yang kuat. Teknologi adsorpsi
manusia yang mengganggu proses oleh karbon aktif dianggap sebagai
metabolisme tubuh.2 metode yang efektif untuk
Kadar Fe yang tinggi pada air menghilangkan ion logam berat dari
dapat berakibat buruk bagi air.7
kesehatan masyarakat. Besi dapat Penggunaan zeolit dan
terakumulasi dalam tubuh melalui karbon aktif sebagai media kontak
absorbsi kulit dan saluran pada aerasi dapat dilakukan untuk
pencernaan. Akumulasi Fe dalam meningkatkan efisiensi tray aerator.
tubuh menyebabkan efek kronik Proses oksidasi akan lebih ringan
seperti hemokromatosis. dengan adanya proses adsorpsi saat
Penurunan kadar Fe pada air air kontak dengan media zeolit dan
dapat dilakukan dengan metode karbon aktif.
aerasi. Aerasi merupakan proses Penelitian ini bertujuan untuk
penambahan udara ke dalam air mengetahui perbedaan variasi
sehingga terjadi kontak antara air penambahan media adsorpsi kontak
dan oksigen. Proses ini aerasi sistem nampan bersusun (tray
menyebabkan terjadinya reaksi aerator) terhadap kadar besi (Fe) air
oksidasi yang akan membentuk sumur gali di Desa Jatihadi
endapan Fe(OH)3. Salah satu jenis Kecamatan Sumber Kabupaten
aerasi yang dapat digunakan adalah Rembang.
aerator gravitasi jenis jatuhan
bertingkat.3 Media kasar seperti METODE PENELITIAN
arang, batu, atau keramik yang Rancangan penelitian ini
ukurannya berkisar antara 2-6 inch yaitu pre-experimental designs
(5-15 cm) dapat digunakan untuk dengan one group pretest-posttest
meningkatkan efisiensi pertukaran design. Pada desain ini terdapat
gas.4 Proses aerasi dapat dipercepat pretest sebelum perlakuan. Dengan
dengan penambahan media kontak demikian hasil penelitian dapat
yang bersifat adsorben seperti zeolit diketahui lebih akurat, karena dapat
dan karbon aktif. membandingkan dengan keadaan
Pada umumnya struktur sebelum perlakuan.8 Penelitian
zeolit adalah suatu polimer dilakukan pada bulan Mei tahun
anorganik berbentuk tetrahedral unit 2016 di Desa Jatihadi Kecamatan
TO4, dimana T adalah ion Si4+ atau Sumber Kabupaten Rembang,
Al3+ dengan atom O berada diantara Laboratorium Terpadu FKM Undip,
905
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan Laboratorium BBTPPI Jawa aerator ini terdapat 6 nampan


Tengah. berlubang yang berfungsi untuk
Sampel air yang digunakan meningkatkan konsentrasi oksigen
berasal dari air sumur gali milki saat proses aerasi berlangsung.
warga Desa Jatihadi dengan kriteria Kadar Fe sampel air diukur diuku
inklusi air
ir berwarna kuning menggunakan metode Inductively
kecoklatan, air
ir berbau anyir atau Coupled Plasma (ICP) (ICP dengan
amis, dan menimbulkan
enimbulkan bercak mengacu pada SNI 01-3554-2006.
01
kuning pada peralatan dapur, pipa Analisis statistik independent
paralon, dan keramik kamar mandi. t-test digunakan untuk mengetahui
Titik pengambilan sampel pada air perbedaan kadar Fe setelah aerasi
sumur gali ini diambil pada dengan penambahan
penambaha media zeolit
kedalaman 20 cm di bawah dan karbon aktif. Sedangkan analisis
analis
permukaan air. paired t-test untuk mengetahui
perbedaan kadar Fe sebelum dan
setelah aerasi pada masing-masing
masing
perlakuan. Analisis parametrik
tersebut dilakukan dengan syarat
data bersidtribusi normal dan
homogen. Apabila syarat normalitas
dan homogenitas data tidak
terpenuhi
erpenuhi maka analisis statistik
menggunakan uji non parametrik
Mann Whitney U test dan Wilcoxon.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar DO sampel air


Gambar 1. Desain Tray Aerator 6 sebelum aerasi yaitu 5,06 mg/l dan
Tangga setelah aerasi meningkat hingga
Replikasi
plikasi dilakukan untuk 6,60 mg/l. Rata-ratarata kadar Fe
mengurangi terjadinya kesalahan sebelum diberi perlakuan
akuan yaitu 2,79
pada analisis statistik. Pada mg/l. Rata-rata
rata kadar Fe setelah
penelitian ini dilakukan replikasi aerasi dengan penambahan media
sebanyak 16 kali untuk masing- masing kontak zeolit yaitu 0,21
0 mg/l. Hasil
masing perlakuan, sehingga jumlah penelitian menunjukkan rata-rata
sampel yang digunakan sebanyak selisih penurunan Fe pada aerasi
32 sampel penelitian dan 16 sampel dengan pembubuhan media kontak
kontrol.
ol. Sehingga total sampel zeolit adalah 2,5757 mg/l dengan
dalam penelitian ini sebanyak 48 persentase yaitu 93,93%.
sampel. 5
Kadar Fe (mg/l)

Penelitian ini diawali dengan 4


pembuatan tray aerator,
aerator selanjutnya 3
sampel diaerasi dengan variasi 2
penambahan media adsorpsi zeolit Sebelum
1
dan karbon aktif. Pengambilan 0 Sesudah
sampel setelah perlakuan diambildiam 0 4 8 12 16
untuk diuji kadar Fe. Tray aerator
didesain dengan 6 step dengan jarak Pengulangan ke-
ke
antar nampan 25 cm. Pada tray
906
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Gambar 2. Penurunan Kadar Fe Artinya tidak ada beda kadar Fe


pada Tray Aerator dengan antara sampel yang diaerasi
Penambahan Media Zeolit menggunakan penambahan media
Rata-rata kadar Fe setelah kontak zeolit dengan sampel yang
aerasi dengan penambahan media menggunakan penambahan media
kontak karbon aktif yaitu 0,23 mg/l. kontak karbon aktif.
Rata-rata selisih penurunan dengan Selanjutnya dilakukan uji
pembubuhan media karbon aktif Wilcoxon untuk mengetahui
yaitu 2,54 dengan persentase perbedaan kadar Fe sebelum dan
91,69%. Rata-rata selisih penurunan sesudah aerasi pada masing-masing
pada perlakuan tidak jauh berbeda perlakuan. Hasil analisis statistik
dibandingkan dengan perlakuan Wilcoxon antara sebelum dan
aerasi dengan pembubuhan media setelah aerasi dengan penambahan
zeolit. media kontak zeolit menunjukkan Z
5 hitung -3,517. Angka Z tabel pada
Kadar Fw (mg/l)

4 derajat α=0,05 menunjukkan angka -


3 1,96 sehingga Z hitung > Z tabel, Ho
2 ditolak (negatif tidak diperhitungkan
Sebelum karena harga mutlak). Nilai
1
0 Sesudah signifikansi p value yaitu 0,000 <
0,05 yang artinya Ho ditolak. Artinya
0 4 8 12 16
ada beda yang signifikan antara
Pengulangan ke- kadar Fe sebelum dan sesudah
aerasi dengan penambahan media
Gambar 3. Penurunan Kadar Fe zeolit.
Pada Tray Aerator dengan Hasil uji Wilcoxon antara
Penambahan Media Karbon Aktif sebelum dan setelah aerasi dengan
penambahan media kontak karbon
Aerasi dengan penambahan aktif menunjukkan Z hitung -3,516.
media kontak zeolit memiliki rata- Angka Z tabel pada derajat α=0,05
rata efisiensi sebesar 93,93%. menunjukkan angka -1,96 sehingga
Aerasi dengan penambahan media Z hitung > Z tabel, Ho ditolak
kontak karbon aktif memiliki rata-rata (negatif tidak diperhitungkan karena
efisiensi sebesar 91,70%. harga mutlak). Nilai signifikansi p
Penambahan media kontak zeolit value yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini
memiliki efisiensi yang lebih besar menunjukkan bahwa ada beda yang
dibandingkan dengan penambahan signifikan antara kadar Fe sebelum
media kontak karbon aktif pada tray. dan sesudah aerasi dengan
Aerasi tray dengan penambahan penambahan media karbon aktif.
media kontak zeolit lebih efektif Tray pada aerator berfungsi
dibandingkan dengan aerasi tray untuk memaksimalkan kontak antara
penambahan media karbon aktif. air dengan udara yang bertujuan
Hasil uji Mann Whitney Z menambah oksigen, sehingga
hitung menunjukkan angka –1,208. semakin bertambahnya waktu injeksi
Pada α=0,05 angka Z tabel udara ke dalam air baku akan
menunjukkan angka -1,96 sehingga semakin memaksimalkan terjadinya
Z hitung < Z tabel maka Ho diterima kontak air dengan udara sehingga
(negatif tidak diperhitungkan karena oksigen terlarut akan semakin
harga mutlak). Nilai signifikansi dua banyak9. Metode tray aerator efektif
arah p value juga yaitu 0,227 > 0,05. menurunkan kadar Fe karena
907
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mempunyai luas bidang kontak Pada penelitian ini


antara air dan oksigen lebih besar. penurunan Fe terjadi melalui
Jumlah tray juga memberikan waktu mekanisme oksidasi dan adsorbsi.
kontak yang lebih lama sehingga Fe Pada proses aerasi, zat
dapat teroksidasi oleh O2. Pada pengoksidasi atau oksidator yang
penelitian ini, penambahan media berperan adalah O yang memiliki
kontak zeolit dan karbon aktif dapat potensial oksidasi 0,8V.14
memberikan efisiensi penurunan Fe Pada penelitian ini terdapat
yang tinggi. Hal ini berbeda dengan faktor internal dan eksternal yang
penelitian-penelitian sebelumnya mempengaruhi penurunan kadar Fe.
yang menunjukkan bahwa efisiensi Faktor internal yang berpengaruh
tray aerator tanpa kombinasi media yaitu pH air, suhu air, dan TDS,
kontak masih dibawah 90%. sedangkan faktor eksternal yang
Kombinasi media kontak berpengaruh yaitu kelembaban
yang bersifat adsorben pada tray udara, suhu udara. Faktor pH dan
aerator terbukti dapat meningkatkan suhu air berpengaruh terhadap
kemampuan aerator untuk menyerap reaksi oksidasi yang terjadi pada
Fe. Hal ini disebabkan oleh media aerator. Kadar TDS berpengaruh
kontak zeolit dan karbon aktif yang terhadap kelarutan gas oksigen di
bersifat sebagai adsorben logam. dalam air. Sedangkan kelembaban
Selain itu, proses penurunan kadar udara akan mempengaruhi tekanan
Fe dengan zeolit menggunakan udara yang berdampak pula pada
prinsip cation exchanger.10 Zeolit reaksi oksidasi.
memiliki kemampuan sebagai iron- KESIMPULAN
exchanger dengan menghasilkan 1. Rata-rata selisih penurunan kadar
reactive oxygen species. Zeolit Fe pada perlakuan pertama yaitu
merupakan mineral alumino silikat 2,574 mg/l dan rata-rata selisih
tetapi mempunyai struktur lapisan penurunan kadar Fe pada
(layer) dan sifat pertukaran ionnya perlakuan kedua yaitu 2,541mg/l.
terutama disebabkan gugusan 2. Hasil analisis statistik Mann
hidroksil dimana ion H dapat Whitney menunjukkan Ho
digantikan dengan ion lain.11 diterima, tidak ada perbedaan
Karbon aktif dapat kadar Fe pada aerasi dengan
menurunkan kadar Fe dalam air oleh penambahan media zeolit dan
kompleksasi atau daya tarik aerasi dengan penambahan
elektrostatik ion logam untuk media karbon aktif (p value 0,227
berbagai permukaan yang > 0,05).
mengandung oksigen kelompok 3. Hasil analisis statistik Wilcoxon
fungsional.12 Gugus fungsi pada pada perlakuan pertama
karbon aktif menyebabkan menunjukkan Ho ditolak, ada
permukaan karbon aktif menjadi perbedaan yang signifikan kadar
reaktif secara kimiawi dan Fe sebelum perlakuan dengan
mempengaruhi sifat adsorpsinya. setelah perlakuan pertama
Oksidasi permukaan dalam produksi (aerasi penambahan media
karbon aktif, akan menghasilkan zeolit) (p value 0,000<0,05).
gugus hidroksil, karbonil, dan 4. Hasil analisis statistik Wilcoxon
karboksilat yang memberikan sifat pada perlakuan kedua
amfoter pada karbon, sehingga menunjukkan Ho ditolak, ada
karbon aktif dapar bersifat sebagai perbedaan yang signifikan kadar
asam maupun basa.13 Fe sebelum perlakuan dengan
908
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

setelah perlakuan kedua (aerasi


penambahan media karbon aktif)
(p value 0,000<0,05). Surface Science and Catalysis.
vol 58. 1991.
DAFTAR PUSTAKA 6. Waldman W, Williams M, Long
J, Meister D, Dutta D. Analysis
Of The Biological And Chemical
1. United Nations Environment Reactivity Of Zeolit-Based
Programme. Groundwater And Aluminosilicate Fibers And
Its Susceptibility To Particulates. Environ Health
Degradation. (online) Perspect. 110: 1087-1096.
(Http://Www.Unep.Org/Dewa/W 2002.
ater/Groundwater/Pdfs/Groundw
ater_Inc_Cover.Pdf. ISBN: 92- 7. Arfan Y. Pembuatan Karbon Aktif
807-2297-2. diakes pada 23 Berbahan Dasar Batubara
Februari 2016). Dengan Perlakuan Aktivasi
2. Ika, Tahril, & Irwan S. Analisis Terkontrol Serta Uji Kinerjanya.
Logam Timbal (Pb) Dan Besi Depok : Departemen Teknik
(Fe) Dalam Air Laut Di Wilayah Kimia FT-UI. 2006.
Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa 8. Sugiyono. Metode Penelitian
Kecamatan Palu Utara. J. Akad. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kim. 1(4): 181-186. Issn 2302- ISBN : 979-8433-64-0.
6030. 2012. Bandung: Alfabeta. 2011.
9. Agustjik R. 1991. Diktat
3. Qasim S, Motley E & Zhu G. Pengolahan Air. Direktorat
Water Works Engineering: Jendral PPM dan PLP
Planning, Design dan Operation, Departemen Kesehatan.
Prentice Hall PTR, Upper Jakarta.
Saddle River, NJ 07458. 2000. 10. Clifford D. Ion Exchange And
Inorganic Adsorption. In: Pontius
4. Rahmawati T, dan Fw, Editor. Water Quality And
Mangkoediharjo S. Treatmen, A Handbook Of
Perencanaan Multiple Tray Community Water Supplies. 4th
Aerator Untuk Menurunkan Ed. New York: Mcgraw-Hill. pp
Kandungan Besi (Fe) Dan 561-640. 1990.
Mangan (Mn) Pada Air Baku Di
Pdam Kota Lumajang. Teknik 11. Zamroni H, Las T. Pembuatan
Lingkungan Institut Teknologi Mn-Zeolit untuk Penyerapan
Sepuluh Nopember Surabaya. Limbah Radioaktif Sr-90 dan
(online) Limbah Fe. Pusat
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Pengembangan dan
Undergraduate-14104- Pengelolaan Limbah Radioaktif.
paperpdf.pdf. diakses pada 23 2000. (Online)
Februari 2016). (digilib.batan.go.id/sipulitbang/fu
lltext/2618.pdf Diakses pada 20
5. Jacobs P, Flanigen M, Jansen Mei 2016).
J, Bekkum H. Introduction to 12. Yin C, Aroua M, & Daud W.
Zeolite Science and Practice. Review Of Modification Of
Activated Carbon For Enhancing
Contaminant Uptakes From
909
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Aqueous Solutions. Sep. Purif.


Technol. 52, pp 403–415. 2007.

13. Nunik P, & Okayadnya.


Penyisihan Logam Besi (Fe)
Pada Air Sumur Dengan Karbon
Aktif Dari Tempurung Kemiri.
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
5 (2) Hlm 33-41. 2015.

14. Elviana. Penurunan Konsentrasi


Besi Dalam Air Secara Oksidasi
Kimia Lanjut (Fotokimia Sinar
UV Dan UV-Peroksidasi). 8 (17).
Jurnal Reaksi (Journal of
Science and Technology). ISSN
1693-248X. Hlm 34-41. 2010.

910

You might also like