You are on page 1of 9

EFEKTIVITAS SARINGAN PASIR Up Flow DALAM MENURUNKAN

KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DALAM AIR BAKU

Ferdy G. Pakasi
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

Abstract. Technology sand filter is widely applied in Indonesia, usually sieve conventional flow direction from top to
bottom (down flow) so that if the turbidity of raw water high, it will cause a blockage in the media filter that needs to be
done laundering by means of dredge sand at the top and washed, clean reassembled. To overcome these problems, the
sand filter of conventional flow from top to bottom (down flow) is modified such that the system flow from the bottom
up (up flow) so expect more effective and efficient both in terms of manufacture, ability to filter, maintenance / care
even costs , Therefore, the authors wanted to find an alternative technology that will be effective and efficient in the
processing of raw water containing iron and manganese, which is expected to reduce levels of iron (Fe) and Manganese
(Mn) in the raw water more effectively, with the purpose of the study is to determine Sand Filter Flow Up effectiveness
in lowering levels of iron (Fe) and Manganese (Mn) in the raw water. This type of research experiments, under artificial
conditions (artificial condition) in which conditions are created and regulated by the researcher. The purpose of research
is to determine the effectiveness of the Sand Filter Up Flow in lowering levels of iron (Fe) and Manganese (Mn) in the
raw water. The results obtained in this study are sand filter system with flow from bottom to top (up flow) effectively
reduce levels of Fe and Mn in the raw water. Suggested for further research that is necessary to continue research by
analyzing the parameters of a broader and longer usage time.

Keywords: Sand Filter Up Flow, levels of iron (Fe), Manganese (Mn).

Abstrak : Teknologi saringan pasir yang banyak diterapkan di Indonesia, biasanya saringan konvensional dengan arah
aliran dari atas ke bawah (down flow) sehingga jika kekeruhan air baku tinggi, akan menyebabkan penyumbatan pada
media saringan sehingga perlu dilakukan pencucian dengan cara mengeruk pasir di bagian atas dan dicuci, setelah
bersih dipasang kembali. Untuk mengatasi masalah tersebut, saringan pasir konvensional aliran dari atas ke bawah
(down flow) dimodifikasi sedemikian rupa dengan sistem aliran dari bawah ke atas (up flow) sehingga diharapkan lebih
efektif dan efisien baik dari segi pembuatan, kemampuan menyaring, pemeliharaan/perawatan bahkan biayanya. Oleh
karena itu penulis ingin menemukan alternatif teknologi yang diharapkan efektif dan efisien dalam pengolahan air baku
yang mengandung besi dan mangan, sehingga diharapkan dapat menurunkan kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) di
dalam air baku lebih efektif, dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas Saringan Pasir Up Flow dalam
menurunkan kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam air baku. Jenis penelitian ini eksperimen, di bawah kondisi
buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui efektivitas Saringan Pasir Up Flow dalam menurunkan kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam air baku.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu Saringan pasir dengan sistem aliran dari bawah ke atas (up flow) efektif
menurunkan kadar Fe dan Mn dalam air baku. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar penelitian ini perlu dilanjutkan
dengan menganalisis parameter yang lebih luas dan waktu penggunaan lebih lama.

Kata Kunci : Saringan Pasir Up Flow, Kadar Besi (Fe), Mangan (Mn).

Air bersih merupakan kebutuhan yang Guna memenuhi kebutuhan hidup yang
sangat vital dalam kehidupan manusia terutama digunakan sebagai keperluan makan, minum
untuk kebutuhan minum dan mencuci. Masalah dan kebutuhan lain, maka Organisasi
air bersih masih banyak dijumpai baik di Kesehatan Dunia (WHO) dalam buku
daerah perkotaan terlebih di pedesaan. Penyediaan Air Bersih (1984) menetapkan
Tertsedianaya air bersih yang memenuhi syarat kebutuhan akan air sehat untuk pedesaan
kualitas dan kuantitas kehidupan juga menjadi adalah 60 liter per orang per hari dan untuk
perhatian yang harus diusahakan karena air daerah perkotaan 100 – 150 liter per orang per
merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, hari, dimana jumlah tersebut dapat bertambah
bahkan hampir 70% tubuh manusia seiring dengan semakin meningkatnya jenis
mengandung air. aktivitas manusia di segala bidang.
Permasalahan yang timbul yakni sering manusia sehari-hari dari yang bermanfaat
dijumpai bahwa kulaitas air tanah maupun air sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel
sungai yang digunakan masyarakat kurang periodik, besi mempunyai simbol Fe dan
memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai
bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang
untuk diminum. Air yang layak diminum, paling banyak dan paling beragam
mempunyai standar persyaratan tertentu yakni penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, diantaranya: kelimpahan besi di kulit bumi
dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. cukup besar, pengolahannya relatif mudah dan
Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak murah, dan besi mempunyai sifat-sifat yang
memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
untuk diminum. Pemakaian air minum yang Salah satu kelemahan besi adalah mudah
tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat mengalami korosi. Korosi menimbulkan
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara banyak kerugian karena mengurangi umur
langsung dan cepat maupun tidak langsung dan pakai berbagai barang atau bangunan yang
secara perlahan. menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
Kualitas air tersebut amat tergantung pada korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
sumber asal air dan bagaimana konstruksi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan
sarana yang dibangun sehingga dapat tetapi proses ini terlalu mahal untuk
menjamin kualitas air pada atahap distribusi kebanyakan penggunaan besi.
dan sampai pada konsumen. Tergantung Unsur besi terdapat pada hampir semua air
sumbernya, semisal menggunakan sumur gali, tanah, sedangkan unsur mangan tidak
maka konstruksi sumur mulai dari bibir sumur, demikian, tetapi keberadaan unsur mangan
lantai sumur, dinding kedap air (concrete biasanya bersama-sama dengan unsur besi. Air
casing) sampai pada sarana pembuangan air tanah umumnya mempunyai konsentrasi
limbah (SPAL) mutlak harus memenuhi syarat karbon dioksida yang tinggi hasil penguraian
kesehatan. kembali zat-zat organik dalam tanah oleh
Kenyataannya sarana air bersih yang sering aktivitas mikroorganisme, serta mempunyai
dijumpai di masyarakat seperti Sumur Gali konsentrasi oksigen terlarut yang relatif rendah,
yang memanfaatkan air tanah dari lapisan menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini
akuifer bebas, kualitasnya sangat bergantung menyebabkan konsentrasi besi dan mangan
pada musim. Hal ini disebabkan karena bentuk mineral tidak larut (Fe3+ dan Mn4+)
konstruksi sumur gali yang digunakan tereduksi menjadi besi dan mangan yang larut
masyarakat tidak memenuhi syarat sehingga dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+ dan
pada musim hujan mudah terkontaminasi dari Mn2+).
rembesan air permukaan, dan pada musim Selain itu besi dan mangan ditemukan pula
kemarau debit sumbernya menurun. Penurunan pada air tanah yang mengandung asam yang
debit air pada musim ekmarau lebih disebabkan berasal dari humus yang mengalami
karena sumber berasal dari lapisan akuifer penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan
bebas yang sangat mudah dan bahkan amat yang bereaksi dengan unsur besi untuk
tergantung dari musim. Disamping syarat membentuk ikatan kompleks organik.
kuantitas, air harus memenuhi syarat kualitas Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi
yang meliputi syarat fisik, kimia, bakteriologis mulai dri 0,01 mg/l sampai dengan ±25 mg/l,
dan radioaktif. Khusus syarat kimia, sedangkan konsentrasi mangan pada umumnya
keberadaan zat-zat anorganik seperti halnya kurang dari 1,0 mg/l. Secara umum Fe (II)
besi (Fe) dan Mangan (Mn) di dalam air terdapat dalam air tanah berkisar antara 1.0–10
melebihi kadar maksimum yang tidak mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi
diperbolehkan atau tidak diijinkan. Besi adalah sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan
logam yang berasal dari bijih besi (tambang) dalam air tanah di tempat–tempat tertentu.
yang banyak digunakan untuk kehidupan
Pada air permukaan yang belum diolah 4Fe2+ + O2 + 10 H2O ——-> 4 Fe(OH)3 8 H+
ditemukan konsentrasi mangan rata-rata lebih Dan ini menyebabkan air menjadi keruh. Pada
dari 1 mg/l, walaupun demikian dalam keadaan pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang
tertentu unsur mangan dapat timbul dalam tidak larut menyebabkan air berubah menjadi
konsentrasi besar pada suatu reservoir/tandon abu–abu.
atau sungai pada kedalaman dan saat tertentu. Besi (II) dapat terjadi sebagai jenis stabil
Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas yang larut dalam dasar danau dan sumber air
mikroorganisme dalam menguraikan dan yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat
mereduksi bahan organik dan mangan (IV) terjadi dalam perairan yang bersifat basa, tetapi
menjadi mangan (II) pada kondisi hypolimnion bisa ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak
(kondisi adanya cahaya matahari). larut. Besi (II) dapat membentuk kompleks
Penyediaan air bersih dari air baku air yang stabil dengan zat organik pengompleks
permukaan yang membutuhkan pengolahan yang dapat larut dalam air. Dalam perairan
penghilangan besi dan mangan, biasanya air dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion
tersehut berasal dari hypolimnion (lapisan ferro dan ferri dapat ditemukan.
bagian bawah) dari danau yang dalam atau dari Dalam kondisi aerob mangan dalam
danau yang eutrop (kaya nutrien), dimana perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada
kondisi reaksi reduksi berlangsung untuk dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+ atau
selanjutnya deposit endapan besi dan mangan dalam air yang kekurangan oksigen (DO
akan berubah kembali ke dalam bentuk larutan. rendah). Oleh karena itu pemakaian air berasal
Besi pada air permukaan terdapat dalam dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan
beberapa bentuk, antara lain dalam bentuk mangan dalam konsentrasi tinggi.
suspensi dari lumpur, tanah liat dan partikel Pada pH agak tinggi dan kondisi aerob
(dispersi) halus dari besi (IIl) hidroksida, terbentuk mangan yang tidak larut seperti,
[Fe(OH)3 ] dalam bentuk koloid dan organik MnO2, Mn3O4, atau MnCO3 meskipun oksidasi
kompleks. dari Mn2+ itu berjalan relative lambat. Secara
Mangan terdapat dalam bentuk kompleks visual dalam air yang banyak mengandung
dengan bikarbonat, mineral dan organik. Unsur mangan berwarna kehitam – hitaman.
mangan pada air permukaan berupa ion Sedangkan aktifitas mangan dalam air sama
bervalensi empat dalam bentuk organik dengan besi.
kompleks. Jika konsentrasi besi dan mangan di dalam
Perairan yang mengandung besi sangat air relatif besar, akan memberikan dampak
tidak diinginkan untuk keperluan rumah sebagai berikut :
tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat Menimbulkan penyumbatan pada pipa
pada pakaian, porselin, dan alat – alat lainnya disebabkan secara langsung oleh deposit
serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada (tubercule) yang disebabkan oleh endapan
air minum pada konsentrasai diatas kurang besi :
lebih 0.31 mg/L. Sifat kimia perairan dari besi 1. Secara tidak langsung, disebabkan oleh
adalah sifat redoks. pembentukan kompleks, kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam
metabolisme oleh mikroorganisme, dan pipa, karena air yang mengandung besi,
pertukaran dari besi antara fasa dan fase padat disukai oleh bakteri besi.
yang mengandung besi karbonat, hidroksida 2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat
dan sulfite. meninggikan gaya gesek (losses) yang juga
Air tanah yang mengandung Fe (II) berakibat meningkatnya kebutuhan energi.
mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi Selain itu pula apabila bakteri tersebut
tidak ada oksigen air tanah yang mengandung mengalami degradasi dapat menyebabkan
Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh bau dan rasa tidak enak pada air.
oksigen yang berasal dari atmosfer berupa ion 3. Besi dan mangan sendiri dalam konsentrasi
ferro akan berubah menjadi ion Ferri dengan yang lebih besar dan beberapa mg/L, akan
reaksi sebagai berikut :
memberikan suatu rasa pada air yang dioksida adalah lebih rendah dibandingkan
menggambarkan rasa logam, atau rasa obat. dengan senyawa Fe (II) dan Mn (II) karbonat.
Meninggalkan noda pada bak-bak kamar Kecepatan oksidasi Fe (II) oleh oksigen sangat
mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan rendah dalam kondisi nilai pH rendah. Dalam
disebabkan oleh besi dan kehitaman oleh hal ini pH perlu dinaikkan dengan mengurangi
mangan). Pada ion exchanger endapan besi dan konsentrasi CO2 atau dengan penambahan
mangan yang terbentuk, seringkali alkali (kapur).
mengakibatkan penyumbatan atau Sebaliknya kecepatan oksidasi dapat
menyelubungi media pertukaran ion (resin), ditingkatkan dengan menggunakan katalisator.
yang mengakibatkan hilangnya kapasitas Agak sulit dalam mengukur kecepatan oksidasi
pertukaran ion. Menyebabkan keluhan pada besi (II) menjadi bentuk yang dapat disaring,
konsumen (seperti kasus “red water”) bila karena kehadiran zat pereduksi lainnya.
endapan besi dan mangan yang terakumulasi di Walaupun demikian kecepatan pengendapan
dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan dan aglomerasi Fe (II) yang terkandung di
oleh adanya kenaikan debit atau kenaikan dalam air alam, lebih lambat dari perkiraan
tekanan di dalam pipa/system distribusi, teoritis. Hal ini memberi gambaran bahwa ada
sehingga akan terbawa ke konsumen. rintangan seperti reduksi besi (III) oleh zat
Ada beberapa prinsip proses penghilangan organik dan zat pereduksi lainnya. Rintangan
besi dan mangan yaitu : pertukaran ion (ion ini tetap ada sampai seluruh zat organik
exchange), proses secara biologis, tetapi yang teroksidasi dan endapan yang terbentuk akan
umum digunakan pada sistem penyediaan air stabil.
adalah proses oksidasi secara kimiawi, yaitu Kecepatan oksidasi Mn (II) relatif lambat
menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu pada pH < 9, pengaruh katalisator dari endapan
oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi Mn (IV) sangat diperlukan. Morgan
dan mangan terlarut menjadi bentuk besi dan menunjukkan bahwa efek utama dari MnO2
mangan tidak larut (endapan). Proses ini mengadsorpsi Mn (II), dengan cara demikian
dilanjutkan dengan pemisahan endapan/ memberikan pengaruh dalam penghilangan
suspensi/dispersi yang terbentuk menggunakan mangan selama proses filtrasi. Kemudian Mn
proses sedimentasi dan atau filtrasi. Untuk (IV) yang mengadsorpsi, melanjutkan
meningkatkan efisiensi pemisahan endapan ini, oksidasinya secara perlahan-lahan.
bila perlu menggunakan proses koagulasi- Keberadaan asam humus akan
flokulasi dilanjutkan dengan sedimentasi dan memperlambat oksidasi besi. Penyerapan atas
filtrasi. Fe (II) dan Mn (II) dilaporkan memegang
Besi dan mangan dapat diendapkan sebagai peranan dalam penghilangan besi dan mangan
senyawa dengan karbonat pada air yang dari air. Endapan Fe (III) hidroksida dan Mn
mengandung karbonat (alkalinitas), dengan (IV) dioksida, keduanya mempunyai kapasitas
penambahan kapur atau soda. Pengendapan ini adsorpsi (penyerapan) yang tinggi.
berlangsung pada kondisi anaerobik. Kelarutan Penambahan MgO pada air yang mempunyai
Fe (II) dan Mn(II) ditentukan oleh konsentrasi pH rendah dapat menaikan kecepatan oksidasi
total karbonik. Pada kondisi tersebut, Fe (II) Fe (II) tanpa menaikan pH yang berarti bagi air
dan Mn (II) karbonat dapat diharapkan yang dihasilkan (air hasil olahan).
mengendap seluruhnya pada pH > 8 dan 8,5. Pembentukan besi (III) dan mangan (IV)
Pengendapan Fe (II) hidroksida dan Mn (II) dipengaruhi oleh pH, pada pH antara 6,9 – 7,2.
hidroksida pada pH ± 11. Campuran dua Reaksi pembentukan Fe (III) dapat terjadi
macam endapan tersebut, terbentuk dalam dengan cepat, sedangkan reaksi pembentukan
proses Kapur – Soda. Besi dan mangan akan Mn (IV) akan lambat bila pH dibawah 9,5.
lebih baik bila diendapkan dengan jalan Penggunaan klor sebagai oksidator biasanya
oksidasi oleh oksidator seperti O2 ; O3 ; untuk mengolah air dengan kandungan besi (II)
Klor/senyawa klor ; KMnO4, karena kelarutan dan mangan (II) kurang dari 2 mg/l.
dari bentuk Fe (III) trihidroksida dan Mn (IV) Pembentukan Fe (III) dan Mn (IV) tergantung
pada pH. Pada pH 7,5 klor berbentuk 50% saringan pasir, saaringan arang batok kelapa,
asam hipoklorit (HOCI) dan 50% ion saringan gambut dll.
hipoklorit (OCI)-. Reaksi oksidasi pada besi (II) Salah satu alternatif teknologi tepat guna
lebih cepat dibanding dengan Mangan (II), yang mudah dalam pembuatan dan murah
batas pH untuk pembentukan mangan (IV) yakni Saringan Pasir. Dalam rangka
adalah 5–7 . Pada reaksi terhadap oksidator meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat
KMnO4 maka akan terjadi reaksi sebagai khususnya air bersih, saringan pasir merupakan
berikut : teknologi pengolahan air yang sangat
Mn2+ + 2ClO2 + 2H2O ———–> MnO2 + 2O2 + sederhana dan dapat diterapkan di masyarakat
2Cl− + 4H+ sesuai kondisi setempat. Teknologi saringan
KMnO4 ini pertama kali diterapkan untuk pasir yang banyak diterapkan di Indonesia,
menghilangkan bau dan rasa pada air bersih, biasanya saringan konvensional dengan arah
kemudian dipergunakan untuk menghilangkan aliran dari atas ke bawah (down flow) sehingga
warna (organik) dan terakhir dipergunakan jika kekeruhan air baku tinggi, akan
untuk mengurangi unsur besi dan mangan, menyebabkan penyumbatan pada media
dimana untuk pembentukan besi (Ill) dan saringan sehingga perlu dilakukan pencucian
mangan (IV) terjadi pada pH lebih dari 7. Jika dengan cara mengeruk pasir di bagian atas dan
bereaksi dengan ozon maka akan terjadi reaksi dicuci, setelah bersih dipasang kembali. Untuk
sebagai berikut : mengatasi masalah tersebut, saringan pasir
2Fe + 3O3 + 5H2O ———–> 2Fe(OH)3 + 4O2 + konvensional aliran dari atas ke bawah (down
4H+ flow) dimodifikasi sedemikian rupa dengan
2Mn2+ + 2O3 + 4H2O ———–> 2MnO(OH)2 + sistem aliran dari bawah ke atas (up flow)
2O2 + 4H+ sehingga diharpkan lebih efektif dan efisien
2Mn2+ + 5O3 + 3H2O ———–> 2MnO4– + 5O2 baik dari segi pembuatan, kemampuan
+ 6H+ menyaring, pemeliharaan/perawatan bahkan
Hal ini memerlukan teknologi tepat guna biayanya. Berdasarkan uraian permasalahan
yang dapat mengolah air baku menjadi air tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk
bersih bagi masyarakat. menemukan alternatif teknologi yang
Teknologi pengolahan air untuk menjadi air diharapkan efektif dan efisien dalam
bersih sangat tergantung kualitas air baku yang pengolahan air baku yang mengandung besi
pada hakekatnya tidak memenuhi standar dan mangan, sehingga diharapkan dapat
kualitas air bersih yang berlaku sehingga menurunkan kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
unsur-unsur yang tidak memenuhi standar di dalam air baku lebih efektif dengan tujuan
perlu dikurangi ataupun dihilangkan, agar air penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas
bersih memenuhi standar kualitas yang berlaku. Saringan Pasir Up Flow dalam menurunkan
Teknologi tepat guna untuk pengolahan air kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam air
yang relative sederhana telah banyak baku.
dikemukakan para peneliti terdahulu seperti
METODE Pretest Perlakuan Postest
Jenis penelitian ini yaitu eksperimen, di 01 02 03 04 X 05 06 07 08
bawah kondisi buatan (artificial condition)
dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh Keterangan :
peneliti. Dengan demikian, penelitian 01 - 04 = Kadar Besi (Fe) dan Mangan
eksperimental merupakan penelitian yang (Mn) sebelum pengolahan.
dilakukan dengan mengadakan manipulasi 05 – 08 = Kadar Besi (Fe) dan Mangan
terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. (Mn) sesudah pengolahan.
Berdasarkan jenis penelitian di atas, penulis X = Pengolahan air dengan
memilih rancangan penelitian yaitu Rancangan Saringan Pasir up flow.
Rangkaian Waktu (Time Series Design) dengan
bentuk rancangan sebagai berikut :
Prosedur debit/kapasitas aliran (flow rate) secara
1. Persiapan bervariasi yaitu 0.5 l/menit dan 1
a. Pembuatan Alat (Saringan Pasir Up l/menit, masing-masing dibiarkan
Flow). mengalir selama 6 jam secara terus
Untuk memudahkan pengamatan menerus.
terhadap proses percobaan selama b.Pengambilan sampel sebelum filtrasi
penelitian dan pemanfaatannya, alat Pengambilan sampel mula-mula
penelitian dibuat sedemikian rupa dari dilakukan pada air baku dari sumur bor
bahan pipa Polyvenil Chloride (PVC) yang mengandung besi dan mangan,
yang umum dikenal di pasaran pipa sebelum dialirkan ke dalam tangki
pralon berukuran 4 inchi dan asesorisnya penampungan setinggi 3 m, dan
menggunakan pipa PVC ½ inchi selanjutnya ke saringan up flow,
(Gambar terlampir). kemudian dilakukan pemeriksaan
b. Uji coba alat. laboratorium untuk mengetahui kadar
Sebelum dilakukan penelitian, alat besi dan mangan sebelum penyaringan.
terlebih dahulu dipasang pada suatu c. Proses Filtrasi
tempat dirangkaikan dengan tangki Setelah air baku dialirkan melalui
penampung setinggi 3 m, kemudian air reservoir, kemudian dialirkan ke
baku dialirkan melalui tangki ke saringan pasir up flow, selama 6 jam,
saringan pasir up flow yang sudah sementara itu kran outlet dibuka
terpasang, kemudian kran pada saringan dibiarkan mengalir terus menerus.
dibuka untuk mengalirkan secara terus e. Pengambilan sampel sesudah filtrasi.
menerus selama 12 jam sambil Setelah air baku melewati saringan
dilakukan pengamatan terhadap pasir up flow, selanjutnya dilakukan
kecepatan aliran dan perubahan kualitas pengambilan sampel setiap hari selama
air baku setelah melewati saringan pasir 6 hari berdasakan variasi debit/
up flow. kecepatan aliran air, kemudian
2. Pelaksanaan penelitian dilakukan pemeriksaan laboratorium.
a. Mengatur kapasitas aliran. Data hasil penelitian dianalisis dengan
Sebelum melakukan pengambilan menggunakan bantuan program SPSS,
sampel, terlebih dahulu air baku dari kemudian disajikan dalam bentuk tabel,
sumur bor dialirkan melalui reservoir ke grafik dan narasi.
saringan up flow, kemudian diatur
Tabel 2. Rerata Kadar Kekeruhan Sebelum dan
HASIL Sesudah Filtrasi Menggunakan Saringan Pasir
Tabel 1. Rerata Derajat Keasaman (pH) Up Flow
semelum dan sesudah Filtrasi Menggunakan
Saringan Pasir Up Flow Kekeruhan (NTU)
No Selisih %
Sebelum Sesudah
pH 1 5.75 0.80 4.95 86.09
No Selisih %
Sebelum Sesudah 2 5.76 0.78 4.98 86.46
1 7.50 7.00 0.50 6.67 3 5.78 0.76 5.02 86.85
2 7.60 7.10 0.50 6.58 4 6.00 0.76 5.24 87.33
3 7.40 6.90 0.50 6.76 5 5.80 0.77 5.03 86.72
4 7.80 7.00 0.80 10.26 6 5.90 0.80 5.10 86.44
5 7.60 7.00 0.60 7.89 Rerata 5.83 0.78 5.05 86.65
6 7.50 6.90 0.60 8.00
Rerata 7.57 6.98 0.58 7.71 Tabel 3. Rerata Kadar Besi (Fe) Sebelum dan
Sesudah Filtrasi
Menggunakan Saringan Pasir Up Flow faktor penting dalam proses koagulasi,
desinfeksi, pelunakan air dan pengawasn
Besi (Fe) (Mg/l) korosi.
No Selisih %
Sebelum Sesudah Tabel 1, menunjukkan konsentrasi pH
1 2.68 0.18 2.50 93.28 sebelum dan sesudah filtrasi masih berada pada
2 2.64 0.20 2.44 92.42 konsentrasi yang memenuhi syarat sebagai
3 2.65 0.19 2.46 92.83 mana diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/
4 2.67 0.22 2.45 91.76
IX/1990 untuk air bersih yaitu 6.5 – 9.0,
5 2.62 0.19 2.43 92.75
dimana rerata konsentrasi pH sebelum filtrasi
6 2.66 0.20 2.46 92.48 yaitu 7.57 dan sesudah filtrasi 6.98.yang berarti
Rerat konsentrasi pH memenuhi syarat.
2.65 0.20 2.46 92.59
a
Untuk melihat gambaran penurunan
konsentrasi pH sebelum dan sesudah foltrasi,
Tabel 4. Rerata Kadar Mangan (Mn) Sebelum dapat dilihat pada Gambar 1.
dan Sesudah Filtrasi
Menggunakan Saringan Pasir Up Flow

Mangan (Mn) (Mg/l)


No Selisih %
Sebelum Sesudah
1 0.48 0.08 0.40 83.33
2 0.50 0.09 0.41 82.00
3 0.49 0.08 0.41 83.67
4 0.48 0.08 0.40 83.75
5 0.47 0.08 0.39 82.98
6 0.48 0.08 0.40 83.54
Rerata 0.48 0.08 0.40 83.21 Gambar 1. Konsentrasi pH sebelum dan
sesudah Filtrasi dengan
Saringan Pasir Up Flow
Tabel 5. Rerata Persentase Penurunan pH,
Kekeruhan, Besi dan Mangan Sesudah
2. Kekeruhan
FiltrasiMenggunakan Saringan Pasir Up Flow
Kekeruhan dalam air baku disebabkan oleh
adanya bahan organik terlarut dan karena
No. pH Kekeruhan Fe Mn
aktifitas bakteri dalam airdengan satuan
1 6.67 86.09 93.28 83.33 Nephelometrik Turbidity Unit (NTU) atau
2 6.58 86.46 92.42 82.00 dikenal dengan skala silica SiO2. Kekeruhan
3 6.76 86.85 92.83 83.67 sesuai standar kualitas air dalam Peraturan
4 10.26 87.33 91.76 83.75 Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/
5 7.89 86.72 92.75 82.98 PER/IX/1990 ditetapkan maksimum 5 NTU
6 8.00 86.44 92.48 83.54 untuk air minum dan 25 NTU untuk air bersih.
Rerat Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan
7.71 86.65 92.59 83.21 kadar kekeruhan baik sebelum maupun sesudah
a
masih dalam batas yang disyaratkan dalam
PEMBAHASAN Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1. Derajat Keasaman (pH) 416/MEN.KES/PER/IX/1990, yaitu 5.83 dan
Derajat keasaman (pH) merupakan 0.78 NTU. Untuk mengetahui apakah terdapat
istilah untuk menyatakan kekuatan asam atau penurunan yang signifikan antara konsentrasi
basa dari suatu larutan, dipergunakan untuk kekeruhan sebelum dan sesudah filtrasi, maka
menentukan kadar atau aktifitas ion hydrogen. dilakukan uji statistik. Hasil uji statistik dengan
Dalam penyediaan air bersih, pH merupakan taraf signifikansi α < 0.05, diperoleh
probabilitas (p) = 0.000 yang berarti bahwa saringan pasir up flow tidak efektif dalam
kadar kekeruhan sebelum filtrasi menurun menurunkan kadar Fe dan Mn ditolak dan
sangat bermakna secara statistik (signifikan). hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan
Demikian halnya persentase penurunan kadar bahwa saringan pasir up flow efektif dalam
kekeruhan sesudah filtrasi mencapai 86.65% menurunkan kadar Fe dan Mn diterima yang
yang berarti saringan pasir dengan system berarti bahwa kadar Fe sesudah filtrasi
aliran dari bawah ke atas (up flow) efektif pengalami penurunan sangat bermakna secara
menurunkan kekeruhan. Untuk lebih melihat statistik (signifikan). Demikian halnya
lebih jelas penurunan kadar kekeruhan sebelum persentase penurunan kadar Fe sesudah filtrasi
dan sesudah filtrasi dengan saringan pasir up mencapai 92.59% yang berarti efektivitas
flow, disajikan pada Gambar 2. saringan pasir up flow mencapai 92.59%.
dengan kata lain jelas bahwa saringan pasir up
flow efektif menurunkan kadar Besi (Fe) dalam
air baku lebih kecil dari standar kualitas air
bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990, yaitu
1.0 mg/l. Untuk melihat perbedaan kadar besi
sebelum dan sesudah filtrasi dengan saringan
pasir up flow dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Kadar Kekeruhan sebelum dan


sesudah Filtrasi dengan
Saringan Pasir Up Flow

3. Besi (Fe)
Besi merupakan logam yang paling banyak
dan paling beragam penggunaannya. Hal itu
karena beberapa hal, diantaranya: kelimpahan
besi di kulit bumi cukup besar, pengolahannya Gambar 3. Kadar Besi (Fe) sebelum dan
relatif mudah dan murah, dan besi mempunyai sesudah Filtrasi dengan
sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah Saringan Pasir Up Flow
dimodifikasi. Karena kelimpahan besi tersebut,
maka tidak dapat dihindari banyak ditemukan 4. Mangan (Mn)
besi dalam air tanah permukaan. Air tanah Dalam kondisi aerob mangan dalam
yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada
yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+ atau
tanah yang mengandung Fe (II) terlihat jernih, dalam air yang kekurangan oksigen (DO
akan tetapi begitu mengalami oksidasi oleh rendah). Oleh karena itu pemakaian air berasal
oksigen yang berasal dari atmosfer berupa ion dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan
Ferro akan berubah menjadi ion Ferri. mangan dalam konsentrasi tinggi.
Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan Pada pH agak tinggi dan kondisi aerob
rerata penurunan konsentrasi Fe dari 2.65 mg/l terbentuk mangan yang tidak larut seperti,
menjadi 0.2 mg/l. Untuk mengetahui apakah MnO2, Mn3O4, atau MnCO3 meskipun oksidasi
terdapat penurunan yang signifikan antara dari Mn2+ itu berjalan relative lambat. Secara
kadar besi (Fe) sebelum dan sesudah filtrasi, visual dalam air yang banyak mengandung
maka dilakukan uji statistik. Hasil uji statistik mangan berwarna kehitam – hitaman.
dengan taraf signifikansi α < 0.05, diperoleh Sedangkan aktifitas mangan dalam air sama
probabilitas (p) = 0.000. Dengan demikian dengan besi.
hipotesis Nol (Ho) yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
rerata penurunan konsentrasi Mn dari 0.48 mg/l Alaerts, G, Sumestri, S., 1987, Metoda
menjadi 0.08 mg/l. Untuk mengetahui apakah Penelitian Air. Usaha Nasional,
terdapat penurunan yang signifikan antara Surabaya.
kadar Mangan (Mn) sebelum dan sesudah Jasio Sanropie, dkk, 1984, Penyediaan Air
filtrasi, maka dilakukan uji statistik. Hasil uji Bersih, Pusdiknakes, Depkes Ri,
statistik dengan taraf signifikansi α < 0.05, Jakarta.
diperoleh probabilitas (p) = 0.000. Dengan Kusnoputranto, H, 1983, Kesehatan
demikian hipotesis Nol (Ho) yang menyatakan Lingkungan, Universitas Indonesia,
bahwa saringan pasir up flow tidak efektif Jakarta.
dalam menurunkan kadar Fe dan Mn ditolak Manik, K.E.Sontang, 2003, Pengelolaan
dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan Lingkungan Hidup, Djambatan, Jakarta.
bahwa saringan pasir up flow efektif dalam Margono, 2010. Krida Nirmala, Buku Saku
menurunkan kadar Fe dan Mn diterima yang Pekerja Lapangan, Poltekkes
berarti bahwa kadar Mn sesudah filtrasi Kemenkes Surabaya.
menurun sangat bermakna secara statistik ------------, 2010. Penyediaan Air Bersih, Buku
(signifikan). Demikian halnya persentase Ajar Jilid 1, Jurusan Kesehatan
penurunan kadar Mn sesudah filtrasi mencapai Lingkungan, Poltekkes Kemenkes
83.21% yang berarti saringan pasir up flow Surabaya.
efektif menurunkan kadar Mn dalam air baku Muslimin, W. L., 1995, Mikrobiologi
lebih kecil dari standar kualitas air bersih Lingkungan, Direktorat Jenderal
sesuai yang berlaku. Untuk melihat perbedaan Pendidikan Tinggi, Jakarta.
kadar mangan sebelum dan sesudah filtrasi Nainggolan, N., 2003, Limbah Klinis
dengan saringan pasir up flow dapat dilihat Menurunkan Kualitas Air Tanah http //
pada Gambar 4. www.yahoo.com.10 Desember 2003.
PPM PLP, 1993, Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran air.
Soemirat, J. S., 1994, Kesehatan Lingkungan.
Gadjah Mada University Press,
Bandung.
Supardi, H. I., 2003, Lingkungan Hidup dan
Kelestariannya, Alumni, Bandung.

Gambar 4. Kadar Mangan (Mn) sebelum dan


sesudah Filtrasi dengan
Saringan Pasir Up Flow

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Saringan pasir dengan sistem aliran dari
bawah ke atas (up flow) efektif menurunkan
kadar fe dan mn dalam air baku.

Saran
Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan
menganalisis parameter yang lebih luas dan
waktu penggunaan lebih lama.

You might also like