You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

VARIASI DIAMETER ZEOLIT UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI


(Fe) PADA AIR SUMUR GALI
(Studi Kasus Pada Sumur Gali Desa Lodoyong Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang)
Khimayah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
maya_alrasyid01@yahoo.com

ABSTRACT

Lodoyong village is one of the villages in Ambarawa Semarang Regency with the
number of dug wells are the most unhealthy at area community health centers of
Ambarawa. Preliminary test results on one of groundwater samples showed levels
of iron (Fe) is 4,2mg / l. It is more than the quality standar according to
regulation of ministry Health of Indonesia Number 492/Menkes/PER/IV/2010, so
it is needs an efforts to overcome this with a cheap water treatment method and is
applicable to zeolite media. This study is to determine the most efficient zeolite
diameter to reduce iron (Fe) contens of groundwater. This research is true
experimental research, with the pretest-posttest with control group design. The
samples in this study is one of the groundwater in the Lodoyong villlage with Fe
content exceeding standards. The results of this research show that the diameter
of the zeolite that provides the greatest efficiency value in lowering levels of Fe
ground water is the smallest diameter of zeolite (0,1-0,5 mm) with efficiency
values by 86.73%. From these research can be concluded that the most efficient
zeolit in reducing the Fe content is a zeolite with the smallest diameter (0,1-
0,5mm) but, the zeolite has not been fully effective (effective approach) cause it
just can lower Fe content up to 0,31 m g/l.
Keywords : zeolit, , ion exchange, dug well, adsorption

PENDAHULUAN

523
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pertambahan jumlah penduduk dan bersih (PAM) atau PDAM (Perusahahaan


meningkatnya aktifitas di bidang Air Minum) baru bisa memasok kebutuhan
pembangunan dan industri, memberikan air bersih di wilayah kota dengan kuantitas
dampak yang cukup signifikan terhadap yang belum maksimal. Akibatnya, sebagian
peningkatan kebutuhan air bersih. masyarakat yang belum terjangkau oleh
Sementara sumberdaya yang tersedia tidak pelayanan air bersih tersebut umumnya
berubah dari waktu ke waktu bahkan menggunakan air tanah untuk pemenuhan
cenderung berkurang oleh karena perubahan kebutuhan air sehari-hari.
pemanfaatan lahan,dll.
Desa Lodoyong merupakan salah satu
Di Indonesia, secara umum cakupan desa di Kecamatan Ambarawa Kabupaten
pelayanan air bersih masih tergolong rendah. Semarang yang hampir sebagian besar
Hingga saat ini, perusahaan penyedia air masyarakatnya menggunakan air sumur gali
untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. besi akan memberikan rasa amis dalam air
Sementara, data dari UPTD Puskesmas dan memberi kesempatan tumbuhnya
Ambarawa menyebutkan bahwa Desa bakteri besi.1
Lodoyong merupakan Desa dengan jumlah
sumur tidak sehat yang terbanyak di Zeolit merupakan salah satu bahan
Wilayah Kerja Puskemas Ambarawa. adsorben sekaligus bahan penukar ion
alami yang telah dikenal luas dan banyak
Hasil uji pendahuluan terhadap terdapat di alam Indonesia. Dengan
pemeriksaan kadar Fe pada salah satu mengalirkan air pada filter zeolit, kation
sumur gali di Desa Lodoyong hasilnya akan diikat oleh zeolit yang memiliki
adalah 4,2mg/l. Nilai ini sudah cukup jauh muatan negatif. Zeolit memiliki muatan
melebihi standar baku mutu yang telah negatif karena keberadaan atom alumunium
ditetapkan dalam PERMENKES No di dalamnya. Muatan negatif inilah yang
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat- menyebabkan zeolit dapat mengikat kation-
syarat kualitas air yaitu 0,3 mg/l. Oleh kation pada air, Fe, Al, Ca dan Mg yang
karena itu perlu dilakukan upaya umumnya terdapat pada air tanah.3 Selain
pengolahan air untuk menurunkan kadar itu zeolit juga mudah melepaskan kation
besi (Fe) sehingga aman untuk dikonsumsi. dan digantikan dengan kation lainnya,
misalnya zeolit melepas natrium dan
Ferrum ( Fe ) merupakan salah satu digantikan dengan mengikat kalsium atau
parameter kimiawi air tanah yang magnesium. Dengan demikian, zeolit
mempunyai nilai esensial bagi manusia berfungsi sebagai ion exchanger dan
tetapi sekaligus juga memberikan efek adsorben dalam pengolahan air.2
toksik. Adanya kandungan besi dalam air
menyebabkan warna air tersebut berubah Berdasarkan uraian di atas maka akan
menjadi kuning-coklat setelah beberapa dilakukan suatu penelitian tentang
lama kontak dengan udara. Selain dapat penggunaan berbagai variasi diameter
mengganggu kesehatan, juga menimbulkan zeolit untuk menurunkan kadar besi (Fe)
bau yang kurang enak dan menyebabkan pada sumur gali di Desa Lodoyong
warna kuning pada dinding bak serta Kecamatan Ambarawa Kabupaten
bercak-bercak kuning pada pakaian. Ion Semarang.

524
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

MATERI DAN METODE berdiameter 0,1-0,5 mm, 0,51-1 mm, 1,1-


2,81 mm, dan 2,81-4,75 mm, ph, suhu,
Jenis penelitian yang digunakan adalah waktu kontak, debit, dan ketebalan media
True Experiment dengan rancangan serta kadar besi (Fe) pada air setelah
penelitian Pretest – Postest with Control mendapatkan perlakuan yang diperoleh dari
Group. Tujuan Penelitian yaitu Untuk hasil pemeriksaan labortorium
mengetahui diameter zeolit yang paling
efektif dan efisien dalam menurunkan kadar Prosedur penelitian diawali dengan
besi (Fe) pada sumur gali Desa Lodoyong mempersiapkan alat dan bahan yang terdiri
Kecamatan Ambarawa Kabupaten dari ember plastik besar ukuran 120 liter,
Semarang. Pipa PVC berdiameter 3 inchi dan 0,5 inchi,
stop kran, dop penutup pipa, lem pipa,
Variabel penelitiannya meliputi penumbuk dan ayakan, oven, knee, ember
berbagai variasi diameter zeolit yaitu zeolit
kecil, kertas label, spidol, thermometer, pH Tahun 2010 tentang syarat-syarat kualitas
stick, Stopwatch dan botol sampel. air bersih yaitu batas maksimum yang
diperbolehkan adalah 0,3 mg/l. Sedangkan
Kemudian bahan terdiri dari zeolit untuk parameter pH dan suhu, air sumur gali
diameter 0,1-0,5 mm, 0,51-1,0 mm, 1,1-2,8 masih memenuhi standar kualitas yang
mm dan 2,81-4,75 mm,kerikil, aquadest, ditentukan. Secara fisik, kondisi air sumur
HCl 0,1N dan air sampel. Pemeriksaan gali berwarna kuning kecoklatan, keruh dan
sampel dilakukan di Laboratorium Wahana berbu amis/anyir dan meninggalkan noda
Semarang dengan metode spektrofotometri. kuning kecoklatan pada porcelain.
Hasil pemeriksaan kadar Fe pada saat
Sampel yang digunakan diambil dari
uji pendahuluan adalah 4,2 mg/l. Sementara
salah satu sumur gali di Desa Lodoyong
uji kadar Fe pada saat pelaksanaan
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
penelitian adalah 2,4 mg/l. Perbedaan kadar
dengan kadar Fe melebihi standar. Agar
Fe yang cukup jauh ini kemungkinan
sampel yang diambil dapat mewakili serta
disebabkan oleh kondisi musim pada saat
mengurangi terjadinya kesalahan dalam
pengambilan sampel. Pengambilan sampel
penelitian, maka dilakukan pengulangan.
untuk uji pendahuluan dilakukan pada saat
Jumlah pengulangan sebanyak 6 kali
musim kemarau, sedangkan pengambilan
sehingga jumlah sampel yang diperiksa
sampel pada saat pelaksanaan penelitian
sebesar 30 sampel.3
dilakukan pada saat musim hujan, bahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebelumnya terjadi hujan lebat yang terjadi
sepanjang malam. Sehingga, kemungkinan
Kadar Fe sebelum perlakuan besar kadar Fe dalam sumur gali telah
mengalami pengenceran yang disebabkan
Uji kadar Fe pada sampel air sumur oleh karena adanya tambahan air hujan yang
gali sebelum perlakuan adalah sebesar 2,4 meresap kedalam air sumur sehingga kadar
mg/l. Kadar Fe pad air sumur gali ini sudah Fe menjadi lebih rendah dibandingkan pada
melebihi nilai ambang batas yang telah saat uji pendahuluan.
ditentukan dalam Permenkes RI No 492
525
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kadar Fe setelah perlakuan berbagai variasi diameter, masing-masing


Hasil laboratorium pemeriksaan kadar kelompok perlakuan menunjukkan
Fe pada air sumur gali setelah diberikan perbedaan rata-rata penurunan kadar Fe
perlakuan dengan media zeolit dengan seperti dalam tabel berikut:
Kadar Fe pada Berbagai Variasi Diameter Zeolit (mg/l)

Kontrol 0,1-0,5 mm 0,51-1 mm 1,1-2,8 mm 2,8-4,75 mm


(A) (B) (C) (D)
Rata-rata pre 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Rata-rata post 1,99 0,31 0,5 1 1,04
Selisih 0,41 2,09 1,9 1,4 1,36

Persentase (%) 17,08 87,08 79,16 58,33 56,66


Tabel 1. Penurunan Kadar Fe Setelah Perlakuan

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat


diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar
Fe tertinggi terjadi pada perlakuan dengan
zeolit berdiameter terkecil yaitu 0,1-0,5 mm
dengan nilai penurunan sebesar 2,09 mg/l.
sementara rata-rata penurunan terendah
terjadi pada kelompok perlakuan dengan
zeolit berdiameter terbesar yaitu 2,81-
4,75mm mm dengan nilai penurunan kadar Gambar 1. Selisih penurunan Kadar Fe
Fe rata-rata sebesar 1,36 mg/l. Sementara
pada kelompok kontrol air sampel Pada kelompok kontrol air sampel
mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar hanya dialirkan pada kolom pipa tanpa
0,41 mg/l. diberi perlakuan dengan media zeolit. Kadar
Fe pre dan post menunjukkan adanya
Berikut adalah grafik yang penurunan meskipun penurunan tersebut
menunjukkan selisih penurunan kadar Fe relatif sangat kecil. Terjadinya penurunan
pada masing-masing kelompok perlakuan: kadar Fe ini dimungkinkan oleh karena
terjadinya aerasi yaitu kontak antara air dan
udara yang terjadi pada saat air mengalir
dari kran pipa kontrol menuju bak
penampungan air sementara hasil perlakuan.
Kontak antara air dan udara ini
menyebabkan besi dalam air berubah dari
bentuk Fe2+ (ferro) terlarut menjadi Fe3+
526
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(ferri) tersuspensi yang mudah mengendap menyebabkan luas permukaan zeolit sangat
di dalam air.4 Mekanisme terjadinya besar sehingga sangat baik digunakan
perubahan bentuk besi tersebut dapat sebagai bahan adsorben.
digambarkan melalui reaksi kimia sebagai Adsorpsi adalah suatu proses penjerapan
berikut:44Fe2+ + O2 + 10H20 ===> 4 Fe(OH)3 suatu zat oleh zat lainnya, yang hanya terjadi
+ 8H+ pada permukaan. Zat yang dijerap disebut
fase terjerap (adsorbat) dan zat yang
Perlakuan dengan berbagai variasi diameter menjerap disebut adsorben. Adsorpsi juga
zeolit, menunjukkan terjadinya penurunan dapat dikatakan sebagai proses penghilangan
pada kadar Fe air sumur gali. Penurunan kotoran-kotoran dari air karena adanya gaya
kadar Fe ini disebabkan karena zeolit dapat tarik menarik antara kotoran-kotoran dengan
berperan sebagai penjerap/adsorben. Bentuk butiran media.6 Terjadinya gaya tarik
struktur zeolit yang berongga, menarik ini terjadi akibat adanya tarikan
menyebabkan zeolit mampu menyerap fisik antara dua buah partikel atau gaya
sejumlah molekl-molekul yang ukurannya vander waals dan gaya elektrostatis antara
lebih kecil dari rongganya atau sesuai dua muatan yang berbeda. Kapasitas
dengan ukuran rongganya. Dengan struktur adsorpsi dari zeolit sendiri dipengaruhi oleh
yang berpori dan luas permukaan yg besar, beberapa faktor diantaranya yaitu luas
zeolit mampu menjerap sejumlah molekul permukaan sorben, suhu, pH, ukuran
dengan daya jerap yang cukup tinggi.5 partikel yang diadsorpsi, konsentrasi larutan
Selain itu bentuk kristal zeolit yang sangat dan waktu kontak .
teratur dengan rongga yang saling
berhubungan ke segala arah yang
Daya adsorpi zeolit dalam menurunkan dengan jumlah yang sama. Sehingga
kadar Fe pada air, juga tidak terlepas dari molekul yang berukuran lebih kecil atau
kemampuan zeolit sebagai penukar ion. sama dengan rongganya dapat terjerap oleh
Proses penukaran ion pada media zeolit karena struktur zeolit yang berongga.7 Oleh
terjadi karena adanya ion kation logam karena itu, untuk meningkatkan daya
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat adsorbsi zeolit, dapat dilakukan dengan cara
bergerak bebas dalam rongga dan dapat meningkatkan kapasitas tukar ion pada
dipertukarkan dengan kation logam lain zeolit.

Kemampuan zeolit dalam mengikat positif. Pada proses adsorbsi terjadi


atau menyerap senyawa atau unsur dalam mekanisme fisik-kimia, dimana terjadi
larutan dikarenakan kebaradaan muatan proses pemisahan komponen dari suatu fase
negatif dalam zeolit yang berasal dari atom fluida berpindah ke permukaan zat padat
alumunium di dalamnya. Muatan negatif yang menyerap (adsorben).
dari zeolit ini yang kemudian akan
mengikat kation pada besi yang terkandung Proses penjerapan yang terjadi adalah
dalam air dan terserap pada permukaan ion Fe2+ yang ada dalam air terserap oleh
zeolit. Adsorpsi ini terjadi akibat daya tarik- pori-pori permukaan zeolit dan bersubstitusi
menarik elektrostatik, yaitu antara partikel- dengan kation H+ yang ada pada permukaan
partikel yang bermuatan listrik negatif yang adsorben. 8
mampu mengadsorbsi partikel bermuatan H2Z + Fe2+ FeZ+ 2H+

527
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

lekat air (hydrophilic) dan biasanya penuh


Dalam kerangka struktur zeolit, sekitar dengan air. Jika air ini dikeluarkan baik
20 - 50 % dari volume total kristal zeolit dengan pemanasan atau dengan aktifasi,
terdiri atas ruang terbuka yaitu dari kerangka zeolit yang telah mengalami dehidrasi
struktur aluminosilikat dan rongga antar menjadi adsorben air yang sangat baik.9
kristal. Struktur dalam ini bersifat sangat
Efisiensi dan Efektifitas Variasi Dameter
Zeolit Dalam Mneurunkan Kadar Fe
perlakuan dengan berbagai variasi diameter
Nilai efisiensi penurunan kadar Fe pada air zeolit dapat dilihat pada tabel berikut :
sumur gali yang telah mendapatkan
Efisiensi Berbagai Variasi Diameter Zeolit (%)
Pengulangan Control
Ke- Kon 0,1-0,5 mm 0,51-1 mm 1,1-2,8 mm 2,81-4,75 mm

1 15.41 90,41 80,41 63,33 6,5


2 21.25 87,91 80,41 61,25 61,25
3 22.5 88,75 76.66 60 56,66
4 12.5 86,25 80,41 54,58 55
5 8.33 83,75 79,16 56,25 52,91
6 20.83 83,33 77,91 54,58 51,25
Rata-rata 16.8 86,73 79,16 58,33 56,59

Tabel 2. Efisiensi Penurunan Kadar Fe


Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
diketahui bahwa rata-rata efisiensi
penurunan kadar Fe pada perlakuan dengan
zeolit berdiameter 0,1-0,5 mm adalah
sebesar 87,08%. Sedangkan pada perlakuan
dengan zeolit berdiameter 0,51-1 mm
efisiensinya sebesar 79,16%, pada diameter
1,1-2,8 mm adalah 58,33% dan 56,59%
pada perlakuan dengan zeolit berdiameter
2,81-4,75 mm. Dari perhitungan efisiensi
tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil
diameter zeolit yang digunakan, semakin
memberikan efisiensi yang lebih besar
terhadap penurunan kadar besi (Fe) air Gambar 2. Efisiensi Penurunan Kadar Fe
sumur gali. Berikut ini adalah grafik yang
menunjukkan perbandingan efisiensi Besarnya efisiensi pada perlakuan
penurunan kadar besi pada berbagai variasi dengan zeolit berdiameter terkecil tersebut
diameter zeolit: menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran
diameter zeolit, semakin tinggi daya
adsorbsi zeolit terhadap logam besi pada air
528
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sumur gali. Hal ini disebabkan karena terhadap kemampuan serapnya. Ukuran
semakin kecil ukuran butir zeolit, semakin butir yang semakin kecil, memberikan
luas permukaannya, sehingga bidang efisiensi penyerapan yang semakin besar.
kontak antara zeolit dengan logam besi Hal ini dikarenakan pada jumlah adsorben
dalam air juga semakin besar. Luasnya yang sama, semakin kecil ukuran butirnya
bidang kontak ini akan berdampak pada akan menambah jumlah pori penyerapnya
banyaknya logam besi yang terserap pada sehingga limbah yang terserap juga akan
permukaan zeolit. Dengan ketebalan yang semakin besar.5
sama, zeolit yang berdiameter lebih kecil Hasil pemeriksaan kadar Fe air
akan memiliki pori penyerap yang lebih sumur gali yang telah mendapatkan
banyak. Pori-pori ini yang nantinya akan perlakuan dengan media zeolit dengan
menyerap sejumlah logam besi pada air berbagai variasi diameter menunjukkan
sumur gali sehingga semakin banyaknya bahwa rata-rata penurunan tertinggi terjadi
pori-pori yang ada di dalam bahan pada perlakuan dengan diameter 0,1-0,5
adsorben, akan semakin memberikan mm yaitu sebesar 2,08 mg/l hingga dapat
efisiensi yang besar terhadap penyerapan menurunkan kadar Fe dari 2,4 mg/l menjadi
kadar Fe pada air sumur gali. Hal ini juga 0,31 mg/l dengan efisiensi penurunan
membuktikan bahwa daya adsorbsi zeolit sebesar 87,08%. Dari hasil tersebut dapat
salah satunya dipengaruhi oleh ukuran diketahui bahwa penggunaan media zeolit
butiran zeolit yang digunakan. dengan diameter 0,1-0,5 mm dapat
Hasil penelitian ini, sejalan dengan menurunkan kadar besi yang hampir
beberapa penelitian yang dilakukan mendekati baku mutu Peraturan Menteri
sebelumnya yang telah mamanfaatkan Kesehatan RI Nomor
media zeolit sebagai bahan adsorben logam 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat-
berat pada air. Penelitian yang dilakukan syarat kualitas air minum yang
oleh Purwadio (2004) yang meneliti menetapkan standar baku mutu air minum
tentang penurunan kadar besi oleh media untuk logam besi adalah sebesar 0,3 mg/l.
zeolit alam Ponorogo secara kontinyu, Hasil perlakuan dengan media zeolit
hasilnya menunjukkan bahwa ukuran berdiameter 0,1-0,5 mm pada penelitian ini
diameter zeolit yang paling efektif untuk juga menunjukkan bahwa penggunaan
menurunkan kadar Fe adalah ukuran yang zeolit berdiameter terkecil pada penelitian
paling kecil yaitu 40 mesh.5 Sementara ini belum sepenuhnya efektif. Karena
penelitian yang dilakukan oleh dengan baku mutu sebesar 0,3 mg/l, zeolit
Mifbakhudin,dkk (2008) hasilnya juga berdiameter 0,1-0,51 mm ini hanya mampu
menunjukkan bahwa prosentase penurunan menurunkan kadar Fe sumur gali dari 2,4
kesadahan terbesar terjadi pada filtrasi mg/l rata-rata turun menjadi 0,31 mg/l
dengan media zeolit berdiameter terkecil sehingga dapat dikatakan baru hampir
yaitu 0,5 mm dengan prosentase penurunan mendekati efektif. Akan tetapi, jika dilihat
rata-rata sebesar 95,94%.10 dari hasil perlakuan pada pengulangan
Penggunaan zeolit sebagai penyerap pertama hingga ketiga, zeolit dengan
logam berat pada limbah cair juga pernah diameter 0,1-0,5 mm ini hasil perlakuannya
dilakukan oleh Prayitno (2006) yang sudah dibawah baku mutu yang ditetapkan
hasilnya diperoleh data bahwa ukuran butir dalm Permenkes RI No 492 tahun 2010
dari adsorben mempunyai pengaruh yaitu sebesar 0,3 mg/l. Dengan kadar Fe
529
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebesar 0,23 mg/l pada pengulangan penurunan kadar Fe air sumur gali. Karena
pertama, 0,29 mg/l pada pengulangan hasil uji One Way Anova menunjukkan
kedua dan 0,27 mg/l pada pengulangan adanya perbedaan yang signifikan, maka
ketiga, maka perlakuan pada pengulangan perlu dilakukan uji lanjutan untuk
pertama hingga ketiga sudah efektif untuk mengetahui kelompok perlakuan mana saja
menurunkan kadar Fe sumur gali. yang menunjukan perbedaan secara
Hasil perlakuan pada pengulangan ke signifikan. Oleh karena itu, harus dilakukan
empat hinggga keenam hasilnya uji lanjutan dengan Post Hoc Test
menunjukan penurunan yang sedikit menggunakan LSD.
melebihi baku mutu. Hal ini dimungkinkan Hasil Uji lanjutan dengan dengan
bahwa pada pengulangan keempat zeolit Post Hoc Test menggunakan LSD
sudah mulai mengalami kejenuhan sehingga menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
daya adsorpsi zeolit terhadap Fe dalam air signifikan antara kelompok kontrol dengan
sampel mengalami penurunan. Penurunan kelompok perlakuan dengan berbagai variasi
daya adsorpsi ini berkaitan dengan adanya diameter zeolit (dari kelompok perlakuan A
penurunan kapasitas tukar ion yang hingga D) dengan nilai signifikansi sebesar
disebabkan oleh tingginya tingkat kekeruhan 0,001(α=0,05). Selain itu hasil uji Post Hoc
dan zat organik dalam air sumur gali. Selain Test dengan LSD hasilnya menunjukan
itu, kurang efektifnya zeolit dalam bahwa hanya pada kelompok perlakuan C
menurunkan kadar Fe juga kemungkinan dan D yang tidak menunjukan adanya
disebabkan oleh suhu aktifasi yang kurang perbedaan yaitu dengan nilai signifaknsi
maksimal. Oleh karena itu, untuk 0,449 (α=0,05) yang artinya tidak ada
mendapatkan hasil yang lebih efektif dalam perbedaan penurunan kadar Fe antara
menurunkan kadar Fe pada air sumur gali kelompok perlakuan C dengan kelompok
tersebut sebaiknya suhu aktifasi zeolit lebih perlakuan D.
ditingkatkan lagi. Dengan harapan bahwa
dengan ditingkatkannya suhu aktifasi, maka KESIMPULAN
pori kristal zeolit lebih terbuka dan sifat
dehidrasi dari zeolit lebih maksimal 1. Kadar Fe sebelum perlakuan adalah 2,4
sehingga efektifitas zeolit dalam mg/l. setelah perlakuan kadar fe rata-
menurunkan kadar Fe akan lebih meningkat. rata turun menjadi 0,31 mg/l pada
perlakuan kelompok A, 0,51 mg/l pada
Pengaruh Variasi diameter Zeolit perlakuan kelompok B, 1 mg/l pada
Terhadap Penurunan Kadar Fe air kelompok perlakuan C dan 1,04 mg/l
Sumur Gali pada perlakuan dngan kelompok D
Uji One Way Anova dilakukan untuk 2. Perlakuan dengan berbagai variasi
mengetahui pengaruh variasi diameter zeolit diameter zeolit memberikan penurunan
terhadap penurunan kadar Fe air sumur gali. kadar Fe sebesar 2,09 mg/l (87,08)
Hasil analisis Anova menunjukan nilai F pada kelompok perlakuan A, 1,9 mg/l
adalah 290.075 dengan signifikansi 0.001 (79,16) pada kelompok perlakuan B,
(α=0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha 1,4 mg/l (58,33%) pada kelompok
diterima yang artinya penggunaan berbagai perlakuan C, 1,36 mg/l (56,66%) pada
variasi diameter zeolit menunjukan kelompok perlakuan D.
pengaruh yang signifikan terhadap
530
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Zeolit yang paling efisien untuk ditetapkan dengan menggunakan media


menurunkan kadar besi (Fe) air sumur zeolit berdiameter 0,1-0,5mm.
gali adalah zeolit dengan diameter
zeolit, diameter 0,1-0,5 mm (diameter 2. Bagi Peneliti
terkecil yaitu 0,1-0,5 mm dengan nilai
Bagi peneliti selanjutnya yang
efisiensi terbesar 86,73%, akan tetapi
tertarik meneliti hal yang sama
secara efektifitas hanya baru mendekati
disarankan melakukan penelitian
efektif, karena penurunan yang terjadi
tentang penurunan kadar besi dalam air
hanya sampai pada kadar Fe rata-rata
dengan media zeolit dengan metode up
0,31 mg/l sementara batas maksimum
flow dikarenakan metode down flow
yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/l
yang sudah dilaksanakn masih belum
sepenuhnya efektif dan perlu dilakukan
penelitian terhadap tingkat kejenuhan
SARAN zeolit untuk mengetahui sejauh mana
zeolit masih dapat digunakan sebagai
1. Bagi Masyarakat media untuk menurunkan kadar besi
(Fe) dan menentukan waktu yang tepat
Sebaiknya melakukan pengolahan
untuk meregenerasi zeolit.
air yg dikonsumsi terlebih dahulu karena
kadar besi (Fe) pada air sumur gali telah
jauh melebihi baku mutu yang telah
5. Purwadio, Jatmiko A, Masduki A.
DAFTAR PUSTAKA Penurunan Kadar Besi Oleh Media
1. Tri J. Unit Produksi dalam Sistem Zeolit Alam Ponorogo Secara Kontinyu.
Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Jurnal Purifikasi vo.5 No 4. Oktober
Graha Ilmu, 2010 2004:169-174.
2. Kusnaedi. Mengolah Air Kotor Untuk 6. Abidin Z, Masra F, Santosa I. Pengaruh
Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya, Kombinasi Resin (Mangan zeolit) Dan
2010 Pasir Dalam Menurunkan Kadar Besi
3. Supranto J. Teknik Sampling untuk (Fe) Pada Air. Jurnal Kesehatan Volume
1. No 2 Desember 2008. Hal 165-174.
Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka
ISSN: 1979-7621
Cipta. 2000.
7. Nugroho W, Purwoto S. Removal
4. Elfiana. Penurunan Konsentrai Besi Klorida, TDS Dan Besi Pada Air Payau
Dalam Air Secara Oksidasi Kimia Melalui Penukar Ion Dan Filtrasi
Lanjut ( Fotokimia Sinar UV dan UV- Campuran Zeolit Aktif Dan Karbon
Peroksida). Jurnal Reaksi (Journal of Aktif. Jurnal Teknik Waktu Vol 11 No.1.
Science and Technology) Vol.8 No.17, Januari 2013. ISSN: 1412-1867
April 2010. ISSN 1693-248X

531
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

8. Prayitno, Kismolo E, Nurimaniwathy. Kesehatan. Jakarta: PT.Raja Grafindo


Persada, 2010.
Kajian Pemanfaaatan Zeolit Alam Pada
Reduksi Kadar Pb dan Cd Dalam
Limbah Cair. Prosiding Pertemuan dan
Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2005
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Bahan BATAN.Juli 2006. ISSN: 0216 –
3128

9. Widodo. Pemanfaatan Zeolit Sebagai


Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal
Kecamatan Cineam, Kabupaten
Tasikmalaya Yang Tercemar
Pengolahan Emas Dengan Metode
11. Handoko R. Statistik
Amalgamasi. Buletin Geologi Tata
Kesehatan.Yogyakart Cendekia Press,
Lingkungan (Bulletin of Environmental 2007.
12. Hery S. Aplikasi Filtrasi Anaerobik
Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012
Aliran Upflow Dalam Menurunkan
: 155 – 168 Kadar BOD dan COD Limbah Cair
Tapioka, 2010. Vol.10 Nomor 1. hal 1-
10. Mifbakhudin, Wardani RS, dan Rozaq 59
AF . Pengaruh Ketebalan Diameter 13. Mary S. Studi Pengolahan Air Melalui
Zeolit Digunakan Sebagai Media Filter Media Kuarsa (Studi Kasus Sungai
Terhadap Penurunan Kesadahan Air Malimpung) Vol VIII. 2012.
Sumur Artesis Di Kelurahan 14. Kusnaedi. Mengolah Air Kotor Untuk
Sendangguwo Kecamatan Tembalang Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya,
Kabupaten Semarang. J.Kesehatan 2010
Masyarakat Indonesi. Vol 4 No 2 15. Asmadi. Teknologi Pengolahan Air
Tahun 2008.Luknis S. Statistik Minum. Yogyakarta: Penerbit Gosyen
Publishing, 2011.

524

You might also like