You are on page 1of 14

I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKOSISTEM DAERAH ALIRAN


SUNGAI AYUNG MENUJU SUMBERDAYA AIR BERKELANJUTAN

I Made Sudarma*, Wayan Widyantara


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
*Email : sudarmaimade@yahoo.com

Abstract

The sustainability of watershed ecosystem functions in managing the water system can
be achieved if the utilization pattern of their territories in accordance with the rules of
conservation. A decrease in quantity and quality of the river water can be an indicator that
condition of the watershed have been damaged. The destruction of the watershed ecosystem
as a result of various causes will be able to threaten supply of sustainable water resources.
The aim of this research is to determine and analyze the perceptions and behavior of
upstream communities and governments about the function and role of water conservation
and watershed in their behavior in the preservation of the watershed and its relationship
with the current condition of the Ayung river. The study was conducted in the area
upstream of Ayung river, which is in the Belok Sidan and Plaga Village, Petang, Badung,
stake holder water users Ayung River such as PDAM, AMDK, rafting and farmers, as well
as the government of Badung Regency that responsible for the management and
conservation of Ayung River. Results of the study found that the public perception of the
functions and benefits of watershed in the conservation of water resources classified in the
category of high, but was followed by actions or attitudes in the medium category. There
was no real relationship between perception and action, but the action affect current
watershed conditions. The role and participation of stakeholders Ayung River water users
were still relatively low in the preservation of the watershed, while the government's role
classified as medium has not been done in an integrated among sectors and regions. From
the results of this study it is recommended that the preservation of the Ayung river through
various conservation action were integrated by involving communities upstream more
active through the empowerment of local knowledge and improve their welfare.
Government plays an important role in moving towards unity of this act.

Keywords: watershed; water; conservation; sustainable

Abstrak

Keberlanjutan fungsi ekosistem DAS dalam mengatur tata air dapat tercapai apabila
pola pemanfaatan kawasannya sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi. Penurunan
kuantitas dan kualitas air sungai dapat menjadi indikator bahwa kondisi DAS telah
mengalami kerusakan. Rusaknya ekosistem DAS akibat dari berbagai sebab akan dapat
mengancam penyediaan sumberdaya air berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menganalisis persepsi dan perilaku masyarakat hulu serta pemerintah
tentang fungsidan peranan DAS dalam konservasi air serta perilaku mereka dalam upaya
pelestarian DAS serta hubungannya dengan kondisi DAS Ayung saat ini.Penelitian
dilakukan di wilayah hulu DAS Ayung, yaitu di Desa Belok Sidan dan Desa Plaga,
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, stake holder pengguna air sungai ayung seperti
PDAM, AMDK, rafting dan petan, serta pihak pemerintah Kabupaten Badung selaku pihak
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian DAS Ayung. Hasil penelitian

78
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

mendapatkan bahwapersepsi masyarakat hulu terhadap fungsi dan manfaat DAS dalam
pelestarian sumberdaya air tergolong dalam katagori tinggi,namundiikuti oleh tindakan atau
sikap dalam katagori sedang. Tidak ada hubungan yang nyata antara persepsi dengan
tindakan, namun tindakan berpengaruh terhadap kondisi DAS saat ini. Peranan dan
partisipasi stake holder pengguna air Sungai Ayung masih tergolong rendah dalam
pelestarian DAS sedangkan peranan pemerintah tergolong sedang dan belum dilakukan
secara terpadu dan terintegrasi antar sektor dan antar wilayah. Dari hasil penelitian ini
disarankan agar pelestarian DAS Ayung dilakukan melalui berbagai tindakan konservasi
yang terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan peran serta masyarakat hulu lebih aktif
melalui pemberdayaan kearifan lokal dan peningkatan kesejahteraan mereka. Pemerintah
memegang peranan penting dalam menuju kesatuan tindak ini.

Kata kunci: DAS; air; pelestarian; berkelanjutan

1. Pendahuluan pengelolaan hutan dan DAS sangat terbatas bahkan


di beberapa daerah menjadi hilang. Hal ini
1.1 Latar Belakang membuat masyarakat merasa asing terhadap
Ekosistem daerah aliran sungai (DAS) di lingkungannya sendiri bahkan lebih jauh lagi
daerah hulu yang berupa kawasan hutan adalah tidak adanya rasa memiliki atas hutan yang
memegang peranan penting dalam menjaga ada di sekelilingnya. Paradigma yang berkembang
kelangsungan proses hidrologi, mencegah adalah bahwa problema pengelolaan hutan dan
terjadinya erosi dan sedimentasi. Eksploitasi lahan bukanlah problema masyarakat akan tetapi
sumberdaya hutan dan perubahan tata guna lahan merupakan masalah pemerintah.Paradigma ini
di kawasan hulu yang tidak mempertimbangkan terjadi karena kegiatan yang dilakukan oleh
aspek lingkungan akan merusak ekosistem DAS. pemerintah bersifat top down dan instruksional
Kerusakan hutan dan lahan dalam satuan wilayah serta kurang memperhatikan pelibatan masyarakat
DAS di berbagai daerah terus terjadi bahkan ada dan pemangku kepentingan lainnya.
kecenderungannya terus meningkat. Tingginya laju Kemampuan DAS untuk menahan dan
kerusakan hutan yang mencapai 1,6 juta ha/tahun menyimpan air sangat bergantung pada jenis dan
jauh melebihi dari kemampuan untuk kondisi vegetasi yang tumbuh di atasnya serta
merehabilitasinya yang hanya sekitar 900.000 - 1,2 kondisi tanah. Oleh sebab itu, hilangnya tutupan
juta ha/tahun (Menhut, 2009.).Keadaan ini bisa vegetasi di daerah resapan air maupun kawasan
terjadi akibat dari tingkat partisipasi masyarakat lindung di willayah hulu DAS akan mengganggu
dalam pengelolan DAS masih rendah, banyak pasokan dan kualitas air ke daerah tengah dan hilir
proyek-proyek yang keberhasilannya sulit karena terganggunya fungsi hidrologis. Manfaat
dipertahankan,kebijakan antar pemerintah dan konservasi tanah dan air pada ekosistem DAS
pemangku kepentingan (stake holder) lain sering tidak hanya dirasakan oleh masyarakat hulu
tidak sejalan (conflict of interest), dan intervensi semata, tetapi keberadaan ekosistem ini sangat
masyarakat dalam pemanfaatan lahan hutan dan menentukan keberlanjutan ketersediaan
DAS semakin intensif. sumberdaya air di masa depan.
Penerapan nilai-nilai pengelolan hutan dan Bahayaekologis,sepertibanjirdi kawasan
DAS lestari masih rendah dan belum sepenuhnya hilirakan sangat berpeluang muncul manakala
diikuti oleh partisipasi masyarakat. Salah satu sistem ekologis di kawasan hulu tidak berfungsi
penyebabnya adalah strategi yang dilaksanakan dengan baik dalam menahan laju air yang datang
pemerintah selama ini kurang melibatkan akibat hujan (Dharmawan, 2005). Banjir dan
masyarakat. Keterlibatan mereka dalam sedimentasi di kawasan hilir akan sangat

79
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

berpeluang muncul manakala sistem ekologis di Poh, DAS Canggah, dan DAS Pangi. DAS Ayung
kawasan hulu tidak berfungsi dengan baik. Fakta merupakan DAS terpanjang di antara ketujuh DAS
ini juga menunjukkan betapa pentingnya suatu tersebut dengan panjang sekitar 68,5 km dan lebar
kesatuan sistem kebijakan sumber daya alam dan 4,39 Km.
lingkungan pada sekatan-sekatan kawasan DAS. Sungai Ayung adalah sungai utama yang
Ketidakselarasan sistem pengelolaan dan mengalir di wilayah DAS Ayung. DAS Ayung
kebijakan sumber daya alam dan lingkungan yang mempunyai luas 30.981 ha dengan wilayah terluas
berlaku di kawasan hulu-tengah-hilir pada sebuah berada di Kabupaten Badung, yaitu mencapai
DAS, akan menghasilkan kekacauan sistem tata 14.358 ha (46,34%). Kabupaten Badung juga
air secara keseluruhan di DAS yang bersangkutan. merupakan kabupaten pemanfaat air terbesar dari
Rumusan hasil Lokakarya berterna Sungai Ayung mulai dari untuk kebutuhan
"Membangun Kapasitas Para Pihak Untuk masyarakat seperti mandi, cuci dan kakus, tempat
Penyelarnatan DAS yang diselenggarakan oleh kegiatan sosial dan budaya (melasti, nganyut,
Menteri Kehutanan ( 2009) menyimpulkan bahwa melukat) dan juga dimanfaatkan untuk pertanian,
kondisi DAS di Indonesia semakin bahan baku air PDAM, rafting dan juga untuk
memprihatinkan. Banyak DAS yang mengalami memproduksi air mineral dalam kemasan
penurunan kualitas dengan indikasi meningkatnya (AMDK).
luaslahan kritis, semakin seringnya banjir, Kegiatan pelestarian ekosistem hutan dan
kekeringan, tanah longsor dan pencemaran air DAS memerlukan pelibatan banyak pihak,
yang merugikan kehidupan masyarakat dan meliputi masyarakat hulu (pihak penyedia air),
lingkungan. Penurunan kualitas DAS ini masyarakat hilir (pihak pengguna air) dan
disebabkan antara lain oleh beberapa hal seperti pemerintah sebagai operator dan regulator
tekanan penduduk yang meningkat akibat dari sumberdaya air. Memberikan tanggung jawab
pembangunan industri, pembangunan infrastruktur, sepenuhnya hanya kepada masyarakat hulu dalam
dan berkembangnya pemukiman, dijadikannya kegiatan konservasi ekosistem DAS merupakan
sebagai tempat pembuangan limbah padat bentuk ketidakadilan karena konservasi DAS juga
(sampah) dan limbah cair, rendahnya kapasitas memberi manfaat keberlanjutan ketersediaan air
institusi yang bertugas mencegah dan bagi masyarakat hilir. Pihak pengguna air di
merehabilitasi kerusakan sumberdaya, kebijakan daerah hilir perlu berkontribusi terhadap
yang belum berpihak kepada pelestarian masyarakat hulu yang telah berjasa dalam menjaga
sumberdaya alarn (SDA), koordinasi yang belum ekosistem DAS dari ancaman degradasi.
optimal antar stakeholder terkait, dan kesadaran Terciptanya mekanisme kontribusi ini diharapkan
serta partisipasi berbagai pihak termasuk sebagian menjadi instrumen kebijakan pemerintah dalam
masyarakat yang masih kurang dalam konteks upaya konservasi DAS di daerah hulu. Sebelum
pemanfaatan dan pelestarian SDA. instrumen kebijakan tersusun maka penting untuk
Provinsi Bali memiliki 401 sungai yang 162 diketahui bagaimanakah persepsi dan perilaku
sungai diantaranya bermuara di laut. Dari 162 masyarakat hulu, hilir dan pemerintah dalam
sungai tersebut hanya 11 sungai yang memiliki memahami fungsi ekosistem DAS dan
DAS dengan luasan lebih dari 100 Km2. Seluruh pengelolaannya.
DAS di Provinsi Bali terbagi ke dalam 12 satuan
wilayah pengelolaan (SWP) berada dalam wilayah 1.2 Tujuan Penelitian
pengelolaan BP DAS Unda Anyar. DAS Ayung Air adalah komoditi yang tidak memiliki
merupakan salah satu DAS dari SWP Pangi Ayung substitusi sehingga pelestariannya mutlak perlu
yang terdiri dari tujuh DAS, yaitu DAS Ayung, dilakukan untuk terjadinya kehidupan
DAS Badung, DAS Nyali, DAS Mati, DAS Yeh berkelanjutan. Daerah hulu dengan ekosistem

80
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

hutan dan DAS nya adalah merupakan catchment umum geografis wilayah DAS dan tingkat
area yang memegang peranan penting dalam pendapatan masyarakat sekitar DAS, sedangkan
menjaga siklus hidrologi (tata air) untuk data kualitatif adalah data katagorikal yang
keberlanjutan pasokan air baku. Memberikan menyangkut persepsi masyarakat terhadap fungsi
tanggung jawab sepenuhnya hanya pada DAS sebagai tata air dan dan perilaku masyarakat
masyarakat hulu semata untuk menjaga ekosistem dalam pelestarian DAS menuju keberlanjutan
DAS di hulu adalah bentuk ketidakadilan karena aliran air di Sungai Ayung.
manfaat atas berfungsinya ekosistem tersebut Data berdasarkan sumbernya dibedakan
tidak hanya diterima oleh masyarakat hulu, tetapi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
juga masyarakat hilir dan pemerintah. Adanya Data primer adalah data yang diperoleh secara
manfaat ekonomi dan non ekonomi yang diterima langsung dari responden terpilih melalui
para pihak seharusnya menjadikan tanggung jawab wawancara dengan menggunakan kuesioner (daftar
pelestarian ekosistem DAS di hulu menjadi pertanyaan). Responden dalam penelitian ini
tanggung jawab bersama. dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu responden
Berangkat dari latar belakang tersebut di dari kelompok masyarakat di wilayah hulu DAS
atas maka tujuan utama penelitian ini adalah sebagai representasi masyarakat penyedia air,
mengetahui persepsi para pihak (masyarakat hulu, responden dari masyarakat yang berada di wilayah
masyarakat hilir dan pemerintah) dalam tengah dan hilir DAS sebagai representasi
memahami fungsi DAS dan sikap serta perilaku kelompok masyarakat pemakai air.
yang ditunjukkan atas pemahaman tersebut. Secara Data sekunder adalah data yang diperoleh
lebih spesifik, tujuan penelitian ini adalah untuk : dari berbagai sumber informasi kedua, khususnya
1. Mengetahui kondisi ekosistem DAS Ayung dari berbagai instansi terkait yang ada di tingkat
di daerah hulu. provinsi dan kabupaten/kota di Bali seperti
2. Menganalisis persepsi dan perilaku Biro/Kantor Pusat Statistik, Dinas Kehutanan,
masyarakat hulu dan hilir dalam pelestarian Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, Badan
ekosistem DAS Ayung. Lingkungan Hidup, serta berbagai publikasi hasil
3. Menganalisis hubungan antara persepsi studi yang relevan dengan penelitian ini baik di
dengan perilaku masyarakat dalam tingkat regional, nasional maupun internasional.
pelestarian ekosistem DAS Ayung Dalam pengumpulan data metode yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
2. Metode Penelitian survei, yaitu metode yang mengambil sampel dari
suatu populasi dengan menggunakan kuesioner
2.1 Lokasi Penelitian sebagai alat pengumpulan data yang pokok
Penelitian ini dilakukan di wilayah DAS (Singarimbun, dkk., 1989). Dilihat dari teknik
Ayung yang secara administratif berada di wilayah yang dipergunakan dalam metode survei ini akan
Kabupaten Badung. Pemilihan Kabupaten Badung dipergunakan metode triangulasi yang meliputi
sebagai lokasi penelitian karena wilayah DAS kegiatan observasi, wawancara, dan daftar
Ayung terluas berada di Kabupaten Badung dan pertanyaan (Sugiyono, 2010).
pihak pemanfaatan air Sungai Ayung terbesar juga
berada di wilayah Kabupaten Badung. 2.3 Populasi dan Responden Penelitian
Penelitian dilakukan pada daerah hulu DAS
2.2 Sumber Data Ayung. Diasumsikan bahwa masyarakat hulu
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah masyarakat penyedia air oleh karena
ini adalah kuantitatif (numerikal) dan kualitatif keberadaan ekosistem hutan dan DAS di daerah
(katagorikal). Data kuantitatif menyangkut kondisi hulu sangat menentukan fungsi hidrologis

81
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

ekosistem tersebut dalam menjaga tanah dan taat b. Skor 2 diberikan apabila responden
air. Perilaku masyarakat hulu melalui tindakan memberikan pendapat atau tanggapan yang
pelestarian, konservasi dan rehabilitasi sangat tidak diharapkan (kurang baik)
berperan dalam menjaga kelestarian ekosistem c. Skor 3 diberikan apabila responden
DAS di bagian hulu. Populasimasyarakat hulu memberikan pendapat atau tanggapan yang
dalam penelitian ini diwakili secara purposive oleh meragukan (cukup baik)
masyarakat Desa Belok Sidan dan Desa Plaga, d. Skor 4 diberikan apabila responden
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. memberikan pendapat atau tanggapan yang
Jumlah responden untuk tujuan paling yang diharapkan ( baik)
penelitianini ditetapkan secara purposive di e. Skor 5 diberikan apabila responden
masing-masing desa, masing-masing sebanyak 25 memberikan pendapat atau tanggapan yang
orang yang dipilih melalui simple random paling diharapkan (sangat baik)
sampling. Dengan demikian jumlah responden Analisis data yang digunakan disesuaikan
untuk penelitian ini seluruhnya berjumlah 50 dengan tujuan dari masing-masing penelitian
orang. sebagai berikut.
1. Tujuan penelitian yang pertama yakni
2.4 Analisis Data mengetahui kondisis ekosistem DAS di
Metode analisis data yang digunakan untuk daerah hulu dideskripsikan menggunakan
mengetahui persepsi dan perilaku masyarakat akan pendekatan lingkungan, kemudian dianalisis
pentingnya peranan DAS Ayung di hulu adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif
deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik yaitu mendeskripsikan kondisis geofisik dan
skor pada tiap komponen. Salah satu cara yang biofisik DAS serta pemanfaat Sungai Ayung,
digunakan dalam menentukan skor adalah dengan 2. Tujuan penelitian yang kedua yaitu persepsi
menggunakan skala likert. Dengan menggunakan dan perilaku masyarakat hulu dan hilir dalam
skala likert, nilai peringkat setiap jawaban atau pelestarian ekosistem DAS Ayung dianalisis
tanggapan dijumlahkan sehingga mendapatkan dengan menggunakan metode deskriptif
nilai total. Analisis dengan skala likert disesuaikan kualitatif yaitu mendeskripsikan kesesuaian
dengan tujuan penelitian dan memberikan data tentang persepsi dan perilaku
gambaran sesuai dengan jumlah dan persen untuk masyarakat terhadap ekosistem DAS yang
setiap kategori. Pemberian skor dilakukan secara diperoleh di lapangan dengan teori yang
konsisten dengan memberikan bilangan bulat 1, 2 , dibangun dalam kajian pustaka. Komponen
3, 4 dan 5 pada setiap kemungkinan jawaban yang dari persepsi dan perilaku hasil jawaban
diberikan. Skor tertinggi diberikan untuk jawaban responden selanjutnya dibuatkan skor.
yang paling diharapkan, sedangkan skor terendah Penentuan skor diawali dengan
diberikan untuk jawaban yang paling tidak menjumlahkan skor masing-masing
diharapkan. Untuk setiap pernyataan disediakan komponen dengan nilai skor maksimal 5,0
sejumlah alternatif tanggapan yang berjenjang atau dan skor minimal 1,0. Tahap selanjutnya
bertingkat. Dalam penelitian ini jumlah alternatif yaitu menghitung kelas interval dengan cara
yang digunakan adalah 5 (sangat baik, baik, cukup selisih skor maksimum dan skor minimum
baik, kurang baik dan sangat tidak baik). Adapun dibagi kelas interval. Konklusinya adalah
cara pemberian skor terhadap setiap pertanyaan sebagai berikut.
yang diajukan kepada responden sebagai berikut. 1,0 – 2,2 = tingkat persepsi rendah
a. Skor 1 diberikan apabila responden 2,3 – 3,6 = tingkat persepsi sedang
memberikan pendapat atau tanggapan yang 3,7 – 5,0 = tingkat persepsi tinggi
paling tidak diharapkan (sangat tidak baik)

82
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

3. Tujuan penelitian yang ketiga yakni maksimal 30. Tetapi karena sampel yang
mengenai hubungan antara persepsi dengan digunakan dalam penelitian ini jumlahnya
perilaku masyarakat petani terhadap lebih dari 30 orang, maka pengujian
pelestarian ekosistem DAS Ayung dianalisis signifikasinya menggunakan uji t dengan
dengan analisis bivariat. Analisis bivariat rumus sebagai berikut.
digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Analisis bivariat dalam penelitian ini (2)
menggunakan analisis korelasi Spearman
Jika sudah diketahui thitung maka dapat
Rank. Astawa (2011) mengungkapkan
ditarik simpulan bahwa apabila thitung lebih besar
koefisien dari Spearman Rank juga dikenal
dari ttabel maka hipotesis Ha diterima dan apabila
dengan koefisien Tata Jenjang. Korelasi Tata
thitung lebih kecil dari ttabel maka Ha ditolak.
Jenjang dapat digunakan jika kedua gejala
yang dikorelasikan berbentuk gejala ordinal.
3. Hasil dan Pembahasan
Penggunaan Korelasi Spearman Rank tidak
memprasyaratkan bahwa sumber data untuk
3.1 Kondisi Umum DAS Ayung
kedua variabel yang akan dikorelasikan
a. Letak dan luas wilayah DAS
berasal dari sumber yang sama, dan juga
Provinsi Bali memiliki 401 sungai yang 162
tidak memprasyaratkan bahwa data harus
sungai diantaranya bermuara di laut. Dari 162
berdistribusi normal. Rumus yang digunakan
sungai tersebut hanya 11 sungai yang memiliki
adalah sebagai berikut.
DAS dengan luasan lebih dari 100 Km2. DAS
Ayung merupakan bagian dari Satuan Wilayah
(1) Pengelolaan (SWP) Pangi Ayung, yang terdiri dari
tujuh DAS, yaitu DAS Ayung, DAS Badung, DAS
Keterangan: Nyali, DAS Mati, DAS Yeh Poh, DAS Canggah,
rhoxy : Koefisien korelasi tata jenjang dan DAS Pangi. DAS Ayung merupakan DAS
: Kwadrat selisih antara rangking x terpanjang di antara ketujuh DAS tersebut dengan
dan y panjang sekitar 68,5 km dan lebar 4,39 Km.
n : Jumlah sampel Letak atau posisi DAS Ayung sebagai salah satu
Uji signifikan Korelasi Tata Jenjang (rho) dari DAS di Provinsi Bali dapat dilihat pada Gambar 1.
Spearman adalah dengan membandingkannya
terhadap harga kritik rho yang terdapat dalam
tabel statistik rho jika jumlah sampel

83
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

Gambar 1. Peta DAS Ayung


DAS Ayung mempunyai luas wilayah atau hampir mendekati setengahnya dari luasan
30.981 Ha berhulu di Kabupaten Buleleng, Bangli wilayah DAS keseluruhan. Sebaliknya luasan
dan Badung serta berhilir di Kota Denpasar. tersempit berada di Kabupaten Buleleng, tepatnya
Wilayah DAS ini berada di sembilan wilayah berada di Desa Belok Sidan, Kecamatan
kecamatan dengan 59 desa administratif seperti Kubutambahan yang merupakan salah satu hulu
terlihat pada Tabel 1. Sebagian besar wilayah DAS Ayung dengan luas wilayah 458 Ha atau
DAS Ayung berada di wilayah Kabupaten Badung hanya sekitar 1,48 % dari total luasan DAS Ayung
yang luasannya mencapai 14.358 Ha (46,34 %) (BPDAS Unda Anyar, 2009).

Tabel 1. Persebaran Luas Wilayah DAS Ayung Berdasar Daerah Adminitratif, Tahun 2011
Jumlah Luas Wilayah Persentase
No. Kabupaten/ Kota Kecamatan
Desa (Ha) (%)
1. Buleleng Kubutambahan 1 458,00 1,48
2. Bangli Kintamani 24 8.872,00 28,63
3. Badung Petang 7 9.439,00 30,47
Abiansemal 14 4.919,00 15,88
4. Tabanan Baturiti 1 483,00 1,56
5. Gianyar Payangan 6 4.453,00 14,37
Ubud 2 402,00 1,30

6. Denpasar Denpasar Utara 2 983,00 3,17


Denpasar Timur 4 972,00 3,14
Jumlah 59 30.981,00 100,00
Sumber : BPDAS Unda Anyar, 2009

Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah dalam setahun adalah 145 hari, dengan hari hujan
DAS Ayung adalah 1558 mm dengan curah hujan rata-rata per bulan tertinggi terjadi pada bulan
rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari (27 hari) dan terendah pada bulan
Januari (487 mm) dan terendah terjadi pada bulan September (4 hari). Dengan demikian dapat
September (15 mm). Jumlah hari hujan rata-rata dikatakan bahwa di lokasi penelitian terdapat 2

84
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

pola musim dalam satu tahun yaitu musim 14.593Ha atau sekitar 47,10%, kemudian diikuti
penghujan (bulan Nopember sampai dengan April) oleh penggunan lahan untuk tegalan/ladang seluas
dan musim kemarau (Juni sampai Oktober), 4.485Ha (14,47%), penggunaan untuk lahan sawah
sedangkan bulan Mei merupakan peralihan dari irigasi seluas 3.723 Ha (12,07%), dan untuk
musim hujan ke musim. pemukiman seluas 1.542 Ha (4,97%). Luasan
untuk semak, sawah tadah hujan, dan hutan
b. Tata guna lahan masing-masing adalah seluas3.457Ha, 1.572Ha,
Berdasarkan data dari BPDAS Unda Anyar dan 1.609 Ha. Untuk jelasnya tipe dan luasan
(2009), DAS Ayung dengan luas mencapai 30.981 penggunaan lahan di DAS Ayung untuk berbagai
Ha pemanfaatan lahannya didominasi untuk peruntukan dapat dilihat pada Tabel2.
penggunaan kebun/perkebunan, yaitu seluas

Tabel 2. Tipe dan Luas Penggunaan Lahan di DAS Ayung, Tahun 2009

No. Tipe Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)


1. Semak /belukar 3.457 11,15
2. Sawah tadah hujan 1.572 5,06
3. Hutan 1.609 5,18
4. Kebun/Perkebunan 14.593 47,10
5. Pemukiman 1.542 4,97
6. Tegalan/ladang 4.485 14,47
7. Sawah irigasi 3.723 12,07
TOTAL 30.981 100,00
Sumber : BPDAS Unda Anyar, 2009

c. Pemanfaat air Sungai Ayung Namun demikian, sejalan dengan


Pada awalnya pola pemanfaatan DAS perkembangan pembangunan di Bali dimana
Ayung di bagian hulu adalah merupakan kawasan pembangunan sektor pariwisata lebih dominan
hutan dan lahan pertanian semusim, sedangkan di dibandingkan dengan pembangunan sektor-sektor
bagian tengah hinga hilir di dominasi oleh lahan lainnya, maka pemanfaatan air Sungai Ayung juga
persawahan. Disamping untuk pertanian, berkembang sesuai dengan dengan kebutuhan
penduduk yang bermukim di dekat dengan aliran masing-masing sektor. Atas dasar potensi yang
Sungai Ayung memanfaatkan air sungai sebagai dimiliki DAS Ayung, baik dilihat dari potensi
tempat mandi, mencuci dan kakus (MCK). Bali aliran airnya (debit) maupun potensi pemandangan
dengan penduduknya yang mayoritas beragama (lenskap) pada aliran Sungai Ayung dan DAS
Hindu, juga memanfaatkan sungai sebagai tempat Ayung dijumpai usaha wisata arung jerang
untuk melangsungkan kegiatan ritual keagamaan, (rafting) dan sarana akomodasi berupa hotel, villa,
seperti untuk upacara melasti, nganyut, melukat, dan sejenisnya termasuk restoran, rumah makan
dan upacara lainnya yang bermakna dan bar. Kegiatan rafting di Sungai Ayung banyak
“membersihkan” atau “menyucikan” dari segala menyediakan pemandangan yang indah seperti air
kekotoran. Bahkan sungai juga dipergunakan terjun, pahatan relief di tebing sungai serta suasana
sebagai tempat mencari nafkah hidup bagi dan suara alam yang relatif masih alami. Di tepi
sebagian masyarakat, seperti tempat untuk sebelah timur sungai terdapat hotel berbintang
menangkap ikan dan tempat untuk mencari atau serta villa dan di tepi sebelah barat merupakan
menambang pasir di era tahun 1970-an. areal persawahan dan tegalan. Karena karakteristik

85
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

Sungai Ayung yang bertebing ini menjadikan jalan mempengaruhi persepsi adalah pengaruh
turun menuju air sungai dipenuhi dengan undakan kelompok, pengalaman masalalu dan latar belakang
yang cukup terjal. sosial budaya.
Pengelolaan DAS Ayung sebagai bagian Persepsi bisa menjadi hal yang vital dalam
dari pembangunan wilayah Bali sampai saat ini mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga
menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan kualitas lingkungannya, termasuk masyarakat hulu
saling terkait. Permasalahan tersebut antara lain dalam menjaga kelestarian ekosistem DAS dalam
terjadinya erosi, pencemaran air sungai, banjir, keberlanjutan ketersediaan air. Manusia akan
kekeringan, dan belum adanya keterpaduan antar menjadi semakin tahu dan sadar akan dampak
sektor atau antar instansi dalam pengelolaannya yang dihasilkan dari adanya perubahan ekosistem.
dan kesadaran masyarakat yang rendah tentang Keberadaan ekosistem DAS sangat mempengaruhi
pelestarian manfaat sumber daya alam. keberlanjutan pasokan air pada badan sungai.
Merosotnya kondisi DAS itu umumnya disebabkan Masyarakat yang memilikipengetahuan
oleh berbagai faktor, antara lain adalah karena mengenaiperanan ekosistem DAS umumnya akan
adanya tekanan penduduk, tekanan pembangunan, bertindakreaktifdanmelakukan antisipasi terhadap
dan tekanan sosial ekonomi masyarakat di dampakyang mungkin akan terjadi.
kawasan DAS. Hasil penelitian PPLH (Pusat Analisis data atas persepsi masyarakat
Penelitian Lingkungan Hidup) Universitas terhadap ekosistem DAS menggunakan data
Udayana (2004), Adnyana (2007), BPDAS Unda scoring yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Anyar (2009), mengungkapkan bahwa Penentuan skor diawali dengan memberikan skor
permasalahan yang telah terjadi di DAS Ayung pada masing-masing komponen dengan skor
diantaranya adalah: (a) berkurangnya penutupan maksimal 5,0 dan skor minimal 1,0. Dari hasil
vegetasi permanen terutama di bagian tengah dan analisis menunjukkan bahwa rata-rata persepsi
hulu DAS; (b) dilakukannya budidaya tanaman masyarakat hulu terhadap peranan ekosistem DAS
semusim pada lahan yang kelas kemampuan dan dalam pelestarian air adalah sebesar 3,77 tergolong
kesesuaiannya tergolong tidak sesuai; (c) tingkat dalam kategori tinggi. Katagori baik dalam hasil
erosi yang tinggi di bagian tengah dan hulu DAS ; penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat
(d) semakin menurunnya kualitas air Sungai hulu memahami bahwa kondisi ekosistem DAS
Ayung ; (e) kurangnya kesadaran dan partisipasi akan menentukan keberlanjutan sumberdaya air di
masyarakat terhadap kelestarian DAS; (f) Sungai Ayung. Masyarakat hulu menyadari bahwa
rendahnya kemampuan masyarakat untuk keberadaan ekosistem akan menentukan jumlah
melakukan usaha konservasi di hulu DAS; dan (g) mata air dan debit mata air yang muncul di kebun-
terjadinya konflik kepentingan dalam kebun petani setempat dan juga pada lereng-
pemanfaatan Sungai Ayung. lereng tebing sungai. Keberadaan ekosistem DAS
tidak hanya menentukan keberlanjutan
3.2 Persepsi Masyarakat Hulu Terhadap ketersediaan air tetapi juga berperan dalam
DAS konservasi tanah, khususnya dari ancaman erosi
Persepsi merupakan suatu proses yang dan sedimentasi.
didahului oleh suatu penginderaan yaitu proses Berdasarkan penuturan responden beberapa
yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu tahun silam sebelum banyak terjadi alih fungsi
melalui alat reseptornya. Menurut Basyuni dalam lahan dan alih fungsi vegetasi di wilayah DAS
Sandi ( 2006), faktor-faktor dalam individu yang ditemukan banyak sumber air yang mengalir
menentukan persepsi adalah kecerdasan, emosi, melalui mata air yang bermunculan di musim
minat, pendidikan, pandapatan dan kapasitas hujan di kebun-kebun dan tebing atau jurang-
indera. Faktor luar diri individu yang jurang sekitar sungai. Pada musim kemarau airnya

86
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

tetap mengalir sekalipun dalam debit yang relatif tidak ada hutan berarti tidak ada air. Mereka juga
sedikit menurun. Air yang keluar dari beberapa tidak mau dipersalahkan sepenuhnya atas
mata air ini berwarna jernih kemudian terjadinya kerusakan hutan dan DAS di daerah
dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat hulu karena perambahan hutan dan perubahan
sekitar disamping juga mengalir pada beberapa fungsi justru banyak dilakukan oleh orang lain
sungai kecil yang ada di bawahnya yang pada dari luar daerah setempat.
akhirnya bermuara pada sungai besar yang disebut Ada sisi menarik dari penelitian ini adalah
Sungai Ayung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka tidak setuju apabila tanggung jawab
bahwa debit aliran Sungai Ayung sangat dan beban dalam pemeliharaan dan pelestarian
ditentukan oleh jumlah mata air yang terbentuk di DAS hanya dibebankan pada masyarakat hulu.
hulu serta kondisi tanah dan vegetasi di wilayah Peranan dan tanggungjawab pemerintah dan
DAS. Pada lahan dengan tutupan vegetasi yang pengusaha wajib terlibat dalam pelestarian DAS.
rapat dan sistem perakaran kuat akan menjadikan Pemerintah sebagai pemegang regulasi diminta
fungsi hidrologis atau tata air dari ekosistem tidak hanya sebatas membuat peraturan dan
tersebut semakin baik, dan hal sebaliknya terjadi kebijakan semata dalam pelestarian sumberdaya
apabila tutupan vegetasi berkurang serta banyak hutan dan DAS tetapi juga ikut berperan dalam
tanaman semusim yang diusahakan akan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat
menjadikan fungsi hidrologis DAS menurun. sehingga taraf hidup dan perekonomian
Keberadaan ekosistem DAS yang baik tidak masyarakat meningkat sehingga tidak lagi
hanya memberi manfaat dari sisi pelestarian melakukan kegiatan yang dapat merusak hutan dan
sumberdaya air semata tetapi juga memberikan DAS. Demikian juga pihak swasta seperti PDAM
manfaat kehidupan sosial ekonomi pada dan Perusahan AMDK dan Rafting yang
masyarakat sekitarnya. Masyarakat tidak hanya memanfaatkan jasa ekosistem DAS (air) haruslah
memanfaatkan lahan yang dimilikinya sebagai juga bertanggungjawab dan berkontribusi dalam
tanaman tahunan semata, namun mereka juga pelestarian DAS. Ketiga perusahan tersebut
dapat memanfaatkan untuk budidaya tanaman seharusnya mengalokasikan sebagaian dananya
semusim (palawija) dengan sistem tumpang sari. baik dalam bentuk CSR atau bentuk dana lain
Pada saat tuntutan dan kebutuhan ekonomi relatif dalam pelestarian DAS. Dana tersebut
masih terbatas pendapatan dari kebun masih bisa dialokasikan untuk pelestarian dan konservasi
mencukupi kebutuhan rumah tangga (cost of DAS yang direncanakan dan dilakukan secara
living). Namun perkembangan berikutnya terpadu dan terintegrasi antar para stakeholder.
menunjukkan bahwa tuntutan hidup dan ekonomi
manusia semakin meningkat dan ini menjadikan 3.3 Hubungan Persepsi dengan Perilaku
masyarakat melakukan berbagai upaya dalam Masyarakat Hulu Terhadap DAS
pemenuhan kebutuhan tersebut, termasuk Persepsi masyarakat yang tinggiatas
diantaranya adalah merubah vegetasi yang tumbuh keberadan ekosistem DAS dalam pelestarian
di atas lahannya menjadi tanaman yang lebih sumberdaya air ternyata diikuti oleh perilaku
produktif dan bernilai ekonomi. dengan kategori sedang dalam tindakan
Dari aspek peranan ekosistem DAS, konservasi. Berdasarkan persespsi, bahwa mereka
masyarakat sangat memahami pentingnya tidak setuju apabila pohon-pohon yang besar yang
pelestarian ekosistem karena ekosistem hutan, tumbuh di dekat lahan miring ditebang dan mereka
DAS dan pohon-pohon yang tumbuh di atasnya juga setuju menanam pohon dengan sistem
sangat penting dalam menjaga air di daerah hulu. perakaran yang kuat pada lahan miring sehingga
Merusak hutan dan DAS berarti merusak erosi bisa dicegah. Namun dalam tindakan atau
ketersediaan air dan bahkan mereka mengatakan perilaku, mereka justru membudidayakan tanaman

87
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

semusim pada lahan yang miring. Hal ini tentu Apabila seseorang dipaksa oleh situasi atau
tidak sejalan dengan kaidah-kaidah konservasi kondisi untuk melakukan tindakan atau perilaku
karena budidaya tanaman semusim (seperti yang tidak sesuai dengan persepsinya maka ia
palawija) tidak mampu mencegah terjadinya erosi tidak akan merasakan adanya tanggungjawab atas
tanah di musim hujan. Tindakan ini dilakukan masalah tersebut.
masyarakat setempat karena secara ekonomi Persepsi menjadi hal yang penting dalam
mereka tidak bisa mengaharapkan sepenuhnya menentukan sikap dan perilaku yang akan
hasil tanaman tahunan, seperti kopi, kayu dan dilakukan masyarakat. Masyarakat yang tahu dan
tanaman sejenis lainnya untuk mencukupi sadar akan dampak yang ditimbulkan dari
kebutuhan ekonomi sehari-hari. Mereka menanami perubahan ekosistem DAS terhadap keberlanjutan
kebun dengan tanaman yang bersifat quick yielding sumberdaya air akan diimplementasikannya dalam
dengan hasil panen yang bisa dilakukan dalam bentuk upaya dan usaha konservasi. Namun
waktu yang cepat dan terus menerus. manakala tindakan atau perilaku konservasi yang
Umumnya persepsi yang dimiliki seseorang dilakukan itu dirasakan tidak memberikan manfaat
akan sesuai dengan perilaku yang yang berarti bagi dirinya sendiri atau
dimunculkannya. Artinya, apabila seseorang komunitasnya maka tindakan tersebut tidak akan
mempunyai persepsi tentang sesuatu yang dilakukannya dengan sepenuh hati.
dinyatakannya tinggi atau positip maka perilaku Apabilaseseorangmelakukan tindakan atau
yang dimunculkannya juga perilaku positip perilaku yang tidak sesuaidengan persepsinya itu
terhadap sesuatu tersebut. Tetapi adakalanya berarti bahwa iatidak merasakan adanya
muncul ketidak sesuaian antara persepsi dan tanggungjawab atas masalah tersebut.
perilaku. Seperti yang dikemukakan oleh Brehm Dari hasil analisis korelasi Spearman
dan Kassin(1990),yang menguraikan bahwa Rank mempergunakan Program Paket SPSS Versi
ketidak sesuaian antara persepsi dengan sikap dan 20 mendapatkan hasil seperti terlihat pada Tabel 3
perilaku seseorang diakibatkan oleh kurangnya berikut.
peran kesadaran dan rasa tanggungjawab personal
dalam dirinya. Kebebasan memilih berkaitan
dengan keterpaksaan melakukan suatu perilaku.

Tabel 3. Nilai Korelasi Antara Persepsi dan Perilaku

Perilaku Persepsi
Correlation Coefficient 1,000 0,003
Perilaku Sig. (2-tailed) . 0,984
N 50 50
Spearman's rho
Correlation Coefficient 0,003 1,000
Persepsi Sig. (2-tailed) 0,984 .
N 50 50

Berdasarkan perhitungan seperti terlihat upaya pelestarian ekosistem DAS menuju


pada Tabel 3 di atas diperoleh nilai rhoxy = 0,003. sumberdaya air berkelanjutan di Sungai Ayung.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 % Tidak adanya hubungan antara persepsi dan
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan perilaku dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
antara persepsi dengan perilaku masyarakat dalam masyarakat hulu merasakan bahwa tanggungjawab
pelestarian ekosistem DAS dalam bentuk

88
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

konservasi tidaklah sepenuhnya menjadi tanggung Berdasarkan hasil analisis tersebut


jawab masyarakat hulu semata tetapi menjadi menunjukkan bahwa kegiatan konservasi dan
tanggung jawab semua stakeholder yang rehabilitasi ekosistem tidak hanya dapat
memanfaatkan jasa ekosistem DAS itu sendiri. dibebankan kepada masyarakat hulu saja tetapi
Dilanggarnya kaidah-kaidah konservasi dalam juga memerlukan pelibatan banyak pihak
teknik budidaya tanaman dan juga jenis vegetasi (stakeholder), mulai dari stakeholder kunci
yang diusahakan lebih berdasar pada alasan (pemerintah, selaku pihak pengambil keputusan),
ekonomi semata. Sekalipun masyarakat sadar stakeholder primer (pihak yang mempunyai
bahwa tanaman semusim tidak baik diusahakan kepentingan langsung dengan program), dan
pada lahan miring dan juga digantinya tanaman stakeholder skunder (pendukung). Positipnya
kopi menjadi tanaman jeruk adalah karena alasan persepsi akan arti DAS dalam menjaga
ekonomi yang mengalahkan alasan pelestarian keberlanjutan pasokan sumberdaya air Sungai
lingkungan. Dengan berbudidaya tanaman Ayung seharusnya juga dibarengi dengan sikap
semusim seperti palawija dan hortikultura mereka para stakeholder pengguna air dan pemerintah
dapat penghasilan setiap hari dari hasil panennya, untuk melakukan pengelolaan DAS secara terpadu
dan hal yang tidak mungkin didapat apabila dengan memperhatikan aspek social ekonomi
mereka hanya menanam tanaman kayu yang baru masyarakat hulu. Masyarakat hulu jangan hanya
bisa dipanen dalam jangka waktu yang panjang, dijadikan sebagai obyek dalam pelestarian DAS
lebih dari lima tahun. Demikian juga menanam semata, tetapi juga memposisikan perannya sebagi
tanaman jeruk jauh lebih menguntungkan subyek untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan
dibandingkan dengan tanaman kopi. Jeruk dapat masalah DAS dengan mendengar aspirasi
dipanen beberapa kali dengan harga jual yang keinginannya.
relatif tinggi, sedangkan kopi rata-rata hanya bisa
di panen 1-2 kali setahun dengan harga yang tidak 4. Simpulan dan Saran
pasti dan cendrung rendah.
Dalam berbudaya tanaman ini mereka juga 4.1 Simpulan
sadar apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan Berdasar pada uraian tersebut di atas maka
asas pelestarian sumberdaya air. Namun bagi beberapa butir simpulan yang dihasilkan dalam
mereka itu tidak menjadi masalah yang serius penelitian ini adalah sebagai berikut.
karena air yang merupakan jasa lingkungan 1. Jasa hidrologis hutan berupa sumberdaya air
ekosistem DAS justru akan lebih banyak dinikmati merupakan salah satu jasa lingkungan
oleh masyarakat tengah dan hilir bukan di terpenting yang dihasilkan oleh ekosistem
masyarakat hulu. Mereka memanfaatkan air sungai DAS yang berada di hulu Sungai Ayung.
atau mata air dengan menggunakan pompa hydram Hasil penelitian menunjukan bahwa telah
atau teknik lain melalui swadaya kelompok. terjadi penurunan fungsi hidrologis fungsi
Mereka merasakan tidak ada keberpihakan DAS Ayung akibat berbagai kegiatan
pemerintah atau stakeholder di daerah hilir dalam manusia seperti perubahan penggunaan lahan
membantu mereka menyediakan air bersih, namun yang tidak mengikuti kaidah-kaidah
disisi lain mereka dituntut untuk terus melakukan konservasi dan perubahan peruntukan.
pelestarian sumberdaya air. Adanya ketidakadilan 2. Persepsi masyarakat hulu terhadap peran
ini menjadikan mereka bertindak sesuai dengan ekosistem DAS dalam pelestarian
kepentingan dan kebutuhan mereka sendiri sumberdaya air berkelanjutan di Sungai
sekalipun apa yang dilakukannya dirasakan tidak Ayung termasuk dalam kategori baik/tinggi.
sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi. 3. Tindakan dan perilaku masyarakat hulu
dalam melakukan konservasi wilayah DAS di

89
I Made Sudarma, dkk. : Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Daerah Aliran Sungai Ayung .....

daerah hulu termasuk dalam kategori sedang, Ekologi. Laporan No. 300. Lembaga
dan itu berarti bahwa tidak ada hubungan Penelitian Hutan. Bogor
antara persepsi dengan perilaku dalam Asdak, Chay, 2007. Hidrologi dan Pengelolaan
pelestarian ekosistem DAS Ayung. Daerah Aliran Sungai. Penerbit Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
4.2 Saran Cicin-Sain and Knecht. 1998. “Integrated Coastal
1. Tanggungjawab konservasi DAS tidak bisa and Marine Management”. Washington
dibebankan sepenuhnya hanya kepada Press. Washington DC.
masyarakat hulu, namun harus melibatkan
Cole, Rebecca J., 2010. Social and Environmental
berbagai stake holder penyedia dan pengguna Impacts of Payments for Environmental
air yang dihasilkan oleh jasa ekosistem DAS. Services for Agroforestry on Small-Scale
2. Dalam pengelolaan DAS menuju Farms in Southern Costa Rica.
ketersediaan sumberdaya air berkelanjutan di International Journal of Sustainable
Sungai Ayung maka para pihak atau Development and World Ecology.
stakeholder yang terlibat didalamnya harus London: Jun 2010. Vol. 17, Iss. 3; pg. 208
melakukan kegiatan yang terpadu dan Hulfschmidt, M. 1985. A Conceptual Framework
terintegrasi baik antar sektor maupun antar for Analysis of Watershed Management
wilayah sehingga terjadi sinergitas dan Activities. Environment and Policy
Institute. East West Center. Honolulu.
sinkronisasi dalam pencapaian tujuan.
3. Dalam upaya pelestarian ekosistem ICRAF, Ford Foundation, LP3ES, Bappenas,
sumberdaya DAS ke masa depan prinsip WWF-Indonesia. 2005. Strategi
“penerima manfaat membayar” dalam DAS Pengembagan Pembayaran dan Imbal
Jasa Lingkungan di Indonesia. Laporan
perlu dipikirkan sehingga para pihak merasa
Lokakarya Nasional, Jakarta, 14-15
memiliki dan bertanggung jawab terhadap Februari 2005
keberadaan DAS dan terjadinya efisiensi
Irwan, Zoer’aini Djamal, 2007. Prinsip-Prinsip
dalam penggunaan air sungai.
Ekologi. Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Penerbit Bumi Aksara,
Daftar Pustaka Jakarta.
Jiang, Yi, Leshan Jin, Tun Lin, 2010.Higher
-------- 1999. Undang Undang Republik Indoensia
Water Tariffs for Less River Pollution –
No. 32 Tahun 2009, Tentang
Evidence from Min River and Fuzhou
Perlindungan dan Pengelolaan
City, People’s Republic of China. Asian
Lingkungan Hidup. Jakarta.
Development Bank Economics Working
------- 2004. Rencana Pengelolaan Secara Terpadu Paper Series No. 201.
Daerah Aliran Sungai Ayung. Hasil
Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Managemen
Penelitian Kerjasama Bappeda Provinsi
Daerah Aliran Sungai. Fakultas
Bali Dengan Pusat Penelitian Lingkungan
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hidup Universitas Udayana, Denpasar.
McAfee, Kathleen , Elizabeth N Shapiro.
Adnyana, Sandi. 2007. Pengelolaan Terpadu
Payments for Ecosystem Services in
Daerah Aliran Sungai Ayung. Jurusan
Mexico: Nature, Neoliberalism, Social
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Movements, and the State. Association of
Udayana. Denpasar
American Geographers. Annals of the
Al-Rasyd H., dan T. Samingan. 1980. Pendekatan Association of American Geographers.
Pemecahan Masalah Kerusakan Washington: Jul 2010. Vol. 100, Iss. 3;
Sumberdaya Tanah dan Air Daerah pg. 579.
Aliran Sungai Dipandang dari Segi

90
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 2, Agustus 2016, hlm. 78-91

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Saunders Company, London. Penerbit PT Refika Aditama, Bandung.
Ostrom, E. 1990. Governing the Commons : The Singarimbun, Masri, Sofian Effendi, 1989.
Evolution of Institution for Collective Metode Penelitian Survai. LP3ES,
Actio. Cambridge : Cambridge University Jakarta.
Press.
Southgate, D., Timothy Haab, John Lundine,
Pagiola, S., A. Arcenas, and G. Platais (2005), Fabian Rodriguez, 2010. Payments for
‘Can Payments for Environmental Environmental Services and Rural
Services Help Reduce Poverty? An Livelihood Strategies in Ecuador and
exploration of the issues and the evidence Guatemala. Environment and
to date from Latin America’, World Development Economics. Cambridge:
Development 33: 237–253. Feb 2010. Vol. 15, Iss. 1; pg. 21, 17 pgs.
Pereira, S.N.C., 2010. Payment for Environmental Sudarma, I Made, 2013. Pembayaran Jasa
Services in the Amazon Forest: How Can Lingkungan Sebagai Instrumen Ekonomi
Conservation and Development Be Menuju Pengelolaan Daerah Aliran
Reconciled? Journal of Environment & Sungai Ayung Berkelanjutan di Provinsi
Development. La Jolla: Jun 2010. Vol. 19, Bali. Disertasi, Program Studi Ilmu
Iss. 2; pg. 171. Ekonomi, Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Denpasar.
Ratnaningsih, Maria, 2008. Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Cimanuk Terpadu Dengan Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Pendekatan Pembayaran Jasa Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta,
Lingkungan. Disertasi, Program Studi Bandung.
Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana
Wunder, S., 2008. Payments for Environmental
Universitas Indonesia. Jakarta.
Services and Tthe Poor: Concepts and
Sheng. T. C. 1968. Concepts of Watershed Preliminary Evidence. Environment and
Management. Lecture Notes for Forest Development Economics 13: 279-297.
Training Course in Watershed
Management and Soil Conservation.
UNDP/FAO. Jamaica.

91

You might also like