You are on page 1of 15

Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D.

Njurumana)

KONSERVASI TANAH DAN AIR BERBASIS MASYARAKAT


DI NUSA TENGGARA TIMUR :
Studi Kasus di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur*)
(Study of Community Based Soil and Water Conservation:
A Case Study of Ramuk Village in East Sumba)

Oleh/By :
Gerson ND. Njurumana
Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Jl. Untung Surapati No. 7 (Blk) Po Box 69 Kupang 85115 Telp. (0380) 823357 Fax. (0380) 831068; e-mail aisuli@yahoo.com
*) Diterima : 24 Pebruari Klasifikasi
2006; Disetujui : 06 Pebruari 2007

ABSTRACT

Environmental management as well as soil and water conservation should allow involvement of active
community participation so that it can support togetherness efforts for land rehabilitation. It needs
government support to provide guarantee of law enforcement regarding community participation, including
enforcement of indigenous knowledge that supports land and water conservation. Improvement of
community capacity is a critical point for success of conservation especially in dry land area such as East
Sumba. This paper is intended to give a picture of success of community based soil and water conservation
in Ramuk Village in Pinu Pahar, East Sumba. The methods used for approaching the problem were direct
observation and interview with conservation actors in that village, village administrators, religious leaders,
community leaders, custom leaders and NGO who assist the conservation process. The study shows that
modification of traditional model in soil and water conservation under multiple terrace (terasering) and
bench terrace (teras bangku) enriched with diversification of multi strata plants applied in Ramuk Village
resulted in excellent outcomes. The community has directly enjoyed the benefits of the conservation as can
be seen from increasing of land productivity particularly in income, environment and livestock farming,
hence encourage the villagers to participate more on conservation activities. Villagers have developed
rotation-planting system with a 9-year off period for 0.5 ha, impacting in land fertility rehabilitation process.
The development of family forest has independently support the needs for building materials and this lower
the dependency toward their forest surrounded. The roles of local institution and indigenous knowledge
have provided significant support in efforts to improve community participation in developing conservation.
Key words: Soil and water conservation, community and indigenous knowledge

ABSTRAK

Pengelolaan lingkungan dan konservasi tanah dan air perlu mempertimbangkan keterwakilan porsi bagi
pelibatan partisipasi aktif masyarakat, sehingga mendorong kebersamaan dalam mendukung rehabilitasi
lahan. Perlu dukungan pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi pelibatan partisipasi
masyarakat, termasuk pemberdayaan kearifan lokal yang mendukung konservasi tanah dan air. Peningkatan
kapasitas masyarakat merupakan titik simpul keberhasilan konservasi terutama pada wilayah kering seperti
Sumba Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan konservasi tanah
dan air berbasis masyarakat di Desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur. Metode
pendekatan yang dilakukan adalah observasi langsung dan wawancara dengan masyarakat pelaku konservasi,
aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi model tradisional konservasi tanah dan air
berbasis masyarakat dalam bentuk pembuatan terasering dan teras bangku dengan diversifikasi jenis tanaman
yang multi strata di desa Ramuk sangat baik. Manfaat sudah dirasakan langsung oleh masyarakat melalui
peningkatan produktivitas lahan terutama aspek pendapatan, lingkungan, dan peternakan sehingga
mendorong partisipasi dalam kegiatan konservasi. Masyarakat mengembangkan pola pertanian bergilir
dengan masa bera untuk setiap petak seluas 0,5 ha selama sembilan tahun, sehingga mendukung proses
pemulihan kesuburan lahan. Pengembangan hutan keluarga mendukung swadaya bahan bangunan sehingga
menekan tingkat ketergantungan terhadap hutan. Peran kelembagaan dan kearifan lokal sangat mendukung
terwujudnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan konservasi tanah dan air.
Kata kunci : Konservasi tanah dan air, masyarakat dan kearifan lokal

25
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

I. PENDAHULUAN luasan informasi teknologi yang dapat


mendukung pengelolaan hutan, tanah,
Pulau Sumba merupakan salah satu wi- dan air. Sekalipun demikian, tingkat pe-
layah yang memiliki tingkat degradasi la- nerimaan dan adaptasi masyarakat terha-
han yang tinggi di Nusa Tenggara Timur dap informasi tersebut dirasakan sangat
(NTT). Luas daratan mencapai 1.105.240 kurang karena prasyarat yang cukup sulit
ha, terdiri dari dua kabupaten yaitu Kabu- dilakukan oleh petani yang rata-rata pen-
paten Sumba Timur (luas wilayah didikannya sekolah dasar. Oleh karena
700.050 ha) dan Kabupaten Sumba Barat itu, untuk mendukung upaya rehabilitasi
(luas wilayah 405.190 ha). Kerusakan yang dilakukan, perlu apresiasi terhadap
lingkungan dan sumberdaya alam meng- berbagai model dan praktek pengelolaan
alami peningkatan akibat kerusakan hu- lahan dan konservasi tanah dan air yang
tan, degradasi lahan, erosi, dan perusakan sudah berkembang dalam masyarakat, se-
kawasan daerah aliran sungai (DAS) perti sistem Ramuk.
yang berfungsi sebagai daerah tangkapan Sistem Ramuk merupakan salah satu
air. Lahan kritis dalam kawasan hutan usaha pemanfaatan lahan oleh masyara-
mencapai 327.261,69 ha sedangkan lahan kat dengan menerapkan prinsip-prinsip
kritis di luar kawasan hutan mencapai konservasi tanah dan air serta masa daur
777.978,41 ha (Anonimous, 2004). pemanfaatan lahan dengan tujuan me-
Pulau Sumba dicirikan oleh iklim mon- ningkatkan kesuburan lahan, produktivi-
soon tropis yang kering, dengan kisaran tas pertanian, dan konservasi lingkungan
curah hujan antara 500-2.000 mm/tahun yang dilakukan secara kontinu sepanjang
dan berlangsung pendek selama tiga bu- tahun. Secara umum cukup banyak ke-
lan. Rata-rata laju kerusakan hutan di arifan lokal yang berkembang di Sumba
Sumba mencapai 6.000 ha/tahun, dan tu- Timur, namun sampai saat ini mengalami
tupan hutan saat ini kurang dari 7 % dari kemunduran karena apresiasi dan interna-
total luas lahan (Kinnaird et al., 2003). lisasi yang tidak berkesinambungan serta
Selanjutnya dikatakan bahwa kanopi hu- mulai masuknya nilai-nilai dari luar yang
tan yang rapat terpecah menjadi sekitar makin memperlemah nilai dan perilaku
34 petak yang luasnya berkisar antara 16 arif masyarakat lokal terhadap hutan, ta-
ha-42.500 ha, dan hanya terdapat lima nah, dan air.
petak hutan yang luasnya lebih dari 2.500 Sehubungan dengan hal tersebut di
ha, hampir setengah fragmen hutan yang atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
tersisa memiliki luas kurang dari 500 ha. mendapatkan informasi tentang keberha-
Peningkatan lahan kritis dan terdegra- silan konservasi tanah dan air berbasis
dasi di Pulau Sumba merupakan kesatu- masyarakat di desa Ramuk, Kecamatan
an yang bersifat simultan antara kondisi Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur. Di-
biofisik, sosial ekonomi dan budaya harapkan hasil penelitian ini dapat ber-
yang berkaitan dengan pemanfatan lahan manfaat bagi masyarakat, pemerintah da-
sebagai faktor produksi. Rehabilitasi la- erah, pemerhati lingkungan, dan para pi-
han melalui reboisasi, penghijauan, hutan hak terkait yang melakukan pendamping-
rakyat maupun pengembangan unit peles- an terhadap masyarakat dalam upaya re-
tarian sumberdaya alam (UPSA) cende- habilitasi lahan, konservasi tanah dan air.
rung mengalami kegagalan. Kerusakan
lingkungan yang terjadi berlangsung te- II. METODOLOGI
rus berupa pembakaran padang rumput,
kebakaran hutan, perladangan berpindah, A. Lokasi dan Waktu Penelitian
dan perusakan daerah tangkapan air. Sa-
lah satu upaya yang sudah dilakukan oleh Kegiatan penelitian dilaksanakan di
pemerintah setempat adalah penyebar- desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar,

26
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa sifat sistem yang dianggap merepresenta-
Tenggara Timur. Penelitian dilaksanakan sikan ciri dan indikator penampilan serta
pada bulan September tahun 2004. menjadi panduan dalam menentukan
strategi pengembangannya. Produktivitas
B. Pengumpulan Data (productivity) diukur sebagai hasil atau
pendapatan per satuan masukan atau
Pengumpulan data dilakukan dengan
sumberdaya.
dua pendekatan yaitu melalui observasi
Kestabilan (stability) adalah para-
langsung terhadap kondisi biofisik dan
meter sejauh mana produktivitas bebas
wawancara.
dari keragaman yang disebabkan oleh
1. Observasi fluktuasi normal faktor-faktor lingkungan
Observasi lapangan dilakukan dalam seperti iklim maupun perubahan alih
rangka mengamati karakteristik biofisik fungsi lahan yang ada di sekitarnya.
dari penerapan sistem Ramuk dalam Keberlanjutan (sustainability) adalah
mendukung konservasi tanah dan air. Ke- kemampuan sistem mempertahankan pro-
giatan ini dilakukan di 10 lokasi kebun duktivitasnya sekalipun mendapat gang-
milik masyarakat dengan mengamati dan guan dalam bentuk tekanan atau pun gon-
memotret metode konservasi tanah dan cangan seperti musim kering yang pan-
air (terasering, guludan, vegetatif, dan jang, banjir, erosi, dan ledakan hama. Ke-
mulsa) yang dipergunakan dalam peman- berlanjutan tinggi mengindikasikan pro-
faatan dan konservasi lahan. Kondisi bio- ses pemulihan kembali berlangsung ce-
fisik yang diamati meliputi kemiringan pat; yang keberlanjutannya sedang dapat
lahan, pola-pola pemanfaatan lahan, tin- pulih kembali secara perlahan-lahan, dan
dakan konservasi yang digunakan, dan yang keberlanjutannya rendah berpeluang
jenis tanaman yang dikembangkan. mengalami kerusakan berat atau pulih de-
ngan indikator produksi yang lebih rendah.
2. Wawancara Kemerataan (equitability) mengindi-
Wawancara dilakukan dengan Focus kasikan keadilan distribusi hasil agro
Group Discussion (FGD), Indepth Inter- ekosistem terhadap petani yang mengelo-
view, daftar pertanyaan (kuesioner), dan la dan distribusi penerapannya secara me-
pengumpulan data sekunder dengan ma- rata dan berkelanjutan di antara kelom-
syarakat untuk memperoleh informasi pok masyarakat.
meliputi : a) partisipasi masyarakat dalam
kegiatan konservasi, b) dampak kegiatan
konservasi bagi masyarakat, c) dukungan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kelembagaan lokal maupun pemerintah
dalam kegiatan konservasi. Responden A. Kondisi Biofisik dan Metode
yang diwawancarai sebanyak 22 respon- Konservasi
den yang mewakili : a) masyarakat pela-
ku konservasi (10 jiwa), b) tokoh masya- Secara administratif, desa Ramuk me-
rakat (5 jiwa), c) tokoh adat (3 jiwa), d) rupakan salah satu desa enclave Taman
aparat desa (2 jiwa), e) tokoh agama (1 ji- Nasional Laiwanggi-Wanggameti, Keca-
wa), dan f) tenaga pendamping dari LSM matan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Ti-
Yayasan Tananua Sumba (1 jiwa). mur. Luas desa Ramuk sebesar 63,3 km2
dan puncak tertinggi terletak pada keting-
3. Analisis Agro Ekosistem gian 1.125 m di atas permukaan laut.
Pendekatan analisis yang digunakan Penduduk desa Ramuk berjumlah 1.346
adalah analisis agro-ekosistem (Conway, jiwa, terdiri dari 699 pria dan 647 pe-
1985 dalam KEPAS, 1986) dengan mem- rempuan dengan tingkat kepadatan pen-
fokuskan perhatian pada empat komponen duduk mencapai 21 jiwa/km2, wilayahnya

27
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

memiliki topografi berbukit terjal dengan molaena odorata dan Gossypium sp. Pa-
tingkat kelerengan yang curam antara 30- da daerah cekungan ditumbuhi oleh be-
45 %. Sebagian besar penduduk desa Ra- berapa jenis tanaman diantaranya kelapa
muk adalah petani yang menggantungkan (Cocos nucifera), pinang (Arecha cate-
hidupnya pada sektor usahatani. Keterba- chu), pisang (Musa parasidiaca), bambu
tasan alternatif lahan pertanian menye- (Bamboosa sp.), cengkeh (Eugenia aro-
babkan masyarakat mengembangkan sis- matica), mangga (Mangifera indica), sa-
tem pertanian lahan kering sekalipun pa- wo kecik (Manilkara kauki), coklat
da lokasi-lokasi yang kurang layak. La- (Theobroma cacao), vanili (Vanilla pla-
han tersebut dikelola dengan model- nifolia), sirih (Piper battle), kopi (Coffea
model pemanfaatan dan konservasi lahan arabica), mahoni (Swietenia mahagoni),
tradisional (terasering, guludan, dan pe- turi (Sesbania grandiflora), gmelina
mulsaan) yaitu yang disebut sebagai sis- (Gmelina arborea), gamal (Gliricidia se-
tem Ramuk. pium), dan jenis lainnya (Tabel 3). Pemu-
Perbedaan yang sangat menonjol dari kiman penduduk terpencar mengikuti la-
sistem Ramuk dengan sistem di daerah dang usaha. Gambar 1 dan Gambar 2
sekitarnya adalah kondisi biofisik daerah menunjukkan peta dan penampang me-
yang sangat curam sehingga mendorong lintang penyebaran tata guna lahan desa
masyarakat menemukan teknologi untuk Ramuk.
bisa melakukan kegiatan tanam-menanam Mengacu pada pola tata guna lahan
pada lahan kering. Selanjutnya masyara- yang digunakan, maka dilakukan peng-
kat mengembangkan beberapa model amatan terhadap beberapa karakteristik
konservasi tanah dan air seperti palam- biofisik pada sistem Ramuk meliputi luas
bang, kamutu tana, kamutu luri (Tabel 2), lahan kebun, kondisi fisik tanah, iklim,
dan pemulsaan dengan tujuan mengham- topografi, dan vegetasi seperti terlihat
bat aliran permukaan maupun energi kinetik pada Tabel 1.
hujan yang dapat meningkatkan erosi dan Berdasarkan karakteristik tersebut, ter-
tanah longsor. lihat bahwa potensi produktivitas berda-
Pola tata guna lahan meliputi ladang, sarkan ke empat unsur biofisik(tanah, ik-
kebun, hutan, belukar, dan padang peng- lim, topografi, dan vegetasi) termasuk
gembalaan yang didominasi jenis Chro- unit lahan mempunyai kemampuan lahan
119°57'10" 120°5'20" 120°13'30"
120
9°46'30"

9°46'30"

Desa Makamenggit

Desa Maidang

Desa Kombapari

DAS Tidas DAS Kambaneru

Desa Praibakul
9°54'40"

9°54'40"

Desa Ramuk
DAS Tapil
Desa Tarimbang

Desa Billa

Desa Waikamabu
-10

-10

Desa Praing Kareha

S
a
m
u Desa Karita
10°2'50"

10°2'50"
d
e
r
a

Desa Wahang
I

d DAS Lailunggi
n

o
n
e Desa Tawui
1 0 1 2 3 4 5 6 Km
s i
a
Skala 1 : 250.000

Sumber :
- Peta Administrasi Provinsi NTT Tahun 1998, Skala 1 : 250.000
- Peta Database dan Informasi DAS di Wilayah BP DAS Benain Noelmina
Tahun 2005, Skala 1 : 350.000

120
119°57'10" 120°5'20" 120°13'30"

PETA LOKASI PENELITIAN TATA GUNA LAHAN DESA RAMUK


KABUPATEN SUMBA TIMUR
120 121
LEGENDA : TUTUPAN LAHAN :
Peta Situasi Kabupaten Sumba Timur
Lokasi Penelitian Hutan Lahan Kering Primer Skala 1 : 3.000.000

(Desa Ramuk) Hutan Lahan Kering Sekunder


Batas Desa Pemukiman
Sungai Pertanian Lahan Kering
Batas DAS Pertanian Lahan Kering Campur
Rawa
-10

-10

Savana
Semak/Belukar Daerah Yang Dipetakan
Tanah Terbuka
120 121

Gambar (Figure) 1. Tata guna lahan desa Ramuk, Sumba Timur (Land use of Ramuk village, East Sumba)

28
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

Gambar (Figure) 2. Transek desa Ramuk (Transect of Ramuk village)

Tabel (Table) 1. Karakteristik biofisik sistem Ramuk di desa Ramuk, Sumba Timur (Biophysich
characteristic of Ramuk system on Ramuk village, East Sumba)
Nomor Komponen Lokasi contoh (Sample sites)
(Number) (Component) Ramuk Kamaru Pahamutana Anduhau
1 Luas contoh (ha) 3 2 2 2
2 Iklim :
Curah hujan 1.500-2.000 1.500-2.000 1.500-2.000 1.500-2.000
(mm/thn)*)
Banyak hari hujan*) ± 90 ± 90 ± 90 ± 90
Suhu udara (oC) 27 27 27 27
3 Topograpi :
Kelerengan 30-45 30-40 40-45 30
Panjang lereng 100-200 50-100 50-150 200
(m)
4 Kondisi fisik tanah Lempung liat ber- Lempung liat ber- Lempung liat ber- Liat berpasir,
pasir, tekstur agak pasir, tekstur agak pasir, tekstur tekstur agak
halus, warna hitam halus, warna hitam agak halus, warna halus, warna
kecoklatan kecoklatan coklat tua merah coklat
5 Vegetasi :
Utama Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi-
nang, gamal, kali- nang, turi, kalian- nang, turi, kalian- nang, gamal, kali-
andra merah, kali- dra merah, sengon, dra, sengon, ma- andra merah, ka-
andra putih, bambu, mahoni, kemiri, honi, kemiri, liandra putih,
sengon, turi, mahoni cengkeh, kakao, cengkeh, kakao, bambu, sengon,
kemiri, cengkeh, ka- mangga, jeruk, mangga, jeruk, mahoni, kemiri,
kao, mangga, jeruk nangka nangka cengkeh, kakao,
mangga, jeruk, turi
Sampingan Pisang, vanili, Pisang, vanili, ja- Pisang, jagung, Pisang, jagung,
kacang-kacangan, gung, umbi-umbian, umbi-umbian, umbi-umbian,
umbi-umbian, kinggrass, kencur, kinggrass, ba- bengkoang, jarak
jagung, sayur- jahe, mengkudu, wang merah, ken- pagar, kencur,
sayuran, sirih hamui, jarak pagar, cur, jahe, sirih, jahe, sirih, sayur-
sirih sayur-sayuran sayuran
Keterangan (Remarks) : *) Sumba Timur Dalam Angka, 2002

29
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

cukup baik dalam mendukung produkti- sional dalam kurun waktu yang relatif la-
vitas tanaman. Intensitas curah hujan cu- ma, yaitu palambang, kamutu tana, dan
kup memadai dalam mendukung kebu- kamutu luri seperti yang diperlihatkan
tuhan tanaman, pengisian air tanah, dan pada Tabel 2.
kelembaban tanah. Kondisi tanah liat ber- Tabel 2 memperlihatkan variasi model-
pasir membantu meningkatkan infiltrasi model tradisional dalam konservasi tanah
air ke dalam tanah sehingga mengurangi dan air yang digunakan masyarakat untuk
aliran permukaan. Kondisi tanah berlem- mempertahankan kesuburan tanah. Pa-
pung memungkinkan usaha pertanian, ka- lambang merupakan badan teras yang ter-
rena kondisi tanahnya tidak terlalu mudah susun dari batang kayu, cabang, dan ran-
lepas, juga tidak terlalu lekat, sehingga ting (mulsa) yang dipasang melintang se-
memudahkan pengelolaan termasuk pe- demikian rupa pada permukaan tanah se-
nanaman tanaman umur panjang. Kera- arah garis kontur, sehingga berfungsi se-
gaman jenis vegetasi yang dikembangkan bagai teras. Dalam jangka pendek, pa-
membantu menghindari erosi sehingga lambang mampu mengendalikan aliran
bermanfaat untuk konservasi tanah dan permukaan, tetapi memiliki kelemahan
air, pendapatan, pakan ternak, dan sosial karena komponen penyusunnya mudah
budaya. termakan usia. Batang kayu dan mulsa
Perubahan paradigma bertani sudah yang digunakan memiliki proses pelapuk-
mendorong masyarakat untuk meninggal- an yang lebih cepat, sehingga membutuh-
kan perladangan berpindah dan menerap- kan perhatian untuk mengganti dengan
kan perladangan menetap sebagai indika- komponen yang baru, terutama pada se-
si tumbuhnya kesadaran terhadap pen- tiap masa rotasi. Kamutu tana merupakan
tingnya penerapan prinsip-prinsip konser- model pengawetan tanah yang bersifat
vasi tanah dan air dalam pemanfaatan la- mekanik dengan komponen utama adalah
han. Prinsip pemanfaatan lahan telah la- batu dan tanah yang disusun sedemikian
ma dilakukan dengan model-model tradi- rupa sehingga berfungsi sebagai teras

Tabel (Table) 2. Model konservasi tanah dan air dalam sistem Ramuk (Soil and water conservation models in
Ramuk system)
Bahan komponen Jarak teras Fungsi utama
Nomor Nama lokal Metode Keterangan
(Component of (Terrace (Main (Remarks)
(Number) (Local name) (Method)
material) distance) function)
1 Palambang Mekanik- Batang, cabang, 3-5 meter Sebagai teras, Masih
vegetatif dan ranting kayu menahan digunakan,
serta mulsa erosi dan karena
dipasang aliran mudah dan
memotong kontur permukaan murah
2 Kamutu tana Mekanik Tanah dan batu, 3 meter Sebagai teras, Mengalami
dibuat mengikuti dengan menahan modifikasi
garis kontur kondisi erosi dan menjadi
slope ≥ 40 aliran teras
%; 5 meter permukaan bangku
dengan serta mening-
kondisi katkan
slope ≤ 30 infiltrasi
%
3 Kamutu luri Mekanik- Tanah dan batu, 3-5 meter Penguat teras Budidaya
vegetatif tanaman pelindung dan menahan lorong
longsor tradisional

30
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

(menyerupai teras bangku) dan mampu Lebih dari 60 % penduduk yang meng-
mengendalikan erosi dan aliran permuka- gantungkan sektor kehidupan pada perta-
an serta meningkatkan infiltrasi. Sistem nian lahan kering memberikan perhatian
ini cenderung stabil karena komponen serius terhadap usaha-usaha rehabilitasi
konstruksinya mampu bertahan dan ber- dan konservasi tanah dan air untuk mem-
fungsi dengan baik dalam waktu yang la- pertahankan atau meningkatkan produkti-
ma antara 10-15 tahun. Kamutu luri me- vitas lahan pertanian. Dalam kaitan de-
rupakan bentuk budidaya lorong tradisi- ngan partisipasi masyarakat pada kegiat-
onal dengan memanfaatkan jenis tanaman an rehabilitasi lahan, Pratiwi (2003) me-
legum seperti kaliandra, lamtoro, dan ta- nyebutkan bahwa rendahnya tingkat ke-
naman buah. berhasilan rehabilitasi lahan dan konser-
Model-model tersebut sangat ber- vasi tanah dan air disebabkan oleh seba-
manfaat dalam meningkatkan produktivi- gian besar masyarakat setempat tidak ber-
tas lahan. Masing-masing model tersebut peran aktif dalam analisis masalah dan
memiliki keunggulan dan kelemahan ter- pengambilan keputusan.
sendiri, namun dalam prakteknya masya- Lemahnya peran aktif masyarakat di-
rakat menggunakan secara bersamaan se- sebabkan oleh tidak tersedianya perang-
hingga ada keterpaduan fungsi di antara kat hukum, sistem pengelolaan dan pe-
sistem yang dimanfaatkan. Dari aspek ke- manfaatan, serta peraturan kelembagaan
berlanjutan, model kamutu tana dan ka- yang mendukung terwujudnya partisipasi
mutu luri memiliki usia pakai yang lebih masyarakat. Untuk menjembatani kesen-
tinggi, karena komponen material berupa jangan tersebut, perlu adanya pemberian
bebatuan dan tanaman umur panjang porsi yang wajar bagi pelibatan partisipa-
yang digunakan mampu memberikan si masyarakat dalam pembangunan dan
fungsi perlindungan selama tidak dirusak pengelolaan lahan-lahan terdegradasi dan
dan ditebang. konservasi tanah dan air. Keuntungan da-
Upaya pengawetan tanah memberi- ri pelibatan partisipasi masyarakat ada-
kan dampak positif dalam mengendalikan lah: a) memperoleh dukungan dalam pe-
penurunan kesuburan tanah. Menurut Ar- laksanaan kegiatan, b) membangkitkan
syad (1989) bahwa pengawetan tanah kesadaran dan partisipasi masyarakat da-
merupakan tindakan memperlakukan atau lam pengelolaan lahan dan konservasi ta-
memanfaatkan sebidang tanah pada cara nah dan air, c) tergalinya keahlian-
penggunaaan yang sesuai dengan ke- keahlian yang dimiliki kelompok masya-
mampuan tanah dan memberikan perla- rakat dalam pelestarian lingkungan dan
kuan sesuai dengan syarat-syarat yang di- sumberdaya alam, dan d) terbangunnya
perlukan agar tanah dapat berfungsi seca- kemitraan yang mampu mengurangi kon-
ra lestari sehingga memberikan hasil flik pengelolaan (Sallata dan Njurumana,
yang sebaik-baiknya secara berkelanjut- 2003).
an. Model-model konservasi tanah dan Keberhasilan rehabilitasi dan konser-
air yang diterapkan pada sistem Ramuk vasi tanah dan air di desa Ramuk dapat
sangat bermanfaat dalam mempertahan- dilihat dari keberhasilan masyarakat
kan bahkan meningkatkan nilai guna ta- menghijaukan lahan pertanian, pekarang-
nah untuk mendukung peningkatan pro- an, dan hutan keluarga yang dibangun se-
duktivitas lahan. cara swadaya dengan memanfaatkan jenis
Partisipasi masyarakat desa Ramuk tanaman serbaguna, tanaman kayu, ta-
dalam mendukung kegiatan rehabilitasi naman pertanian, dan pakan ternak. Da-
dan konservasi tanah dan air cukup ting- lam konteks ini, upaya pemanfaatan la-
gi, terlihat dari bentuk dan pola peman- han yang dilakukan tidak saja dilihat dari
faatan lahan yang dikelola mempertim- aspek pertanian, tetapi telah meng-
bangkan aspek konservasi dan rehabilitasi. akomodir kepentingan kehutanan dan

31
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

peternakan. Kesadaran masyarakat ten- lapisan permukaan tanah. Kondisi ini


tang arti pentingnya hutan, tanah, dan air akan memperkecil penutupan rongga-
merupakan modal untuk merancang pen- rongga tanah oleh butiran tanah halus,
dekatan rehabilitasi dan konservasi tanah sehingga memperkecil pemadatan ta-
dan air dengan memanfaatkan kekuatan nah dan memperbesar jumlah air hu-
dan kesadaran yang sudah berkembang jan yang diinfiltrasikan menjadi air
dalam masyarakat dan menghindari adop- tanah.
si model dari luar. 2. Produktivitas serasah tanaman, baik
Pengalaman yang terjadi dalam reha- daun, ranting, cabang maupun batang
bilitasi lahan di NTT adalah perencanaan berdampak positif terhadap akumulasi
dan pengelolaan kurang merepresentasi- bahan organik. Melalui dekomposisi
kan kebutuhan yang sebenarnya. Salah serasah oleh mikroorganisme yang
satu contoh kasus adalah perencanaan menjadi humus mampu memperbaiki
model rehabilitasi lahan yang digunakan dan memperbesar permeabilitas ta-
cenderung mengadopsi sebuah sistem nah. Permeabilitas tanah yang baik
atau model yang sudah berhasil dari da- akan meningkatkan jumlah air hujan
erah lain, tanpa melalui proses pengujian yang terinfiltrasi ke dalam tanah.
dan kajian yang lebih dalam berdasarkan Dampak positif yang dirasakan ma-
pedoagroklimat setempat (Njurumana, syarakat adalah tersedianya sumber
2004a). air secara berkelanjutan sepanjang
Dukungan keberhasilan rehabilitasi tahun.
lahan kritis dan konservasi tanah dan air 3. Visualisasi kerapatan vegetasi (rata-
terjadi apabila tersedianya model penge- rata 600 tanaman/0,5 ha) untuk ber-
lolaan yang mempertimbangkan keunikan bagai jenis tanaman yang multi strata
wilayah beserta aspek sosial-ekonomi, (Tabel 3), menyebabkan berfungsinya
budaya, dan kearifan lokal masyarakat. iklim mikro yang mampu mening-
Sehubungan dengan hal tersebut, pe- katkan kelembaban udara dan aktivi-
ngembangan sistem Ramuk memberikan tas berbagai mikroorganisme tanah.
nilai positif terhadap konservasi tanah Kelembaban yang tinggi akan menu-
dan air. Indikator yang dapat dilihat ada- runkan suhu udara sehingga menekan
lah sedikitnya tanah longsor sekalipun laju evapotranspirasi.
pada kemiringan tinggi, erosi yang ter- 4. Berfungsinya model-model konserva-
kendali, dan terpeliharanya sumber- si tanah dan air yang digunakan mam-
sumber air sekitarnya. Salah satu lokasi pu menahan aliran permukaan, se-
yang terukur debit airnya adalah di lokasi hingga lebih banyak air yang meresap
Waihari dengan debit 1,5 liter/detik. Dari ke dalam tanah (infiltrasi). Hal ini
penuturan masyarakat, pengembangan akan membantu pengisian air tanah
teknologi terasering dan teras bangku di untuk selanjutnya menjadi sumber air.
desa Ramuk yang dimulai sejak tahun
1983 memberikan kontribusi yang nyata, B. Pola Usaha Tani
salah satunya penambahan jumlah mata Pola usaha tani yang dikembangkan
air sebanyak 32 buah (Stefanus M. meliputi usaha tanaman pangan, tanaman
Awang dan Benny Bire, komunikasi pri- keras (perdagangan), dan usaha ternak.
badi). Dugaan terhadap daya dukung tata Setiap petani memiliki luas lahan rata-
air dari sistem Ramuk adalah disebabkan rata dua ha dengan pola pemanfaatan sis-
antara lain : tem rotasi/gilir. Lahan seluas dua ha diba-
1. Keragaman jenis tanaman yang tinggi gi menjadi empat bagian/petak sehingga
mengakibatkan terlindunginya per- luas setiap petak menjadi 0,5 ha. Pada
mukaan tanah dari energi kinetik hu- tiga tahun pertama, masyarakat meng-
jan, sehingga mencegah kerusakan
usahakan petak pertama dengan menanam

32
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

berbagai jenis tanaman produktif dan olahan pasca panen masih bersifat kon-
membiarkan tiga petak lain dalam masa vensional, sehingga menurunkan kualitas
bera. Kemudian setelah masa tiga tahun, produk terutama untuk komoditi yang ti-
masyarakat mulai menggarap petak yang dak tahan lama disimpan. Produktivitas
kedua dan seterusnya sampai kembali pa- dari sistem Ramuk sangat ditentukan pa-
da petak pertama. Dari sistem rotasi ter- da dukungan kesuburan lahan, input cu-
sebut setiap petak memiliki masa bera se- rah hujan, penguasaan teknologi, prioritas
lama sembilan tahun. Sistem rotasi hanya jenis tanaman yang digunakan, dan akses
berlaku bagi tanaman pertanian, sedangkan terhadap pasar, sehingga mengalami ke-
tanaman umur panjang (tanaman buah) sulitan apabila dilakukan perbandingan
tetap dipelihara selama masih menghasil- dengan model yang ada di daerah lain
kan, sedangkan tanaman kayu dipelihara yang memiliki perbedaan keragaman bio-
dan akan dimanfaatkan sesuai dengan ke- fisik, teknologi, dan sumberdaya manu-
butuhan masyarakat. Keragaman jenis ta- sia. Masyarakat mengalami kesulitan da-
naman yang ditemukan dalam lokasi con- lam memanen hasil terutama pada kon-
toh sistem Ramuk di Sumba Timur seper- disi kelerengan yang tinggi karena mem-
ti pada Tabel 3. butuhkan waktu yang lama dan beresiko
Berbagai jenis tanaman dipadukan terhadap keselamatan. Hal ini berdampak
dalam suatu tapak, sehingga mendukung terhadap rendahnya kemampuan petani
diversifikasi tanaman yang cukup tinggi untuk mengambil hasil panen secara
(pola tanam campuran). Jarak tanam di- maksimal. Karena itu sangat diperlukan
sesuaikan dengan kondisi kelerengan. Pa- dukungan teknologi tepatguna teknik pe-
da kelerengan yang tinggi, jarak tanam manenan, sehingga petani dapat melaku-
terutama untuk tanaman umur panjang kan pemanenan secara maksimal.
adalah (3 x 3) m2, sedangkan pada kele-
rengan yang tidak terlalu tinggi, jarak ta- C. Manfaat Pengembangan Sistem
nam (4 x 4) m2. Tanaman legum lebih ba- Ramuk
nyak dimanfaatkan untuk memperkuat te- Keberhasilan pengembangan sistem
ras, dengan jarak tanam yang sangat rapat Ramuk berkaitan dengan manfaat yang
(1 x 1) m2, sedangkan tanaman pertanian sangat beragam dan multi aspek, sehing-
diusahakan pada sela-sela tanaman umur ga berpengaruh terhadap keberlanjutan.
panjang. Sistem pemanenan dan peng-

Tabel (Table) 3. Jenis tanaman yang ditemukan pada sistem Ramuk (Found plant species on Ramuk system)
Nomor Kelompok Jenis tanaman
(Number) (Groups) (Kind of species)
1 Kehutanan Sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia mahagoni), bambu
(Forestry) (Bamboosa sp.), turi (Sesbania grandiflora), beringin (Ficus benjamina),
dan gmelina (Gmelina arborea).
2 Perkebunan Alvokat (Persia americana), kopi (Coffea arabica), cengkeh (Eugenia
(Planting) aromatica), kemiri (Aleurites moluccana), kelapa (Cocos nucifera), pisang
(Musa parasiadica), mangga (Mangifera indica), sawo kecik (Manilkara
kauki), coklat (Theobroma cacao), pandan (Pandanus sp.), vanili (Vanilla
planifolia), pinang (Arecha catechu), dan sirih (Piper battle).
3 Pertanian Jagung (Zea mays), padi (Oryza sativa), umbi-umbian hutan (Dioscorea
(Farming) sp.), dan kacang tanah (Arachis pinnata).
4 Legum Kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), kaliandra putih (Zapateca
(Legum plant) tetrogona), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena glauca), dan
Plamangium sp.
5 Tanaman obat Kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), mengkudu
(Medical (Morinda sp.), kayu manis (Cinamomum burmanii), dan kunyit (Curcuma
plant) domestica).

33
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

sur sistem, baik yang berkaitan langsung


Penilaian kualitatif rata-rata tingkat dan
dengan petani/masyarakat maupun secara
kriteria manfaat sistem Ramuk terhadap
tidak langsung seperti lingkungan, tata
masyarakat seperti terlihat pada Tabel 4
air, dan potensi pengendalian erosi. Dis-
yang memperlihatkan bahwa penerapan
tribusi penerapan sistem Ramuk merata
sistem Ramuk memberi manfaat yang cu-
hampir di seluruh wilayah pedesaan, se-
kup positif terhadap beberapa aspek ke-
hingga sedikitnya sebanyak 15 desa su-
butuhan masyarakat. Sebagai contoh ke-
dah mengadopsi sistem Ramuk sebagai
butuhan terhadap bahan konstruksi ba-
model konservasi tanah dan air di Sumba
ngunan. Pengembangan hutan keluarga
Timur.
rata-rata 0,25 ha-0,50 ha untuk setiap ke-
pala keluarga, membantu pemenuhan ke-
butuhan kayu bangunan (dengan tingkat D. Aspirasi Masyarakat dan
manfaat sedang-tinggi). Hal ini berdam- Kelembagaan
pak positif dalam mengurangi tingkat ke- Aspirasi masyarakat dalam pengem-
tergantungan terhadap hutan. Demikian bangan sistem Ramuk sangat positif. Dari
pula dengan pengembangan jenis tanam- 68 % (15 jiwa) responden yang diwa-
an legumading membantu masyarakat un- wancarai menginginkan penerapan sistem
tuk swadaya energi kayu bakar yang di- Ramuk sebagai model untuk pengem-
peroleh pada lading masing-masing, se- bangan terpadu tanaman pertanian, kehu-
hingga meminimalkan tekanan terhadap tanan, dan pakan ternak. Tingkat kesa-
sumberdaya hutan sekitar serta terjaga daran masyarakat terhadap konservasi ta-
kelestariannya. nah dan air sudah baik, sehingga mening-
Penilaian tingkat manfaat sistem Ra- katkan partisipasinya dalam kegiatan
muk terhadap masyarakat dengan meng- yang berkaitan dengan konservasi. Mo-
gunakan skor yang terdiri dari empat kri- del pengelolaan yang diharapkan adalah
teria meliputi rendah (0-30); sedang (30- pengelolaan bersama di mana lahan-lahan
60); tinggi (60-90); dan sangat tinggi (90- masyarakat yang masih gundul untuk di-
100). Klasifikasi didasarkan atas kete- tanami dengan bantuan bibit dan teknis
rangan responden tentang persentase nilai dari instansi pemerintah dan LSM. Me-
manfaat sistem Ramuk terhadap kebutuh- lalui bimbingan teknis diharapkan mam-
an pendapatan, konservasi, sosial, buda- pu meningkatkan kapasitas petani dalam
ya, religius, peternakan, obat-obatan, ka- pengelolaan konservasi tanah dan air se-
yu bangunan, dan kayu bakar. Tingkatan hingga meningkatkan nilai ekonomi dan
skor dalam bentuk persen hanya sebagai ekologinya. Gambaran aspirasi masyara-
alat bantu untuk klasifikasi persepsi res- kat dalam pengembangan sistem Ramuk
ponden terhadap manfaat penerapan sis- seperti terlihat pada Tabel 6.
tem Ramuk seperti terlihat pada visuali- Pengalaman dari dampak positif kon-
sasi nilai manfaat sistem Ramuk terhadap servasi yang dirasakan masyarakat makin
masyarakat lokal pada Tabel 4 dan Tabel 5. mendorong partisipasinya dalam berbagai
Evaluasi terhadap daya dukung sistem kegiatan yang berkaitan dengan konser-
Ramuk terhadap beberapa komponen vasi. Membangun kesadaran lebih pen-
lingkungan dan produksi memberikan in- ting daripada sekedar melibatkan masya-
dikasi cukup baik. Terdapat empat indi- rakat dalam kegiatan konservasi tanah
kator kualitatif yang digunakan sebagai dan air, dan hal tersebut menjadi pendo-
dasar penilaian yaitu aspek produktivitas, rong partisipasi kelompok masyarakat da-
stabilitas, keberlanjutan, dan kemerataan lam kegiatan rehabilitasi dan konservasi
seperti terlihat pada Tabel 5. tanah dan air. Konsistensi penerapan sis-
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa tem Ramuk secara berkelanjutan merupa-
sistem Ramuk berpotensi dalam mendu- kan indikasi adanya komitmen bersama
kung fungsi dan keberadaan beberapa un- di antara kelompok masyarakat dengan

34
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

berbagai perannya untuk saling memberi- dan pemanenan, tersedianya akses pasar
kan kontribusi dalam kegiatan konserva- untuk distribusi produksi yang dihasilkan,
si. Peran kelembagaan formal seperti apa- kerjasama pemanfaatan lahan milik dan
rat desa, tokoh agama, dan LSM lokal sa- lahan negara untuk pengembangan sistem
ngat membantu peningkatan kapasitas pe- Ramuk dengan pemerintah dan jasa ling-
tani dan tokoh masyarakat tentang pen- kungan melalui pengurangan pajak tanah
tingnya pendekatan usahatani berbasis terhadap satuan-satuan lahan milik ma-
konservasi tanah dan air. Aspirasi masya- syarakat yang digunakan untuk pengem-
rakat dalam pengembangan sistem Ra- bangan sistem Ramuk. Dari pengumpul-
muk meliputi kebutuhan terhadap du- an aspirasi masyarakat, terdapat peluang
kungan tersedianya bibit tanaman yang pengembangan sistem Ramuk dalam ska-
berkualitas, bimbingan teknis budidaya la lebih besar untuk mendukung pendapatan,

Tabel (Table) 4. Nilai guna sistem Ramuk terhadap masyarakat lokal (Usage value of Ramuk system for
local community)
Nomor Nilai guna (Use value)
(Number) Aspek Tingkat Keterangan (Remarks)
(Aspect) (Rate)
1 Pendapatan Tinggi - Produktivitas tanaman palawija (kacang-kacangan, jagung, dan
padi gogo) cukup tinggi.
- Produktivitas tanaman buah (antara lain kopi, cengkeh, alvokat,
vanili, dan kelapa) memberikan nilai tambah.
- Biji kaliandra dan lamtoro merupakan salah satu komoditi yang
dipasarkan dalam skala terbatas.
- Pemeliharaan ternak melalui agrosilvopasture dengan kondisi
ternak sehat memberikan harga yang kompetitif.
2 Spiritual Sedang - Kepercayaan asli masyarakat yang disebut marapu, menekankan
keserasian hidup manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
- Lembaga gereja melakukan pelayanan di bidang lingkungan,
khususnya konservasi dan rehabilitasi lahan.
3 Sosial Sedang - Meningkatkan hubungan kekerabatan.
- Prestasi dan prestise konservasi. Model Ramuk menjadi teladan
pada sebagian besar desa-desa di Sumba.
4 Budaya Sedang - Terpeliharanya kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan.
- Tanaman pinang dan sirih yang dikembangkan merupakan atribut
budaya dan adat istiadat masyarakat.
5 Lingkungan Tinggi - Mengendalikan erosi melalui metode konservasi tanah dan air.
- Tanaman multi strata memberikan produktivitas biomassa tinggi
dan meningkatkan kesuburan tanah.
- Mendukung rehabilitasi lahan kritis dan terdegradasi.
6 Pakan ternak Tinggi - Pakan terutama jenis tanaman legum (kaliandra dan lamtoro) dan
rumput-rumputan tersedia sepanjang tahun sehingga mendukung
kegiatan agrosilvopasture.
- Budidaya ternak dengan sistem paron.
7 Kayu Sedang - Masyarakat memiliki hutan keluarga rata-rata seluas 0,25 ha
bangunan sampai 0,5 ha untuk swadaya bahan bangunan.
- Masyarakat memanfaatkan kayu dari hutan keluarga.
8 Kayu bakar Tinggi - Rata-rata kepala keluarga mengambil kayu bakar pada lokasi
sistem Ramuk.
- Tanaman legum merupakan sumber utama kayu bakar di samping
tanaman lain.
9 Tanaman Tinggi - Belum ada tenaga medis yang menetap di desa Ramuk.
obat - Masyarakat mengandalkan pengobatan tradisional.
- Masyarakat mengembangkan jenis tanaman obat.
- Transfer pengetahuan tanaman obat dan pemanfaatan.
- Konservasi plasma nutfah dan keanekaragaman hayati.

35
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

Tabel (Table) 5. Indikator kualitatif sistem Ramuk terhadap aspek usaha tani, non usaha tani, dan jasa-jasa
lingkungan (Quality indicator of Ramuk system for farming, non farming aspects, and
environment services)
Nomor Komponen sistem Sifat sistem Indikator
(Number) (System component) Produktivitas Stabilitas Keberlanjutan Kemerataan produksi
(Productivity) (Stability) (Sustainability) (Equibility) (Productivity
indicators)
1 Usaha tani
- Pekarangan Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 150.000,-/
bulan
- Perkebunan Tinggi Sedang Sedang Sedang Rp 350.000,-/
bulan
- Pakan ternak Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rp 350.000,-/
bulan
- Hutan keluarga Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rp 50.000,-/
bulan
2 Non usaha tani
- Anyam-anyaman Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 15.000,-/
bulan
- Kayu bakar Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rp 25.000,-/
bulan
- Kayu bangunan Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rp 50.000,-/
bulan
- Tanaman obat Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 15.000,-/
bulan
3 Jasa lingkungan
- Kesuburan tanah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Produksi me-
ningkat
- Tata air Tinggi Tinggi Tinggi Sedang 32 mata air
bertambah
- Daya tahan erosi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Aliran permu-
kaan dan long-
sor rendah
Keterangan (Remarks) :
Aspek Tingkat manfaat Keterangan
Rendah Sedang Tinggi
Produktivitas 0-25 % 25-50 % > 50 % Kontribusinya terhadap kebutuhan masyarakat
Stabilitas 1 2 3 1= < 10 tahun 2 = 10 – 20 tahun 3 = > 20 tahun
Keberlanjutan 1 2 3 1= < 10 tahun 2 = 10 – 20 tahun 3 = > 20 tahun
Kemerataan 1 2 3 1= Individu 2 = Rumah tangga 3 = Kelompok tani

Tabel (Table) 6. Aspirasi masyarakat dalam pengembangan sistem Ramuk (The community aspiration for
Ramuk system development)
Kelompok Dampak
Nomor masyarakat Persepsi konservasi Keterangan
(Number) (Community (Perception) (Impact of (Remarks)
groups) conservation)
1 Pelaku konservasi Sangat Sangat bermanfaat Perlu kerjasama segitiga antara
mendukung pemerintah, masyarakat, dan LSM
dalam pengembangan konservasi.
2 Tokoh masyarakat Mendukung Cukup bermanfaat Mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam konservasi.
3 Tokoh adat Mendukung Bermanfaat Mendorong berfungsinya
kearifan lokal dalam konservasi.
4 Aparat desa Mendukung Sangat bermanfaat Mendorong masyarakat dengan
menerapkan aturan desa yang
mengikat dan memaksa.
5 Tokoh agama Mendukung Sangat bermanfaat Mendorong melalui siraman ro-
hani dan percontohan kebun
gereja.
6 LSM Yayasan Sangat Sangat bermanfaat Mendorong, mendampingi, dan
Tananua Sumba mendukung mengarahkan.

36
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

rehabilitasi lahan, dan konservasi tanah pola pendekatan lebih menyentuh akar
dan air dengan beberapa alasan sebagai persoalan karena dimulai dengan modal
berikut : yang ada pada masyarakat (Njurumana et
1. Kesadaran masyarakat terhadap kon- al., 2005). Pendekatan kearifan lokal me-
servasi sudah meningkat. Masyarakat mungkinkan prakarsa pembangunan khu-
memiliki kesiapan untuk berpartisipasi susnya rehabilitasi lahan dan lingkungan
terhadap kegiatan konservasi yang di- diletakkan atas dasar pengetahuan masya-
laksanakan, termasuk mengelola ke- rakat lokal, sehingga mendorong proses
bun dengan memperhatikan prinsip- pembauran, penguatan, penggerakan, dan
prinsip konservasi tanah dan air dan penyelarasan pengetahuan lokal dengan
diversifikasi jenis tanaman. pengetahuan dari luar (Njurumana,
2. Masyarakat sudah merasakan dampak 2004b).
positif dari konservasi, salah satunya Sehubungan dengan pelaksanaan
adalah peningkatan produktivitas la- program Gerakan Nasional Rehabilitasu
han dan kelestarian sumber mata air. Hutan dan Lahan (Gerhan/GNRHL), ke-
3. Penerapan konservasi memberikan ke- beradaan kearifan lokal seharusnya men-
untungan terhadap aspek pertanian, jadi kekuatan yang mendorong keberha-
peternakan, dan lingkungan. silan pelaksanaannya. Persoalan yang di-
Aspek kelembagaan dan koordinasi hadapi adalah proses perencanaan dan pe-
yang kuat antara kelembagaan formal laksanaan GNRHL/Gerhan lebih ber-
dan informal yang ada merupakan salah orientasi proyek dengan berbagai perso-
satu kekuatan pendorong keberhasilan alan yang menyambut, menyertai, dan
masyarakat dalam konservasi tanah dan mengikutinya karena tidak dilakukan se-
air. Pemerintah Desa bersama Kelompok cara partisipatif dengan memperhatikan
Masyarakat Pelestari Hutan (KMPH), potensi-potensi lokal dan aspirasi yang
Gereja (tokoh agama) dan LSM Yayasan berkembang di masyarakat. Karena itu
Tananua Sumba beserta lembaga adat da- sangat diperlukan revitalisasi konsep dan
lam kapasitasnya bersama-sama berperan strategi GNRHL/Gerhan di masa yang
mendorong dan meningkatkan kapasitas akan datang dengan lebih memperhatikan
petani dalam bertani maupun berorgani- kekhasan wilayah sehingga rancangan
sasi. Salah satu hal yang cukup menonjol pendekatan dan pelaksanaan program
adalah keberhasilan pemberdayaan pe- GNRHL/Gerhan lebih menyentuh aspira-
rempuan pada kegiatan konservasi. Kaum si dan kebutuhan masyarakat bahkan di-
perempuan memiliki kelompok tersendiri harapkan mendorong apresiasi nilai ber-
dalam mendukung dan meningkatkan ke- bagai model kearifan lokal yang relevan
sadaran masyarakat terhadap konservasi dengan pemanfaatan hutan, tanah, dan
tanah dan air. air.
Peluang lain yang dapat digunakan Beberapa model kearifan lokal yang
adalah apresiasi dan revitalisasi terhadap mendukung konservasi tanah dan air di
kearifan lokal yang masih berkembang desa Ramuk yaitu : a). “Omangu Patura,
dalam masyarakat. Kearifan lokal meru- Pingi Lata Luri “ yang berarti hutan ada-
pakan modal sosial dan sumber inspirasi lah fondasi hidup berkelanjutan. Masya-
yang mendorong masyarakat untuk me- rakat paham bahwa hidup yang berke-
melihara dan memanfaatkan lingkungan lanjutan dapat dinikmati bila hutan dan
secara arif dan bijaksana berlandaskan lingkungan sekitarnya terpelihara dengan
pada aturan-aturan lokal yang telah dise- baik. Aplikasinya, masyarakat memba-
pakati. Karena itu pendayagunaan kearif- ngun hutan keluarga yang terintegrasi da-
an lokal merupakan salah satu peluang lam lokasi penerapan sistem Ramuk. De-
strategis dalam rehabilitasi lahan dan ngan adanya hutan keluarga, ketergan-
konservasi hutan, tanah, dan air sehingga tungan masyarakat terhadap hutan untuk

37
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007

memperoleh bahan bangunan maupun ka- 1. Kesadaran masyarakat desa Ramuk


yu bakar dapat dikendalikan; b). “Wulu terhadap konservasi cukup baik,
Tanji Ngudu, Mila Hala Tana” yang ber- yang dibuktikan dengan tingginya
makna “Lebih Baik Miskin Harta Berge- partisipasi masyarakat terhadap kon-
rak, tetapi Kaya Harta Tidak Bergerak”. servasi tanah dan air yang mencapai
Alasannya memelihara ternak dalam jum- 60 %.
lah besar sangat merepotkan, karena di- 2. Input teknologi tepat guna lebih ber-
perlukan waktu dan tenaga khusus untuk manfaat dalam transfer teknologi, se-
menggembalakan. Pandangan ini cukup hingga mudah ditiru oleh masyarakat
beralasan mengingat kondisi topografi pada berbagai tingkat pendidikan.
desa Ramuk kurang memungkinkan un- 3. Kontribusi kelembagaan dan kearifan
tuk penggembalaan ternak dalam skala lokal sangat baik dalam mendukung
luas, karena sebagian besar wilayah dido- konservasi. Pendampingan intensif
minasi oleh topografi yang sangat curam. dari LSM Yayasan Tananua Sumba,
Pada pihak lain penggembalaan dalam tokoh agama, dan aparat desa yang
skala besar meningkatkan resiko ling- didukung masyarakat merupakan
kungan terutama resiko membakar pa- faktor kunci keberhasilan konservasi
dang yang tidak terkendali untuk merang- di desa Ramuk.
sang pertumbuhan rumput muda yang da-
pat menyebabkan kebakaran hutan. B. Saran
Filosofi tersebut mendorong masyara- Perlu perhatian pemerintah daerah
kat untuk memelihara ternak dalam skala terhadap akses pasar dari produk sistem
kecil melalui sistem paron dengan me- Ramuk. Tersedianya akses terhadap pasar
manfaatkan sumber pakan yang tersedia akan meningkatkan gairah dan daya krea-
dalam sistem Ramuk. “Harta tidak berge- si petani dalam memanfaatkan lahan. Ke-
rak” adalah berbagai jenis tanaman ko- terisolasian wilayah desa Ramuk merupa-
moditi yang bernilai ekonomi tinggi dan kan faktor penghambat terdistribusinya
jenis kayu konstruksi bangunan yang di- produk pertanian dari sistem Ramuk.
kembangkan dalam sistem Ramuk. Per- Transportasi hanya dilayani dua kali da-
timbangan tersebut cukup beralasan kare- lam semingu dengan satu buah truk da-
na memelihara tanaman dalam jumlah ba- lam musim kemarau. Pada musim hujan,
nyak tidak merepotkan dan tidak membu- masyarakat menggunakan kuda untuk
tuhkan waktu khusus untuk mengawasi mengangkut hasil-hasil pertanian ke loka-
dan dapat memberikan nilai ekonomi si jalur transportasi terdekat (± 20-30 km)
yang pasti. Resiko lingkungan sangat ke- dari desa Ramuk. Kondisi jalan yang sa-
cil bahkan sebaliknya menjadi penyela- ngat rumit dan mudah longsor menyebab-
mat lingkungan. Hasilnya dimanfaatkan kan perusahaan angkutan tidak berani
untuk kebutuhan keluarga, sebagian diju- mengambil resiko untuk menambah ar-
al ke pasar bahkan masih berlaku sistem mada transportasi.
barter di antara sesama kelompok masya-
rakat.
DAFTAR PUSTAKA

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan


Air. Jurusan Tanah Fakultas Perta-
A. Kesimpulan nian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anonimous. 2004. Laporan Penyusunan
Berdasarkan hasil dan pembahasan Database dan Informasi DAS di Wi-
tersebut di atas, disimpulkan beberapa hal layah BPDAS Benain Noelmina Pro-
di antaranya : pinsi Nusa Tenggara Timur. Kerjasama

38
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)

Balai Pengelolaan DAS Benain Penelitian dan Pengembangan Hutan


Noelmina dengan Lembaga Peneliti- dan Konservasi Alam. Badan Peneli-
an Universitas Nusa Cendana. Kupang. tian dan Pengembangan Kehutanan.
KEPAS. 1986. Agro-ekosistem Daerah Bogor - Indonesia.
Kering di Nusa Tenggara Timur. Njurumana, G. ND. 2004a. Hormatilah
Studi Kasus Enam Desa Pengem- Tanah dan Air Supaya Hidupmu Ter-
bangan Pertanian. Jakarta. Indonesia. hormat. Sebuah Artikel. Harian Pagi
Kelompok Peneliti Agro-ekosistem. Timor Express, 28 Mei 2004. Ku-
Badan Penelitian dan Pengembangan pang.
Pertanian. _________. 2004b. Nilai Penting Ke-
Kinnaird, F. M., A. F. Sitompul, J. S. arifan Lokal dalam Rehabilitasi La-
Walker & A.J. Cahill. 2003. Pulau han. Sebuah Artikel. Harian Pagi Ti-
Sumba. Ringkasan Hasil Penelitian mor Express. Selasa, 7 Desember
1995-2002. Memorandum Teknis 6. 2004.
PHKA/Wildlife Conservation Society- _________, T. Butar-Butar, Harisetijono
Indonesia Program. Bogor. dan Oskar K.O. 2005. Revitalisasi
Pratiwi. 2003. Teknologi dan Kelemba- Kearifan Lokal dalam Mendukung
gaan Rehabilitasi Lahan Terdegra- Rehabilitasi Lahan di Wilayah Semi
dasi: Proposal Penelitian Terpadu Arid. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil
(2003-2009). Pusat Penelitian dan Penelitian Kehutanan. Kerjasama
Pengembangan Hutan dan Konser- Balai Litbang Kehutanan Bali dan
vasi Alam. Bogor. Tidak dipublika- Nusa Tenggara dengan Lembaga Il-
sikan. mu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Sallata, M. K. dan G. ND. Njurumana. Universitas Nusa Cendana, dan Pem-
2003. Pembentukan Iklim Mikro Me- da Tk. II Sumba Timur. Pusat Lit-
lalui Komunitas Pepohonan untuk bang Hutan dan Konservasi Alam.
Kelestarian Tata Air Berbasis Badan Litbang Kehutanan. Bogor.
Masyarakat. Info Hutan 158. Pusat

39

You might also like