Professional Documents
Culture Documents
Njurumana)
Oleh/By :
Gerson ND. Njurumana
Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Jl. Untung Surapati No. 7 (Blk) Po Box 69 Kupang 85115 Telp. (0380) 823357 Fax. (0380) 831068; e-mail aisuli@yahoo.com
*) Diterima : 24 Pebruari Klasifikasi
2006; Disetujui : 06 Pebruari 2007
ABSTRACT
Environmental management as well as soil and water conservation should allow involvement of active
community participation so that it can support togetherness efforts for land rehabilitation. It needs
government support to provide guarantee of law enforcement regarding community participation, including
enforcement of indigenous knowledge that supports land and water conservation. Improvement of
community capacity is a critical point for success of conservation especially in dry land area such as East
Sumba. This paper is intended to give a picture of success of community based soil and water conservation
in Ramuk Village in Pinu Pahar, East Sumba. The methods used for approaching the problem were direct
observation and interview with conservation actors in that village, village administrators, religious leaders,
community leaders, custom leaders and NGO who assist the conservation process. The study shows that
modification of traditional model in soil and water conservation under multiple terrace (terasering) and
bench terrace (teras bangku) enriched with diversification of multi strata plants applied in Ramuk Village
resulted in excellent outcomes. The community has directly enjoyed the benefits of the conservation as can
be seen from increasing of land productivity particularly in income, environment and livestock farming,
hence encourage the villagers to participate more on conservation activities. Villagers have developed
rotation-planting system with a 9-year off period for 0.5 ha, impacting in land fertility rehabilitation process.
The development of family forest has independently support the needs for building materials and this lower
the dependency toward their forest surrounded. The roles of local institution and indigenous knowledge
have provided significant support in efforts to improve community participation in developing conservation.
Key words: Soil and water conservation, community and indigenous knowledge
ABSTRAK
Pengelolaan lingkungan dan konservasi tanah dan air perlu mempertimbangkan keterwakilan porsi bagi
pelibatan partisipasi aktif masyarakat, sehingga mendorong kebersamaan dalam mendukung rehabilitasi
lahan. Perlu dukungan pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi pelibatan partisipasi
masyarakat, termasuk pemberdayaan kearifan lokal yang mendukung konservasi tanah dan air. Peningkatan
kapasitas masyarakat merupakan titik simpul keberhasilan konservasi terutama pada wilayah kering seperti
Sumba Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan konservasi tanah
dan air berbasis masyarakat di Desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur. Metode
pendekatan yang dilakukan adalah observasi langsung dan wawancara dengan masyarakat pelaku konservasi,
aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi model tradisional konservasi tanah dan air
berbasis masyarakat dalam bentuk pembuatan terasering dan teras bangku dengan diversifikasi jenis tanaman
yang multi strata di desa Ramuk sangat baik. Manfaat sudah dirasakan langsung oleh masyarakat melalui
peningkatan produktivitas lahan terutama aspek pendapatan, lingkungan, dan peternakan sehingga
mendorong partisipasi dalam kegiatan konservasi. Masyarakat mengembangkan pola pertanian bergilir
dengan masa bera untuk setiap petak seluas 0,5 ha selama sembilan tahun, sehingga mendukung proses
pemulihan kesuburan lahan. Pengembangan hutan keluarga mendukung swadaya bahan bangunan sehingga
menekan tingkat ketergantungan terhadap hutan. Peran kelembagaan dan kearifan lokal sangat mendukung
terwujudnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan konservasi tanah dan air.
Kata kunci : Konservasi tanah dan air, masyarakat dan kearifan lokal
25
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
26
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa sifat sistem yang dianggap merepresenta-
Tenggara Timur. Penelitian dilaksanakan sikan ciri dan indikator penampilan serta
pada bulan September tahun 2004. menjadi panduan dalam menentukan
strategi pengembangannya. Produktivitas
B. Pengumpulan Data (productivity) diukur sebagai hasil atau
pendapatan per satuan masukan atau
Pengumpulan data dilakukan dengan
sumberdaya.
dua pendekatan yaitu melalui observasi
Kestabilan (stability) adalah para-
langsung terhadap kondisi biofisik dan
meter sejauh mana produktivitas bebas
wawancara.
dari keragaman yang disebabkan oleh
1. Observasi fluktuasi normal faktor-faktor lingkungan
Observasi lapangan dilakukan dalam seperti iklim maupun perubahan alih
rangka mengamati karakteristik biofisik fungsi lahan yang ada di sekitarnya.
dari penerapan sistem Ramuk dalam Keberlanjutan (sustainability) adalah
mendukung konservasi tanah dan air. Ke- kemampuan sistem mempertahankan pro-
giatan ini dilakukan di 10 lokasi kebun duktivitasnya sekalipun mendapat gang-
milik masyarakat dengan mengamati dan guan dalam bentuk tekanan atau pun gon-
memotret metode konservasi tanah dan cangan seperti musim kering yang pan-
air (terasering, guludan, vegetatif, dan jang, banjir, erosi, dan ledakan hama. Ke-
mulsa) yang dipergunakan dalam peman- berlanjutan tinggi mengindikasikan pro-
faatan dan konservasi lahan. Kondisi bio- ses pemulihan kembali berlangsung ce-
fisik yang diamati meliputi kemiringan pat; yang keberlanjutannya sedang dapat
lahan, pola-pola pemanfaatan lahan, tin- pulih kembali secara perlahan-lahan, dan
dakan konservasi yang digunakan, dan yang keberlanjutannya rendah berpeluang
jenis tanaman yang dikembangkan. mengalami kerusakan berat atau pulih de-
ngan indikator produksi yang lebih rendah.
2. Wawancara Kemerataan (equitability) mengindi-
Wawancara dilakukan dengan Focus kasikan keadilan distribusi hasil agro
Group Discussion (FGD), Indepth Inter- ekosistem terhadap petani yang mengelo-
view, daftar pertanyaan (kuesioner), dan la dan distribusi penerapannya secara me-
pengumpulan data sekunder dengan ma- rata dan berkelanjutan di antara kelom-
syarakat untuk memperoleh informasi pok masyarakat.
meliputi : a) partisipasi masyarakat dalam
kegiatan konservasi, b) dampak kegiatan
konservasi bagi masyarakat, c) dukungan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kelembagaan lokal maupun pemerintah
dalam kegiatan konservasi. Responden A. Kondisi Biofisik dan Metode
yang diwawancarai sebanyak 22 respon- Konservasi
den yang mewakili : a) masyarakat pela-
ku konservasi (10 jiwa), b) tokoh masya- Secara administratif, desa Ramuk me-
rakat (5 jiwa), c) tokoh adat (3 jiwa), d) rupakan salah satu desa enclave Taman
aparat desa (2 jiwa), e) tokoh agama (1 ji- Nasional Laiwanggi-Wanggameti, Keca-
wa), dan f) tenaga pendamping dari LSM matan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Ti-
Yayasan Tananua Sumba (1 jiwa). mur. Luas desa Ramuk sebesar 63,3 km2
dan puncak tertinggi terletak pada keting-
3. Analisis Agro Ekosistem gian 1.125 m di atas permukaan laut.
Pendekatan analisis yang digunakan Penduduk desa Ramuk berjumlah 1.346
adalah analisis agro-ekosistem (Conway, jiwa, terdiri dari 699 pria dan 647 pe-
1985 dalam KEPAS, 1986) dengan mem- rempuan dengan tingkat kepadatan pen-
fokuskan perhatian pada empat komponen duduk mencapai 21 jiwa/km2, wilayahnya
27
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
memiliki topografi berbukit terjal dengan molaena odorata dan Gossypium sp. Pa-
tingkat kelerengan yang curam antara 30- da daerah cekungan ditumbuhi oleh be-
45 %. Sebagian besar penduduk desa Ra- berapa jenis tanaman diantaranya kelapa
muk adalah petani yang menggantungkan (Cocos nucifera), pinang (Arecha cate-
hidupnya pada sektor usahatani. Keterba- chu), pisang (Musa parasidiaca), bambu
tasan alternatif lahan pertanian menye- (Bamboosa sp.), cengkeh (Eugenia aro-
babkan masyarakat mengembangkan sis- matica), mangga (Mangifera indica), sa-
tem pertanian lahan kering sekalipun pa- wo kecik (Manilkara kauki), coklat
da lokasi-lokasi yang kurang layak. La- (Theobroma cacao), vanili (Vanilla pla-
han tersebut dikelola dengan model- nifolia), sirih (Piper battle), kopi (Coffea
model pemanfaatan dan konservasi lahan arabica), mahoni (Swietenia mahagoni),
tradisional (terasering, guludan, dan pe- turi (Sesbania grandiflora), gmelina
mulsaan) yaitu yang disebut sebagai sis- (Gmelina arborea), gamal (Gliricidia se-
tem Ramuk. pium), dan jenis lainnya (Tabel 3). Pemu-
Perbedaan yang sangat menonjol dari kiman penduduk terpencar mengikuti la-
sistem Ramuk dengan sistem di daerah dang usaha. Gambar 1 dan Gambar 2
sekitarnya adalah kondisi biofisik daerah menunjukkan peta dan penampang me-
yang sangat curam sehingga mendorong lintang penyebaran tata guna lahan desa
masyarakat menemukan teknologi untuk Ramuk.
bisa melakukan kegiatan tanam-menanam Mengacu pada pola tata guna lahan
pada lahan kering. Selanjutnya masyara- yang digunakan, maka dilakukan peng-
kat mengembangkan beberapa model amatan terhadap beberapa karakteristik
konservasi tanah dan air seperti palam- biofisik pada sistem Ramuk meliputi luas
bang, kamutu tana, kamutu luri (Tabel 2), lahan kebun, kondisi fisik tanah, iklim,
dan pemulsaan dengan tujuan mengham- topografi, dan vegetasi seperti terlihat
bat aliran permukaan maupun energi kinetik pada Tabel 1.
hujan yang dapat meningkatkan erosi dan Berdasarkan karakteristik tersebut, ter-
tanah longsor. lihat bahwa potensi produktivitas berda-
Pola tata guna lahan meliputi ladang, sarkan ke empat unsur biofisik(tanah, ik-
kebun, hutan, belukar, dan padang peng- lim, topografi, dan vegetasi) termasuk
gembalaan yang didominasi jenis Chro- unit lahan mempunyai kemampuan lahan
119°57'10" 120°5'20" 120°13'30"
120
9°46'30"
9°46'30"
Desa Makamenggit
Desa Maidang
Desa Kombapari
Desa Praibakul
9°54'40"
9°54'40"
Desa Ramuk
DAS Tapil
Desa Tarimbang
Desa Billa
Desa Waikamabu
-10
-10
S
a
m
u Desa Karita
10°2'50"
10°2'50"
d
e
r
a
Desa Wahang
I
d DAS Lailunggi
n
o
n
e Desa Tawui
1 0 1 2 3 4 5 6 Km
s i
a
Skala 1 : 250.000
Sumber :
- Peta Administrasi Provinsi NTT Tahun 1998, Skala 1 : 250.000
- Peta Database dan Informasi DAS di Wilayah BP DAS Benain Noelmina
Tahun 2005, Skala 1 : 350.000
120
119°57'10" 120°5'20" 120°13'30"
-10
Savana
Semak/Belukar Daerah Yang Dipetakan
Tanah Terbuka
120 121
Gambar (Figure) 1. Tata guna lahan desa Ramuk, Sumba Timur (Land use of Ramuk village, East Sumba)
28
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
Tabel (Table) 1. Karakteristik biofisik sistem Ramuk di desa Ramuk, Sumba Timur (Biophysich
characteristic of Ramuk system on Ramuk village, East Sumba)
Nomor Komponen Lokasi contoh (Sample sites)
(Number) (Component) Ramuk Kamaru Pahamutana Anduhau
1 Luas contoh (ha) 3 2 2 2
2 Iklim :
Curah hujan 1.500-2.000 1.500-2.000 1.500-2.000 1.500-2.000
(mm/thn)*)
Banyak hari hujan*) ± 90 ± 90 ± 90 ± 90
Suhu udara (oC) 27 27 27 27
3 Topograpi :
Kelerengan 30-45 30-40 40-45 30
Panjang lereng 100-200 50-100 50-150 200
(m)
4 Kondisi fisik tanah Lempung liat ber- Lempung liat ber- Lempung liat ber- Liat berpasir,
pasir, tekstur agak pasir, tekstur agak pasir, tekstur tekstur agak
halus, warna hitam halus, warna hitam agak halus, warna halus, warna
kecoklatan kecoklatan coklat tua merah coklat
5 Vegetasi :
Utama Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi- Kopi, advokat, pi-
nang, gamal, kali- nang, turi, kalian- nang, turi, kalian- nang, gamal, kali-
andra merah, kali- dra merah, sengon, dra, sengon, ma- andra merah, ka-
andra putih, bambu, mahoni, kemiri, honi, kemiri, liandra putih,
sengon, turi, mahoni cengkeh, kakao, cengkeh, kakao, bambu, sengon,
kemiri, cengkeh, ka- mangga, jeruk, mangga, jeruk, mahoni, kemiri,
kao, mangga, jeruk nangka nangka cengkeh, kakao,
mangga, jeruk, turi
Sampingan Pisang, vanili, Pisang, vanili, ja- Pisang, jagung, Pisang, jagung,
kacang-kacangan, gung, umbi-umbian, umbi-umbian, umbi-umbian,
umbi-umbian, kinggrass, kencur, kinggrass, ba- bengkoang, jarak
jagung, sayur- jahe, mengkudu, wang merah, ken- pagar, kencur,
sayuran, sirih hamui, jarak pagar, cur, jahe, sirih, jahe, sirih, sayur-
sirih sayur-sayuran sayuran
Keterangan (Remarks) : *) Sumba Timur Dalam Angka, 2002
29
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
cukup baik dalam mendukung produkti- sional dalam kurun waktu yang relatif la-
vitas tanaman. Intensitas curah hujan cu- ma, yaitu palambang, kamutu tana, dan
kup memadai dalam mendukung kebu- kamutu luri seperti yang diperlihatkan
tuhan tanaman, pengisian air tanah, dan pada Tabel 2.
kelembaban tanah. Kondisi tanah liat ber- Tabel 2 memperlihatkan variasi model-
pasir membantu meningkatkan infiltrasi model tradisional dalam konservasi tanah
air ke dalam tanah sehingga mengurangi dan air yang digunakan masyarakat untuk
aliran permukaan. Kondisi tanah berlem- mempertahankan kesuburan tanah. Pa-
pung memungkinkan usaha pertanian, ka- lambang merupakan badan teras yang ter-
rena kondisi tanahnya tidak terlalu mudah susun dari batang kayu, cabang, dan ran-
lepas, juga tidak terlalu lekat, sehingga ting (mulsa) yang dipasang melintang se-
memudahkan pengelolaan termasuk pe- demikian rupa pada permukaan tanah se-
nanaman tanaman umur panjang. Kera- arah garis kontur, sehingga berfungsi se-
gaman jenis vegetasi yang dikembangkan bagai teras. Dalam jangka pendek, pa-
membantu menghindari erosi sehingga lambang mampu mengendalikan aliran
bermanfaat untuk konservasi tanah dan permukaan, tetapi memiliki kelemahan
air, pendapatan, pakan ternak, dan sosial karena komponen penyusunnya mudah
budaya. termakan usia. Batang kayu dan mulsa
Perubahan paradigma bertani sudah yang digunakan memiliki proses pelapuk-
mendorong masyarakat untuk meninggal- an yang lebih cepat, sehingga membutuh-
kan perladangan berpindah dan menerap- kan perhatian untuk mengganti dengan
kan perladangan menetap sebagai indika- komponen yang baru, terutama pada se-
si tumbuhnya kesadaran terhadap pen- tiap masa rotasi. Kamutu tana merupakan
tingnya penerapan prinsip-prinsip konser- model pengawetan tanah yang bersifat
vasi tanah dan air dalam pemanfaatan la- mekanik dengan komponen utama adalah
han. Prinsip pemanfaatan lahan telah la- batu dan tanah yang disusun sedemikian
ma dilakukan dengan model-model tradi- rupa sehingga berfungsi sebagai teras
Tabel (Table) 2. Model konservasi tanah dan air dalam sistem Ramuk (Soil and water conservation models in
Ramuk system)
Bahan komponen Jarak teras Fungsi utama
Nomor Nama lokal Metode Keterangan
(Component of (Terrace (Main (Remarks)
(Number) (Local name) (Method)
material) distance) function)
1 Palambang Mekanik- Batang, cabang, 3-5 meter Sebagai teras, Masih
vegetatif dan ranting kayu menahan digunakan,
serta mulsa erosi dan karena
dipasang aliran mudah dan
memotong kontur permukaan murah
2 Kamutu tana Mekanik Tanah dan batu, 3 meter Sebagai teras, Mengalami
dibuat mengikuti dengan menahan modifikasi
garis kontur kondisi erosi dan menjadi
slope ≥ 40 aliran teras
%; 5 meter permukaan bangku
dengan serta mening-
kondisi katkan
slope ≤ 30 infiltrasi
%
3 Kamutu luri Mekanik- Tanah dan batu, 3-5 meter Penguat teras Budidaya
vegetatif tanaman pelindung dan menahan lorong
longsor tradisional
30
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
(menyerupai teras bangku) dan mampu Lebih dari 60 % penduduk yang meng-
mengendalikan erosi dan aliran permuka- gantungkan sektor kehidupan pada perta-
an serta meningkatkan infiltrasi. Sistem nian lahan kering memberikan perhatian
ini cenderung stabil karena komponen serius terhadap usaha-usaha rehabilitasi
konstruksinya mampu bertahan dan ber- dan konservasi tanah dan air untuk mem-
fungsi dengan baik dalam waktu yang la- pertahankan atau meningkatkan produkti-
ma antara 10-15 tahun. Kamutu luri me- vitas lahan pertanian. Dalam kaitan de-
rupakan bentuk budidaya lorong tradisi- ngan partisipasi masyarakat pada kegiat-
onal dengan memanfaatkan jenis tanaman an rehabilitasi lahan, Pratiwi (2003) me-
legum seperti kaliandra, lamtoro, dan ta- nyebutkan bahwa rendahnya tingkat ke-
naman buah. berhasilan rehabilitasi lahan dan konser-
Model-model tersebut sangat ber- vasi tanah dan air disebabkan oleh seba-
manfaat dalam meningkatkan produktivi- gian besar masyarakat setempat tidak ber-
tas lahan. Masing-masing model tersebut peran aktif dalam analisis masalah dan
memiliki keunggulan dan kelemahan ter- pengambilan keputusan.
sendiri, namun dalam prakteknya masya- Lemahnya peran aktif masyarakat di-
rakat menggunakan secara bersamaan se- sebabkan oleh tidak tersedianya perang-
hingga ada keterpaduan fungsi di antara kat hukum, sistem pengelolaan dan pe-
sistem yang dimanfaatkan. Dari aspek ke- manfaatan, serta peraturan kelembagaan
berlanjutan, model kamutu tana dan ka- yang mendukung terwujudnya partisipasi
mutu luri memiliki usia pakai yang lebih masyarakat. Untuk menjembatani kesen-
tinggi, karena komponen material berupa jangan tersebut, perlu adanya pemberian
bebatuan dan tanaman umur panjang porsi yang wajar bagi pelibatan partisipa-
yang digunakan mampu memberikan si masyarakat dalam pembangunan dan
fungsi perlindungan selama tidak dirusak pengelolaan lahan-lahan terdegradasi dan
dan ditebang. konservasi tanah dan air. Keuntungan da-
Upaya pengawetan tanah memberi- ri pelibatan partisipasi masyarakat ada-
kan dampak positif dalam mengendalikan lah: a) memperoleh dukungan dalam pe-
penurunan kesuburan tanah. Menurut Ar- laksanaan kegiatan, b) membangkitkan
syad (1989) bahwa pengawetan tanah kesadaran dan partisipasi masyarakat da-
merupakan tindakan memperlakukan atau lam pengelolaan lahan dan konservasi ta-
memanfaatkan sebidang tanah pada cara nah dan air, c) tergalinya keahlian-
penggunaaan yang sesuai dengan ke- keahlian yang dimiliki kelompok masya-
mampuan tanah dan memberikan perla- rakat dalam pelestarian lingkungan dan
kuan sesuai dengan syarat-syarat yang di- sumberdaya alam, dan d) terbangunnya
perlukan agar tanah dapat berfungsi seca- kemitraan yang mampu mengurangi kon-
ra lestari sehingga memberikan hasil flik pengelolaan (Sallata dan Njurumana,
yang sebaik-baiknya secara berkelanjut- 2003).
an. Model-model konservasi tanah dan Keberhasilan rehabilitasi dan konser-
air yang diterapkan pada sistem Ramuk vasi tanah dan air di desa Ramuk dapat
sangat bermanfaat dalam mempertahan- dilihat dari keberhasilan masyarakat
kan bahkan meningkatkan nilai guna ta- menghijaukan lahan pertanian, pekarang-
nah untuk mendukung peningkatan pro- an, dan hutan keluarga yang dibangun se-
duktivitas lahan. cara swadaya dengan memanfaatkan jenis
Partisipasi masyarakat desa Ramuk tanaman serbaguna, tanaman kayu, ta-
dalam mendukung kegiatan rehabilitasi naman pertanian, dan pakan ternak. Da-
dan konservasi tanah dan air cukup ting- lam konteks ini, upaya pemanfaatan la-
gi, terlihat dari bentuk dan pola peman- han yang dilakukan tidak saja dilihat dari
faatan lahan yang dikelola mempertim- aspek pertanian, tetapi telah meng-
bangkan aspek konservasi dan rehabilitasi. akomodir kepentingan kehutanan dan
31
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
32
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
berbagai jenis tanaman produktif dan olahan pasca panen masih bersifat kon-
membiarkan tiga petak lain dalam masa vensional, sehingga menurunkan kualitas
bera. Kemudian setelah masa tiga tahun, produk terutama untuk komoditi yang ti-
masyarakat mulai menggarap petak yang dak tahan lama disimpan. Produktivitas
kedua dan seterusnya sampai kembali pa- dari sistem Ramuk sangat ditentukan pa-
da petak pertama. Dari sistem rotasi ter- da dukungan kesuburan lahan, input cu-
sebut setiap petak memiliki masa bera se- rah hujan, penguasaan teknologi, prioritas
lama sembilan tahun. Sistem rotasi hanya jenis tanaman yang digunakan, dan akses
berlaku bagi tanaman pertanian, sedangkan terhadap pasar, sehingga mengalami ke-
tanaman umur panjang (tanaman buah) sulitan apabila dilakukan perbandingan
tetap dipelihara selama masih menghasil- dengan model yang ada di daerah lain
kan, sedangkan tanaman kayu dipelihara yang memiliki perbedaan keragaman bio-
dan akan dimanfaatkan sesuai dengan ke- fisik, teknologi, dan sumberdaya manu-
butuhan masyarakat. Keragaman jenis ta- sia. Masyarakat mengalami kesulitan da-
naman yang ditemukan dalam lokasi con- lam memanen hasil terutama pada kon-
toh sistem Ramuk di Sumba Timur seper- disi kelerengan yang tinggi karena mem-
ti pada Tabel 3. butuhkan waktu yang lama dan beresiko
Berbagai jenis tanaman dipadukan terhadap keselamatan. Hal ini berdampak
dalam suatu tapak, sehingga mendukung terhadap rendahnya kemampuan petani
diversifikasi tanaman yang cukup tinggi untuk mengambil hasil panen secara
(pola tanam campuran). Jarak tanam di- maksimal. Karena itu sangat diperlukan
sesuaikan dengan kondisi kelerengan. Pa- dukungan teknologi tepatguna teknik pe-
da kelerengan yang tinggi, jarak tanam manenan, sehingga petani dapat melaku-
terutama untuk tanaman umur panjang kan pemanenan secara maksimal.
adalah (3 x 3) m2, sedangkan pada kele-
rengan yang tidak terlalu tinggi, jarak ta- C. Manfaat Pengembangan Sistem
nam (4 x 4) m2. Tanaman legum lebih ba- Ramuk
nyak dimanfaatkan untuk memperkuat te- Keberhasilan pengembangan sistem
ras, dengan jarak tanam yang sangat rapat Ramuk berkaitan dengan manfaat yang
(1 x 1) m2, sedangkan tanaman pertanian sangat beragam dan multi aspek, sehing-
diusahakan pada sela-sela tanaman umur ga berpengaruh terhadap keberlanjutan.
panjang. Sistem pemanenan dan peng-
Tabel (Table) 3. Jenis tanaman yang ditemukan pada sistem Ramuk (Found plant species on Ramuk system)
Nomor Kelompok Jenis tanaman
(Number) (Groups) (Kind of species)
1 Kehutanan Sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia mahagoni), bambu
(Forestry) (Bamboosa sp.), turi (Sesbania grandiflora), beringin (Ficus benjamina),
dan gmelina (Gmelina arborea).
2 Perkebunan Alvokat (Persia americana), kopi (Coffea arabica), cengkeh (Eugenia
(Planting) aromatica), kemiri (Aleurites moluccana), kelapa (Cocos nucifera), pisang
(Musa parasiadica), mangga (Mangifera indica), sawo kecik (Manilkara
kauki), coklat (Theobroma cacao), pandan (Pandanus sp.), vanili (Vanilla
planifolia), pinang (Arecha catechu), dan sirih (Piper battle).
3 Pertanian Jagung (Zea mays), padi (Oryza sativa), umbi-umbian hutan (Dioscorea
(Farming) sp.), dan kacang tanah (Arachis pinnata).
4 Legum Kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), kaliandra putih (Zapateca
(Legum plant) tetrogona), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena glauca), dan
Plamangium sp.
5 Tanaman obat Kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), mengkudu
(Medical (Morinda sp.), kayu manis (Cinamomum burmanii), dan kunyit (Curcuma
plant) domestica).
33
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
34
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
berbagai perannya untuk saling memberi- dan pemanenan, tersedianya akses pasar
kan kontribusi dalam kegiatan konserva- untuk distribusi produksi yang dihasilkan,
si. Peran kelembagaan formal seperti apa- kerjasama pemanfaatan lahan milik dan
rat desa, tokoh agama, dan LSM lokal sa- lahan negara untuk pengembangan sistem
ngat membantu peningkatan kapasitas pe- Ramuk dengan pemerintah dan jasa ling-
tani dan tokoh masyarakat tentang pen- kungan melalui pengurangan pajak tanah
tingnya pendekatan usahatani berbasis terhadap satuan-satuan lahan milik ma-
konservasi tanah dan air. Aspirasi masya- syarakat yang digunakan untuk pengem-
rakat dalam pengembangan sistem Ra- bangan sistem Ramuk. Dari pengumpul-
muk meliputi kebutuhan terhadap du- an aspirasi masyarakat, terdapat peluang
kungan tersedianya bibit tanaman yang pengembangan sistem Ramuk dalam ska-
berkualitas, bimbingan teknis budidaya la lebih besar untuk mendukung pendapatan,
Tabel (Table) 4. Nilai guna sistem Ramuk terhadap masyarakat lokal (Usage value of Ramuk system for
local community)
Nomor Nilai guna (Use value)
(Number) Aspek Tingkat Keterangan (Remarks)
(Aspect) (Rate)
1 Pendapatan Tinggi - Produktivitas tanaman palawija (kacang-kacangan, jagung, dan
padi gogo) cukup tinggi.
- Produktivitas tanaman buah (antara lain kopi, cengkeh, alvokat,
vanili, dan kelapa) memberikan nilai tambah.
- Biji kaliandra dan lamtoro merupakan salah satu komoditi yang
dipasarkan dalam skala terbatas.
- Pemeliharaan ternak melalui agrosilvopasture dengan kondisi
ternak sehat memberikan harga yang kompetitif.
2 Spiritual Sedang - Kepercayaan asli masyarakat yang disebut marapu, menekankan
keserasian hidup manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
- Lembaga gereja melakukan pelayanan di bidang lingkungan,
khususnya konservasi dan rehabilitasi lahan.
3 Sosial Sedang - Meningkatkan hubungan kekerabatan.
- Prestasi dan prestise konservasi. Model Ramuk menjadi teladan
pada sebagian besar desa-desa di Sumba.
4 Budaya Sedang - Terpeliharanya kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan.
- Tanaman pinang dan sirih yang dikembangkan merupakan atribut
budaya dan adat istiadat masyarakat.
5 Lingkungan Tinggi - Mengendalikan erosi melalui metode konservasi tanah dan air.
- Tanaman multi strata memberikan produktivitas biomassa tinggi
dan meningkatkan kesuburan tanah.
- Mendukung rehabilitasi lahan kritis dan terdegradasi.
6 Pakan ternak Tinggi - Pakan terutama jenis tanaman legum (kaliandra dan lamtoro) dan
rumput-rumputan tersedia sepanjang tahun sehingga mendukung
kegiatan agrosilvopasture.
- Budidaya ternak dengan sistem paron.
7 Kayu Sedang - Masyarakat memiliki hutan keluarga rata-rata seluas 0,25 ha
bangunan sampai 0,5 ha untuk swadaya bahan bangunan.
- Masyarakat memanfaatkan kayu dari hutan keluarga.
8 Kayu bakar Tinggi - Rata-rata kepala keluarga mengambil kayu bakar pada lokasi
sistem Ramuk.
- Tanaman legum merupakan sumber utama kayu bakar di samping
tanaman lain.
9 Tanaman Tinggi - Belum ada tenaga medis yang menetap di desa Ramuk.
obat - Masyarakat mengandalkan pengobatan tradisional.
- Masyarakat mengembangkan jenis tanaman obat.
- Transfer pengetahuan tanaman obat dan pemanfaatan.
- Konservasi plasma nutfah dan keanekaragaman hayati.
35
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
Tabel (Table) 5. Indikator kualitatif sistem Ramuk terhadap aspek usaha tani, non usaha tani, dan jasa-jasa
lingkungan (Quality indicator of Ramuk system for farming, non farming aspects, and
environment services)
Nomor Komponen sistem Sifat sistem Indikator
(Number) (System component) Produktivitas Stabilitas Keberlanjutan Kemerataan produksi
(Productivity) (Stability) (Sustainability) (Equibility) (Productivity
indicators)
1 Usaha tani
- Pekarangan Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 150.000,-/
bulan
- Perkebunan Tinggi Sedang Sedang Sedang Rp 350.000,-/
bulan
- Pakan ternak Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rp 350.000,-/
bulan
- Hutan keluarga Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rp 50.000,-/
bulan
2 Non usaha tani
- Anyam-anyaman Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 15.000,-/
bulan
- Kayu bakar Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rp 25.000,-/
bulan
- Kayu bangunan Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rp 50.000,-/
bulan
- Tanaman obat Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rp 15.000,-/
bulan
3 Jasa lingkungan
- Kesuburan tanah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Produksi me-
ningkat
- Tata air Tinggi Tinggi Tinggi Sedang 32 mata air
bertambah
- Daya tahan erosi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Aliran permu-
kaan dan long-
sor rendah
Keterangan (Remarks) :
Aspek Tingkat manfaat Keterangan
Rendah Sedang Tinggi
Produktivitas 0-25 % 25-50 % > 50 % Kontribusinya terhadap kebutuhan masyarakat
Stabilitas 1 2 3 1= < 10 tahun 2 = 10 – 20 tahun 3 = > 20 tahun
Keberlanjutan 1 2 3 1= < 10 tahun 2 = 10 – 20 tahun 3 = > 20 tahun
Kemerataan 1 2 3 1= Individu 2 = Rumah tangga 3 = Kelompok tani
Tabel (Table) 6. Aspirasi masyarakat dalam pengembangan sistem Ramuk (The community aspiration for
Ramuk system development)
Kelompok Dampak
Nomor masyarakat Persepsi konservasi Keterangan
(Number) (Community (Perception) (Impact of (Remarks)
groups) conservation)
1 Pelaku konservasi Sangat Sangat bermanfaat Perlu kerjasama segitiga antara
mendukung pemerintah, masyarakat, dan LSM
dalam pengembangan konservasi.
2 Tokoh masyarakat Mendukung Cukup bermanfaat Mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam konservasi.
3 Tokoh adat Mendukung Bermanfaat Mendorong berfungsinya
kearifan lokal dalam konservasi.
4 Aparat desa Mendukung Sangat bermanfaat Mendorong masyarakat dengan
menerapkan aturan desa yang
mengikat dan memaksa.
5 Tokoh agama Mendukung Sangat bermanfaat Mendorong melalui siraman ro-
hani dan percontohan kebun
gereja.
6 LSM Yayasan Sangat Sangat bermanfaat Mendorong, mendampingi, dan
Tananua Sumba mendukung mengarahkan.
36
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
rehabilitasi lahan, dan konservasi tanah pola pendekatan lebih menyentuh akar
dan air dengan beberapa alasan sebagai persoalan karena dimulai dengan modal
berikut : yang ada pada masyarakat (Njurumana et
1. Kesadaran masyarakat terhadap kon- al., 2005). Pendekatan kearifan lokal me-
servasi sudah meningkat. Masyarakat mungkinkan prakarsa pembangunan khu-
memiliki kesiapan untuk berpartisipasi susnya rehabilitasi lahan dan lingkungan
terhadap kegiatan konservasi yang di- diletakkan atas dasar pengetahuan masya-
laksanakan, termasuk mengelola ke- rakat lokal, sehingga mendorong proses
bun dengan memperhatikan prinsip- pembauran, penguatan, penggerakan, dan
prinsip konservasi tanah dan air dan penyelarasan pengetahuan lokal dengan
diversifikasi jenis tanaman. pengetahuan dari luar (Njurumana,
2. Masyarakat sudah merasakan dampak 2004b).
positif dari konservasi, salah satunya Sehubungan dengan pelaksanaan
adalah peningkatan produktivitas la- program Gerakan Nasional Rehabilitasu
han dan kelestarian sumber mata air. Hutan dan Lahan (Gerhan/GNRHL), ke-
3. Penerapan konservasi memberikan ke- beradaan kearifan lokal seharusnya men-
untungan terhadap aspek pertanian, jadi kekuatan yang mendorong keberha-
peternakan, dan lingkungan. silan pelaksanaannya. Persoalan yang di-
Aspek kelembagaan dan koordinasi hadapi adalah proses perencanaan dan pe-
yang kuat antara kelembagaan formal laksanaan GNRHL/Gerhan lebih ber-
dan informal yang ada merupakan salah orientasi proyek dengan berbagai perso-
satu kekuatan pendorong keberhasilan alan yang menyambut, menyertai, dan
masyarakat dalam konservasi tanah dan mengikutinya karena tidak dilakukan se-
air. Pemerintah Desa bersama Kelompok cara partisipatif dengan memperhatikan
Masyarakat Pelestari Hutan (KMPH), potensi-potensi lokal dan aspirasi yang
Gereja (tokoh agama) dan LSM Yayasan berkembang di masyarakat. Karena itu
Tananua Sumba beserta lembaga adat da- sangat diperlukan revitalisasi konsep dan
lam kapasitasnya bersama-sama berperan strategi GNRHL/Gerhan di masa yang
mendorong dan meningkatkan kapasitas akan datang dengan lebih memperhatikan
petani dalam bertani maupun berorgani- kekhasan wilayah sehingga rancangan
sasi. Salah satu hal yang cukup menonjol pendekatan dan pelaksanaan program
adalah keberhasilan pemberdayaan pe- GNRHL/Gerhan lebih menyentuh aspira-
rempuan pada kegiatan konservasi. Kaum si dan kebutuhan masyarakat bahkan di-
perempuan memiliki kelompok tersendiri harapkan mendorong apresiasi nilai ber-
dalam mendukung dan meningkatkan ke- bagai model kearifan lokal yang relevan
sadaran masyarakat terhadap konservasi dengan pemanfaatan hutan, tanah, dan
tanah dan air. air.
Peluang lain yang dapat digunakan Beberapa model kearifan lokal yang
adalah apresiasi dan revitalisasi terhadap mendukung konservasi tanah dan air di
kearifan lokal yang masih berkembang desa Ramuk yaitu : a). “Omangu Patura,
dalam masyarakat. Kearifan lokal meru- Pingi Lata Luri “ yang berarti hutan ada-
pakan modal sosial dan sumber inspirasi lah fondasi hidup berkelanjutan. Masya-
yang mendorong masyarakat untuk me- rakat paham bahwa hidup yang berke-
melihara dan memanfaatkan lingkungan lanjutan dapat dinikmati bila hutan dan
secara arif dan bijaksana berlandaskan lingkungan sekitarnya terpelihara dengan
pada aturan-aturan lokal yang telah dise- baik. Aplikasinya, masyarakat memba-
pakati. Karena itu pendayagunaan kearif- ngun hutan keluarga yang terintegrasi da-
an lokal merupakan salah satu peluang lam lokasi penerapan sistem Ramuk. De-
strategis dalam rehabilitasi lahan dan ngan adanya hutan keluarga, ketergan-
konservasi hutan, tanah, dan air sehingga tungan masyarakat terhadap hutan untuk
37
Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007
38
Konservasi Tanah dan Air…(Gerson N.D. Njurumana)
39