Professional Documents
Culture Documents
Meilinda Suriani Harefa, Dina S., Mindo S., Liasna G., Hillary N., Ruth H.
Indonesian is a maritime country that has 81,000 km2 of coastline overgrown with mangrove plants
and has the largest mangrove in Indonesia, which is around 3.5 million ha. The occurrence of land
use change which resulted in some of the mangrove land being damaged so that mangrove land in
Indonesia was reduced. The purpose of the study was to determine the conservation of the mangrove
ecosystem in the village of Bagan Percut, Deli Serdang Regency and to determine the conservation of
the mangrove ecosystem on the coast. The research was conducted using observation and interview
techniques to obtain primary data and perform literacy for secondary data and then conduct a
qualitative descriptive analysis by providing an overview of the research results. The results showed
that the condition of mangroves was in good condition with a diversity of mangrove species and there
were good living conditions, the potential of the mangrove ecosystem was divided into several
functions, namely ecological functions as abrasion resistance and biological functions as spawning
sites, economic functions, namely improving the community's economy through potential
management. ecosystems, tourism and mangrove forests can be used as food ingredients, medicinal
ingredients with various types of mangroves that can be used and Mangrove Forest Conservation is
carried out by the community and the local government and also involves various NGOs and student
communities among students and lecturers. Where conservation is carried out by means of
rehabilitation, responsibility, and responsiveness
Keywords: Conservation, Mangrove, Coastal
Abstrak
Indonesia adalah negara maritim yang memiliki 81.000 km2 garis pantai yang ditumbuhi banyak
tanaman mangrove dan memiliki mangrove terluas di Indonesia yaitu sekitar 3.5 juta ha. Terjadinya
alih fungsi lahan yang mengakibatan sebagian lahan mangrove rusak sehingga lahan mangrove di
Indonesia berkurang. Tujuan penelitian yaitu mengetahui konservasi ekosistem mangrove di desa
Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang dan mengetahui konservasi pada ekosistem mangrove di
pesisir pantai. Penelitian dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara untuk memperoleh data
primer dan melakukan literasi untuk data sekunder selanjutnya melakukan analisis deskriptif kualitatif
dengan memberikan gambaran tentang hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
mangrove dalam keadaan baik dengan keragaman jenis mangrove dan terdapat dengan kondisi hidup
yang baik, potensi ekosistem mangrove terbagi dalam beberapa fungsi yakni fungsi ekologi sebagai
penahan abrasi dan fungsi biologi sebagai lokasi pemijahan, fungsi ekonomis yakni meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui pengelolaan potensi ekosistem, pariwisata serta hutan mangrove
dapat menjadi bahan makanan, bahan obat dengan berbagai jenis mangrove yang dapat digunakan
dan Konservasi Hutan Mangrove di lakukan oleh masyarakat beserta pemerintah setempat dan juga
melibatkan berbagai LSM dan masyarakat pelajar kalangan mahasiswa dan Dosen. Dimana konservasi
dilakukan dengan cara rehabilitasi, responsibility, dan responsivitas
Kata Kunci: Konservasi, Mangrove, Pesisir
A. Pendahuluan pendidikan. Mangrove juga berperan
untuk melindungi garis pantai dari erosi
Indonesia adalah negara maritim dan gelombang laut serta dari angin
yang 2/3 dari bagian wilayahnya topan, serta berperan juga sebagai
merupakan perairan dan memiliki garis perisai alam (buffer) serta menstabilkan
pantai sekitar 81.000 Km2 yang tanah dengan menangkap dan
mengelilingi seluruh wilayah. Wilayah memerangkap endapan material dari
perairan tersebut akan membentuk darat yang terbawa air sungai dan yang
kawasan pesisir dan pantai yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh
menyebabkan aktifitas manusia secara arus. Berdasarkan data Humas
aktif. Potensi wilayah pesisir sangat Kementerian LHK pada tahun 2017
besar baik potensi hayati dan non-hayati ekosistem mangrove di Indonesia
dimana pengembangan kawasan pesisir merupakan daerah yang paling luas di
dilakukan untuk menunjang sektor dunia dan memiliki tingkat
perekonomian dan lingkungan seperti keanekaragaman hayati tertinggi. Pada
pertambangan, perikanan, kehutanan, tahun 2015 luas yang dimiliki oleh
industri, serta pariwisata berwawasan Indonesia adalah sekitar 3.489.140,68
lingkungan atau ekowisata salah Ha yaitu setara dengan 23 % ekosistem
satunya yaitu pengembangan wilayah mangrove yang terdapat di dunia
mangrove . dimana luas total adalah 16.530.000 Ha.
t 1.671.140,75 Ha dan kondisi rusak
Hutan mangrove merupakan hutan
seluas 1.817.999,93. Dalam data
yang terdapat di daerah yang selalu
Yayasan Gajah Sumatera Utara
tergenang aliran air laut dan
menunjukkan terjadinya penyusutan
terpengaruh dengan pasang surut air
hutan mangrove di Sumatera Utara
laut. Mangrove adalah formasi
yakni Tahun 1989 sekitar 96.000 Ha,
tumbuhan daerah litoral yang khas dan
tahun 2002 menjadi 63.000 Ha, di tahun
tumbuh di pantai yang terlindung di
2009 menyusut menjadi 26.000 Ha, dan
daerah tropis dan subtropis., (Saenger,
mengalami sedikit pertumbuhan di
2015) Soerianegara (1986) juga
tahun 2014 menjadi 36.000 Ha.
menyatakan bahwa hutan mangrove
Menurut data Badan Lingkungan Hidup
ialah hutan yang terutama tumbuh pada
Sumatera Utara dalam hasil penelitianya
tanah lumpur alluvial di daerah pantai
pada Tahun 2013 menunjukkan bahwa
dan muara sungai yang dipengaruhi
90 % hutan mangrove Sumut dalam
pasang surut air laut. (Irham, 2016).
kondisi rusak sukup parah, penyebab
Mangrove memiliki banyak peranan
terjadinya alih fungsi lahan menjadi
dalam ekosistem dimana mangrove
perkebunan sawit yang mencapai
berfungsi untuk mencegah terjadinya
12.000 Ha,dan alih fungsi menjadi
abrasi di sekitar pantai, sebagai
tambak mencapai 10.000 Ha. Namun,
penyangga apabila terjadi intrusi air
adanya peningkatan aktivitas manusia
laut, tempat tinggal biota laut seperti
diimbangi dengan kebutuhan manusia
reptile, mamalia, amfibi, primata, ikan,
yang meningkat yang terdapat di
kepiting dan masih banyak biota
wilayah pesisir mengancam keberadaan
lainnya. Secara ekonomis, mangrove
mangrove sehingga hutan mangrove
berfungsi sebagai penghasil kayu,
mengalami tekanan sehingga
penyedia bibit ikan, pariwisata dan
mengancam keberadaan serta fungsinya. masyarakat pesisir sebagai papan untuk
Tetapi, jika kegiatan pembangunan pembangunan rumah, arang dan
dilakukan dengan memperhatikan buahnya juga dimanfaatkan dan diolah
kondisi dan pengelolaan hutan menjadi makanan. Batang, akar, daun
mangrove, maka mangrove tetap terjaga dan buah juga dapat digunakan
populasinya dan menjadi aset Indonesia masyarakat untuk meningkatkan
kedepannya. Adapun model pendapatannya sehingga dapat
pengelolaan sumber daya mangrove disimpulkan bahwa dengan adanya
yang tepat adalah pengelolaan dengan tanaman mangrove sangat berperan
pendekatan berbasis masyarakat. dalam pertumbuhan ekonomi
Dimana dalam pendekatan berbasis masyarakat di pesisir Desa Bagan
masyarakat, mereka melakukan upaya Percut Sei Tuan. Fungsi mangrove
pemberdayaan sumber daya alam agar tersebut akan berkelanjutan jika apabila
dapat mengenali serta menelaah dan keberadaan ekosistem mangrove
mengambil cara atau inisiatif agar dapat dipertahankan dan dimanfaatkan
memecahkan masalah secara mandiri. sumber dayanya berdasarkan prinsip
Selama ini, segala keputusan prinsip kelestarian. Hal itu berarti
pengelolaan sumberdaya alam dikontrol mangrove sangat berperan sebagai
oleh negara yang pengelolaannya selalu sumber daya renewable jika semua
didelegasikan kepada pengusaha besar proses ekologi jika semua proses
dan jarang kepada rakyat kecil. ekologi yang terjadi didalam ekosistem
Pemerintah sepertinya kurang percaya mangrove dapat berlangsung tanpa
bahwa rakyat mampu mengelola adanya gangguan (Kusmana, 2009).
sumberdaya alam yang ada di
lingkungannya. Untuk menjaga kelestarian
tanaman mangrove maka perlu
Masyarakat di daerah pesisir diketahui tentang kondisi struktur
Desa Bagan Percut Sei Tuan tanaman mangrove serta lingkungannya
Kabupaten Deli Serdang Sumatera supaya masyarakat dapat mengetahui
Utara menjadikan hutan mangrove keadaan hutan mangrove sehingga
sebagai sumber mata pencaharian. masyarakat lebih mudah untuk
Penduduk memanfaatkan segala potensi memanfaatkan potensi fauna hutan
yang terdapat pada tanaman mangrove mangove dengan tidak merusak habitat
misalnya, sebagai objek wisata dimana maupun ekosistem yang ada sehingga
penduduk yang memiliki perahu dapat hutan mangrove dapat dilestarikan
mengantar wisatawan untuk keberadaannya (Saragi, 2018). Adapun
mengelilingi daerah pantai dengan tarif tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang telah ditentukan. Di daerah pantai mengetahui kondisi ekosistem hutan
juga terdapat banyak rumah makan mangrove di pesisir daerah pesisir Desa
seafood yang menjadi salah satu sumber Bagan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
mata pencaharian masyarakat. Di Sedang Sumatera Utara dan
samping itu, sebagian besar masyarakat menganalisis potensi ekosistem
bermata pencaharian sebagai nelayan mangrove serta tindakan konservasi
dengan memanfaatkan ekosistem yang dilakukan oleh masyarakat di Desa
mangrove untuk mencari ikan. Bagan Percut Sei Tuan.
Mangrove juga banyak digunakan
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di mangrove oleh masyarakat di pesisir
daerah pesisir Desa Bagan Percut Sei desa Bagan Percut Sei Tuan
Tuan Kabupaten Deli Sedang Kabupaten Deli Sedang Sumatera
Sumatera Utara pada Selasa 12 Utara.
Oktober 2021. Dalam kegiatan
penelitian menggunakan populasi C.Hasil Penelitian dan
meliputi seluruh kawasan ekosistem Pembahasan Kondisi Ekosistem
hutan mangrove, dan seluruh Mangrove
masyarakat yang bertempat tinggal di Ekosistem hutan mangrove di
sekitar kawasan ekosistem hutan desa Bagan Percut Sei Tuan Kabupaten
mangrove di pesisir Desa Bagan Deli Sedang Sumatera Utara memiliki
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli kondisi lahan yang berlumpur dan
Sedang Sumatera Utara dan teknik berpasir dimana mangrove tumbuh di
pengambilan sampel menggunakan daerah pasang surut, laguna dan muara
Purvosive Sampling untuk mengetahui sungai dimana mangrove pada daerah
kondisi, potensi dan upaya konservasi ini tergenang pada saat pasang dan
ekosistem mangrove di daerah bebas dari genangan pada saat surut dan
penelitian. komunitas tumbuhannya bertoleransi
Teknik pengumpulan data terhadap garam. Menurut (PUTRI,
dilakukan untuk meperolah data 2018) Kecamatan Percut Sei Tuan
primer dan data sekunder, data primer Kabupaten Deli mempunyai luas 190,79
diperoleh dengan menggunakan teknik Km2 dan 180 ha digunakan untuk jalur
wawancara dan obervasi langsung ke hijau yang ditumbuhi tanaman bakau.
lapangan untuk menentukan situasi Adapun jenis mangrove yang terdapat
dan permasalahan penelitian, dan data di Desa Bagan Percut terdapat 3 jenis
sekunder diperoleh dengan cara studi mangrove yaitu B. sexangula, R.
literatur yang berkaitan dengan kajian mucronata, dan N. fruticans. Sedangkan
penelitian melalui literasi buku teks, pada stasiun 2 terdapat 5 jenis
jurnal, skripsi dan internet. Teknik mangrove yaitu R. mucrona ta, N.
Analisis data menggunakan analisis fruticans, R. apiculata, B. gymnorrhiza,
deskriftif kualitatif menggunakan data dan S. alba.
kondisi, potensi, dan upaya konservasi
ekosistem mangrove yang diperoleh Kondisi hutan mangrove di desa
dari hasil observasi di daerah pesisir Bagan Percut dengan jenis Nypa
penelitian. Analisis data pada fruticans 2.000 Ind/ha baik dengan
penelitian ini didasarkan pada dua status sedang sesuai dengan Keputusan
macam data, yaitu data primer yang Menteri Lingkungan Hidup. Untuk
diperoleh dari observasi dan data Desa Tanjung Rejo dengan jenis
sekunder yang diperoleh dari lembaga Bruguiera gymnorrhiza sebanyak 650
dan instansi-instansi terkait. Data hasil Ind/ha dan Bruguiera stylosa sebanyak
penelitian kemudian di interpretasikan 350 Ind/ha dengan kondisi rusak dengan
dan dianalisis secara deskriftif. status jarang. Kondisi hutan mangrove
Analisis deskriptif pada penelitian ini saat ini cukup mengkhawatirkan, hal ini
digunakan untuk memberikan disebabkan karena pemanfaatan hutan
gambaran kondisi, potensi, dan upaya mangrove yang berlebihan tanpa
pelestarian atau konservasi ekosistem mempertimbangkan daya dukung
lingkungan dan kelestarian sumberdaya mangrove .