You are on page 1of 7

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

DI NEGERI PASSO KOTA AMBON


Willem Talakua
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Agribisnis Perikanan
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura
Jln. Mr. Chr. Soplanit Poka-Ambon. Tlp. (0911) 3302211

Abtract
Extensive mangrove forest in coastal area of Ambon city reached 64,316 acres, with shoreline length
is 8,951 m based on mangrove forest, that the existing is spread in 13 villages, one of them is Passo
village that has mangrove area 27.8761 acres. The existing of mangrove forest in Passo or in the other
area in Ambon city not only gives physical benefit and economy but also biological benefit, but often
misused by the local community is by doing over exploitation that can destruct the mangrove
ecosystem. This case is caused by the low awareness the local community about how important
mangrove forest and also the lowness of appreciation of mangrove forest potentials as economic asset.
The research is aimed to analyze the economic value of the mangrove forest in coastal area of Passo
village, Ambon city. Data collection is done by observation, interview and also from secondary data.
Data analyzing data based on natural resources concept or environment concept according to
Suparmoko (2002), and Reuitenbeek (1991). Research result shows the extensive of Passo’s
mangrove forest is 27,8761 acres, and produces total economic value of 185.800.570 rupiah/year
consist of direct benefit value 11.449.423 rupiah/year, indirect benefit value 160.379.819 rupiah/year,
existing benefit 9.804.125 rupiah/year, and choice benefit 4.167.203 rupiah/year.

Keywords : economic valuation, mangrove forest ecosystem, Passo village.

PENDAHULUAN tersebar pada 13 negeri/desa yakni : negeri


Provinsi Maluku adalah Provinsi Laha, negeri Tawiri, desa Poka, desa
Kepulauan dengan luas 712.479.69 km², Hunut, desa Waiheru, negeri Nania, negeri
terdiri dari 93,5% luas perairan Passo, negeri Negeri Lama, desa Lateri,
(666.139,85 km²) dan 6,5% luas daratan desa Latta, negeri Halong, negeri Rutong
(46.339,8 km²). Total jumlah pulau dan Leahari. Dari ke 13 negeri/desa
mencapai 1.340 buah dengan panjang garis tersebut, negeri Passo memiliki kawasan
pantai 10.630,1 km. Luas ekosistem hutan hutan mangrove yang terluas yakni
mangrove di wilayah ini mencapai ± 1,19 27,8761 ha (tabel 1). Peta distribusi
juta ha terdiri dari 40 jenis pohon dari 24 kawasan hutan mangrove di wilayah
suku (Anonymous, 1996). Di pesisir pesisir kota Ambon dapat dilihat pada
pantai kota Ambon luas hutan mangrove Gambar 1.
mencapai ± 64,316 ha dengan panjang
garis pantai berdasarkan kawasan
mangrove 8.951 m, yang keberadaannya

8
Tabel 1. Luasan Hutan Mangrove dan sumberdaya fauna bentik bernilai
Panjang Garis Pantai Ekosistem
Hutan Mangrove Di Wilayah ekonomis penting seperti kepiting bakau
Pesisir Kota Ambon. (Scylla spp), rajungan (Portunus
Luas Panjang Garis pelagicus), udang windu (Penacus spp),
Hutan Pantai Berdasar
No. Negeri/Desa
Mangrove Kawasan juga beberapa spesies moluska, seperti
(ha) Mangrove (m)
1 Laha 0,7830 336
2 Tawiri 8,8286 694
kerang dara (Anadara antiquate), dan
3 Poka 1,8063 828
4 Hunut 2,5804 835 tiram bakau (Saccostrea sp dan
5 Waiheru 11,3925 2.206
6 Nania 3,6897 304 Crassostrea sp). Menurut Dahuri dkk
7 Passo 27,8761 1.124
8 Negeri Lama 1,3257 142 (2004), bahwa fungsi yang lain mangrove
9 Lateri 1,0897 793
10 Lata 0,5796 101
11 Halong 0,4276 402
adalah fungsi ekologis, secara ekologis
12 Rutong-Leahari 3,9364 1.186
Total 64,3160 8.951 mangrove berfungsi sebagai daerah asuhan
Sumber : Data primer, diolah, 2013
(nursery ground), daerah mencari makan
(feeding ground), daerah pemijahan
(spawning ground) dan pemasok larva
udang, ikan dan biota laut lainnya. Sebagai
ekosistem yang produktif, hutan mangrove
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi
fisik, fungsi biologis, dan fungsi ekonomi.
Itu berarti hutan mangrove memiliki fungsi
strategis sebagai produsen primer yang
Gambar 1. Peta Distribusi Hutan Mangrove mampu mendukung dan manstabilkan
Di Wilayah Pesisir Kota Ambon ekosistem laut maupun daratan.

Keberadaan hutan mangrove di Dari fungsi dan manfaat yang

negeri Passo maupun di negeri/desa disebutkan di atas maka hutan mangrove

lainnya di kota Ambon selain dapat seringkali disalahgunakan oleh masyarakat

memberikan manfaat fisik dan ekonomi setempat dengan cara melakukan berbagai

juga manfaat biologis sebagai penyedia bentuk pemanfaatan secara berlebihan

pakan (feeding ground) dalam sistem yang dapat merusak ekosistem mangrove.

rantai makanan. Hal ini terlihat dari Bentuk-bentuk pemanfaatan yang

banyaknya beroperasi kegiatan dilakukan seperti penebangan hutan

penangkapan ikan, maupun kegiatan mangrove untuk perluasan areal

bameti dan balobe oleh masyarakat pemukiman, kayu bakar dan reklamasi

setempat. Dijumpai pula beberapa spesies pantai, sebagai tempat pembuangan


sampah dan hajat, penambangan pasir dan

9
batu di sekitar areal ekosistem hutan hutan mangrove yang dibatasi hanya pada
mangrove, maupun sedimentasi akibat kawasan hutan mangrove negeri Passo
pembangunan lahan atas. Akibatnya, kota Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk
kondisi sumberdaya mangrove semakin menganalisis nilai ekonomi ekosistem
menipis dan kemampuan ekosistem dalam hutan mangrove di wilayah pesisir pantai
menyediakan jasa-jasa lingkungan untuk negeri Passo kota Ambon.
keperluan pembangunan dan kehidupan METODE PENELITIAN
manusia semakin menurun. Keadaan ini 1) Pengumpulan Data
terjadi karena kurangnya kesadaran Metode yang digunakan dalam
masyarakat tentang arti pentingnya hutan penelitian ini adalah studi kasus. Data yang
mangrove bagi lingkungan maupun diperlukan meliputi : data primer dan data
rendahnya penghargaan terhadap potensi sekunder. Data primer diperoleh melalui
hutan mangrove sebagai aset ekonomi. observasi dan wawancara kepada
Hasil penelitian Lembaga Ilmu responden. Data sekunder diperoleh
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon melalui instansi terkait dan bahan-bahan
selama tiga tahun belakangan ini pustaka yang berhubungan dengan
menunjukkan wilayah ekologis Teluk penelitian ini. Sebagai populasi dalam
Ambon mengalami degradasi ekosistem penelitian ini adalah masyarakat di negeri
baik terumbu karang, padang lamun, dan Passo yang sehari-hari berhubungan
hutan mangrove. Tiga komunitas utama dengan hutan mangrove secara langsung
pendukung ekosistem laut ini telah maupun tidak langsung. Pengambilan
mengalami degradasi cukup segnifikan sampel menggunakan metode purposive
(Pelanusa, 2009). Pemicu terjadinya sampling.
degradasi itu adalah pembukaan lahan 2) Analisis Data
bagian atas pada daerah kawasan Teluk Untuk penilaian ekonomi dari
Ambon yang mengakibatkan proses seluruh manfaat sumberdaya alam hutan
sedimentasi, pengambilan bahan galian C, mangrove mengacu pada konsep nilai
dan pembuangan sampah ke laut oleh sumberdaya alam atau lingkungan menurut
masyarakat. Suparmoko (2002), dan Ruitenbeek
Mengingat masih rendahnya (1991). Formulasinya sebagai berikut:
penghargaan terhadap potensi hutan NET = ML + MTL + MP + MK
mangrove sebagai asset ekonomi, maka Dimana:
dirasa perlu untuk dilakukan valuasi NET = Nilai ekonomi total;
ekonomi terhadap besarnya manfaat fungsi

10
ML = nilai manfaat langsung (Direct yang hidup di dalam
Use Values) ekosistem hutan mangrove.
MTL= nilai manfaat tidak langsung Rumus untuk mengetahui produksi
(Indirect Use Values) atau kelimpahan dari suatu populasi
MP = nilai manfaat pilihan (Option dalam hal ini jenis kepiting adalah
Value) menggunakan regresi luasan hutan
MK = nilai manfaat mangrove untuk mengetahui produksi
keberadaan/eksistensi (Existence Value) kepiting (Walpole, 1988, dalam
Masing-masing nilai tersebut dapat Tupan 2005), yakni:
dianalisis dengan persamaan berikut ini: Y = a + bX
a. Nilai total manfaat langsung (Direct Dimana:
Use Values) dari hutan mangrove a dan b = Penduga
dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = Produksi kepiting per tahun
ML = ML1 + ML2 + ML3 + .....MLn X = Luasan hutan mangrove
Dimana: c. Nilai manfaat pilihan, dirumuskan
ML1 = Manfaat Langsung kayu bakar sebagai berikut:
ML2 = Manfaat Langsung ikan MP = MPb = US$ 15 per ha x Luas
ML3 = Manfaat Langsung kerang hutan mangrove.
ML4 = Manfaat Langsung kepiting Dimana:
ML5 = Manfaat Langsung soa-soa MPb = Manfaat Pilihan biodiversity
ML6 = Manfaat Langsung kusu. (keanekaragaman hayati)
b. Nilai total manfaat tidak langsung Nilai pilihan didapat dengan
(Indirect Use Values) dari hutan mengalikan nilai biodiversity sebesar
mangrove dapat dirumuskan sebagai US$ 1,500 per km2 per tahun atau
berikut: US$ 15 per ha per tahun.
MTL = MTL1 + MTL2 + ......MTLn d. Nilai manfaat keberadaan,
Dimana: dirumuskan sebagai berikut:
MTL1 = Manfaat Tidak Langsung n
ME = ∑ (Mei)/n
sebagai peredam gelombang
i=1
(breakwater) atau pelindung
Dimana:
pantai (talud). Mei = Manfaat Eksistensi dari res
ponden ke-1 sampai responden ke-n
MTL2 = Manfaat Tidak Langsung
n = Jumlah responden yang diambil.
sebagai penyedia bahan
pakan alami untuk biota

11
HASIL DAN PEMBAHASAN 2). Manfaat Tidak Langsung (Indirect
Use Values).
1). Manfaat Langsung (Direct Use
Manfaat tidak langsung hutan
Values)
mangrove di negeri Passo terdiri atas
Manfaat langsung hutan mangrove
manfaat fisik dan biologis. Manfaat fisik
di negeri Passo yang dimanfaatkan oleh
merupakan manfaat hutan mangrove
masyarakat setempat terdiri atas 8 jenis
sebagai penahan abrasi yang diestimasi
manfaat, meliputi: kayu bakar, konstruksi,
dari pembuatan talud. Menurut Dinas
ikan, kerang, kepiting, belut, soa-soa dan
Pekerjaan Umum Provinsi Maluku, nilai
ular. Tabel 2, menunjukkan bahwa
pembuatan talud ukuran 1m3 dengan daya
persentasi terbesar dari jenis manfaat
tahan 10 tahun adalah Rp.1.132.484.
langsung hutan mangrove adalah aktivitas
Berdasarkan panjang garis pantai
produksi penangkapan ikan (46,81%),
ekosistem hutan mangrove di negeri Passo
diikuti oleh aktivitas produksi kerang
sepanjang 1.124 m, maka nilai pembuatan
(18,32%); produksi kayu bakar (12,85%),
talud dengan daya tahan 10 tahun
produksi kepiting (12,46%), belut
seluruhnya adalah sebesar
(4,12%), konstruksi (3,15%), soa-soa
Rp.1.273.353.856. Nilai tersebut
(1,27%), dan terendah adalah aktivitas
selanjutnya dibagi dengan 10 tahun untuk
produksi ular (1,01%), dengan total nilai
mendapatkan nilai per tahun, sehingga
manfaat langsung sebesar
diperoleh nilai manfaat fisik hutan
Rp.11.449.423/tahun atau
mangrove untuk pembuatan talud adalah
Rp.410.724,98/ha/tahun.
sebesar Rp.127.335.386/tahun.
Tabel 2. Nilai Manfaat Langsung
Ekosistem Mangrove Di Negeri Selanjutnya, manfaat biologis yang
Passo.
diestimasi melalui pendekatan fungsi hutan
Jenis Prod Nilai Total Nilai Per
Manfaat uksi Manfaat Biaya Manfaat sentase mangrove sebagai tempat penyedia pakan
per (Rp/tahun) (Rp/tahun) Bersih (%)
Thn (Rp/tahun) (feeding ground) untuk berbagai jenis biota
Kayu 53 1.035.568 249.200 786.368
12,85
bakar ikat
Konstruksi 18 270.000 77.000 193.000
seperti udang, kepiting dan kerang,
poton 3,15
g menggunakan model hubungan regresi
Ikan 1.003 6.385.855 3.520.965 2.864.890
kg
46,81 antara luasan hutan mangrove dengan
Kerang 117 1.337.143 216.000 1.121.143
18,32
kg menghitung produksi kepiting pada
Kepiting 44 kg 1.092.857 330.571 762.286 12,46
Belut 77 kg
Soa-soa 19 kg
768.000
288.000
515.667
210.000
252.333
78.000
4,12
1,27
ekosistem hutan mangrove. Hasil analisis
Ular 14 kg 272.000 210.000 62.000 1,01
Jumlah 11.449.423 5.329.403 6.120.020 100,00
persamaan regresi adalah : Y = a + bX =
Sumber : Data primer, diolah, 2013.
38 + 43902X. Dengan luas ekosistem
hutan mangrove negeri Passo adalah

12
27,87613 ha, ini berarti bahwa Ŷ = KK, sehingga agregat diperoleh nilai
38+43902(27,87613) = 1.223.868. sebesar Rp.9.804.125/tahun. Berdasarkan
Artinya diperkirakan luasan ekosistem besaran nilai agregat ini kemudian dibagi
hutan mangrove di negeri Passo dapat dengan luasan hutan mangrove 27,8761 ha
diperoleh produksi kepiting sebesar maka diperoleh nilai manfaat keberadaan
1.223.868 gram/tahun. Kemudian hutan mangrove negeri Passo sebesar
berdasarkan harga pakan kepiting sebesar Rp.351.704/ha/tahun.
Rp.4.500/gram dengan kebutuhan pakan 4). Manfaat Pilihan (Option Value)
per kepiting sebesar 6 gram, maka Manfaat pilihan dihitung dari
diperoleh nilai manfaat ekosistem hutan manfaat keanekaragaman hayati
mangrove di negeri Passo sebagai (biodiversity). Menurut Ruitenbeek (1991)
penyedia pakan sebesar bahwa nilai biodiversity di Teluk Bintuni
Rp.33.044.433/tahun. Irian Jaya sebesar US$ 1,500 per km2 per
Tabel 3. Nilai Manfaat Tidak Langsung tahun dapat digunakan untuk hutan
Ekosistem Mangrove Negeri
Passo. mangrove Indonesia. Nilai pilihan didapat
Jenis Manfaat Nilai Manfaat Persentase
(Rp/tahun) (%) dengan mengalikan nilai biodiversity
Penahan abrasi 127.335.386 79,40
Penyedia pakan 33.044.433 20,60 sebesar US$ 1,500 per km2 per tahun atau
Jumlah 160.379.819 100,00
Sumber : Data primer, diolah, 2013. US$ 15 per ha per tahun dengan nilai tukar
Tabel 3 menunjukkan bahwa Rupiah terhadap Dollar yaitu Rp.9.966,
persentasi dari jenis manfaat tidak maka diperoleh nilai sebesar
langsung hutan mangrove di negeri Passo Rp.149.490/ha/tahun, kemudian dikalikan
masing-masing adalah sebagai penahan dengan luasan hutan mangrove seluas
abrasi sebesar 79,40% dan penyedia pakan 27,8761 ha, maka diperoleh nilai manfaat
sebesar 20,60% dengan total nilai manfaat pilihan sebesar Rp.4.167.203/tahun.
sebesar Rp.160.379.819/tahun. 5). Penilaian Manfaat Hutan Mangrove
3). Manfaat Keberadaan (Existence Kuantifikasi manfaat hutan
Value) mangrove secara keseluruhan
Nilai manfaat keberadaan dihitung menghasilkan nilai manfaat total
menggunakan pendekatan CVM Rp.185.800.570/tahun atau
(Contingent Valution Method). Nilai rataan 6.665.220/ha/tahun, dimana nilai manfaat
WTP (Wilingness To Pay) yang diperoleh tidak langsung lebih tinggi dibanding jenis
dari 40 responden yaitu sebesar manfaat lainnya dengan persentasi sebesar
Rp.2.563/ha/tahun dikalikan dengan 86,32% (tabel 4).
jumlah kepala keluarga sebanyak 3.826

13
Tabel 4. Kuantifikasi Manfaat
Ekosistem Mangrove Negeri DAFTAR PUSTAKA
Passo.
Jenis Nilai Manfaat Nilai Persentase Anonymous, 1996. Kelestarian Hutan
Manfaat (Rp/ha/tahun) Manfaat (%)
(Rp/tahun) Bakau di Maluku. Lembar
Manfaat 410.724 11.449.423 6,16 Informasi Pertanian. Balai
Langsung
Manfaat 5.753.302 160.379.819 86,32 Pengkajian Teknologi Pertanian
Tidak Ambon
Langsung
Manfaat 351.704 9.804.125 5,28 Dahuri, H. R., J. Rais, S. P. Ginting dan M.
Keberadaan J. Sitepu. 2004,. Pengelolaan
Manfaat 149.490 4.167.203 2,24
Pilihan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Total Nilai 6.665.220 185.800.570 100,00 Lautan Secara Terpadu. PT
Manfaat
Ekonomi
Pradnya Paramita, Jakarta.
Sumber : Data primer, diolah, 2013. Pelanusa, D., 2009. Terjadi Degradasi
Perairan Teluk Ambon.
KESIMPULAN
http://www.news.id.finroll.com.
Berdasarkan hasil penelitian yang Ruitenbeek, H. J., 1991. Mangrove
diuraikan, maka diperoleh kesimpulan Management : An Economic
Analysis of Management Option
sebagai berikut:
with a Focus on Bituni Bay, Irian
1) Manfaat langsung dari hutan mangrove Jaya. Environmental management
di negeri Passo yang dimanfaatkan Development in Indonesia (EMD)
oleh masyarakat setempat terdiri atas 8 Project. EMDI Environmental.
jenis manfaat, meliputi: kayu bakar, Reports No. 8., Jakarta.
konstruksi, ikan, kerang, kepiting, Suparmoko, M,. 2002. Penilaian
belut, soa-soa dan ular dengan total Sumberdaya Alam dan Lingkungan
(Konsep dan Metode Perhitungan)
nilai manfaat langsung sebesar
Penerbit BPEF-Yogyakarta.
Rp.11.449.423/tahun atau Tupan, Ch. I,. 2005. Hubungan Kepadatan
Rp.410.724,98/ha/tahun. Sedangkan Kepiting Bakau (Scylla Spp) Dengan
manfaat tidak langsung adalah sebesar Karakteristik
Rp.160.379.819, terdiri atas manfaat Habitat Pada Hutan Mangrove
fisik (penahan abrasi) sebesar Rp. Perairan Pantai Desa Passo,
Ambon. In Press Ichthyos : Jurnal
127.335.386, dan biologis (penyedia
Penelitian Perikanan dan Ilmu
pakan) sebesar Rp. 33.044.433. Kelautan Universitas Pattimura
Kemudian nilai manfaat keberadaan Vol. 4, No. 2, Ambon, Juni 2005.
sebesar Rp.9.804.125/tahun, dan nilai
manfaat pilihan sebesar
Rp.4.167.203/tahun.
2) Luas hutan mangrove negeri Passo
27,8761 ha menghasilkan nilai
ekonomi total sebesar
Rp.185.800.570/tahun atau
6.665.220/ha/tahun.

14

You might also like