Professional Documents
Culture Documents
Segala puji hanya milik Allah SWT. Karena Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan proposal AKREDITAS SEKOLAH
ini.Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Karena berkat beliau lah kita beralih dari zaman kegelapan kepada zaman
yang terang benderang dengan Islam.
Dalam penyusunan proposal ini, cukup banyak hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan pproposal ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang teak bisa saya
sebutkan satu persatu, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Proposal ini disusun agar dapat dijadikan dasar tentang pengajuan Akreditasi Sekolah
SMP Plus Melati Samarinda Tahun 2017/2018 .
Semoga Proposal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Manajemen Sekolah. Saya
sadar bahwa Proposal ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Kami memohon masukannya demi perbaikan pembuatan
Proposal ini di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Penulis
WISNU TRISETIA
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akreditasi ialah Suatu kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah
berdasarkan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh BAS (Badan
Akreditasi Sekolah) yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengkuan peringkat
kelayakan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
087/U/2002. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan menilai tingkat kelayakan
setiap sekolah.Membandingkan keadaan suatu sekolah menurut kenyataan dengan
kriteria (standar) yang telah ditetapkan. Jika menurut kenyataan lebih besar atau sama
dengan standar maka dinyatakan terakreditasi.Jika menurut kenyataan lebih kecil
daripada standar yang telah ditetapkan dinyatakan tidak terakreditasi. Sekolah yang
terakreditasi dapat diperingkatkan menjadi tiga klasifikasi yaitu amat baik, baik, dan
cukup. Akreditasi sangat berguna dalam penilaian mutu pendidikan di setiap jenjang
seperti Memberikan informasi bahwa sebuah sekolah atau program telah memenuhi
standar kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan Membantu sekolah melakukan
evaluasi diri dan menentukan kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu.
Membimbing calon pesrta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi
sekolah bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan individu terhadap pendidikan
termasuk mengidentifikasi sekolah yang memiliki prestasi dala suatu bidang tertentu .
BAB II
ISI
Akreditasi sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri
dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.
Yang menjadi rasional atau alasan kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia adalah
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk
dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan/program
pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan
akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan.
Untuk melaksanakan akreditasi sekolah/ madrasah Pemerintah membentuk Badan
Akreditasi Nasional-Sekolah /Madrasah (BAN S/M).
Pasal 86:
(1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan
untuk menentukan kelayakan program dan / atau satuan pendidikan
(2) Kewenangan akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dapat pula
dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh pemerintah
untuk melakukan akreditasi
(3) Akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) sebagai bentuk
akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu
pada standar Nasional Pendidikan
Pasal 87:
(1) Akreditasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 ayat (1)
dilaksanakan oleh:
a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan pendidikan jalur
formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;
b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan
tinggi; dan
c. BAN-PNF terhadap program dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal.
(2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1),
BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk oleh Gubernur.
(3) Badan akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
(5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
5. Membimbing calon pesrta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi
sekolah bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan individu terhadap pendidikan
termasuk mengidentifikasi sekolah yang memiliki prestasi dala suatu bidang tertentu
6. Memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat
penbinaan, pengembangan dan peningkatan mutu.
4. Transparan; data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi S/M
seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya
harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
(e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permendiknas No. 13/2007 tentang
Kepala Sekolah, Permendiknas No. 16/2007 tentang Guru, Permendiknas No.
24/2008 tentang Tenaga Administrasi].
(f) pembiayaan; [Peraturan Pemerintah. 48/2008]
Kab/Kota, atau langsung ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M,
dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag. Pengajuan
akreditasi oleh Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala
Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data dalam Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pendukung.
7. Penentuan Kelayakan Visitasi
BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi berdasarkan hasil evaluasi diri. Apabila
pemeriksaan hasil evaluasi diri dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M
menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke Sekolah/Madrasah. Namun
apabila hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat
surat kepada Sekolah/Madrasah yang berisi tentang penjelasan agar
Sekolah/Madrasah yang
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi ke
Sekolah/Madrasah.
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi, dan
validasi data evaluasi diri Sekolah/Madrasah sesuai dengan kondisi yang ada. Setelah
itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut kepada BAP-S/M.
10. Verifikasi Hasil Visitasi Asesor
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi asesor terutama untuk butir-butir
esensial.
11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah melalui rapat pleno. Rapat
pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih
dari 50% jumlah anggota BAP-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan
melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang penetapan
hasil akreditasi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M
12. Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAP-S/M sesuai
dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi S/M sesuai dengan
format dan blanko yang dikeluarkan oleh BAN-S/M.
10
(c) Mengingat jumlah data dan informasi yang diperlukan dalam proses evaluasi diri
cukup banyak, maka sebelum pengisian instrumen evaluasi diri, perlu dilakukan
11
pengumpulan berbagai dokumen yang diperlukan sebagai sumber data dan informasi.
Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan saran
bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh BAN-S/M untuk
12
menetapkan nilai akhir dan peringkat akreditasi sekolah sesuai dengan kondisi nyata
di sekolah. Penetapan nilai akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat
pleno BAN-SM sesuai dengan kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir
akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
(50 % + 1) anggota BAN-SM Nilai akhir dan peringkat akreditasi juga dilengkapi
dengan penjelasan tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing komponen dan
aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak lanjut bagi sekolah, Dinas Pendidikan,
maupun Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka peningkatan kelayakan dan
kinerja sekolah di masa mendatang. Penjelasan kualitatif dan saran-saran harus
merujuk pada hasil temuan dan bersifat spesifik agar mempermudah pihak sekolah
untuk melakukan pengembangan dan perbaikan internal dan pihak terkait (pemerintah
daerah dan dinas pendidikan) melakukan pemberdayaan dan pembinaan lebih lanjut
terhadap sekolah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan adanya akreditasi sekolah akan memacu sekolah untuk terus melakukan
perbaikan terus menerus baik sekolah yang telah terakreditasi baik maupun yang
masih rendah, perbaikan tersebuat meliputi semua aspek antara lain kurikulum,
administrasi, pembiyayaan, sarana dan prasarana, hasil belajar peserta didik dan lain-
lain. Dengan demikian apa yang diharapkan olah sekolah dapat terwujud dan dapat
meningkatnya mutu pendidikan disekolah tersebut dan mencapai tujuan pendidikan
nasional indonesia.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan Proposal ini, penulis menyadari bahwa Proposal ini masih banyak
kekurangan- kekurangan yang perlu diperbaiki dan diperlukan saran dan kritiknya,
agar Proposal ini lebih sempurna dan sangat berguna bagi kita semua. Saran dan
kritik yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan Proposal ini.
14
DAFTAR PUSTAKA