Professional Documents
Culture Documents
1
Louis E. Ugahari
2
Yanti M. Mewo
2
Stefana H. M. Kaligis
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: louis_esther22@yahoo.com
Abstrak: Glukosa darah dalam tubuh manusia harus dijaga dalam konsentrasi yang konstan.
Kadar glukosa darah dalam tubuh yang meningkat (hiperglikemia) dapat menjadi gejala
penyakit diabetes mellitus. Salah satu faktor yang memengaruhi kadar glukosa darah ialah
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang dapat dipengaruhi oleh pekerjaan. Pola hidup
sedentary lifestyle identik dengan pekerja kantor dewasa ini. Pekerja kantor tidak memiliki
waktu untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kadar glukosa darah puasa pada pekerja kantor. Jenis penelitian ialah
deskriptif dengan desain potong lintang. Pemilihan responden dilakukan dengan metode total
sampling. Responden terdiri dari 25 orang laki-laki s dan 27 orang perempuan. Hasil
penelitian mendapatkan 45 responden (86,54%) memiliki kadar glukosa darah puasa normal,
5 responden (9,62%) memilki kadar glukosa darah puasa tinggi (hiperglikemia), dan 2
responden (3,84%) memilki kadar glukosa puasa rendah (hipoglikemia). Hasil pengukuran
kadar glukosa darah puasa mendapatkan nilai maksimum 243 mg/dL, nilai minimum 63
mg/dL, nilai median 83 mg/dL, nilai rata-rata 94,42 mg/dL dan standar devisiasi 37,85
mg/dL. Simpulan: Sebagian besar pekerja kantor masih memiliki kadar glukosa darah puasa
yang normal.
Kata kunci: glukosa darah puasa, pekerja kantor
Kadar glukosa darah dalam tubuh yang melitus disebabkan insulin tidak dapat
meningkat (hiperglikemi) dapat menjadi bekerja secara normal karena insulin tidak
gejala penyakit diabetes mellitus. Diabetes cukup atau tidak efektif.1,2
Ugahari, Mewo, Kaligis: Gambaran kadar glukosa...
normal laboratorium klinik Patra yaitu 70- darah puasa normal yang didapatkan pada
125 mg/dL, didapatkan sebagian besar sebagian besar responden kemungkinan
responden memiliki kadar glukosa darah disebabkan berbagai faktor, antara lain:
puasa dalam batas normal (86,54%) (Tabel umur responden berada di bawah 40 tahun
2). dan adanya hormon-hormon yang berperan
dalam pengaturan glukosa darah dalam
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan tubuh manusia. Pada penelitian yang
jenis kelamin dilakukan Lestari14 tahun 2013 hampir
Jenis seluruh responden (93,55%) berusia muda
Kelamin (n) (%) memiliki kadar glukosa darah normal.
Laki-laki 25 48,08 Responden berusia muda mempengaruhi
Perempuan 27 51,92 kadar glukosa darah karena pada usia muda
Jumlah 52 100 metabolisme karbohidrat dan fungsi organ
baik.
Hasil pengukuran kadar glukosa darah Manusia memiliki sistem pengaturan
puasa didapatkan nilai maksimum 243 kadar glukosa darah yang melibatkan hati,
mg/dL, nilai minimum 63 mg/dL, nilai jaringan-jaringan ekstrahepatik dan
median 83 mg/dL, nilai rata-rata 94,42 hormon-hormon. Saat konsentrasi glukosa
mg/dL dan standar devisiasi 37,85 mg/dL. darah meningkat, hormon insulin akan
disekresi untuk mengurangi konsentrasi
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan glukosa darah ke kadar normal. Saat
kadar glukosa darah puasa konsentrasi glukosa darah menurun,
Interpretasi glukagon akan disekresi sehingga kadar
Hasil (n) (%) glukosa darah meeningkat menjadi
Rendah 2 3,84 normal.15,16
Normal 45 86,54 Pada hasil penelitian, didapatkan juga
Tinggi 5 9,62 responden dengan kadar glukosa darah
Jumlah 52 100 puasa tinggi (hiperglikemia) berjumlah 5
orang. Pada responden yang memiliki
BAHASAN kadar glukosa darah puasa tinggi
Berdasarkan hasil penelitian kadar (hiperglikemia) didapati responden yang
glukosa darah puasa pada pekerja kantor menderita diabetes melitus sebanyak 2
dengan aktivitas fisik yang kurang orang (9,62%); hal ini tidak sejalan dengan
didapatkan sebagian besar (86,54%) persentasi jumlah responden yang
mempunyai kadar glukosa darah puasa hiperglikemia pada beberapa penelitian
normal. Hal ini menjelaskan bahwa kadar yang telah dilakukan. Pada penelitian yang
glukosa darah puasa tidak hanya dilakukan oleh Widiantini dan Tafal17
bergantung pada aktivitas fisik. Padahal, tahun 2014 ditemukan sebagian besar
aktivitas fisik yang kurang menyebabkan pekerja dengan kategori aktivitas rendah
kurangnya pembakaran energi oleh tubuh memliki kadar glukosa darah yang tinggi.17
sehingga kelebihan energi dalam tubuh Penelitian oleh Zahtamal18 tahun 2009
akan disimpan dalam bentuk lemak dalam ditemukan hampir sebagian besar
tubuh dan menyebabkan jumlah timbunan responden yang berkerja dengan aktivitas
lemak dalam tubuh tidak berkurang serta terbatas memiliki kadar glukosa darah tidak
terjadi peningkatan glukosa dalam darah.12 terkontrol. Penelitian lainnya oleh Amir19
Kadar glukosa darah dalam tubuh tahun 2015 yang dilakukan pada 22
manusia selain dipengaruhi oleh aktivitas responden penelitian ditemukan sebagian
fisik dapat juga di pengaruhi berbagai responden (9 reponden atau 40,9%) yang
macam faktor antara lain: hormon- hormon tidak melakukan aktivitas fisik, tidak
yang mengatur kadar glukosa darah, umur, berolahraga memiliki kadar glukosa darah
stress, dan pola makan.7,13 Kadar glukosa yang tinggi.19
Ugahari, Mewo, Kaligis: Gambaran kadar glukosa...
Pada penelitian yang dilakukan oleh dalam jumlah normal tidak bekerja secara
Widiantini dan Tafal17 ditemukan bahwa efektiff atau terjadi resistensi insulin.1,2
responden dengan usia 30-49 tahun Peningkatan kadar glukosa darah puasa
berisiko 2,3 kali lebih besar untuk pada pekerja kantor selain dapat
mengalami obesitas dan kadar glukosa disebabkan oleh aktivitas fisik yang kurang
darah meningkat dibandingkan dengan usia dan usia yang bertambah tua dapat juga
kurang dari 30 tahun. Responden dengan disebabkan pola makan setiap individu.
usia 50-64 tahun berisiko 2,5 kali lebih Pola makan berupa perilaku makan yang
besar untuk mengalami obesitas dan tidak sehat, asupan serat yang kurang,
memiliki kadar glukosa darah meningkat konsumsi makanan manis berlebihan, dan
dibandingkan dengan usia kurang dari 30 tidak membatasi konsumsi pangan
tahun. Penelitian oleh Zahtamal18 menyebabkan kadar glukosa dalam darah
mendapatkan hubungan bermakna antara terganggu.7,13
usia dan kejadian kadar glukosa darah Berdasarkan hasil penelitian kadar GDP
tinggi dan diabetes melitus. Pada penelitian pada pekerja kantor, didapatkan juga kadar
ini, ditemukan 88,61% kasus kejadian pada GDP rendah (hipoglikemia) berjumlah 2
usia >45 tahun.18 Penelitian lainnya yang orang (3,84%). GDP yang rendah
dilakukan oleh Amir19 menunjukkan bahwa (hipoglikemia) menurut Sabatine tahun
8 dari 11 respondon yang termasuk pada 2003 dapat disebabkan keterlambatan
kelompok usia 40-60 tahun memiliki kadar asupan glukosa, aktivitas fisik berlebihan,
glukosa darah yang tinggi. gagal ginjal, konsumsi alkohol, paska
Pertambahan usia memengaruhi kadar melahirkan, dan penggunaan obat-obatan
glukosa darah seseorang. Pada hasil dalam jumlah besar seperti salisilat, dan
penelitian yang dilakukan ditemukan sulphonamide.21,22 Dalam hal ini penurunan
responden yang mengalami hiperglikemia kadar glukosa darah pada responden
cenderung lebih banyak berada di umur 41- kemungkinan dapat disebabkan keterlam-
60 tahun dibandingkan dengan responden batan asupan glukosa. Berkurangnya
yang berumur di bawah 40 tahun. Hal ini asupan karbohidrat atau glukosa pada
menunjukkan hasil yang sejalan dengan responden karena responden menjalani
penelitian yang dilakukan oleh puasa dalam jangka waktu yang lama (>12
20
Sumangkut tahun 2013 pada 43 jam), sehingga terjadinya hipoglikemia
responden penelitian yang mendapatkan karena berkurangnya asupan glukosa dari
sebanyak 24 orang responden berada di saluran cerna.22 Dalam keadaan puasa,
usia 41-60 tahun dengan kadar glukosa kadar insulin menurun sehingga menurun-
darah tinggi dan penderita diabetes kan ambilan glukosa oleh hepar, otot dan
mellitus.20 Teori mengatakan dengan lemak. Glukogenolisis didalam hati
semakin bertambah usia, kemampuan merupakan proses paling peenting untuk
jaringan mengambil glukosa darah semakin memenuhi kebutuhan glukosa dalam
menurun. 12,20 keadaan puasa selama 12-24 jam.22
Seseorang yang menderita diabetes Keterbatasan penelitian ini ialah
melitus, nilai kadar GDP tinggi kurangnya informasi mengenai pola makan
(hiperglikemia). Pada DMT1, terjadi untuk mengetahui asupan glukosa pada
kekurangan insulin karena pankreas tidak responden. Selain itu, pada penelitian ini
menghasilkan sama sekali insulin atau tidak dapat dikontrol dengan ketat lamanya
menghasilkan insulin tetapi tidak cukup. waktu puasa sehingga ada responden yang
Pada DMT1 terdapat kelainan sel β berpuasa melebihi batas waktu yaitu 12
pankreas yang menyebabkan sel β pankreas jam.
gagal berespon terhadap stimulasi yang
semestinya meningkatkan sekresi insulin. SIMPULAN
Pada DMT2 terjadi kekurangan insulin Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
karena insulin yang dihailkan pankreas bahwa sebagian besar pekerja kantor
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
12. Suiraoka, IP. Penyakit degenerative. 17. Widiantini W, Tafal Z. Aktivitas fisik,
Yogyakarta: Nuha Medika;2012. stres dan obesitas pada pegawai
p.45-51. negeri sipil. Jurnal Kesehatan
13. Bitanah S, Handarsari E. Asupan serat Masyarakat Nasional. 2014;8(7):330-
dengan kadar gula darah, kadar 6
kolesterol total dan status gizi pada 18. Zahtamal. Faktor-faktor risiko pasien
pasien diabetes mellitus tipe 2 di diabetes mellitus. Available from:
rumah sakit Roemani Semarang. http://berita-kedokteran-
Seminar Hasil-hasil Penelitian LPPM masyarakat.org/index.php/BKM/articl
UNIMUS. 2012;289-96 e/view/117/42. Accesed on:
th
14. Lestari D. Gambaran kadar glukosa darah November 7 2016
puasa pada mahasiswa fakultas 19. Amir S, Wungouw H, Pangemanan D.
kedokteran Universitas Sam Kadar glukosa darah sewaktu pada
Ratulangi angkatan 2011 dengan pasien diabetes mellitus tipe 2 di
indeks massa tubuh 18,5-22,9 kg/m2 puskesmas Bahu kota Manado. Jurnal
[SKRIPSI]. Program Studi eBiomedik, Vol 3, No.1, 2015;32-40
Pendidikan Dokter Universitas Sam 20. Sumangkut S, Supit W, Onibala F.
Ratulangi, Manado.2013 Hubungan pola makan dengan
15. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kejadian penyakit diabetes mellitus
kedokteran. Edisi ke 27. Rachman tipe 2 di poli interna BLU RSUP
YL, Hartanto H, Novrianti A, Prof.dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal
Wulandari, editor edisi bahasa Keperawatan Universitas Sam
Indonesia. Jakarta: ECG, 2007. Ratulangi.2013;1:2
p.882-91, 1010-27 21. Sabatine Marc S. Buku saku klinis.
16. Bender AB, Bender AB, Mayes PA. Jakarta: Hipokrates,2003
Glikolisis dan oksidasi piruvat. In: 22. Budidharmaja E. Faktor-faktor yang
Murray RK, Granner DK, Rodwell mempengaruhi kejadian hipoglikemia
VW, editors. Biokimia Harper. Edisi pada diabetes mellitus di poliklinik
ke 27. Pendit BU, alih bahasa RSUP DR Kariadi [SKRIPSI].
Indonesia. Wulandari N, editor edisi Fakultas Kedokteran, Universitas
bahasa Indonesia. Jakarta: penerbit Diponegoro, Semarang.2013
buku kedokteran ECG;2009. p.158-
9,162