You are on page 1of 8

ANALISIS KELAYAKAN PANJANG DERMAGA CURAH CAIR

BERDASARKAN DATA KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN DUMAI

Bramson P Manik1), Trimaijon2), Ferry Fatnanta3)

1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293
E-mail : bramson.manik@gmail.com

ABSTRACT

The length’s advisability of the berth can be seen from the Berth Occupancy Ratio
(BOR). The pour liquid berth (Berth B) in Dumai’s harbor is one of the berth which has a
higher activity and the ships that come increasing everyday. The increasing ships in Berth
B need a project to know the value of visiting ships and the value of BOR in short term,
middle term and long term. Project is done in order Berth B can hold the ships that will
tether by adding the length of berth.
The value of BOR in short time projection until 2019 is 75,86 % and the number of
ships are 744. To fulfill The Standard Of Managing Director Of Marine in 2011, the value
of BOR was 69% therefore the berth should be lengthened about 70 meters. In 2019 the
short time projection the length of Berth B becomes 870 meters.
Based on project result the visiting ships are 984, the value of BOR in middle term is
87,94% in 2024. To fulfill the value of BOR which is 69%, the Berth should be lengthnened
formerly 870 meters become 1100 meters.
The long term projection until 2029 the value of BOR is 83,71% with the number of
visiting ships 1224. To fulfill the value of BOR that is 69%, the Berth should be
lengthnened around 220 meters. The length of berth totally 1320 meters which is formerly
1100 meters in 2029

Keywords: harbour, berth, visiting ships, BOR, projection

I. PENDAHULUAN muat yang didominasi oleh CPO. Setiap


Latar Belakang tahun jumlah kunjungan kapal yang
Pelabuhan Dumai merupakan beroperasi di dermaga B meningkat
pelabuhan utama di daerah Riau yang sebesar 10% (Pelindo I, 2015). Akibat
terletak di sebalah utara kota Pekanbaru dari peningkatan kunjungan kapal yang
yang berada pada Kota Dumai, dan terjadi di dermaga B maka dirasa perlu
posisi lintangnya terletak pada posisi 010 untuk mengevaluasi kelayakan panjang
410 1400 BU/1010 270 4200BT. dermaga yang ada saat ini untuk
Salah satu dermaga yang ada di meningkatkan produktifitas serta kinerja
pelabuhan dumai adalah dermaga curah dari pelabuhan tersebut.
cair (Dermaga B). Dermaga B merupakan Evaluasi kelayakan panjang
dermaga dengan aktifitas dan kunjungan dermaga dapat dilakukan dengan
ppaling tinggi di Pelabuhan Dumai. menganalisa nilai tingkat pemakaian
Dermaga B melayani kegiatan bongkar dermaga atau Berth Occupancy Ratio

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1


(BOR). Kunjungan kapal yang terus dan kegiatan pengusahaan yang
meningkat berpengaruh pada kenaikan dipergunakan sebagai tempat kapal
nilai BOR pada dermaga B. Dampak bersandar, naik turun penumpang,
kenaikan nilai BOR adalah dermaga tidak dan/atau bongkar muat barang, berupa
mampu lagi dalam menampung kapal- terminal dan tempat berlabuh kapal yang
kapal yang akan bersandar di masa yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
akan datang (kongesti). Untuk mencegah dan keamanan pelayaran dan kegiatan
terjadi kongesti pada dermaga perlu penunjang pelabuhan serta sebagai
adanya proyeksi nilai BOR pada periode tempat perpindahan intra dan antar moda
tahun tertentu sebagai bahan transportasi. Secara umum, pelabuhan
pertimbangan untuk melakukan dapat didefinisikan sebagai wilayah
perpanjangan dermaga. perairan yang terlindung, baik secara
Tujuan dari penelitian ini adalah alamiah maupun buatan, yang dapat
mengevaluasi kelayakan dermaga saat ini digunakan untuk berlindung kapal,
berdasarkan nilai BOR dan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas
memproyeksikan pertumbuhan bongkar muat baik.
kunjungan kapal dalam jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang Kinerja Pelabuhan
serta menganalisa nilai BOR proyeksi di Berdasarkan Keputusan Dirjen
dermaga curah cair Pelabuhan Dumai. Perhubungan Laut Nomor
Manfaat dari penelitian ini adalah UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 15
mengevaluasi dan memproyeksi tingkat Desember 2011 tentang Standar Kinerja
pemakaian dermaga berdasarkan nilai Pelayanan Operasional Pelabuhan,
BOR. kinerja pelayanan operasional adalah
hasil kerja terukur yang dicapai di
II. TINJAUAN PUSTAKA pelabuhan dalam melaksanakan
pelayanan kapal, barang, utilitas fasilitas
dan alat dalam periode waktu dan satuan
Pelabuhan tertentu. Indikator kinerja pelayanan yang
Pelabuhan berasal dari kata port
terkait dengan jasa pelabuhan terdiri dari
dan harbour, namun pengertiannya :
tidakdapat sepenuhnya diadopsi secara 1. Waktu Tunggu Kapal (waiting
harafiah. Harbour adalah sebagian time/WT) merupakan jumlah waktu
perairan yang terlindung dari badai, aman sejak pengajuan permohonan tambat
dan baik untuk akomodasi kapal-kapal setelah kapal tiba di lokasi labuh
untuk berlindung, mengisi bahan bakar, sampai kapal digerakkan menuju
persediaan, perbaikan dan bongkar tambatan.
muatbarang. Port adalah harbour yang 2. Approch time adalah waktu yang
terlindung, dengan fasilitas terminal laut diperlukan kapal dari perairan dimana
yangterdiri dari tambatan/dermaga untuk kapal melepas jangkar menuju ke
bongkar muat barang dari kapal, gudang, perairan pelabuhan sampai
transit dan penumpukan lainnya untuk mengikatkan tali di dermaga, dan
menyimpan barang dalam jangka pendek sebaliknya yaitu dari kapal melepas
ataupun jangka panjang (Triatmodjo, tali tambatan setelah bongkar muat
1996). sampai tiba kembali si luar
Menurut PP Nomor 61 Tahun 2009 pelabuhan.
tentang kepelabuhanan, pelabuhan adalah 3. Postpon time adalah waktu tertunda
tempat yang terdiri dari daratan dan/atau yang tidak bermanfaat selama kapal
perairan dengan batas-batas tertentu berada di perairan pelabuhan antara
sebagai tempat kegiatan pemerintahan lokasi lego jangkar, dihitung dari

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2


sebelum sampai sesudah melakukan ekonomi untuk mendapatkan bangunan
kegiatan bongkar muat. yang paling ekonomis (Bambang
4. Service time adalah waktu pelayanan Triadmodjo, 2008).
di tambatan yang dihitung sejak kapal
ikat tali di tambatan sampai lepas tali Tingkat Pemakaian Dermaga / Berth
atau waktu selama kapal berada di Occupancy Ratio(BOR)
tambatan. Tingkat pemakaian dermaga
5. Not Operating Time (NOT) adalah adalah perbandingan antara jumlah waktu
waktu tidak bekerja yang pemakaian tiap dermaga yang tersedia
direncanakan selama kapal berada di dengan jumlah waktu yang tersedia
tambatan, termasuk waktu istirahat selama satu periode (bulan/tahun) yang
dan waktu menunggu buruh, serta dinyatakan dalam persentase.Perhitungan
waktu menunggu untuk melepas Tingkat pemakaian tambatan didasarkan
tambat kapal, yang dinyatakan dalam pada panjang kapal (Length Over All =
satuan jam. LOA) di tambah 5 meter sebagai faktor
6. Effective time atau Operating time pengamanan mukabelakang dan durasi
(OT) adalah waktu efektif yang kapal bertambat di dermaga (berth time =
didigunakan untuk melakukan BT). Sehingga perhitungannya adalah
kegiatan bongkar muat yang sebagai berikut :
dinyatakan dalam jam.
7. Idle Time (IT) atau waktu terbuang
adalah jam kerja yang tidak terpakai
selama waktu bongkar muat di Dimana :
tambatan, tidak termasuk jam BOR = berth
istirahat, dinyatakan dalam jam. occupancyratio/tingka
.
tpemakaian dermaga
Dermaga
(%)
Dermaga adalah suatu bangunan
LOA = panjang kapal (m)
pelabuhan yang digunakan untuk
Berth time = durasi kapal
mempercepat dan menambatkan kapal
bertambat (jam)
yang akan melakukan bongkar muat
Panjang dermaga = panjang
barang dan menaik-turunkan penumpang.
dermagakeseluruhan
Dimensi dermaga didasarkan pada
(m)
jenis dan ukuran kapal yang merapat dan
Hari kalender = jumlah hari
bertambat pada dermaga
(bulan/tahun)
tersebut.Dermaga dapat dibedakan
5 = faktor pengaman
menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai
jarak antara haluan
dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf
dengan buritan kapal
adalah dermaga paralel dengan pantai dan
24 = ketetapan jam dalam
biasanya berimpit dengan garis pantai.
satu hari (jam)
Jetty adalah dermaga yang menjorok ke
laut.
Dermaga dibangun untuk
kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe
dermaga sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan yang akan dilayani, ukuran
kapal, arah gelombang, dan angin,
kondisi topografi dan tanah dasar laut,
dan yang paling penting adalah tinjauan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3


III. METODOLOGI PENELITIAN

Umum
Metodologi penelitian adalah
langkah yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan suatu penelitian. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah
data sekunder. Langkah – langkah yang
dilakukan pada penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data berupa
kunjungan kapal, karakteristik
kapal yang beroperasi, dan
panjang dermaga saat ini.
2. Pengolahan data dan pemeriksaan
kelengkapan data Sumber: google
3. Melakukan analisis data. Analisis Gambar 1 Lokasi Pelabuhan Dumai
data yang dilakukan meliputi :
 Dari data master traffic Analisis Data
diperoleh jumlah kunjungan Langkah – langkah yang
kapal dalam periode tahunan, dilakukan untuk mendapatkan hasil
jumlah panjang kapal yang proyeksi analisa Berth Occupancy Ratio
bertambat dalam periode adalah :
tahunan, jumlah waktu 1. Menganalisa jumlah kunjungan
bertambat kapal dalam kapal, jumlah panjang kapal,
periode tahunan, panjang jumlah waktu bertambat kapal
kapal rata-rata dalam periode yang beroperasi di dermaga B
tahunan, dan waktu bertambat masing-masing pada tahun 2012,
kapal rata-rata dalam periode 2013, dan 2014.
tahunan. 2. Menghitung proyeksi jumlah
 Dari data fasilitas pelabuhan kunjungan kapal, jumlah panjang
diperoleh panjang dermaga kapal, jumlah waktu bertambat
existing saat ini di dermaga kapal pada jangka pendek, jangka
curah cair pelabuhan dumai. mengengah dan jangka panjang.
3. Menghitung panjang kapal rata-
Lokasi Penelitian rata kapal dalam dan waktu
Lokasi penelitian ini adalah tambat rata-rata kapal pada
dermaga curah cair (Dermaga B) periode jangka pendek, jangka
Pelabuhan Dumai. Dermaga curah cair menengah dan jangka panjang.
khusus melayani kegiatan bongkar muat
berupa barang curah cair. Pada umumnya 4. Menghitung nilai Berth
jenis barang yang dominan berupa CPO. Occupancy Ratio pada periode
Lokasi penelitian terletak pada kordinat jangka pendek, jangka menengah
010 410 1400 BU/1010 270 4200BT yang dan jangka panjang.
berada di pinggiran Kota Dumai jalan
Datuk Laksamana. Pelabuhan dikelola
oleh PT PELINDO I Cabang Dumai.
Lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4


IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Proyeksi jumlah kunjungan kapal
JUMLAH KUNJUNGAN
Kunjungan Kapal dan Proyeksi TAHUN
KAPAL
Kunjungan Kapal 2012 409
Berdasarkan data sekunder yang 2013 455
diperoleh dari PT PELINDO I Cabang 2014 505
Dumai jumlah kunjungan kapal yang 2015 552
terjadi pada dermaga curah cair 2016 600
Pelabuhan Dumai mengalami 2017 648
peningkatan tiap tahun. Tahun 2012 2018 696
jumlah kunjungan sebanyak 409 kapal. 2019 744
Tahun 2013 arus kunjungan meningkat 2020 792
menjadi 455 kunjungan kapal. Sedangkan 2021 840
tahun 2014 kunjungan kapal yang terjadi 2022 888
sebanyak 505 kapal. Peningkatan jumlah 2023 936
kunjungan kapal menunjukkan aktifitas 2024 984
bongkar muat di dermaga curah cair terus 2025 1.032
mengalami peningkatan tiap tahunnya. 2026 1.080
Nilai proyeksi diperoleh 2027 1.128
menggunakan metode regresi linier 2028 1.176
sederhana berdasarkan data kunjungan 2029 1.224
kapal pada tahun 2012, 2013, dan 2014.
Pengambilan jangka waktu proyeksi
kunjungan kapal berdasarkan penelitian Length Over All (LOA) dan Proyeksi
sebelumnya mengenai analisa kelayakan LOA
ukuran panjang dermagadi Pelabuhan Nilai jumlah LOA merupakan salah
Belawan (Amiron Sahdan, 2009). satu parameter dalam menghitung BOR
Proyeksi kunjungan kapal diperlukan dermaga. Pada tahun 2012 jumlah LOA
untuk perhitungan BOR pada jangka sebesar 57.243 meter. Nilai tersebut
pendek 5 tahun, jangka menengah 10 mengalami peningkatan pada tahun 2013
tahun dan jangka panjang 15 tahun. menjadi 64.004 meter. Tahun 2015 nilai
Kurva tren proyeksi kunjungan kapal LOA kapal juga mengalami peningkatan
dapat dilihat pada Gambar 2 dan hasil menjadi 64.870 meter.
proyeksi pada Tabel 1.
Perhitungan proyeksi nilai LOA
dilakukan sampai dengan tahun 2029
dengan menggunakan persamaan regresi
linier sederhana. Data historis yang
digunakan adalah data LOA pada tahun
2012, 2013 dan 2014. Gambar kurva tren
proyeksi nilai LOA dapat dilihat pada
Gambar 3 dan hasil proyeksi dapat pada
Tabel 2

Gambar 2 Kurva tren proyeksi kunjungan


kapal

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5


tren linier dapat dilihat pada Gambar 4
dan hasil proyeksi pada Tabel 3

Gambar 3 Kurva tren LOA

Tabel 2 Proyeksi nilai LOA Gambar 4 Kurva tren berth time


TAHUN LOA
2012 57.243
2013 64.004 Tabel 3 Proyeksi nilai berth time
2014 64.870 TAHUN BERTH TIME
2015 69.664 2012 22.345
2016 73.477 2013 25.886
2017 77.290 2014 28.698
2018 81.103 2015 31.994
2019 84.916 2016 35.170
2020 88.729 2017 38.346
2021 92.542 2018 41.522
2022 96.355 2019 44.698
2023 100.168 2020 47.874
2024 103.981 2021 51.050
2025 107.794 2022 54.226
2026 111.607 2023 57.402
2027 115.420 2024 60.578
2028 119.233 2025 63.754
2029 123.046 2026 66.930
2027 70.106
Berth Time (BT) dan Proyeksi Bert 2028 73.282
Time 2029 76.458
Besar kecilnya nilai BT dapat
dipengaruhi oleh faktor teknis maupun
nonteknis. Tahun 2012 nilai jumlah BT di Analisa Berth Occupancy Ratio (BOR)
dermaga curah cair sebesar 22.345 jam. Berdasarkan data sekunder yang
Peningkatan terjadi di tahun 2013 diperoleh dari PT PELINDO I Cabang
menjadi 25.886 jam. Sedangkan pada Dumai pada tahun 2012, 2013, dan 2014
tahun 2014 dengan nilai berth time nilai BOR pada dermaga curah cair
sebesar 28.698 mengalami peningkatan setiap tahun.
Proyeksi nilai BT dihitung Peningkatan ini berbanding lurus dengan
menggunakan analisa regresi linier peningkatan jumlah kunjungan kapal
sederhana. Data tahun 2012, 2013, dan yang naik dari tahun 2012, 2013, sampai
2014 menjadi acuan dalam melakukan 2014. Tahun 2012 nilai BOR dermaga
proyeksi nilai berth time sampai dengan sebesar 46,22 %. Kemudian mengalami
jangka panjang yaitu tahun 2029. Kurva peningkatan menjadi 53,81% di tahun
2013 dan 54,65% di tahun 2014.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 6


Kemudian mengalami peningkatan BOR dapat dirumuskan :
menjadi 53,81% di tahun 2013 dan
54,65% di tahun 2014. Untuk
menghindari kongesti pelabuhan pada
jangka waktu tertentu maka perlu adanya
Jumlah kunjungan = 744 kapal
proyeksi nilai BOR pada dermaga curah
LOA = 84.916 m
cair Pelabuhan Dumai dalam
LOA rata-rata = 114 m
mengevaluasi kelayakan panjang
Berth Time = 44.698 jam
dermaga.
Berth Time rata-rata = 60,05 jam
Parameter nilai BOR yang dipakai (LOA + 5) x Berth Time = 119 x 60,05
berdasarkan Keputusan DIRJEN = 7.145,95
Perhubungan Laut tahun 2011 dapat
dilihat pada Tabel 4 Panjang dermaga = 800 m
Hari kalender tahunan = 365
BOR rencana = 69%
Tabel 4 Parameter nilai BOR
LOKASI UTILITAS
PELABUHAN PELABUHAN
NO
BOR SOR YOR
(%) (%) (%)
KANTOR
OTORITAS
PELABUHAN I
BELAWAN
SUMATERA
UTARA
Untuk mengetahui panjang dermaga
1 BELAWAN dengan BOR rencana 69% maka :
a. belawan lama 70 65 50
b. ujung baru 70 65 50 0,69 =
c. citra 70 65 50
d. IKD 70 65 50 0,69 =
e. BICT
- Dermaga
70 65 60
Panjang dermaga rencana =
Internasional
- Dermaga Antar
Pulau
70 65 60 Panjang dermaga rencana = 870 meter
2 LHOKSEUMAWE 70 65 50
3 SIBOLGA 70 65 50 Dengan asumsi jumlah kunjungan
4 kapal sebesar 744 kapal nilai BOR pada
DUMAI
a. Dermaga A proyeksi jangka pendek sampai tahun
70 65 50
(Cargo) 2019 sebesar 75,86%. Untuk memenuhi
b. Dermaga B (CPO) 70 - - standar Dirjen Perhubungan Laut maka
c. Dermaga C nilai BOR tahun 2019 menjadi 69%.
70 65 50
(Multipurpose)
PEKANBARU/PER Perubahan nilai BOR ini akan
5 70 - 50
AWANG berpengaruh terhadap panjang dermaga.
TANJUNG Akibat perubahan nilai BOR maka
6
PINANG
a. Sri Bayintan dermaga mengalami perpanjangan
70 65 50
Kijang sebesar 70 meter. Pada proyeksi jangka
b. Sri Payung Batu pendek tahun 2019 panjang dermaga
70 65 50
Anam
curah cair menjadi 870 meter.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 7


Berdasarkan hasil proyeksi jangka panjang limabelas tahun kedepan
kunjungan kapal sebesar 984 nilai BOR sampai tahun 2029 sebesar 1320 meter.
pada jangka menengah tahun 2024
sebesar 87,94 %. Untuk memenuhi nilai SARAN
BOR 69% perlu penambahan panjang Berdasarkan kesimpulan maka
dermaga sebesar 231 meter. Panjang penulis merekomendasikan saran-saran
totaldermaga yang semula 870 meter
sebagai berikut :
menjadi 1100 meter pada tahun 2024.
1. Perlu adanya penambahan titik
Berdasarkan hasil proyeksi
bongkar muat untuk menambah
kunjungan kapal sebesar 1224 nilai bor
efisiensi dermaga dalammelayani
pada jangka panjang tahun 2029 sebesar
kapal yang bersandar di dermaga B
83,71 %. Untuk memenuhi nilai BOR
2. Perlu adanya penambahan
69% perlu penambahan panjang dermaga
parameter perhitungan seperti
sebesar 220 meter. Panjang total dermaga
kapasitas peralatan bongkar muat
yang semula 1.100 meter menjadi 1.320
agar nilai perhitungan lebih
meter pada tahun 2029.
mendekati.
Berdasarkan hasil proyeksi
kunjungan kapal sebesar 1224 nilai bor
pada jangka panjang tahun 2029 sebesar1. DAFTAR PUSTAKA
Amiron, Sahdan. 2009. Analisa
83,71 %. Untuk memenuhi nilai BOR
Kelayakan Ukuran Panjang
69% perlu penambahan panjang dermaga
Dermaga, Gudang Bongkar Muat
sebesar 220 meter. Panjang total dermaga
Barang Dan Sandar Kapal. Skripsi
yang semula 1.100 meter menjadi 1.320
Jurusan Teknik Sipil. Medan :
meter pada tahun 2029.
Universitas Sumatera Utara
Keputusan Dirjen Perhubungan Laut
V. KESIMPULAN No.UM.002.2011. Standar Kinerja
Proyeksi nilai BOR untuk jangka Pelayanan Operasional Pelabuhan
pendek lima tahun kedepan sampai tahun Peraturan Pemerintah No. 61. 2009.
2019 sebesar 75,86, jangka menengah Kepelabuhan.
sepuluh tahun kedepan sampai tahun PT. Pelabuhan Indonesia I (persero)
cabang dumai. 2015. Profil PT.
2024 sebesar 95,64, dan jangka panjang
Pelabuhan Indonesia I cabang
limabelas tahun kedepan sampai tahun
Dumai. Dumai: PT. Pelabuahan
2029 sebesar 115,1. Indonesia I. Available at:
Pertambahan panjang dermaga <http://dumai.inaport1.co.id/dumai
untuk jangka pendek lima tahun kedepan 1/statis-1-profil.html> [Accessed
sampai tahun 2019 sebesar 70 meter, 15 july 2015].
jangka menengah sepuluh tahun kedepan Triatmodjo, Bambang. 1996.
sampai tahun 2024 sebesar 231 meter, Perencanaan Pelabuhan.
dan jangka panjang limabelas tahun Yogyakarta: Beta Offset.
kedepan sampai tahun 2029 sebesar 220 Triatmodjo, Bambang. 2008.
meter. Perencanaan Pelabuhan.
Panjang total dermaga untuk jangka Yogyakarta : Beta Offset
pendek lima tahun kedepan sampai tahun
2019 sebesar 870 meter, jangka
menengah sepuluh tahun kedepan sampai
tahun 2024 sebesar 1100 meter, dan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 8

You might also like