You are on page 1of 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah
tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan
darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait
dan denyut jantung. Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung.
Tekanan ini paling tinggi ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika
ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik)(Depkes,2008).
Tabel 1: Kategori Tekanan Darah
Tekanan darah Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
Normal <120 <80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Tk I 140-159 90-99
Hipertensi Tk II ≥ 160 ≥ 100
(WHO, 2004).
Hipertensi terjadi karena desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana tekanan tersebut
dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah sehingga hipertensi ini berkaitan
dengan kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg (Depkes, 2008).
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1%
wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang
berkembang, temasuk Indonesia. Ini membalikkan teori sebelumnya bahwa hipertensi banyak
menyerang kalangan ”mapan”. Faktanya,di negara maju yang sarat kemakmuran justru
hipertensi bisa dikendalikan(Andra,2007).
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan sebagai faktor risiko hipertensi adalah:
a. Umur : Tekanan darah meningkat sesuai umur (umur lebih dari 40 risiko semakin
meningkat).
b. Ras : Kulit hitam > kulit putih.
c. Urban: Daerah perkotaan > pedesaan.
d. Geografis : Pantai > pegunungan
e. Jenis Kelamin : Wanita > laki-laki
f. Kegemukan : Gemuk > kurus
g. Stres : Type A > B
h. Makanan : Tinggi garam, Tinggi lemak,
i. Minuman : Alkohol (Meninggi bila minum > 3x/hr)
j. Kopi : Belum terbukti
k. Rokok
l. Diabetus Mellitus
m. Pil KB : Risiko meninggi dengan lamanya pemakaian (± 12 tahun berturut-turut)
(Dinkes, 2004)
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 tentang
hipertensi, faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen.
Ada pun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:
1. Berdasarkan penyebab
b. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak
diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up
seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
c. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran (sistol dan diastol
yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).
Wanita pekerja peran ganda yang beraktivitas fisik ringan berisiko 5.69 kali menderita
hipertensi dibandingkan dengan wanita pekerja peran ganda yang beraktivitas fisik tinggi.
Wanita pekerja peran ganda yang stres berisiko 3.28 kali menderita hipertensi dibandingkan
dengan wanita pekerja peran ganda yang tidak stres. Wanita pekerja peran ganda yang
obesitas berisiko 2.78 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita pekerja peran
ganda yang tidak obesitas. Wanita pekerja peran ganda yang memiliki riwayat keluarga
berisiko 2.19 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita pekerja peran ganda
yang tidak memiliki riwayat keluarga. Beban kerja bukan merupakan faktor risik pada
wanita pekerja peran ganda di Kabupaten Bantul(Faisal,2011).

B. Kerangka Konsep

WANITA KARIR /
IBU RUMAH TANGGA

STRESS PSIKOSOSIAL BEBAN KERJA AKTIFITAS FISIK

FUNGSI KERJA JANTUNG

KONSTRIKSI PEMBULUH DARAH

TEK. SISTOLE ↑

TEK. ARTERI ↑

PERUBAHAN TEK. DARAH

C. Hipotesis
Ada perbedaan angka kejadian hipertensi antara wanita karir dan ibu rumah tangga.

You might also like