Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga
diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih siap dipanen apabila telah masak. Ada
beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan,fase penimbunan
zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan,
yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi. Fase
penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya kadar air. Pada
fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di luar; dan
setelah mencapai tingkat masak benih; berat kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan.
Tolak ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk menilai tingkat kemasakan benih adalah
warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih), pecahnya buah, kadar air dan lainnya. Benih
dikatakan masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen, apabila zat makanan dari benih tersebut
tidak lagi tergantung dari pohon induknya, yang umum ditandai dengan perubahan warna kulitnya.
Waktu yang paling baik untuk pengumpulan benih adalah segera setelah benih itu masak. Masaknya
buah (benih) umumnya terjadi secara musiman, walaupun cukup banyak juga jenis-jenis pohon yang
langsung di bawah tegakan yang telah merontokan buah-buah masak. Buah itu langsung diambil dan
dikumpulkan dari pohon-pohon yang masih berdiri, atau dengan cara menebang pohonnya. Cara yang
pertama adalah cara yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Menjelang benih-benih jatuh,
tanah di bawah tegakan yang akan dijadikan sebagai sumber benih dibersihkan terlebih dahulu untuk
memudahkan pengumpulannya. Cara yang umum dipakai untuk mendapatkan benih dalam jumlah
besar dari tegakan benih adalah dengan pengumpulan langsung dari pohon-pohon yang berdiri, yang
tangkai pohonnya adalah cara yang tidak dianjurkan, karena akan mengganggu kelestarian produksi
Buah atau benih yang telah dikumpulkan/dipanen, dimasukan ke dalam tempat yang telah
disediakan, kemudian diberi label, yang antara lain menjelaskan tentang nama jenis, tempat dan
pengangkutan, ekstraksi, pembersihan dan pengeringan, serta pengepakan dan pemberian label benih.
1.2 Tujuan
mengelompokkan benih atas berkecambah (viable) normal, berkecambah tidak normal dan
3. Melatih mahasiswa untuk melaksanakan pengujian uji nilai indek berkecambah secara
5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung sari sari
memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya.
Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya
penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang
tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti
sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm. Proses yang
Biji masak terdiri dari tiga bagian yaitu: embrio dan endosperm yang dihasilkan dari
pembuahan ganda serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji, termsuk kedua
integumentnya. Biji adalah ovule yang dewasa (mature ovule). Biji bisa terbentuk satu atau lebih di
dalam satu ovary pada legume, tetapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovary pada
monocot. Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang bagian embryo dan kulit biji.
Dinyatakan bahwa embryo terbentuk dari telur yang dibuahi (zygot) dengan mengalami
pembelahan sel didalam embryosac. Pada serealia dan rerumputan monocot embryo terdiri atas
cotyledon dan embryonic axsis. Setiap biji yang sangat muda dan sedang tumbuh seperti pada
tanaman serealia seperti jagung, padi, gandum selalu terdiri dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji
dan endosperm. Namun pada jenis legumes hanya terdiri dari embryo dan kulit biji sedangkan
hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian
plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Menurut Kamil.,
didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat
2.2.1 Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Ialah ketika perkecambahan tersebit terjadi
plumula terangkat kebagian permukaan tanah sehingga kotiledon pun ikut terangkat
kepermukaan tanah.
2.2.2 Tipe perkecambahan dibawah tanah (hypogeal) Ialah tipe perkecambahan dimana
menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Secara visual dan morfologis suatu buju yang berkecambah umumnya ditandai dengan
terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yyang menonjol keluar biji. Sebetulnya proses
Dalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk bibit
(seeding) dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasal dari sel telur yang telah dibuahi.
Tetapi haris diketahui bahwa tidak seluruh bagian biji berasal dari sel telur yang dibuahi. Kulit biji
berasaldari tumbuhan induk dan endosperm (jika masih ada) berasal dari persatuan antara sperma
Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk dapat mengaktifkan kembali pertumbuhan embryonic
axis adalah:
a. Adanya air yang cukup untuk melembabkan biji. Air yang dibutuhkan atau yang diserao
oleh biji untuk rehydration adalah alir yang berupa cairan. Masuknya air kedalam biji
adalah dengan peristiwa difusi, osmose dan imbibisi. Difusi dapat didefinisikan sebagai
perindahan spontan dan pada cairan atau gas dari yang berkonsentrasi lebih tinggi kepada
Apabila konsentrasi air yang diluar biji direndahkan (konsentrasi larutan diluar biji
dinaikkan) misalnya dengan menambahkan NH4NO3 kedalam air tersebut, maka air akan
berkurang atau sama sekali tidak akan masuk kedalam biji, jadi bertambah kesil
konsentrasi air (bertambah tinggi konsentrasi larutan) diluar biji, bertambah sedikit pula air
b. Suhu yang pantas. Salah satu syarat perkacambahan biji ialah suhu yang pantas. Tetapi ini
tidak berarti bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air air untuk perkecambahan
dimana biji membutuhkan suatu level minimum hydration yang bersifat khusus untuk
perkecambahan. Jenis biji mempeunyai tiga titik kritis yang berbeda-beda yang disebut
suhu kardinal yaitu, suhu minimum ialah suhu dibawah mana proses perkecambahan biji
Suhu maksimum ialah suhu diatas mana proses perkecambahan biji tidak akan terjadi
selama periode waktu pendek atau panjang. Sedangkan suhu optimum yaitu suhu pada
mana kecepatan perkecambahan dan presentase biji yang berkecambah tertinggi pada
c. Cukup oksigen. Kekurangan salah satu diantara tiga diatas umumnya biji tidak akan
berkecambah. Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup
yang membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses didalam sel hidup
biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak. Proses ini
secara berurutan disebut pernapasan dan fermentasi secara dimana terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 yang dikeluarkan pada kedua proses diatas dan O2 diambil pada proses
pernapasan disebut pernapasn anaerob dimana oksigen diperoleh dari proses kimia.
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03%
CO2. Tetapi diketahui ada biji tertentu yang perkecambahannya dinaikkan dengan
tekanan penuh 20%. Diketahui bahwa O2 yang sampai ke embryo kurang dari 3%.
d. Adanya cahaya, terutama ini adalah esensial untuk kebnayakan biji rumputan dan beberapa
biji tanaman.
Berdasarkan ruang lingkup kegiatan berdasar pedoman yang berlaku secara internasional
3. Menyiapkan benih
5. Mengevaluasi kecambah
Tujuan dari melakukan uji daya kecambah benih adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai
setipa contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih (Kartasapoetra ,2003).
Parameter yang digunakan dapat berupa presentase keccambah normal berdasarkan penilaian terhadap
struktur tumbuh embrio yang diminati secara langsung. Atau secara tidak langsung dengan hanya
melihat gejala metabolisme benih yang berkalitan dengan khidupan benih. Presentase perkecambahan
adalah presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang
merupakan pengujian yang paling banyak digunakan oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
pengujian benih, dengan metode yang yang sangat sederhana namun dapat memberikan hasil yang
yang optimal. Oleh karena itu Uji Perkecambahan Baku ini merupakan salah satu pengujian benih
Kertas stensil dibasahi sebanyak 2 lembar untuk 50 buah benih yang akan diuji.
Lipat kedua sisi kertas kira-kira 1,5 cm kearah dalam, kemudian gulung kertas menjadi 4
bagian.
Vigor benih adalah sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk berkecambah
dengan seragam, cepat dan menghasilkan bibi normal dari berbagai kondisi lingkungan dilapangan.
Sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan seksama, dapat diketahui bahwa terddapat hubungan
yang demikian erat antara kecepatan perkecambahannya benih yang vigor. Ternyata dari adanya
kenyataan bahwa benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkannya akan
lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan (Kartasapoetra, 2003).
Dengan demikian jelas bahwa keccepatan berkecambahnya benih merupakan aspekk penting
dari vigor tanamannya, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok benih. Karena itu perlu pula
melakukan pengujian tentang kakuatan kecambah benih tersebut. Pada hakikatnya vigor benih harus
relevan dengan tingkat produksi yang berarti bahwa dari benih yang memiliki vigor tinggi akan dapat
dahulu digolongkan atas kecambah normal, abnormal dan mati. Kemudian dari kecambah normal
digolongkan lagi atas kecambah normal yang kuat tumbuhnya (vigor) dan kecambah normal yang
kurang kuat tumbuhnya (less vigor). Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah satu
dengan kecambah lainya dari satu substrat (S. Sadjad Dkk Dalam Soetopo)
Index value test merupakan suuatu cara pengujian untuk mengetahui kekuatan suatu benih, jika
benih semakin banyak berkecambah pada waktu yang lebih singkat maka semakin besar vigor benih
tersebut.
Metode pelaksanaan pengujian dengan IVT sama dengan pengujian SGT hanya saja
pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke 7 dengan perhitungan pada hari ketiga atau hari ke
empat sebagain penilaian atau perhitungan pertama. Dan apabila menurut penilaian atau perhitungan
pertama tersebut ternyata benih yang berkecambah normal adalah sejumlah lebih dari 75% dari
keseluruhan benih yang disemikan dalam rangka pengujian, kecepatan berkecambahnya benih
Uji Laju Pertumbuhan Kecambah Uji laju pertumbuhan benih ini mengacu pada pertumbuhan
radicle dan plumule, jika kecambah dengan pertumbuhan radicle dan plumule lebih panjang serta
berat kering kecambah tinggi, maka benih dianggap mempunyai kekuatan kecambah yang tinggi.
Setelah dilipat kemudian kertas tersebut dibasahi, dan tempatkan 15 buah benih yang akan
Kemudin biji di tutup dengan kertas stensil yang telah dibasahi pula.
Lipat pinggir kertas sekitar 1,5 cm kearah dalam kemudian gulung kertas tersebut.
Letakkan kertas tersebut kedalam kaleng kemudian masukkan kedalam germinator. Amati
Masukan kedalam amplop radicle dan plumule tadi, kemudian letakkan kedalam oven
Uji Tertrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viebilitas benih secara cepat dan
bersifat tidak langsung. Yang dimaksud dengan tetrazolium adalah sejennis bahan kimia. Colpeland
(1977) menyatakan bahwa untuk membedakan benih yang masih memiliki kemampuan hidup dari
yang mati dapat digunakan berbagai zat kimia diantaranya zat tetrazolium.
Dalam test dengan zat-zat kimia ini, proses reduksi yang terjadi dapat dilihat dengan indikator
2,3,5 Tryphenyl Tetrazolium Kloride yang dapat diserap oleh benih dalam jaringan benih yang masih
hidup, garam tetrazolium yang mengalami reduksi secara enzimatik (melalui dehidrogenase) sehingga
Prinsip metode TZ adalah bahwa setiap sel hidup akan berwarna merah oleh reduksi dari suatu
pewarnaan garam tetrazolium dan membentuk endapan formazan merah, sedangkan sel-sel mati akan
berwarna putih. Enzim yang mendorong terjadinya proses ini adalah dehidrogenase yang berkaitan
dengan respirasi .Kelebihan metode TZ meliputi waktu pengujian yang singkat, sangat tepat
diaplikasikan pada benih yang mengalami dormansi serta benih yang mengalami pemasakan lanjutan
(after ripening), tingkat ketelitian tinggi, sedangkan kelemahannya memerlukan keahlian dan
pelatihan yang intensif, bersifat laboratoris, tidak dapat mendeteksi kerusakan akibat fungi atau
Pengujian Kadar Air Benih Pada metode praktek yang akan diperhatikan adalah moisture
teaster dengan desiccant (zat pengendap air). Berat contoh dalam pengujian ini harus memenuhi
ketentuan ISTA yaitu 100 gram bagi benih yang akan di uji dan 50 gram bagi bbenih lain-lain spesies,
bila berat contoh kerjanya kurang dari ketentuan ini, pada sertifikasi harus dicantumkan keterangan
hal tersebut.
Metode Tungku
Contoh benih dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu, atau dipanaskan sampai
mencapai berat tetap. Kehilangan berat sebagai akibat pemanasan ini ditentukan dan dianggap
Ditentukkan kadar air benih berdasarkan sifat konduktivitas dan dielektrik benih. Yang
Dengan Desiccant
Dengan menggunakan zat penyerap air, air dalam benih dapat dikeluarkan. Siapkan
sebuah botol isikan zat pengendap air kedalamnya kemudian masukkan sejumlah benih berat
contoh tertentu.
Kemurnian Benih
Kemurniah benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari
ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan
komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot
benih.kemurnian benih sangat berpengaruh dilapangan. Karena benih yang tidak murni dapat
merugikan kita pada saat pembelian maupun pada budidaya. Pengujian benih merupakan
metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen
mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus
dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa
penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana
mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai
berikut :
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang
diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah benih masak utuh, benih yang
berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji,
pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang
dimaksud, biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
Benih tanaman lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak
Kotoran benih Adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan
benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang
benih, kulit benih, kemudian terdapat bahan lain seperti sekam, pasir, partikel tanah,
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih dimulai setiap hari senin tanggal 5 maret 2018 sampai
pada hari senin tanggal 26 maret 2012 pada waktu minggu ke 4 (empat) perkuliahan hingga
Alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu pisau, alat
tulis, buku gambar, Seedbed, Germinator gelap, oven, timbangan analistis, mistar, cutter,
kaleng, oven, excikator, cawan timbang,pinset, timbangan analitis, cawan timbang, dan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu buah apel,
buah Pir, buah mentimun, tomat, jeruk nipis, kedelai, jagung, padi, benih kedelai, benih
jagung, kertas stensil, Aquadestilate, kertas stensil, amplop ukuran 10 X 15 cm, amplop kecil,
Di isikan campurn media kedalam botol air minum seedbed sebanyak ¾ bagian
tingginya
Dibasahi kertas stensil sebanyak 2 lembar untuk menempatkan 50 buah benih yang
akan diuji
Disusun biji dalam lima baris masing-masing 10 biji perbaris dengan jarak yang
Ditutup biji dengan selembar kertas stensil yang sudah dibasahi biji-biji ditekan
Diletakkan gulungan kertas berisis benih kedalam terminator secara mendatar pada
rak perkecambahan
Pada hari ketiga (kedelai) atau kelima (jagung dan padi) setelah dikecambahkan
jumlahnya. Hasil pengamatan ini digunakan untuk menentukan nilai uji hitung
Dibasahi kertas stensil sebanyak 2 lembar untuk menempatkan 50 buah yang akan
diuji
Disusun biji dalam 5 baris masing-masing 10 biji perbaris dengan jarak yang sama
Ditutup biji dengan selembar kertas stensil yang sudah dibasahi, biji biji ditekan
rak perkecambahan
Mulai hari ketiga lakukan setiap hari pengamatan yaitu dihitung jumlah benih yang
Pada hari ketiga setelah dikecambahkan, gulungan dibuka, dipisahkna benih yang
hari ketujuh.
2. Penyiapan benih
a. 100 biji yang sudah lembab hasil perendaman yang ditutup dengan kertas
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil
BAB V
1. Dokumentasi Praktikum
2. Dokumentasi Praktikum
3. Dokumentasi Praktikum
4. Dokumentasi Praktikum