You are on page 1of 12

TECHNOPRENEURSHIP

“KERAJINAN KHOMBOW MASYARAKAT DISTRIK SENTANI”

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sri Wahyuningsih, S.E., M.Si

TUGAS KE 1

Program Studi Ilmu Lingkungan

Disusun Oleh :

ELISABETH APRIANI SIHOTANG

17950254

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA (STTL “YLH”)

YOGYAKARTA

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah atau paper yang disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Technopreneurship dengan judul : “Kerajinan Khombow
Masyarakat Distrik Sentani”.
Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet.
Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang
tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan pribadi sifatnya
hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari bahan bacaan.
Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan
serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Sri Wahyuningsih, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing Mata Kuliah
Technopreneurship pada Program Studi S2 Ilmu Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta.
2. Teman-teman pada Program Studi S2 Ilmu Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta 2018,
yang telah memberikan motivasi dan beberapa masukan-masukan dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan mungkin
beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan penulis
semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis pribadi dan
teman-teman yang telah membaca makalah ini. Amin.

Yogyakarta, 16 April 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kerajina Khombow .............................................................................................. 2
2.2 Pembuatan Kerajinan Khombow ......................................................................... 3
3.3 Kerajinan Khombow Sebagai Penunjang Perekonomian .................................... 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 7
3.2 Saran .................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Lukisan Khombow ....................................................................................... 2

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sentani adalah sebuah distrik yang juga merupakan ibukota Kabupaten Jayapura, Papua,
Indonesia. Penduduk sentani tersebar di tiga wilayah yaitu bagian barat terkonsentrasi di
Yonokhom dan menyebar di beberapa kampung, bagian timur terkonsentrasi di pulau Asei dan
menyebar di beberapa kampong, dan bagian tengah terkonsentrasi di pulau Ajau dan menyebar
di beberapa kampung. Galis (1957) menyebutkan bahwa masyarakat sentani berasal dari Timur
lalu menyeberang ke Barat dan menemukan danau Sentani atau Phuyakha yang berarti air
tenang. Orang Sentani adalah kelompok masyarakat pejuang yang tangguh mempertahankan
identitas etnisnya. Walau telah mengalami geseran budaya berkali-kali dari kelompok etnisnya.
Kampung Asei, Distrik Sentani bagian timur memiliki budaya atau kebiasaaan yang
sampai sekarang dilakukan yaitu membuat karya seni ukir atau kerajinan tangan dari kulit kayu.
Kerajinan kulit kayu yang disebut 'Khombow' yang artinya 'Ukiran Kulit Kayu'. Kerajinan tangan
yang memuat berbagai macam motif atau gambar ukiran khas suku sentani dengan pengertiannya
masing-masing. Selain itu kerajinan ini menjadi peluang bisnis atau usaha bagi masyarakat
tersebut untuk meningkatkan pendapatan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang ingin dijawab dan dibahas
dalam tulisan ini adalah untuk mempublikasikan hasil kerajinan khombow dalam
menambah/meningkatkan pendapatan masyarakat distrik Sentani.

1.3 Tujuan Masalah

Memplublikasikan hasil kerajinan khombow yang dapat meningkatkan


perekonomian masyarakat distrik Sentani.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerajinan Khombow


Lukisan “Khombow” adalah lukisan di atas kulit kayu hasil karya seni orang
Sentani yang telah ada sejak nenek moyang mereka yang dahulunya digunakan sebagai
pakaian (Malo) oleh perempuan Sentani yang sudah menikah. Khombow memiliki nilai
filosofi yang sangat tinggi buat orang Sentani, karena pada masa lalu khombow sebagai
pakaian hanya digunakan 3 kali dalam kehidupan mereka yaitu ; pada waktu saat seorang
anak lahir dijadikan sebagai pembungkus bayi, pada waktu seorang perempuan menikah dan
pada waktu seseorang meninggal dunia khombow digunakan untuk membungkus jenasah.
(Razak, 2016).
Motif-motif yang di lukis pada kulit kayu Khombow memiliki arti dan makna yang
bersifat sakral untuk orang Sentani, karena ada motif yang hanya khusus milik seorang
Ondofolo (pemimpin adat), Khoselo dan perangkat adat lainnya seperti motif Buaya dan
Yoniki.

Gambar 2.1 Lukisan Khombow

Motif-motif yang dilukis di Khombow sejak dahulu terdapat kurang lebih 12 motif
seperti motif matahari, motif Ular, motif Cicak, Kadal, Ikan, Kaki burung Bangau, Belut,

2
Kelelawar, Tupai Terbang, Daun-daun, bunga Hutan dan Spiral atau melingkar. Sedangkan
dari fungsinya terdapat lukisan yang berhubungan dengan aspek religi dan mitologi seperti
lukisan Hu dan Yoniki, juga lukisan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi, seperti
Fouw, Kasindale, Isomo dan Kino.
Teknik pembuatan kulit kayu Khombow tidak berubah dari dahulu masih dikerjakan
secara tradisi belum menggunakan mesin hanya peralatannya yang berubah sudah
menggunakan peralatan modern seperti untuk menebang pohon menggunakan kapak besi
untuk, parang untuk mengupas kulit kayu pohon Khombow dan lempengan besi untuk
menumbuk kulit tersebut agar panjang dan melebar yang dikeringkan dan nantinya sebagai
bahan utama melukis.
Saat ini lukisan kulit kayu Khombow masih tetap dilestarikan oleh orang Sentani
khususnya yang berada di kampung Asei Distrik Sentani bagian timur Kabupaten Jayapura,
walaupun fungsinya sudah berubah, tidak lagi sebagai pakaian tetapi sudah di jadikan
sebagai salah satu cinderamata khas Papua dari Sentani.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua-Papua Barat mengusulkan Khombow sebagai
Warisan Budaya Takbenda Nasional dan dinyatakan lolos kategori dan menungguh
penetapan bersama benda budaya Papua lainnya yang diusulkan seperti Tradisi Wor
(upacara tradisional orang Biak), Ela (Teknik Berburu Tradisional Orang Sentani,Tenun
Terfo, Honai (Arsitektur Tradisional daerah pegunungan Papua), Aker (Tradisi penangkapan
ikan orang Biak).

2.2 Pembuatan Kerajinan Khombow


Membuat kerajinan khombow, hal pertaman yang harus dilakukan adalah mencari
pohon khombow yang batangnya berdiameter tak kurang dari 15 cm. Kemudian pohon
ditebang untuk dikuliti. Kulit bagian luar kemudian dikikis, untuk selanjutnya ditumbuk di
atas batu dengan menggunakan besi. Usai proses penumbukkan, kulit bisa dibilas dan
dibersihkan. Langkah selanjutnya adalah mengeringkan kulit dengan cara dijemur. Setelah
kulit kayu mengering, barulah mulai melukis dengan menggunakan kapur dan racikan
pewarna dari daun dan getah. Biasanya pengrajin menggunakan cat/tinta lukis dari kapur

3
sebagai pewarna putih, arang untuk pewarna hitam, dan bata merah untuk warna merah.
(Hernasari, 2012).
Menurut pengarjin dalam melukis dari sekian banyak motif lukisan pada kulit kayu
khombow, satu bentuk yang tak boleh ketinggalan adalah Tifa. Ini adalah alat musik khas
masyarakat Sentani yang berbentuk seperti gendang. Selain pada lukisan, motif Tifa juga
selalu ditemukan di kain batik khas Papua.
Untuk membuat sebuah lukisan kayu ini juga tidak mudah. Bahan yang diperlukan
cukup banyak, lengkap dengan persiapan yang cukup rumit. Untuk bahan, jenis kulit kayu
yang digunakan adalah kayu dari pohon khombow yang hanya hidup di hutan belantara
tanah Papua.

2.3 Kerajinan Khombow Sebagai Penunjang Perekonomian


Masyarakat Distrik Sentani khususnya orang kampung Asei membuat kerajinan
khombow selain sebagai budaya yang sudah dilakukan sejak dulu, kerajinan yang
mempunyai nilai jual yang tinggi ini menjadi peluang bisnis bagi masyarakat untuk
memajukan ekonomi kampung. Kisaran lukisan yang dijual antara Rp 100.000 hingga
Rp 1.000.000 ini tergantung kerumitan, bahan, dan ukuran kulit kayu yang digunakan.
(Btlax, 2013). Masayarakat biasanya menjual hasil kerajinan tersebut sebagai cindera mata
di tempat-tempat wisata ataupun pada festival-festifal yang diselenggarakan di Pulau Papua.
Namun pihak pengerajin saat ini agak kesulitan memenuhi permintaan dalam
jumlah yang banyak karena terbatasan bahan baku kulit khombow. Sehingga upaya untuk
budidaya memang sudah patut dilakukan bagi tanaman-tanaman bahan baku ukiran kayu
khombow. Upaya seperti ini tidak hanya dilakukan oleh para pengukir tetapi juga harus
didukung oleh pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat.

Pariwisata di Pulau Papua berkembang dengan signifikan. Hal ini tak lepas dari semakin
populernya beberapa destinasi wisata alam yang unik dan indah di Papua seperti Raja Ampat,
Danau Sentani, Pegunungan Arfak, dan masih banyak lagi. Selain itu, mulai bermunculan juga
kegiatan-kegiatan promosi pariwisata berskala besar yang mampu menarik minat wisatawan baik

4
domestik maupun mancanegara seperti Sail Raja Ampat, Festival Lembah Baliem, Festival
Danau Sentani, Festival Crossborder di Merauke, dan lain-lain.
Wisatawan umumnya datang ke acara tersebut karena ingin melihat dan merasakan
langsung kebudayaan masyarakat Papua yang mengagumkan seperti tari perang, tari adat di atas
perahu, hingga upacara bakar batu. Hal tersebut menunjukkan bahwa pulau di ujung timur
Indonesia ini tidak kekurangan potensi alam dan budaya untuk terus dieksplorasi menjadi atraksi
pariwisata. Di samping keelokan alam, tari tradisional dan upacara adat yang atraktif, satu lagi
potensi pendukung pariwisata di Papua yaitu kerajinan tradisional Papua salah satunya kerajinan
khombow.
Khombow ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dalam sidang yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia. Bersama dengan 148 karya budaya yang
dinominasikan oleh pemerintah daerah dari seluruh provinsi di Indonesia, kerajinan dari Provinsi
Papua ini mendapatkan status tersebut sesuai dengan amanat Konvensi UNESCO tahun 2003
tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda. (Adiutama, 2016). Penetapan Warisan Budaya
Takbenda Indonesia oleh Kemdikbud ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan
kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap karya budaya yang ditetapkan; memperkuat
kesadaran dan peran aktif masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap pentingnya melindungi
dan merawat karya budaya tersebut; dan mempromosikan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
kepada masyarakat luas baik di dalam maupun luar negeri.
Dengan status khusus yang kini telah dimiliki, khombow diharapkan lebih dikenal dan
dikembangkan oleh para pelaku budaya dan pariwisata di Papua. Kerajinan tradisional ini dapat
dikreasikan menjadi berbagai produk cenderamata bagi wisatawan. Adanya keberagaman jenis
cenderamata khas Papua yang dipasarkan akan menjadi faktor yang mendukung pembangunan
pariwisata di Papua. Wisatawan tentu senang bila punya banyak pilihan benda-benda budaya
yang bisa mereka beli dan bawa pulang untuk kenang-kenangan atau hadiah bagi keluarga dan
sahabat. Terlebih lagi, kerajinan tradisional khas Papua punya ciri khas yang unik dan tidak
dapat ditemui di daerah lainnya. Membeli kerajinan tradisional sebagai cenderamata juga
menjadi penanda bahwa seseorang pernah pergi berwisata ke Papua yang penuh pesona.
Promosi dan pengembangan kerajinan tradisional sebagai cenderamata juga secara
langsung akan mendorong upaya aktif masyarakat untuk ikut melestarikan karya budaya yang

5
telah turun-menurun dari generasi-generasi sebelumnya ini. Apabila digarap dengan serius,
potensi ekonomi dari cenderamata kerajinan tradisional ini sangat tinggi. Usaha kecil menengah
(UKM) di bidang ini akan bermunculan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat
untuk mendapat tambahan penghasilan.
Kita semua tentu berharap agar kerajinan-kerajinan tradisional Papua seperti khombow
dan lain-lainnya dapat semakin terangkat seiring berkembangnya berbagai lokasi di Papua
sebagai destinasi wisata favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan
demikian, Papua akan semakin siap menawarkan paket pariwisata yang lengkap yaitu keindahan
alam yang terjaga dengan baik dan keunikan seni budaya yang lestari.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Khombow adalah lukisan di atas kulit kayu pohon khombow hasil karya seni orang
Sentani, dimana teknik pembuatannya masih dikerjakan secara tradisi, dengan melukis
menggunakan cat/tinta dari kapur, arang dan bata merah. Selain merupakaan budaya
membuat seni ukir, khombow juga dijadikan peluang bisnis untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat tersebut menjadi cenderamata yang dijual ditempat-tempat wisata dan festival-
festival di Pulau Papua.

3.2 Saran

Diharapkan pemerintah juga memberikan perhatian terhadap pemasaran produk


atau kerajinan masayarakat Distrik Sentani, memberikan izin terhadap UKM masayarakat
serta membantu mensosialisasikan kerajinan tersebut kepada wiasatawan yang berkunjung
ke Pulau Papua.

7
DAFTAR PUSTAKA

Galis, K.W. 1957. “ Oude fortificatie ontdekta”. New Guinea Studien III.

Razak, A., 2016, “Khombo” Lukisan di Atas Kulit Kayu Orang Sentani, [online],
(https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2016/09/19/khombow-lukisan-di-atas-
kulit-kayu-orang-sentani/, dakses tanggal 16 April 2018)

Hernasari, Putri, R., 2012, Mengagumi Keindahan Lukisan Kayu di Pulau Asei, Papua, [online],
(https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1911015/mengagumi-keindahan-lukisan-
kayu-di-pulau-asei-papua, diakses tanggal 16 April 2018)

Btlax, A., 2013, Khombow Ukiran Kayu Sarat Makna Khas Kampung Asei Besar, [online],
(http://www.id.papua.us/2013/06/khombow-ukiran-kayu-sarat-makna-khas.html,
diakses tanggal 17 April 2018)

Adiutama, G., 2016, Khombow dan Terfo : Dua Kerajinan Papua yang Siap Mendunia,
[online], (https://www.kompasiana.com /genturtama /khombow-dan-terfo-dua-
kerajinan-papua-yang-siap-mendunia, diakses tanggal 17 April 2018)

You might also like