Professional Documents
Culture Documents
Executive Summary PDF
Executive Summary PDF
ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan metode CBPR (Community
Based Participatory Research) yang dilakukan melalui beberapa tahap-tahap
pokok yaitu laying the foundation, research planning, gathering and analysis
information, dan yang terkhir action on finding.
1. Laying The Foundation
Kunci utama CBPR adalah melibatkan komunitas dalam keseluruhan
proses penelitian. Oleh karena itu, sejak awal kita mendesain penelitian,
dengan cara mencari problem-problem yang ada di dusun sejan bersama
dengan komunitas dan para stakeholder.
Untuk membentuk tim penelitian mahasiswa KKN dengan stakeholder
di Dusun sejan kami melakukan inkulturasi atau datang ke rumah-rumah
warga dan juga sekolah bertujuan untuk menjalin silaturrahmi dengan
masyarakat sekitar.
Dalam proses kunjungan ke rumah warga dari tim observasi (Mahasiswa
KKN) wawancara terkait sifat, dan sikap ataupun karakter anak-anak di
Dusun Sejan, kebudayaan, lingkungan dan lain-lain. Beberapa problem yang
disampaikan oleh mahasiswa KKN berdasarkan informasi dan fakta di
lapangan yang terjadi yakni :
1) Kenakalan Anak
Kenakalan anak diambil karena beberapa informasi yang
disampaikan oleh beberapa stakeholder. Pemaparan tentang kenakalan
dilakukan pada FGD bersama stakeholder. Pemaparan ini tentang masalah
kenakalan yang sudah terjadi di Dusun Sejan seperti identifikasi masalah
yang terjadi. Selanjutnya pemaparan tentang tujuan dan sasaran penelitian.
Pemaparan juga membahas tentang solusi yang dapat diterapkan untuk
menanggulangi kenakalan anak.
Dalam proses FGD masyarakat memiliki antusiasme yang tinggi
dalam membahas problem ini dimana pemaparan masih setengah dari
keseluruhan satkeholder telah menyampaikan pendapatnya. Beberapa
pendapat yang dilontarkan seperti dampak kenakalan yang ditimbulkan,
penyebab kenakalan, cara mengatasi kenakalan serta bagaimana cara
mengendalikan sikap anak-anak nakal tersebut.
2) Sampah
Problem yang kedua yakni tentang sampah. Sampah yang ada di
Dusun Sejan perlu penaganan atau pengelolaan yang lebih terstruktur.
Pengolahan sampah yang dilakukan oleh masayarakat di Dusun Sejan
yakni mengumpulkan sampah yang dihasilkan dari aktifitas domestik dan
lain-lain kemudian ditempatkan di jublang (lubang Besar) dimana pada
tempat tersebut dilakukan pembakaran sampah juga setiap harinya.
Rencana program ini diperoleh berdasarkan permintaan dari beberapa
stakeholder tentang TPS yang dapat digunakan selanjutnya dilakukan
program selanjutnya yakni pemilahan sampah antara organik dan
anorganik.
Pemaparan tentang sampah dilakukan guna untuk mengurangi
pembakaran sampah yang dilakukan oleh setiap rumah di Dusun Sejan.
selain itu, menambah wawasan dari masyarakat dusun Sejan bahwasanya
sampah dapat diolah dan dapat ditukar sehingga menjadi peluang untuk
mendapatkan uang.
Setelah didapat pemaparan tentang penyelesaian problem yang
terjadi di Dusun Sejan maka selanjutnya yakni dilakukan pemilihan
problem yang akan diteliti. Dari sekian pemaparan dari mahasiswa KKN
dan pemaparan pendapat dari para stakeholder maka ditawarkan kembali
problem yang perlu diselesaikan atau yang lebih utama. Dalam pemilihan
tema penelitian atau problem yang ditentukan para stakeholder memilih
problem kenakalan anak. Jadi, dapat diatrik kesimpulan dari proses FGD
tersebut, penelitian yang akan dilakukan yakni tentang kenakalan anak di
Dusun Sejan.
2. Research Planning
Tahap ini adalah tahap “negotiating perspektives to iluminating” yang
berarti ada kesepahaman prespektif untuk memecahkan masalah. Pada tahap
ini kita menentukan metode dan mempertimbangkan tentang isu yang
diangkat. Serta memperjelas dan memperluas tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi kenakalan anak-anak.
Tahap research planning ini mahasiswa KKN bertugas untuk
melakukan depth interview yaitu para mahasiswa bertugas untuk melakukan
interview atau wawancara kepada masyarakat dusun Sejan, sebelum
melakuakn wawancara atau interview kepada masyarakat mahasiswa KKN
membuat angket yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan di
ajukan kepada masyarakat dusun Sejan ketika melakukan wawancara, di
antara pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
Bagaimana jenis kenakalan anak-anak di dusun sejan?
Apakah hal itu wajar?
Bagaimana seharusnya?
Kira-kira bisa diatasi atau tidak tentang kenakalan di Dusun Sejan?
Apa penyebab dari kenakalan anak di Dusun Sejan?
Apakah diperlukan penanggulangan untuk masalah kenakalan ini?
Bagaimana respon orang tua tentang masalah kenakalan anak?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan di jadikan para mahasiswa
KKN untuk melakukan wawancara kepada masyarakat dusun Sejan.
Selain dengan wawancara atau depth interview kami mencari data
maupun informasi dengan cara observasi, disini para stakeholder yang sudah
terbentuk melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar dusun Sejan,
karena isu yang akan di angkat menjadi penelitian adalah isu tentang
kenakalan anak-anak yang ada di dusun Sejan , maka para stakeholder
melakukan observasi menyeluruh terhadap lingkungan masing-masing
mereka tinggal, dengan mengamati kegiatan-kegiatan anak-anak yang di
lakukan di lingkungan tempat tinggal, mulai dari melakukan kegiatan
bermain, tingkah laku anak-anak ketika bermain bersama teman, intonasi atau
tatakrama ketika berbicara kepada sesama teman maupun orang yang lebih
tua maupun yang lainya, hal ini bertujuan agar data yang di peroleh semakin
real dengan cara melakukan observasi di lingkungan sekitar tempat tinggal
anak-anak di dusun Sejan.
Proses research planning ini di lakukan oleh stakeholder dan seluruh
mahasiswa KKN sesuai dengan tugas yang sudah di bagi antara stakeholder
dan juga mahasiswa, kemudian data yang di dapat oleh mahasiswa dan juga
stakeholder nantinya akan di kumpulkan menjadi satu dan akan di lakukan
analisis sesuai dengan data yang telah di peroleh dari hasil wawancara dan
juga hasil observasi masyarakat, dan setelah semua data maupun informasi
terkumpul maka akan di lakukan FGD (Forum Group Discussion) bersama
para stakeholder untuk diskusi bersama tentang apa yang sudah di dapatkan
dari hasil wawancara maupun observasi, sehingga akan menemukan titik
temu yaitu mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kenakalan anak-anak di dusun Sejan maupun yang lainya.
3. Gathering an Analysis Information
Sebelum mengumpulkan data mahasiswa KKN memastikan tentang
rencana instrument penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu, yaitu
mendiskusikan dengan pengarah serta hal yang terkait dengan penelitian.
Tahap ini disebut juga negotiating meaning and learning, yaitu
merupakan proses pemaknaan dan pembelajaran melalui mengumpulkan,
menganalisis dan mengintrepretasi data. Gathering and analysis information
diperoleh dengan beberapa cara dan alat yakni dept interview, observasi
dilapangan dan story telling dengan warga. Depth interview dilakukan oleh
mahasiswa KKN dengan menyebar di seluruh dusun untu mewawancarai
masyarakat di dusun sejan tentang kenakalan yang terjadi baik faktor maupun
jenis-jenis kenaklan yang ada di dusun Sejan. alat yang digunakan pada
interview ini yakni angket yang berisi beberapa pertanyaan.
Proses mengumpulkan data dilakukan dengan penyebaran angket di
dususn sejan jumlah angket yang disebar sebanyak 10 angket dengan 10
responden. Dalam penyebarannya, 2 angket disebar dalam satu RT untuk
mewakili dari beberapa pendapat masyarakat lainnya.
Selain dept interview dilakukan pula observasi terhadap perilaku anak-
anak di dusun Sejan. Para stakeholder yang sudah terbentuk melakukan
observasi terhadap lingkungan sekitar dusun Sejan, karena isu yang akan di
angkat menjadi penelitian adalah isu tentang kenakalan anak-anak yang ada
di dusun Sejan , maka para stakeholder melakukan observasi menyeluruh
terhadap lingkungan masing-masing mereka tinggal, dengan mengamati
kegiatan-kegiatan anak-anak yang di lakukan di lingkungan tempat tinggal,
mulai dari melakukan kegiatan bermain, tingkah laku anak-anak ketika
bermain bersama teman, intonasi atau tatakrama ketika berbicara kepada
sesama teman maupun orang yang lebih tua maupun yang lainya, hal ini
bertujuan agar data yang di peroleh semakin real dengan cara melakukan
observasi di lingkungan sekitar tempat tinggal anak-anak di dusun Sejan.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dianalisis bahwa kenakalan
anak di dusun sudah melalmpaui batas kewajaran. Jenis kenakalan anak
tersebut seperti memalak, membolos, bertengkar, mengganggu temannya,
mengancam temannya, kelompok anak-anak nakal, merokok.
Pada awalnya perilaku menyimpang diasumsikan bahwa unsur-unsur
niat dan kesempatan yang sangat berpengaruh terhadap sebab-sebab
timbulnya kejahatan atau kenakalan anak. Unsur-unsur niat terkait dengan
faktor-faktor internal dan eksternal. Yang dimaksud faktor internal yakni niat
yang diperoleh berdasarkan kemauan dari diri sendiri misal perkembangan
kepribadian dan intelegensi yang terlambat sehingga tidak dapat menghayati
norma yang sedang berlaku sedangkan faktor eksternal yakni faktor berasal
dari luar diri anak yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Sedangkan
menururt Tannebaum (Giallombardo, 1972), bahwa sebagaimana kejahatan,
terjadinya delinkuensi anak itu karena adanya konflik antara suatu kelompok
(group) dengan masyarakat (community) yang lebih luas. Oleh karena itu,
permasalahan kenakalan anak atau delinkuensi anak bukan hanya disebabkan
oleh faktor biologis dan psikologis anak saja. Faktor sosial, khususnya
lingkungan pergaulannya (pers group), dapat menjadi salah satu sebab utama
terjadinya kenakalan tersebut. Dalam geng tersebut muncul perilaku-perilaku
kejahatan atau kenakalan anak yang berbeda-beda.
Perilaku kenakalan anak memiliki bentuk yakni kenakalan yang
sewajarnya dan kenakalan yang tidak wajar. Kenakalan anak yang wajar
yakni kenakalan yang tidak dianggap kenakalan bagi orang lain, sedangkan
kenakalan nyata (tidak wajar) yakni tingkah laku, perbuatan anak yang
merugikan dirinya sendiri dan orang lain, melanggar nilai-nilai sosial dan
moral.
Anak-anak di dusun ini melakukan beberapa bentuk perilaku
menyimpang seperti merokok, memalak, berkelahi dan melakukan hal tidak
seharusnya. Anak nakal dalam dusun ini juga membuat komunitas.
Komunitas yang ada di dusun ini memiliki strata tersendiri dan terdapat ketua
serta bawahannya. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak-anak
anakal di dusun ini telah termasuk dalam kenakalan nyata atau tidak wajar.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih terhadap perkembangan baik
perilakuk mapun pemdidikan anak.
Faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak berasal dari faktor
dalam diri anak (faktor internal) yaitu : anak tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan, keadaan serta aturan yang ada pada dusun Sejan. Faktor
dari luar anak (faktor eksternal) yaitu kurangnya perhatian dari keluargan,
sering dimanja oleh orang tuanya, pengaruh dari teman, pengamatan dari
perilaku kenakalan yang dilakukan oleh teman.
4. Action On Finding
Tahap ini merupakan tahap memobilisasi pengetahuan dan masyarakat
terhadap hasil riset. Tahap implementasi yang telah ditemukan oleh peneliti
yakni dengan mengadakan pendidikan tentang moral anak dan taman bermain
yang dibutuhkan untuk mengontrol perilaku anak selain itu taman bermain
juga dapat mengalihkan anak terhadap gadget yang umumnya dilakukan oleh
anak-anak di Dusun Sejan. Taman bermain juga berfungsi sebagai tempat
sosialisasi anak secara keseluruhan tanpa adanya geng atau kelompok-
kelompok dalam anak-anak.