You are on page 1of 15

EXECUTIVE SUMMARY

Problem dan Strategi penanggulangan Penyimpangan Perilaku


Anak di Dusun Sejan Desa Gemarang Dengan Metode CBPR
(Community Based Participatory Research)
Oleh :
Achmad Bisri Affandi (B06214003) Dakwah
Dicky Janatan Syahbana (C72214037) Syariah
Abdurrouf (C01214001) Syariah
Bacharudin Yusuf (C75214009) Syariah
Ryan Reynaldi (D01214022) Tarbiyah
Evan Mardiansyah (D73214035) Tarbiyah
Nurul Maghfirotul Ula (B96214103) Dakwah
Siti Fatimah (C92214131) Syariah
Ma’rifatul Ainiyah (C85214037) Syariah
Leli Ainun Jannah (D03214005) Tarbiyah
Berlian Aprilia Rachmatillah (D95214103) Tarbiyah
Elly Rani Agustiningsih (D97214104) Tarbiyah
Febri Dwi Fitria N (D78214020) Tarbiyah
Noer Laila (E71214031) Ushuludin
Amalia Miftakhul Jannah (H73214013) Saintek
Vara Syarifah Ulfi Ilmiah (H75214019) Saintek

Dosen Pembimbing Lapangan:

Dr. Moh. Anshori, M. Fil. I.


NIP. 197508182000031002

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Problem dan Strategi penanggulangan Penyimpangan Perilaku Anak di
Dusun Sejan Desa Gemarang Dengan Metode CBPR (Community Based
Participatory Research)

ABSTRACT

This abstract is aimed to explain the whole activities of KKN, from


the stages of CBPR to the findings of the research activity. The stages of this
CBPR KKN include 4 (four) stages. The first stage we have done is gathering
the society representative of Dusun Sejan who are intended to do the
discussion with the students of State Islamic University Sunan Ampel
Surabaya as the participant of this KKN. The discussion talked about the
situation and condition of Dusun Sejan which would be the responsibility of
both parties. The second stage is approaching and doing inculturation with
the people of Dusun Sejan, aimed to find out more problems happened in this
Dusun directly from the villagers. The next step which is the third stage of
CBPR, is planning and conducting our program regarding the research we
were doing and others side-program for this village. Furthermore, this stage
also included research instruments development, try outing the instruments
and coaching for Dusun to develop people’s capacities in aims to fulfill the
research. The fourth stage is students of KKN doing the discussion with the
boards of Dusun Sejan in order to decide the problem we would examine for
our research using CBPR method. At last, it was decided that the researchers
would examine the theme “"Child Delinquency countermeasures in Dusun
Sejan with CBPR Method”. Using that theme, we must to be able to cope with
child delinquency or deviation of child behavior in Dusun Sejan. To
overcome these problems, the research team found a solution that is by the
counseling about the moral education of children and the establishment of
Taman Dusun Sejan.
Keywords : Child Delinquency, Dusun Sejan, CBPR Methode

A. PENDAHULUAN

Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997, Anak adalah bagian dari


generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi
dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan perlindungan dalam
rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara
utuh, serasi, selaras dan seimbang.
Kedudukan anak dalam aspek sosoiologi memposisikan anak sebagai
kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat tempat lingkungan
nya berinteraksi. Pengertian anak dalam makna sosial ini lebih mengarahkan
pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh
si anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa (Wadong,
2000 : 10).
Terdapat dua kategori anak yaitu Anak baik dan anak yang nakal. Kategori
anak baik yaitu anak yang taat/patuh terhadap orang tua, tidak melanggar
aturan/norma, tidak merugikan orang lain, saling menyayangi dan mengasihi dan
lain-lain.
Anak nakal dalam pengertian sosiologi, tidak harus karena kondisi ekonomi
yang rendah tetapi karena lingkungan keluarga yang tidak sesuai dengan
perkembangan anak, misal broken home, kurang perhatiaannya orang tua, tidak
ada kasih sayang yang dirasakan. Keadaan tersebut menyebabkan anak mencari
kehidupan di luar rumah. Mereka hidup di jalan-jalan dan melakukan aktivitas
yang dipandang negatif oleh masyarakat. Rata-rata mereka membentuk
komunitas dan kelompok sosial diluar kelompok masyarakat. Komunitas dan
kelompok sosial itu sendiri biasanya berbentuk geng. Geng tersebut berfungsi
sebagai keluarga bayangan bagi anak-anak yang bermasalah. Mereka merasa
mendapatkan apa yang tidak diperoleh dalam keluarga. Kelompok sosial
tersebut menghasilkan strata tersendiri.
Fenomena anak nakal bukan hanya merupakan monopoli negara berkembang,
tetapi di negara-negara maju juga banyak terdapat fenomena kenakalan tersebut.
Dalam istilah sosiologi, gejala tersebut sering dinamakan dengan deviant
behavior atau perilaku yang menyimpang dari tataran masyarakat. (Nugroho,
2000:77).
Kenakalan anak merupakan perilaku menyimpang dari aturan-aturan yang
berlaku secara umum dimana kenakalan itu bisa berupa : bolos sekolah,
berbohong, mencuri dan merampas barang milik orang lain, perilaku ugal-
ugalan (kebut-kebutan di jalan raya, tawuran antar sekolah dan lain sebagainya).
Jenis kenakalan anak terdiri dari dua macam yaitu kenakalan yang wajar dan
kenakalan yang tidak wajar. Kenakalan wajar merupakan kenakalan yang
dilakukan oleh anak sesuai pada usianya seperti banyak tingkah, rewel, agak
susah diatur dan sebagainya. Sedangkan kenakalan yang tidak wajar merupakan
kenakalan anak yang sudah melanggar aturan/ norma-norma yang ada dan
merugikan orang lain seperti merokok, memalak, memukul teman, bersikap
tidak senonoh dan lain lain.
Dusun Sejan merupakan sebuah dusun yang termasuk dalam Desa Gemarang
di wilayah Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Dusun ini memiliki letak
geografis yang jauh dari perkotaan dan lingkungannya dikelilingi oleh hutan dan
persawahan.
Letak geografis yang sangat jauh dari pekotaan memberikan dampak terhadap
perkembangan ekonomi baik secara penghasilan maupun profesi yang ditekuni.
Profesi masyarakat disini umumnya sebagai petani, pedagang dan pegawai di
luar kota. Pegawai luar kota inilah yang menyebabkan kurangnya perhatian dan
kasih sayang terhadap keluarga.
Tim peneliti yaitu mahasiswa-mahasiswi KKN dan para stakeholder
menganalisis dan mencari permasalahan yang ada di Dusun Sejan. Masalah
utama yang ditemukan oleh tim peneliti yaitu masalah terkait kenakalan anak.
Kenakalan anak ini dapat kita cermati dari aktivitas mengajar dan bergaul
dengan anak-anak Dusun Sejan. Kenakalan anak-anak Dusun Sejan (umur 6-12
tahun) termasuk dalam jenis kenakalan yang tidak wajar. Maka dari itu
diperlukannya penanggulangan dalam mengatasi kenakalan anak di Dusun
Sejan.

B. PEMBAHASAN
Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan metode CBPR (Community
Based Participatory Research) yang dilakukan melalui beberapa tahap-tahap
pokok yaitu laying the foundation, research planning, gathering and analysis
information, dan yang terkhir action on finding.
1. Laying The Foundation
Kunci utama CBPR adalah melibatkan komunitas dalam keseluruhan
proses penelitian. Oleh karena itu, sejak awal kita mendesain penelitian,
dengan cara mencari problem-problem yang ada di dusun sejan bersama
dengan komunitas dan para stakeholder.
Untuk membentuk tim penelitian mahasiswa KKN dengan stakeholder
di Dusun sejan kami melakukan inkulturasi atau datang ke rumah-rumah
warga dan juga sekolah bertujuan untuk menjalin silaturrahmi dengan
masyarakat sekitar.
Dalam proses kunjungan ke rumah warga dari tim observasi (Mahasiswa
KKN) wawancara terkait sifat, dan sikap ataupun karakter anak-anak di
Dusun Sejan, kebudayaan, lingkungan dan lain-lain. Beberapa problem yang
disampaikan oleh mahasiswa KKN berdasarkan informasi dan fakta di
lapangan yang terjadi yakni :
1) Kenakalan Anak
Kenakalan anak diambil karena beberapa informasi yang
disampaikan oleh beberapa stakeholder. Pemaparan tentang kenakalan
dilakukan pada FGD bersama stakeholder. Pemaparan ini tentang masalah
kenakalan yang sudah terjadi di Dusun Sejan seperti identifikasi masalah
yang terjadi. Selanjutnya pemaparan tentang tujuan dan sasaran penelitian.
Pemaparan juga membahas tentang solusi yang dapat diterapkan untuk
menanggulangi kenakalan anak.
Dalam proses FGD masyarakat memiliki antusiasme yang tinggi
dalam membahas problem ini dimana pemaparan masih setengah dari
keseluruhan satkeholder telah menyampaikan pendapatnya. Beberapa
pendapat yang dilontarkan seperti dampak kenakalan yang ditimbulkan,
penyebab kenakalan, cara mengatasi kenakalan serta bagaimana cara
mengendalikan sikap anak-anak nakal tersebut.
2) Sampah
Problem yang kedua yakni tentang sampah. Sampah yang ada di
Dusun Sejan perlu penaganan atau pengelolaan yang lebih terstruktur.
Pengolahan sampah yang dilakukan oleh masayarakat di Dusun Sejan
yakni mengumpulkan sampah yang dihasilkan dari aktifitas domestik dan
lain-lain kemudian ditempatkan di jublang (lubang Besar) dimana pada
tempat tersebut dilakukan pembakaran sampah juga setiap harinya.
Rencana program ini diperoleh berdasarkan permintaan dari beberapa
stakeholder tentang TPS yang dapat digunakan selanjutnya dilakukan
program selanjutnya yakni pemilahan sampah antara organik dan
anorganik.
Pemaparan tentang sampah dilakukan guna untuk mengurangi
pembakaran sampah yang dilakukan oleh setiap rumah di Dusun Sejan.
selain itu, menambah wawasan dari masyarakat dusun Sejan bahwasanya
sampah dapat diolah dan dapat ditukar sehingga menjadi peluang untuk
mendapatkan uang.
Setelah didapat pemaparan tentang penyelesaian problem yang
terjadi di Dusun Sejan maka selanjutnya yakni dilakukan pemilihan
problem yang akan diteliti. Dari sekian pemaparan dari mahasiswa KKN
dan pemaparan pendapat dari para stakeholder maka ditawarkan kembali
problem yang perlu diselesaikan atau yang lebih utama. Dalam pemilihan
tema penelitian atau problem yang ditentukan para stakeholder memilih
problem kenakalan anak. Jadi, dapat diatrik kesimpulan dari proses FGD
tersebut, penelitian yang akan dilakukan yakni tentang kenakalan anak di
Dusun Sejan.
2. Research Planning
Tahap ini adalah tahap “negotiating perspektives to iluminating” yang
berarti ada kesepahaman prespektif untuk memecahkan masalah. Pada tahap
ini kita menentukan metode dan mempertimbangkan tentang isu yang
diangkat. Serta memperjelas dan memperluas tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi kenakalan anak-anak.
Tahap research planning ini mahasiswa KKN bertugas untuk
melakukan depth interview yaitu para mahasiswa bertugas untuk melakukan
interview atau wawancara kepada masyarakat dusun Sejan, sebelum
melakuakn wawancara atau interview kepada masyarakat mahasiswa KKN
membuat angket yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan di
ajukan kepada masyarakat dusun Sejan ketika melakukan wawancara, di
antara pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
 Bagaimana jenis kenakalan anak-anak di dusun sejan?
 Apakah hal itu wajar?
 Bagaimana seharusnya?
 Kira-kira bisa diatasi atau tidak tentang kenakalan di Dusun Sejan?
 Apa penyebab dari kenakalan anak di Dusun Sejan?
 Apakah diperlukan penanggulangan untuk masalah kenakalan ini?
 Bagaimana respon orang tua tentang masalah kenakalan anak?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan di jadikan para mahasiswa
KKN untuk melakukan wawancara kepada masyarakat dusun Sejan.
Selain dengan wawancara atau depth interview kami mencari data
maupun informasi dengan cara observasi, disini para stakeholder yang sudah
terbentuk melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar dusun Sejan,
karena isu yang akan di angkat menjadi penelitian adalah isu tentang
kenakalan anak-anak yang ada di dusun Sejan , maka para stakeholder
melakukan observasi menyeluruh terhadap lingkungan masing-masing
mereka tinggal, dengan mengamati kegiatan-kegiatan anak-anak yang di
lakukan di lingkungan tempat tinggal, mulai dari melakukan kegiatan
bermain, tingkah laku anak-anak ketika bermain bersama teman, intonasi atau
tatakrama ketika berbicara kepada sesama teman maupun orang yang lebih
tua maupun yang lainya, hal ini bertujuan agar data yang di peroleh semakin
real dengan cara melakukan observasi di lingkungan sekitar tempat tinggal
anak-anak di dusun Sejan.
Proses research planning ini di lakukan oleh stakeholder dan seluruh
mahasiswa KKN sesuai dengan tugas yang sudah di bagi antara stakeholder
dan juga mahasiswa, kemudian data yang di dapat oleh mahasiswa dan juga
stakeholder nantinya akan di kumpulkan menjadi satu dan akan di lakukan
analisis sesuai dengan data yang telah di peroleh dari hasil wawancara dan
juga hasil observasi masyarakat, dan setelah semua data maupun informasi
terkumpul maka akan di lakukan FGD (Forum Group Discussion) bersama
para stakeholder untuk diskusi bersama tentang apa yang sudah di dapatkan
dari hasil wawancara maupun observasi, sehingga akan menemukan titik
temu yaitu mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kenakalan anak-anak di dusun Sejan maupun yang lainya.
3. Gathering an Analysis Information
Sebelum mengumpulkan data mahasiswa KKN memastikan tentang
rencana instrument penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu, yaitu
mendiskusikan dengan pengarah serta hal yang terkait dengan penelitian.
Tahap ini disebut juga negotiating meaning and learning, yaitu
merupakan proses pemaknaan dan pembelajaran melalui mengumpulkan,
menganalisis dan mengintrepretasi data. Gathering and analysis information
diperoleh dengan beberapa cara dan alat yakni dept interview, observasi
dilapangan dan story telling dengan warga. Depth interview dilakukan oleh
mahasiswa KKN dengan menyebar di seluruh dusun untu mewawancarai
masyarakat di dusun sejan tentang kenakalan yang terjadi baik faktor maupun
jenis-jenis kenaklan yang ada di dusun Sejan. alat yang digunakan pada
interview ini yakni angket yang berisi beberapa pertanyaan.
Proses mengumpulkan data dilakukan dengan penyebaran angket di
dususn sejan jumlah angket yang disebar sebanyak 10 angket dengan 10
responden. Dalam penyebarannya, 2 angket disebar dalam satu RT untuk
mewakili dari beberapa pendapat masyarakat lainnya.
Selain dept interview dilakukan pula observasi terhadap perilaku anak-
anak di dusun Sejan. Para stakeholder yang sudah terbentuk melakukan
observasi terhadap lingkungan sekitar dusun Sejan, karena isu yang akan di
angkat menjadi penelitian adalah isu tentang kenakalan anak-anak yang ada
di dusun Sejan , maka para stakeholder melakukan observasi menyeluruh
terhadap lingkungan masing-masing mereka tinggal, dengan mengamati
kegiatan-kegiatan anak-anak yang di lakukan di lingkungan tempat tinggal,
mulai dari melakukan kegiatan bermain, tingkah laku anak-anak ketika
bermain bersama teman, intonasi atau tatakrama ketika berbicara kepada
sesama teman maupun orang yang lebih tua maupun yang lainya, hal ini
bertujuan agar data yang di peroleh semakin real dengan cara melakukan
observasi di lingkungan sekitar tempat tinggal anak-anak di dusun Sejan.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dianalisis bahwa kenakalan
anak di dusun sudah melalmpaui batas kewajaran. Jenis kenakalan anak
tersebut seperti memalak, membolos, bertengkar, mengganggu temannya,
mengancam temannya, kelompok anak-anak nakal, merokok.
Pada awalnya perilaku menyimpang diasumsikan bahwa unsur-unsur
niat dan kesempatan yang sangat berpengaruh terhadap sebab-sebab
timbulnya kejahatan atau kenakalan anak. Unsur-unsur niat terkait dengan
faktor-faktor internal dan eksternal. Yang dimaksud faktor internal yakni niat
yang diperoleh berdasarkan kemauan dari diri sendiri misal perkembangan
kepribadian dan intelegensi yang terlambat sehingga tidak dapat menghayati
norma yang sedang berlaku sedangkan faktor eksternal yakni faktor berasal
dari luar diri anak yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Sedangkan
menururt Tannebaum (Giallombardo, 1972), bahwa sebagaimana kejahatan,
terjadinya delinkuensi anak itu karena adanya konflik antara suatu kelompok
(group) dengan masyarakat (community) yang lebih luas. Oleh karena itu,
permasalahan kenakalan anak atau delinkuensi anak bukan hanya disebabkan
oleh faktor biologis dan psikologis anak saja. Faktor sosial, khususnya
lingkungan pergaulannya (pers group), dapat menjadi salah satu sebab utama
terjadinya kenakalan tersebut. Dalam geng tersebut muncul perilaku-perilaku
kejahatan atau kenakalan anak yang berbeda-beda.
Perilaku kenakalan anak memiliki bentuk yakni kenakalan yang
sewajarnya dan kenakalan yang tidak wajar. Kenakalan anak yang wajar
yakni kenakalan yang tidak dianggap kenakalan bagi orang lain, sedangkan
kenakalan nyata (tidak wajar) yakni tingkah laku, perbuatan anak yang
merugikan dirinya sendiri dan orang lain, melanggar nilai-nilai sosial dan
moral.
Anak-anak di dusun ini melakukan beberapa bentuk perilaku
menyimpang seperti merokok, memalak, berkelahi dan melakukan hal tidak
seharusnya. Anak nakal dalam dusun ini juga membuat komunitas.
Komunitas yang ada di dusun ini memiliki strata tersendiri dan terdapat ketua
serta bawahannya. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak-anak
anakal di dusun ini telah termasuk dalam kenakalan nyata atau tidak wajar.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih terhadap perkembangan baik
perilakuk mapun pemdidikan anak.
Faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak berasal dari faktor
dalam diri anak (faktor internal) yaitu : anak tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan, keadaan serta aturan yang ada pada dusun Sejan. Faktor
dari luar anak (faktor eksternal) yaitu kurangnya perhatian dari keluargan,
sering dimanja oleh orang tuanya, pengaruh dari teman, pengamatan dari
perilaku kenakalan yang dilakukan oleh teman.
4. Action On Finding
Tahap ini merupakan tahap memobilisasi pengetahuan dan masyarakat
terhadap hasil riset. Tahap implementasi yang telah ditemukan oleh peneliti
yakni dengan mengadakan pendidikan tentang moral anak dan taman bermain
yang dibutuhkan untuk mengontrol perilaku anak selain itu taman bermain
juga dapat mengalihkan anak terhadap gadget yang umumnya dilakukan oleh
anak-anak di Dusun Sejan. Taman bermain juga berfungsi sebagai tempat
sosialisasi anak secara keseluruhan tanpa adanya geng atau kelompok-
kelompok dalam anak-anak.

 Forum Joint Steering Committe


Tahapan penentuan tindakan atas hasil penelitian diperoleh dari
forum joint steering committe. Forum ini merupakan kegiatan rapat untuk
merencanakan dan menentukan hal-hal teknis yang berhubungan dengan
strategi atau metode untuk menyebarkan hasil penelitian dengan cara yang
tepat. Forum ini juga menentukan langkah-langkah untuk menindaklanjuti
hasil temuan penelitian.
Lingkungan di mana anak tumbuh dan berkembang sesungguhnya
ikut bertanggungjawab dalam upaya menanggulangi kenakalan anak. Oleh
karena anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat
khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada
masa depan, demikian disebutkan dalam Bab Menimbang, baik dalam
Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak maupun
dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Dalam perspektif kriminologi banyak teori atau, konsep yang
dikemukakan dalam rangka mencari solusi upaya menanggulangi
kenakalan anak. Pola-pola prevensi, represif, dan kuratif seharusnya
diterapkan secara tepat sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Dalam bukunya yang berjudul Principle of Criminology, Sutherland
mengemukakan 2 metode untuk pencegahan kejahatan dalam arti luas,
yaitu: Pertama, Metode prevensi yang meliputi berbagai usaha: a. Program
prevensi umum; b. Organisasi-organisasi masyarakat; c. Kegiatan rekreasi;
d. Case work pada near-delinquent; e. group work dengan para
neardelinquent; f. koordinasi badan-badan; g. lembaga-lembaga
reorganisasi. Kedua, Metode reformasi, ditujukan untuk perbaikan
penjahat, meliputi: a. Reformasi dinamik; b. Reformasi klinik; c.
Reformasi hubungan kelompok; d. Professional service.
Metode yang digunakan pada solusi kali ini yakni metode prevensi
dimana dilakukan organisasi-organisasi masyarakat dengan membentuk
ibu-ibu dan para stakehoder untuk memantau dan mengontrol perilaku
anak. Selain itu group work juga dilakukan dengan pembuatan taman
bermain. Dimana, taman bermain tersebut dikelola oleh organisasi dari
ibu-ibu yang mengelola dan mengontrol beberapa perilaku anak yang
mengunjungi tempat bermain tersebut. Taman bermain di dusun ini
tujuannya untuk meminimalkan kegiatan komunitas anak nakal dan
sebagai sanksi yang diberikan kepada anak nakal tersbut jika melakukan
perilaku yang menyimpang dalam taman bermain sehingga mereka
terbiasa tidak melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Metode selanjutnya yang digunakan yakni reformasi, reformasi
yang dilakukan yakni profesional service. Profesional service yang
dilakukan yakni memberikan pendidikan moral anak kepada orang tua
yang bersangkutan dan orang tua di dusun ini. Pengontrolan perilaku anak
juga diperlukan selain pengetahuan tentang mendidik moral anak yang
baik.
Setelah dilakukan observasi lapangan dan wawancara masyarakat
sekitar, maka diperoleh hasil bahwa ada beberapa masalah di Dusun Sejan
yang dapat diangkat dan dikaji menggunakan pendekatan CBPR.
Kemudian, mahasiswa KKN melakukan diskusi berupa Penyuluhan
dengan menggunakan teknik FGD (Focus Group Discussion) guna
menentukan satu masalah yang akan dikaji menggunakan metode CBPR.
Irwanto (2007) menjelaskan bahwa diskusi kelompok terarah atau focus
group discussion meupakan suatu proses pengumpulan informasi
mengenai suatu masalah teretentu yang sangat spesifik. Tujuan dari FGD
ini yaitu untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai
permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. FGD ini merupakan group,
bukan individu sehingga, setiap anggota kelompok (kelompok Mahasiswa
KKN dan Stakeholder) terlibat secara aktif agar dinamika kelompok
berjalan dengan lancar. Dalam proses penyuluhan, mahasiswa KKN
memaparkan beberapa masalah yang kami temukan di Dusun Sejan. Pada
akhir proses penyuluhan para stakeholder memilih dan menentukan
masalah yang akan diangkat dan dikaji yaitu dengan tema
“Penanggulangan Kenakalan Anak di Dusun Sejan dengan Metode
CBPR”.
Hasil atau temuan penelitian dapat dicapai dengan Sosialisasi
kepada para stakeholder dalam menemukan solusi atau pemecahan
masalah terkait penanggulangan kenakalan anak tersebut.Sebelum
melakukan sosialisasi kepada masyarakat Dusun Sejan (Stakeholder) baik
dari golongan bapak-bapak maupun ibu-ibu, kami para mahasiswa KKN
melakukan perencanaan awal mengenai hal-hal apa saja yang akan
disampaikan saat sosialisasi. Selanjutnya kami juga mendiskusikan terkait
rencana program penanggulangan kenakalan anak dengan para stakeholder
(masyarakat Dusun Sejan). Tahap implementasi yang telah ditemukan oleh
peneliti (mahasiswa KKN dan para Stakeholder) yakni dengan penyuluhan
tentang pendidikan moral anak dn didirikannya taman bermain Dusun
Sejan.
 Dinamika Proses
Dinamika proses dalam program pembentukan moral untuk anak usia dini
di dusun sejan saat dilakukan penyuluhan dan pembentukan arena taman
bermain untuk anak mengalami banyak perubahan dalam pola tingkah laku
yang semula anak lebih fokus pada media gadget secara perlahan anak-
anak di dusun sejan mulai beralih ke arena taman bermain untuk usia dini.
Dengan demikian melalui program pendidikan moral diharapkan secara
perlahan lahan anak-anak di dusun sejan dapat bermain bebas tanpa
gadget.
Dalam proses penyuluhan kami mengharapkan kepada orang tua untuk
mengawasi dan mengontrol kegiatan anak-anak, supaya anak-anak bisa
bermain bersama-sama di taman bermain.
 Teknik Progrsm Penelitian
Dalam program pembentukan moral anak kami menggunakan teknik
memberikan fasilitas tempat untuk bermain anak usia dini sehingga anak-
anak di dusun sejan dapat bermain di tempat bermain dan dapat
menimalkan penggunaan gadget, selain memberikan fasilitas taman
bermain untuk anak kami juga memberikan penyuluhan kepada orang tua
anak agar lebih mengawasi dan membatasi anak untuk menggunakan
gadget saat berada dirumah. Dengan menggunakan teknik memberikan
fasilitas tempat bermain dan penyuluhan tentang pendidikan moral anak
diharapkan orang tua dapat lebih mengontrol tingkah laku dan lebih bisa
mengontrol pemikiran anak.
 Hasil Program
Dalam hasil ini banyak anak-anak yang berantusias bermain di
taman bermain dan bermain bersama dengan temang-teman sebayanya,
sedikit demi sedikit anak-anak akan mengurangi bermain gadget.
 Monev (Keuntungan)
Manfaat / keuntungan dari taman bermain dari beberapa aspek
seperti moral, pola pikir, teknologi dan kehidupan sosial sebagai berikut:
1. Moral : perilaku anak lebih terkontrol
2. Pola pikir : menyesuaikan pemikiran anak pada usianya
3. Teknologi : pengurangan penggunaan gadget dan
pengawasan terhadap tontonan televisi
4. Sosial : menigkatkan sosialisasi anak, kesetaraan teman
sedusun, dan menimilkan golongan dalam usia
anak-anak
C. KESIMPULAN
Dari data-data penelitian dan analisis masalah yang ada di Dusun Sejan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk – bentuk kenakalan anak di Dusun Sejan : merokok, mengancam,
bertengkar, melakukan hal yang tidak senonoh, memalak dan berfikiran tidak
sesuai usianya
2. Faktor – faktor penyebab kenakalan anak di Dusun Sejan :
 faktor dalam diri anak (faktor internal) yaitu : anak tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, keadaan serta aturan yang ada pada
dusun Sejan.
 Faktor dari luar anak (faktor eksternal) yaitu kurangnya perhatian dari
keluargan, sering dimanja oleh orang tuanya, pengaruh dari teman,
pengamatan dari perilaku kenakalan yang dilakukan oleh teman.
3. Solusi atau cara mengatasi kenakalan anak di Dusun Sejan : Dapat dilakukan
dengan beberapa metode yakni metode prevensi dan metode reformasi.
Metode prevensi yang dilakukan yakni membuat organisas-organis
masyarakat. Sedangkan, metode reformasi yang dilakukan yakni profesional
service yang dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang mendidik
moral anak dan mengontrol perilaku anak oleh orang tua dan masyarakat
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Wadong, Maulana Hasan. 2000. Pengantar Advokasi Dan Perlindungan Anak.
Jakarta : PT Grasindo

Nugroho, Heru. 2000. Menumbuhkan Ide-ide Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutherland, Edwin Hardin., dan Cressey, Donald R. 1955. Principles of


Criminology. Philadelphia : Lippincott.

Suriji, Achmad. 2014. Problem dan Strategi Penanggulangan Kenakalan Siswa di


MTS

Muhammadiyah Cekelan Kauman Kemusu Boyolali Tahun 2013/2014. Salatiga :


STAIN Salatiga

Yukanti, Tri. 2017. Persepsi Masyarakat terhadap Faktor Penyebab Kenakalan


Remaja di Dusun IV Kampung Nambahdadi Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

You might also like