You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur sosial yang mempengaruhi pola
pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan erat dengan unsur warisan kebudayaan
yang berhubungan dengan suatu tradisi yang masih dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam
sekelompok masyarakat merupakan sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan –
keturunan sebelumnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi
malapetaka apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.

Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya,


meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh
dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah sebuah tradisi yang
mempercayai atau menganggap sebuah benda mempunyai kekuatan. Tradisi ini merupakan
suatu tindakan syirik atau menyekutukan Allah.

Zaman sekarang, berkunjung ke dukun telah menjadi tren yang tidak tabu lagi di
kalangan masyarakat. Jika seseorang menginginkan sesuatu, ia pergi ke dukun untuk
mewujudkannya. Setelah itu akan ada perubahan-perubahan yang tampak dan terwujud pulalah
cita-citanya. Spontan dan instan. Karena keefektifan cara tersebut, cara ini banyak diminati
orang. Baik itu pejabat maupun masyarakat kalangan bawah. Namun, bagaimanakah
hukumnya menurut pandangan islam? Apakah hasil yang efektif itu akan statis atau
mempunyai batas waktu tertentu? Efektifkah itu di mata Islam?

Suatu tradisi tidak akan dianggap syirik apabila tidak menyimpang dari ajaran islam
dan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan dalam batasan wajar. Dalam makalah ini
akan menyampaikan tentang pengertian, jenis dan dampak syirik.

BAB II PERMASALAHAN

1. Apa pengertian syirik?


2. Apa yang termasuk syirik dan perdukunan?
3. Apa saja bentuk-bentuk syirik?
4. Apa saja macam-macam syirik?
5. Apa saja bahaya syirik?
6. Apakah sebab-sebab syirik?

1
BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYIRIK

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal
yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa kepada selain Allah di samping berdoa
kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernazar,
berdoa dan sebagainya kepada selain-Nya.

Secara etimologi, syirik berarti persekutuan yang terdiri dari dua atau lebih yang disebut
sekutu. Sedangkan secara terminologi, syirik berarti menjadikan bagi Allah tandingan atau
sekutu. Definisi ini bermuara dari hadis Nabi tentang dosa terbesar

َ ‫أ َ ْن ت َ ْجعَ َل َ ه‬
‫ّلِل نَدًّا َو ْه َو َخلَقَ َك‬

“…Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sedangkan Dia yang menciptakanmu.”

Sebagian ulama membagi makna syirik menjadi makna umum dan makna khusus.
Bermakna umum, jika menyekutukan Allah di dalam peribadahan hamba kepada-Nya
(uluhiyyah), menyekutukan-Nya di dalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, dan sifat-
Nya (al-asma’ wa ash-shifat).

B. SEKITAR SYIRIK DAN PERDUKUNAN

1. Mengaku-ngaku mengetahui hal-hal yang gaib, padahal ini merupakan kekhususan bagi
Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya:

َ‫َّللاُ َو َما َي ْشعُ ُرونَ أَيَّانَ يُ ْب َعثُون‬ َ ‫ض ْالغَي‬


َّ ‫ْب ِإال‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬ َّ ‫قُ ْل ال َي ْعلَ ُم َم ْن ِفي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬

“Katakanlah:”Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan” (QS
An-Naml: 65).

2. Bekerja sama dengan syaitan dan melakukan perbuatan kufur/syirik sebagai syarat agar
syaitan mau membantu mereka dalam praktek sihir dan perdukunan.

2
Para dukun dan tukang sihir selalu bekerja sama dengan para jin dan setan dalam
menjalankan praktek perdukunan dan sihir mereka, bahkan para jin dan setan tersebut tidak
mau membantu mereka dalam praktek tersebut sampai mereka melakukan perbuatan syirik dan
kafir kepada Allah, misalnya mempersembahkan hewan kurban untuk para jin dan setan
tersebut, menghinakan Al-Qur’an dengan berbagai macam cara, atau perbuatan-perbuatan kafir
lainnya. Allah Ta’ala berfirman :

‫اْل ْن ِس يَعُوذُونَ بِ ِر َجا ٍل ِمنَ ْال ِج ِِّن فَزَ اد ُو ُه ْم َر َهقًا‬


ِ ْ َ‫َوأَنَّهُ َكانَ ِر َجا ٌل ِمن‬

“Dan bahwasanya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa
dan kesalahan” (QS Al-Jin:6).

Bolehkah menghilangkan/mengobati sihir dengan bantuan dukun/tukang sihir?

Jawabnya: jelas tidak boleh, karena kalau mendatangi dan membenarkan tukang sihir/dukun
adalah perbuatan kafir kepada Allah Ta’ala, maka terlebih lagi meminta bantuan kepada
mereka untuk menghilangkan sihir!

Oleh karena itu, dalam hadist yang shahih, ketika Rasulullah ditanya tentang an-
Nusyrah (cara mengobati sihir) yang biasa dilakukan orang-orang di jaman Jahiliyah, yaitu
dengan meminta tukang sihir/dukun atau memakai sihir untuk menghilangkan sihir tersebut,
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu termasuk perbuatan syaitan”.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, “an-Nusyrah adalah (cara) menghilangkan


sihir dari orang yang terkena sihir, yang ini ada dua macam:

Yang pertama: menghilangkan sihir dengan sihir yang semisalnya (dengan bantuan
dukun/tukang sihir). Inilah yang termasuk perbuatan syaitan (seperti yang disebutkan dalam
hadits di atas), karena sihir itu termasuk perbuatannya, maka (ini dilakukan dengan cara) yang
melakukan pengobatan (dukun/tukang sihir) dan si pasien melakukan pendekatan diri kepada
syaitan sesuai dengan yang diinginkan syaitan tersebut, (agar) kemudian syaitan tersebut
menghilangkan sihir dari si pasien.

3
Yang kedua: menghilangkan sihir dengan ruqyah (pengobatan dengan membacakan ayat-ayat
Al Qur-an dan zikir-zikir dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), ta’awwudzaat
(zikir-zikir meminta perlindungan dari Allah yang bersumber dari Al Qur-an dan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), doa-doa, dan pengobatan-pengobatan (lain) yang
diperbolehkan (dalam agama). Maka ini (hukumnya) boleh dilakukan dan inilah pengobatan
yang diridhai Allah Ta’ala, serta benar-benar bisa diharapkan kesembuhannya dengan izin-
Nya.

Larangan penggunaan sihir ini juga berlaku dalam perkara-perkara lain, meskipun perkara
itu dianggap baik oleh sebagian orang, misalnya mendekatkan/menguatkan hubungan cinta
pasutri, mendamaikan dua orang yang sedang berselisih, dan lain sebagainya.

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin – semoga Allah Ta’ala merahmatinya –


ketika ditanya tentang hukum menjadikan harmonis hubungan suami-istri dengan sihir, beliau
menjawab: “Ini (hukumnya) diharamkan (dalam Islam) dan tidak boleh (dilakukan), ini disebut
al-Athfu (mendekatkan), sedangkan sihir yang digunakan untuk memisahkan (suami-istri)
disebut ash-Sharfu (memalingkan), dan ini juga diharamkan (dalam Islam). Bahkan terkadang
(perbuatan) ini bisa jadi (hukumnya sampai pada) kekafiran dan syirik (menyekutukan Allah).”

C. BENTUK-BENTUK SYIRIK

Syirik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah bukan hanya sujud kepada berhala saja. Bentuk-
bentuk syirik ada banyak, di antaranya :

1. Meyakini bahwa ada yang memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat dan mudarat
selain Allah SWT (QS 2/102).
2. Mendekatkan diri dengan memuja kepada sesuatu dengan keyakinan bahwa dengan
sesuatu itulah ia dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT (QS 39/3).
3. Memohon pertolongan kepada orang mati, ruh, atau jin untuk memudahkan urusannya
(QS 10/18, 72/6).
4. Cinta (mahabbah) dan loyalitas (wala’) yang salah. Cinta dan loyalitas hanya boleh
diarahkan kepada Allah SWT, Rasul SAW dan orang-orang yang beriman dan bertakwa
dan tidak boleh diarahkan kepada: Orang-orang yang menentang agama Allah SWT
(QS 58/22) dan orang-orang yang mengejek hukum-hukum Allah SWT (QS 5/57). Jika

4
ia mencintai sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT atau karena lebih mencintai sesuatu
sehingga ia berani melanggar hukum Allah maka ia telah syirik (QS 2/165, 9/24).
5. Beranggapan bahwa aturan/hukum buatan manusia lebih baik dari hukum Allah SWT
atau menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal (QS 9/31, 16/35, 42/21,
4/65).
6. Bersumpah dengan selain Allah: “Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka
ia telah syirik.” (HR Tirmidzi).
7. Menggantungkan jimat yang isinya selain ayat al-Qur’an. Barang siapa
menggantungkan jimat (tamimah) maka ia telah syirik. (HR Ahmad); Jika berupa ayat
al-Qur’an, maka ada yang membolehkan dan ada yang melarang.
8. Mantra dan jampi-jampi. Sesungguhnya bermantra (ar-ruqa’), dan jimat (tama’im) dan
pekasih/pelet (at-tiwalah) adalah syirik. (HR Ibnu Majah)
9. Menyembelih untuk selain Allah. Bersabda nabi SAW: Ada seorang yang masuk naar
karena lalat dan seorang lainnya yang masuk jannah karena lalat. Maka para sahabat
bertanya: Bagaimana bisa begitu wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Dua orang
lelaki lewat pada suatu kaum yang memiliki berhala yang tidak boleh dilewati tanpa
berkorban sesuatu. Maka kaum itu berkata kepada lelaki yang pertama: Sembelihlah
kurban! Jawab lelaki tersebut: Aku tidak punya sesuatu untuk dikorbankan. Maka kata
kaum tersebut: Berkurbanlah walau hanya dengan seekor lalat! Maka lelaki itu
melakukannya dan ia bisa lewat dengan selamat, tetapi ia masuk naar. Maka hal yang
sama terjadi pada lelaki yang kedua, saat diminta berkurban ia menjawab: Aku tidak
akan berkurban kepada sesuatu pun selain Allah ‘Azza wa Jalla, maka lelaki yang kedua
ini dipenggal kepalanya oleh mereka dan ia masuk jannah. (HR Ahmad)
10. Merasa sial karena sesuatu apapun. Kata nabi SAW: Barang siapa yang tidak jadi
melakukan sesuatu karena merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat
bertanya: Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah? Maka jawab nabi
SAW: “Katakanlah : Allahumma la khaira illa khairaka wala thiyara illa thiyaraka
wala ilaha ghairaka.” (HR Ahmad).

Contoh-contoh bentuk perbuatan syirik

1. Mengaku sebagai Allah atau rabb/ilah (tuhan) selain Allah

Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah (tiada ilah selain Allah) artinya secara esoterik maupun
aplikatif adalah tiada sesuatu pun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau diibadati
5
(disembah/diabdi) selain Allah dengan kepengaturan-Nya/ajaran-Nya sebagai Rabb. Dengan
demikian siapa saja yang mengaku sebagai Allah atau rabb/ilah selain Allah dengan tujuan atau
alasan apapun, maka ia telah melakukan perbuatan syirik akbar karena telah menduakan
keesaan Allah, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

(Fir'aun) berkata: "Akulah rabb-mu yang paling tinggi." Maka Allah mengazabnya dengan
azab di akhirat dan azab di dunia. (QS. An-Nazi'at: 24-25)

2. Sembahyang kepada makhluk tak bernyawa


Apakah makhluk itu murni disembah/dipuja atau hanya sebagai simbol
bagi rabb/ilah (tuhan) selain Allah, umpamanya menyembah/memuja patung, kuburan, pohon,
batu, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain. Penyembahan/pemujaan terhadap makhluk-
makhluk tersebut adalah perbuatan syirik akbar karena telah mengada-adakan dan mengibadati
ilah selain Allah, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat


menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.” (QS. Al-
A'raf: 191)

3. Takut kepada selain Allah

Maksudnya takut yang tersembunyi (dalam hati manusia), yakni takut dari suatu
kemampuan khusus yang diyakini dimiliki oleh selain Allah, padahal kemampuan tersebut
hanya dimiliki oleh Allah. Takut yang tersembunyi bisa berupa takut kepada berhala atau
patung, thaghut, mayat, hantu atau yang gaib (tidak terlihat mata) dari bangsa jin atau manusia
(arwah gentayangan) bahwa mereka bisa membahayakan atau menimpakan sesuatu yang di
benci. Misalnya adanya keyakinan sebagian masyarakat bahwa sebagian dari para wali yang
telah meninggal dunia atau orang-orang yang gaib itu bisa melakukan dan mengatur suatu
urusan serta mendatangkan mudarat (bahaya). Karena keyakinan ini, mereka menjadi
takut kepada para wali atau orang-orang gaib tersebut.

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku,
jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175)

4. Tidak mau membayar zakat

Orang-orang yang tidak mau membayar zakat pada dasarnya mereka itu menuhankan harta
benda. Padahal Allah yang memberikan rezeki kepada mereka. Karena itu, mereka yang tidak

6
mau membayar zakat digolongkan sebagai para pelaku syirik akbar berdasarkan firman
AllahSubhanahu Wa Ta'ala:

“...Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-


orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS.
Fushilat: 6-7)

5. Berdoa kepada selain Allah

Yaitu doa/permohonan seperti memohon suatu kemanfaatan atau terhindar dari suatu
kemudaratan, apabila dipersembahkan atau dimintakan kepada selain Allah maka termasuk
perbuatan syirik akbar, jika tidak terpenuhi padanya tiga syarat:

- Permohonan tersebut mampu dikabulkan oleh orang yang diminta,


- Orang tersebut masih hidup, dan
- Orang tersebut hadir dan/atau mampu mendengarkan permohonan kepadanya.

“Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan
tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat (hal itu), maka sesungguhnya
kamu, dengan demikian, termasuk orang-orang yang zalim (musyrik).” (QS. Yunus: 106)

D. MACAM-MACAM SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang
bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka. Hakikat
syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah, seperti :
 Memohon dan taat kepada selain Allah
 Bernazar untuk selain Allah
 Takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut
dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
 Memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada
jin dan orang yang sudah mati
 Mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
 Seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan
keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui
perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.

7
Macam-macam Syirik Besar

a. Syirik dalam berdoa


Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):

“Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun
setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan
kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.”
(QS. Faathir: 13-14)

b. Syirik dalam sifat Allah


Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara gaib. Allah
Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya
kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.

Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan
hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.

c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)


Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan
cinta-Nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta’ala. Mengenai hal ini Allah
Ta’ala berfirman (yang terjemahannya):
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).

Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-
unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta
mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa
Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan di setarakan
dengan-Nya sesuatu apapun.

8
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam
mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalalkan apa yang diharamkan
Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya. Mengenai hal ini Allah Subhanahu
wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) :

“Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain
Allah.” (QS. At-Taubah: 31).

Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah
berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang
terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq
(Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).

e. Syirik Hakimiyah
Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang bertentangan dengan
syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan
bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini
adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang
mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.

f. Syirik niat dan maksud


Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, syirik jenis ini banyak
menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya. Mengenai hal ini Allah
Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak
akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka,
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa
yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).

9
g. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai
Kejadian dan Kehidupan Manusia

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku
dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah
dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang
berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan
beriman kepada bintang”. (HR. Bukhari).

Lihat Fathul Bary, 2/333).

Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang
banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan
planet-planet tersebut maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan
maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan
dengan membaca hal-hal syirik. Di samping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia
sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan
jalan menuju kemusyrikan.

2. Syirik Ashghar
Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak
mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik
akbar.
Macam-macam syirik Ashar
a. Zhahir (nyata)
Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): “Barang siapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih).
Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya): “Janganlah kamu berkata: Atas
kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian
kehendak Fulan”. (HR. Ahmad, Shahih).
Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau
penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai
sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda
itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain

10
radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di
tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya): “Apakah ini?”.
Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda: “Lepaskan itu karena dia
hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu
masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”. (HR. Imam
Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).
Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang
terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak
mengabulkan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah
tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barang siapa
menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik. (Tamimah adalah sesuatu yang
dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat
yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).

b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan
lain-lainnya.

E. BAHAYA SYIRIK

1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama).

a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar.

Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak
butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia
menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”.
(Riwayat Muslim, kitab az-Zuhud 2985, 46).

b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil
yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124).

c. Termasuk dosa besar yang terbesar.

11
2. Syirik Akbar

a. Kezhaliman terbesar.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”.
(QS. Luqman: 13).

b. Menghancurkan seluruh amal.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya
hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).

c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika
disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki.
(QS. An-Nisa: 48, 116).

d. Pelakunya diharamkan masuk surga.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah,
maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).

e. Kekal di dalam neraka.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka
itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah: 6).

f. Syirik adalah dosa paling besar.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu.
Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 116).

12
g. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Katakanlah: Rabbku hanya


mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan
dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan)
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).

h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihat Quran surah
Al-Anaam: 151.

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya). ( Qs. Al-Anam )

i. Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya.

Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
orang-orang musyrik itu najis”. (QS. At-Taubah: 28).

F. SEBAB-SEBAB SYIRIK
Ada empat sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu :

1. Kejahilan
Ketika sebuah masyarakat yang tidak diwarnai dan dituntun oleh ilmu keislaman yang
benar, berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan metode pemahaman Salafus
Sholih, maka terjadilah penyimpangan-penyimpangan dari jalan yang lurus, munculnya
paham-paham sesat serta merebaknya kebid’ahan dan kesyirikan yang beraneka bentuk, seperti
yang kita saksikan sekarang ini di bumi Indonesia khususnya.

13
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengancam orang yang berbuat syirik dengan
api neraka bahkan diharamkan bagi mereka surga, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ُ َّ‫علَ ْي ِه ا ْل َجنَّةَ َو َمأ ْ َواهُ الن‬


‫ار َو َما ِلل َّظا ِل ِمينَ ِم ْن أ َ ْنصَار‬ َّ ‫اَّللِ فَقَ ْد ح ََّر َم‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ِ‫إِنَّهُ ُ َم ْن يُش ِْركْ ب‬

“Sesungguhnya, barangsiapa yang berbuat syirik kepada Alloh, sungguh Alloh telah
mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada bagi
mereka satu penolongpun”. (Al-Maidah (5): 72)

2. Mengikuti hawa nafsu


Di antara sebab terjadinya kesyirikan dan kemaksiatan adalah mengikuti hawa nafsu
yang menyuruh kepada yang buruk, kecuali yang dirahmati Allah. Di saat seseorang
memperturutkan hawa nafsunya dan bahkan menyembahnya maka Allah SWT akan
menyesatkannya serta membiarkannya dalam kesesatan itu dan menjauhkannya dari hidayah
sebagai balasan atas apa yang mereka lakukan, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َّ ‫َاوةً فَ َم ْن يَ ْهدِي ِه ِم ْن بَ ْع ِد‬


ِ‫َّللا‬ َ ‫س ْم ِع ِه َوقَ ْل ِب ِه َو َجعَ َل‬
َ ‫علَى َبص َِر ِه ِغش‬ َ ‫علَى ِع ْل ٍم َو َختَ َم‬
َ ‫ع َلى‬ َ َ ‫أَفَ َرأَيْتَ َم ِن ات َّ َخذَ إِلَ َههُ َه َواهُ َوأ‬
َّ ُ‫ضلَّه‬
َ ُ‫َّللا‬
َ‫أَفَ ََل تَذَك َُّرون‬

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya,
dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Alloh (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak
mengambil pelajaran?.” (QS. al-Jatsiah (45): 23)

3. Taklid buta
Ya, taklid buta yang begitu merebak dan merajalela di bumi Indonesia ini, juga akan
mengakibatkan tersebarnya kesyirikan di mana-mana, dan taklid buta ini sebenarnya
disebabkan oleh kejahilan yang begitu dahsyat di kalangan masyarakat, tidak sedikit di antara
kaum muslimin yang terjebak dalam lubang kesyirikan dikarenakan taklid atau pengikutan
yang membabi buta, padahal Allah swt telah mengabarkan penyesalan orang-orang yang taklid
buta kepada para pembesar, kyai dan tokoh-tokoh mereka di akhirat. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

14
َ َ ‫سا َدتَنَا َو ُكبَ َرا َءنَا فَأ‬
‫ضلُّونَا‬ َ ‫ول * َوقَالُوا َربَّ َنا ِإنَّا أَ َط ْع َنا‬
َ ‫س‬ َّ ‫َّللاَ َوأ َ َط ْعنَا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫ب ُو ُجو ُه ُه ْم فِي النَّ ِار َيقُولُونَ يَا َل ْيت َ َنا أَ َط ْعنَا‬ ُ ‫يَ ْو َم تُقَ َّل‬
‫يرا‬ ِ ‫يَل * َر َّبنَا آ َ ِت ِه ْم ِض ْعفَي ِْن ِمنَ ا ْل َعذَا‬
ً ‫ب َوا ْل َع ْن ُه ْم َل ْعنًا َك ِب‬ َ ‫س ِب‬
َّ ‫ال‬

“Pada hari ketika muka mereka di bolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan mereka
berkata; “Ya Robb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan
pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Robb
kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan
yang besar”. (QS. al-Ahzab (33): 66-68)

Sungguh penyesalan yang tak berguna, alangkah meruginya mereka itu, mudah-mudahan kita
semua diselamatkan dari penyakit berbahaya ini.

4. Ghuluw (berlebihan)
Sikap ghuluw atau berlebihan kepada orang sholih juga menjadi penyebab terjadinya
kesyirikan, sebagaimana hal ini telah menimpa orang-orang Yahudi yang menganggap ‘Uzair
adalah putra Allah, dan juga kaum Nasrani yang menganggap Isa sebagai tuhan. Sungguh
dusta dan menyesatkan anggapan mereka itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jelaskan
mereka dalam firman-Nya:

‫َّللاِ ذَ ِلكَ قَ ْولُ ُه ْم‬


َّ ُ‫َارى ا ْل َمسِي ُح ا ْبن‬ ِ َ‫َّللاِ َوقَال‬
َ ‫ت النَّص‬ ِ َ‫َوقَال‬
َّ ُ‫ت ا ْليَ ُهو ُد ع َُزي ٌْر ا ْبن‬

“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:
“al- Masih itu putra Allah”. (QS.at-Taubah [9]: 30)

15
BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan secara mutlak (umum). Artinya, semua jenis
syirik yang besar ataupun yang kecil kalau pelakunya mati dan tidak sempat bertaubat tidak
akan diampuni dosanya. Dalam masalah ini ulama berbeda pendapat. Yang benar adalah
pendapatnya jumhur ulama yaitu membedakan antara syirik besar dan kecil. Sedang yang
dimaksudkan oleh Allah dalam ayat ini adalah syirik akbar (besar). Adapun syirik ashghar
(kecil) menurut mereka di bawah kehendak Allah (kalau Allah menghendaki mengampuni,
pelakunya tidak akan diadzab tetapi kalau Allah menghendaki untuk mengadzab, ia harus
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam neraka meskipun setelahnya akan dimasukkan ke dalam
Jannah). Wallahu a’lam. Syaikh Shalih Al Utsaimin berkata : “Meskipun dalam hal ini terdapat
perbedaan tetapi yang wajib bagi setiap individu adalah berhati-hati terhadap kedua-duanya
(syirik besar maupun syirik kecil).”

16
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Tauhid (terjemah) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa (terjemah), Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajjid

Majalah As-Sunnah 09/IV/1421/2000

Zulkifli, dkk. 2014. Modul Perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan 1 Kemanusiaan


dan Keimanan. Tangerang: UMT Press.

https://muslim.or.id/3837-sihir-dan-perdukunan-perusak-tauhid.html

http://www.al-ikhwan.net/syirik-jenis-jenisnya-dan-bahayanya/

http://justpaste.it/musyrikin

http://www.hasmi.org/sebab-terjadinya-kesyirikan/

17

You might also like