You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir muncul berbagai pemberitaan melalui media massa, baik cetak maupun
elektronik tentang peristiwa alam yang sering terjadi. Peristiwa alam itu terjadi hampir di
seluruh wilayah tanah air kita, mulai dari badai topan, air laut pasang yang menyebabkan
banjir di daerah-daerah yang dekat dengan pantai, curah hujan yang tinggi hingga
menyebabkan banjir, angin puting beliung yang merobohkan rumah-rumah warga, dan
masih benyak peristiwa-peristiwa alam lainnya yang menyebabkan sebagian besar warga
merasa resah. Oleh karena itu, pemerintah menyebutnya sebagai bencana nasional dan
juga merupakan bencana internasional, karena peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di
Indonesia melainkan juga terjadi di mancanegara. Peristiwa-peristiwa alam tersebut
diyakini sebagai dampak dari adanya pemanasan global yang mengakibatkan perubahan
iklim dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, antara
lain:
1. Apakah penyebab dari pemanasan global yang sedang terjadi di permukaan
bumi ini?
2. Apakah dampak akibat pemanasan global bagi kehidupan di bumi?
3. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global di muka bumi ini?

1
1.3 Tujuan

1. Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global di muka bumi.


2. Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global bagi kehidupn di bumi.
3. Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di
muka bumi.

1.4 Manfaat

Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui dan
memahami penyebab terjadinya pemanasan global, dampak negatif yang ditimbulkan
bagi kehidupan di bumi serta hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya
pemanasan global di muka bumi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemanasan Global

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat


peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan diikuti
dengan perubahan iklim, seperti menungkatnya curah hujan dibeberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan dibelahan bumi lain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu.

Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian


besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dan negara-negara
G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan IPCC tersebut.

Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di
dunia mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang
ada.
Sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanasan global yang berakibat pada
perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan
pengunaan bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang
berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan
kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan
perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara
global.

2.2 Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Rumah kaca adalah
analogi atas bumi yang dikelilingi oleh gelas kaca, yakni selimut gas pada atmosfer.
Panas matahari yang mausk dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi
gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke
angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun panas yang sejarusnya dapat
dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas dan terperangkap di dalam
bumi. Layaknya proses dalam rumah kaa di pertanian dan perkebunan, gelas kaca
memang berfungsi sebagai penahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah
timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas
rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Dengan demikian panas
matahari tidak dapat dipantulan ke angkasa dan semakin lama semakin meningkat.

Efek rumah kaca terjadi secara alami karena memungkinkan berlangsungnya


kehidupan semua makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti karbodioksida
(CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajt
Celcius lebih dingin. Sejak awal industrialisasi, pada abad ke-17 konsentrasi gas rumah
kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat
0,5-0,6 derajat Celcius akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas
manusia.

4
Gas yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbodioksida (CO2),
metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),
sampai sulfur heksafluorida (SF6 ). Jenis gas rumah kaca memberikan yang sumbangan
terbesar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana dan dinitro dioksida.
Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, (minyak bumi
dan batu bara) disektor energi dan transportasi, penggundulan hutan, dan pertanian.

Emisi karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi
dan batu bara) pada sektor industri dan transportasi. Sumber utama penghasil emisi
karbondioksida secara global ada dua macam :
 Pembangkit listrik bertenaga batu bara.
 Pembakaran kendaraan bermotor .

Dalam hal ini, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah Amerika Serikat,
Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sedangkan negara penyumbang emisi gas rumah
kaca terbesar adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan penyumbang 720 ton
gas rumh kaca setara karbodioksida.

2.3 Dampak Terjadinya Pemanasan Global

Efek rumah kaca memnyebabkan terjadinya akumulasi panas (energi) di atmosfer


bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan
penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud adalah dengan meningkatnya temperatur bumi
yang emudian disebut dengan pemansan global. Pemanasan global akan berdampak
dengan adanya perubahan iklim global.

Perubahan iklim seperti yang sedang terjadi pada saat ini berdampak negatif bagi
kehidupan makhluk di muka bumi. Dampaknya antara lain sebagai berikut :
 Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati.
 Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis, misalnya
kota-kota di Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari makin panas.

5
Contohnya kota-kota di Jawa Timur (Malang, Batu, Kawasan Prigen, Kaki Gunung
Semeru), Bogor, Ruteng Nusa Tenggara, adalah daerah yang dulunya dikenal dingin tetapi
sekarang tidak lagi.
 Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
 Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.
 Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan.
 Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun 2100 diperkirakan
kenaikan permukaan air laut mencapai 15-95 cm.
 Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
 Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.

Hal-hal di atas merupakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh terjadinya
pemanasan global yang sangat merugikan bagi kehidupan makhluk bumi.

2.4 Hal-hal yang Harus Dilakukan

Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu utamanya adalah
meningkanya emisi karbon akibat penggunaan energi fosil (bahan baker minyak, batu
bara, dan sejenisnya yang tidak dapat diperbaharui). Penghasil terbesarnya adalah negara-
negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dll. Ini
diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara yang 10
kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan. Sedangkan untuk negara berkembang
meski tidak besar, juga ikut berkontribusi dalam menyumbangkan emisi gas tersebut.
Industri pengasil karbon terbesar seperti Indonesia adalah perusahaan tambang, sehingga
Indonesia tercatat dalam “Guinnes Book of Record” sebagai negara tercepat dalam
kerusakan hutannya.

Dengan dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim akibat pemanasan global,
maka kita sebagai penduduk dunia harus segera bertindak untuk mengurangi pemanasan

6
global seperti yang sedang terjadi pada saat ini, dan diprediksikan akan terus
berlangsung. Hal yang dibutuhkan adalah dengan mengadakan REVOLUSI GAYA
HIDUP, yakni dengan mengurangi penggunaan energi baik listri, bahan baker, air yang
memang menjadi sumber utama makin berkurangnya sumber kehidupan.

Selain itu perlunya melahirkan konsensus yang membawa komitmen dari semua
negara untuk menegakkan keadilan iklim. Seperti yang telah dilakukan oleh ustralia yang
mempunyai instrument keadilan iklim dengan membentuk pengadilan iklim. Dimana
sebuah instrument yang mengacu pada isi Protokol Kyoto yang menekankan kewajiban
pada negara-negara Utara untuk membayar dari hasil pembuangan emisi karbon untuk
perbaikan mutu lingkungan hidup bagi negara-negara Selatan.

Hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memulai untuk menggunakan energi
bahan baker alternatif yang tidak hanya dari bahan energi fosil, misalnya untuk
kebutuhan memasak. Menggunakan energi biogas (gas dari kotoran ternak) seperti yang
dilakukan komunitas merah putih di Kota batu. Desenralisasi energi dan melepas
ketergantungan pada sentralisasi energi yang pada akhirnya dapat menaikkan harganya.

Sedangakan untuk para pengambil kebijakan harus mengeluarkan policy yang jelas
orientasinya untuk mengurangi pemanasan global. Misalnya dengan menetapkan jeda
tebang hutan di seluruh Indonesia agar tidak mengalami kepunahan dan wilayah kita
makin panas. Menghentikan pertambangan mineral dan batubara seperti di Papua,
Kalimantan, Sulawesi. Selanjunya kebijakan peogressive dengan mempraktekkan secara
nyata jeda tebang dan kedauatan energi harus dilakukan jika kita tidak mau menjadi
kontributor utama pemanasan global.

Melakukan penanaman pohon kembali sebagai salah satu cara yang bisa memperbaiki
paru-paru dunia. Selain itu meminimalkan dalam penggunaan kertas, karena semakin
banyak kertas yang dgunakan maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.

7
Hal-hal tersebut dilakukan demi keberlanjutan kehidupan sosial yang tanpa kita sadari
telah dirusak oleh adanya pemanasan global akibat ulak manusia sendiri. Oleh karena itu,
sebagai manusia hal yang terpenting adalah kita mulai dari diri sendiri untuk mencintai
lingkungan hidup dengan melakukan hal-hal yang positif.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan
bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat
aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak
negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi,
berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan
munculnya berbagai penyakit.

Pemanasan global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang
ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya:
menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara
pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.

3.2 SARAN

Untuk menyelamatkan bumi kita, menjadikannya tempat hidup yang lebih baik
kita harus. Untuk menyelamatkan bumi kita, menjadikannya tempat hidup yang lebih
baik kita harus. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap
dibiarkan tertutup, maka panas tersebut tidak akan hilang. Turunkan suhu AC Anda.
Hindari penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa
cukup nyaman saja. Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada
celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena hal tersebut akan
membuat AC bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan Anda. Pada akhirnya hal
ini akan menghemat tagihan listrik Anda. Gunakan timer untuk menghindari lupa
mematikan AC.

You might also like