You are on page 1of 14

LAPORAN

Praktikum Listrik Dasar


Multimeter

Disusun Oleh: Kelompok 4 LT 1C

1. M. Nurmuhharamsyah P /3.31.17.2.13
2. Nurul Chofifah /3.31.17.2.14
3. Ragil Setia Pambudi /3.31.17.2.15
4. Redo Setiawan P /3.31.17.2. 16

Program Studi D3 Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
2018
JOB :PEMAKAIAN MULTIMETERANALOG

1. Tujuan
Setelah selesai melakukan percobaan diharapkan dapat :
 mengoperasikan multimeter sesuai fungsi dengan ketelitian optimal.
 mengukur arus searah, tegangan searah, dan resistansi dengan benar.

2. Pendahuluan
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur
tegangan dan arus listrik serta nilai resistansi dari resistor. Multimeter disebut
juga AVO (Ampere Volt Ohm) meter karena dirancang untuk mengukur tiga
besaran tersebut.Posisi saklar pilih (selektor switch) menentukan fungsi
penggunaan multimeter.Jika posisi saklar pilih pada daerah pengukuran
voltmeter, maka multimeter berfungsi sebagai voltmeter, demikian pulapada
daerah amperemeter dan ohmmeter.Pada setiap daerah pengukuran tersebut
terdapat beberapa batas ukur yang merupakan kemampuan maksimum
multimeter untukdigunakantanpamenyebabkankerusakanpadamultimeteritu.

2.1 Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur besaran tegangan listrik baik
bolak-balik AC (alternating current) maupun searah DC (direct
current).Multimeter analog dengan beberapa pilihan batas ukur tegangan DC
dan AC sampai dengan 1000 Volt diperlihatkan pada tabel 2.1.Batas
UkurTegangan AC/DC.

Tabel 2.1. Batas Ukur Tegangan AC/DC


No. Batas Ukur Tegangan DC Batas Ukur Tegangan AC
1 1000 V 1000 V
2 500 V 500 V
3 250 V 250 V
4 50 V 10 V
5 10 V 2,5 V
6 2,5 V -
7 0,25 V -
tegangan DC maupun AC dilakukan dengan menghubungkan multimeter
secara paralel dengan titik-titik yang akan diukur seperti diperlihatkan pada
gambar 2.1.(Pengukuran Tegangan dengan Voltmeter).Hasil pengukuran adalah
hasil pembacaan (α) dikalikan dengan faktor pengali (C) atau Batas Ukur (BU)
per SkalaPenuh (FS) sepertidiperlihatkanpadatable.

2.2 Pembacaan Hasil Pengukuran Tegangan

R2

V R1

Gambar 2.1. Pengukuran Tegangan dengan Voltmeter

Tabel 2.2.Pembacaan Hasil Pengukuran Tegangan


Posisi Batas Ukur Skala Skala Hasil Faktor Hasil
Saklar Maksimum yang Penuh Pembacaan Pengali Pengukuran
Pilih (SS) Pengukuran Dibaca (FS) (α) C=SS/F = (α) x C
(V) (V) (V) (V) (V) S (V)
2,5 2,5 0-250 250 0,01
10 10 0-10 10 1
50 50 0-50 50 1
250 250 0-250 250 1
500 500 0-50 50 10
SS : Selektor Switch (SaklarPilih) Batas Ukur
FS : Full Scale (Skala Penuh)
(α) : Hasil Pembacaan (Posisi Jarum)
C : FaktorPengali

2.3 Ampere meter


Ampere meter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik yang
mengalir pada rangkaian listrik. Multimeter analog hanya dapat dipakai
untuk mengukur arus searah yang besarnya di bawah 0,5 Ampere.
Pengukuran arus searah (direct current) DC dilakukan dengan
menghubungkan multimeter secara seri dengan titik yang akan diukur
arusnya seperti diperlihatkan pada gambar 2.3.(Pengukuran Arus dengan
Ampermeter). Hasil pengukuran adalah hasil pembacaan (α) dikalikan
dengan faktor pengali (C) atau Batas Ukur (BU) per Skala Penuh (FS)
seperti diperlihatkan pada tabel 2.3. (Pembacaan Hasil Pengukuran Arus).

Gambar 2.3. Pengukuran Arus dengan Ampermeter


Tabel 2.3. Pembacaan Hasil Pengukuran Arus

Posisi Saklar Batas Ukur Skala Skala Hasil Faktor Hasil


Pilih(SS) Maksimum yang Penuh Pembacaan Pengali Pengukuran =
(A) Pengukuran Dibaca (FS) (α) C=SS/FS (α) x C
(A) (A) (A) (A) (A)
0,5 A 0,5 A 0-50 50 0,01
25 mA 25 mA 0-250 250 0,0001
50 µA 50 µA 0-50 50 0,000001

3. Peralatan dan Bahan

No. Nama Jumlah


1 Power Supply DC 1
2 Multimeter Analog 2
3 Resistor 8
4 Kabel Hubung 10

4. Foto Peralatan dan Bahan

Power Supply DC Multimeter Analog


Resistor Kabel Penghubung

5. Gambar Kerja

Gambar 3.1. Pengukuran Arus Searah

R2

V R1
Gambar3.2. Pengukuran Tegangan Searah

6. Langkah Kerja
A. Pengukuran Arus Searah.
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.1 dengan R=47 Ω.

2. Pindahkan selector switch multimeter pada posisi Ampere meter untuk


pengukuran arus. Pilihlah pada batas ukur tertinggi (DCA 0,5A)
3. Atur tegangan catu daya 5 Volt.
4. Hitung arus yang akan mengalir, untuk mengetahui apakah arus yang
mengalir tidak sampai melampaui batas ukur yang diijinkan tanpa
menyebabkan kerusakan ampere meter.
5. Amati besar arus yang mengalir, catat hasil pengamatan pada tabel 5.1.
Usahakan pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala
6. Matikan catu daya dan gantilah nilai resistansi beban.
7. Ulangi langkah no. 5.
8. Lakukan percobaan sebanyak 8 kali dengan nilai resistansi yang berbeda

B. Pengukuran Tegangan Searah


1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.2 dengan R1 = 47 Ω dan R2 = 100
Ω.

2. Pindahkan selector switch multimeter untuk pengukuran tegangan DC pada


batas ukur DCV = 10 Volt.
3. Atur tegangan catu daya 5 Volt. Ukur tegangan pada R1 dan R2.Usahakan
pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala.Catat hasil
pengukuran pada tabel 5.2.
4. Matikan catu daya. Gantilah nilai R1 dan R2.
5. Ulangi langkah no. 3.
6. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan nilai resistansi berbeda.
C. Pengukuran Resistansi
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar foto di bawah ini.

2. Pindahkan selector switch pada posisi ohm meter.


3. Ukurlah nilai resistansi dari 8 buah resistor yang berbeda, usahakan
pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala. Mulailah dari
batas ukur terbesar, jika belum tahu nilai yang akan diukur.
4. Catat hasil pengukuran pada tabel 5.3.
5. Lembar Kerja

Tabel 5.1. Pengukuran Arus Searah


Beban Tegangan Sumber (Volt) Arus Beban (mA)
No. R
SS FS C (V) SS FS C (A)
(ohm)
1 47 12 120 50 5 0,3 120 48 0,12
2 470 12 120 50 5 0,3 120 2 0,005
3 150 12 120 50 5 0,3 120 10 0,025
4 300 12 120 50 5 0,3 120 5 0,0125
5 68 12 120 50 5 0,3 120 24 0,06
6 220 12 120 50 5 0,3 120 0,8 0,02
7 100 12 120 50 5 0,3 120 16 0,04
8 680 12 120 50 5 0,3 120 3 0,0075

Tabel 5.2. Pengukuran Tegangan Searah


Beban Vs (Volt) V R1 (Volt) V R2 (Volt)
No.
R1 R2 SS FS C (V) SS FS C (V) SS FS C (V)
1 47 100 12 120 43 4,3 12 120 43 4,3 12 120 0 0
2 100 470 12 120 42 4,2 12 120 7 0,7 12 120 34 3,4
3 470 1k5 12 120 101 10,1 12 120 99 9,9 12 120 4 0,4
4 1k5 10k 12 120 101 10,1 12 120 64 6,4 12 120 35 3,5
5 3k3 33k 12 120 101 10,1 12 120 9 0,9 12 120 92 9,2
Tabel 5.3. Pengukuran Resistansi
Ohm meter
No. R (Ω)
SS α (Ω)
1 33k x1k 33 33000
2 10k x1k 10 10.000
3 3k3 x100 33 3300
4 1k5 x1k 18 18000
5 680 x100 6,8 680
6 470 x100 4,7 470
7 220 x100 2,2 220
8 100 x100 1 100

6. Pertanyaan dan Tugas

1. Tuliskan urutan langkah kalibrasi dari AVO meter.


2. Mengapa pembacaan hasil pengukuran dilakukan saat penunjukan jarum
pada posisi 1/3 dari skala penuh?
3. Jelaskan ketelitian hasil pengukuran jika Batas Ukur yang dipilih dekat
dengan besaran yang diukur.
4. Terangkan jika setiap ganti Batas Ukur dari Ohmmeter tidak dikalibrasi
ulang.
5. Hitung persentase kesalahan hasil pengukuran terhadap nilai menurut
perhitungan teori untuk pengukuran tegangan dan arus serta menurut pabrik
untuk resistansi.
6. Berikan kesimpulan.
7. Jawaban
1. Langkah-langkahKalibrasi

(a) (b)
Gambar 6. (a) Kedudukan Normal Jarum Penunjuk Meter dan (b)Setelah
Dikalibrasi

Berikutadalahlangkah-langkahkalibrasi AVO meter :

1. Jarumpenunjuk meter diperiksaapakahsudahtepatpadaangka 0


(lihatgambar 6a).
2. Jikabelum putar sekrup pengaturkedudukanjarumpenunjuk meter
kekiriataukekanandenganmenggunakanobengpipih (-) kecil.
3. Pasang Probe padakonektor + dan –.
4. Putar range selektor switch keskala Ohmmeter.
5. Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit (lihatgambar
6b).
6. Pastikan jarumpenunjuk sudahmengarahkenolpadaskala ohmmeter
atautidak, jika belum makaputar zero adjustment agar
jarummenunjukke nol.

2. Karena agar hasil pengukurannya sesuai dan tepat.


3. Agar jarum multimetr dapat membaca serta jarum tidak melebihi batas
alat ukur ( menyimpang)
4. Jika tidak dikalibrasi<maka angka yang ditunjuk oleh jarum tidak tepat
atau tidak sesuai karena batas ukur pertama tidak dimulai dari angka 0
(nol).
5. Hasil pengukuran dari percobaan
Beban TeganganSumber (Volt) ArusBeban (mA)
No. R
SS FS C (V) SS FS C (mA)
(ohm)
1 47 12 120 50 5 0,3 120 48 120

Pada tabel pengukuran arus dan tegangan diatas, menunjukkan besar arus
0,12 mA sedangkan pada power supply menunjukkan 125 mA .jadi presentase
120
kesalahannya adalah sebesar : x 100 % = 96% Jadi presentase kesalahannya
125
adalah sebesar 100 –96= 4%.

Ohm meter
No. R (Ω)
SS α (Ω)
1. 220 x100 2,2 220

Pada tabel pengukuran resistor diatas,menunjukkan resistansi yang


ditunjuk oleh jarum Multimeter sebesar 220 Ohm.Sedangkan pada
spesifikasi pabrik pada resister tercantum sebesar 220 Ohm.Jadi presentase
220
kesalahannya adalah sebesar : x 100 % = 100%.Jadi presentase
220
kesalahannya adalah sebesar 100 – 100 = 0%.

6. Kesimpulan

1. Multimeterdapatdioperasikandengansakelarbanyakposisi, meter
dapatdiubahmenjadiAmpmeter, Voltmeter dan Ohmmeter secaracepatdanmudah.
Jadidapatdiketahuibahwa, apabilahambatanlebihkecilmakaaruslebihbesar,
sedangkanapabilahambatanlebihbesarmakaaruslebihkecil.

2. Multimeter analog
biasanyadigunakanuntukmengetahuibaikatautidaknyasuatukomponendikarenaka
napabilamengukurnilaisuatukomponen, multimeter analog
kurangakuratdalamhasilpengukurannya.
Faktor – faktor yang
mempengaruhiperbedaanantarahasilpengukuranmenggunakanalatukur :
1. Ketelitianalatukur
2. Usiaalatukur
3. Toleransi yang dimilikioleh resistor

5. Kalibrasiadalahcara yang
dilakuakanuntukmengembalikankedudukanjarumpadakedudukan nol.
6. Pada pengukuran tahanan dan pergantian selector switch pada pengukuran
tahanan, harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pengukuran arus DC
menggunakan multimeter analog, tahanan dan multimeter dirangkai seri.
Pengukuran tegangan DC menggunakan multimeter analog, tahanan dan
multimeter dirangkai paralel.
7. Pada pengukurantahanan tidak memakai power supply, sedangkan pada
pengukuran arus DC dan tegangan DC memakai power supply.

You might also like