You are on page 1of 8

2.

1 Gaya Intramolekul dan Gaya Antarmolekul

Gaya intramolekul adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam


molekul. Gaya ini berbeda dengan gaya antarmolekul , gaya tarik di antara
molekul-molekul, menyebabkan perilaku gas non-ideal. Gaya ini juga
menentukan keberadaan materi terkondensasi cairan dan padatan. Gaya
intramolekul menstabilkan molekul masing-masing, sedangkan gaya antarmolekul
terutama menyebabkan sifat-sifat materi dalam jumlah besar (misalnya, titik leleh
dan titik didih).

gaya antar molekul jauh lebih lemah daripada gaya intramolekul. biasanya
diperlukan energy yang jauh lebih kecil untuk menguapkan cairan daripada untuk
memutuskan ikatan dalam molekul cairan. Titik didih zat seringkali
mencerminkan kekuatan gaya antarmolekul yang bekerja di antara molekul-
molekul. Pada titik didih, energi yang cukup harus diberikan untuk mengatasi
tarik menarik antarmolekul untuk dapat memasuki fasa uap.

2.2 Jenis Gaya Intramolekul

a. Gaya Dipol
 Gaya Dipol-dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya yang bekerja antara molekul-molekul
polar, yaitu antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol.
Atau, atraksi intermolekular antara ujung positif dan ujung negatif.
Molekul-molekul polar memiliki dua kutub muatan yang berlawanan..
Tarikan dipol-dipol memengaruhi sifat-sifat fisik senyawa, seperti titik
leleh, kalor peleburan, titik didih, kalor penguapan, dan sifat fisik
lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam molekul polar terjadi gaya
antaraksi yang relatif lebih kuat dibandingkan dalam molekul
nonpolar.
Gaya Ion-dipol
Gaya ion-dipol merupakan kekuatan penting dalam larutan ion.
Kekuatan-kekuatan ini adalah apa yang memungkinkan zat ionik
untuk larut dalam pelarut polar. Gaya ini juga terjadi antara suatu ion
(kation atau anion) dengan suatu molekul polar. Kekuatan interaksi ini
bergantung pada muatan dan ukuran ion pada besarnya momen dipol
dan ukuran molekul. Muatan kation ujungnya lebih terpusat, karena
kation biasanya lebih kecil dari anion.
b. Gaya Dispersi / London
Terjadi karena adanya dipol sesaat, hal ini terjadi karena kerapatan
elektron tetangganya menjadi tidak simetris, akibatnya partikel menjadi dipol.
Gaya London adalah gaya yang terjadi pada atom atau molekul, baik polar
maupun nonpolar. Gaya London atau disebut juga gaya dispersi, yaitu gaya
yang timbul akibat dari pergeseran sementara (dipol sementara) muatan
elektron dalam molekul homogen.
c. Ikatan Hidrogen
Interaksi antara hidrogen secara kovalen dengan unsur-unsur yang
elektronegativitasnya tinggi, seperti flour, oksigen, dan nitrogen. Bisa
diartikan juga sebagai ikatan antara hidrogen yang terikat pada suatu unsur
elektronegatif dengan unsur yang mengandung pasangan elektron sunyi.
Contoh :
 N H, O H, atau F H, dengan atom elektronegatifnya O, N, dan F
 H2O, memiliki 2 hidrogen dan 2 pasang elektron sunyi pada oksigen
Senyawa yang mengandung atom hidrogen dan atom yang memiliki
keelektronegatifan tinggi, seperti fluorin, klorin, nitrogen, dan oksigen dapat
membentuk senyawa polar, Pada molekul polar, pasangan elektron ikatan
yang digunakan bersama lebih tertarik ke arah atom dengan
keelektronegatifan tinggi. Akibatnya, atom hidrogen menjadi lebih bermuatan
positif. Akibat dari gejala tersebut, atom hidrogen dalam molekul polar
seolah-olah berada di antara atom-atom elektronegatif. Apa yang akan terjadi
jika atom hidrogen yang bermuatan parsial positif berantaraksi dengan atom-
atom pada molekul lain yang memiliki muatan parsial negatif dan memiliki
pasangan elektron bebas.

2.3 Cairan

a. Tegangan Permukaan
Ukuran gelas elastis peda permukaan cairan adalah tegangan permukaan.
Tegangan permukaan suatu cairan adalah jumlah energi yang dibutuhkan
untuk menarik atau memperluas permukaan sebesar satu satuan luas. Bentuk
lain perwujudan tegangan permukaan adalah aksi kapiler.
b. Viskositas
Viskositas adalah ukuran hambatan suatu fluida untuk mengalir. Semakin
besar viskositas, semakin lambat aliran cairan. Viskositas cairan biasanya
turun dengan meningkatnya suhu; jad, sirup gula panas mengalir lebih cepat
dari pada sirup gula dingin.
Cairan yang mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas
yang lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antarmolekul
lemah. Air memiliki viskositas lebih besar dibandingkan kebanyakan cairan,
karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen.
c. Struktur dan Sifat Air
Sifat air yang paling menonjol adalah bahwa bentuk padatnya kurang rapat
dibandingkan dengan bentuk cairnya Kerapatan hampir semua zat yang lain
selalu lebih besar saat berwujud padat daripada saat berwujud cair.

2.4 Padatan

a. Struktur Kristal
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok ; Kristal dan amorf. Es
merupakan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku
dan menjangkau-jauh; atom-atomnya, molekul-molekulnya, atau ion-ionnya
menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekul, atau ion dalam padatan
kristal adalah sedemikian, sehingga gaya tarik-menarik antarmolekul neto
pada keadaan maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal
dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya va der Walls, ikatan hidrogen,
atau kombinasi gaya-gaya ini. Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki
susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang menjauh-jauh. Satuan
struktur dasar yang berulang pada padatan kristal disebut sel satuan (unit
cell).
b. Ikatan dalam Padatan
Struktur dan sifat-sifat padatan kristal, seperti titik leleh, kerapatan, dan
kekerasan, ditentukan oleh gaya tarik-menarik yang mengikat partikel-
partikel itu. Kristal dapat digolongkan menurut jenis gaya antara partikel ;
ionik, molekuler, kovalen, dan logam.
Jenis Kristal Gaya-gaya yang Sifat Umum
Mengikat Satuannya
Tarik-menarik Keras, rapuh, titik
Ionik
elektrolisis lelehtinggi, penghantar
kalor dan listrik yang
buruk
Gaya dispersi, gaya Lunak, titik leleh rendah,
Molekular*
dipol-dipol, ikatan penghantar kalor dan
hidrogen listrik yang buruk
Ikatan kovalen Keras, titik leleh inggi,
Kovalen
penghantar kalor dan
listrik yang buruk
Ikatan logam Lunak hingga keras, titik
Logam
leleh dari yang rendah
sampai tinggi, penghantar
kalor dan listrik yang baik

* Termasuk kategori ini adalah kristal yang tersusun dari atom-atom individu

+ Intan merupakan pennghantar kalor yang baik

 Kristal Ionik
Kristal ionik mengandung ion-ion yang terikatoleh ikatan ionic. Struktur
kristal ionik bergantung pada muatan anion dan kation dan pada jari-
jarinya. Padatan ionik mempunyai titik leleh tinggi, suatu tanda kuatnya
gaya kohesi yang mengikat ion-ion itu. Padatan ini tidak menghantarkan
listrik karena ion-ion itu tetap pada posisinya. Tetapi, dalam keadaan leleh
(yaitu, ketika padatan itu dilelehkan) atau dilarutkan dalam air, ion-ion
tersebut bebas bergerak dan menghasilkan cairan yang dapat
menghabtarkan listrik.
 Kristal Molekuler
Kristal molekuler terdiri atas atom-atom atau moleku-molekul yang terikat
oleh gaya van der Walls dan/atau ikatan hidrogen. Suatu contoh kristal
molekuler adalah padatan belerang dioksida (SO2), yang gaya tarik-
menarik uatamanya adalah ineraksi dipol-dipol. Ikatan hidrogen
antarmolekul terutama menyebabkan kisi es tiga dimensi. Contoh lain
kristal molekul adalah I2, P4, dan S8.
Secara umum, kecuali dalam es, molekul-molekul dalam kristal molecular
tersusun sedekat yang dimungkinkan oleh ukuran dan bentuknya. Karena
gaya van der Walls dan ikatan hidrogen secara umum cukup lemah
dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ionik, kristal molecular lebih
mudah diputuskan daripada kristal ionik dan kristal kovalen. Dan
memang, sebagian kristal molecular meleleh di bawah 200ºC.
 Kristal Kovalen
Dalam kristal kovalen (kadang-kadang disebut kristal jaringan kovalen),
atom-atom terikat sepenuhnya oleh ikatan kovalen dalam jaringan tiga
dimensi yang luas. Tidak ada molekul-molekul yang terpisah, seperti
dalam kasus padatan molekul. Contoh terkenal adalah dua alotrop karbn :
intan dan grafit.
 Kristal Logam
Pada batas tertentu, struktur kristal logam merupakan yang paling
sederhana untuk dibahas, karena setiap titik kisi dalam kristal ditempati
oleh atom logam yang sama. Ikatan dalam logam cukup berbeda dari
ikatan dalam jenis-jenis kristal yang lain. Dalam logam electron-elektron
ikatan tersebar (atau terdelokalisasi) di seluruh kristal. Pada kenyataannya,
atom-atom logam dalam kristal dapat dibayangkan sebagai sekumpulan
ion-ion positif yang tercelup dalam suatu lautan elektron valensi yang
terdelokalisasi. Gaya kohesi yang kuat yang dihasilkan dari delokalisasi
menyebabkan kekuatan logam, yang meningkat dengan bertambahnya
jumlah elektron yang tersedia untuk bertambahnya ikatan. Sebagai contoh,
titik leleh natrium, dengan satu elektron valensi adalah 97,6ºC, sedangkan
titik leleh alumunium, denagn tiga elektron valensi adalah 660ºC.
mobilitas elektron yang terdelokalisasi membuat logam menjadi
penghantar kalor dan listrik yang baik.

2.5 Perubahan Fasa


Perubahan fasa (phase changes) yaitu peralihan dari satu fasa ke fasa lain,
terjadi bila energy (biasanya dalam bentuk kalor) ditambahkan atau dilepaskan.
Fasa sendiri merupakan bagian homogeny suatu sistem yang bersentuhan denagn
bagian sistem yang lain tetapi dippisahkan dengan batas yang jelas. Perubahan
fasa merupakan perubahan fisis yang dicirikan dengan perubahan dalam
keteraturan molekul; molekul-molekul dalam wujud padat memiliki keteraturan
tertinggi, dan molekul-molekul dalam fasa gas memiliki keacakan tertinggi.
a. Diagram Fasa Cair-cair
T

fase-1

Tuc

fase-2

l’ l”
a’ a a”

A x (nitrobenzen) B
Yang dimaksud dengan :

 Fase 1 adalah campuran heksana dan nitrobenzen yang sudah tidak dapat
dibedakan lagi keduanya (bercampur sempurna).
 Fase 2 adalah fase yang terdiri dari dua campuran heksana dan nitrobenzen
dimana diantara keduanya masih dapat dibedakan satu sama lainnya.
 a’ merupakan fase yang paling banyak mengandung komponen A dan
sedikit dijenuhi oleh komponen B.
 a” merupakan fase yang paling banyak mengandung komponen B dan
sedikit dijenuhi oleh komponen A.
Garis hubung yang terlihat pada kurva menunjukkkan temperatur kritis
atas (Tuc) terjadi suatu tahapan dimana permukaan antara fase 1 dan fase 2
menghilang (terjadi pemisahan fase).

 Fraksi mol a’ pada kisaran 0 < x < 0,2


 Fraksi mol a” pada kisaran 0,8 < x < 1
b. Diagram Fasa Cair-padat
T
a1

cair a2
Cair + A

Cair + B b3 a3
Te
e a4

padat

a5’ a5 a5”

B komposisi A

A = antimon

B = bismut
 Pada titik a1 komponen dalam keadaan cair.
 Cair + A terjadi proses pendinginan pertama yaitu pada titik a2, cairan +
padatan A dan kaya akan komponen B.
 Pada titik a3 masih dalam pendinginan dan terbentuk padatan lebih banyak
. dan jumlah relatif padatan dan cairan (yang berada dalam
kesetimbangan), pad tahap ini padatan dan cairan masing-masing
berjumlah sama.
 Fase cair lebih kaya akan B daripada sebelumnya (komposisi dinyatakan
dengan b3) karena komponen A sudah mengendap.
 Cair + B; cairan + padatan B dan kaya akan komponen A.
 Pada titik a4, komposisi cairan lebih sedikit dari pada di a3, membentuk
padatan dan terletak pada temperatur eutektik.
 Tada Te padatan mudah dilelehkan.
 Larutan dengan komposisi disebelah kanan e mengendapkan A ketika
larutan itu mendingin dan larutan disebelah kiri e mengedapkan B.
 Pada titik a5, kedua fase titik a5’ untuk bagian padatan B hampir murni dan
a5” untuk padatan A hampir murni.

You might also like