You are on page 1of 19

Sel Volta atau Sel Galvani

BAB
2 Elektrokimia (Sel Volta )

1
Sel Volta atau Sel Galvani

Peta Konsep

Sel Volta

merupakan terdiri atas memiliki

berupa
Elektroda
Sel Primer Sel
Sekunder

Katode Anode

tempat terjadi tempat terjadi Potensi Sel

Reduksi Oksidasi

bergantung pada keadaan


pada standar

Potensial Potensial
Elektrode Sel Standar

Potensial
Elektrode
Standar

2
Sel Volta atau Sel Galvani

Sel Elektrokimia

Dalam elektrokimia dipelajari reaksi-reaksi yang disertai dengan perpindahan elektron


(reaksi redoks). Pada proses ini, energi kimia diubah menjadi energi listrik atau sebaliknya.
Reaksi redoks tertentu dapat mengahsilkan arus listrik. Adapun pada kondisi lainnya, arus
listrik dialirkan ke dalam larutan atau cairan zat kemudian akan terjadi perpindahan elektron
yang menghasilkan reaksi kimia.
Sel elektrokimia dibedakan atas :
1. Sel Volta atau sel Galvani
2. Sel elektrolisis
Persamaan dari kedua sel:
Pada sel elektrokimia, baik sel Volta maupun sel elektrolisis digunakan elektrode, yaitu
katode, anode, dan larutan elektrolit.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrokimia adalah reaksi redoks, pada katode terjadi reduksi,
sedangkan pada anode terjadi oksidasi. Kata Kunci
Perbedaan dari kedua sel dapat dipahami melalui tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Perbedaan sel Volta dan sel Elektrolisis  Energi kimia
 Energi listrik
Sel Volta Sel elektrolisis  Sel
elektrokimia
Reaksi kimia diubah menjadi Energi listrik diubah
energi listrik menjadi reaksi kimia
Reaksi redoks spontan Reaksi redoks tak spontan
Katoda (+) dan anoda (-) Katoda (-) dan anoda (+)

Sebelum lebih lanjut menggunakan sel Volta dan sel Elektrolisis, terlebih dahulu akan
dibahas deret Volta yang merupakan keaktifan logam-logam.
Telah dipelajari sebelumnya bahwa logam-logam pada umumnya memiliki sifat energi
ionisasi yang relatif rendah dan afinitas elektron yang relatif kecil. Oleh karena itu, unsur-
unsur logam cenderung mengalami oksidasi (melepaskan elektron) dan bersifat reduktor.
Jika kita reaksikan suatu logam dengan asam, misalnya:

2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)


Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3 H2(g)
Reaksi pertama di atas dapat dituliskan :`
Na(s) + 2 H+(aq) → Na+(aq) + H2(g)

3
Sel Volta atau Sel Galvani

Pada reaksi logam dengan asam, atom logam mengalami oksidasi dan ion hidrogen
mengalami reduksi. Namun, tidak semua logam mampu bereaksi dengan asam, contohnya
perak dan tembaga tidak mampu mereduksi ion hidrogen.
Ag(s) + H+(aq) ⎯⎯→ tidak bereaksi
Cu(s) + H+(aq) ⎯⎯→ tidak bereaksi
Reaksi redoks antara logam dan asam berlangsung spontan bergantung pada mudah atau
sukarnya logam itu mengalami oksidasi (kuat atau lemahnya sifat reduktor).

Alessandro Volta melakukan eksperimen dan


Tokoh Kimia
berhasil menyusun deret keaktifan logam atau
deret potensial logam yang dikenal dengan deret
Volta.
Li K Ba Ca Na Mg Al Nu Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn (H)
Cu Ag Hg Pt Au

Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta,


sifat reduktornya semakin kuat. Artinya, suatu
unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di
sebelah kanannya, tetapi tidak mampu mereduksi
Alessandro Volta adalah
ion-ion dari unsur di sebelah kirinya. Logam Na,
ahli fisika dan kimia dari
Italia. Volta lahir di Como,
Mg, dan Al terletak di sebelah kiri H sehingga
Lombardia, Italia pada logam tersebut dapat mereduksi ion H+ untuk
tanggal 20 Maret 1745. menghasilkan gas H2, sedangkan logam Cu dan
Volta membuat sketsa Ag terletak di sebelah kanan H sehingga tidak
tumpukan volta berbentuk
dapat mereduksi ion H+ (tidak bereaksi dengan
“U” dan dikirimkannya ke
asam). Deret Volta juga dapat menjelaskan reaksi
Sir Joseph Banks presiden
logam dengan logam lain. Misalnya, logam Zn
the Royal Society London..
Sebagai penghargaan pada dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Reaksi yang
Volta maka satuan terjadi adalah Zn mereduksi Cu2+ (berasal dari
potensial listrik dinamakan CuSO4) dan menghasilkan endapan logam Cu
Volt dan alat pengukurnya karena Zn terletak di sebelah kiri Cu.
disebut Voltmeter.
Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4(aq) + Cu(s) atau
(Sumber: Witman, Zinck, &
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Nalepa, 1988)

4
Sel Volta atau Sel Galvani

Contoh soal
:

Manakah reaksi yang mungkin berlangsung dan tidak mungkin berlangsung?


a. Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)
b. Zn(s) + Na2SO4(aq) → ZnSO4 (aq) + 2 Na(s)
c. 2 Na(s) + MgCl2(aq) → 2 NaCl(aq) + Mg(s)
d. Cu(s) + Ni(NO3)2 (aq) → Cu(NO3)2(aq) +Ni(s)
Jawab :
Berdasarkan urutan sifat reduktornya dalam deret Volta, reaksi yang mungkin berlangsung
adalah a dan c, sedangkan reaksi b dan d tidak mungkin berlangsung. Jadi, reaksi yang
mungkin berlangsung adalah a dan c, reaksi yang tidak mungkin berlangsung adalah b dan d.

Struktur sel Volta

Bila kalian mencelupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda
dalam larutan elektrolit dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel volta
akan tersusun. Pertama, logam dengan kecenderungan ionisasi yang lebih besar akan
teroksidasi, menghasilkan kation yang terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron
yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah
melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation yang terlarut
dalam larutan elektrolit akan direduksi dengan adanya elektron yang mengalir ke logam
tersebut.
Kata Kunci

 Sel Volta
 Sel Galvani

Gambar 2.1 Diagram skematik sel Volta

Dalam gambar diagram skematik sel volta di atas terlihat arah arus listrik berlawanan
dengan aliran elektron, jadi arus listrik mengalir dari logam yang kecenderungan ionisasinya
lebih rendah ke logam yang kecenderungan ionisasinya lebih tinggi. Kemudian yang perlu

5
Sel Volta atau Sel Galvani

dipahami disini bahwa kation yang dihasilkan dari reaksi pada elektroda negatif (oksidasi)
berbeda dengan kation yang bereaksi pada elektroda positif (reduksi).

Reaksi Pada Sel Galvani

Reaksi kimia yang terjadi pada bejana sebelah kanan merupakan reaksi reduksi dari ion
tembaga (bilangan oksidasi positif) menjadi logam tembaga. Hal ini menyebabkan massa
elektroda tembaga bertambah. Kekurangan muatan positif terhadap muatan negatif akibat
reduksi tembaga segera disetimbangkan oleh muatan positif jembatan garam. Dengan
demikian elektrolit tetap netral. Sebaliknya elektrolit dalam bejana kiri akan terjadi
penambahan kation sebagai akibat reaksi oksidasi logam zink. Hal ini dapat diketahui karena
berkurangnya massa elektroda zink. Reaksi sel yang terjadi adalah :
Zn (s) + Cu2+ (aq) ⇌ Zn2+(aq) + Cu(s)
Jembatan Garam
Tantangan Kimia
Logam-logam seperti
Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan reaksi reduksi emas, perak, dan
platina sering dijadikan
dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Jembatan garam berbentuk seperti huruf U
perhiasan dan memiliki
terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit KCl (dalam agar-agar) yang kedua nilai jual yang tinggi.
Mengapa demikian?
ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi aliran mekanis. Selain KCl, bisa Diskusikanlah bersama
teman Anda dan
juga digunakan elektrolit KNO3, NaCl dan K2SO4. Fungsi dari jembatan garam hubungkanlah jawaban
Anda dengan teori
adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang berada dalam Alessandro Volta.
bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau
kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana
selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang
digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan elektrolit
yang digunakan dalam pengukuran potensial sel.

Penulisan Lambang Sel

Terdapat aturan untuk menuliskan suatu sel Volta.misalnya, sel Volta yang telah dibahs atas
dapat dinyatakan dengan notasi sebagai berikut :
Zn(s) / Zn2+(aq) // Cu2+(aq) / Cu(s)
Pada penulisan notasi sel,anode(reaksi oksidasi) ditulis di sisi kiri,katode (reaksi reduksi)
ditulis di sisi kanan. Kedua elektrode itu dipisahkan oleh dua gasris vertikal yang menyatakan
jembatan garam.

6
Sel Volta atau Sel Galvani

Pahami Kimia yuk.....


Gambarkan rangkaian sel Volta dari reaksi-reaksi berikut dan tuliskan lambang
selnya!
1. Al(s) + 3Ag+(aq) → Al3+(aq) + 3Ag(s)
2. Mg(s) + 2H+(aq) → Mg2+(aq) + H2(g)
3. 2Cr(s) + 3Ni3+ (aq) → 2Cr3+(aq) + 3Ni(s)
4. Cu2+(aq) + Pb(aq) → Cu(s) + Pb2+(aq)
5. Fe(s) + I2(aq) → Fe2+(aq) + 2I-(aq)

Potensial Elektrode Standar dan Potensial Sel

Dari hasil pengukuran beda potensial


timblpertanyaan,mengapa beda potensial yang timbul 1 ; 10 volt?
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini maka para ahli membuat
elektroda pembanding yang dikenal dengan elektrode Hidrogen,
karena pengukuran pada hakikatnya membandingkan sesuatu
dengan standar pembandingnya. Elektrode Hidrogen dikenal
sebagai elektrode satndar yang terdiri atas :
1. Gas hidrogen yang ditempatlan dalam tabung kaca dan
bertekanan 1 atmdan suhu 25oC
Gambar 2.2
+
2. Larutan ion H dengan konsentrasi 1 M Elektrode hidrogen
merupakan elektrode
3. Logam platina sebegai elektrode standar yang
digunakan untuk
4. Menurut konvensi potensial elektrode standar hidrogen diberi mengukur harga
harga nol volt potensial elektrode
lainnya.
Pengukuran elektrode standar ditentukan dengan cara menghubungkan setengah sel
dari zat atau logam yang diukur dengan potensial elektrode standar hidrogen. Dari hasil
percobaan yang dilakukan pada keadaan standar akan diperoleh data berbagai potensial
elektrode standar (potensial reduksi) seperti pada Tabel 1.2. Potensial sel volta dapat
ditentukan melalui ekesperimen dengan menggunakan voltmeter atau dapat juga dihitung
berdasarkan data potensial elektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif (anode)
sehingga dapat dirumuskan :

E0 sel = E0 katode – E0 anode

Penggunaan rumus ini harus memperhatikan hal-hal berikut :


1. Eo (potensial elektrode standar) harus dalam potensial reduksi.
2. Katode selalu mempunyai Eo reduksi yang lebih besar.

7
Sel Volta atau Sel Galvani

3. Reaksi redoks dapat berlangsung spontan jika harga potensial reaksi redoks berharga
positif dan reaksi redoks yang mempunyai potensial sel positif dapat digunakan
sebagai sumber listrik dalam sel Volta.
4. Potensial elektrode bukan merupakan sifat ekstensif sehingga tidak tergantung pada
jumlah mol zat yang bereaksi.

Potensial Elektrode Positif

Elektrode yang lebih mudah tereduksi daripada elektrode hidrogen diberi harga potensial
reduksi positif. Misalnya, sel Volta dengan elektrode hidrogen dan elektrode Cu dalam
larutan CuSO4 memberikan harga potensial sebesar 0,34 volt.

Gambar 2.3 Pengukuran harga potensial reduksi Cu

Pada elektrode hidrogen terjadi reaksi oksidasi (karena elektron mengalir dari elektrode
hidrogen ke elektrode Cu), sedangkan elektrode Cu mengalami reaksi reduksi. Persamaan
reaksi yang terjadi:
Anode(–) : H2(g) → 2 H+(aq) + 2 e–
Katode(+) : Cu2+(aq) + 2 e– → Cu(s)
________________________________
H2(g) + Cu2+(aq) → 2 H+(aq) + Cu(s)
Oleh karena elektrode Cu lebih mudah tereduksi daripada elektrode hidrogen maka potensial
reduksi elektrode Cu diberi tanda positif. Harga potensial reduksi elektrode hidrogen 0 volt
maka harga potensial sel adalah harga potensial reduksi Cu, yaitu +0,34 volt.
Reaksi reduksi ditulis sebagai berikut.
Cu2+(aq) + 2 e– → Cu(s) Eo = +0,34 volt
Eo = potensial reduksi standar.

8
Sel Volta atau Sel Galvani

Potensial Elektrode Negatif

Elektrode yang lebih mudah teroksidasi daripada hidrogen diberi harga potensial reduksi
negatif. Misalnya, sel Volta yang terdiri atas elektrode standar hidrogen dan elektrode seng
yang dicelupkan dalam larutan ZnSO4 1 M, memberikan beda potensial sebesar 0,765 volt.

Gambar 2.4 Pengukuran harga potensial reduksi elektrode Zn

Persamaan reaksi yang terjadi:


Anode(–) : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e–
Katode(+) : 2 H+(aq) + 2 e– → H2 (g)
_____________________________ +
Zn(s) + 2 H+(aq) → Zn2+(aq) + H2(g)
Pada sel ini, Zn lebih mudah teroksidasi daripada hidrogen.
Oleh sebab itu, elektrode seng diberi tanda negatif. Karena
harga potensial reduksi H2 sama dengan 0 volt maka potensial
sel adalah potensial reduksi Zn yaitu –0,76 volt. Diketahui:
Reaksi reduksi ditulis: Ni2+(aq) + 2 e– → Ni(s)
E° = –0,25 V
Zn2+(aq) + 2 e– → Zn(s) Eo = –0,76 volt Pb2+(aq) + 2 e– → Pb(s)
Berdasarkan hasil eksperimen telah diperoleh harga potensial E° = –0,13 V
Potensial standar sel Volta yang
elektrode zat-zat pada suhu 25°C : terdiri atas elektrode Ni
dan Pb adalah ....
A. –0,38 V
B. –0,12 V
Tabel 2.1 C. +0,12 V
D. +0,25 V
Setengah Reaksi Reduksi ( pada Katoda ) E°red (volts)
E. +0,38 V
Li+(aq) + e- → Li(s) -3.04 Pembahasan :
Eo sel = Eokatode-Eoanode
K+(aq) + e- → K(s) -2.92
= (–0,13 V) – (–0,25 V)
Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s) -2.76 = –0,13 V + 0,25 V
= +0,12 V
Na+(aq) + e- → Na(s) -2.71 Jadi, potensial standar sel Volta
Mg (aq) + 2e- → Mg(s)
2+
-2.38 tersebut adalah (C) +0,12 V.

Al (aq) + 3e- → Al(s)


3+
-1.66

9
Sel Volta atau Sel Galvani

2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq) -0.83


Zn (aq) + 2e- → Zn(s)
2+
-0.76 Kupas Tuntas
Cr3+(aq) + 3e- → Cr(s) -0.74
-
Fe2+(aq) + 2e- → Fe(s) -0.41
Diketahui:
Cd2+(aq) + 2e- → Cd(s) -0.40
Zn(s) + Fe2+(aq)→
Ni2+(aq) + 2e- → Ni(s) -0.23 Zn2+(aq) + Fe(s)
Sn2+(aq) + 2e- → Sn(s) -0.14 Eo = 0,32 volt
Fe(s) + Cu2+(aq) →
Pb (aq) + 2e- → Pb(s)
2+
-0.13
Fe2+(aq) + Cu(s)
Fe (aq) + 3e- → Fe(s)
3+
-0.04 Eo = 0,78 volt
2H+(aq) + 2e- → H2(g) 0.00 Potensial standar dari sel:
Sn (aq) + 2e- → Sn (aq)
4+ 2+
0.15 Zn(s) + Cu2+(aq) →
Zn2+(aq) + Cu(s)
Cu (aq) + e- → Cu (aq)
2+ +
0.16
adalah ....
AgCl(s) + e- → Ag(s) + Cl-(aq) 0.22 A. –1,10 volt
Cu (aq) + 2e- → Cu(s)
2+
0.34 B. –0,46 volt
C. –0,32 volt
Cu (aq) + e- → Cu(s)
+
0.52
D. +0,46 volt
I2(s) + 2e- → 2I-(aq) 0.54 E. +1,10 volt
Fe (aq) + e- → Fe (aq)
3+ 2+
0.77 Pembahasan
Potensial standar dari sel:
Hg22+(aq) + 2e- → 2Hg(l) 0.80
Zn →Zn2+ + 2 e– Eo =
Ag+(aq) + e- → Ag(s) 0.80 0,32 V
Hg (aq) + 2e- → Hg(l)
2+
0.85 Cu2+ + 2 e–→ Cu Eo =
0,78 V
2Hg (aq) + 2e- → Hg2 (aq)
2+ 2+
0.90 Zn + Cu2+→Zn2+ + Cu Eo
= 1,10 V
Br2(l) + 2e- → 2Br-(aq) 1.07
atau:
O2(g) + 4H (aq) + 4e- → 2H2O(l)
+
1.23 Eo sel = Eokatode-
2-
Cr2O7 (aq) + 14H (aq) ++
6e- → 2Cr (aq) +
3+ Eoanode
1.33 = 0,78 – (–0,32)
7H2O(l)
= 0,78 + 0,32 = 1,10 V
Cl2(g) + 2e- → 2Cl-(aq) 1.36
Jadi, potensial standar sel
Ce (aq) + e- → Ce (aq)
4+ 3+
1.44 tersebut adalah (E) +1,10
MnO4 (aq) + 8H (aq) + 5e- → Mn (aq) + 4H2O(l)
- + 2+
1.49 V.
UN 2004
H2O2(aq) + 2H+(aq) + 2e- → 2H2O(l) 1.78
Co (aq) + e- → Co (aq)
3+ 2+
1.82
S2O82-(aq) + 2e- → 2SO4 (aq) 2-
2.01
O3(g) + 2H+(aq) + 2e- → O2(g) + H2O(l) 2.07
F2(g) + 2e- → 2F (aq) -
2.87

Potensial Reaksi Redoks

Data potensial reduksi standar dapat digunakan untuk meramalkan apakah suatu
reaksi redoks dapat berlangsung atau tidak, karena potensial elektrode menyatakan
kecenderungan relatif suatu elektrode untuk mengalami reaksi reduksi. Dengan kata lain,
semakin besar potensial elektrode akan semakin mudah elektrode mengalami reaksi reduksi

10
Sel Volta atau Sel Galvani

dan sebaliknya semakin kecil potensial elektrode, akan semakin mudah mengalami reaksi
oksidasi.

Contoh soal
:

1. Diketahui : Mn2+ (aq) + 2 e- ↔ Mn (s) Eo = -1.18 V


Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eo = +0,80 V
Tentukan apakah reaksi berikut dapat berlangsung spontan dan berapakah potensial sel
yang terjadi?
Reaksi : Mn(s) + Ag+(aq) → Mn2+(aq) + Ag(s)
Jawab :
Cara 1 :
Menurut persamaan reaksi yang ditanyakan dapat disusun setengah reaksioksidasi dan
setengah reaksi reduksi sebagai berikut :
Oksidasi : Mn(s) ↔ Mn2+(aq) + 2e- Eo = +1,18 V
Reduksi : Ag+(aq) + e- ↔ Ag(s) Eo = +0,80 V
Sebelum dijumlahkan, reaksi reduksi dikalikan dua untuk menyamakan jumlah
perpindahan elektron, tetapi perlu diingat bahwa beda potensial bukan merupakan sifat
ekstensif sehingga besarnya tidak bergantung pada jumlah zat yang bereaksi.
Oksidasi : Mn(s) ↔ Mn2+(aq) + 2e- Eo = +1,18 V
Reduksi : Ag+(aq) + e- ↔ Ag(s) Eo = +0,80 V
______________________________________________________________ +
Redoks : Mn(s) + 2Ag+(aq) → Mn2+(aq) + 2 Ag(s) Eo = +1,98 V
Jadi, potensial reaksi redoks tersebut adalah +1,98 V karena harga potensial redoksnya
positif sehingga reaksi redoks dapat berlangsung spontan.
Cara 2:
Reaksi : Mn(s) + Ag+(aq) → Mn2+(aq) + Ag(s)
Pada reaksi Mn mengalami oksidasi (sebagai anode) sedngkan ion Ag+ mengalami
reduksi (sebagai katode) sehingga dengan rumus :
Eosel = Eo katode – Eo anode
= +0,80 – (-1,18) V
= +1,98 V
Jadi, potensial reaksi redoks tersebutadalah +1,98 V. Oleh karena harga potensial
redoksnya positif, reaksi redoks dapat berlangsung spontan.

11
Sel Volta atau Sel Galvani

2. Diketahui harga potensial standar berikut :


Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eo = +0,80 V
Fe2+ (aq) + 2e- → Fe(s) Eo= -0,44 V

Jika kedua zat tersebut disusun menjadi sel Volta, tentukan :


a. Logam yang bertindak sebagai katode dan logam yang bertindak sebagai anode!
b. Tuliskan reaksi yang terjadi pada masing-masing elektrode!
c. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi dalam sel Volta tersebut dan berapa potensial sel
yang terjadi!
d. Tentukan elektrode yang mengalami pengurangan massa setelah sel ini digunakan
sebagai sumber listrik!
e. Setelah sel Volta ini digunakan sebagai sumber listrik, bandingkan mana yang leboh
besar antara konsentrasi ion Ag+ dengan konsentrasi ion Fe2+!

Jawab :
a. Potensial reduksi ion Ag+ lebih besar dari potensial reduksi ion Fe2+ sehingga ion Ag+
lebih mudah mengalami reaksi reduksi. Logam Ag bertindak sebagai katode
sedangkan logam Fe bertindak sebagai anode.
b. Reaksi pada katode : Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eo = +0,80 V
Reaksi pada anode : Fe2+ (aq) + 2e- → Fe(s) Eo= +0,44 V
c. Reaksi dalam sel Volta merupakan reaksi redoks dan besarnya potensial pada masing-
masing elektrode tidak bergantung pada jumlah zat yang bereaksi (koefisien reaksi)
sehinggabesarnya potensial pada masing-masing elekrode tidakdikalikan dengan
koefisien reaksinya.
Reaksi : reduksi : 2 Ag+(aq) +2 e- ↔ 2 Ag(s) Eo = +0,80 V
oksidasi : Fe2+ (aq) + 2e- → Fe(s) Eo= +0,44 V
___________________________________________________________ +
Redoks : 2 Ag+(aq) + Fe(s) → 2 Ag(s) + Fe2+ (aq) Eo= +1,24 V
d. Dari persamaan reaksi redoks dalam sel tersebut terlihat bahwa Ag mengalami
pengendapan di elektrode positif (katode) dan di elektrode negatif (anode) logam Fe
melarut sehingga elektrode Fe mengalami pengurangan massa.
e. Setelah sel Volta tersebut digunakan sebagai sumber listrik, terlihat dalam reaksi
redoks di atas bahwa ion Ag+ mengalami pengendapan sehingga konsentrasinya
berkurang, sedangkan logam teroksidasi menjadi ion Fe2+. Konsentrasi ion Fe2+
bertambah sehingga konsentrasi ion Fe2+ lebih besar dari konsentrasi ion Ag+.

12
Sel Volta atau Sel Galvani

Pahami kimia yuk......


1. Diketahui data potensial elektrode standar :
Ni2+(aq) + 2e- ↔ Ni(s) Eo = -0,28 V
Ag+(aq) +e- ↔ Ag(s) Eo = +0,80 V

Al3+(aq) + 3e- ↔ Al(s) Eo = -1,66 V


Zn2+(aq) +2e- ↔ Zn(s) Eo = -0,76 V
Mg2+(aq) + 2e- ↔ Mg(s) Eo = -2,38 V
Berdasarkan data potensial elektrode tersebut, hitung potensial sel untuk sel-sel
berikut :
a. Ni/Ni2+ // Ag+/Ag
b. Mg/Mg2+ // Al3+/Al
c. Al/Al3+ // Zn2+/Zn
2. Apakah reaksi redoks berikut dapat berlangsung spontan?
a. Zn(s) + 2 Ag+(aq) → Zn2+(aq) + 2 Ag(s)
b. Ni(s) + Mg2+(aq) → Ni2+(aq) + Mg(s)
c. 2Al(s) + 3 Zn2+(aq) → 2 Al3+(aq) + 3 Zn(s)
3. Diketahui data potensial standar :
Cu2+(aq) + 2e- ↔ Cu(s) Eo = +0,34 volt
Sn2+(aq) + 2e- ↔ Sn(s) Eo = -0,14 volt
Jika kedua zat disusun menjadi sel Volta, tentukan :
a. Logam yang bertidak sebagaikatode dan anode!
b. Tulis reaksi yang terjadi pada masing-masing elektrode!
c. Tulis lambang sel dan berapa potensial selnya!

Prinsip-Prinsip Sel Volta dalam Kehidupan

Sel Volta dapat dibedakan menjadi sel Volta primer,


sekunder, dan sel bahan bakar. Sel primer adalah sel yang
dibentuk dari katode dan anode yang langsung setimbang
ketika menghasilkan arus. Sel sekunder adalah sel yang
dapat diperbarui dengan cara mengembalikan elektrodenya
ke kondisi awal. Adapun sel bahan bakar adalah sebuah sel
yang secara bertahap menghabiskan pereaksi yang disuplai
ke elektrode-elektrode dan secara bertahap pula membuang
produk-produknya.

Gambar 2.5 Penyusun sel kering

13
Sel Volta atau Sel Galvani

Tipe-tipe sel Volta beserta contohnya dijelaskan pada uraian berikut.


a. Sel Volta Primer
1) Sel Kering Seng – Karbon
Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai. Baterai kering ini
mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866. Sel Lanchache ini terdiri atas suatu
silinder zink berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon
(C), dan sedikit air. Dengan adanya air jadi baterai kering ini tidak 100% kering. Sel ini
biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi pada lampu, senter, radio, jam
dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng adalah sebagai anoda
sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan ditengah-
tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut akan dioksidasi sesuai
dengan persamaan reaksi di bawah ini:
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e- (anoda)
Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO2 dan NH4Cl. Reaksi yang terjadi
dapat ditulis sebagai berikut:
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) (katoda)
Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi dengan Zn2+ yang
dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks [Zn(NH3)4]2+.
Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang tidak
lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah
2) Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha
perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah
penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium
hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada
baterai ini adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e- (anoda)
HgO(s) + H2O + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq) (katoda)
Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:
Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l)
3) Baterai Perak Oksida
Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif lebih mahal dari baterai-
baterai yang lainnya. Baterai ini sangat populer digunakan pada jam, kamera, dan
kalkulator elektronik. Perak oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya.
Reaksi elektrodenya terjadi dalam elektrolit yang bersifat basa dan mempunyai beda
potensial sama seperti pada baterai alkaline sebesar 1,5V.

14
Sel Volta atau Sel Galvani

Reaksi yang terjadi adalah:


Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2 (s) + 2e- (anoda)
Ag2O(s) + H2O + 2e- → 2Ag(s) + 2OH-(aq) (katoda)
4) Baterai Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai
oksidator (seperti pada baterai alkaline). Baterai
Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih
besar dan daya tahannya lebih lama dibandingkan
baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi
dari baterai Litium:

Gambar 2.6 Sel aki

Li│Li+ (pelarut non-air)│KOH (pasta)│MnO2, Mn(OH)3, C


b. Sel Volta sekunder
1) Aki Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau
automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang
digunakan dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda
PbO2 (timbel(IV) oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini
merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi
dalam aki adalah:
Anoda : Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e-
Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O
____________________________________________________ +
Reaksi : Pb(s)+ PbO2(s) +2 SO42-(aq) + 4 H+(aq) → 2 PbSO4(s)+ 2 H2O(l)
Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian
aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada
pengosongan aki, anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada
pengisian aki, elektrode timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
sehingga Pb2SO4 yang terdapat pada elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi
pengisian aki:

PbSO4(s) + H+(aq) +2e- → Pb(s) + HSO4-(aq) (elektrode Pb sebagai katoda)


PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e- (elektrode PbO2) sebagai
anoda).

15
Sel Volta atau Sel Galvani

2) Baterai Nikel Kadmium


Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat diisi ulang. Sel ini
biasanya disebut nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai
nikel-kadmium adalah:
Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e- (anoda)
NiO2(s) + 2H2O + 2e- → Ni(OH)2(s) + 2OH`(aq) (katoda)
Reaksi keseluruhan adalah:
Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang
melekat pada kedua elektrodenya. Baterai nikel-
kadmium memiliki tegangan sekitar 1,4V.
Dengan membalik arah aliran elektron, zat-zat
tersebut dapat diubah kembali seperti zat semula.

3) Sel Perak Seng


Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan
banyak digunakan pada kendaran-kendaraan
balap. Sel perak seng dibuat lebih ringan
dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH
adalah elektrolit yang digunakan dan
Gambar 2.7 Sel hidrogen-oksigen elektrodenya berupa logam Zn dan Ag
termasuk jenis sel bahan bakar

4) Sel Natrium Belerang


Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang lebih besar dari sel
perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan S (sulfur).
5) Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar seperti campuran hidrogen
dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya
digunakan untuk sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan
Columbia. Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan anodanya gas
hidrogen. Masing-masing elektrode dimasukkan kedalam elektrode karbon yang
berpori-pori dan masing-masingnya elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina.
Katoda: menghasilkan ion OH-
O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH-(aq)
Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2
H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e-
Reaksi selnya adalah: O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(l)

16
Sel Volta atau Sel Galvani

Info Kimia !!!!

Pernahkah Anda merasa nyeri pada gigi berlubang yang telah


ditambal saat menggigit makanan? Berikut ini alasannya.
Pada lapisan aluminium bertindak sebagai anode aktif.
Sedangkan air liur bertindak sebagai larutan elektrolit dan
obat yang dimasukkan dalam gigi berlubang (biasanya perak/
campuran raksa) sebagai katode tidak aktif. O2 yang direduksi
menjadi air dan hubungan arus pendek karena kontak antara
lapisan aluminium dengan isi obat ini (tambalan gigi)
menghasilkan nyeri sesaat yang dirasakan oleh saraf gigi).

17
Sel Volta atau Sel Galvani

18

You might also like