Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sirosis hepetis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan
difusi dan menahun pada hati, yang diikuti dengan poliferasi jaringan ikat, degenerasi
dan regenerasi sel-sel hati sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati
(arief manjoer 1999).
Angaka kejadian ini diindonesia menunjukkan pria lebih bnyak menderita dari
pada laki-laki. Berdasarkan data WHO (2004) sirosis hati merupakan penyebab
kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalensi 1,3%. Prevalensi sirosis hati di
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,7% Lesmana dkk melaporkan terdapat 256
pasien sirosis hati di RS MedistraJakarta selama bulanAgustus 2004 - Juli 2007.
Secara umum diperkirakan angka insiden sirosis hepatis di rumah sakit seluruh
Indonesia berkisar antara 0,6-14,5%.
B. Tujuan penulisan
a. Agar mehasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
penyakit sirosis hepatis.
b. Tujuan umum
1. Mampu melakukan pengakajian kepada pasien dengan penyakit sirosis hepatis
2. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan sirosis hepatis
3. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan sirosis
hepatis
4. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan sirosis hepatis
5. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan sirosis hepatis
C. Manfaat
Agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit sirosis
hepatis
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan proses
peradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi danterbentuknya fibrosis hati yang
difus, dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus hati.(Ramon B,
2008 ; Golberg E, 2012).
Sirosis hati merupakan tahap ahir proses difus fibrosis hati progresif yang di
tandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif. (Siti
Nurdjanah, 2014, hal: 1978)
Sirosis hati adalah tahap akhir dari proses fibrosis hati,yang merupakan
konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian
jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan
fungsinya. (Wikipedia, 2013)
2. Etiologi
1. Malnutrisi
2. Alkolisme
3. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
4. Virus hepatitis
5. Zat-zat hepatoksin (Digilib unimus, 2013)
6. Hemochromatosis yaitu defisit penyerapan di mana kelebihan zat besi disimpan
dalam hati, pankreas, hati, dan organ-organ lainnya
7. Penyakit Wiilson yaitu gangguan yang ditandai dengan akumulasi tembaga di hati,
otak, ginjal, dan kornea mata. (The Free Dictionary, 2009)
3. Klasifikasi
Secara makroskopik sirosis dibagi menjadi atas:
1. Sikrosis mikrodonular
Ditandai dengan adanya bentuk septa yag tebal teratur. Septa parenkim hati
mengandung nodul dan kecil merata di seluruh lobus, besarnya sampai 3 ram.
2. Sikrosis makrodonular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi dengan besar
nodul lebih dari 3mm.
3. Sirosis campuran
Umumnya sirosis hepatis adalah jenis ini.
4. Manifestasi klinis
1.pembesaran hati
2. pada awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi
oleh lemak
3. nyeri abdomen
4. tidak ada nafsu makan
5. cepat lelah
6. mual
7. muntah
5. Infeksi hepatitis viral tipe B/C menimbulkan peradangan sel hati. Peradangan ini
menyebabkan nekrosis meliputi daerah yang luas (hepatoseluler), terjadi kolaps
lobulus hati dan ini memacu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa
fibrosa difus dan nodul sel hati, walaupun etiologinya berbeda, gambaran histologi
sirosis hati sama atau hampir sama, septa bisa dibentuk dari sel retikulum penyangga
yang kolaps dan berubah jadi parut. Jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah
porta dengan sentral. Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul dengan
berbagai macam ukuran dan ini menyebabkan distorsi percabangan pembuluh hepatik
dan gangguan aliran darah porta, dan menimbulkan hipertensi portal. Hal demikian
dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi prosesnya lebih lama.
Tahap berikutnya terjadi peradangan pada nekrosis pada sel duktules, sinusoid,
retikulo endotel, terjadi fibrinogenesis dan septa aktif. Jaringan kolagen berubah dari
reversible menjadi ireversibel bila telah terbentuk septa permanen yang aseluler pada
daerah porta dan parenkim hati. Gambaran septa ini bergantung pada etiologi sirosis.
Pada sirosis dengan etiologi hemokromatosis, besi mengakibatkan fibrosis daerah
periportal, pada sirosis alkoholik timbul fibrosis daerah sentral. Sel limposit T dan
makrofag menghasilkan limfokin dan monokin, mungkin sebagai mediator timbulnya
fibrinogen. Mediator ini tidak memerlukan peradangan dan nekrosis aktif. Septal aktif
ini berasal dari daerah porta menyebarke parenkim hati.
6. Woc
Infeksi hepatitis b/c alkohol
Hipertensi porta
Hepatomegali
Kelemahan fisik
intoleransi aktivitas
7. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
c. Albumin
Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel
hati yang berkurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar
globulin merupakan tanda, kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi
stress seperti tindakan operasi.
f. USG (Ultrasonografi).
g. Pemeriksaan radiologi.
h. Tomografi komputerisasi.
i. Magnetic resonance imaging.
j. Biopsi hati untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
8. Komplikasi
a. Edema
b. Luka dan perdarahan
c. Kegagalan hati
d. Hipertensi portal
9. Pentalaksanaan
a. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yamg baik cukup dilakukan kontrol
yang teratur,istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori dan protein,
lemak secukupnya.
b. Pasien sirosis dengan penyebab yang diketahui seperti:
1. Alkohol dan obat-obatan lain dianjurkan menghentikan
penggunaannya dengan diet tinggi kalori.
2. Hemokromotis
Di hentikan pemakaian preparat mengandung besi
3. Pada hepatitis kronik autoimun diberikan kartokosteroid
c. Terapi untuk komplikasi yang timbul
1. Untuk asites diberikan diet rendah garam 0,5 gr/hari
2. Perdarahan vanses esofagus
Lakukan pemasangan ub tube untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari tempat yang sama.
BAB III
ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, no mr, status
perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan, tgl masuk rs, diagnosa medik, riwayat
alergi, penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan klien yang dirasakan saat ini yang berhubungan dengan keluhan
utama.
c. Pemeriksaan fisik
2. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu
4. Pernapasan
3. Head to toe
a. Kepala
c. Mulut : perhatikan apakah ada infeksi, perlukaan, bibir kering atau tidak.
d. Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, simetris atau tidak
f. Dada: simetris atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak,ada lesi atau tidak
g. Jantung: ictus cordis terlihata atau tidak, ictus cordis teraba atau tidak,
adakah bunyi jantung tambahan
h. Abdomen: adakah nyeri tekan, perut membuncit atau tidak, adakah masa,
suara bising usus
j. Genetalia : perhatikan apakah genetalia bersih atau tdiak, ada kelainan atau
tidak
d. diagnosa keperawatan
e. rencana keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
2. Wilikinson J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
3. http://repository.ump.ac.id/3910/3/HILDANAWALUDIN.2011.pdf
4. https://www.academia.edu/8338578/Sirosis_Hepatis
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT SIROSIS HEPATIS
OLEH:
FITRI WILDA
161995
TK.II
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK
( ) ( )
DIII KEPERAWATAN
2018