You are on page 1of 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASKEP PADA ANAK DENGAN


ATRESIA Billier

OLEH; KELOMPOK III


A.KONSEP PENYAKIT
B.KONSEP KASUS
A. KONSEP PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Atresia billier merupakan obstruksi


total aliran getah empedu yang
disebabkan oleh destruksi atau tidak
adanya sebagian saluran empedu
ekstrahepatik. Keadaan ini terjadi pada
1:10.000 kelahiran hidup. Atresi billier
merupakan satu-satunya penyebab
kematian karena penyakit hati pada awal
usia kanak-kanak (akibat sirosis billier
yang bersifat progresif dengan cepat) dan
50-60% anak-anak yang dirujuk untuk
menjalan transplantasi hati merupakan
pasien atresia billier. (Hull, 2008).
2. ETIOLOGI

Etiologi atresia bilier masih belum


diketahui dengan pasti. Sebagian
ahli menyatakan bahwa faktor
genetik ikut berperan, yang
dikaitkan dengan adanya kelainan
kromosom trisomi 17, 18 dan 21;
serta terdapatnya anomali organ
pada 30% kasus atresia bilier.
Namun, sebagian besar penulis
berpendapat bahwa atresia bilier
adalah akibat proses inflamasi yang
merusak duktus bilier, bisa karena
infeksi atau iskemi.
3. KLASIFIKASI

Tipe I Atresia sebagian atau totalis yang


disebut duktus hepatikus komunis,
segmen proksimal paten
Tipe IIa Obliterasi duktus hepatikus
komunis (duktus billiaris komunis, duktus
sistikus, dan
kandung empedu semuanya)
Tipe IIb Obliterasi duktus bilierkomunis,
duktus hepatikus komunis, duktus
sistikus, kandung empedu normal
Tipe III Obliterasi pada semua system
duktus billier ekstrahepatik sampai ke
hilus
4. PATOFISIOLOGI

Atresia bilier terjadi karena proses


inflamasi berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan
progresif pada duktus bilier
ekstrahepatik sehingga
menyebabkan hambatan aliran
empedu, dan tidak adanya atau
kecilnya lumen pada sebagian atau
keseluruhan traktus bilier
ekstrahepatik juga menyebabkan
obstruksi aliran empedu
5. MANIFESTASI KLINIS

Ikterus timbul sejak lahir


Kolestasis neonatal terlihat pada bayi
Bayi-bayi dengan Atresia bilier biasanya
lahir dengan berat badan yang normal
dan perkembangannya baik pada
minggu pertama
Hepatomegali akan terlihat lebih awal
Splenomegali sering terjadi
Pasien dengan bentuk fetal /neonatal
Adanya murmur jantung
Urin gelap
Tinja berwarna pucat
Penurunan berat badan
Degenerasi secara gradual pada liver
menyebabkan jaundice
6. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
Biopsi liver
Imejing
USG
Skintigrafi: HID
A scan
Kholangiografi
Intubasi
duodenum
7. Penatalaksanaan

Terapi medikamentosa
Terapi nutrisi
Terapi Bedah
8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah (ada


peningkatan kadar bilirubin)
USG perut
Rontgen perut (tampak hati
membesar)
Kolangiogram
Biopsi hati
Laparotomi (biasanya dilakukan
sebelum bayi berumur 2 bulan).
KOMPLIKASI

Obstruksi pada saluran empedu


ekstrahepatik
Progresif serosis hepatis
Degerasi secara gradual pada hati
lemak dan vitamin larut lemak tidak
dapat diabsorbsi
Perdarahan
Asites
Komplikasi Pasca Bedah: yakni
“kolangitis menaik”.
PROGNOSIS

Harapan hidup pasien yang tidak


diobati adalah 18 bulan.Progresi
fibrosis hepatic sering terjadi
walaupun sudah mendapat terapi
bedah paliatif, meskipun 30 – 50 %
pasien mungkin tetap anikterik.Angka
harapan hidup transplantasi jangka
pendek sekitar 75 %.
KONSEP ASKEP
CONTOH KASUS
TERIMA KASIH

You might also like