You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kendaraan bermotor bagi manusia adalah salah satu alat yang paling
dibutuhkan sebagai media transportasi dalam menunjang dan mendukung aktivitas
sehari-hari baik yang digunakan secara pribadi maupun umum. Kendaraan
bermotor membuat efisiensi waktu dan tenaga karena diciptakan memang untuk
membantu aktifitas manusia. Hal ini membuat kendaraan bermotor adalah sarana
transportasi yang paling dominan di perkotaan Indonesia ditandai dengan
peningkatan penjualan produk kendaraan bermotor secara langsung memberikan
dampak gambaran mengenai kondisi sektor transportasi (Hustim dkk, 2012).
Peningkatan kendaraaan bermotor tidak seimbang dengan pembangunan atau
pertumbuhan prasarana jalan baru dan jalan nasional. Kondisi ini terjadi di kota-
kota besar di seluruh Indonesia termasuk kota Makassar yang memiliki luas areal
175,79 km2 dan menurut BPS Provinsi Sul-Sel pada tahun 2014 bahwa jumlah
penduduk telah mencapai 1.429.242 jiwa dengan presentase pertumbuhan dari
tahun sebelumnya sebesar 1,50%. Semakin bertambah jumlah penduduk maka
kebutuhan akan kepemilikan kendaraan juga semakin pesat, dimana tingkat
pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor di Kota Makassar jumlahnya telah
mencapai 1.252.378 kendaraan bermotor dengan presentase 9,9% (BPS Provinsi
Sul-Sel, 2015), sedangkan pertumbuhan jalan hanya sebesar 1,28% di tahun 2014
(BPS Kota Makassar, 2015). Hal ini tentunya menimbulkan masalah pada bidang
transportasi dan lingkungan. Kak Tenri
Permasalahan yang ditimbulkan pada bidang transportasi bukan hanya
masalah kemacetan tetapi juga masalah lingkungan seperti polusi udara dan polusi
suara atau kebisingan. Kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak
dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga seberapa kecil atau lembut suara
yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan.
Bising yang ditimbulkan bukan hanya karena bunyi knalpot kendaraan bermotor
yang melintas tetapi juga dapat disebabkan oleh gesekan antara permukaan jalan
dan ban kendaraan bahkan bunyi klakson kendaraan (Fadilah, 2016).
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tingkat kebisingan rata-rata di
pinggir jalan di Kota Makassar mencapai 74 dB (Hustim dkk, 2011). Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya tingkat kebisingan yang terjadi sudah melampaui
baku mutu lingkungan di Indonesia yang telah ditetapkan yaitu antara 55 dB
hingga 70 dB. Kemudian tingkat kebisingan yang terjadi pada jalan-jalan arteri
dan kolektor di Kota Makassar sebesar 78,6 dB yang mana tingkat kebisingan ini
telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah, kendaraan mayoritas
adalah sepeda motor dengan persentase 69,1% dan kecepatan rata-rata kendaraan
di bawah 35 km/jam (Nababan, 2015). Hasil ini didapatkan dengan menggunakan
analisis model prediksi CoRTN dimana model ini selanjutnya digunakan untuk
mencari alternatif solusi terhadap penanganan masalah.
Ada beberapa model prediksi kebisingan lalu lintas yang telah digunakan
seperti metode CoRTN (Calculation of Road Trafic Noise) di London (Gulliver
dkk, 2015) dan ASJ-RTN 2003 di Jepang. Model prediksi kebisingan lalu lintas
yang digunakan pada penelitian ini adalah model ASJ-RTN 2008 yang merupakan
pengembangan dari ASJ-RTN 2003. Model ASJ-RTN 2008 memiliki kelebihan
dibandingkan model lain seperti CoRTN dimana ASJ-RTN 2008 menghitung
power level per jenis kendaraan sedangkan CoRTN tidak membagi power level
per jenis kendaraan. Model prediksi kebisingan lalu lintas jalan ASJ-RTN 2008
menggunakan metode teknik untuk menjumlahkan perambatan suara. Metode
dengan mempertimbangkan level tekanan suara dijumlahkan dan dikembangkan
dengan memodifikasi model sebelumnya yang bernama model ASJ-RTN 2003
yang didasarkan oleh perkembangan teknologi terbaru (Sakamoto dkk, 2009).
Berdasarkan hasil dari model prediksi tersebut diharapkan dapat memberikan
gambaran kondisi kebisingan lalu lintas pada Kota Makassar yang dimana
nantinya dari hasil tersebut dapat memberikan suatu solusi untuk mengatasi
masalah kebisingan khususnya di kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka pada penelitian
ini pokok permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kebisingan lalu lintas di ruas jalan Pettarani Kota
Makassar.
2. Bagaimana memprediksi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu
lintas di ruas jalan Pettarani terhadap rencana pembangunan jalan tol
layang di Kota Makassar menggunakan Model ASJ-RTN 2008.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis tingkat kebisingan lalu lintas di ruas jalan Pettarani Kota
Makassar.
2. Memprediksi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu lintas di ruas
jalan Pettarani terhadap rencana pembangunan jalan tol layang di Kota
Makassar menggunakan Model ASJ-RTN 2008.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui tingkat kebisingan lalu lintas di ruas jalan Pettarani Kota
Makassar.
2. Merekomendasikan kepada pemerintah Kota Makassar agar dapat
menangani faktor-faktor penyebab kebisingan pada ruas jalan sehingga
dimasa mendatang, masalah-masalah akibat kebisingan tersebut dapat
ditangani dengan baik.

E. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat berjalan efektif dan mencapai sasaran, maka batasan
masalah penelitian ini mencakup sebagai berikut :
1. Kebisingan yang dianalisis berasal dari lalu lintas kendaraan di ruas jalan
Pettarani Kota Makassar.
2. Kendaraan yang disurvei adalah sepeda motor (Motorcycle),
kendaraan ringan (Light Vehicle) dan kendaraan berat (Heavy Vehicle).

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini antara lain :
1. Bab I, Pendahuluan, bab ini berisikan penjelasan mengenai latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah dan sistematika penulisan.
2. Bab II, Tinjauan Pustaka, bab ini memuat uraian tentang konsep dan
teori yang dibutuhkan dalam analisis penelitian. Bab ini terdiri dari:
jalan, lalu lintas, kendaraan, bunyi, kebisingan, model prediksi
kebisingan, dan software yang digunakan.
3. Bab III, Metode Penelitian, bab ini mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian yang terdiri dari: bagan alir penelitian,
rancangan penelitian, waktu dan lokasi penelitian, alat pengukuran,
data, teknik pengambilan data, definisi operasional, dan teknik analisis.
4. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi hasil dan
pembahasan dari penelitian yang terdiri dari pembahasan tingkat
kebisingan dan prediksi kebisingan.
5. Bab V, Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran penelitian yang
berupa rekomendasi kepada pihak terkait yang membutuhkan untuk
tindak lanjut hasil penelitian.
DAPUS BAB 1
Nababan, Dewi Sriastuti. 2014. Model Prediksi Lalu Lintas Heterogen
Yang Mempertimbangkan Suara Klakson Kendaraan. Makassar
:Universitas Hasanuddin.
Fadilah, Tenri Nur. 2016. Analisis Tingkat Kebisingan Simpang Empat
Bersinyal Jalan Veteran Utara Makassar.Makassar :Universitas
Hasanuddin
Hustim, Muralia., dkk. 2012. Analisis Kebisingan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
di Kota Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Sakamoto, S., Fukushima, A., dan Yamamoto, Kohei. 2009. Road


trafc noise predicton model “ASJ RTN-Model 2008” proposed by
the Acoustcal Society of Japan-Part 3: Calculaton model of
sound propagaton . Canada : Inter Noise 2009

You might also like