You are on page 1of 15

PENDAHULUAN

Plasenta akreta merupakan istilah umum yang digunakan


u n t u k menggambarkan kondisi klinis ketika bagian dari plasenta, atau
s e l u r u h plasenta, menginvasi dinding rahim sehingga sulit terlepas. Ketika villic h o r i a l i s
m e n g i n v a s i h a n y a m i o m e t r i u m , d i k a t a k a n p l a s e n t a i n k r e t a ; sedangkan
plasenta perkreta menggambarkan invasi miometrium dan serosa, dan kadang-kadang
ke organ-organ yang berdekatan, seperti kandung kemih.Secara klinis, plasenta akreta menjadi
masalah saat persalinan ketika plasentatidak sepenuhnya terpisah dari rahim dan diikuti
oleh perdarahan obstetrik y a n g m a s i f , m e n ye b a b k a n ! " , h i s t e r e k t o m i , r e p a i r
pada cidera ureter,k a n d u n g k e m i h , u s u s , a t a u s t r u k t u r
n e u r o v a s k u l a r , s i n d r o m g a n g g u a n pernapasan de#asa, reaksi transfusi akut;
ketidakseimbangan elektrolit, dangagal ginjal. $ilangnya darah rata-rata persalinan pada #anita
dengan plasentaakreta adalah %.&&&-'.&&& ml. Sebanyak (&) pasien dengan
plasenta akretamembutuhkan transfusi darah, dan *&) membutuhkan lebih dari 1& unit
P+".Kematian ibu dengan plasenta akreta dilaporkan setinggi ). Kematian ibudapat
terjadi meskipun perencanaan yang optimal, manajemen transfusi, dan pera#atan
bedah. Studi kohort dari %(. ** #anita yang menjalani sesar, peneliti mengidentifikasi 1 /
termyata dlakukan
cesarean hysterectomy
atasindikasi yang paling sering adalah plasenta akreta 0% ) .
1
P l a s e n t a a k r e t a m e n ye b a b k a n ) - 1 & ) d a r i k a s u s k e m a t i a n i b u d i dunia.
Plasenta perkreta adalah tipe yang jarang, jika tidak didiagnosis dini, dapat
menyebabkan morbiditas berat maternal. Seksio sesarea sebelumnya danoperasi intrauterin
merupakan faktor risiko yang paling umum untuk plasentaakreta maupun perkreta. Sebuah
penelitian baru menunjukkan bah#a tingkat o p e r a s i c a e s a r t e l a h m e n i n g k a t d i
2 S d a r i ' , ' ) p a d a t a h u n 1 ( & m e n j a d i % , ) pada tahun &1&. 3ika tingkat
operasi caesar terus meningkat padat i n g k a t s a a t i n i , l e b i h d a r i ' & ) d a r i s e m u a
k e l a h i r a n d i 2 S d i p e r k i r a k a n dilakukan dengan operasi caesar pada tahun & &. $al ini
bisa mengakibatkanlebih dari /&&& kasus plasenta pr evia, *'&& kasus plasenta
akreta, dan 1%&kematian ibu.

II. PLASENTA AKRETA

A. Definisi
!stilah plasenta
adhehernt
me n yi r a t k a n i mp l a n t a s i a b n o r ma l plasenta ke dinding rahim dan terbagi
menjadi plasenta akreta, inkreta, dan perkreta. Plasenta akreta adalah plasenta
dimana vili dari plasentamenginvasi langsung ke miometrium; plasenta
inkreta adalah plasentad i ma n a v i l i p l a s e n t a me n g i n v a s i k e d a l a m
mi o me t r i u m; d a n p l a s e n t a perkreta adalah plasenta dimana vili plasenta
menginvasi lebih dalam darimi o me t r i u m h i n g g a k e s e r o s a b a h k a n
s a mp a i k e o r g a n i n t r a a b d o me n l a i nn ya mi s a l k a n k a n d u n g k e mi h .
Sekitar ') dari plasenta
adherent
adalah plasenta akreta, 1 ) inkreta, dan ) adalah plasenta
p e r k r e t a . Kedalaman dari invasi plasenta merupakan hal yang penting secara
kliniskarena managemen intervensi bergantung padanya. Plasenta akreta
dapatd i b a g i l a g i me n j a d i p l a s e n t a a k r e t a t o t a l , p l a s e n t a a k r e t a
p a r s i a l , d a n plasenta akreta fokal berdasarkan jumlah jaringan plasenta yang
terlibatdalam invasi ke miometriumPatogenesis plasenta akreta tidak jelas;
namun ada beberapa teoriya n g d i u s u lk a n . 2 b n o r ma l v a s k u l a r i s a s i
ya n g d i h a s i l k a n d a r i p r o s e s jaringan parut setelah operasi dengan sekunder
hipoksia lokal yangmengarah ke rusaknya desidualisasi dan invasi trofoblas
yang berlebihantampaknya menjadi hal yang paling menonjol, atau setidaknya
merupakant e o r i ya n g p a l i n g d i d u k un g s a mp a i s a a t i ni , me n je l a s k a n
p a t o g e n e s i s plasenta akreta pada tahap ini.
%
B. Insiden dan Faktor Risiko
!nsiden plasenta akreta telah meningkat dan tampaknya berbandingl u r u s
dengan tingkat kelahiran sesar yang meningkat. Peneliti
t e l a h melaporkan kejadian plasenta akreta sebagai 1 dari '%% kehamilan
untuk periode 1( - && di 2merika. $al ini meningkat dari
laporans e b e l u mn ya , ya n g b e r k i s a r 1 d a r i * .& k e h a mi l a n p a d a
t a h u n 1 ( & , meningkat menjadi 1 dalam .'1& kehamilan pada tahun
1( &.4 a n i t a ya n g p a l i n g b e r i s i k o me n g a l a mi p l a s e n t a a k r e t a
a d a l a h mereka yang telah mempunyai kerusakan miometrium yang
disebabkanoleh operasi sesar sebelumnya dengan baik pla senta previa
anterior atau

%
posterior yang melintasi parut uterus. Para penulis dari sebuah studimenemukan
bah#a dengan adanya suatu plasenta previa, risiko plasenta akreta adalah
%), 11), *&), /1), dan / ) untuk pertama, kedua, ketiga,k e e mp a t , d a n k e l i ma
a t a u l e b i h p a d a ma s i n g - ma s i n g r i # a ya t o p e r a s i kelahiran sesar.
1
5aktor risiko tambahan yang dilaporkan untuk plasentaakreta meliputi
usia ibu dan multiparitas, bedah rahim lain sebelumnya, k u r e t a s e u t e r u s
s e b e l u mn ya , a b l a s i e n d o me t r i u m,
Asherman syndrome
,leiomyoma, anomali rahim, hipertensi dalam kehamilan, dan
merokok.6eskipun ini dan faktor risiko lain telah dijelaskan, kontribusi nyata
akanfrekuensi plasenta akreta tetap belum diketahui.
C. Diagnosis
1 .2 n a mn e s i s d a n P e me r i k s a a n Kl i n i s Kebanyakan pasien dengan plasenta
akreta tidak menunjukkan gejala.:ejala yang berhubungan dengan plasenta
akreta mungkin termasuk perdarahan vaginal dan kram. 7emuan ini sebagian
besar terlihat padakasus dengan plasenta previa, yang merupakan faktor
risiko terkuatu n t u k p l a s e n t a a k r e t a . 6 e s k i p u n j a r a n g , k a s u s d e n g a n
n ye r i a k u t a b d o me n d a n h i p o t e n s i k a r e n a s yo k h i p ov o l e mi k d a r i
r u p t u r u t e r i sekunder bisa karena plasenta perkreta. Skenario kritis ini dapat
terjadisetiap saat selama kehamilan dari trimester pertama hingga
kehamilanaterm dengan tidak adanya tanda-tanda persalinan.Ko mp l i k a s i
p l a s e n t a a k r e t a ba n ya k d a n me n c a k u p k e r u s a k a n p a d a organ-organ
lokal, perdarahan pasca operasi, emboli air ketuban, !",transfusi darah,
sindrom gangguan pernapasan akut, tromboemboli pasca operasi, morbiditas
karena infeksi, kegagalan multisistem organ,
Plasenta akreta, inkreta, perkreta
Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion
plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometriu
m
(menembus desidua basalis). Plasenta inkreta adalah
implantasi
jonjot korion plasenta hingga mencapai atau memasuk
i
miometrium. Plasenta perkreta adalah implantasi jon
jot korion
plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan
serosa dinding uterus.
18
Dengan keadaan plasenta akreta,
inkreta dan perkreta maka plasenta sukar dilepaskan
karena
15
adhesi yang kuat antara palsenta dan uterus atau ya
ng disebut
juga dengan retensio plasenta. Faktor predisposisi
retensio
plasenta tersebut antara lain plasenta previa, beka
s seksio
sesarea, pernah kuret berulang dan multiparitas.
7
Jika plasenta tetap menempel secara utuh pada
dinding rahim tidak akan menyebabkan terjadinya per
darahan.
Namun, jika pemisahan telah terjadi, pembuluh mater
nal telah
robek, dan sebagian jaringan plasenta tetap tertana
m dalam
desidua yang menyerupai spons, kontraksi dan retrak
si yang
efisien akan terganggu.
13
Faktor etiologi dari perlekatan plasenta yang tidak
normal dapat menyebabkan perdarahan pasca persalina
n antara
lain implantasi plasenta di segmen bawah uterus, di
atas
jaringan parut seksio sesarea atau insisi uterus la
innya, serta
setelah kuretase.
18

P
ENDAHUL
UAN
Plasenta akreta merupakan
implantasi
abnormal plasenta pada dinding uterus,
merupakan komplikasi pada sekitar 0,9%
kehamilan.
1
Faktor risiko klinis termasuk
plasenta previa dan riwayat pembedahan
uterus sebelumnya, termasuk melahirkan
secara sesar.
1
Insidens plasenta akreta
meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
persalinan secara sesar.
1
Saat ini, diperkirakan
insidens plasenta akreta pada pasien plasenta
previa sebesar 25-50% dan menjadi prioritas
operasi sesar.
Plasenta akreta menyebabkan 7-10% dari
kasus kematian ibu di dunia. Adanya riwayat
seksio sesarea sebelumnya dan operasi
intrauterin merupakan faktor risiko yang
paling umum untuk plasenta akreta ataupun
perkreta. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa tingkat operasi sesar telah meningkat
di AS dari 5,5% pada tahun 1970 menjadi
32,8% pada tahun 2010.
2
Jika tingkat operasi
sesar terus meningkat, maka diperkirakan
pada tahun 2020 akan ada lebih dari 50%
kelahiran di AS dengan operasi sesar. Hal ini
bisa mengakibatkan lebih dari 6000 kasus
plasenta previa, 4500 kasus plasenta akreta,
dan 130 kematian ibu.
2
Diagnosis plasenta akreta cukup sulit dan
akurasi sonografi dibandingkan dengan MRI
masih dipertanyakan. Keakuratan sonografi
menggunakan
gray scale
dan teknik
color
doppler
untuk diagnosis prenatal plasenta
akreta cukup beragam. Sensitivitasnya
antara 33% dan 100%, dan spesifisitasnya
juga beragam.
1
Tulisan ini membahas cara
mendeteksi plasenta akreta dengan USG.
Definisi
Istilah plasenta
adherent
menyiratkan
implantasi abnormal plasenta ke dinding
rahim dan terbagi menjadi plasenta akreta,
inkreta, dan perkreta. Plasenta akreta
adalah jaringan plasenta di mana vili dari
plasenta menginvasi ke permukaan desidua
miometrium karena tidak terbentuknya
desidua basalis dan lapisan
nitabuch
,
remodelling
pembuluh darah maternal yang
abnormal, invasi trofoblastik yang berlebihan
atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Plasenta inkreta adalah plasenta di mana vili
plasenta menginvasi ke dalam miometrium,
sedangkan dan plasenta perkreta adalah
plasenta di mana vili plasenta menginvasi
lebih dalam dari mio
metrium hingga ke
serosa bahkan sampai ke organ intraabdomen
lainnya, misalkan kandung kemih.
4
Sekitar 75%
dari plasenta
adherent
adalah plasenta akreta,
18% inkreta, dan 7% adalah plasenta perkreta.
Kedalaman dari invasi plasenta merupakan hal
yang penting secara klinis karena intervensi
yang akan dilakukan tergantung terhadap
hal tersebut. Plasenta akreta dapat dibagi lagi
menjadi plasenta akreta total, plasenta akreta
parsial, dan plasenta akreta fokal berdasarkan
jumlah jaringan plasenta yang terlibat dalam
invasi ke miometrium.
3

TEKNIK
587
CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017
586
Epidemiologi
Insidens plasenta akreta telah meningkat dan
tampaknya berbanding lurus dengan tingkat
kelahiran sesar. Kejadian plasenta akreta 1 dari
533 kehamilan untuk periode 1982-2002 di
Amerika, meningkat dari kisaran 1 dari 4.027
kehamilan pada tahun 1970, menjadi 1 dalam
2.510 kehamilan pada tahun 1980.
6
Wanita yang paling berisiko mengalami
plasenta akreta adalah mereka yang telah
mempunyai kerusakan miometrium yang
disebabkan oleh operasi sesar sebelumnya
baik plasenta previa anterior maupun posterior
yang melintasi parut uterus. Menurut jurnal
Obstetrics Gynecology
2010, dengan adanya
suatu plasenta previa, risiko plasenta akreta
adalah 3%, 11%, 40%, 61%, dan 67% untuk
pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima
atau lebih pada masing-masing riwayat
operasi kelahiran sesar (
Tabel 1
).
6
Faktor risiko
tambahan yang dilaporkan untuk plasenta
akreta meliputi usia ibu dan multiparitas,
bedah rahim lain sebelumnya, kuretase uterus
sebelumnya, ablasi endometrium,
Asherman
syndrome
, leiomioma, anomali rahim,
hipertensi dalam kehamilan, dan merokok.
Meskipun ini dan faktor risiko lain telah
dijelaskan, kontribusi nyata akan frekuensi
plasenta akreta tetap belum diketahui.
6
CESAREAN
DELIVERY
PLACENTA
PREVIA
NO PLACENTA
PREVIA
First (primary)
3.3
0.03
Second
11
0.2
Third
40
0.1
Fourth
61
0.8
Fifth
67
0.8
≥Sixth
67
4.7
Tabel 1.
Frekuensi plasenta akreta berdasarkan
jumlah persalinan sesar dan ada atau tidaknya
plasenta previa.
6

Patogenesis
Patogenesis plasenta akreta tidak jelas;
namun ada beberapa teori yang diusulkan.
Vaskularisasi abnormal akibat proses jaringan
parut setelah operasi dengan hipoksia lokal
sekunder yang mengarah pada rusaknya
desidualisasi dan invasi trofoblas berlebihan
merupakan teori patogenesis yang paling
didukung sampai saat ini.
3
Gambar 1.
Kedalaman implantasi plasenta
5

Faktor Risiko
Risiko plasenta akreta lebih besar jika
sebelumnya mempunyai riwayat kerusakan
miometrium akibat seksio sesarea, plasenta
previa terletak anterior ataupun posterior
pada luka bekas operasi. Risiko plasenta
akreta pada plasenta previa adalah 3%, 11%,
40%, 61%, dan 67% pada kelahiran pertama,
kedua, ketiga, keempat, dan kelima dari seksio
sesarea berulang.
3
Usia maternal >35 tahun dan multiparitas juga
tercatat sebagai faktor risiko; juga kondisi-
kondisi lain yang menyebabkan kerusakan
miometrium diikuti perbaikan sekunder
kolagen seperti riwayat miomektomi, defek
endometrium karena kuretase terlalu kasar
menimbulkan sindrom Asherman, leiomioma
submukosa, ablasi termal, dan embolisasi
arteri uterus.
3,4
Insidens plasenta akreta adalah sekitar 3 per
1000 kelahiran, terjadi peningkatan kejadian
selama beberapa dekade.
10,11
Alasan utama
peningkatan ini adalah peningkatan dari
jumlah tindakan bedah sesar; di mana sesar
dan plasenta previa adalah faktor risiko
plasenta akreta.
1,12
Dalam studi tahun 2006,
riwayat persalinan sesar sebelumnya secara
signifikan meningkatkan risiko plasenta akreta,
terutama dalam hubungan dengan adanya
plasenta previa;
12
pada pasien dengan 3 kali
kelahiran sesar sebelumnya, adanya plasenta
previa dikaitkan dengan risiko 40% plasenta
akreta. Risiko plasenta akreta mengalami
penurunan hingga kurang dari 1% jika tidak
ada plasenta previa.
13
Pada pasien dengan
riwayat persalinan sesar perlu dilakukan
sonografi untuk penilaian plasenta previa.
Gambaran
k
linis
Kebanyakan
plasenta
akreta
tidak
menunjukkan
gejala.
Gejala
yang
berhubungan dengan plasenta akreta
mungkin perdarahan vaginal dan kram yang
sebagian besar terlihat pada kasus plasenta
previa, yang merupakan faktor risiko terkuat
untuk plasenta akreta. Meskipun jarang, kasus
nyeri akut abdomen dan hipotensi karena
syok hipovolemik dari ruptur uteri sekunder
bisa karena plasenta perkreta; skenario kritis ini
dapat terjadi setiap saat selama kehamilan.
9,10
Komplikasi plasenta akreta mencakup
kerusakan organ lokal, perdarahan pasca-
operasi, embolisme cairan ketuban,
koagulopati konsumtif, komplikasi terkait
transfusi, sindrom gangguan pernapasan
akut, kejadian tromboemboli pasca-operasi,
kegagalan organ multisistem, dan kematian
ibu.
14
Komplikasi saluran kemih termasuk
cystotomy
pada sekitar 15% kasus dan cedera
ureter pada sekitar 2% kasus.
13
DIAGNOSIS
Diagnosis plasenta akreta dibuat berdasarkan
spesimen patologis yang diperoleh setelah
histerektomi. Diagnosis definitif ini tergantung
pada visualisasi vili khorionik yang tertanam
dalam miometrium tanpa lapisan desidua
di antaranya. Diagnosis plasenta akreta juga
dapat berdasarkan USG (
ultrasonography
)
dan MRI (
magnetic resonance imaging
)
.
Sonografi 2
-
dimensi konvensional adalah
alat skrining yang baik untuk mendeteksi
plasenta akreta.
3
Pasien dengan riwayat
persalinan sesar sebelumnya dan plasenta
previa diperiksa dengan sonografi antenatal,
tetapi diagnosis definitif dibuat setelah
melahirkan.
3
Sonografi
grayscale
sangat baik
untuk diagnosis prenatal plasenta akreta
pada wanita berisiko. Sensitivitasnya sekitar
77%-87% dengan spesifisitas 96%-98%, nilai
prediksi positif (PPV) dari 65% menjadi 93%,
dan nilai prediktif negatif (NPV) dari 98%.
6
Cara ini merupakan alat diagnosis utama
plasenta akreta.
15
Sensitivitas keseluruhan MRI
adalah 80% sampai 85% dengan spesifisitas
65% sampai 100%.
16
MRI jarang mengubah
manajemen bedah. Dalam suatu studi, pasien
yang menjalani baik MRI dan ultrasonografi
masih memiliki risiko tertinggi menjalani
histerektomi.
17
Diagnosis yang didapatkan dari
MRI juga tidak terbebas dari hasil
false negative
dan
false positive.
17
Selain sonografi 2-dimensi dan MRI, sonografi
3-dimensi dengan pencitraan
power Doppler
589
TEKNIK
588
CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017
telah digunakan untuk menilai perlekatan
plasenta.
18
Evaluasi arsitektur sirkulasi
pembuluh darah plasenta dengan kekuatan
3
-
dimensi dapat membantu membedakan
plasenta akreta dari plasenta perkreta.
19
Namun, mengingat kurangnya keahlian dan
penerapannya, diperlukan penelitian lebih
lanjut.
3
Temuan Sonografi
Ultrasonografi
transvaginal
dan
transabdominal adalah teknik diagnostik
pelengkap. USG transvaginal aman untuk
pasien plasenta previa dan memungkinkan
pemeriksaan segmen bawah rahim lebih
lengkap.
6
Ultrasonografi pada plasenta akreta terlihat
seperti berikut ini:
3
Trimester Pertama
1.
Sebuah kantung kehamilan
yang terletak
di segmen bawah uterus berkorelasi
dengan peningkatan insidens plasenta
akreta pada trimester ketiga.
20
2.
Beberapa ruang pembuluh
darah tidak
teratur pada
placental bed
pada trimester
pertama berkorelasi dengan plasenta
akreta.
21
3.
Implantasi
gestational sac
pada
parut
bekas luka sesar merupakan temuan
penting. Temuan sonografi implantasi
bekas luka sesar termasuk
gestational sac
yang tertanam ke bekas luka kelahiran
sesar pada daerah ostium servikal internal
pada dasar kandung kemih (
Gambar
4
)
. Implantasi bekas luka sesar dapat
menyebabkan kelainan seperti plasenta
akreta, perkreta, dan inkreta. Penanganan
implantasi pada bekas luka sesar termasuk
injeksi langsung pada kantung kehamilan
dengan
methotrexate
di bawah bimbingan
USG.
3
Gambar 4
. Segmen bawah uterus dengan
implantasi
gestational sac
(GS) di bekas luka
sesar. Beberapa ruang vaskular tidak teratur
dalam plasenta (tanda panah). Hasilnya adalah
plasenta perkreta anterior.
3

Meskipun ada laporan plasenta akreta


didiagnosis pada trimester pertama atau pada
saat abortus usia kehamilan <20 minggu,
nilai prediktif USG trimester pertama belum
diketahui. USG pada trimester pertama
tidak boleh digunakan secara rutin untuk
menegakkan atau mengecualikan diagnosis
plasenta akreta. Wanita dengan plasenta
previa atau “plasenta letak rendah“ yang
melintas pada bekas luka uterus harus
menjalani
follow up
pencitraan pada trimester
ketiga.
6
Trimester
k
edua dan
k
etiga
1.
Beberapa
vascular lacunae
dalam plasenta
mempunyai sensitivitas tinggi (80% -90%)
dan tingkat positif palsu rendah untuk
plasenta akreta (
Gambar 5
).
22
Placenta
lacunae
pada trimester kedua tampaknya
memiliki sensitivitas dan nilai prediksi
positif sangat tinggi
dibanding
marker
lain
untuk plasenta akreta.
22
Gambar 5
. Beberapa kekosongan vaskular
(panah) dalam plasenta pada kehamilan
18 minggu. Temuan ini telah dilaporkan
mempunyai sensitivitas tinggi dan tingkat
positif palsu rendah untuk plasenta akreta.
3

2.
Kehilangan zona hipoekhoik
retroplasenta
yang normal, juga disebut sebagai
hilangnya ruang yang jelas antara plasenta
dan rahim (
Gambar 6
).
16,23
Temuan
sonografi ini telah dilaporkan memiliki
tingkat deteksi sekitar 93% dengan
sensitivitas 52% dan spesifisitas 57%. Nilai
rerata positif palsu telah berada di kisaran
21% atau lebih tinggi.
16
Penanda ini tidak
boleh digunakan tersendiri, karena sangat
tergantung pada sudut pengambilan saat
USG dan dapat ditemukan pada plasenta
anterior yang normal.
16,23-25
Gambar 6
. A. Normal zona retroplasenta
hypoechoic
(panah) antara plasenta dan dinding
rahim. B. Tidak adanya zona retroplasenta
hyperechoic
, tampak ruang yang jelas antara
plasenta dan dinding rahim (panah) telah
berkurang.
3

3.
Kelainan pada permukaan
antara serosa
uterus dan kandung kemih termasuk
gangguan garis, penebalan garis,
ketidakteraturan garis, dan peningkatan
vaskularisasi pada pencitraan warna
Tabel 2
. Karakteristik sonografis plasenta akreta
6
1
Loss of normal hypoechoic retroplacental zone
15
2
Multiple vascular lacunae (irregular vascular spaces) within placenta, giving “Swiss cheese” appearance
21-23
3
Blood vessels or placental tissue bridging uterine-placental margin, myometrial-bladder inerface, or crossing uterine
serosa
1
4
Retroplacental myometrial thickness of <1 mm
15
5
Numerous coherent vessels visualized with 3-dimensional power Doppler in basal view
24

Tabel 3
. Kinerja
diagnostik
berbagai
modalitas
USG
6
SENSITIVITY (%)
SPECIFICITY (%)
POSITIVE PREDICTIVE VALUE (%)
RISK
Greyscale
95
76
82
93
Colour Doppler
92
68
76
89
Three-dimensional power Doppler
100
85
88
100
TEKNIK
589
CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017
588
Doppler
(
Gambar 7
).
26,27
Permukaan
antara serosa uterus dan kandung kemih
normalnya adalah garis tipis lebar halus
tanpa ireguleritas atau vaskular meningkat
(
Gambar 8
). Kelainan permukaan antara
uterus serosa-kandung kemih ini meliputi
penebalan, ireguleritas, peningkatan
vaskularisasi seperti varises dan
bulging
plasenta ke dalam dinding posterior
kandung kemih.
3

wanita yang paling berisiko mengalami plasenta akreta adalah mereka yang
telah mempunyai kerusakan miometrium yang disebabkan oleh operasi
sesar sebelumnya dengan baik plasenta previa anterior atau posterio
r yangmelintasi parut uterus. Para penulis dari sebuah studi menemu
k a n b a h w a dengan adanya suatu plasenta previa, risiko plasenta akreta
adalah 3%, 11%,40%, 61%, dan 67% untuk pertama, kedua, ketiga, keempat,
dan kelima atau le b i h p a d a m a s i n g - m a s i n g r i w a ya t o p e r a s i k e l a h i r a n s e s a r .
Faktor risiko t a m b a h a n ya n g d i l a p o r k a n u n t u k p l a s e n t a a k r e t a
m e l i p u t i u s i a i b u d a n multiparitas, bedah rahim lain sebelumnya, kuretase uterus
sebelumnya,ablasie e n d o m e t r i u m , Asherman syndrome, l e i o m yo m a , a n o m a l i r a h i m
, hipertensi
dalam kehamilan, dan merokok. meskipun ini dan faktor risiko lain telahd
ijelaskan, kontribusi nyata akan frekuensi plasenta akreta tetap be
l u m diketahui

You might also like