You are on page 1of 22

MAKALAH

SISTEM PENGHARGAAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR


BIDAN

KELOMPOK SATU (I)

Oleh:

Kuntum Fidyah Sari Saulatu

Chindi Cleesya Weliangan

Nurdalifa Hamzah

Riska Hamsah

Wulandari

Nazirah

Enjel

DIII KEBIDANAN

STIKES MEGAREZKY MAKASSAR

TA. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


karuniaNyalah, sehingga kami dari kelompok satu (I) mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula kepada teman –
teman kelompok yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, serta dosen
pengampuh juga kami ucapkan terima kasih karena telah membantu memberikan
bimbingan dalam pembuatan karya tulis ini yang membahas tentang “Sistem
Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir Bidan “di mata kuliah
Pengantar Asuhan Kebidanan.

Kami juga menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam


pembuatan pada isi makalah ini, sehingga kritik dan saran yang sifatnya
membangun senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan pembuatan makalah -
makalah selanjutnya.

Makassar, 30 November 2017

Kelompok satu (I)

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. RumusanMasalah ....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Penghargaan Bagi Bidan ............................................................3


1. Reward/ Penghargaan ......................................................................3
2. Punishment/ Sanksi .........................................................................4
3. Hak dan Kewajiban Bidan...............................................................5
4. Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi .................................................7
5. Registrasi Dan Legislasi ..................................................................8

B. Pengembangan Karir Bidan...................................................................10


1. Pengertian Karir .............................................................................10
2. Pengertian Pengembangan Karir ....................................................11
3. Prinsip Pengembangan Karir .........................................................11
4. Komponen Pengembangan Karir ...................................................12
5. Pengembangan Karir Bidan ..........................................................12
6. Kaitan Pengembangan Karir Dengan Fungsi Bidan .....................13
7. Kaitan Pengembangan Karir Dengan Tanggung Jawab Bidan .....15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................17
B. Saran ......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan
atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku
bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur
oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku
bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati
dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek
bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda. Dan Pengembangan karir
merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan
jenjang pangkat bagi seseorang pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah
ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir
fungsional dan karir struktural.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan
dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik
secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkankemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.
Fungsi bidannantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, bidan
coordinator. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana
bidanbertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.
Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada. Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatanyang
memiliki tugas yang berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu
persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa

1
bayi dan ibunya.Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya
mendapatpenghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Penghargaan Bagi Bidan?
2. Apa itu Reward/ Penghargaan?
3. Apa itu Punishment/ Sanksi?
4. Apa itu Hak Dan Kewajiban Bidan?
5. Apa – apa saja Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi?
6. Apa itu Registrasi Dan Legislasi?
7. Apa itu Pengembangan Karir Bidan?
8. Apa itu Pengertian Karir?
9. Apa itu Pengertian Pengembangan Karir?
10. Apa – apa saja Prinsip Pengembangan Karir ?
11. Apa – apa saja Komponen Pengembangan Karir?
12. Apa itu Pengembangan Karir Bidan ?
13. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Fungsi Bidan ?
14. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Tanggung Jawab Bidan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk memahami dan mengerti
Sistem Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir pada profesi Bidan !

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Penghargaan Bagi Bidan


1. Reward/ Penghargaan
Penghargaan yang diberi kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk menjalankan
praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Bidan di Indonesia memiliki
organisasi profesi, yaitu ikatan bidan indonasia (IBI), yang mengatur hak dan
kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.
Menurut Gibson (1987) ada (tiga) 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja seseorang bidan, antara lain
a. Faktor Individu: kemampuan keterampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman, tingkat social dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis; persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi; struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
system penghargaan (reward system)

Pemeliharaan SDM dalam suatu organisasi perlu diimbangi dengan system


ganjaran (reward system) baik berupa material maupun immaterial. Ganjaran
berupa material misalnya gaji dan tunjangan, sedangkan ganjaran immaterial
misalnya kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan melalui
pendidikan dan pelatihan.

Tujuan dari adanya system ganjaran antara lain:

a. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam


kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja staf.

3
b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan
hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara
pimpinan dan staf.

Penghargaan yang diberikan kepada bidan diharapkan dapat memotivasi


bidan untuk meningkatkan kinerja mereka. Bidan sebagai petugas kesehatan
sering berharapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan hukum.
Masalah dapat diselesaikan dengan hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan
berdasarkan prinsip dan nilai etika.

2. Punishment/Sanksi
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi
bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan yang telah diatur oleh
organisasi profesi, karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi
anggota IBI dalam menjalankan praktik profesinya yang telah disepakati dalam
Kongres Nasional IBI.
Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan Permankes RI
No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas

a. Merencanakan dan melaksanan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan


pengurus pusat;
b. Melaporkan hasil kegiatan bidang tugasnya secara berkala;
c. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat.

4
d. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.
MPEB dan MPA bertugas mengkaji, menangani, dan mendampingi
anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan secara masalah
hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara,
dan anggota.
3. Hak Dan Kewajiban Bidan
a. Hak Bidan
Menurut (kamus besar bahasa Indonesia) KBBI, hak adalah kewenangan
untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan
tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang ada seorang bidan berhak:
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik /kerja
sepanjang sesuai dengan standar;
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keuarganya;
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar, dan
4. Menerima imbalan jasa profesi.
(Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010).
b. Kewajiban Bidan
Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien.
2. Memberi informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu.
4. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
5. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis.
7. Mematuhi standar, dan

5
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan
termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
9. Sesuai Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 pasal 18, bidan
dalam menjalan kan praktik/ kerja senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengatahuan
dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu
program pemerintahan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
10. Kewajiban bidan dapat dijabarkan sesuai keputusan Menkes Republik
Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi Bidan
yang didalamnya terdapat kode Etik Bidan Indonesia yaitu sebagai
berikut:
a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga, masyarakat dan
mendahulukan kepentingan klien, menghormati klien, nilai-
nilai yang dianut oleh klien
b. Kewajiban terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga, dan masyarakat

6
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai
dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk
mengadakan konsultasi dan rujukan.
3. Setiap bidan menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan dipercayakan kepadanya,kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
klien.
c. Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalani hubungan yang baik dengan
teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang
sesuai.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainya.

4. Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi


Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan (tujuh) 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional,
yaitu:
a) Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
b) Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,
arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
c) Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

7
d) .Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan
diri sendiri.
e) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
f) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
g) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

5. Registrasi Dan Legislasi


Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya.
1. Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), Registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Tujuan legislasi adalah membrikan perlindunagn kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut meliputi :
1. Mempertahankan kualitas pelayanan
2. Memberikan kewenangan
3. Menjamin perlindungan hukum
4. Meningkatkan profesionalisme

8
Bentuk legislasi bidan meliputi :
Sertifikasi, Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu
melalui kegiatan pendidikan faormal maupun nan formal (pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi,
rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh
profesi. Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal adalah ijasah yang diperoleh
melalui ujian nasional. Sertifikasi menunjukkan penguasaan kompetensi
tertentu. Sedangkan sertifikasi dari lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijasah
Merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai
kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
diperoleh dari pendidikan formal.
b. Sertifikat
Merupakan dokuman penguasaan kompetensi tertentu, bias diperolah dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentuka oleh profesi kesehatan.
Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan

Tujuan khusus sertifikasi adalah sebagai berikut:


1. Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
(kompetensi tenaga profesi).
2. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi.
3. Menyatakan pengetahuan, keterampilan, dam perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi.

9
4. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga
profesi.
5. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

2. Registrasi

Registrasi adalah sebuah proses diman seorang tenaga profesi harus


mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan professional
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut.

Registrasi bidan artinya proses pendaftaran pendokumentasian dan


pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi
inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya

Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi maka akan mendapatkan


haknya untuk minta izin praktik ( lisensi) setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.

B. Pengembangan Karir Bidan


1. Pengertian Karir

Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan


yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja
selama masa kerjanya. Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki
gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.

Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian


pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseoranga selama masa kerjanya.
Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat lua s dan umum, karena

10
setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang pasti
mempunyai karir

2. Pengertian Pengembangan Karir

Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukan adanya


peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai pada
suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam suatu
organisasi. Pengembangan karir (career development) meliputi aktivitas-
aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir
yang direncanakan

3. Prinsip Pengembangan Karir


a. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pengembangan
b. karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang
berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting
daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
c. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh
permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk
menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan
untuk menjadi middle manager.
d. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum
memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika
tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu
maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan
akan menempati pekerjaan yang baru.
e. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat
direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian
penempatan pekerjaan individu yang rasional.

11
4. Komponen Pengembangan Karir
a. Perencanaan karir (career planning) Suatu proses dimana individu
dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk
mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan
pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Manajemen karir (career management) Proses dimana organisasi
memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para
pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang
berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang
akan datang.

5. Pengembangan Karir Bidan


a. Pengertian Pengembangan karir bidan

Pengembangan karir bidan adalah upaya untuk meningkatkan


jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang bidan dimana bidan
bekerja. Masa pengembangan karir bidan adalah sejak diterima dan
berakhir pada saat bidan tidak bekerja lagi.

b. Tujuan Pengembangan Karir Bidan

Tujuan dari pengembangan karir bidan adalah untuk


mendapatkan persyaratan dalam upaya menempati posisi atau jabatan
tertentu. Pengembangan karir tidak berlaku secara otomatis akan tetapi
bergantung pada lowongan jabatan, keputusan dan tergantung pada
kebijakan pimpinan.

c. Prinsip Pengembangan karir dikaitkan dengan peran/fungsi dan


tanggung jawab bidan.

12
6. Kaitan Pengembangan Karir Dengan Fungsi Bidan

Pelaksana Sebagai pelaksana, bidan memiliki (tiga) 3 kategori tugas,


yaitu tugas mandiri, kolaborasi dan ketergantungan.

a. Tugas Mandiri Tugas mandiri bidan yaitu :


1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidananyang diberikan.
2. Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan
wanita dengan melibatkan mereka sebagai klien.
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal.
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga .
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien atau keluarga.
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana
8. Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta
menopouse
9. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga
b. Tugas Kolaborasi Tugas Kolaborasi bidan yaitu
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertamam pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang

13
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien atau keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama
klien dan keluarga
5. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama
klien dan keluarga
6. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
c. Tugas Ketergantungan
1. Menetapkan manajemen kebidanan kepada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan
keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta
kegawatdaruratan
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan
klien atau keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga

14
6. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan
rujukan dengan melibatkan klien atau keluarga

7. Kaitan Pengembangan Karir Dengan Tanggung Jawab Bidan

Sebagai tenaga yang profesional, bidan memiliki tanggung jawab


dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat
mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap
tindakan yang dilakukannya.

a. Tanggung Jawab Terhadap Peraturan Tugas dan kewenangan bidan


serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur
di dalam peraturan atau keputusan Menteri Kesehatan. Kegiatan
praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b. Tanggung Jawab Terhadap Pengembangan Kompetensi Setiap
bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus slalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan,
pendidikan berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.
c. Tanggung Jawab Terhadap Dokumentasi Setiap bidan diharuskan
mendokumentasikan setiap tinadakan yang diberikan kepada klien
sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat dipertanggung
jawabkan bila terjadi gugatan.
d. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga yang Dilayani Tanggung
jawab bidan tidak hanya pada KIA, tetapi juga menyangkut
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan keluarga serta pelayanan yang tepat. Pelayanan
kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan ibu untuk

15
rasa aman, kepuasan dan kebahagiaan selama masa kehamilan.
Sehingga bidan harus mengerahkan kemampuan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilakunya dalam memberikan pelayanan
kesehatan keluarga.
e. Tanggung Jawab Terhadap Profesi Bidan harus ikut serta dalam
kegiatan organisasi kebidanan. Untuk mengembangkan
kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi mengenai
perkembangan ilmu kebidanan.
f. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat Bidan merupakan anggota
masyarakat yang turut bertanggung jawab dalam memecahkan
masalah kesehatan masyarakat baik secara mandiri maupun
bersama tenaga kesehatan lain.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan,
atau hak, untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu kewajiban
bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.

Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang
kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang
menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
kebidanan secara etis profesional

Prinsip pengembangan karier bidan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni


pendidikan berkelanjutan,jabatan fungsional.sebagai pelayan masyarakat kita
harus memperhatikan perkembangan apa yang terjadi di masyarakat,
karena Pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan
jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Job fungsional seorang bidan
berorientasi pada kualitas dan tingkat jenjang pendidikan berkelanjutan.

B. Saran

Seorang bidan sebaiknya terus berusaha untuk mengembangkan karir agar


kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik. Pengembangan karir
bidan ada beberapa jalur yang masing-masing mempunyai cara dan aturan-aturan

17
yang berbeda. Seorang bidan akan mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga
yang membinanya dalam mengembangkan karir.

18
DAFTAR PUSTAKA

(Berkelanjutan 2013) A Pendidikan, and Pengertian Pendidikan Berkelanjutan.


2013. “Prinsip Pengembangan Karir Bidan.” : 1–12.

http://uchynasir.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sistem-penghargaan-bagi-
bidan.html

http://www.profesibidan.com/2015/04/prinsip-pengembangan-karir-bidan.html

19

You might also like