You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Oleh :

Kepala Unit dan Staff


Ruang Bedah RSI Darus Syifa’

RUMAH SAKIT ISLAM DARUS SYIFA’


SURABAYA
2018
HERNIA INGUINALIS LATERALIS

1. Definisi Hernia Inguinalis Lateralis


Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Sjamsuhidayat & Jong, 2005). Hernia
inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak disebelah
lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalui anulus inguinalis eksternus (Mansjoer, 2000). Dari kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak,
usus dan kandung kemih melalui bagian yang lemah dari dinding abdomen sehingga
menimbulkan kantung berisikan material abnormal dengan penyebab kongenital ataupun
yang didapat.

2. Etiologi Hernia Inguinalis Lateralis


a. Faktor kongenital
Pada pria terdapat suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis, yang dalam
masa intra uterin merupakan guide yang diperlukan dalam desenskus testikulorm,
processus ini seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke skrotum, processus ini
tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 – 2 hari sebelum kelahiran,
processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir masih tetap terbuka.
b. Faktor utama
Terjadi setelah operasi sebagai akibat gangguan penyembuhan luka.
c. Faktor umur dan jenis kelamin
Orang tua lebih sering daripada anak muda, pria lebih banyak dari pada wanita.
d. Faktor adipositas
Pada orang gemuk jaringan lemaknya tebal tetapi dinding ototnya tipis sehingga mudah
terjadi hernia.
e. Faktor kelemahan muskulo aponeurosis
Biasanya ditemukan pada orang kurus.
f. Faktor tekanan intra abdominal
Ditemukan pada orang-orang dengan batuk yang kronis, juga pada penderita dengan
kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan defekasi, serta pada orang yang
sering mengangkat berat (Mansjoer, 2000).
3. Klasifikasi Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia terbagi menjadi dua kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut
sifat atau tingkatannya (Mansjoer, 2000). Adapun hernia menurut letaknya adalah :
a. Hernia Inguinalis Lateralis (indirek). Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus
yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada
bayi dan anak kecil.
b. Hernia Inguinalis Medialis (direk). Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal
posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.
c. Hernia femoralis. Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita
dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar
secara bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke dalam
kantung.
d. Hernia umbilikalis. Batang usus melewati cincin umbilikal, sebagian besar merupakan
kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada pasien
yang memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas,
asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang
telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi dan
nutrisi yang tidak adekuat.

4. Patofisologi Hernia Inguinalis Lateralis


Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital
yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat
menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis faktor yang kedua adalah
faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan
faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka
akan menonjol keluar dari annulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan
akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi talis perma pada laki-laki, sehingga
menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga
adayang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan
antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga
aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan
mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu
gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan iskemik. Isi hernia ini akan
menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses local atau prioritas jika terjadi hubungan dengan
rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltikusus yang bisa
menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut
kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu,
daerah benjolan menjadi merah (Mansjoer, 2000).

5. Manifestasi Klinis Hernia Inguinalis Lateralis


a. Pada orang dewasa
1) Laki-laki
a) Benjolan di daerah inguinal dapat mencapai skrotum.
b) Benjolan timbul bila berdiri atau mengejan dan bila berdiri lama/mengejan kuat
maka benjolan makin membesar.
c) Terasa nyeri bila terjadi incarserata dan terasa kram apabila benjolannya besar.
2) Wanita
Benjolan dapat mencapai labium majus.
b. Pada anak-anak
Bila menangis, timbul benjolan pada abdomen bagian bawah, dapat mencapai skrotum
atau labium majus, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong hernis masuk
ke dalam kavum abdomen (Mansjoer, 2000).
6. Komplikasi Hernia Inguinalis Lateralis
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia
tidak dapat di masukan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis ireponiblis. Pada
keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering
menyebabkan keadaan irresponsible adalah omentum, karena mudah melekat pada
dinding hernia dan isisnya dapat menjadi besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih
sering menyebabkan ireponibilis dari pada usus halus.
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk
keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler
(proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata pada keadaan
strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada
strangulasi nyeri yang timbul akan lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi
merah, dan pasien menjadi gelisah (Mansjoer, 2000).

7. Penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis


Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan dua cara menurut Mansjoer (2000)
yaitu konservatif dan pembedahan.
a. Konservatif
Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya
pemakaian korset. Tapi untuk hernia inguinalis pamakaian korset tidak dianjurkan karena
alat ini dapat melemahkan otot dinding perut. Pada terapi konservatif dapat pula di
berikan obat anti analgetik yaitu mengurangi nyeri.
b. Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy (memotong hernia) dan menjepit kantung
hernia. Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat, dan
dilakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pasien
yang telah dilakukan tindakan pembedahan disarankan untuk tidak boleh mengendarai
kendaran, aktifitas dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat benda berat, mendorong atau
menarik benda paling sedikit 6 minggu.

DAFTAR PUSTAKA :
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

You might also like