You are on page 1of 29

REFERAT

INVAGINASI

Disusun oleh:
Wiku Bagas Sanubari (J510170086)

Pembimbing :
Dr.Budi Yuwono, Sp.B

Kepanitraan Klinik Fakultas Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD SUKOHARJO
2017
PENDAHULUAN
• Invaginasi /intususepsi  segmen uSus masuk ke segme
n lainnyaberakibat dengan obstruksi / strangulasi. u
mumnya ditemukan pada anak anak dibawah 1
tahun. Manajemen yang suskses  bergantung pada
cepatnya rekognisi dan diagnosisnya.
• tindakan penatalaksanan dapat menggunakan dikerjakan
secara operatif maupun non-operatif.
• Tindakan operatif bila tindakan non-operatif gagal
dilakukan, berkisar 10%
• oleh karena itu pentingnya mengenali dengan pendekatan
klinis anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang hingga pemeriksaan khas lainnya dilakukan
untuk menegakkan diagnosis invaginasi .
Definisi :

Invaginasi adalah suatu proses intestine masuk kedalam


bagian lumen usus yang dapat menyebabkan obstruksi pada
saluran cerna. Invaginasi artinya prolapsus suatu bagian
bagian usus ke dalam lumen bagian yang tepat berdekatan
Etiologi :

Sebagian besar etiologi invaginasi pada anak tidak dapat


ditentukan atau disebut juga invaginasi primer

Faktor presipitasi invaginasi pada anak dapat berupa


infeksi virus dan bertumbuhan tumor

Pada orang dewasa invaginasi dapat disebabkan oleh


tumor jinak maupun ganas saluran cerna, jaringan
parut(adhesive) usus, luka operasi pada usus halus dan
kolon, IBS (Irritable Bowel Syndrome), dan Hirschsprung.
Epidemiologi

Maret-juni &
Laki-laki >
september –
perempuan ; 3 : 2
oktokber

Termasuk
penyakit yang
Mayoritas pasien
sering dari
usia 3 bulan – 3
gangguan
tahun
abdominal di
masa kanak kanak
Jenis Invaginasi

ileo – caecal

ileo – colica

Ileo – ileal

colo – colica
Patofisiologi
• Lesi atau iritan pada dinding
ususmenghambat gerakan peristaltic 
obstruksi pasase isi usus, menurunkan
vaskularisasi menyebabkan bagian apex
• mungkin untuk tidak kembali normal secara
spontan
• jika hal ini telah terjadi invaginasi menjadi
oedem dan kaku, pada akhirnya strangulasi
dan perforasi usus karena nekrosis
Manifestasi klinis
• nyeri abdomen yang intermitten, severe,
crampy, dan progresif.
• tangisan yang tidak dapat dihentikan
• Lethargi
• Kotoran dengan lendir dan darah
• Masa abdomen berbentuk sosis
• Trias klasik : <block>
Pemeriksaan penunjang
foto polos abdomen

foto polos abdomen


menggunakan
barium enema

CT-Scan

USG
PLAIN FILM
BARIUM ENEMA
• Figure 11 Meniscus
sign of intussusception
at the hepatic flexure
on barium enema.
USG
• Target sign on
transverse ultrasound
of an intussusception
• Figure 12 (A) Axial
enhanced CT scan in a 9-
year-old with lymphoma,
who presented with a
colo-colic
intussusception. There is
a bowel related mass with
layers of soft tissue and
fat in the right side of the
abdomen (arrow). The
initial diagnosis of
intussusception was
made using ultrasound
Diagnosis
Anamnesis
• Trias gejala
• Muntah (strangulasi)
• Gelisah tidak dapat ditenangkan
• letargi

pemeriksaan fisik
• Teraba masa di abdomen kuadran kanan
• Pemeriksaan RT teraba invaginasi yang masuk jauh

Pemeriksaan foto abdomen


• Tanda obstruksi, masa kuadran tertentu

Foto dengan pemberian barium enema


• Untuk diagnostik dan teraupetik

USG
• Gambaran target sign
Diagnosis Banding

Adhesi/Congenital Hernia,
Appendicitis
peritoneal bands incarserata
Penatalaksanaan
• Manajemen tindakan intususepsi
• terbagi atas dua
• (1) non-operatif, reduksi dengan
menggunakan tekanan hidrostatik atau
pneumatik
• (2) tindakan operatif, baik reduksi manual
(milking procedure), maupun reseksi
anastomosis
Prosedur reduksi :

• Barium enema : standar sebelumnya untuk


diagnosis dan reduksi
• US-guided hydrostatic reduction
• Reduksi pneumatic dengan fluoroscopic
guidance
• Us-guided pneumatic reduction
• Surgical
• intususepsi dapat diobservasi pada waku yang
sama menggunakan fluoroskopik (gambar 1).
Ketika reduksi ini tercapai. Gas akan melewati
secara retrogad kedalam usus halus yang
menunjukan prosedurnya telah sukses
(gambar 2)
Teknik baru yang melibatkan reduksi hidrostatik

menggunakan saline enema dan ultrasound guidance.

Keuntungan yang jelas dari teknik ini adalah kurangnya paparan radiasi.
Dan lebih detail visualisasinya. Reduksinya dipastikan dengan hilangnya
masa dengan diikuti cairan atau gelembung kedalam ileum terminal
Pada kasus invaginasi pada usia
dewasa penatalaksanaan hampir selalu
menggunakan prosedur bedah, pilihan
prosedur yang dilakukan adalah
laparoscopic atau open approach
tergantung pada lokasi, klinis pasien,
underlying disease, luasnya intususepsi
Prognosis

angka mortalitas intusussepsi kurang dari 1 %

Resiko adhesive 3-6%

tidak ada laporan setelah reduksi non-operatif

rekurensi setelah prosedur non operatif reduksi 5-10%


dan 1-4% setelah reduksi secara operatif.
Komplikasi

Komplikasi dari tindakan


reduksi dapat berupa
terjadinya perforasi,
terjadinya rekurensi dari
intusussepsi, kemudian
komplikasi dari tindakan
bedah yang dilakukan dapat
berupa dehsensi dan infeksi
pada luka operasi
KESIMPULAN
• Invaginasi sering pada anak dan agak jarang pada orang muda dan
dewasa. Invaginasi pada anak sering idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Jenis umumnya berupa intususepsi ileosekal. Hal ini
dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang
masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis.
• Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dan
dipastikan dengan pemeriksaan Roentgen dengan pemberian
enema barium. Invaginasi pada orang muda dan dewasa jarang
idiopatik, umumnya ujung invaginatum merupakan polip atau
tumor lain di usus halus.
• Pada anak, apabila keadaan umumnya mengizinkan, maka dapat
dilakukan reposisi hidrostatik yang dapat dilakukan sekaligus
sewaktu diagnosis Roentgen ditegakkan. Namun, apabila tidak
berhasil, harus dilakukan reposisi operarif. Sedangkan pada orang
dewasa, terapi reposisi hidrostatik umumnya tidak mungkin
dilakukan karena jarang merupakan invaginasi ileosekal.
terimakasih

You might also like