Professional Documents
Culture Documents
ada giginya”
“Base plate:
- Permanen terbuat dari resin akrilik heat cure
- Sementara terbuat dari baseplate wax (berwarna merah) atau resin
melongo”
METODE MMR
“terdapat ± 20 teknik”
1. Metode mekanik
- Pre extraction
a. Profile radiograph
b. Profile fotograph
c. Swenson’s method adalah pembuangan daerah aganglion
hingga batas sphincter ani interna dan dilakukan anastomosis
coloanal pada perineum
- Post extraction
a. Niswonger’s method (2 dot system)
Pengukuran dimensi vertikal dengan metode Niswonger
(Physiologic Rest Position Test) dilakukan dengan mengukur
jarak titik subnasion ke titik gnasion pada saat rahang pasien
berada dalam posisi istirahat. Pengukuran ke- 2 titik ini
dilakukan 2 kali, yaitu saat penderita tanpa menggunakan gigi
tiruan lengkap serta pada saat penderita menggunakan gigi
tiruan lengkap. Di dalam penelitian ini, jarak free way
space ditentukan sebesar 2-4 mm. Setelah mendapatkan hasil
pengukuran dimensi vertikal, misalnya x mm (tanpa
menggunakan gigi tiruan lengkap) dan y mm (menggunakan
gigi tiruan lengkap), maka peneliti dapat menentukan dimensi
vertikal penderita tersebut dikatakan: normal, terlalu tinggi,
atau terlalu rendah
b. Willi’s method
c. Silverman’s closest speaking space
2. Metode fisiologis
- physiologic rest position
- phonetics
- facial expression
- swallowing method
TEHNIK MMR
KOMBINASI :
Mekanik (Willi’s method) – fisiologis
RELASI RAHANG
1. Relasi orientasi
2. Relasi vertikal / dimensi vertikal
- OVD
- RVD
3. Relasi horizontal / sentris
TAHAP MMR
1. Establishment of Plane Orientation
“penetapan gigitan/fiksasi”
atas)”
GAMBAR
maksimal”
4. Instruksi menelan dengan lidah menyentuh sisi base plate paling
posterior
5. Metode fatigue
“bisa untuk pasien yg buka mulut lebar & tidak tapi cara ini lebih sulit
dibandingkan dengan cara yg lainnya”
“Cara double v groove: