Professional Documents
Culture Documents
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar.serta tepat pada waktunya.dalam Makalah ini kami akan membahas tentang ‘’
STRUKTUR ATOM DAN SISTIM PERIODIK ‘’
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini.Oleh karena itu,kami mengucapkan Terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang telah membantuh dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah
ini.oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat
membantu kami.kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 3
C. TUJUAN ........................................................................................................... 3
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penyususn dapat merumuskan beberapa hal
yang menjadi masalah sebagai berikut :
1. menjelaskan pengertian stuktur atom
2. Menjelaskan sistem periodik unsur
3. pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
C. TUJUAN
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR ATOM
BILANGAN KUANTUM
Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s).
A.Pengertian Bilangan Kuantum
1. Orbital s
Orbital yang paling sederhana untuk dipaparkan adalah orbital 1s. Gambar berikut
menunjukkan tiga cara pemaparan orbital 1s. Gambar menunjukkan bahwa rapatan muatan
maksimum adalah pada titik-titik di sekitar (dekat) inti. Rapatan berkurang secara eksponen
dengan bertambahnya jarak dari inti. Pola bercak-bercak. Secara teori peluang, untuk
menemui elektron tidak pernah mencapai nol. Oleh karena itu tidak mungkin
menggambarkan suatu orbital secara lengkap. Biasanya gambar orbital dibatasi, sehingga
mencakup bagian terbesar (katakanlah 90%) peluang menemukan elektron. Gambar (c)
adalah orbital 1s dengan kontur 90%. Dalam teori atom modern, jari-jari atom didefinisikan
sebagai jarak dari inti hingga daerah dengan peluang terbesar menemukan elektron pada
orbital terluar. Bentuk dan orientasi orbital 2s diberikan pada gambar. Sama dengan orbital
1s, rapatan muatan terbesar adalah pada titik-titik sekitar inti. Rapatan menurun sampai
mencapai nol pada jarak tertentu dari inti. Daerah tanpa peluang menemukan elektron ini
disebut simpul. Selanjutnya, rapatan muatan elektron meningkat kembali sampai mencapai
maksimum, kemudian secara bertahap menurun mendekati nol pada jarak yang lebih jauh.
Peluang terbesar menemukan elektron pada orbital 2s adalah pada awan lapisan kedua.
Sedangkan untuk orbital 3s juga mempunyai pola yang mirip dengan orbital 2s, tetapi dengan
5|Page
2 simpul. Kontur 90% dari orbital 3s ditunjukkan pada gambar (b), di mana peluang untuk
menemukan elektron pada orbital 3s adalah pada awan lapisan ketiga.
Orbital 1s, 2s, 3s Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change,
Martin S. Silberberg. 2000.
2. Orbital p
Rapatan muatan elektron orbital 2p adalah nol pada inti, meningkat hingga mencapai
maksimum di kedua sisi, kemudian menurun mendekati nol seiring dengan bertambahnya
jarak dari inti. Setiap subkulit p ( = 1) terdiri dari tiga orbital yang setara sesuai dengan tiga
harga m untuk = 1, yaitu -1, 0, dan +1. Masing-masing diberi nama px, py, dan pz sesuai
dengan orientasinya dalam ruang. Kontur yang disederhanakan dari ketiga orbital
2p diberikan pada gambar (c). Distribusi rapatan muatan elektron pada orbital 3p ditunjukkan
pada gambar (b). Sedangkan kontur orbital 3p dapat juga digambarkan seperti gambar (a)
(seperti balon terpilin), tetapi ukurannya relatif lebih besar.
Orbital px, py, pz Sumber: Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and
Change, Martin S. Silberberg. 2000
3. Orbital d dan f
Orbital dengan bilangan azimuth l = 2, yaitu orbital d, mulai terdapat pada kulit ketiga
(n = 3). Setiap subkulit d terdiri atas lima orbital sesuai dengan lima harga m untuk l = 2,
yaitu m = –2, –1, 0, +1, dan +2. Kelima orbital d itu diberi nama sesuai dengan orientasinya,
sebagai x2–x2 d , dxy, dxz, dyz, dan z d 2 . Kontur dari kelima orbital 3d diberikan pada
gambar berikut. Walaupun orbital z d 2 mempunyai bentuk yang berbeda dari empat orbital d
lainnya, tetapi energi dari kelima orbital itu setara.
Orbital f lebih rumit dan lebih sukar untuk dipaparkan, tetapi hal itu tidaklah
merupakan masalah penting. Setiap subkulit f terdiri atas 7 orbital, sesuai dengan 7 harga m
untuk l = 3.
Seluruh orbital d
Salah satu dari tujuh orbital 4 f, yaitu orbital f xyz
6|Page
O 1s22s22px22p y12pz1
F 1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara bertumpuk. Sebagai
contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan neon sebagai 1s22s22p6.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika elektron
berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang ditulis
dalam cara singkat, terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor, kita
dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Cara singkat kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron terdalam dengan
menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini, [Ne] berarti konfigurasi
elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s22s22px22py22p z2.
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi elektron klor dengan
[Ne]3s23px23py23pz1.
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton, selanjutnya kita
harus memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama dengan periode-
periode sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :
cara singkat
2 2 6 2
Mg 1s 2s 2p 3s [Ne]3s2
S 1s22s22p63s23px 23py13pz1 [Ne]3s23px23py13p z1
Ar 1s22s22p63s23px 23py23pz2 [Ne]3s23px23py23p z2
7|Page
memiliki konfigurasi elektron terluar ns2. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan
sebagai elemen-elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia memiliki elektron terluar
pada orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d
Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah dibandingkan dengan orbital
3d sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya akan
mengisi orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron terakhir dari orbitalnya
berada pada orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga
seng, yang umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah “elemen
transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi dalam
perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai contoh, d5 atau d8 – dan
bukan ditulis dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan
elektron akan menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati
orbital sendiri-sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.
d5 berarti
d8 berarti Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama pada pengisian atom 3d
setelah 4s.
Sc 1s22s22p63s23p6 3d14s2
Ti 1s22s22p63s23p6 3d24s2
V 1s22s22p63s23p6 3d34s2
Cr 1s22s22p63s23p6 3d54s1
Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang berlaku. Pada kromium
elektron-elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang, mudah untuk
diingat jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
Mn 1s22s22p63s23p6 3d54s2 (kembali ke keteraturan semula)
Fe 1s22s22p63s23p6 3d64s2
Co 1s22s22p63s23p6 3d74s2
Ni 1s22s22p63s23p6 3d84s2
Cu 1s22s22p63s23p6 3d104s1 (perhatikan!)
Zn 1s22s22p63s23p6 3d104s2
8|Page
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10 tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu
diisi setelah orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d
diisi setelah 4s.
9|Page
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari
Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar
menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum
energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Model atom Bohr
dikemukakan oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan kestabilan atom dan spektrum
garis atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://sherliannadewi.blogspot.co.id/2014/10/makalah-struktur-atom-dan-sistim.html
11 | P a g e