You are on page 1of 10

FORMULA DISETUJUI

“LOTION”

A. FORMULA ASLI
Virgin Coconut Oil (VCO)

B. RANCANGAN FORMULA
Tiap 250 mL lotion mengandung:
Virgin coconut oil 7%
Asam stearat 4,146%
Trietanolamin 3,164%
Gliserin 3%
Lanolin 3%
Cera alba 2,7%
Propilen glikol 10%
Natrium Metabisulfit 1%
Metil paraben 0,3%
Propil paraben 0,15%
Lavender absolute 2,0 %
Aquades Ad 100%
C. MASTER FORMULA
1.
Nama Produk : MARTHAB®
2. Jumlah Produk : 100 botol@250mL
3. Tanggal Formulasi : 11 Maret 2018
4. Tanggal Produksi : 11 Maret 2019
5. No.registrasi : NA 18180110279
6. No.batch : 18001A
No. Nama Bahan Fungsi Konsentrasi Per dosis Per Batch
1 Virgin Coconut Oil Pelembab 7% 17,5 g 1,740 ml
2 TEA Zat pengemulsi 3,164% 7,91 g 791 ml
3 Asam stearat Zat pengemulsi 4,146% 10,36 g 1,036 ml
4 Cera alba Pemviskos 2,7% 6,75 g 675 ml
5 Propilen glikol Stabilizing agent,
10% 25 g 2500 ml
humektan
6 Lanolin Basis minyak 3% 7,5 g 750 ml
7 Natrium Metabisulfit Antioksidan 1% 2,5 g 250 ml
8 Propil paraben Pengawet 0,15% 0,37 g 37 ml
9 Metil Paraben Pengawet 0,3% 0,75 g 75 ml
10. Gliserin Emolien 3% 7,5 g 750 ml
11. Lavender absolut Pengaroma 2% 5g 500 ml
12. Aquades Basis air Ad 100% 158,86 mL 15,88 ml

D. PATOFISIOLOGI KULIT
Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh sehingga secara terus menerus akan terpapar oleh stimulus
lingkungan. Profil dan fungsi kulit dipelihara oleh dua hal yang penting yaitu keseimbangan kadar
air pada stratum korneum dan lipid pada permukaan kulit. Paparan dari faktor eksternal seperti
kelembaban udara, radiasi ultraviolet dan suhu, sedangkan faktor endogen seperti hormon dapat
menggangu keseimbangan kulit. Adapun faktor lain seperti frekuensi penggunaan sabun, detergen,
dan bahan irritant misalnya alkohol dan air dengan suhu tinggi dapat melepaskan sebagian lapisan
lipid permukaan kulit. Ketika keseimbangan tersebut terganggu dapat menimbulkan kondisi kulit
patologis yang dikenal sebagai kulit kering atau xerosis (Dumhas, U.K., dan Retno., 2015)
E. ALASAN PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
Lotion adalah pelembab yang berfungsi menyokong kelembaban dan daya tahan air pada
lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit berupa emulsi berbentuk
cairan yang dapat dituang ( Erungan dkk., 2009 ). Body lotion merupakan salah satu bentuk
sediaan emulsi yang termasuk dalam kosmetik pelembab. Secara umum dipakai untuk
melembabkan, melembutkan, dan menghaluskan kulit (Supriyatna, 2010). Selain itu sediaan lotion
mudah diapikasikan pada kulit dapat digunakan anak-anak serta pemakaiannya dapat memberikan
rasa dingin/sejuk (Yuhendri, dan Yenni, 2012).
F. ALASAN PENAMBAHAN BAHAN TAMBAHAN
1. Virgin Coconut Oil (VCO)
VCO merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan
memberikan perlindungan terhadap kulit. Susunan molekular dari VCO memberikan tekstur
lembut dan halus pada kulit. Oleh karena itu, minyak kelapa dapat menjadi losion dan tabir
surya alami (Mu’awanah, I. A.U., dkk., 2014).
2. Gliserin
Dalam formulasi topikal dan kosmetik, gliserin banyak digunakan sebagai agen
humektan dan emolien. Merupakan zat yang tidak berwarna, tidak berbau, berupa larutan
higroskopis dengan rasa yang manis. Sebagai emolien dan humektan, gliserin digunakan pada
konsentrasi kurang dari 30%. Campuran gliserin dengna air, etanol (95%), dan propilen glikol
secara kimia stabil (Rowe dkk., 2009).
3. Asam stearat
Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai agen pengemulsi dan agen
solubilizing. Asam stearat merupakan material yang stabil, penambahan antioksidan juga
diperlukan bila digunakan zat ini (Rowe dkk., 2009).
4. Lanolin
Lanolin secara luas digunakan dalam formulasi topikal dan kosmetik. Lanolin digunakan
sebagai fase hidrofobik dalam krim w/o dan salep. Bila dicampur dengan minyak sayur,
lanolin dapat menghasilkan krim emolien (pelembab) yang mampu berpenetrasi pada kulit.
Lanolin dicampur dengan air (dua kali beratnya) mampu menghasilkan emulsi yang stabil dan
tidak tengik selama penyimpanan (Rowe dkk., 2009).
5. Propilen glikol
Propilen glikol digunakan sebagai humektan pada sediaan topikal. Pada preparasi
topikal, propilen glikol dianggap minim iritan. Stabil pada tempat yang tertutup dan secara
kimia stabil bila dicampur dengan etanol, gliserin, atau air (Rowe dkk., 2009).
6. Cera Alba
Cera alba atau Wax putih adalah bentuk lilin kuning yang dikelantang secara kimia
dan digunakan dalam aplikasi serupa: misalnya, untuk meningkatkan konsistensi krim dan
salep (Rowe, dkk., 2009).
7. Natrium metabisulfit
Natrium metabisulfit umumnya digunakan sebagai antioksidan pada sediaan oral,
parenteral, dan topikal dalam formulasi farmasetik. Biasanya digunakan pada konsentrasi
0,01%-1,0% (Rowe, dkk., 2009). Penambahan Na metabisulfit memberikan persen
peredaman hal ini disebabkan karena komponen basis yang terdiri antioksidan sintetik
natrium metabisulfit yang mempunyai kemampuan untuk meredam radikal bebas dan
komponen lain dari basis yang mempunyai gugusan hidroksi dan senyawa polifenol seperti
nipagin, nipasol, gliseril monostearat dan tween 80 (Faramayuda, F., dkk., 2010).
8. Triethanolamine
Bila dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat, TEA mampu membentuk sabun
anionik dengan pH 8 yang dapat digunakan sebagai agen pengemulsi yang mampu
menghasilkan butiran halus dan stabil pada emulsi o/w. Konsentrasi 2-4% digunakan sebagai
agen pengemulsi dan 2-5 kali untuk asam lemaknya (Rowe dkk., 2009).
9. Metil Paraben & Propil paraben
Metil dan propil paraben banyak digunakan sebagai bahan pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Ini bisa digunakan sendiri,
dikombinasikan dengan ester paraben lainnya, atau dengan agen antimikroba lainnya. Ini
adalah salah satu bahan pengawet yang paling sering digunakan dalam kosmetik. Paraben
efektif di atas kisaran pH yang lebar dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas,
meskipun paling efektif melawan ragi dan jamur. Propilparaben (0,02% b / v) bersama
dengan metilparaben (0,18% b / v) telah digunakan untuk pelestarian berbagai formulasi
farmasi (Rowe, dkk., 2009).
10. Lavender oil
Minyak lavender dikenal dengan keharumannya yang sangat baik dan komprehensif
digunakan dalam industri wawangian, aroma dan kosmetika serta tujuan pengobatan.
11. Aquades
Air adalah pelarut yang paling banyak digunakan sebagai pendistribusi untuk produk
farmasi karen fisiologis kommpaktibilitas dan kurangnya toksisitas, memiliki konstanta
dielektrik tinggi yagn sangat pentig untuk memastikan pembuatan diionisasi (Aulton, 2009).
G. URAIAN BAHAN
1. Asam stearat (Ditjen POM, 1979: 57-58 dan Rowe dkk, 2009:697)
Nama resmi : ACIDUM STEARICUM
Nama lain : Asam searat
Rumus struktur:

Pemerian : zat padat keras mengkilat, menunjukkan susunan hablur, putih atau kining
pucat, mirip lemak lilin
Kelarutan : praktiis tidak larut dala air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2
bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan
2. Trietanolamin (Ditjen POM, 1979: 612-613 dan Rowe, dkk., 2009:754)
Nama resmi : TRIAETHANOLAMINUM
Nama lain : Triethanolamina
Rumus struktur :

Pemerian : cairan kental tidak berwarna atau kuning pucat, bau lemah mirip amoniak,
higroskopik
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P, larut dalam kloroform P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya
Kegunaan : zat tambahan
3. Gliserin (Ditjen POM, 1979: 271 dan Rowe, dkk., 2009:283)
Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain : Gliserol, gliserin
RM/BM : C3H8O3/92,10
Rumus struktur :

Pemerian : cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarana; tidak berbau; manis diikuti
rasa hangat. Higroskopik, jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
dapat memedat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak
melebur hingga suhu mencapai 20o
Kelarutan :dapat campur dengan air, dan dengan ethanol (95%), praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan
4. Lanolin (Ditjen POM,1979:61)
Nama resmi : ADEPS LANAE
Nama lain : Lemak bulu domba
Pemerian : zatberupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus
cahaya; bau lemah atau khas
Kelarutan : praktis tidak larut dlaam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P, mudah
larut dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Penyimpanan : dalam wadah terutup baik, terlindungi dari cahaya, ditempat sejuk
Kegunaan : zat tambahan
5. Cera alba (Ditjen POM, 1979: 140)
Nama resmi : CERA ALBA
Nama lain : malam putih
Pemerian : zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P dingin,
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak atsiri
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan
6. Propilen glikol (Ditjen POM, 1979:534)
Nama resmi :PROPYLENGLIYCONUM
Nama lain :propilenglikol
RM/BM : C3H8O2/76,16
Rumus struktur :

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis,
higroskopik
Kelarutan : dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%)P, dengan kloroform P, ,
larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah
P, dan minyak lemak
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan, pelarut
7. Natirum metabisulfit (Ditjen POM, 1979:419)
Nama resmi : NATRII PYROSULFIS
Nama lain : Natrium pirosulfit, natrium metabisulfit
RM/BM : NA2S2O5/190,10
Pemerian : hablur atau serbuk, yang berbentuk hablurtidak berwarna, yang
bebrbentuk serbuk berwarna putih atau kuning gading; bau belerang; rasa
asam dan asin
Kelarutan : larut dalam 2 bagian air, sukar larut dalam etanol (95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : antioksidan
8. Metil Paraben (Ditjen POM, 1979: 378 dan Rowe, dkk., 2009:441)
Nama resmi : METHYLIS PARABENUM
Nama lain : Metil paraben, Nipagin M
RM/BM : C8H8O3/152,15
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)P, dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter
P, dan dalam larutan akali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P
panas, dan dalam 40 bagian meinyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan, zat pengawet
9. Propil paraben (Ditjen POM, 1979: 535 dan Rowe, dkk., 2009: 596)
Nama resmi : PROPYLIS PARABENUM
Nama lain : propil paraben
RM/BM : C10H12O3/180,21
Rumus struktur :
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%)P, dalam
3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserrol P, dan dalam 40 bagian
minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat pengawet
10. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DASTILATA
Sinonim : Air suling
RM/BM : H2O/18,00
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pelarut, zat tambahan
11. Lavender absolut (MSDS)
Nama resmi :Lavender oil
Nama lain : Oil of lavender
Pemerian : cairan berwarna kuning
Kelarutan : tidak larut dalam air dingin, air panas
Penyimpanan : ditemapat sejuk, dengan area bervetilasi yang baik, jaga agar wadah tetap
tertutup sampai nanti akan digunakan, jauhkan dari api.
12. VCO (Rahmadai, a., dkk., 2013 dan mu’awanah, dkk, 2014)
Nama Resmi : VIRGIN COCONUT OIL
Nama Lain : Minyak kelapa murni
Pemerian : minyak berwarna bening, berbau harum, memiliki kadar air dan
asam lemak yang rendah
Kegunaan : pelembab kulit alami, emulsifier

1. PERHITUNGAN
1. Per dosis
Tiap 250 mL mengandung :
7
a) Virgin coconut oil = × 250 mL = 17,5 gram
100
4,146
b) Asam stearate = × 250 = 10,36 gram
100
3,164
c) Trietanolamin = × 250 = 7,91 gram
100
3
d) Gliserin = × 250 = 7,5 gram
100
3
e) Lanolin = × 250 = 7,5 gram
100
2,7
f) Cera alba = × 250 = 6,75 gram
100
10
g) Propilen glikol = × 250 = 25 gram
100
1
h) Natrium metabisulfite = × 250 = 2,5 gram
100
0,3
i) Metil paraben = × 250 = 0,75 gram
100
0,15
j) Propil paraben = × 250 = 0,37 gram
100
2,0
k) Lavender absolute = × 250 = 5 gram
100
l) Aquades = 250 – (17,5 + 10,36 + 7,91 + 7,5 + 7,5 + 6,75 + 25
+ 2,5 + 0,75 + 0,37 + 5

= 250 – 91,14 = 158,86 mL

2. Per Batch
a) Virgin coconut oil = 17,4 mL × 100 = 1,740 mL
b) Asam stearat = 10,36 mL × 100 = 1,036 mL
c) Trietanolamin = 7,91 mL × 100 = 791 mL
d) Gliserin = 7,5 mL × 100 = 750 mL
e) Lanolin = 7,5 mL × 100 = 750 ml
f) Cera alba = 6,75 mL × 100 = 675 mL
g) Proplien glikol = 25 mL × 100 = 2.500 mL
h) Natrium metabisulfit = 2,5 mL × 100 = 250 mL
i) Metil paraben = 0,75 mL × 100 = 75 mL
j) Propil paraben = 0,37 mL × 100 = 37 mL
k) Lavender absolute = 5 mL × 100 = 500 mL
l) Aquades = 158,86 mL × 100 = 15.88 mL

2. METODE PEMBUATAN
1. Fase minyak dipanaskan terlebih dahulu dipanaskan dan diaduk pada suhu 70-75°C selama
± 10 menit
2. Fase air juga dipanaskan dan diaduk pada suhu 70-75°C selama ± 10 menit.
3. Dimasukkan fase minyak ke dalam gelas beker sambil diaduk dengan alat pendispersi.
4. Ditambahkan sedikit demi sedikit fase air sambil terus diaduk dalam alat pendispersi dengan
kecepatan konstan (Pengadukan hingga suhu 40 oC selama ± 30 menit) .
5. Didinginkan lotion sambil terus diaduk hingga suhu 35oC selama ± 10 menit.
6. Ditambahkan Pengawet, Pengaroma, dan Pengatur pH/Buffer (Hingga mencapai pH kulit)
kemudian diaduk sampai homogen.
7. Sediaan lotion yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan diberikan
kemasan.
3. KEMASAN
DAFTAR PUSTAKA

Aulton, M.,E., 2009, Pharmaceutics The Science Of Dosage Form Design 3nd Edition, Edinburg :
New York.
Ditjen Pom, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Iii, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Erungan Anna Carolina, Sri Purwaningsih, Dan Syeni Budi Anita, 2009,Aplikasi Karaginan Dalam
Pembuatan Skin Lotion, Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, Vol XII (2).
Isnin Aulia Ulfah Mu’awanah, Bambang Setiaji Dan Akhmad Syoufian, 2014,Pengaruh Konsentrasi
Virgin Coconut Oil(Vco) Terhadap Stabilitas Emulsi Kosmetik Dan Nilai Sun Protection
Factor (Spf), Jurnal Berkala MIPA, 24(1).
Nana Supriyatna,2010,Optimasi Pengolahan Tepung Lidah Buaya Pontianak (Aloe Chinensis, Beaker)
Sebagai Bahan Baku Alami Handbody Lotion, Biopropal Industri, Vol. 01(02).
Rowe, R.,C.,Paul J.,S.,Dan Marian E.,Q.,2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipient,
Pharmaceutical Press : London.
Yanhendri, Dan Satya Wydya Yenny, 2012, Berbagai Bentuk Sediaan Topikal Dalam Dermatologi,
CDK, Vol. 39 (6).

You might also like