You are on page 1of 18

ARTIKEL ILMIAH

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : Mustarudin

NIM : C51110230

Program Studi : Agroteknologi

Judul : Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Karet Di


Desa Seponti Jaya Kecamatan Seponti Kabupaten
Kayong Utara.

Pembimbing : 1. Ir. H. Riduansyah, M.P

2. Ari Krisno, SP., M. Si.

Penguji : 1. Dr. Ir. Tino Orcini Candra, MS

2. Rini Hazriani, SP., M.Si

1
EVALUATION OF LAND FITNESS FOR RUBBER PLANT
IN THE VILLAGE SEPONTI JAYA DISTRICT SEPONTI
KABUPATEN KAYONG UTARA

Mustarudin1), Ir.H.Riduansyah, MP 2) dan Ari Krisnohadi, SP. M.Si 2)


1) Mahasiswa 2) Dosen Department of Soil Science, Faculty of Agriculture

Universitas Tanjungpura, Jl. A. Yani Pontianak 78124

Land resource are aninportant resource for human because natural resources
are needed inevery fecor. This study aims to determine the level or class of land
suitability and limiting factors development of rubber (Havea brasiliensis) as well
a show to identifying the land in characteristics of Seponti Jaya village.

The research method are soil survey to identifying land characteristics, soil
physical and chemical properties. Environmental conditions that can be observed
in the field in clude the climate, the topography of the area and the shape, surface
rocks and outcrops, land use and vegetation, drainage and overflow-type water, and
erosi on and flood hazards. Soil physical properties are soil color, texture, structure,
consistency, depth ofground water, effective depth, the depth of sulfidic and peat
depth. Soil chemical properties in laboratory analysis, including pH, CEC, KB,
OrganicC, total-N, P, K, Ca, Mg, Al saturation, and Salinity.

The results showed that study sites have 1 are soil unit maps (SPT), and
classified as Sulfic Endoaquepts that have Actual S3-rc3,nr3, xs1 land suitability
classes and land potential are S2-wa1, with total area of 100 ha of the area suitability
classes.

Land Management recommendations for improvement rubber crop are


drainage and liming. Drainage improvements ground water level ranging between
15-60 cm. On this land unit sclassified as shallow until quite shallow. Soil pH
classified as veryacidic with pH < 4.5, with The calculation is based onthe levels of
Al-dd on the ground surface,Lime used is dolomite [CaMg (CO3) 2] dose 255 kg/Ha

Keywords: Rubber, Land Suitability Evaluation.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET

2
DI DESA SEPONTI JAYA KECAMATAN SEPONTI
KABUPATEN KAYONG UTARA

Mustarudin1), Ir. H. Riduansyah, MP 2) dan Ari Krisnohadi, SP. M.Si 2)


1)Mahasiswa 2) Dosen Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura, Jl. A. Yani Pontianak 78124

ABSTRAK

Sumber daya Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia karena sumber daya alam diperlukan dalam setiap
kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat atau kelas kesesuaian
lahan dan faktor pembatas pengembangan tanaman karet (Havea brasiliensis) serta
cara pengelolaan yang sesuai dengan kondisi lahan yang ada di lokasi penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah survey langsung di


lapangan dengangan parameter penelitian meliputi; keadaan lingkungan, sifat fisika
dan sifat kimia tanah. Keadaan lingkungan yang dapat diamati di lapangan meliputi
iklim, bentuk wilayah dan topografi, batuan permukaan dan singkapan, tata guna
lahan dan vegetasi, drainase dan tipe luapan air, dan erosi dan bahaya banjir. Sifat
fisika tanah yang diamati meliputi warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi,
kedalaman air tanah, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik dan kedalaman
gambut. Sifat kimia tanah di analisis di laboratorium, meliputi pH, KTK, KB, C-
Organik, N-total, P, K, Ca, Mg, Kejenuhan Al, dan Salinitas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada lokasi penelitian terdapat 1 satuan


peta tanah (SPT) yaitu Sulfic Endoaqueptsyang mempunyai kelas kesesuaian lahan
aktual S3-rc3,nr3,xs1 dan kelas kesesuaian lahan potensial S2-wa1 , dengan luas
lahan 100ha dari luas keseluruhan lokasi penelitian.

Rekomendasi pengelolaan terdiri dari rekomendasi perbaikan drainase dan


pengapuran. Perbaikan drainase karena memiliki drainase Sedang dengan muka air
tanah berkisar antara 15-60 cm. Pada satuan lahan ini tergolong dangkal sampai
agak dangkal. Tanah pada lokasi penelitian termasuk kedalam kriteria sangat
masam dengan pH < 4,5, sehingga perlu dilakukan pengapuran. Perhitungan
dilakukan berdasarkan atas kadar Al-dd pada tanah permukaan. Kapur yang
digunakan adalah kapur dolomit [CaMg(CO3)2] dengan dosis 255 kg/Ha.

Kata Kunci : Karet, Evaluasi Kesesuaian Lahan.

PENDAHULUAN Lahan merupakan salah satu


Sumber Daya Lahan (SDL) yang

3
terbatas, namun merupakan bagian demikian, evaluasi lahan merupakan
terpenting dari suatu kegiatan usaha alat perencanaan penggunaan lahan
tani. Sumber daya lahan merupakan yang srategis, dengan mempredikasi
suatu lingkungan fisik yang terdiri keragaman lahan dengan keuntungan
atas iklim, topografi, yang diharapkan dari penggunaan
hidrologi,vegetasi dantanah dimana lahan dan kendala penggunaan lahan
pada batas-batas tertentu yang produktif serta degradasi
mempengaruhi pada penggunaan lingkungan yang diperkirakan akan
lahan (FAO, 1976). Tanah juga terjadi.
memiliki arti ruang atau tempat, Karet merupakan salah satu
sehingga sumber daya Tanah komoditas pertanian yang penting
merupakan sumber daya alam yang untuk Indonesia dan lingkup
sangat penting bagi kelangsungan internasiaonal, sehingga tanaman
hidup manusia karena sumber daya karet memiliki prospek yang baik
alam diperlukan dalam setiap untuk dikembangkan. Di Indonesia,
kehidupan (Sitorus,1985). jadi karet merupakan salah satu hasil
didalam penggunaan dan pertanian yang banyak menunjang
pengelolaannya hendaklah perekonomian negara. Hasil devisa
didasarkan atas potensi yang dimiliki yang diperoleh dari karet cukup besar.
agar tercapai sasaran yang Bahkan, Indonesia pernah menguasai
dikehendaki, yaitu produksi dan produksi karet dunia dengan
keuntungan yang optimum dengan mengungguli hasil dari Negara-
tetap melakukan tindakan negara lain dan negara asal tanaman
konservasinya untuk penggunaan karet sendiri yaitu didataran Amerika
masa mendatang. Karena itu Selatan (Penebar Swadaya, 2008).
sangatlah penting untuk meneliti Luas lahan karet yang dimiliki
sifat-sifat tanah serta sebarannya Indonesia 3-3,5 juta hektar, dan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian merupakan lahan karet yang terluas di
dan faktor-faktor pembatasnya pada dunia, sementara luas lahan karet
penggunaan lahan tertentu Thailand sekitar 2 juta hektar, dan
(Hardjowigeno, 2001). Data Malaysia sekitar 1,3 juta hektar
informasi yang akurat serta rinci (Penebar Swadaya, 2008).
tentang sumber daya lahan baik Produktivitas lahan karet di Indonesia
kondisi fisik, kimia, maupun rata-rata rendah dan mutu karet yang
kesuburan tanah merupakan dasar dihasilkan juga kurang memuaskan.
untuk mengembangkan teknologi Bahkan, dipasaran internasional karet
pertanian yang tepat. Indonesia terkenal sebagai karet
Pada hakekatnya, evaluasi bermutu rendah.
lahan merupakan proses pendugaan
keragaman lahan untuk tujuan TUJUAN
penggunaan tertentu (FAO, 1985)
Apabila potensi lahan sudah dapat Penelitian ini bertujuan
ditentukan, maka perencanaan untuk mengetahui tingkat atau kelas
penggunaan lahan dapat dilakukan kesesuaian lahan dan faktor pembatas
berdasarkan pertimbangan yang pengembangan tanaman karet serta
rasional, mengenai apa yang dapat pengembangan yang sesuai dengan
ditawarkan oleh sumber daya lahan kondisi lahan dengan cara sebagai
tersebut (FAO, 1983). dengan berikut:

2
1. Mengidentifikasi karakteristik Oldemen, Isral dan Darwis
lahan melalui kegiatan survey (1975) dalam Balai Penelitian Tanah
evaluasi lahan (2004) menyatakan bahwa daerah
dan analisis sampel tanah di penelitian tergolong kedalam zona
laboratorium. agroklimat A yaitu daerah yang
2. Menganalisis dan mengklasifikasi mempunyai bulan basah lebih dari
kelas kesesuaian lahan aktual dan sembilan bulan (>9 bulan) dengan
potensial untuk tanaman karet. curah hujan >200 mm. Berdasarkan
3. Memetakan kelas kesesuaian lahan data iklim yang diperoleh dari Badan
aktual dan potensial untuk Meteorologi, Klimatologi dan
tanaman karet. Geofisika Stasiun Klimatologi
Siantan Pontianak ± 10 tahun terakhir
METODE PENELITIAN (2007- 2014), Lokasi penelitian
memiliki curah hujan rata-rata
Penelitian ini dilaksanakan di 3.393,833mm/th atau
Desa Seponti Jaya Kecamatan 282,819mm/bulan dengan banyaknya
Seponti Kabupaten Kayong Utara hari hujan 196,625 hh/th atau 16,384
meliputi areal seluas ± 100 ha. hh/bulan, dengan suhu rata-rata
Kegiatan analisis tanah dilaksanakan berkisar antara 24°-27°C.
di lapangan dan di laboratorium 2. Bentuk Wilayah dan Topografi
Fakultas Pertanian Universitas Bentuk wilayah merupakan
Tanjungpura Pontianak. Penelitian bentuk permukaan suatu wilayah
berlangsung selama ± 3 bulan dalam hubungannya dengan lereng
dimulai dari persiapan sampai dan perbedaan tinggi. Berdasarkan
penyajian hasil. Alat yang pengamatan di lapangan, lokasi
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian memiliki bentuk wilayah
pH meter, cangkul, bor tanah, pisau datar dengan kelerengan 0-2 % dan
lapangan, kantong plastik, Buku memiliki ketinggian berada pada 2-10
Warna Tanah (Munsell Soil Colour m di atas permukaan laut (dpl).
Chart), meteran, kamera, buku kunci Bentuk wilayah datar sampai
Taksonomi Tanah, Global agak datar memiliki luas 100 ha atau
Positioning System (GPS), alat tulis 100 % dari luas keseluruhan lokasi
dan peralatan lain yang digunakan penelitian, menurut pusat penelitian
dalam penelitian. Adapun bahan yang karet Indonesia (2004) tanaman karet
digunakan untuk penelitian adalah tumbuh baik pada lahan datar atau
bahan kimia untuk menganalisis kemiringan tanah kurang dari 15 %.
kimia tanah, diantaranya adalah H2O2 3. Batuan Permukaan dan
30 %, NH4OAC 1 N pH 7, KCl 1 N, Singkapan Batuan
Peta Topografi, Peta Titik Berdasarkan hasil pengamatan
Pengamatan dan Peta Jenis Tanah. di lapangan, pada lokasi penelitian
tidak ditemukan batuan permukaan
(<3%) dan singkapan batuan (<2%).

HASIL DAN PEMBAHASAN


4. Tata Guna Lahan dan Vegetasi
A. Keadaan Lingkungan Berdasarkan hasil pengamatan
1. Iklim di lapangan pada setiap jalur/ titik
borringpengamatan diketahui bahwa

3
pada umumnya penggunaan lahan di dan varietas) dengan jarak tanam 15-
lokasi penelitian sebagian besar 20 cm. Pembuatan saluran drainase di
masih berupa semak belukar yang pinggiran lahan yang sedang di olah
didominasi oleh paku resam, dengan luasan 50 x 50 cm. Umur
kemudian kebun karet dan Padi tanaman padi 15-20 hst dan dilakukan
Sawah dan Ladang. pemupukan (urea) kemudian
Tabel 5. Jenis Penggunaan Lahan dilanjutkan pemupukan kedua ketika
Di Lokasi Penelitian padi mengalami bunting kecil sekitar
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha)/0/0 berumur 30 hst.
1 Semak Belukar 50
5. Drainase dan Tipe Luapan Air
2 Kebun Karet 31,25
3 Padi Sawah dan ladang 19,75
Berdasarkan tipe luapan air,
Jumlah 100 tipe luapan lahan pasang
Sumber: Pengamatan Lapang 2015 surut:(1)tipe luapan A bila lahan
selalu terluapi air baik pada
a. Manajemen dan budidaya
waktu pasangbesar maupun pasang
tanaman karet di lokasi
kecil dan Lahan bertipe luapan A
penelitian
selalu terluapiair pasang, baik pada
Lahan karet pada lokasi
musim hujan maupun musim
penelitian memiliki luasan lahan
kemarau,;(2)tipe luapan B bila
sekitar 31,25 ha. Berdasarkan hasil
lahannya hanya terluapi oleh air
dari wawancara warga setempat,
pasang besar. Lahanbertipe luapan
diketahui bahwa budidaya tanaman
B hanya terluapi air pasang pada
karet dengan jarak tanam 6 x 6,
musim hujan saja;(3)lahan tidak
dengan menggunakan bibit berpareasi
terluapi air pasang baik pasang besar
(bibit unggul dan bibit lokal),
maupun pasang kecil,tetapi
sedangkan pengolahan lahan
permukaan air tanah kurang dari 30
dilakukan penebasan rumput,
cm dari permukaan tanah.Lahan
penebangan pohon yang ada di sekitar
bertipe luapan C tidak terluapi air
tanaman karet dan membuat saluran-
pasang tetapi kedalamanmuka air
saluran drainase di batasan lahan.
tanahnya kurang dari 50 cm,;(4)tipe
Untuk pemupukan 1 tahun 1-2 kali
luapan D bila lahannya tidak
dengan mengunakan pupuk urea dan
terluapi oleh air pasang baik
sp-36.
pasangbesar maupun pasang kecil,
b. Manajemen dan budidaya
tetapi permukaan air tanahnya berada
tanaman padi di lokasi
padakedalaman lebih dari 50 cm dari
penelitian
permukaan tanah(Noor, 1996).
Pada lokasi penelitian untuk
Berdasarkan dari data yang
tanaman padi mengunakan sistem
diperoleh di lapangan dan hasil
tamnam tadah hujan, tampa
wawancara dengan masyarakat
pengolahan tanah. Gulma di semprot
setempat, diketahui bahwa lahan yang
secara merata mengunahan racun
ada pada daerah penelitian tergolong
rumput sistemik (Roundup) dan
kedalam tipe luapan D bila
mengulagi peracunan dengam
lahannya tidak terluapi oleh air
mengunakan racun rumput kontak
pasang baik pasangbesar maupun
(Gramokson). Sebelum rumput mati
pasang kecil, tetapi permukaan air
akan dilakukan penyemaian, setelah
tanahnya berada padakedalaman lebih
semaian berumur 20-30 hari semaian
dari 50 cm dari permukaan tanah.
di pidah ke lahan (tergantung jenis

4
CSR/FAO (1983), faktor yang mempengaruhi seperti
menyatakan bahwa drainase tanah lereng dan curah hujan.
merupakan kecepatan perpindahan air Berdasarkan pengamatan di
tanah baik berupa aliran permukaan lapangan tingkat bahaya erosi di
maupun air tanah. Keadaan drainase lokasi penelitian tergolong kategori
adalah tanda dari kondisi basah dan sangat ringan. Itu dikarnakan lokasi
kering tanah tersebut, drainase tanah penelitian memiliki bentuk wilayah
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor datar sampai berombak dengan
yaitu topografi, tekstur, kemiringan 0-2 %. Keadaan lereng
permeabilitas, dan ketersediaan air tersebut tidak curam bahkan relatif
yang bersasal dari curah hujan. datar. Menurut Sutedjo dan
Istilah drainase dapat Kartasapoetra (2002) bahwa pada
digunakan dalam pengertian umum kemiringan tanah yang tidak begitu
untuk menyatakan aliran air yang curam mengalirnya air hujan
keluar dari tanah. Lebih khusus, dipermukaan tidak akan secepat pada
drainase dapat berperan menjelaskan kemiringan yang curam, apalagi jika
pembuangan secara buatan dari air permukaan tanahnya bergelombang
berlebih, sehingga dapat membuat aliran air permukaan akan makin
rendah muka air atau mencegah muka berkurang, sehingga kecepatan air
air tersebut naik ke permukaan tanah. untuk merembes kedalam tanah akan
Drainase ditentukan di lebih besar.
lapangan dengan melihat gejala- Sifat lereng yang menentukan
gejala pengaruh air pada penampang erosi adalah kemiringan dan panjang
tanah. Berdasarkan hasil data borring lereng. Makin curam lereng makin
dan analisis penampang minipit besar erosi disebabkan oleh kecepatan
diketahui di lapangan, air meresap ke aliran air dipertinggi, dan makin
dalam massa tanah agaklambat Air panjang lereng makin besar volume
tanah bebas berada di dalam air yang mengalir dipermukaan
tanahcukup dalam. Tanah basah (Hakim et.al, 1986)
terjadi hanya dalamwaktu yang Berdasarkan dari data yang di
singkat selama masa pertumbuhan, peroleh di lapangan dan wawancara
tetapicukup panjang bagi dengan warga setempat lokasi
pertumbuhan berbagaitanaman. Ciri penelitian jarang tergenang ( satu
yang dapat diketahui di tahun sekali, pada musim penghujan)
lapangan,yaitu tanah berwarna dengan demikian dapat disimpulkan
homogen, tanpa bercak ataukaratan bahwa lokasi penelitian termasuk
besi dan/atau mangan serta dalam Bahaya banjir atau
warnagley(reduksi) pada lapisan penggenangan kelas F0. menurut
sampai ≥ 50 cm. untuk pertumbuhan (Hardjowigeno : 2003) untuk
tanaman karet kelas drainase pada ancaman banjir dan penggenangan
lokasi penelitian tergolong ke dalam termasuk dalam kelompok tidak
kelas sedang (S2) pernah (Oo), yaitu dalam periode satu
6. Erosi dan Bahaya Banjir tahun tanah tidak tertutup banjir untuk
Pada penelitian ini tingkat erosi waktu lebih dari 24 jam.
dan bahaya banjir ditentukan B. Sifat Fisika Tanah
berdasarkan pengamatan di lapangan 1. Warna Tanah/Warna Karatan
yaitu wawancara dengan penduduk Warna tanah merupakan salah
setempat serta pertimbangan faktor- satu sifat fisika tanah yang lebih

5
banyak digunakan untuk tanah di lokasi baik pada kedalaman
pendeskripsian karakteristik tanah, 0-30 cm dan 30-60 cm memilki
karena tidak mempunyai efek tekstur halus (liat berdebu).
langsung terhadap tanaman tetapi 3. Struktur Tanah
secara tidak langsung berpengaruh Struktur tanah merupakan
lewat dampaknya terhadap gumpalan-gumpalan kecil alami dari
temperatur dan kelembaban tanah tanah akibat melekatnya butir-butir
(Hanafiah, 2005). primer tanah satu sama lain oleh suatu
Berdasarkan hasil data perekat seperti bahan organik, oksida
pengamatan di lapangan yang besi dan lainnya. Satu unit struktur
terdapat padapada pengamatan disebut ped (terbentuk karena proses
minipit perwakilan tanah terdapat dua alami). Struktur dibedakan menurut
lapisan tanah, lapisan atasnya bentuk, tingkat perkembangan dan
berwarna coklat dan lapisan ukuran (Hardjowigeno, 2003).
bawahnya berwarna coklat terang Berdasarkan pengamatan di
dengan warna karatan merah lapangan, stuktur tanah yang dijumpai
kekuningan.Warna tanah yang pada lapisan atas (0-26) berbentuk
bervariasi dapat digunakan sebagai remah, pada lapisan (26-50)memiliki
petunjuk tentang sifat-sifat tanah, struktur atau berstruktur gumpal
kandungan organik, kondisi drainase membulat.
dan aerasi (Hakim,et.al 1986). Struktur tanah berfungsi
2. Tekstur Tanah memodifikasi pengaruh tekstur
Tekstur tanah menunjukan terhadap kondisi drainase atau aerasi
kasar halusnya tanah yang merupakan tanah, karena susunan antar ped atau
perbandingan relatif atau persentase agregat tanah akan menghasilkan
perbandingan antara fraksi pasir, debu ruang yang lebih besar dibandingkan
dan liat dengan ukuran lebih kecil dari susunan antar partikel primer. Karena
partikel yang memiliki diameter < 2 itu, tanah yang berstuktur baik akan
mm (Foth, 1995). mempunyai kondisi drainase dan
Pengamatan tekstur tanah aerasi yang baik pula, sehingga lebih
dapat dilakukan di lapangan juga di memudahkan system perakaran
laboratorium. Pada penelitian ini tanaman untuk berpenetrasi dan
pengamatan tekstur tanah dilakukan mengapsorsi (menyerap) hara dan air,
di lapangan dengan cara memirit sehingga pertumbuhan dan produksi
tanah menggunakan ibu jari dan jari menjadi lebih baik (Hanafiah, 2005).
telunjuk dan dirasakan kasar
halusnya.
Tabel 6. Hasil Analisis Tekstur 4. Konsistensi Tanah
Tanah Kompositdi Laboratorium Konsistensi tanah dapat
Pada SPT diartikan sebagai daya kohesi dan
Hasil Analisis Tekstur Tanah Komposit adhesi tanah pada berbagai kondisi.
SPT Kedalaman Tekstur Keterangan
0-30 Liat Halus Tanah dapat ditemukan dalam kondisi
1
Berdebu basah, lembab dan kering, karena itu
30-60 Liat Halus
Berdebu penyifatan konsistensi tanah harus
Sumber: Pengamatan Laboratorium 2015 disesuaikan dengan keadaan tanah
Berdasarkan hasil penentuan tersebut (Hardjowigeno, 1995).
kelas tekstur tanah komposit di Pada lokasi penelitian, tanah
laboratorium menunjukan bahwa ditemukan dalam kondisi basah dan

6
lembab sehingga penyifatannya Kedalaman efektif tanah
disesuaikan dengan keadaan tanah adalah kedalaman dimana perakaran
tersebut. Pengamatan dilakukan tanaman masih bisa masuk ke dalam
berdasarkan satuan lahan yang ada di tanah. Kedalaman tersebut umumnya
lokasi penelitian dan ditentukan per dibatasi oleh suatu lapisan
lapisan tanah dengan cara memijat penghambat, misalnya batu keras
atau memirit tanah diantara ibu jari (bedrock), padas atau lapisan lain
dan jari telunjuk. yang mengganggu atau menghambat
Tabel 7. Hasil Pengamatan perkembangan perakaran, diukur
Kosistensi Tanah pada minipit dalam cm (Arsyad, 1979).
No Kedalaman Kelekatan Plastisitas Tanah pada lokasi penelitian
(cm)
1 0 – 26 Tidak Lekat Tidak Plastis memiliki kedalaman pirit dalam(58-
2 26 – 50 Agak Lekat Agak Plastis 90cm), apabila air sungai yang
Sumber: Pengamatan Lapangan 2015 menggenangi lahan surut atau kering
Berdasarkanhasil pengamatan dapat mengakibatkan terjadinya
konsistensi di lapangan pada tanah proses oksidasi. Hal ini dapat menjadi
ditemukan dalam keadaan basah penghambat dalam proses
yaitu pada lapisan atas (0-26 cm) dan pertumbuhan tanaman karet. Oleh
lapisan bawah (26-50 cm) termasuk karena itu kedalaman efektif pada
kedalam agak lekat yaitu setelah di lokasi penelitian tergolong agak
tekan, massa tanah ada yang tertingal dalam dan menjadi tidak sesuai untuk
pada kedua jari, mempunyai tanaman karet.
plastisitas agak plastis terbentuk 7. Kedalam Sulfidik
gelintir tanah, masa tanah akan Kedalaman pirit merupakan
mudah berubah bentuk. kedalaman lapisan pirit yang terdapat
5. Kedalaman Air Tanah di dalam tanah yang diukur dari
Hardjowigeno permukaan tanah dan merupakan
(2003)menyatakan bahwa air terdapat batas lapisan dimana terdapat bahan
dalam tanah karena diserap oleh sulfidik. Kedalaman lapisan pirit di
massa tanah, tertahan oleh lapisan bagi menjadi 4 kelas yaitu : (1)
kedap air, atau karena keadaan lapisan pirit dangkal (0 – 25 cm), (2)
drainase yang kurang baik. Air dapat lapisan pirit agak dalam (26 – 50 cm),
meresap atau ditahan oleh tanah (3) lapisan pirit dalam (51 – 100 cm),
karena adanya gaya-gaya adhesi, (4) lapisan pirit sangat dalam (>100
kohesi, dan gravitasi. cm) (Hakim, et.al., 1984).
Kedalaman air tanah Berdasarkan dari hasil
ditentukan pada saat pengamatan di pengamatan di lapangan dapat
lapangan. Tinggi muka air tanah diketahui bahwa pada daerah
ditetapkan berdasarkan keadaan muka penelitian memiliki kedalaman pirit
air tanah pada setiap titik borring di 58-90 cm (dalam), sesuai untuk
lapangan. Pada daerah penelitian pertumbuhan tanaman karet, sehingga
kedalaman air tanah bervariasi kedalaman pirit tidak berpengaruh
berkisar antara 15-60 cm untuk dalam proses pertumbuhantanaman
daerah datar pada satuan lahan yang karet.
tergolong pada kategori dangkal
sampai agak dangkal. Lapisan pirit biasanya terdapat
6. Kedalaman Efektif pada lapisan mineral. Oleh karena itu,
lapisan mineral yang mengandung

7
pirit perlu diteliti dengan tanah agak matang (NR) Lapisan
pengoksidasi kuat (H2O2) 30 %, kedua 26 – 50 berwarna (7,5 YR 3/3)
kemudian diukur pH-nya. Apabila pH tekstur liat berdebu, struktur gumpal
H2O2< 2,5, maka hal ini menunjukan dengan konsistensi agak lekat dan
adanya lapisan pirit pada tanah agak plastis dalam kondisi basah,
tersebut. kematangan tanah setengah matang
(HR).
8. Kedalaman Gambut
Lahan gambut yang D. Sifat Kimia Tanah
mempunyai ketebalan lapisan bahan 1. Reaksi Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukan
organik < 50 cm digolongkan ke
sifat kemasaman atau akalinitas tanah
dalam tanah mineral (bergambut) atau
yang dinyatakan dengan nilai pH.
tanah humus. Berdasarkan ketebalan
Nilai pH menunjukan banyaknya
lapisan organiknya, gambut dipilah
konsentrasi ion hidrogen (H+)
dalam empat kategori, yaitu gambut
didalam tamah. Makin tinggi kadar
dangkal (50-100 cm), tengahan (100-
ion H+ didalam tanah, maka semakin
200 cm), dalam (200-300 cm) dan
masam tanah tersebut (Tan, 1995).
sangat dalam > 300 cm.
Berdasarkan hasil analisis
Data-data yang dihasilkan
tanah komposit di laboratorium
secara langsung di lapangan diketahui
menunjukan bahwa pH (H2O) di
bahwa pada lokasi penelitian secara
lokasi penelitian pada kedalaman 0-
keseluruhan tidak dijumpai gambut,
30 ialah 3,96 dan pada kedalaman 30-
di sebagian lokasi hanya terdapat
60 ialah 3,68.
serasah-serasah bekas tanaman.
Semua areal penelitian merupakan Tabel 8. Hasil Analisis pH Tanah
Kedalaman Kisaran
tanah mineral. SPT pH(H2O) Kriteria
(cm) pH
C. Satuan PetaTanah (SPT) 1
0-30 3,96 < 4,5 Sangat Masam
30-60 3,68 < 4,5 Sangat Masam
Uraian satuan peta tanah Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015
(SPT) pada lokasi penelitian adalah Berdasarkan data pada tabel 8, dapat
Sulfic Endoaquepts. Satuan peta tanah dilihat bahwa di lokasi penelitian
(SPT) ini ditemui pada seluruh areal pada setiap kedalaman 0-30 dan 30-
lokasi penelitian dimana lokasi 60 tanahnya bereaksi sangat masam
penelitian terletak pada pinggiran sampai masam.
daerah aliran sungai. Fisiografi lahan
merupakan daerah dataran fluvial, 2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
dengan bentuk wilayah datar (lereng Kapasitas Tukar Kation
0 – 2 %). Bahan induk dari kelompok (KTK) merupakan kemampuan
tanah ini adalah endapan alluvial, koloid tanah dalam menjerap dan
sehingga Satuan Peta Tanah ini mempertukarkan kation-kation dan
memiliki solum yang dalam. dinyatakan dalam milikuivalen per
Penggunaan lahan berupa semak 100 gr tanah (me/100 gr), (Tan,
belukar,kebun karet, dan padi sawah/ 1995).
ladang. Tabel9.Hasil Analisis KTK Tanah
Morfologi SPT ini dicirikan
dengan tanah pada lapisan pertama 0 Kedalaman( Kapasitas Tukar Kation(KTK)
SPT
cm)
– 26 cm; berwarna (7,5YR 5/3); (cmol(+)kg-1) Kriteria
tekstur liat berdebu; struktur gumpal, 0-30 37,46 Tinggi
1 30-60 41,50 Sangat
konsistensi Tidak lekat Tidak plastis Tinggi
dalam kondisi basah, kematangan Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015

8
Berdasarakan data pada Tabel di kedalaman 0-30 cm C-organik
9, dapat dilihat bahwa pada lokasi tanah tergolong tinggi yaitu 12,42 % ,
penelitian KTK pada kedalaman 0-30 sedangkan pada kedalaman 30-60 cm
cm tergolong Tinggi, sedangkan pada kandungan C-organik tergolong
kedalaman 30-60 cm tergolong sangat tinggi yaitu 13,00.
Sangat Tinggi. 5. Nitrogen (N) Total
3. Kejenuhan Basa (KB) Hasil analisis di laboratorium
Kejenuhan Basa (KB) pada satuan peta tanah (SPT)
menunjukan perbandingan antara menunjukan bahwa kandungan N-
jumlah kation-kation basa dengan total pada SPT tergolong tinggi
jumlah semua kation (kation basa dan kedalaman 0-30 cm dan kedalaman
kation asam) yang terdapat dalam 30-60 cm, pada.
kompleks jerapan tanah Tabel 12. Hasil Analisis N-Total
(Hardjowigeno, 1987). Tanah
Tabel 10. Hasil Analisis KB Tanah N-Total
SPT Kedalaman(cm)
Kedalaman( Kejenuhan Basa (KB) (%) Kriteria
SPT
cm) (%) Kriteria 0-30 0,69 Tinggi
1
30-60 0,71 tinggi
0-30 6,17 Sangat Rendah
1 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015
30-60 4,19 Sangat Rendah
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015 Nitrogen (N) merupakan
Berdasarkan data pada Tabel unsur hara makro yang sangat penting
di atas, dapat dilihat bahwa pada bagi pertumbuhan tanaman yang
lokasi penelitian KB pada satuan peta berfungsi untuk memperbaiki
tanah (SPT) baik pada kedalaman 0- pertumbuhan vegetatif tanaman dan
30 cm maupun kedalaman 30-60 cm sebagai pembentukan protein. N
tergolong pada kategori sangat dalam tanah berasal dari bahan
rendah, ini semua sangat organik tanah, pengikatan oleh mikro
berhubungan dengan reaksi tanah organisme dari N udara, pupuk, dan
(pH). air hujan. Di dalam tanah N terdapat
dalam berbagai bentuk, yaitu protein
(bahan organik), senyawa-senyawa
amino, amonium (NH4+) dan nitrat
(NO3-), dan hanya dapat diserap
tanaman dalam bentuk amonium
4. C-organik (%) (NH4+) dan nitrat (NO3-)
Tabel 11. Hasil Analisis C-organik (Hardjowigeno, 1987).
Tanah 6. Posfor (P)
Hasil analisis di laboratorium
C-organik
SPT
Kedalaman( pada masing-masing SPT
cm)
(%) Kriteria menunjukan bahwa kandungan P
0-30 12,42 Sangat Tinggi
pada SPT tergolong tinggi pada
1
30-60 13,00 Sangat Tinggi kedalaman 0-30 cm dan tergolong
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015 sangat tinggi pada kedalaman 30-60
Berdasarkan hasil analisis cm.
tanah di laboratorium menunjukan Tabel 13. Hasil Analisis Fosfor (P)
bahwa tanah pada lokasi penelitian Tanah
memiliki kandungan C-organik yang
Kedalaman( Fospor (P)
yang tergolong tinggi sampai sangat SPT
cm)
(ppm) Kriteria
rendah. Pada satuan peta tanah (SPT) 1 0-30 32,12 Tinggi

9
30-60 42,41 Sangat Tinggi lokasi penelitian tergolong ke dalam
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015
kategori sangat rendah baik pada
Unsur P merupakan unsur
kedalaman 0-30 cm maupun pada
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
kedalaman 30-60 cm.
untuk pertumbuhan tanaman yang
Tabel 15. Hasil Analisis Kalsium
baik dan normal. Ketersediaan unsur
(Ca2+) dan Magnesium (Mg2+)
P sangat ditentukan oleh sifat dan
jenis tanah tersebut. Kekurangan Kalsium (Ca2+) Magnesium (Mg2+)
Kedalaman
SPT (cmol (cmol Kriteria
unsur P di dalam tanah disebabkan (cm)
(+)kg-1)
Kriteria
(+)kg-1)
oleh jumlah P didalam tanah sedikit, SangatRenda Sangat
0-30 1,37 0,35
sebagian besar terdapat dalam bentuk h Rendah
1
Sangat Sangat
yang tidak dapat di ambil tanaman 30-60 0,90
Rendah
0,23
Rendah
(Hardjowigeno, 1987). Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015
7. Kalium (K) Rendahnya kandungan Ca2+
Kalium sangat penting sekali dan Mg2+pada lokasi penelitian
dalam proses metabolisme dan disebabkan oleh kemasaman yang
mempunyai pengaruh khusus dalam tinggi. Lokasi penelitian memiliki
absorsi hara, pengaturan pernapasan, kisaran pH < 5,5 bereaksi masam dan
transpirasi, kerja enzim dan berfungsi sangat masam. Menurut Hakim et. al.
untuk meningkatkan resistensi tanah (1986), ketersediaan dan kebutuhan
terhadap serangan hama dan penyakit Ca2+ dan Mg2+dalam tanah
(Hakim et al. 1986). Unsur K juga dipengaruhi oleh tingkat kemasaman
merupakan unsur yang sangat penting tanah.
untuk pertumbuhan tanaman. Upaya yang harus dilakukan
Ketersedian K didalam tanah untuk memenuhi Ca dan Mg pada
dipengaruhi oleh pH tanah, takaran tanah maupun tanaman yaitu dengan
nibsi hara lain, kandungan bahan pemberian kapur kalsit atau dolomit
organik, tata udara dan kepadatan dan pemberian pupuk Ca dan Mg.
tanah (Poerwidodo, 1992).

Tabel 14. Hasil Analisis Kalium 9. Kejenuhan Aluminium (Al)


(K) Tanah Dari hasil analisis di
Kedalaman( Kalium (K)
laboratorium diperoleh data
SPT
cm) kejenuhan Al pada lokasi penelitian
(cmol (+)kg-1) Kriteria
0-30 0,28 Rendah
tergolong dalam kategori rendah, baik
1
30-60 0,18 Sangat Rendah pada kedalaman 0-30 cm maupun
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015 kedalaman 30-60 cm.
Berdasarkan kandungan K pada Tabel 16. Hasil Perhitungan
lokasi penelitian pada kedalaman 0- Kejenuhan Al
30 cm tergolong kedalam kategori Kejenuhan
Kedalaman Al
rendah sedangkan pada kedalaman SPT
(cm) 𝑨𝒍 − 𝒅𝒅
Kriteria
30-60 cm tergolong ke dalam kategori 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝑲𝑻𝑲
sangat rendah. Sangat Rendah
0-30 0,45
1
8. Kalsium (Ca2+) dan Magnesium 30-60 0,96 Sangat Rendah
(Mg2+) Sumber: Hasil Analisis Laboratorium 2015
Hasil analisis tanah di Al-dd adalah kadar aluminium
laboratorium pada SPT menunjukan dalam tanah. Al dalam bentuk dapat
bahwa kandungan Ca2+ dan Mg2+di ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat

10
pada tanah-tanah yang bersifat morfologi tanah dan sifat-sifat kimia
masam pH <5,0. Aluminium ini hasil analisis tanah dilapangan dan di
sangat aktif karena berbentuk Al3+, laboratorium. Sistem penelitian yang
dan sangat merugikan karena dapat digunakan adalah mengunakan buku
meracuni tanaman dan mengikat Kunci Taksonomi Tanah dan di
Fosfor. Disamping aluminium yang klasifikasi yang kedalam menurut
dapat dipertukarkan pengaruh jelek Soil Survey Staff (USDA, 1999) dan
aluminium diukur dengan derajat penentuan satuan peta tanah sampai
kejenuhan Al. Bila kejenuhan Al > 60 pada tingkat sub group.
%, tanah tersebut bisa dikatakan tidak Berdasarkan hasil pengamatan
layak untuk tanah pertanian sebelum lapangan terhadap titik boring, dan
reklamasi atau ameliorasi terlebih minipit, pewakilan dan hasil analisis
dulu. sifat kimia tanah di laboratorium
10. Salinitas diketahui bahwa tanah pada lokasi
Salinitas tanah pada lahan penelitian tergolong matang karena
ditunjukkan dengan tingginya kondisi terdapat lapisa horizon A,B dan C
garam Na, sebagai akibat adanya sehingga solum tanah dalam, terdapat
intrusi air laut/asin. Salinitas yang proses pembentukan tanah alterasi
tinggi pada zona perakaran akan dan sudah mempunyai struktur
menghambat penyerapan air dan sehingga tanah di lokasi penelitian
unsur hara yang terlarut didalamnya termasuk kedalam ordoInceptisols.
(Badan Penelitian dan Pengembangan Tanah inceptisol ini memiliki horison
Pertanian, 2000). Tanah bebas garam kambik.
menunjukkan bahwa tanaman tidak Horison kambik adalah
terganggu oleh besarnya DHL (Daya horison yang terbentuk sebagai hasil
Hantar Listrik), semakin tinggi nilai proses alterasi secara fisik,
DHL maka semakin menghambat transformasi secara kimia, atau
pertumbuhan tanaman. pemindahan bahan, atau merupakan
Tanah yang terdapat pada hasil kombinasi antara dua atau lebih
lokasi penelitian umumnya tanah proses- proses tersebut.
yang memiliki harkat agak garaman Horison kambik merupakan
(0,54). horison alterasi yang ketebalanmya
11. Status Kesuburan 15 cm atau lebih. Apabila horison
status kesuburan sifat kimia tersebut tersusun dari lemela- lemela,
tanah, mengacu kepada status KTK ketebalan gabungan dari lamela harus
tanah, nilai kejenuhan basa, 15cm atau lebih. Horison kambik
kandungan bahan organik, K tersedia harus memenuhi semua sifat berikut
dan P tersedia. Berdasarkan hasil ini:
analisis tanah di laboratorium 1. Mempunyai tekstur pasir sangat
kemudian dikaitkan dengan halus, pasir sangat halus
kombinasi beberapa sifat kimia tanah berlempung, atau yang lebih halus.
dan status kesuburannya 2. Menunjukan gejala-gejala atau
menunjukkan bahwa status kesuburan bukti adanya alterasi, dalam salah
kimia tanah di lokasi penelitian satu entuk berikut:
tergolong rendah a. Kondisi akuik di dalam 50 cm
E. Klasifikasi Tanah dari permukaan tanah, atu telah
Pada penelitian ini tanah di drainase dan semua sifat
diklasifikasikan atas sifat-sifat berikut;

11
1) Memiliki struktur tanah, atau kalsik, gipsik, matrik, oksik,
tidak memiliki struktur petrokalsik, placik, atau spodik;
batuan pada lebih dari dan
setengah volume tanah. 4. Bukan merupakan bagian dari
2) Warna-warna yang tidak suatu horison Ap, warnanya tidak
berubah saat terbuka di cukup gelap (tidak memenuhi
udara. persyaratan warna epipedon molik
3) Warna dominan, lembab, atau umbrik), dan tidak bersifat
pada permukaan ped atau di paruh.
dalam matriks sebagai Tanah inceptisol di atas
berikut: dapat di golongkan kedalam sub
a) Value warna 3 atau ordo aquepts karena pada lapisan
kurang dan kroma 0, atau di atas kontak densik, litik, atau
b) Value warna 4 atau lebih paralitik, atau lapisan di antara
dan kroma 1 atau kurang, kedalaman 40 cm dan 50 cm dari
atau permukaan tanah mineral, mana
c) Sebarang value warna, saja yang lebih dangkal, memiliki
value 2 atau kurang dan kondisi akuik selama sebagian
terdapat kondisi redoks; waktutahun-tahun normal ( atau
atau lebih di drainase), dan mempunyai
b. Tidak mempunyai kombinasi salah satu lebih sifat berikut;
kondisi akuik di dalam 50 cm a. Suatu lapisan langsung di
dari permukaan tanah, atau bawah epipedon, atau 50 cm dari
lebih di drainase, dan warna, permukaan tanah mineral, pada 50
lembab, sebagaimana persen atau lebih permukan ped,
didevinisikan dalam butir 2.a(3) atau di dalam matriks apabila tidak
di atas, serta memiliki struktur terdapat ped, mempunyai satu atau
tanah atau tidak memiliki lebih sifat berikut;
struktur batuan pada lebih dari 1) Kroma 2 atau kurang apabila
setengah volume tanah, dan terdapat konsentrasi redoks,
memiliki satu atau lebih sifat atau
berikut; 2) Kroma 1 atau kurang.
1) Menunjukan kroma lebih Inceptisol pada lokasi penelitian
tinggi, volume warna lebih mempunyai sifat berikut;
tinggi, warna hue lebih di lihat pada kunci great group
merah, atau kandungan liat tidak memiliki sifat yang lain,
lebih tinggi di banding sehingga dinamakan
horison yang terletak di Endoaqueptsdan untuk tingkat sub
bawahnya, atau horison yang group di golongkan kedalam Sulfic
berada di atasnya; atau Endoaqueptskarena di dalam 150
2) Gejala atau bukti adanya cm dari permukaan tanah mineral
pemindahan senyawa yang mempunyai satu atau lebih
karbonat atau gipsum; dan dari sifat Horison setebal 15 cm
3. Memiliki sifat yang tidak atau lebih yang mempunyai semua
memenuhi persyaratan epipedon siat horison sulfurik, kecuali pH di
antropik, histik, folistik,melanik, antara 3,5 dan 4,0.
molik, plagen atau umbrik, duripan F. Evaluasi Kesesuaian Lahan
atau flagipan,atu horoson argilik,

12
Perlunya mengelompokan tidak dapat diperbaiki tidak akan
kecocokan (adaptability) suatu lahan mengalami perubahan kelas
untuk tipe pengguna lahan secara kesesuaian lahannya, sedangkan
optimal berdasarkan sifat-sifat lahan karakteristik lahan yang dapat
yang berhubungan dengan faktor diperbaiki, kualitas lahannya dapat
pembatas penggunaannya merupakan berubah menjadi satu atau dua tingkat
dasar dari klasifikasi kesesuaian lebih baik (Hardjowigeno, 2001).
lahan. Dalam laporan ini penilaian Berdasarkan data-data yang
kesesuaian lahan untuk tanaman karet diperoleh baik di lapangan maupun
berdasarkan pada hasil-hasil hasil analisis kesuburan tanah di
pengamatan langsung di lapangan dan laboratorium yang kemudian
ditunjang dengan interpretasi data- dipadukan dengan kriteria kesesuaian
data hasil analisis kimia dan lahan untuk tanaman karet,maka
kesuburan tanah di laboratorium. diperoleh kelas kesesuaian lahan
Selanjutnya hasil dari penilaian aktual dan potensial pada SPT
disajikan ke dalam peta kesesuaian (Satuan Peta Tanah) beserta usaha
lahan perbaikannya, yang dapat dilihat pada
1. Kesesuaian Lahan Aktualdan lampiran 1.
Potensial Dari hasil pengamatan
Kesesuaian lahan aktual morfologi tanah dan analisis kimia
merupakan kesesuaian lahan saat ini kesuburan tanah yang kemudian
atau dalam keadaan alami, belum dipadukan dengan kriteria kesesuaian
mempertimbangkan usaha perbaikan lahan untuk tanaman karet maka
dan tingkat pengelolaan yang dapat dapat diketahui hasil penilaian
dilakukan untuk mengatasi kendala kesesuaian lahan aktual pada satuan
atau faktor-faktor pembatas yang ada peta tanah (SPT) adalah S3-
pada satuan peta tanah. Kesesuaian rc3,nr3,xs1 atau sesuai marginal
lahan saat ini, pada umumnya lebih dengan kendala ketersediaan oksigen
rendah harkatnya dibandingkan (drainase), retensi hara (pH H2O).
dengan kesesuaian lahan menurut Kesesuaian aktual merupakan
potensinya. Perbedaan harkat tersebut kesesuaian lahan pada saat ini atau
menunjukan besaran peluang dalam keadaan alami, belum
pengelolaan yang dapat diterapkan mempertimbangkan usaha perbaikan
pada lahan tersebut (Hardjowigeno, dan tingkat pengelolaan yang dapat
2001). dilakukan untuk mengatasi kendala
Dalam menentukan jenis atau faktor-faktor pembatas yang ada
usaha perbaikan yang dapat disetiap satuan peta tanah (SPT).
dilakukan, maka harus diperhatikan Untuk meningkatkan kelas
karakteristik lahan yang tergabung kesesuaian lahan dapat dilakukan
dalam masing-masing kualitas lahan. usaha perbaikan. Kesesuaian lahan
Karakteristik lahan dibedakan yang merupakan kondisi yang
menjadi karakteristik lahan yang diharapkan, sesudah diberi masukan
dapat diperbaiki dengan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan
sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan disebut
(teknologi) yang akan diterapkan, dan kesesuaian lahan potensial. Dari hasil
karakteristik lahan yang tidak dapat analisis dan usaha perbaikan yang
diperbaiki. Satuan peta tanah yang dapat dilakukan dapat diketahui
mempunyai karakteristik lahan yang bahwa kelas kesesuaian potensial

13
pada satuan peta tanah (SPT) adalah Lampiran 25. Pengapuran diberikan
S2-wa atau sesuai dengan faktor secara terus menerus pada lahan
pembatas curah hujan tinggi. untuk menjaga ketersediaan kapur
G. Rekomendasi Pengelolaan dalam tanah yang dapat hilang karena
1. Rekomendasi Perbaikan diserap oleh tanaman dan hilang
Drainase akibat pencucian sehingga dapat
Kondisi jenuh air pada lahan mengurangi kemasaman tanah.
di lokasi penelitian menunjukkan
bahwa lahan tersebut memiliki PENUTUP
drainase yang kurang baik, hal ini A. Kesimpulan
disebabkan kurangnya saluran- Berdasarkan hasil pengamatan
saluran tersier dan belum adanya tanah di lapangan, hasil analisis di
pintu air. Drainase yang terhambat ini laboratorium dan hasil kesesuian
menjadikan lahan pada lokasi lahan, dapat disimpulkan bahwa :
penelitian tergolong kedalam kelas S3 1. Keadaan lingkungan lokasi
(sesuai marginal) untuk kategori penelitian seluas 100 ha berada pada
lahan aktual. ketinggian 2-10 meter diatas
Selain itu pasang surut air permukaan laut (dpl), dengan curah
sungai juga berpengaruh cukup besar hujan rata-rata 3.393,833 mm/th dan
pada lahan lokasi penelitian sehingga 282,819 mm/bulan dengan
lahantergenang baik pada saat pasang banyaknya hari hujan 196,625 hh/th
kecil maupun pada saat pasang besar. dan 16,384 hh/bulan, dan suhu rata-
Untuk mengatasi kendala rata berkisar antara 24°-27°C.
tersebut dapat dilakukan usaha Memiliki topografi datar 0-2 %.
perbaikan berupapembuatan saluran- 2. Berdasarkan hasil analisis
saluran drainase, dan pintu-pintu air, klasifikasi tanah yang dilakukan,
untuk mengatur sirkulasi air yang maka diperoleh kesimpulan bahwa
keluar masuk pada lahan, sehingga jenis tanah yang terdapat pada lokasi
genangan yang terjadi baik akibat dari penelitian adalah Sulfic Endoaquepts
pasang surut air sungai maupun 3. status kesuburan sifat kimia
genangan akibat buruknya drainase tanah, mengacu kepada status KTK
tanah dapat diatasi.Dengan demikian tanah, nilai kejenuhan basa,
sirkulasi air pada lahan cukup kandungan bahan organik, K tersedia
berjalan dengan lancar sehingga air dan P tersedia. Berdasarkan hasil
tidak menggenang dan bersifat analisis tanah di laboratorium
masam. kemudian dikaitkan dengan
2. Rekomendasi Pengapuran kombinasi beberapa sifat kimia tanah
Berdasarkan hasil analisis data dan status kesuburannya
menunjukkan bahwa daerah menunjukkan bahwa status kesuburan
penelitian termasuk ke dalam kriteria kimia tanah di lokasi penelitian
masam dengan pH 3,96. untuk tergolong rendah.
mengatasi keadaan tanah yang masam 4. Hasil penilaian kesesuaian
tersebut perlu dilakukan suatu usaha lahan aktual untuk tanaman karet
pengapuran pada lahan. Kapur yang pada lokasi penelitian menunjukan
digunakan adalah kapur Dolomit bahwa pada SPT memiliki kesesuaian
(Ca(MgCO3)2) dengan dosis 255 kg/Ha. lahan aktual rc3,nr3,xs1 yaitu tidak
Untuk lebih jelasnya perhitungan sesuai pada saat ini dengan faktor
kebutuhan kapur dapat dilihat pada pembatas media perakaran berupa

14
kedalaman efektif, retensi hara berupa
pH H2O dan bahaya sulfidik berupa
kedalaman.
5. Hasil penelitian kesesuaian
lahan potensial untuk tanaman karet
pada lokasi penelitian menunjukan
bahwa pada SPT memiliki kesesuaian
lahan potensial wa1 yaitu sesuai
dengan faktor pembatas curah hujan
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,S. 1979. Konservasi


TanahJurusan Tanah,
Fakultas Pertanian,IPB.
Bogor.
Badan Meteorologi dan Geofisika.
2012. Stasiun Klimatologi
Siantan Pontianak. Tidak
Dipublikasikan.
Balai Penelitian Tanah. 2004.
Petunjuk Teknis
Pengamatan Tanah. Pusat
Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan
Agroklimat. Badan
Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian.
Jakarta.
FAO. 1976. A Framework for land
evalution. FAO Soil
Buletin No.32 Rome.

15
FAO. 1983. Guidelines Land Tan, Kim. H. 1995. Dasar-Dasar
Evalution for Rainfed Kimia Tanah. Gajah Mada
Agriculture. Soil University Perss:
Resources Management Yogyakarta.
and Concervation Service Sitorus, Santun, RP. 1985. Evaluasi
and Water Development Sumber Daya Lahan.
Division. FAO Soil Buletin Penerbit Tarsito. Bandung
No 52. FAO-UNO, Rome. Soil Survey Staff. 1999. Kunci
FAO. 1985. Quidelines : Land Taksonomi Tanah. Edisi
evalution for irrigated Kedua. Bahasa Indonesia.
ariculture. FAO Soil Pusat Penelitian Tanah dan
Buletin No 55. Rome. Agroklimat: Bogor.
Foth, Hendry D, 1995. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Gajahmada
University Press.
Yogyakarta.
Hakim, N, M.Y, Nyakpa, A.M, Lubis,
S.G, Nugroho, G.B, Hong,
M.H, Diha, H.H, Bayley.
1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Universitas
Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah.
Mediyatama Sarana
Perkasa. Jakarta.
Hanifah, K. A. 2005. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Divisi Buku
Perguruan Tinggi. PT.
RajaGrafindo Persada.
Jakarta.
Hardjowigeno, S dan Widiadmaka,
2001. Kesesuaian Lahan
dan Perencanaan Tata
Guna Tanah. Fakultas
Pertanian. IPB: Bogor
Hardjowigeno, S. 1995. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Akademi
prees. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Akademi Pressindo:
Jakarta.
Penebar Swadaya, 2008. Panduan
Lengkap Karet. PT Penebar
Swadaya. Anggota Ikapi:
Bogor
Poerwidodo, 1992. Telaah
Kesuburan Tanah. Penerbit
Angkasa Persada.

16

You might also like