Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ISMA AZIZAH
NIM. PO.62.20.1.15.127
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KELAS REGULER II
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan di .........................Tanggal.........................
ii
DAFTAR ISI
Halaman
D. Pelaksanaan ................................................................................................................ 34
E. Evaluasi ...................................................................................................................... 35
F. Dokumentasi ............................................................................................................... 35
B. Saran ........................................................................................................................... 46
iii
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Flipchart................................................................................................................... 59
IV
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang sering disebut dengan tekanan darah tinggi adalah suatu
kondisi di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang persisten. Setiap kali
jantung berdetak, maka jantung akan memompa darah ke pembuluh darah, kemudian
membawa darah ke seluruh tubuh. Pada orang dewasa, tekanan darah normal yaitu 120
mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik sama
dengan atau di atas 90 mmHg (WHO, 2015).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, satu diantara lima
orang dewasa di seluruh dunia mengalami peningkatan tekanan darah. Prevalensi
kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% masyarakat dunia
mengalami hipertensi. Angka ini kemungkinan akan mengalami peningkatan menjadi
29,2% di tahun 2030. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan sisanya (639 juta) berada di negara berkembang. Prevalensi hipertensi tertinggi
berada di daerah Afrika yaitu 46% orang dewasa berusia di atas 25 tahun telah
didiagnosis hipertensi(WHO, 2013).
WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 972 juta kasus Hipertensi,
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia menderita hipertensi, dimana 333 juta berada di negara maju dan 639
sisanya berada dinegara berkembang.termasuk Indonesia, Hipertensi juga menempati
peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit di
Indonesia. penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29% )sekitar 80 %
kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang. (Triyanto,
2014).Menurut National basic health survey prevalensi hipertensi diindonesia pada
kelompok usia 15 - 24 tahun adalah 8,7% pada kelompok usia 25 - 34 tahun adalah
14,7%, kelompok umur 35 - 44 tahun 24,8% usia 45 - 54 tahun 35,6%,usia 55 - 64 tahun
45,9% untuk usia 65 - 74 tahun57,6% sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 63,8%,
dengan prevalensi yang tinggi tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya bisa
lebih tinggi lagi.hal ini terjadi karena hipertensi dan komplikasinya jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pada hipertensi yang tidak ada gejala ( Widjaja.dkk 2013)
5
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari asuhan keperawatan keluarga ini yaitu untuk mengetahui
pemenuhan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak D dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar teori asuhan keperawatan keluarga dengan
hipertensi
b. Untuk mengetahui pengkajian pada klien dengan hipertensi.
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan hipertensi.
d. Untuk mengetahui perencanaan tindakan keperawatan pada klien dengan
hipertensi.
e. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada klien dengan hipertensi.
f. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada klien dengan hipertensi.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
a. Pengertian
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tensi tidak normal yang terjadi didalam pembuluh darah arteri yang berlangsung
secara terus-menerus arteriol-arteriol berjonstriksi, jonstriksi arteriol
menyebabkan darah sulit mengalir. Hipertensi menyebabkan bertambahnya beban
kerja jantung dan menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,
2010)
Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing :
1) Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darah
waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2) Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya > 145/90
mmHg
3) Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi (Sumber :
Dewi dan Familia, 2010 : 18).
b. Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran rata – rata 2 kali
pengukuran pada masing – masing kunjungan. Perbandingan klasifikasi tekanan
darah menurut JNC VII dan JNC VIII dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Umur > 18 Tahun Menurut JNC VII dan
JNC VI
Kategori Kategori Tekanan Tekanan
Tekanan Tekanan Darah Darah
Darah Darah Sistolik Dan/atau Sistolik
( JNC VII) ( JNC VII) (mmHg) (mmHg)
Normal Optimal < 120mmHg dan < 80 mmHg
Pre 120 – 139 80 – 89
_ atau
Hipertensi mmHg mmHg
_ Normal < 130 mmHg dan < 85mmHg
Normal 130 – 139 85 – 89
_ atau
Tinggi mmHg mmHg
7
Hipertensi Hipertensi
140 – 159 90 – 99
Derajat I Derajat 1 atau
mmHg mmHg
> 100
Derajat II _ >160 mmHg atau
mmHg
160 – 179 100 – 109
_ Derajat 2 atau
mmHg mmHg
> 110
_ Derajat 3 >180 mmHg atau
mmHg
(Sumber : Irza, 2009).
c. Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko hipertensi dibedakan atas:
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol
a) Umur
b) Jenis Kelamin
c) Faktor Keturunan
2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a) Kebiasaan Merokok
b) Konsumsi Asin/Garam
c) Konsumsi Lemak Jenuh
d) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
e) Obesitas
f) Stres
d. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada hipertensi primer sering tidak menunjukan gejala apapun. Baru timbul
gejala setelah adanya komplikasi pada organ pasien, misalnya : mata, ginjal, otak
dan jantung. Gejala yang dirasakan bergantung pada tingginya tekanan darah.
Gejala yang banyak dirasakan oleh pasien hipertensi primer adalah sakit kepala,
mimisan, jantung berdebar – debar, dan sering buang air kecil dimalam hari.
Keluhan yang seringdirasakan dan dijumpai adalah pusing yang terasa berat pada
bagian tengkuk dan biasanya terjadi pada siang hari. Gejala lain adalah sesak
napas, sulit tidur, mata berkunang – kunang, mudah marah, dan cepat lelah (
Dewi dan Familia, 2010 : 29 )
8
e. Penatalaksanaan Hipertensi
1) Pengobatan non farmakologi
2) Diet rendah garam / kolesterol / lemak jenuh
3) Melakukan relaksasi dan olahraga teratur
4) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
5) Kembali pada alam yaitu mengkonsumsi buah
6) Pengobatan farmakologi Obat antihipertensi
f. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,
gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.
Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
9
b) Orang tua (Ayah-Ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis hidup bersama dalam
satu rumah tangga.
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya (Parad dan Caplan, 1995) yang
diadopsi Friedman, mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:.
1) Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau
peran formal dan informal
2) Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga
yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak
dengan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4) Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah yang positif.
d. Peran Keluarga Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal,
sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah sebagai suami dan isteri dengan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga.
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah
satu kelompok dalam peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dan lingkungannya, disamping itu juga. ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
11
c. Perencanaan
1) Penapisan Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan yang telah teridentifikasi
perlu dilakukan penapisan masalah keperawatan.
2) Perencanaan Keperawatan
Setelah menyusun prioritas masalah maka pada tahap berikutnya adalah
menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga. Rencana tindakan
keperawatan keluarga merupakan sekumpulan rencana tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan
a) Rencana keperawatan harus berdasarkan atas analisa secara
menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
b) Rencana keperawatan harus realistis. Artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan, misalnya jika instansi kesehatan yang bersangkutan tidak
memungkinkan pemberian pelayanan secara cuma-cuma, maka
perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam membuat
rencana keperawatan dan tindakan.
d) Rencana keperawatan harus dibuat bersama keluarga, hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga dan bukan
untuk keluarga.
e) Rencana keperawatan dibuat secara tertulis, hall ini berguna bagi
perawat maupun tim kesehatan lainnya, serta dapat membantu dalam
mengawasi perkembangan masalah keluarga.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan merupakan salah satu proses keperawatan keluarga dimana
perawatan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan minat dan
mengadakan perbaikan ke arah perilaku yang sehat.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan ada beberapa faktor penghambat
baik dan keluarga maupun petugas kesehatan. Faktor-faktor penghambat dan
keluarga adalah keluarga kurang memperoleh informasi, keluarga mendapat
informasi yang tidak lengkap sehingga melihat masalah hanya sebagian,
keluarga tidak dapat mengaitkan informasi dengan situasi yang dihadapinya,
keluarga tidak mau menghadapi tekanan sosial atau dan keluarga, keluarga
15
BAB III
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM KELUARGA
A. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Bapak D
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Tamiyang, 28-
1 Ibu J Perempuan Istri 12-1984/ 34 SMA IRT
tahun
Tamiyang, 19-
Anak Belum tamat
3 Anak F Perempuan 09-2007/11 Pelajar
kandung SD
tahun
Tamiyang, 21-
Anak Belum tamat
4 Anak N Perempuan 01-2013/6 Pelajar
kandung SD
tahun
17
Ibu I
Laki – laki
Perempuan
Entry Point
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bapak D yaitu keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti yang
terdiri dari Bapak D sebagai Ayah, Ibu J sebagai istri dan Ibu bagi An.F dan An.N
yang ditambah dengan Ibu I sebagai ibu kandung dari Bapak D dan Nenek.
F. Identifikasi Agama
Seluruh anggota keluarga Bapak A beragama islam dan taat beribadah, sering
mengikuti pengajian yang ada di lingkungan sekitar rumah.
18
U Pintu
Dapur
B T WC dan kamar
mandi
S
Jendela
6 m2
jendela
Pintu
Depan
2
4m
Perkumpulan keluarga dilakukan setelah Bapak D pulang bekerja. Yaitu jam 5 sore.
Intreraksi dengan masyarakat sekitar sangat baik, tetangga sekitar sering berkumpul
untuk mengobrol bersama-sama
21
Tidak ada anggota keluarga yang sakit dan perlu di rawat secara khusus. Keluarga
Bapak D, Ibu J, Ibu I, An.F dan An N. Menyelesaikan masalah dengan cara diskusi
keluarga, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan berupa
puskesmas
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Hubungan antar keluarga baik, saling mendukung dan menyayangi satu sama lain,
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka di bawa ke rumah sakit atau petugas
kesehatan. Bapak D dan Ibu J serta Ibu I mengajarkan pada An.F dan An.N
mengajarkan sopan santun dan saling menghormati antar sesama terutama dalam
lingkungan keluarga
22
2. Fungsi Sosialisasi
Intervensi Bapak D dengan Anak istrinya danibunya berjalan dengan baik, saling
mendukung saling membanru dan saling ketergantungan. Bapak D berperan yang
besar dalam mengambil keputusan. Namun tetap adil. Masing-masing anggota
keluarga mengajarkan dan menanamkan perilaku sehat yang baik. Keluarga cukup
aktif di dalam masyarakat. Di hari jumat Ibu J dan Ibu I mengikuti pengajian di
mesjid, di malam hari keluarga bBapak D berkumpul sambil berbincang-bincang,
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaa
Bapak D Ibu J Ibu I An. F An.N
n fisik
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
kepala kepala kepala kepala kepala
simetris simetris simetris simetris simetris
Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
beruban
24
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing
Perut Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
kembung, kembung, kembung, kembung, kembung,
Ekstremitas tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
bentuk bentuk bentuk bentuk bentuk
Mahasiswa
Isma Azizah
NIM. PO.62.20.1.15.127
26
1 Data Subjektif :
a. Bapak D dengan keluarga mengatakan
ingin keluarganya khususnya Bapak D
tetap sehat dan terkontrol
b. Keluarga juga mengatakan dalam
mengontrol kesehatan Bapak D tidak ada
hambatan yang berarti baik biaya maupun
jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan
c. Keluarga Bapak D juga mengatakan
menjaga disiplin makanan yang
dikonsumsi keluarganya untuk
mengurangi resiko kejadiannya penyakit
d. Bapak B mengatakan dirinya jarang ke
puskesmas kecuali sedang sakit.
e. Bapak D mengatakan sehari-hari suka Ketidakefektifan manajemen
perhari.
f. Ibu J mengatakan Bapak D dalam sehari
menghabiskan rokok sebanyak 1 pack (12
batang) dan suka minum kopi.
Data Objektif :
a. Dalam kesehariannya Bapak D jarang
berolah raga
b. Ny. N mempunyai riwayat penyakit
hipertensi namun jarang kontrol
c. Tekanan darah Bapak D saat pengkajian
130/80 mmHg dan Tekanan darah Ibu J
saat pengkajian150/90mmHg
27
2 Data Subjektif :
a. Bapak D dan keluarga mengatakan lebih
ingin lebih mengetahui bagaimana cara
meningkatkan kesehatan, ingin belajar
tentang penyakit Bapak D
b. Keluarga Bapak D mengatakan selama
ini mengetahui hipertensi sejak Bapak D
Kesiapan meningkatkan
terdiagonsa
manajemen kesehatan diri
c. Sebelumnya Bapak D mengenal
hipertensi namun saat ini Bapak D ingin
mengetahui cara penanganan hipertensi
Data Objektif :
a. Dalam mengurangi risiko hipertensi
keluarga memasak ikan asin dengan cara
direndam dulu sebelum
b. Bapak D tampak menanyakan mengenai
cara penanganan hipertensi
3 Data Subjektif :
Bapak D mengatakan:
setiap pagi
Total 4
Mudah
Total 1
3
3
Total 2
3
3
30
B. DIAGNOSA
X. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI PRIORITAS
1. Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
C. RENCANA
XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
positif pada
keluarga
D. PELAKSANAAN
XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI
XIII. EVALUASI KEPERAWATAN
P: Lanjutkan intervensi
36
P : Lanjutkan intervensi
Rumah sehat
1) Terdapat ventilasi
2) tidak pengap
3) bersih
4) terdapat WC dan kamar mandi
Rumah kotor
1) berbau
2) banyak sampah
3) tidak terdapat ventilasi
4) tidak bersih
O:
a. Keluarga dapat menjelaskan
pengertian rumah sehat
b. Keluarga dapat menyebutkan
syarat rumah sehat
c. Keluarga dapat menyebutkan
manfaat
d. Keluarga mampu menyebutkan
perbedaan rumah sehat dan kotor
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan
kasus nyata, yang diperoleh dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak
D yang tinggal di Desa Bukit Batu RT 02 Kecamatan Mantangai. Penulis membahas
berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Penulis mulai melakukan pengumpulan data pada keluarga Bapak D sejak tanggal 28
april 2018, dengan menggunakan metode wawancara, observasi secara langsung dan
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga dan hasil dari pengumpulan
data yaitu :
1. Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan teori terdapat 8 tahap perkembangan keluarga dan salah satunya
adalah keluarga dengan usia Anak usia sekolah. Usia anak sekolah adalah anak
yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari
kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Berdasarkan kasus
tahap perkembangan yang ditemukan pada Keluarga Bapak D berada pada tahap
perkembanagan keluarga usia anak sekolah. Bapak D memiliki 2 anak. Anak
pertama An.F berusia 11 tahun anak kedua An.N berusia 6 tahun. Jadi
berdasarkan kasus diatas tidak ada kesenjangan antara tinjauan teoritis dan kasus
yang penulis temukan
2. Tugas Keluarga
Pada tugas keluarga usia lanjut penulis tidak menemukan beberapa kesenjangan
dimana tugas-tugas keluarga tersebut ada sudah sesuai dengan kasus yang
dijumpai dan sudah dapat di jalankan oleh keluarga yaitu :
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, semangat
belajar
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Menyediakan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
39
Jadi berdasarkan kasus diatas tidak ada kesenjangan antara tinjauan teoritis dan
kasus yang penulis temukan
3. Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan teori ada banyak masalah kesehatan yang dapat terjadi, tetapi pada
kasus yang ditemukan hanya sebagian masalah kesehatan yang ditemukan
didalam keluarga yaitu :
a. Masalah kesehatan karenaakan menurunnya kekuatan fisik dan sumber
finansial yang tidak memadai, masalah ini yang penulis temukan dalam
keluarga, hal ini dapat terjadi karena usia kepala keluarga dan kebiasaan
kepala keluarga sebagai perokok sehingga secara fisiologis terjadi penurunan
fungsi tubuh dan sumber finansial yang tidak memadai karena penghasilan
anggota keluarga yang mungkin akan kurang.
b. Masalah yang berkaitan dengan perumahan, penghasilan yang kurang dan
fasilitas perawatan yang kurang memadai banyak merugikan kesehatan.
Masalah perumahan penulis temukan dalam keluarga dimana ada beberapa
perilaku anggota keluarga yang kurang sehat dan lingkungan sekitar yang
kurang bersih yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi keluarga,
tetapi anggota keluarga mengatakan mereka merasa terbiasa dengan keadaan
lingkungan rumah yang mereka tinggal saat ini, hal ini dapat terjadi karena
anggota keluarga tidak mengetahui akibat yang dapat terjadi dari lingkungan
yang kurang sehat, sedangkan penghasilan yang kurang dapat terjadi karena
pekerjaan anggota keluarga sebagai buruh harian yang penghasilannya tidak
menentu, sedangkan masalah yang lain tidak ditemukan karena pada saat
pengkajian anggota keluarga tidak mengeluh sesuatu seperti konstipasi,
lemah atau sedang mengalami depresi.
4. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan, berdasarkan teori dijelaskan bahwa keluarga
harus dapat mengenal fakta-fakta dari masalah meliputi: pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari suatu masalah yang dialami oleh anggota keluarga,
berdasarkan kasus yang ditemukan penulis, Keluarga Bapak D terutama
anggota keluarga sudah sedikit dapat mengenal masalah kesehatan terutama
mengenai penyakit Hipertensi.
b. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, berdasarkan
teori dijelaskan bahwa keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
40
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pada pengkajian, penulis mengangkat 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah yang ditemukan pada keluarga terutama mengenai masalah
kesehatan dan lingkungan, yang sesuai dengan prioritas dan skoring yang dibuat oleh
penulis yaitu :
1. Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
Alasan penulis mengangkat diagnosa ini karena pada saat pengkajian, anggota
keluarga sudah dapat mengenal masalah kesehatan anggota keluarga, mampu
memutuskan dan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi
keluarga sendiri belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit
hipertensi.
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Alasan penulis mengangkat diagnosa ini karena pada saat pengkajian, anggota
keluarga sudah dapat mengenal masalah kesehatan terutama mengenai penyakit
hipertensi, meskipun anggota keluarga sudah dapat mengambil keputuskan dan
dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Diharapkan keluarga siap
meningkatkan manajemen kesehatan diri
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Alasan penulis mengangkat diagnosa ini karena pada saat melakukan
pengkajian, anggota keluarga belum mengetahui pentingnya dan sikap keluarga
terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis sesuai syarat lingkungan, meskipun
42
C. Perencanaan
1. Penulis membuat perencanaan berdasarkan diagnosa prioritas yang telah dibuat
yaitu: Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga dan intervensi yang
dibuat oleh penulis berdasarkan pada lima tugas keluarga yaitu
a. Mengenal masalah kesehatan, intervensi yang dibuat yaitu : kaji
pengetahuan keluarga mengenai, pengertian, penyebab, tanda dan gejala
penyakit Hipertensi dan diskusikan bersama keluarga, setelah itu tanyakan
kembali dan beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya jika ada yang
belum di mengerti.
b. Memutuskan tindakan kesehatan, intervensi yang dibuat yaitu : anjurkan
kepada keluarga untuk mengambil keputusan dengan segera membawa KK
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, motivasi keluarga untuk
dapat mengambil keputusan, kaji pengetahuan keluarga keluarga mengenai
akibat dari Hipertensi dan diskusikan bersama keluarga, setelah itu tanyakan
kembali apa yang telah dijelaskan dan beri kesempatan pada keluarga untuk
bertanya jika ada yang belum di mengerti.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit, intervensi yang dibuat yaitu: kaji
pengetahuan keluarga mengenai cara merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi dan diskusikan bersama keluarga, setelah itu tanyakan
kembali apa yang telah dijelaskan dan beri kesempatan pada keluarga untuk
bertanya jika ada yang belum di mengerti dan periksa tekanan darah, beritahu
keluarga mengenai hasil tekanan darah.
d. memodifikasi lingkungan, intervensi yang dibuat yaitu : kaji pengetahuan
keluarga mengenai cara pencegahan hipertensi, mendemonstrasikan cara
membuat obat tradisional. diskusikan bersama keluarga dan tanyakan
kembali apa yang telah dijelaskan dan berikan kesempatan kepada keluarga
43
untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti, kaji pengetahuan keluarga
mengenai obat tradisional yang mudah didapatkan dan bermanfaat bagi
penderita hipertensi, jelaskan kepada keluarga mengenai cara membuat obat
tradisional untuk Hipertensi, anjurkan kepada keluarga memilih salah satu
obat tradisional untuk dipraktekan bersama sesuai kemampuan keluarga,
tanyakan kesediaan keluarga untuk menggunakan terapi tradisional dan
anjurkan keluarga secara rutin membuat obat tradisional apabila KK
mengeluh sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, intervensi yang dibuat ada 2
yaitu : jelaskan kepada keluarga tentang manfaat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dan anjurkan keluarga untuk segera membawa KK atau
anggota keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila ada
anggota keluarga yang sakit dengan membawa BPJS Kesehatan.
Selain membuat intervensi penulis juga membuat satuan acara penyuluhan (SAP)
yang penulis lakukan setiap kali kunjungan, dimana di dalamnya penulis juga
membuat perencanaan penyuluhan yang akan dilakukan dan penulis menambah
beberapa kegiatan yang penulis lakukan seperti merencanakan pertemuan
berikutnya.
Penulis juga memeriksa tekanan 1-2 hari kemudianpada saat kunjungan, menjelaskan
kembali materi jika ada yang belum dimengerti dan menyimpulkan kembali materi
yang telah dijelaskan dan mengevaluasi kembali materi yang telah dijelaskan pada
hari sebelumnnya, dan menganjurkan kepada anggota keluarga untuk dapat
mempraktekan ulang cara membuat obat tradisional.
D. Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat dan berdasarkan satuan acara penyuluhan (SAP), penulis melakukan
implementasi selama 1 hari tanggal 30 april 2018, dengan waktu yang telah
ditentukan oleh keluarga sendiri dan pada saat melakukan penyuluhan
kepada keluarga penulis menggunakan media Leaflet dan Flip
Chart.
Penulis melakukan penyuluhan, dimana intervensi yang dibuat semua dapat di
implementasikan oleh penulis, karena pada saat melakukan pengkajian anggota
keluarga sudah dapat mengenal mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala
44
dari Hipertensi dan sudah bisa memutuskan tindakan hanya keluarga belum tahu
mengenai akibat dari Hipertensi dan hal yang mendukung sehingga kegiatan ini
dapat berjalan dengan lancar yaitu karena anggota keluarga sangat kooperatif,
sedangkan faktor penghambat yaitu kepala keluarga yang tidak lancar menggunakan
bahasa Indonesia
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan, penulis
melakukan evaluasi kegiatan 2 hari setelah selesai melakukan penyuluhan kepada
keluarga, penulis mengevaluasi kembali sejauh mana keluarga mengerti dengan
penyuluhan yang dibawakan penulis, setelah itu penulis bersama keluarga
merencanakan kegiatan untuk hari berikutnya dan pada hari berikutnya sebelum
penulis memulai materi penyuluhan, penulis kembali mengevaluasi keluarga materi
yang telah dibawakan kemarin, untuk mengetahui apakah keluarga masih
mengingatnya atau tidak.
Berdasarkan hasil evaluasi sesuai dengan kriteria dan standar yang dibuat, penulis
dapat menyimpulkan bahwa diagnosa Ketidakefektifan manajemen terapeutik
keluarga. teratasi, karena berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan
pendekatan SOAP keluarga sudah dapat mengenal penyakit Hipertensi, mau
memutuskan masalah kesehatan, sudah tahu cara merawat, cara pencegahan, cara
membuat obat tradisional dan mau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan penulis pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan dari kasus keluarga Bapak D antara lain :
1. Keluarga adalah : kumpulan dua atau lebih individu yang tinggal bersama,
yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan,
mempunyai ikatan emosional dan saling berinteraksi, mempunyai peran
masing-masing serta menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota keluarga.
2. Keluarga memiliki 8 tahapan perkembangan keluarga yaitu : Keluarga Baru
(Berganning Family), Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child
Bearing), Keluarga dengan anak prasekolah, Keluarga dengan anak usia
sekolah (6-12 tahun), Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), Keluarga
dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah), Keluarga Usia
Pertengahan (Middle Age Family) dan Keluarga Usia Lanjut.
Semua perkembangan keluarga harus dilalui oleh keluarga dan dimana pada
tahap perkembangan tersebut keluarga memiliki tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh keluarga.
3. Didalam keluarga terdapat fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi
sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi reproduksi. Fungsi keluarga begitu
penting di dalam tahap perkembangan keluarga, karena apabila
keluarga tidak dapat melaksanakan fungsi keluarga maka dapat
mempengaruhi tugas dan peran keluarga didalam tahap perkembangan
keluarga.
4. Dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada keluarga, digunakan langkah-
langkah dalam proses keperawatan yang sesuai dengan tinjauan teoritis,
dimana harus dimulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana,
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan.
Masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga Bapak D yaitu :
a. Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
c. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
46
B. Saran
Dengan melihat kenyatan yang ditemukan dilapangan pada saat penulis melakukan
pengambilan kasus, maka penulis dapat memberikan saran yang sangat diharapkan
untuk diperhatikan.
1. Keluarga
Untuk keluarga dan masyarakat sekitar diharapkan dapat merawat anggota
keluarga yang sakit, dan mau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan serta
dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil keputusan untuk
membawa anggota keluarga yang sakit sehingga cepat mendapatkan pertolongan
dari petugas kesehatan
2. Mahasiswa
Diharapkan untuk teman-teman mahasiswa kedepannya lebih banyak belajar dan
menambah pengetahuan sehingga pada saat berada dilapangan, teman-teman
mahasiswa dapat menerapkan apa yang didapat selama dibangku kuliah, terutama
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anggaraini, Ade Dian, et.al (2009). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. Diakses 1 mei 2018
Baike (2003). Hubungan genetik terhadap penyakit kardiovaskuler. Diakses 20
februari 2011 : http://baike.baidu.com/view/2130696.htm
Corwin, Elizabeth J (2000). Buku Saku Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta
Depkes RI (2011). Epidemologi Penyakit Hipertensi. Diakses 12 April 2011: http:
//www.depkes.org.
Dewi, Sofia dan Digi Familia (2010). Hidup Bahagia dengan Hipertensi. A+Plus
Books, Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2010). The 4th Scientific Meeting on
Hypertension. Diakses 20 Desember 2010 : http://www.dinkesjatengprov.go.id
Elsanti, Salma (2009). Panduan Hidup Sehat : Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi,
& Serangan Jantung. Araska, Yogyakarta
Ganong, William F (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta
Genecards (2010). Natriuretik Peptide Prekursor B. Diakses 1 mei 2018:
http://www.genecards.org/cgi-bin/carddisp.pl?gene=NPPB
Genecards. Natriuretik Peptide Prekursor A (2010). Diakses 1 mei 2018:
http://www.genecards.org/cgi-bin/carddisp.pl?gene=NPPA
Hani, Luthfi (2010). Pola Makan Penderita Hipertensi. Diakses 02 Februari 2010 :
http://www.indonesiapower.co.id/index.php?option=com_conten&view=atikel&id=1302:p
ola-makan-penderita-hipertensi
Irza, Syukraini (2009). Analisa Faktor – Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat
Nagari Bungo Tanjung , Sumatera Barat. Diakses 20 februari 2011 :
http://repository.usu.ac.id/.
Kita, Dokter (2010). Penyebab Hipertensi. Diakses 1 mei 2018:
http://www.totalkesehatananda.com/
Klabunde, Richard E (2010). Tindakan Peptides Natriuretik. Diakses 1 mei 2018:
http://www.cvphysiology.com/Blood%20Pressure/BP017.html
Kowalski, Robert E (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke Secara
Alami. Qanita, Bandung
48
Priyatno, Duwi (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Media Kom,
Yogyakarta
Potter, Patricia A (2005). Buku Fundamental Keperawatan. EGC, Jakarta
Ruhyana (2007). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung. 2007, 1 mei 2018:
http://ruhyana.wordpress.com/2007/06/10/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-2/
Sanif, Edial (2009) . Hipertensi Pada Wanita. Diakses 1 mei 2018:
http://www.jantunghipertensi.com/hipertensi/78.html
Scrib (2010). Hipokalemia dan Hipertensi. Diakses 1 mei 2018:
http://www.scribd.com/doc/24546666/Hipokalemia-Dan-Hipertensi
Sugiharto, Aris (2007). Faktor – Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada
Masyarakat.2007, diakses 1 mei 2018:
http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf.
UGM, Humas (2009). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Diakses 1 mei 2018:
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1003
Wikipedia (2010). Pengertian Jenis Kelamin. Diakses 1 mei 2018:
http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_kelamin
Wikipedia (2010). Tekanan Darah Tinggi. Diakses 1 mei 2018:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
49
FOTO KEGIATAN
50
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga lebih mengerti tentang penyakit
Hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari hipertensi
2. Menyebutkan Penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan Komplikasi hipertensi
5. Menyebutkan Penanganan pertama Hipertensi
6. Menyebutkan Modifikasi lingkungan Hipertensi
7. Menjelaskan Cara merawat Hipertensi
8. Menjelaskan Obat tradisional Hipertensi
9. Menyebutkan Penanganan Hipertensi
51
C. Materi
Materi penyuluhan terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Media
Lembar balik
F. Referensi
Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta
Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta
G. Kegiatan Penyuluhan
dari hipertensi
2. Menyebutkan Penyebab Memperhatikan
Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan Memperhatikan
gejala
4. Menyebutkan Komplikasi Memperhatikan
hipertensi
5. Menyebutkan Penanganan Memperhatikan
pertama Hipertensi
6. Menyebutkan Modifikasi Memperhatikan
lingkungan Hipertensi
7. Menjelaskan Cara Memperhatikan
merawat Hipertensi
8. Menjelaskan Obat Memperhatikan
tradisional Hipertensi
9. Menyebutkan Penanganan Memperhatikan
Hipertensi
10. Memberi Bertanya dan menjawab
kesempatan kepada peserta pertanyaan yang diajukan
untuk bertanya
3. 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada pasien Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan salam Mendengarkan dan
penutup Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a) Satuan Acara Penyuluhan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
b) Media telah disipakan
c) Tempat telah disiapkan
d) Kontrak waktu telah disepakati
53
2. Evaluasi Proses
a) Semua materi dijelaskan sesuai dengan bahasa yang mudah dan sederhana
b) Semua sasaran mengikuti proses dari awal sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a) Sasaran mampu menjawab pertanyaan berupa :
1) Sebutkan 3 apa saja makanan yang harus dibatasi oleh penderita hipertensi?
Jawab : makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang mengandung garam
berlebih dan bumbu penyedap, makanan yang diawetkan, dan makanan yang
mengandung lemak jenuh tingg
2) Jelaskan cara membuat obat tradisional untuk penderita hipertensi!
Jawab : gunakan timun potong seperti untuk lalapan dan kemudian makan, atau
parut timun dan peras ambil air timun kemudian minum.
b) Sasaran menyampaikan secara verbal mengerti tentang hipertensi
54
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Kategori
DIASTOLIK
KLASIFIKASI SISTOLIK (mmHg)
(mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 / 80-89
Hipertensi stadium I 140-159 / 90-99
Hipertensi stadium II 160 / 100
B. Penyebab Hipertensi
Sekitar 90 % penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya berhubungan dengan faktor
keturunan (herediter).
Sekitar 5-10% berhubungan dengan penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu, Kegemukan (obesitas), Gaya hidup yang tidak aktif
(malas olah raga, Stres, alkohol, Garam
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Tekanan darah > 140/90 mmHg
2. Pusing
3. sakit kepala
4. Rasa berat di tengkuk
5. Mudah marah
6. Telinga berdengin
7. Sukar tidur
8. Kelelahan
9. Mual
10. Sesak nafas
11. Mudah lelah
12. Mata berkunang-kunang
55
D. Komplikasi
1. Gangguan Penglihatan
2. Gangguan Saraf
3. Gagal Jantung
4. Gangguan Fungsi Ginjal
5. Gangguan Serebral
H. Penanganan
Farmakologis
Pemberian obat anti hipertensi
Non-Farmakologi
1. Melakukan pola hidup sehat
2. Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan
3. Mengurangi konsumsi garam
4. Melakukan aktivitas fisik teratur
5. Tidak merokok dan menghindari rokok
6. Kontrol tekanan darah secara teratur
56
Lampiran Flipchart :
FLIPCHART HIPERTENSI
60
FLIPCHART HIPERTENSI
61
FLIPCHART HIPERTENS
62
FLIPCHART HIPERTENSI
63
FLIPCHART HIPERTENSI