You are on page 1of 33

Transformasi Pada Bidang

Oleh
Kelompok 3
Jumiati 214120001
Hartina 214120006
Indriyanti 214120015
Nurafiah 214120012
Hamka 214120023
Hasriati 214120029

Kelas Vii.A

Arifuddin, S. Pd, M.Pd


Dosen Pembina

Prorgam Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Parepare
2017

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah Swt Yang


Melimpahkan Rahmat Dan Hidayah-Nya Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan
Makalah Yang Berjudul “Transformasi Similaritas ” Sehingga Dapat Diselesaikan
Dengan Baik Dan Tepat Waktu.
Adapun Maksud Dan Tujuan Dalam Penyusunan Makalah Ini Adalah
Untuk Memahami Transformasi Pada Bidang, Yang Mencakup Materi Sifat-Sifat
Similaritas Dan Dilatasi Dan Rumus Umum Similaritas Dan Dilatasi . Pada
Kesempatan Ini Tak Lupa Penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada :
1. Allah Swt Yang Telah Memberikan Petunjuk Dan Kemudahan Dalam
Menyusun Makalah Ini.
2. Bapak Arifuddin, S.Pd. M.Pd Selaku Dosen Mata Kuliah Geometri
Transformasi.
3. Serta Teman-Teman Yang Telah Membantu Dalam Menyelesaikan
Makalah Ini.
Penulis Menyadari Dalam Penulisan Makalah Ini Masih Jauh Dari
Sempurna. Oleh Karena Itu Kritik Dan Saran Yang Bersifat Membangun Dari
Dosen Dan Rekan-Rekan Mahasiswa/I, Tetapi Penulis Nantikan Demi
Kesempurnaan Makalah Ini. Atas Kekurangan Dan Kesalahan Dari Penyusunan
Makalah Ini, Penulis Mohon Maaf Serta Kritik Dan Saran Dari Pembaca. Harapan
Penulis Semoga Makalah Ini Dapat Diterima Dan Bermanfaat.

Parepare, 18 Oktober 20

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................ i

Daftar isi ........................................................................................ ii

Bab 1 ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................... 3

A. Translasi ............................................................................. 3
B. Refleksi .............................................................................. 8
C. Rotasi ................................................................................ 11
D. Dilatasi .............................................................................. 16
E. Komposisi Transformasi ................................................... 19

BAB 3 PENUTUP ........................................................................ 28

A. Kesimpulan ....................................................................... 28
B. Saran.................................................................................. 28

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geometri transformasi adalah salah satu cabang matematika yang
menggunakan diagram cartesius dalam pembahasannya. Banyak siswa
yang membutuhkan waktu lama untuk menggambarkan suatu fungsi
dalam diagram cartesius. Bahkan beberapa siswa kesulitan untuk
membayangkan kurva dari sebuah fungsi.
Kita beruntung karena hidup di zaman yang sudah maju. Teknologi
sudah berkembang dengan sangat pesat. Teknologi pun masuk ke dalam
proses pembelajaran. Terkait hal ini, telah banyak perangkat lunak
(software) yang membantu kita dalam memahami pelajaran geometri
transformasi.
Geometri transformasi merupakan suatu mata kuliah yang membahas
mengenai perpindahan suatu titik pada bidang dimensi dua atau datar.
Transformasi meliputi, refleksi, rotasi, dilatasi, translasi. Pada makalah ini
di khusukan membahas mengenai geometri transformasi pada bidang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah pengertian dari translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi?
2. Bagaimanakah cara menetukan atau mencari solusi dari translasi,
refleksi, rotasi, dan dilatasi?
3. Bagaimanakah sifat-sifat refleksi?
4. Bagaimana komposisi transformasi dengan matriks?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Apa sajakah pengertian dari translasi, refleksi, rotasi, dan
dilatasi.
2. Mengetahui Bagaimana cara menetukan atau mencari solusi dari
translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.
3. mengetahui sifat-sifat refleksi.

1
4. Mengetahui komposisi transformasi dengan matriks.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TRANSLASI (geseran)
1. Defenisi Translasi

Suatu pemetaan S disebut transformasi translasi apabila terdapat


ruas garis berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap P dalam bidang
⃗⃗⃗⃗⃗ | = |AB
V berlaku S(P) = Q dengan |PQ ⃗⃗⃗⃗⃗ |. selanjutnya geseran dengan
⃗⃗⃗⃗⃗ | dinyatakan SAB (P).
vektor |AB

V
B Q
⃗⃗⃗⃗⃗ |
|𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ |
|𝑃𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗ | = |𝐴𝐵
|𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗ |

A P

Minggu lalu, Candra duduk di pojok kanan baris pertama di


kelasnya. Minggu ini, ia berpindah ke baris ketiga lajur keempat yang
minggu lalu ditempati Dimas. Dimas sendiri berpindah kebaris kedua lajur
kedua yang minggu lalu ditempati sari. Perhatikan tempat duduk Candra
dan Dimas ini.
 Candra berpindah 2 lajur ke kiri dan 2 baris ke belakang. Saat
berpindah ini, candra melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 2
  2
satuan ke atas yang di tulis sebagai  
 2
 Kemudian, Dimas berpindah 2 lajur ke kiri dan 1 baris ke depan. Saat
berpindah ini, Dimas telah melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 1
  2
satuan ke bawah yang ditulis sebagai  
 2

3
 Misalkan, tempat duduk candra minggu lalu di titik N(a, b) pada
  2
koordinat Cartesius. Dengan translasi   , di ketahui tempat
 2
duduknya inggu ini pada titik N’ (a-2,b+2). Kalian dapat menuliskan
 2 
 2
translasi ini sebagai berikut N(a,b) 
  N’(a - 2, b + 2)
a
Dengan prinsip yang sama, jika titik p(x,y) di translasikan dengan T1=  
b 
maka diperoleh bayangannya p’(x + a, y + b). Secara matematis, ditulis
sebagai berikut.
T1  a 
P(x,y)  P’(x + a, y+ b) sekarang, translasikan lagi bayangan yang
b 

c  T2  c 
telah kalian peroleh dengan T2=   didapat, P’(x + a, y + b)   P”(x
d

d 
+ a + c, y+ b + d) perhatikan bahwa P”(x + a + c, y+ b + d)=P” (x + (a + c),
y + (b + d)) ini berarti P”(x + a + c, y+ b + d) diperoleh dengan
a  c 
mentranslasikan P(x,y) dengan T    translasi T ini merupakan
b  d 
translasi T1 dilanjutkan dengan T2, yang ditulis sebagai T1  T2

a c  a  c 
T1=   T2=    
=  b  d 
T1  T2
oleh karena itu  b  dan d  maka akibatnya

P(x,y) di translasikan dengan T1 dilanjutkan dengan translasi T2


menghasilkan bayangan P” sebagai berikut
T1 T2  a  c 
 b d 
P(x,y)  P”(x + a + c, y+ b + d)

sifat:

a c 
 Dua buah translasi berturut-turut   diteruskan dengan   dapat
b  d 
a  c 
digantikan dengan translasi tunggal  
b  d 

4
 Pada suatu transalasi setiap bangunnya tidak berubah.

2. Rumus translasi pada bidang cartesius

Misalkan diberikan titik A(a,b), B(c,d), dan C(x,y), tidak sejajar pada
bidang kartesius. Didefenisikan bahwa SAB (C) = C (X’, Y’), maka akan
dibuktikan

x′ x c−a
[ ] = [y] + [ ].
y′ d−b
Bukti

.
B(c,d)
.C’(x’,y’
)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = |𝐴𝐵
|𝐶𝐶′ ⃗⃗⃗⃗⃗ |
.
A(a,b)
. C(x,y)
x

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = |AB
Bentuk vektor |CC′ ⃗⃗⃗⃗⃗ | = B − A = [(c − a, d − b)]

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = C′ − C = [(x ′ − x, y ′ − y)]


|CC′

c−a x′ − x
[ ]=[ ′ ]
d−b y −y

Atau dapat ditulis

c − a = x′ − x ⇔ x′ = c − a + x = x′ = x + c − a

d − b = y′ − y ⇔ y′ = d − b + y = y′ = y + d − b

x′ x c−a
[ ] = [y] + [ ] terbukti.
y′ d −b
c−a
AₒB[ ]
d−b
Secara matematis ditulis C(x, y) → C′ (x + c − a, y + d − b).

5
x′ x p
Jika diandaikan c − a = p dan d − b = q maka [ ] = [y] + [q]. Secara
y′
p
AₒB[p]
matematis dapat ditulis C(x, y) → C′ (x + p, y + q).

Contoh :

 p
1. Transalasi T1=   memetakan titik A(1,2) ke titik A’(4,6)
q 
a. Tentukan translasi !
b. Tentukanlah bayangan segitiga ABC dengan titik sudut A(1,2), B(3,4),
dan C(-5,6) oleh translasi tersebut.
c. Jika segititga yang kalian peroleh pada jawaban b ditranslasikan lagi
  1
dengan T2=   Tentukan bayangannya!
  1
d. Translasikan segitiga ABC dengan translasi T1  T2 . Samakah
jawabannya dengan jawaban c?

Jawaban

p
a. Translasi T1=[q] memetakan Titik A(1,2) ke titik A’ (4,6) maka

x′ x p
[ ] = [y] + [q]
y′
4 1 p
[ ] = [ ] + [ q]
6 2
p 3
[q] = [ ]
4
T1  3 
Secara matematis dapat ditulis A(1,2)  A’ (1 + p, 2 + q) = A’ (4,6)
 4

3 
Jadi translasi tersebut adalah T1 =  
 4
3 
b. Translasi T1 =   artinya memindahkan suatu titik 3 satuan ke kanan
 4
dan 4 satuan ke atas. Dengan mentranslasikan titik A’, B’, dan C’ dari

6
segitiga ABC dengan translasi T1, kalian memperoleh segitiga A’ B’ C’
sebagai berikut

T1  3 
A(1,2)  A’ (1 + 3, 2 + 4) = A’ (4,6)
 4

T1  3 
A(3,4)  B’ (3 + 3, 4 + 4) = B’ (6,8)
 4

T1  3 
A(-5,6)  C’ (-5 + 3, 6 + 4) = C’ (-2,10)
  4

Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A' B' C' dengan titik A’ (4,6),
B’(6,8), dan C’ (-2,10)
Jika digambarkan dalam bidang kartesius
Y

C’(-2,10)

B’(6,8)

C(-5,6) A’(4,6)

B(3,4)

A(1,2)

T2  1
 1 
c. A' (4,6)   A" (4  (1),6  (1))  A" (3,5)
T2  1
 1 
A' (6,8)   A" (6  (1),8  (1))  B" (5,7)
T2  1 
 1 
A' (2,10)   A" (2  (1),10  (1))  C" (3,9)

Jadi bayangan segitiga A’B’C’ adalah A”B”C” dengan titik

7
A" (3,5) , B" (5,7) , C" (3,9)

 3  (1)   2
d. Translasi titik T1  T2 =   =  
 4  (1)  3 
 2
3
A(1,2)  A’ (1 + 2, 2 + 3) = A” (3,5)
 

 2
3
B(3,4)  B’ (3 + 2, 4 + 3) = B” (5,7)
 

 2
3
C(-5,6) 

C’ (-5 + 2, 6 + 3) = C” (-3,9)
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A’B’C’ dengan titik
A’(3,5), B’(5,7) dan C’(-3,9) perhatikan bahwa segitiga yang kalian
peroleh pada jawaban c sama dengan segitiga yang kalian peroleh
pada jawaban d.
B. REFLEKSI ( Pencerminan)
1. Definisi
Suatu pemetaan M dinyatakan sebagai suatu pencerminan pada garis atau titik
S untuk sembarang titik A pada bidang v yang dilambangkan dengan ms ,
selalu berlaku:
Gambaran :
a. ms ( A)  A jika di s

V
A=A S

Misalkan pada bidang V terdapat garis S dimana pada garis S tersebut


terdapat titik A maka bayangannya berada di titik tersebut atau disebut A '

b. ms ( B)  B jika A  S

A V
S

8
Jarak titik kecermin sama dengan jarak cermin ke bayangan dan saling tegak
lurus. Sifat pencerminan adalah dia selalu sama dengan bayangannya.

2. Refleksi pada garis ax  by  c  0


Ingat:
a. Rumus mencari titik tengah

 xa y b 
Q , 
 2 2 
A(x,y) B(a,b)

b. Rumus mencari gradient jika garisnya tegak lurus

g 1
 Mg 
Ms
s

c. Rumus mencari garadien jika diketahui 2 titik


Misalkan titik A( x1 , y1 ) dan B  x2 , y2 
y2  y1
M AB 
x2  x1Ñ

d. Jika ada suatu garis persamaan : ax  by  c  0


 Gradien AA '  g
y ' y a
M AA '  ,Mg 
x ' x b

1
 M AA'  
Mg

9
y ' y 1

x ' x a
b
y ' y b

x ' x a
a ( y ' y )  b( x ' x)
ay ' ay  bx ' bx
bx ' ay '  bx  ay ........ 1

 Persamaan  pada garis g : ax  by  c  0

 x  x'  y  y'
 a   b c  0
 2   2  x2

ax  ax ' by  by ' 2c  0
ax ' by '  ax  by  2c ......(2)

Eliminasi y pada persamaan (1) dan (2)


bx ' ay '  bx  ay b
ax ' by '  ax  by  2c a
b 2 x ' aby '  b 2 x  aby
a 2 x ' aby '  a 2 x  aby  2ac 
b 2 x ' a 2 x '  b 2 x  aby  a 2 x  aby  2ac
a 2

 b 2 x '  b 2 x  2aby  a 2 x  2ac

a 2
 b2  x '  b x  a x  2aby  2ac
2 2

a 2
 b2  x '  b x  2a x  a x  2aby  2ac
2 2 2

a 2
 b2  x '   a  b  x  2a x  2aby  2ac
2 2 2

x' 
 a  b  x  2a x  2aby  2ac
2 2 2

a  b 
2 2
a b 2 2

2a(ax  by  c)
x'  x 
a 2  b2
Dengan cara yang sama :

2b(ax  b  c)
y'  y 
a 2  b2

10
Contoh:
Refleksi terhadap sumbu y  x
Peny:
y  x  x  y  0  ax  by  c  0
dim ana : a  1, b  1, c  0
2a(ax  by  c) 2b(ax  by  c)
x'  x  y' y 
a 2  b2 a 2  b2
2(1)(1.x  (1). y  0) 2(1)(1.x  (1). y  0)
x'  x  y' y 
12  (1) 2 12  (1) 2
2( x  y ) 2( x  y )
x'  x  y' y 
11 2
2x  2 y 2( x  y )
x'  x  y' y 
2 2
x'  x  x  y 2x  2 y
y' y 
x'  y 2
y' y  x y
y' x

Bentuk matriksnya :
x '  y  x '  0.x  1. y
y '  x  y '  1.x  0. y
Jadi,
 x '  0 1  x 
 y '  1 0  y 
  

3. Refleksi terhadap titik (0,0)

A(x,y)
Y

X’
x
(0,0) x

Y’
A’(x’,y’)

11
Perhatikan bahwa :

Berdasarka gambar jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap titik 0(0,0) maka
A '( x ', y ') adalah

A( x, y) 
M0
 A '( x ', y ')

Dapat juga ditulis :

A( x, y) 
M0
 A '( x,  y)

C. ROTASI
1) Definisi Rotasi
Suatu putaran terhadap titik p dengan θ, dilambangkan RP,θ adalah suatu
pemetaan yang memenuhi sebarang A pada suatu bidang.

Yang dapat ditulis:

𝐴, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐴 = 𝑃
RP, θ (A)𝑅𝑃, 𝜃 (𝐴) = { 𝐴′ , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 |𝑃𝐴| = |𝑃𝐴′ | }
𝑑𝑎𝑛 < 𝐴𝑃𝐴′ = 𝜃, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐴 ≠ 𝑃

Gambarannya:

i) 𝜃 v
A=P (berimpit)

ii)
A’ v

positif) θ (berlawanan arah jarum jam, maka nilai θ


P A
=

A
v
θ
P A’ (searah jarum jam, maka nilai θ = negatif)

12
2) Rotasi Pada Bidang Cartesius
a) Rotasi pada pusat 0,0 dengan sudut putar θ
y

P A’(x’,y’
r)
N A(x,y)
r
θα
x
Jika RP, θ (A)
O(0,0)

Q = A maka
M |𝑂𝐴| = |𝑂𝐴′ |

Misalkan |𝑂𝐴| = |𝑂𝐴′ | = 𝑟 dan andaikan

Perpotongan sumbu x dan |𝑂𝐴| = 𝛼

 Perhatikan ∆𝑂𝑀𝐴, berdasarkan perbandingan trigonometri


𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝛼
𝑠𝑖𝑛 𝛼 =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝛼
𝑀𝐴
𝑠𝑖𝑛 𝛼 =
𝑂𝐴
𝑦
𝑠𝑖𝑛 𝛼 =
𝑟
𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝛼 ………………...(1)
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝛼
𝑐𝑜𝑠 𝛼 =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝛼
𝑂𝑀
𝑐𝑜𝑠 𝛼 =
𝑂𝐴
𝑥
𝑐𝑜𝑠 𝛼 =
𝑟
𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 ………………….. (2)
 Perhatikan ∆𝑂𝑄𝐴′ berdasarkan perbandingan trigonometri
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 (𝛼 + 𝜃)
𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔(𝛼 + 𝜃)
𝐴′ 𝑄
𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) =
𝑂𝐴′

13
𝑦′
𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) =
𝑟

𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) …………….(3)
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝛼 + 𝜃)
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔(𝛼 + 𝜃)
𝑂𝑄
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑂𝐴′
𝑥′
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑟

𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) …………….(4)
Lihat persamaan (3)
𝑦 ′ = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃)
Menurut rumus jumlah sinus dan sudut. ((𝛼 + 𝜃) = 𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑦 ′ = 𝑟 (𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
𝑦 ′ = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + 𝑟 cos 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3)
𝑦 ′ = 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑥 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃
Lihat persamaan 4
𝑥 ′ = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃)
Menurut rumus jumlah cosinus dan sudut ((𝛼 + 𝜃) = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 −
sin 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑥 ′ = 𝑟 (𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − sin 𝛼 sin 𝜃)
𝑥 ′ = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − r sin 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (4)
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
Jadi, rotasi pada pusat (0,0)dengan sudut putar 𝜃 dapat ditulis:
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦 )
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃

Contoh:
Buktikan rotasi titik A (a,b) dengan pusat (0,0) pada sudut putar 900 adalah
A’(-b, a)
Jawab:
Dik: A(a,b) x = a, y = b
𝜃 = 90°

14
Dit: A’(-b, a)…?
Penyelesaian:
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦 )
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃
𝑥′ cos 90° − sin 90° 𝑎
( ′) = ( )( )
𝑦 sin 90° cos 90° 𝑏

𝑥 0 −1 𝑎
( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 𝑏

𝑥 0. 𝑎 + (−1. 𝑏)
( ′) = ( )
𝑦 1. 𝑎 + 0. 𝑏
𝑥′ 0−𝑏
( ′) = ( )
𝑦 𝑎+0
𝑥′ −𝑏
( ′) = ( )
𝑦 𝑎
Jadi xterbukti bahwa A’(-b, a)
b) Rotasi Pada Pusat (a,b) dengan Sudut Putar θ

R A’(x’,y’
r )
y’
N A(x,y)
r
θα
V P(a,b) S L
b
y
o T Q M

Misalkan |𝑃𝐴| = |𝑃𝐴′ | = 𝑟


|𝑃𝐿| = |𝑇𝑀| = 𝑥 − 𝑎
|𝐴𝐿| = |𝑁𝑉 | = 𝑦 − 𝑏
|𝐴′ 𝑆| = |𝑅𝑉| = 𝑦 ′ − 𝑏
|𝑃𝑆| = |𝑇𝑄| = 𝑥 ′ − 𝑎
Berdasarkan perbandingan trigonometri,
 perhatikan ∆ 𝑃𝐿𝐴
|𝐴𝐿|
sin 𝛼 =
|𝑃𝐴|
𝑦−𝑏
sin 𝛼 =
𝑟

15
y − b = 𝑟 sin 𝛼 ………….. (1)
|𝑃𝐿|
cos 𝛼 =
|𝑃𝐴|
𝑥−𝑎
cos 𝛼 =
𝑟
x − a = 𝑟𝑐𝑜𝑠 𝛼 …………...(2)
 perhatikan ∆ 𝑃𝐴′ 𝑆
|𝑆𝐴′ |
sin( 𝛼 + 𝜃) =
|𝑃𝐴′ |
𝑦′ − 𝑏
sin( 𝛼 + 𝜃) =
𝑟
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 sin( 𝛼 + 𝜃) ……………(3)
|𝑃𝑆|
cos ( 𝛼 + 𝜃) =
|𝑃𝐴′ |
𝑥′ − 𝑎
cos( 𝛼 + 𝜃) =
𝑟

𝑥 − 𝑎 = 𝑟 cos( 𝛼 + 𝜃) …………..(4)
Lihat persamaan ke (3)
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 sin( 𝛼 + 𝜃)
Berdasarkan rumus jumlah sinus dan 𝜃, sin( 𝛼 + 𝜃) = 𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 +
cos 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 (𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑟 cos 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3)
𝑦 ′ − 𝑏 = (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + (x − a) sin 𝜃
𝑦 ′ − 𝑏 = +(x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑦 ′ = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑏
Lihat persamaan (4)
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 cos( 𝛼 + 𝜃)
Berdasarkan rumus jumlah cosinus dan 𝜃, cos( 𝛼 + 𝜃) = (𝑐𝑜𝑠𝛼 cos 𝜃 −
𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 (𝑐𝑜𝑠𝛼 cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃)
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (4)
𝑥 ′ − 𝑎 = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃
𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 + 𝑎
Jadi, rotasi pada pusat (a,b)dengan sudut putar 𝜃 dapat ditulis:
𝑥 ′ − 𝑎 = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃

16
𝑦 ′ − 𝑏 = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃
Atau dapat ditulis dalam bentuk matriks
𝑥′ − 𝑎 cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥 − 𝑎
( ′ )=( ) (𝑦 − 𝑏 )
𝑦 − 𝑏 sin 𝜃 cos 𝜃

Contoh:
1. tentukan bayangan titik A(5,2) akibat rotasi dengan sudut putar sebesar
180o searah jarum jam dengan pusat rotasi P (3,2)!
Jawab:
Dik: A(5,2) x = 5, y = 2
P (3,2) a = 3, b = 2
θ = -180 (karena searah jarum jam)
o

Dit: 𝐴′ = (𝑥 ′ , 𝑦 ′ )
Penyelesaian:

𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 + 𝑎

𝑥 ′ = (5 − 3) cos(−180°) − (2 − 2) (−180°) +3

𝑥 ′ = (2) (−1) −(0) (0) +3

𝑥 ′ = −2 + 3
𝑥′ = 1
𝑦 ′ = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑏
𝑦 ′ = (5 − 3) sin(−180°) + (2 − 2)cos(−180°) + 2
𝑦 ′ = (2)(0) + (0)(0) + 2
𝑦′ = 2
Jadi, koordinat 𝐴′ = (1,2)

D. Dilatasi
1. Definisi Dilatasi
Misal P suatu titik tertentu k ≠ 0 transformasi Dp, k disebut suatu dilatasi
terhadap A dengan pusat P dan faktor k jika:
a. Dp, k (A) = P → A= P
b. Untuk sembarang titik A ≠ P, maka Dp, k (A) = A’ dengan |PA’| = k |PA|.

Gambaran
v

P=A 17
a.

b.
k v
→ |𝑃𝐴′ | = 𝑘|𝑃𝐴|

P A A’ 𝑘≠0

2. Dilatasi pada bidang kartesius


a. Dilatasi pada pusat P (a, b) dengan faktor skala k

Y
A (x, y)

P (a, b)

A’ (x’, y’)

O X

Bentuklah vektor sebagai berikut:


𝑥
1. → = 𝐴 − 𝑂 = [𝑦]
𝑂𝐴
𝑎
2. → = 𝑃 − 𝑂 = [ ]
𝑂𝑃 𝑏
𝑥′
3. → = 𝐴′ − 𝑂 = [ ]
𝑂𝐴′ 𝑦′

Berdasarkan definisi jelas bahwa:


→ = 𝑘. →
𝑂𝐴 𝑃𝐴

→ ′ − → = 𝑘. (→ − → ) → (𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟)


𝑂𝐴 𝑂𝑃 𝑂𝐴 𝑂𝑃

18
x′ a x a
[ ] − [ ] = k. [[y] − [ ]]
y′ b b
x′ x a a
[ ] = k. [y] − 𝑘 [ ] + [ ]
y′ b b
x′ x a
[ ] = k. [y] + (1 − 𝑘) [ ]
y′ b

Atau
 x’ = kx + (1 – k)a
 y’ = ky + (1 – k)b
x’ = kx + a - ka
y’ = ky + b – kb
x’ = kx – ka + a
y’ = ky – kb + b
x’ – a = kx – ka
y’ – b = kx – kb
x’ – a = k (x – a)
y’ – b = k (x – b)

Cara menentukan matriks


x’ – a = k (x – a) ⇔ x’ = k (x – a) + a
y’ – b = k (y – b) ⇔ x’ = k (y – b) + b

Perhatikan:
x’ = k (x – a) + 0 (y –b ) + a
y’ = 0 (x – a) + k (y –b ) + b

Sehingga:
𝐱′ 𝐤 𝟎 𝐱−𝐚 𝐚
( )=( ) (𝐲 − 𝐛) + ( )
𝐲′ 𝟎 𝐤 𝐛
Contoh:
Tentukan koordinat bayang A (2, 3) dengan pusat P (1, 5) dan k = 2.
Penyelesaian:
P (1, 5) : a = 1, b = 5
A (2, 3) : x = 2, y = 3
k=2
Jawab:

19
 x’ = kx + (1 – k)a
 y’ = ky + (1 – k)b
x’ = 2 . 2 + (1 – 2)1
y’ = 2 . 3 + (1 – 2)5
x’ = 4 + (- 1) 1
y’ = 6 + (-1) 5
x’ = 3
y’ = 1
Jadi, koordinat bayang A adalah A’ (3, 1).

b. Dilatasi pada titik asal (0, 0) dengan faktor skala k

A’ (x’, y’)

A (x, y)

O X

Perhatikan bahwa rumus dilatasi untuk titik A, B dengan vektor skala k


adalah:

𝑥′ 𝑥 𝑎
[ ] = [𝑦] 𝑘 + (1 − 𝑘) [ ]
𝑦′ 𝑏

Karena berada pada titik awal maka nilai a = 0, b = 0.

Sehingga:

𝑥′ 𝑥 0
[ ] = [𝑦] 𝑘 + (1 − 𝑘) [ ]
𝑦′ 0

𝑥′ 𝑥
[ ] = [𝑦] 𝑘
𝑦′

Atau

x’ = kx →A’ (kx, ky)

y’ = ky

Untuk matriksnya:

20
x’ = kx →x’ = kx + 0 . y

y’ = ky →y’ = 0 . x + ky

𝑥′ 𝑘 0 𝑥
[ ]=[ ][ ]
𝑦′ 0 𝑘 𝑦

E. Komposisi transpormasi
1. Komposisi dua translasi berurutan
𝑎 𝑐
Diketahui dua translasi 𝑇1 = ( )dan 𝑇2 = ( ). jika translasi T1
𝑏 𝑑
dilanjutkan translasi T2 maka dinotasikan “T1 ₒT2” dan translasi
tunggalnya adalah T= T1 + T2 = T2 +T1 ( sifat komutatif)
2. Komposisi dua refleksi berurutan
a. Refleksi berurutan terhadap dua sumber sejajar
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x = a dilanjutkan
terhadap garis x = b. Maka bayangan akhir A adalah A’ (x’,y’)
yaitu:
x’ 2(b – a) +x
y’ = y
jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan
terhadap garis y=b. Maka bayangan akhir A adalah A’(x’,y’) yaitu
x’=x
y’ = 2 (b-a) + y
b. Refleksi terhadap dua sumber saling tegak lurus
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan
terhadap garis y=b ( dua sumbu yang saling tegak lurus) maka
bayangan akhir A adalah A’(x,y’) sama dengan rotasi titik A(x.y)
dengan pusat titik potong dua sumbu (garis) dan sudut putar 180 ₒ
c. Refleksi terhadap dua sumbu yang saling berpotongan
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap
garis h, maka bayangan akhir adalah A’(x’,y’) dengan pusat
perpotongan garus g dan h dan sudut putar 2 ∝ (∝
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑔 𝑑𝑎𝑛 ℎ) serta arah putar dari g dan h.

21
𝑚𝑘 − 𝑚𝑙
𝑡𝑎𝑛 ∝=
1 + 𝑚𝑘 . 𝑚𝑙
Catatan : 𝑚𝑙 = 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑙
𝑚𝑘 = 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘
d. Sifat komposisi refleksi
Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada umumnya tidak
komutatif kecuali komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan
tehadap sumbu y (dua sumbu yang saling tegak lurus)
3. rotasi berurutan yang seputar
a. Diketahui rotasi R1 (P(a, b) ∝)dan R 2 (P(a, b)β), maka transformasi
tunggal dari komposisi transformasi rotasi R1 dilanjutkan R2 adalah
rotasi R(P(a, b)β)
b. Rotasi R1 dilanjutkan R2 sama dengan rotasi R2 dilanjutkan R1

4. Komposisi transpormasi
a b p q
Diketahui transformasi T1 = ( ) dan T2 ( ) maka transformasi
c d r s
tunggal dari transformasi:
a. T2 dilanjutkan T2 (T2 ⃘ T2 adalah T = T2 . T1
b. T2 dilanjukan T1 (T1 ⃘ T2) adalah T = T1 . T2
Catatn : T1 . T2 = T2 . T1
5. Bayangan suatu kurva/bangun oleh dua transpormasi atau lebih
Contoh : tentukan bayangan garis -4x + y = 5 oleh pencerminan
3
terhadap garis y = x dilanjutkan translasi ( ) !
2
Jawab: misalkan titik P(x,y) pada garis -4x + y = 5
P(x,y) dicerminkan terhadap garis y = x bayangannya P’(x,y)
3
P’(x,y) ditranslasi ( ). Bayangannya P’’( y + 3 , x + 2) = p’’
2
(x’’ , y’’)
Jadi x ′′ = y + 3 → y = x ′′ − 3
y ′′ = x + 2 → x = y ′′ − 2
Persamaan −4x + y = 5 → −4(y ′′ − 2) + (x ′′ − 3) = 5

22
−4y ′′ + 8 + x ′′ − 3 = 5
x ′′ = 4y ′′ = 0
Jadi bayangan akhirnya adalah x – 4y = 0

6. Luas bangun hasil transpormasi


Jika suatu bangun ( segitiga, lingkaran, dan lain-lain)
ditransformasikan maka:
a. Luas bangun bayangan tetap untuk transformasi : translasi,
refleksi, dan roasi.
b. Luas bangun bayangan berubah untuk transformasi dilatasi, yaitu
jika luas bangun mula-mula L setelah didilatasi oleh [P(a.b),k],
maka luas bangun bayangannya adalah L’ = K2 + L

23
Contoh Soal

1. Titik A(5,-2) ditranslasi oleh T (-3, 1). Tentukan koordinat bayangan


titik A tersebut!
a. A’(2,1)
b. A’(1,1)
c. A’(2,2)
d. A’(2,-1)
e. A’(-2,1)
Pembahasan :

2. Tentukan bayangan garis y = 3x – 5 oleh translasi T (-2, 1)!


a. y = 2x + 2
b. y = 2x – 2
c. y = 3x + 2
d. y = 3x – 2
e. y = 2x + 3
Pembahasan :

3. Bayangan titik A oleh refleksi terhadap titik (1, -2) adalah titik A’(3, 5).
Tentukan koordinat titik A!
a. A(1, 9)
b. A(1, 1)
c. A(-9, 1)
d. A(-1, -9)
e. A(9, 1)

24
Pembahasan :

x’ = 2 – x → x = 2 – x’

y’ = -4 – y →y = -4 – y’

x = 2 – 3 = -1

y = -4 – 5 = -9

Jadi A(-1, -9)

4. Tentukan bayangan garis 2x – y = 5 apabila dicerminkan terhadap


garis x = -1!
a. 2x + y + 9 = 0
b. x + 2y + 9 = 0
c. x+y-9=0
d. 2x - y + 9 = 0
e. 2x + y - 9 = 0
Pembahasan :

(x, y) → (2a – x, y)

x’ = 2(-1) – x → x’ = -2 – x

y’ = y

2(-2 – x’) – y’ = 5

-y – 2x’ – y’ = 5

2x’ + y’ + 9 = 0

Jadi bayangan 2x + y + 9 = 0

5. Tentukan bayangan garis 2x – y = 5 apabila dicerminkan terhadap


garis y = -x!
a. x – 2y + 5 = 0
b. x + 2y – 5 = 0
c. x – 2y – 5 = 0
d. 2x – 2y – 5 = 0

25
e. 2x – 2y + 5 = 0
Pembahasan :

(x, y) → (-y, -x)

x’ = -y , y’ = -x

2(-y’) – (-x’) = 5

x’ – 2y’ – 5 = 0

Jadi bayangan x – 2y – 5 = 0

6. Tentukan bayangan garis y = 5x + 4 oleh rotasi R(O, -90)!


a. x - 5y – 4 = 0
b. x + 5y + 4 = 0
c. 5x + 5y – 4 = 0
d. 5x - 5y – 4 = 0
e. x + 5y – 4 = 0
Pembahasan :

(x, y) → (y, -x)

x’ = y , y’ = -x

x’ = 5(-y’) + 4

x’ + 5y’ – 4 = 0

Jadi bayangan x + 5y – 4 = 0

7. Tentukan bayangan titik (-2, 8) oleh rotasi R(O, 135)!


a. (-3√2, -5√2)
b. (3√2, 5√2)
c. (-3√2,-5√2)
d. (3√2, 5√2)
e. (-3√2, 5√2)
Pembahasan :

26
8. Tentukan bayangan titik (5, -3) oleh rotasi R(P, 90) dengan koordinat
titik P(-1, 2)!
a. (8, 4)
b. (-8, 4)
c. (8, -4)
d. (-4,- 8)
e. (4, 8)
Pembahasan :

9. Tentukan bayangan titik (9, 3) oleh dilatasi [O, 1/3]!


a. (1, 3)
b. (3, 1)
c. (-1, -3)
d. (3, -1)
e. (1, -3)
Pembahasan :

27
10. Tentukan bayangan garis 3x + 4y – 5 = 0 oleh dilatasi dengan pusat (-
2, 1) dan faktor skala 2!
a. 3x + 4y + 12 = 0
b. 3x + 4y – 12 = 0
c. 3x – 4y + 12 = 0
d. -3x + 4y + 12 = 0
e. 3x – 4y – 12 = 0
Pembahasan :

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

28
Adapun secara ringkas kesimpulan materi tentang transformasi
geometri sebagai berikut :

 Translasi (pergeseran) adalah transformasi yang memidahkan setiap


titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu.
 Refleksi (pencerminan) adalah translasi yang memindahkan setiap
titik pada bidang dengan sifat pencerminan.
 Rotasi (perputaran) adalah transformasi dengan cara memutar objek
dengan titik pusat tertentu.
 Dilatasi (perkalian) adalah transformasi yang mengubah ukuran
bangun, tetapi tidak mengubah ukuran bentuknya.
B. Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk belajar
geometri transformasi dimana dalam makalah ini membahas geomatri
transformasi secara detail yang memuat refleksi, translasi, rotasi, dan
dilatasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/geometritransformasi.pdf
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/1700/
1238
Sartono, Wirodikromo, Matematika 2000 untuk SMU Jilid 1 sampai 6,
Erlangga, Jakarta 2003.

29
Arifuddin, Geometri Transformasi Edisi Baru 2017, parepare 2017

30

You might also like