Professional Documents
Culture Documents
Kumpul Geometri
Kumpul Geometri
Oleh
Kelompok 3
Jumiati 214120001
Hartina 214120006
Indriyanti 214120015
Nurafiah 214120012
Hamka 214120023
Hasriati 214120029
Kelas Vii.A
1
KATA PENGANTAR
Parepare, 18 Oktober 20
i
DAFTAR ISI
Bab 1 ............................................................................................ 1
A. Translasi ............................................................................. 3
B. Refleksi .............................................................................. 8
C. Rotasi ................................................................................ 11
D. Dilatasi .............................................................................. 16
E. Komposisi Transformasi ................................................... 19
A. Kesimpulan ....................................................................... 28
B. Saran.................................................................................. 28
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri transformasi adalah salah satu cabang matematika yang
menggunakan diagram cartesius dalam pembahasannya. Banyak siswa
yang membutuhkan waktu lama untuk menggambarkan suatu fungsi
dalam diagram cartesius. Bahkan beberapa siswa kesulitan untuk
membayangkan kurva dari sebuah fungsi.
Kita beruntung karena hidup di zaman yang sudah maju. Teknologi
sudah berkembang dengan sangat pesat. Teknologi pun masuk ke dalam
proses pembelajaran. Terkait hal ini, telah banyak perangkat lunak
(software) yang membantu kita dalam memahami pelajaran geometri
transformasi.
Geometri transformasi merupakan suatu mata kuliah yang membahas
mengenai perpindahan suatu titik pada bidang dimensi dua atau datar.
Transformasi meliputi, refleksi, rotasi, dilatasi, translasi. Pada makalah ini
di khusukan membahas mengenai geometri transformasi pada bidang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah pengertian dari translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi?
2. Bagaimanakah cara menetukan atau mencari solusi dari translasi,
refleksi, rotasi, dan dilatasi?
3. Bagaimanakah sifat-sifat refleksi?
4. Bagaimana komposisi transformasi dengan matriks?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Apa sajakah pengertian dari translasi, refleksi, rotasi, dan
dilatasi.
2. Mengetahui Bagaimana cara menetukan atau mencari solusi dari
translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.
3. mengetahui sifat-sifat refleksi.
1
4. Mengetahui komposisi transformasi dengan matriks.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TRANSLASI (geseran)
1. Defenisi Translasi
V
B Q
⃗⃗⃗⃗⃗ |
|𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ |
|𝑃𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗ | = |𝐴𝐵
|𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗ |
A P
3
Misalkan, tempat duduk candra minggu lalu di titik N(a, b) pada
2
koordinat Cartesius. Dengan translasi , di ketahui tempat
2
duduknya inggu ini pada titik N’ (a-2,b+2). Kalian dapat menuliskan
2
2
translasi ini sebagai berikut N(a,b)
N’(a - 2, b + 2)
a
Dengan prinsip yang sama, jika titik p(x,y) di translasikan dengan T1=
b
maka diperoleh bayangannya p’(x + a, y + b). Secara matematis, ditulis
sebagai berikut.
T1 a
P(x,y) P’(x + a, y+ b) sekarang, translasikan lagi bayangan yang
b
c T2 c
telah kalian peroleh dengan T2= didapat, P’(x + a, y + b) P”(x
d
d
+ a + c, y+ b + d) perhatikan bahwa P”(x + a + c, y+ b + d)=P” (x + (a + c),
y + (b + d)) ini berarti P”(x + a + c, y+ b + d) diperoleh dengan
a c
mentranslasikan P(x,y) dengan T translasi T ini merupakan
b d
translasi T1 dilanjutkan dengan T2, yang ditulis sebagai T1 T2
a c a c
T1= T2=
= b d
T1 T2
oleh karena itu b dan d maka akibatnya
sifat:
a c
Dua buah translasi berturut-turut diteruskan dengan dapat
b d
a c
digantikan dengan translasi tunggal
b d
4
Pada suatu transalasi setiap bangunnya tidak berubah.
Misalkan diberikan titik A(a,b), B(c,d), dan C(x,y), tidak sejajar pada
bidang kartesius. Didefenisikan bahwa SAB (C) = C (X’, Y’), maka akan
dibuktikan
x′ x c−a
[ ] = [y] + [ ].
y′ d−b
Bukti
.
B(c,d)
.C’(x’,y’
)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = |𝐴𝐵
|𝐶𝐶′ ⃗⃗⃗⃗⃗ |
.
A(a,b)
. C(x,y)
x
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = |AB
Bentuk vektor |CC′ ⃗⃗⃗⃗⃗ | = B − A = [(c − a, d − b)]
c−a x′ − x
[ ]=[ ′ ]
d−b y −y
c − a = x′ − x ⇔ x′ = c − a + x = x′ = x + c − a
d − b = y′ − y ⇔ y′ = d − b + y = y′ = y + d − b
x′ x c−a
[ ] = [y] + [ ] terbukti.
y′ d −b
c−a
AₒB[ ]
d−b
Secara matematis ditulis C(x, y) → C′ (x + c − a, y + d − b).
5
x′ x p
Jika diandaikan c − a = p dan d − b = q maka [ ] = [y] + [q]. Secara
y′
p
AₒB[p]
matematis dapat ditulis C(x, y) → C′ (x + p, y + q).
Contoh :
p
1. Transalasi T1= memetakan titik A(1,2) ke titik A’(4,6)
q
a. Tentukan translasi !
b. Tentukanlah bayangan segitiga ABC dengan titik sudut A(1,2), B(3,4),
dan C(-5,6) oleh translasi tersebut.
c. Jika segititga yang kalian peroleh pada jawaban b ditranslasikan lagi
1
dengan T2= Tentukan bayangannya!
1
d. Translasikan segitiga ABC dengan translasi T1 T2 . Samakah
jawabannya dengan jawaban c?
Jawaban
p
a. Translasi T1=[q] memetakan Titik A(1,2) ke titik A’ (4,6) maka
x′ x p
[ ] = [y] + [q]
y′
4 1 p
[ ] = [ ] + [ q]
6 2
p 3
[q] = [ ]
4
T1 3
Secara matematis dapat ditulis A(1,2) A’ (1 + p, 2 + q) = A’ (4,6)
4
3
Jadi translasi tersebut adalah T1 =
4
3
b. Translasi T1 = artinya memindahkan suatu titik 3 satuan ke kanan
4
dan 4 satuan ke atas. Dengan mentranslasikan titik A’, B’, dan C’ dari
6
segitiga ABC dengan translasi T1, kalian memperoleh segitiga A’ B’ C’
sebagai berikut
T1 3
A(1,2) A’ (1 + 3, 2 + 4) = A’ (4,6)
4
T1 3
A(3,4) B’ (3 + 3, 4 + 4) = B’ (6,8)
4
T1 3
A(-5,6) C’ (-5 + 3, 6 + 4) = C’ (-2,10)
4
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A' B' C' dengan titik A’ (4,6),
B’(6,8), dan C’ (-2,10)
Jika digambarkan dalam bidang kartesius
Y
C’(-2,10)
B’(6,8)
C(-5,6) A’(4,6)
B(3,4)
A(1,2)
T2 1
1
c. A' (4,6) A" (4 (1),6 (1)) A" (3,5)
T2 1
1
A' (6,8) A" (6 (1),8 (1)) B" (5,7)
T2 1
1
A' (2,10) A" (2 (1),10 (1)) C" (3,9)
7
A" (3,5) , B" (5,7) , C" (3,9)
3 (1) 2
d. Translasi titik T1 T2 = =
4 (1) 3
2
3
A(1,2) A’ (1 + 2, 2 + 3) = A” (3,5)
2
3
B(3,4) B’ (3 + 2, 4 + 3) = B” (5,7)
2
3
C(-5,6)
C’ (-5 + 2, 6 + 3) = C” (-3,9)
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A’B’C’ dengan titik
A’(3,5), B’(5,7) dan C’(-3,9) perhatikan bahwa segitiga yang kalian
peroleh pada jawaban c sama dengan segitiga yang kalian peroleh
pada jawaban d.
B. REFLEKSI ( Pencerminan)
1. Definisi
Suatu pemetaan M dinyatakan sebagai suatu pencerminan pada garis atau titik
S untuk sembarang titik A pada bidang v yang dilambangkan dengan ms ,
selalu berlaku:
Gambaran :
a. ms ( A) A jika di s
V
A=A S
’
b. ms ( B) B jika A S
A V
S
8
Jarak titik kecermin sama dengan jarak cermin ke bayangan dan saling tegak
lurus. Sifat pencerminan adalah dia selalu sama dengan bayangannya.
xa y b
Q ,
2 2
A(x,y) B(a,b)
g 1
Mg
Ms
s
1
M AA'
Mg
9
y ' y 1
x ' x a
b
y ' y b
x ' x a
a ( y ' y ) b( x ' x)
ay ' ay bx ' bx
bx ' ay ' bx ay ........ 1
x x' y y'
a b c 0
2 2 x2
ax ax ' by by ' 2c 0
ax ' by ' ax by 2c ......(2)
a 2
b2 x ' b x a x 2aby 2ac
2 2
a 2
b2 x ' b x 2a x a x 2aby 2ac
2 2 2
a 2
b2 x ' a b x 2a x 2aby 2ac
2 2 2
x'
a b x 2a x 2aby 2ac
2 2 2
a b
2 2
a b 2 2
2a(ax by c)
x' x
a 2 b2
Dengan cara yang sama :
2b(ax b c)
y' y
a 2 b2
10
Contoh:
Refleksi terhadap sumbu y x
Peny:
y x x y 0 ax by c 0
dim ana : a 1, b 1, c 0
2a(ax by c) 2b(ax by c)
x' x y' y
a 2 b2 a 2 b2
2(1)(1.x (1). y 0) 2(1)(1.x (1). y 0)
x' x y' y
12 (1) 2 12 (1) 2
2( x y ) 2( x y )
x' x y' y
11 2
2x 2 y 2( x y )
x' x y' y
2 2
x' x x y 2x 2 y
y' y
x' y 2
y' y x y
y' x
Bentuk matriksnya :
x ' y x ' 0.x 1. y
y ' x y ' 1.x 0. y
Jadi,
x ' 0 1 x
y ' 1 0 y
A(x,y)
Y
X’
x
(0,0) x
Y’
A’(x’,y’)
11
Perhatikan bahwa :
Berdasarka gambar jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap titik 0(0,0) maka
A '( x ', y ') adalah
A( x, y)
M0
A '( x ', y ')
A( x, y)
M0
A '( x, y)
C. ROTASI
1) Definisi Rotasi
Suatu putaran terhadap titik p dengan θ, dilambangkan RP,θ adalah suatu
pemetaan yang memenuhi sebarang A pada suatu bidang.
𝐴, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐴 = 𝑃
RP, θ (A)𝑅𝑃, 𝜃 (𝐴) = { 𝐴′ , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 |𝑃𝐴| = |𝑃𝐴′ | }
𝑑𝑎𝑛 < 𝐴𝑃𝐴′ = 𝜃, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐴 ≠ 𝑃
Gambarannya:
i) 𝜃 v
A=P (berimpit)
ii)
A’ v
A
v
θ
P A’ (searah jarum jam, maka nilai θ = negatif)
12
2) Rotasi Pada Bidang Cartesius
a) Rotasi pada pusat 0,0 dengan sudut putar θ
y
P A’(x’,y’
r)
N A(x,y)
r
θα
x
Jika RP, θ (A)
O(0,0)
’
Q = A maka
M |𝑂𝐴| = |𝑂𝐴′ |
13
𝑦′
𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) =
𝑟
′
𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃) …………….(3)
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝛼 + 𝜃)
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔(𝛼 + 𝜃)
𝑂𝑄
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑂𝐴′
𝑥′
𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) =
𝑟
′
𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃) …………….(4)
Lihat persamaan (3)
𝑦 ′ = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 + 𝜃)
Menurut rumus jumlah sinus dan sudut. ((𝛼 + 𝜃) = 𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑦 ′ = 𝑟 (𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
𝑦 ′ = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝛼 cos 𝜃 + 𝑟 cos 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3)
𝑦 ′ = 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑥 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃
Lihat persamaan 4
𝑥 ′ = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 + 𝜃)
Menurut rumus jumlah cosinus dan sudut ((𝛼 + 𝜃) = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 −
sin 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑥 ′ = 𝑟 (𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − sin 𝛼 sin 𝜃)
𝑥 ′ = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − r sin 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (4)
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
Jadi, rotasi pada pusat (0,0)dengan sudut putar 𝜃 dapat ditulis:
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦 )
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃
Contoh:
Buktikan rotasi titik A (a,b) dengan pusat (0,0) pada sudut putar 900 adalah
A’(-b, a)
Jawab:
Dik: A(a,b) x = a, y = b
𝜃 = 90°
14
Dit: A’(-b, a)…?
Penyelesaian:
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦 )
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃
𝑥′ cos 90° − sin 90° 𝑎
( ′) = ( )( )
𝑦 sin 90° cos 90° 𝑏
′
𝑥 0 −1 𝑎
( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 𝑏
′
𝑥 0. 𝑎 + (−1. 𝑏)
( ′) = ( )
𝑦 1. 𝑎 + 0. 𝑏
𝑥′ 0−𝑏
( ′) = ( )
𝑦 𝑎+0
𝑥′ −𝑏
( ′) = ( )
𝑦 𝑎
Jadi xterbukti bahwa A’(-b, a)
b) Rotasi Pada Pusat (a,b) dengan Sudut Putar θ
R A’(x’,y’
r )
y’
N A(x,y)
r
θα
V P(a,b) S L
b
y
o T Q M
15
y − b = 𝑟 sin 𝛼 ………….. (1)
|𝑃𝐿|
cos 𝛼 =
|𝑃𝐴|
𝑥−𝑎
cos 𝛼 =
𝑟
x − a = 𝑟𝑐𝑜𝑠 𝛼 …………...(2)
perhatikan ∆ 𝑃𝐴′ 𝑆
|𝑆𝐴′ |
sin( 𝛼 + 𝜃) =
|𝑃𝐴′ |
𝑦′ − 𝑏
sin( 𝛼 + 𝜃) =
𝑟
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 sin( 𝛼 + 𝜃) ……………(3)
|𝑃𝑆|
cos ( 𝛼 + 𝜃) =
|𝑃𝐴′ |
𝑥′ − 𝑎
cos( 𝛼 + 𝜃) =
𝑟
′
𝑥 − 𝑎 = 𝑟 cos( 𝛼 + 𝜃) …………..(4)
Lihat persamaan ke (3)
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 sin( 𝛼 + 𝜃)
Berdasarkan rumus jumlah sinus dan 𝜃, sin( 𝛼 + 𝜃) = 𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 +
cos 𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 (𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 + cos 𝛼 sin 𝜃)
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑟 cos 𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3)
𝑦 ′ − 𝑏 = (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + (x − a) sin 𝜃
𝑦 ′ − 𝑏 = +(x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑦 ′ = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑏
Lihat persamaan (4)
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 cos( 𝛼 + 𝜃)
Berdasarkan rumus jumlah cosinus dan 𝜃, cos( 𝛼 + 𝜃) = (𝑐𝑜𝑠𝛼 cos 𝜃 −
𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃)
Sehingga:
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 (𝑐𝑜𝑠𝛼 cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃)
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 cos 𝜃 − 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝛼 sin 𝜃
Subtitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (4)
𝑥 ′ − 𝑎 = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃
𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 + 𝑎
Jadi, rotasi pada pusat (a,b)dengan sudut putar 𝜃 dapat ditulis:
𝑥 ′ − 𝑎 = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃
16
𝑦 ′ − 𝑏 = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃
Atau dapat ditulis dalam bentuk matriks
𝑥′ − 𝑎 cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥 − 𝑎
( ′ )=( ) (𝑦 − 𝑏 )
𝑦 − 𝑏 sin 𝜃 cos 𝜃
Contoh:
1. tentukan bayangan titik A(5,2) akibat rotasi dengan sudut putar sebesar
180o searah jarum jam dengan pusat rotasi P (3,2)!
Jawab:
Dik: A(5,2) x = 5, y = 2
P (3,2) a = 3, b = 2
θ = -180 (karena searah jarum jam)
o
Dit: 𝐴′ = (𝑥 ′ , 𝑦 ′ )
Penyelesaian:
𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 + 𝑎
𝑥 ′ = (5 − 3) cos(−180°) − (2 − 2) (−180°) +3
𝑥 ′ = −2 + 3
𝑥′ = 1
𝑦 ′ = (x − a) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏)𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑏
𝑦 ′ = (5 − 3) sin(−180°) + (2 − 2)cos(−180°) + 2
𝑦 ′ = (2)(0) + (0)(0) + 2
𝑦′ = 2
Jadi, koordinat 𝐴′ = (1,2)
D. Dilatasi
1. Definisi Dilatasi
Misal P suatu titik tertentu k ≠ 0 transformasi Dp, k disebut suatu dilatasi
terhadap A dengan pusat P dan faktor k jika:
a. Dp, k (A) = P → A= P
b. Untuk sembarang titik A ≠ P, maka Dp, k (A) = A’ dengan |PA’| = k |PA|.
Gambaran
v
P=A 17
a.
b.
k v
→ |𝑃𝐴′ | = 𝑘|𝑃𝐴|
P A A’ 𝑘≠0
Y
A (x, y)
P (a, b)
A’ (x’, y’)
O X
18
x′ a x a
[ ] − [ ] = k. [[y] − [ ]]
y′ b b
x′ x a a
[ ] = k. [y] − 𝑘 [ ] + [ ]
y′ b b
x′ x a
[ ] = k. [y] + (1 − 𝑘) [ ]
y′ b
Atau
x’ = kx + (1 – k)a
y’ = ky + (1 – k)b
x’ = kx + a - ka
y’ = ky + b – kb
x’ = kx – ka + a
y’ = ky – kb + b
x’ – a = kx – ka
y’ – b = kx – kb
x’ – a = k (x – a)
y’ – b = k (x – b)
Perhatikan:
x’ = k (x – a) + 0 (y –b ) + a
y’ = 0 (x – a) + k (y –b ) + b
Sehingga:
𝐱′ 𝐤 𝟎 𝐱−𝐚 𝐚
( )=( ) (𝐲 − 𝐛) + ( )
𝐲′ 𝟎 𝐤 𝐛
Contoh:
Tentukan koordinat bayang A (2, 3) dengan pusat P (1, 5) dan k = 2.
Penyelesaian:
P (1, 5) : a = 1, b = 5
A (2, 3) : x = 2, y = 3
k=2
Jawab:
19
x’ = kx + (1 – k)a
y’ = ky + (1 – k)b
x’ = 2 . 2 + (1 – 2)1
y’ = 2 . 3 + (1 – 2)5
x’ = 4 + (- 1) 1
y’ = 6 + (-1) 5
x’ = 3
y’ = 1
Jadi, koordinat bayang A adalah A’ (3, 1).
A’ (x’, y’)
A (x, y)
O X
𝑥′ 𝑥 𝑎
[ ] = [𝑦] 𝑘 + (1 − 𝑘) [ ]
𝑦′ 𝑏
Sehingga:
𝑥′ 𝑥 0
[ ] = [𝑦] 𝑘 + (1 − 𝑘) [ ]
𝑦′ 0
𝑥′ 𝑥
[ ] = [𝑦] 𝑘
𝑦′
Atau
y’ = ky
Untuk matriksnya:
20
x’ = kx →x’ = kx + 0 . y
y’ = ky →y’ = 0 . x + ky
𝑥′ 𝑘 0 𝑥
[ ]=[ ][ ]
𝑦′ 0 𝑘 𝑦
E. Komposisi transpormasi
1. Komposisi dua translasi berurutan
𝑎 𝑐
Diketahui dua translasi 𝑇1 = ( )dan 𝑇2 = ( ). jika translasi T1
𝑏 𝑑
dilanjutkan translasi T2 maka dinotasikan “T1 ₒT2” dan translasi
tunggalnya adalah T= T1 + T2 = T2 +T1 ( sifat komutatif)
2. Komposisi dua refleksi berurutan
a. Refleksi berurutan terhadap dua sumber sejajar
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x = a dilanjutkan
terhadap garis x = b. Maka bayangan akhir A adalah A’ (x’,y’)
yaitu:
x’ 2(b – a) +x
y’ = y
jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan
terhadap garis y=b. Maka bayangan akhir A adalah A’(x’,y’) yaitu
x’=x
y’ = 2 (b-a) + y
b. Refleksi terhadap dua sumber saling tegak lurus
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan
terhadap garis y=b ( dua sumbu yang saling tegak lurus) maka
bayangan akhir A adalah A’(x,y’) sama dengan rotasi titik A(x.y)
dengan pusat titik potong dua sumbu (garis) dan sudut putar 180 ₒ
c. Refleksi terhadap dua sumbu yang saling berpotongan
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap
garis h, maka bayangan akhir adalah A’(x’,y’) dengan pusat
perpotongan garus g dan h dan sudut putar 2 ∝ (∝
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑔 𝑑𝑎𝑛 ℎ) serta arah putar dari g dan h.
21
𝑚𝑘 − 𝑚𝑙
𝑡𝑎𝑛 ∝=
1 + 𝑚𝑘 . 𝑚𝑙
Catatan : 𝑚𝑙 = 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑙
𝑚𝑘 = 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘
d. Sifat komposisi refleksi
Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada umumnya tidak
komutatif kecuali komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan
tehadap sumbu y (dua sumbu yang saling tegak lurus)
3. rotasi berurutan yang seputar
a. Diketahui rotasi R1 (P(a, b) ∝)dan R 2 (P(a, b)β), maka transformasi
tunggal dari komposisi transformasi rotasi R1 dilanjutkan R2 adalah
rotasi R(P(a, b)β)
b. Rotasi R1 dilanjutkan R2 sama dengan rotasi R2 dilanjutkan R1
4. Komposisi transpormasi
a b p q
Diketahui transformasi T1 = ( ) dan T2 ( ) maka transformasi
c d r s
tunggal dari transformasi:
a. T2 dilanjutkan T2 (T2 ⃘ T2 adalah T = T2 . T1
b. T2 dilanjukan T1 (T1 ⃘ T2) adalah T = T1 . T2
Catatn : T1 . T2 = T2 . T1
5. Bayangan suatu kurva/bangun oleh dua transpormasi atau lebih
Contoh : tentukan bayangan garis -4x + y = 5 oleh pencerminan
3
terhadap garis y = x dilanjutkan translasi ( ) !
2
Jawab: misalkan titik P(x,y) pada garis -4x + y = 5
P(x,y) dicerminkan terhadap garis y = x bayangannya P’(x,y)
3
P’(x,y) ditranslasi ( ). Bayangannya P’’( y + 3 , x + 2) = p’’
2
(x’’ , y’’)
Jadi x ′′ = y + 3 → y = x ′′ − 3
y ′′ = x + 2 → x = y ′′ − 2
Persamaan −4x + y = 5 → −4(y ′′ − 2) + (x ′′ − 3) = 5
22
−4y ′′ + 8 + x ′′ − 3 = 5
x ′′ = 4y ′′ = 0
Jadi bayangan akhirnya adalah x – 4y = 0
23
Contoh Soal
3. Bayangan titik A oleh refleksi terhadap titik (1, -2) adalah titik A’(3, 5).
Tentukan koordinat titik A!
a. A(1, 9)
b. A(1, 1)
c. A(-9, 1)
d. A(-1, -9)
e. A(9, 1)
24
Pembahasan :
x’ = 2 – x → x = 2 – x’
y’ = -4 – y →y = -4 – y’
x = 2 – 3 = -1
y = -4 – 5 = -9
(x, y) → (2a – x, y)
x’ = 2(-1) – x → x’ = -2 – x
y’ = y
2(-2 – x’) – y’ = 5
-y – 2x’ – y’ = 5
2x’ + y’ + 9 = 0
Jadi bayangan 2x + y + 9 = 0
25
e. 2x – 2y + 5 = 0
Pembahasan :
x’ = -y , y’ = -x
2(-y’) – (-x’) = 5
x’ – 2y’ – 5 = 0
Jadi bayangan x – 2y – 5 = 0
x’ = y , y’ = -x
x’ = 5(-y’) + 4
x’ + 5y’ – 4 = 0
Jadi bayangan x + 5y – 4 = 0
26
8. Tentukan bayangan titik (5, -3) oleh rotasi R(P, 90) dengan koordinat
titik P(-1, 2)!
a. (8, 4)
b. (-8, 4)
c. (8, -4)
d. (-4,- 8)
e. (4, 8)
Pembahasan :
27
10. Tentukan bayangan garis 3x + 4y – 5 = 0 oleh dilatasi dengan pusat (-
2, 1) dan faktor skala 2!
a. 3x + 4y + 12 = 0
b. 3x + 4y – 12 = 0
c. 3x – 4y + 12 = 0
d. -3x + 4y + 12 = 0
e. 3x – 4y – 12 = 0
Pembahasan :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
Adapun secara ringkas kesimpulan materi tentang transformasi
geometri sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/geometritransformasi.pdf
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/1700/
1238
Sartono, Wirodikromo, Matematika 2000 untuk SMU Jilid 1 sampai 6,
Erlangga, Jakarta 2003.
29
Arifuddin, Geometri Transformasi Edisi Baru 2017, parepare 2017
30