You are on page 1of 5

Nama : Kresensia Kurniawati Mala Pasa

NIM : 1701050026

Kelas : A

PENDEKATAN SALINGTEMAS DALAM PEMBELAJARAN IPA

A. Konsep Dasar Pendekatan Salingtemas

Pendekatan Salingtemas diambil dari konsep pendidikan STM (Sains, Teknologi, dan
Masyarakat), pendidikan lingkungan (Environmental Education/EE), dan STL (Science,
Technology, Literacy), yang dianggap sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Para
praktisi pendidikan banyak mengungkapkan istilah yang serupa dengan salingtemas yang
sebenarnya memiliki inti yang sama, seperti istilah Science, Environment, Technology, and
Society (SETS); Science, Technology, and Society (STS) atau dapat diterjemahkan menjadi
Sains, Teknologi, Masyarakat (STM); dan Science, Environment, Technology (SET).

Menurut Binadja (1999 : 3), urutan singkatan SETS atau salingtemas memberi
gambaran bahwa untuk mengaplikasikan sains kedalam bentuk teknologi dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, harus dipikirkan berbagai implikasi pada lingkungan secara fisik
maupun mental. Jadi, pendekatan salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
atau SETS (Science, Environment, Tecnology, and Society) adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang bertujuan untuk membantu siswa memahami sains dan perkembangannya serta
pengaruh perkembangan sains terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal
balik. Sehingga pada akhirnya siswa diharapkan mampu menerapkan konsep teknologi dan
pengetahuan yang telah didapatnya dalam kehidupan sehari-hari secara bijak.

Fokus pendekatan SETS meliputi belajar di (in), untuk (for), tentang (about)
lingkungan, dengan mencoba menemukan dan mengungkap penyebab permasalahan serta
kemungkinan yang dapat menyebabkan permasalahan lingkungan di masa mendatang. Dalam
hal ini diutamakan pada dampak- dampakyang timbul akibat sains dan teknologi dalam usaha
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pendekatan SETS menekankan pada peserta didik untuk
learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Siswa aktif dalam
pembelajaran dan guru berfungsi sebagai fasilitator.

B. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Salingtemas atau SETS


Menurut Yager

a) Berawal dari identifikasi masalah lokal


b) Penggunaan sumber daya setempat
c) Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
d) Penekanan pada keterampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam pemecahan
masalah.
e) Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman memecahkan masalah
yang telah diidentifikasi.

C. Tahapan Pembelajaran Sains Menggunakan Pendekatan Salingtemas atau SETS

Secara operasional National Science Teacher Association menyusun tahapan


pembelajaran sains dengan pendekatan SETS sebagai berikut:

1.) Tahap invitasi.


Pada tahap ini guru memberikan isu/ masalah aktual yang sedang berkembang
di masyarakat sekitar yang dapat dipahami peserta didik dan dapat merangsang siswa
untuk mengatasinya. Guru juga bisa menggali pendapat dari siswa yang ada kaitannya
dengan materi yang akan dibahas.
2.) Tahap eksplorasi
Siswa melalui aksi dan reaksinya sendiri berusaha memahami atau mempelajari
masalah yang diberikan.
3.) Tahap solusi
Siswa menganalisis dan mendiskusikan cara pemecahan masalah
4.) Tahap aplikasi
Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan konsep yang telah diperoleh.
Dalam hal ini siswa mengadakan aksi nyata dalam mengatasi masalah yang muncul
dalamt tahap invitasi.
5.) Tahap pemantapan konsep
Guru memberikan umpan balik/ penguatan terhadap konsep yang diperoleh
siswa. Dengan demikian pendekatan SETS dapat membantu siswa dalam mengetahui
sains, teknologi yang digunakannya serta perkembangan sains dan teknologi dapat
berpengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat.

D. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Salingtemas atau SETS


1. Keunggulan Pendekatan Salingtemas atau SETS

a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa tahu masalah-masalah di


masyarakat secara lokal, nasional, maupun internasional.
b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menyongsong era
globalisasi.
c. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah
dengan penalaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara integral baik
di dalam ataupun di luar kelas
d. Pengajaran sains lebih bermakna karena langsung berkaitan dengan permasalahan
yang muncul di kehidupan keseharian siswa tentang pernanan sains dalam
kehidupan nyata
e. Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep, keterampilan,
proses, kreativitas, dan sikap meghargai produk teknologi serta bertanggung jawab
atas masalah yang muncul di lingkungan.
f. Kegiatan kelompok dapat memupuk kerjasama antar siswa dan sikap toleransi dan
saling menghargai pendapat teman.
g. Mengaplikasikan suatu gagasan atau penciptaan suatu karya yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat maupun bagi perkembangan sains dan teknologi.

2. Kelemahan Pendekatan Salingtemas atau SETS

Menurut Poetry Zea Zetina Ratuna (2012: 24) dalam melakukan pembelajaran
dengan pendekatan salingtemas atau SETS ada kendala yang dihadapi, yaitu dalam hal
pengalokasian waktu pada tiap tahapan pembelajaran salingtemas. Di mana waktu yang
tersedia dalam pembelajaran masih kurang sehingga kurang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Sealain itu, langkah-langkah/tahapan pembelajaran salingtemas tidak dapat
diterapkan untuk semua materi pembelajaran dan tidak semua metode pembelajaran
dapat menggunakan pendekatan salingtemas atau SETS.
DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, Nur. 2015. SETS (Science, Environmental, Technology and Society) sebagai
Pendekatan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013. Jurnal FKIP UNS.
https://scholar.google.co.id/citations?. (Diunduh tanggal 14 Mei 2018).

Widyaningsih, Christin. 2013. Penerapan Pendekatan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-


Masyarakat) dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem
Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Sanata
Dharma. https://repository.usd.ac.id (Diunduh tanggal 14 Mei 2018).

You might also like