You are on page 1of 9

JEP | Volume 3 | Nomor 2| November 2019

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol3-iss1/381

Analisis Sajian Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen Science,
Technology, Engineering, Mathematics (STEM)

Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, Sinta Yolanda


Program Studi Magister Pendidikan Fisika Pasca Sarjana Universitas Padang
lauraaliyahagnezi@gmail.com
nyswatulkhair510@gmail.com
sintayolanda11@gmail.com

ABSTRACT
An important problem in the 21st century is the integration of information and communication
technology in learning. Because teachers and students must be prepared to keep abreast of
increasingly sophisticated times. STEM is a learning that integrates science (science), technology
(technology), engineering (engineering), and mathematics (mathematics). STEM provides learning
through the process of solving problems in everyday life in order to enhance students' creative
abilities. STEM learning aims to improve the ability of students to compete with the surrounding
environment and globally, both in science and able to innovate technological products. Currently
there are many textbooks in circulation with various publishers. For this reason, it is necessary to find
out whether the outstanding textbooks have been able to facilitate the implementation of the STEM
approach in learning. The solution to this problem is to analyze the extent to which the textbook meets
the STEM component. This type of research is a descriptive research with a qualitative approach. The
population of data in this research were all physics textbooks for class X semester 1 high school. The
samples in this research were five books used in learning physics in class X semester 1 high school.
The data in this research were taken using a research instrument which had 4 components which were
elaborated into 19 assessment items and data collection techniques used are through observation. The
results of this research indicate that the average suitability obtained for each book that is in textbook
1 has a value of 88 with a category in accordance with the STEM component. In textbook 2 has a
value of 85 with a category in accordance with the STEM component. In textbook 3 with a value of 72
with categories according to the STEM component. Textbook 4 with a value of 77 with categories
according to the STEM component. Finally in textbook 5 with a value of 85 with a category very much
in accordance with the STEM component.

Keywords : Learning textbooks, Science, Technology, Engineering, Mathematics


This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2019 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN proyek dapat menuntut siswa untuk aktif dalam


Permasalahan penting di abad ke-21 yaitu mempelajari konsep-konsep penting melalui
mengintegrasikan teknologi informasi dan proyek kreatif dan inovatif. Keterlibatan mereka
komunikasi dalam pembelajaran. Guru dan dalam proses pemecahan masalah membangun
siswa harus siap mengikuti perkembangan budaya pertanyaan, di mana pusat dari proses
zaman yang semakin canggih. Guru harus pembelajaran adalah menanyakan dan
kreatif, aktif dan inovatif dalam penggunaan menjawab pertanyaan mereka sendiri (Beers,
teknologi dalam pembelajaran sehingga tercipta 2011).
pembelajaran yang lebih aktif kreatif dan STEM merupakan proses pembelajaran
menyenangkan (Rusman, 2017). yang memadukan science (sains), technology
Guru memiliki peran penting dalam (teknologi), engineering (rekayasa), serta
mempersiapkan siswanya untuk kehidupan masa mathematics (matematika). Proses pembelajaran
depan mereka dan karir, karena mereka harus STEM bertujuan untuk meningkatkan kemampu
bergulat dengan kehidupan nyata masalah yang an kreativitas siswa melalui proses pemecahan
menarik dan relevan. Pembelajaran STEM masalah yang berkaitan dengan materi dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan abad 21
Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, Sinta Yolanda 168

merupakan kemampuan belajar dan memberikan media bertujuan untuk memberikan pembe
inovasi antara lain; berpikir kritis, berpikir lajaran atau pengetahuan agar mudah dipahami
kreatif, inovatif, mampu berkolaborasi, serta serta konkret (Festiyed, 2018).
keterampilan dalam menggunakan media, Penggunaan kegiatan penyelidikan mem-
teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) berikan kesempatan kepada siswa untuk me-
(Winarni, Zubaidah, & H., 2016) ngembangkan kemampuan kinerja. Kegiatan
penyelidikan dilakukan sampai diperolehnya
Pembelajaran STEM bertujuan dalam
kesimpulan serta mengomunikasikan hasil yang
meningkatkan kemampuan siswa agar dapat diperoleh. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
bersaing dengan lingkungan sekitar maupun mengembangkan keterampilan sosial sehingga
secara global, baik dalam sains dan mampu dapat mendukung berkembangnya kemampuan
menginovasikan produk teknologi (Utami et al., kognitif siswa (Festiyed & Murtiani, 2013). Hal
2017). Pembelajaran yang menggunakan aspek- ini diperkuat oleh penelitian Agustina et al.
aspek STEM memberikan kesempatan kepada (2017) yang menunjukkan bahwa hasil pembela
siswa untuk lebih memahami konsep fisika. jaran STEM mampu meningkatkan kemampuan
Pembelajaran dipadukan dengan teknologi, variabel kontrol siswa.
rekayasa dan matematika melalui kegiatan Kegiatan penyelidikan yang dilakukan
praktikum, diskusi, dan pemberian tugas proyek. dapat berupa kegiatan praktikum. Kegiatan
Pengetahuan siswa akan lebih dalam jika praktikum ada dua macam berdasarkan media
melakukan pembuatan proyek yang berintegrasi nya yaitu pelaksanaan pratikum secara real
dengan sains, teknologi, dan matematika. (nyata) dan pelaksanaan praktikum dalam
Pembuatan proyek terdapat pada aktivitas bentuk virtual atau istilah lainnya virtual
rekayasa pada pembelajaran yang berbasis laboratory. Laboratorium virtual mampu
STEM. Aspek-aspek pada STEM juga dileng mengatasi kesulitan guru dalam merancang dan
kapi dengan permasalahan yang disajikan beser melaksanakan praktikum. Dengan laboratorium
ta prosedur praktikum (Pangesti et al., 2017). virtual dapat meminimalisir biaya yang
Pada pembelajaran STEM terdapat digunakan dalam pengadaan alat dan bahan
komponen sains. Konsep komponen sains untuk pelaksanaan praktikum (Masril et al.,
merupakan pembelajaran yang digunakan untuk 2018).
memahami fenomena alam dan perubahan yang STEM memiliki komponen matematika.
terjadi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Komponen matematika pada STEM dijelaskan
(Asrizal & Dewi, 2018). Selain itu, komponen bahwa pembelajaran akan mnghasilkan siswa
sains juga melatih siswa untuk memiliki skills yang terampil dalam menyelesaikan permasalah-
dalam ikut serta pada pengambilan pendapat an. Penyelesaian masalah terlebih dahulu harus
dalam proses pembelajaran dianalisis, memberikan alasan, kemudian meng
STEM memiliki komponen teknologi. komunikasikan hasil atau ide sacara efektif.
Komponen teknologi erat kaitannya dengan Pembelajaran STEM juga melatih siswa untuk
perkembangan era digital pada saat ini. Era mencari solusi dalam berbagai permasalahan
digital dikenal dengan adanya jaringan internet, matematika dalam aplikasinya.
khususnya teknologi informasi komputer. Permasalahan atau soal yang diberikan
Pengguna teknologi memiliki kemampuan untuk kepada siswa pada pembelajaran STEM merupa
menemukan, mengakses, menggunakan, dan kan soal yang memiliki tingkat kesulitan yang
mengeva luasi berbagai informasi yang terdapat cukup tinggi atau high order thinking skills
pada teknologi digital dan jaringan internet (HOTS). Soal yang diberikan menuntut siswa
(Asrizal et al., 2018). untuk menganalisis soal terlebih daluhu. Dengan
Media pembelajaran yang digunakan demikian, siswa dapat melatih pola pikir mereka
dalam pembelajaran merupakan berbagai kompo dengan soal HOTS. Kemampuan berpikir kritis
nen yang ada pada lingkungan sekitar sehingga dapat membantu siswa menampilkan ide-ide
dapat merangsang kemauan belajar siswa. atau gagasan baru dalam berbagai permasalahan
Keberadaan media pembelajaran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
dalam proses belajar mengajar. Hal itu Interaksi merupakan aspek penting dalam
dikarenakan, pengalaman belajar tidak semua pembelajaran, oleh karena itu kegiatan
dapat diperoleh secara langsung. Keberadaan pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi.
Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran bisa

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


(Analisis Sajian Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen…..) 169

saja terjadi antara guru dan siswa, siswa dan dengan jenis purposive sampling dimana sampel
siswa, maupun siswa dan lingkungan sekitar. yang diambil dengan tujuan dan pertimbangan
Interaksi dalam pembelajaran menuntut adanya tertentu. Pada penelitian ini terdapat lima buku
perubahan sikap atau tingkah laku menjadi lebih yang diambil sebagai sampel penelitian. Kelima
baik. Interaksi dalam pembelajaran dapat buku ini yang memiliki isi materi yang
terwujud jika didukung dengan keadaan mendekati dengan tuntutan kurikulum 2013
pembelajaran yang memiliki makna, untuk materi fisika SMA kelas X semester 1. Di
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis dalam buku ajar tersebut terdapat enam materi
(Budiharti & Devi, 2016). yang akan dianalisis pada setiap buku. Materi
Pembelajaran berbasis STEM bertujuan tersebut yaitu materi pengukuran, vektor, gerak
untuk menyiapkan siswa dalam memenuhi lurus, gerak parabola dan gerak melingkar.
kemampuan abad 21. Untuk mendukung Alat yang dipakai dalam mengukur suatu
pembela jaran berbasis STEM diperlukan bahan kejadian yang akan diteliti disebut instrumen
ajar yang mampu memfasilitasi terlaksananya penelitian (Sugiyono, 2017). Instrumen peneliti
pembelajar an tersebut. Setelah mengkaji an yang digunakan adalah lembar analisis
penelitian terda hulu tidak ditemukan penelitian berbentuk pernyataan yang mencakup empat
yang meng analisis buku ajar fisika SMA kelas komponen STEM yaitu science, technology,
X semester 1 terkait dengan pembelajaran engginering, mathemathic pada pokok materi
STEM. SMA kelas X semester 1. Instrumen yang
Saat ini telah banyak buku ajar fisika digunakan memuat 19 butir pernyataan yang
SMA kelas X semester 1 yang beredar dengan terkait masing-masing komponen STEM.
bermacam penerbit. Untuk itu perlu dicari tahu Teknik pengumpulan data yang
apakah buku ajar yang beredar tersebut sudah digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
mampu memfasilitasi terlaksananya pendekatan cara observasi. Peneliti mengobservasi masing-
STEM dalam pembelajaran. Solusi dari masalah masing-masing materi di setiap buku untuk
melihat apakah pada setiap materi tersebut
ini adalah melakukan analisis sejauh mana buku
mengandung komponen STEM atau tidak. Data
ajar telah memenuhi komponen STEM. Tujuan yang didapatkan dalam penelitian ini
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui menggunakan lembar instrumen analisis buku
apakah sajian buku ajar fisika SMA kelas X ajar fisika SMA kelas X semester 1 berbasis
semester 1 yang banyak digunakan saat ini STEM. Setiap butir instrumen diberikan centang
sudah memfasilitasi keterlaksanaan pendekatan ada atau tidaknya butir instrumen yang terdapat
STEM dalam pembelajaran. pada buku ajar fisika. Jika terdapat komponen
STEM pada buku ajar maka diberi centang, jika
METODE PENELITIAN tidak ditemukan komponen STEM pada buku
Jenis penelitian yang dilakukan adalah ajar diberikan silang pada kondisi tersebut.
penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan Data yang dikumpulkan melalui
penelitian dasar yang dilakukan. Penelitian ini instrumen yang sesuai dianalisis dengan
bertujuan mendeskripsikan atau menyampaikan menggunakan teknik analisis tertentu. Teknik
kejadian yang bersifat natural maupun suatu analisis data yang dipakai merupakan teknik
kejadian yang direkayasa. Penelitian deskriptif analisa isi (content analysis). Teknik analisis isi
dilakukan dengan tujuan menggambarkan fakta merupakan teknik yang menganalisa isi
secara sistematis dan karakteristik objek yang (content) dari data tertulis. Teknik analisis ini
akan diteliti secara tepat (Sukardi, 2004). Pada merupakan teknik yang dikerjakan dengan
penelitian ini peneliti berusaha untuk melapor sesuai urutan pada catatan ataupun dokumen
kan keadaan objek yang diteliti sesuai dengan yang dijadikan sebagai sumber. Dokumen dapat
apa adanya. berupa teks tertulis, karya tulis, gambar maupun
Penelitan deskriptif yang dilakukan yaitu foto (Yusuf, 2013). Pada penelitian ini dokumen
menggambarkan atau mendeskripsikan kompo- yang digunakan berupa teks tertulis (buku ajar).
nen STEM yang terdapat dalam buku ajar fisika Proses analisis data yang dilakukan yaitu
SMA kelas X semester 1. Populasi pada menganalisis buku ajar fisika SMA kelas X
penelitian ini yaitu seluruh buku fisika SMA semester 1 terkait komponen STEM. Lalu
kelas X semester 1. Teknik pengambilan sampel kriteria penskoran pada aspek yang dianalisis
yang digunakan yaitu nonprobability sampel, meng-gunakan skor 1 dan 0. Dimana skor 1

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, Sinta Yolanda 170

menyatakan “ada” dan skor 0 menyatakan “tidak


ada”. Langkah selanjutnya yaitu menjumlahkan
skor setiap komponen STEM pada masing-
masing buku ajar lalu skor dikonversi ke dalam
nilai rentang 0-100. Langkah terakhir yaitu
meng-interpertasikan kesesuaian buku ajar fisika
SMA kelas X semester 1 terkait komponen
STEM. Untuk penyajian data dalam statistik
deskriptif pada penelitian ini yaitu data disajikan
dalam bentuk grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 Hasil Penilaian Komponen Sains
1. Hasil Penelitian
Analisis buku ajar Fisika SMA Kelas X Pada Gambar 1 terlihat bahwa ada tiga
Semester 1 berbasis STEM terdiri atas empat variasi nilai pada penilaian komponen sains
komponen yang dijabarkan menjadi 19 butir untuk kelima buku yaitu 96, 92 dan 88. Pada
penilaian. Penilaian dilakukan dengan melihat buku 1 memiliki komponen sains sebesar 96.
adanya komponen STEM yaitu sains, teknologi, Begitu juga buku 2 memiliki komponen sains
rekayasa dan matematika yang terdapat di dalam sebesar 96. Pada buku 3 memiliki nilai
buku ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1. komponen sains sebesar 88. Buku 4 memiliki
Analisis dilakukan untuk mengetahui sejauh nilai komponen sains sebesar 92 dan terakhir
mana buku ajar Fisika yang dipakai memuat buku 5 memiliki nilai sebesar 92. Pada hasil
komponen STEM dalam pembelajaran. penilaian komponen sains buku 1 memiliki nilai
Materi dari buku ajar yang akan dianalisis yang paling tinggi, dan secara keseluruhan
yaitu materi pokok Fisika SMA kelas X semua buku telah memenuhi dengan baik
Semester 1 pada Kurikulum 2013. Materi yang komponen sains untuk semua materi fisika SMA
dianalisis yaitu materi pengukuran, vektor, gerak kelas X pada semester 1.
lurus, gerak parabola dan gerak melingkar. Hasil Komponen kedua yaitu teknologi.
pengolahan data keterpenuhan komponen STEM Teknologi merupakan sebuah pengetahuan
pada buku yang dianalisis dapat dilihat pada bagaimana siswa dapat mengetahui
grafik dibawah ini. perkembangan teknologi dan bisa menerapkan
Untuk komponen STEM yang pertama teknologi tersebut di dalam pembelajaran. Salah
yaitu sains. Sains dapat diartikan sebagai satu contoh teknologi dapat diaplikasikan dalam
kemampuan dalam menggunakan pengetahuan pembelajaran seperti mengaitkan materi
ilmiah dan kemampuan dalam berpartisipasi kedalam situs web internet, penggunaan
dalam mengambil keputusan. Dengan adanya software dalam pembelajaran (Stohlman et al.,
pendidikan sains diharapkan siswa mampu 2012). Contoh penggunaan software dalam
mempelajari alam sekitar dan dapat pembelajaran yaitu pemakaian google map pada
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari materi gerak lurus. Pada komponen teknologi
(Permanasari, 2016). Pada komponen sains terdapat lima komponen pernyataan. Hasil
terdapat lima butir pernyataan. Hasil penilaian penilaian komponen teknologi dapat
komponen sains dapat dilihat pada Gambar 1 dideskripsikan melalui Gambar 2.

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


(Analisis Sajian Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen…..) 171

sebesar 68. Buku 2 memiliki nilai komponen


rekayasa sebesar 52. Lalu buku 3 memiliki nilai
komponen rekayasa sebesar 68. Pada buku 4
memiliki nilai sebesar 52. Terakhir buku 5
memiliki nilai sebesar 76. Pada hasil penilaian
komponen rekayasa yang terdapat pada buku
ajar, maka buku ajar memiliki nilai tertinggi
yaitu pada buku 5 sedangkan yang paling rendah
yaitu pada buku 3 dan buku 4.
Komponen STEM yang terakhir yaitu
matematika. Komponen matematika yaitu
Gambar 2 Hasil Penilaian Komponen Teknologi kemampuan dalam menganalisis berbagai
permasalahan maupun soal yang terdapat di
Pada Gambar 2 terlihat bahwa ada dalam buku ajar. Soal yang ada pada buku ajar
empat variasi nilai pada penilaian komponen mengindikasikan soal yang mengharuskan siswa
teknologi untuk kelima buku ajar yaitu 92, 88, berfikir tingkat tinggi atau HOTS. Matematika
72, dan 48. Pada buku 1 memiliki komponen juga berperan dalam menyampaikan ide secara
teknologi sebesar 92. Pada buku 2 memiliki nilai kreatif dan dapat menginterpretasikan suatu data
sebesar 88. Buku 3 memiliki nilai komponen dengan baik.
teknologi sebesar 48. Lalu pada buku 4 memiliki Pada komponen matematika terdapat
nilai sebesar 72, begitu juga buku 5 memiliki lima komponen pernyataan yang akan dianalisis.
nilai sebesar 72. Buku ajar yang memiliki Hasil penilaian komponen matematika dapat
komponen teknologi paling tinggi yaitu buku 1 diuraikan pada Gambar 4.
sebesar 92, sedangkan buku ajar yang memiliki
komponen teknologi yang rendah adalah buku 3.
Untuk komponen ketiga yaitu rekayasa.
Rekayasa dapat menjadi jembatan penghubung
antara ilmu sains dengan matematika. Rekayasa
juga dapat mengaplikasikan teknologi di dalam
pelaksanaan pembelajaran. Melalui rekayasa
(praktik) siswa dapat mengembangkan
kemampuan dan berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran (Shahali et al., 2017).
Pelaksanaan praktikum di dalam pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan secara nyata maupun
secara virtual. Pada komponen rekayasa terdapat Gambar 4 Hasil Penilaian Komponen
empat komponen pernyataan. Hasil penilaian Matematika
komponen rekayasa dikemukakan oleh Gambar
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa buku
3.
1 memiliki nilai komponen matematika sebesar
92. Buku 2 memiliki nilai komponen
matematika sebesar 92. Buku 3 memiliki nilai
komponen matematika sebesar 100. Buku 4
memiliki nilai komponen matematika sebesar
92. Buku 5 memiliki nilai komponen
matematika sebesar 100. Pada hasil penilaian
komponen matematika buku 3 dan 5 memiliki
nilai yang paling tinggi. Secara keseluruhan
semua buku telah memenuhi komponen
matematika untuk semua materi fisika SMA
kelas X Semester 1.
Gambar 3 Hasil Penilaian Komponen Rekayasa Hasil secara keseluruhan komponen
STEM pada masing-masing buku dapat dijabar
Pada Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa kan pada Gambar 5.
buku 1 memiliki nilai komponen rekayasa

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, Sinta Yolanda 172

sains buku 1 dan buku 2 telah memenuhi


komponen sains dengan baik.
Ilmu sains merupakan ilmu yang
mempelajari tentang dunia alam, tidak hanya
ilmu fisika, di sini juga termasuk ilmu kimia dan
biologi. Ilmu sains juga menerapkan prinsip dan
konsep yang terkait dengan ilmu sains tersebut
(Torlakson, 2014). Sains adalah pengetahuan
yang mengikuti proses ilmiah yang selalu
berkembang dan nantinya menghasilkan
pengetahuan baru.
Penerapan sains di dalam buku ajar harus
Gambar 5 Hasil Penilaian Komponen STEM mengaitkan materi yang dipelajari dengan
Untuk komponen STEM pada buku 1 kehidupan sehari-hari (Permanasari, 2016).
memiliki nilai 88, buku 2 sebesar 85, buku 3 Selain menerapkan materi yang dipelajari sains
sebesar 72, buku 4 sebesar 77, dan buku 5 juga berkaitan dengan kemampuan membaca
sebesar 85. Secara keseluruhan buku yang dan memaknai suatu bacaan. Kemampuan sains
memuat STEM yang paling tinggi dimiliki oleh juga dapat ditingkatkan dengan pengalaman,
buku 1, dan buku yang memiliki komponen baik itu pengalaman yang didapat di dalam
STEM paling rendah yaitu buku 3. Namun kelas, maupun di lingkungan sekitar. Melalui
secara keseluruhan semua buku yang dianalisis pengalaman ini siswa bisa mengaitkan apa yang
telah memiliki komponen STEM. telah mereka dapatkan di dalam kelas (teori) dan
menyesuaikannya dengan pengalaman yang
dialaminya dengan lingkungan sekitar.
2. Pembahasan Komponen STEM yang kedua yaitu
Salah satu perkembangan era revolusi teknologi. Pada teknologi memuat beberapa
pada bidang pendidikan yaitu adanya butir komponen yaitu memberikan informasi
pembelajaran berbasis STEM. Pembelajaran ini tentang perkembangan teknologi baru, informasi
memadukan antara sains, teknologi, rekayasa penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-
serta matematika dalam proses pemecahan hari, penggunaan software dalam pembelajaran
masalah untuk mengembangkan kreativitas serta buku ajar terhubung dengan internet. Dari
(Winarni et al., 2016). STEM mampu kelima buku yang dianalisis buku yang memiliki
menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara komponen teknologi paling banyak yaitu
kohesif dan pembelajaran aktif karena keempat terdapat pada buku 1. Sedangkan buku yang
aspek dibutuhkan secara bersamaan untuk memiliki komponen teknologi paling rendah
menyelesaikan masalah. yaitu pada buku 3.
Berdasarkan analisis pada kelima buku Pada proses pembelajaran kita tidak luput
fisika SMA Kelas X Semester 1 didapatkan hasil dari perkembangan teknologi. Teknologi tidak
buku ajar yang memenuhi komponen STEM. bisa dipisahkan dengan sains. Pendidikan STEM
Buku ajar yang memenuhi komponen STEM dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
dengan baik yaitu pada buku 1. Buku yang cara kerja dan pemahaman tentang cara
belum memenuhi komponen STEM yaitu penggunaan teknologi (Bybee, 2013). Proses
terdapat pada buku 3. pembelajaran akan berjalan secara lancar dan
Komponen STEM yang pertama yaitu baik apabila guru siswa serta bahan ajar yang
sains. Pada komponen sains memuat stimulasi digunakan mengikuti perkembangan zaman. Hal
tentang alam sekitar, mengajak berpartisipasi ini sesuai dengan pendidikan STEM yang
aktif, merangsang siswa untuk bertanya dan dimuat di dalam bahan ajar.
mengajak siswa untuk menjelaskan sebuah Contoh penerapan teknologi dalam buku
peristiwa. Analisis yang dilakukan menunjukkan ajar yaitu memasukan alamat web internet yang
hasil hampir setiap buku memberikan stimulasi berhubungan dengan materi pembelajaran.
yang berkaitan tentang alam sekitar. Namun Siswa tidak hanya terbatas mempelajari
pada buku 3 hanya beberapa materi yang pelajaran melalui buku ajar saja. Dengan link
mengaitkan ke alam sekitar. Pada komponen tersebut siswa bisa mempelajari materi
pembelajaran lebih luas. Contoh lainnya yaitu

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


(Analisis Sajian Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen…..) 173

dengan memberikan informasi tentang memberikan inovasi. Kemampuan kedua yaitu


perkembangan teknologi baru yang berkaitan berfikir kritis dan dapat menyelesaikan berbagai
dengan materi di dalam pembelajaran. permasalah-an. Kemampuan berkreasi dalam
Komponen STEM yang ketiga yaitu mengguanakan teknologi dan mampu
rekayasa. Butir yang terdapat pada komponen bekerjasama didalam ke lompok. Pembelajaran
rekayasa yaitu buku ajar memberikan tugas STEM mampu mengem bangkan kemampuan
proyek, memadukan ilmu fisika dengan ilmu siswa yaitu kemampuan pengetahuan sikap dan
lainnya, dan memberikan solusi untuk keterampilan (Herber et al., 2016). Pada
permasalahan yang terkait materi yang akan kompetensi pengetahuan mencakup kemampuan
dipelajari. Pada komponen rekayasa buku 5 intelektual peserta didik. Kompetensi sikap
memiliki nilai paling tinggi dibanding buku ajar adalah untuk mengukur tingkah laku peserta
lainnya. Sedangkan yang paling rendah yaitu didik. Kompetensi keterampilan menekankan
pada buku 3 dan buku 4. pada kemampuan kemampuan mengemukakan
Rekayasa dapat berperan sebagai pendapat, berdiksusi, membuat laporan, serta
penghubung untuk mempelajari materi ilmu dapat meng-komunikasikan hasil diskusi.
matematika dan sains secara bermakna (Shahali, Dampak positif dari pembelajaran STEM
et al., 2017). Salah satu penerapan rekayasa yaitu pertama membuat siswa aktif dan kritis
melaku kan praktikum. Melalui praktikum siswa dalam proses pembelajaran. Kedua dapat
bisa menerapkan dan membuktikan teori yang meningkatkan motivasi siswa didalam proses
telah dipelajari di dalam kelas. Pelaksanaan belajar sains dan matematika. Ketiga dapat
prakti kum dapat memadukan ilmu sains (fisika) meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap
dengan ilmu lainnya seperti matematika. suatu peristiwa. Lalu yang terakhir siswa bisa
Penerapan rekayasa di dalam pembelajaran mendapatkan pengalaman mengenai alam seki
memiliki berbagai manfaat yaitu memberikan tar (Mayo, 2009).
pemahaman dan kesesuaian antara teori dan Ada beberapa manfaat yang didapatkan
praktik yang telah dipelajari, meningkatkan dalam pemakaian STEM di dalam buku ajar
berpikir kreatif, siswa dapat membuat yaitu membuat siswa menjadi mandiri dan
keputusan, dan memilih solusi yang terbaik berpikir kritis. Siswa dapat memecahkan
untuk berbagai permasalahan yang ada. masalah yang berkaitan dengan fisika serta tahu
Komponen STEM yang terakhir yaitu dengan perkembangan teknologi yang ada pada
matematika. Pada komponen ini memuat soal saat ini (Stohlman et al., 2012). Pelaksanaan
yang mengharuskan siswa untuk menganalisis, STEM dapat meningkatkan minat dan motivasi
buku ajar memuat ide kreatif dan buku ajar siswa dalam belajar sehingga dapat
menuntun siswa untuk bisa menginterpretasikan meningkatkan prestasi siswa tidak hanya dalam
data dengan benar. Selain itu buku ajar juga bidang fisika namun dalam bidang ilmu lainnya.
memuat soal yang membutuhkan cara berpikir Oleh karena sangat penting untuk menerapkan
tingkat tinggi atau HOTS. Dari semua buku ajar STEM di dalam buku ajar agar dapat
yang dianalisis semua buku telah memenuhi meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif
komponen matematika dengan baik. dan mandiri.
Program pendidikan STEM yang
berkualitas tinggi harus mencakup beberapa KESIMPULAN
aspek yaitu pertama integrasi teknologi dan Hasil analisis dari ke lima buku ajar fisika
rekayasa ke dalam kurikulum sains dan SMA kelas X semester 1 di dapatkan hasil rata-
matematika. Kedua melakukan penyelidikan rata kesesuaian yang didapatkan untuk setiap
ilmiah dan desain teknik, termasuk matematika buku yaitu pada buku 1 memiliki nilai 88
dan sains. Ketiga pendekatan kolaboratif untuk dengan kategori sangat sesuai dengan komponen
belajar. Keempat memberikan sudut pandang STEM. Pada buku 2 memiliki nilai 85 dengan
global dan multiguna. Kelima memasukkan kategori sangat sesuai dengan komponen STEM.
teknologi yang sesuai untuk meningkatkan Pada buku 3 dengan nilai sebesar 72 dengan
pembelajaran (Kennedy & Odell, 2014). kategori sesuai dengan komponen STEM. Buku
Tujuan pendidikan STEM yaitu dapat 4 dengan nilai sebesar 77 dengan kategori sesuai
membawa siswa dalam memenuhi kemampuan dengan komponen STEM. Terakhir, pada buku
abad ke-21. Kemampuan tersebut yaitu 5 dengan nilai 85 dengan kategori sangat sesuai
keterampilan belajar serta kemampuan dengan komponen STEM.

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, Sinta Yolanda 174

DAFTAR PUSTAKA Kennedy, T., & Odell, M. (2014). Engaging


Agustina, D., Kaniawati, I., & Suwarma, I. R. Students In STEM Education. Science
(2017). Penerapan Pembelajaran Berba Education International, 25(3), 258.
sis STEM (Science, Technology, Masril, Hidayati, & Darvina, Y. (2018). The
Engineering, and Mathematics) untuk Development of Virtual Laboratory
Meningkatkan Kemampuan Control Of Using ICT for Physics in Senior High
Variable Siswa SMP pada Hukum School. IOP Conference Series:
Pascal. Prosiding Seminar Nasional Materials Science and Engineering (pp.
Fisika (E-Journal) SNF2017. 6, pp. 1-6. 1-8). Padang: Universitas Negeri
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Padang.
Asrizal, & Dewi, W. S. (2018). Development Mayo, M. J. (2009). Video Games; A Route to
Assistance of Integrated Science Large-Scale STEM Education. Science,
Instructional Material by Integrating 323, pp. 79-82.
Real World Context and Scientific Pangesti, K. I., Yulianti, D., & Sugianto. (2017).
Literacy on Science Teachers. Pelita Bahan Ajar Berbasis STEM (Science,
Eksakta, 1(2), 113-120. Technology, Engineering, and
Asrizal, Amran, Ananda, & Festiyed. (2018). Mathematics) untuk Meningkatkan
Effectiveness of Adaptive Contextual Penguasa an Konsep Siswa SMA.
Learning Model of Integrated Science Unnes Physics Education Journal, 6(3),
by Integrating Digital Age Literacy on 53-58.
Grade VIII Students. IOP Conf. Series: Permanasari, A. (2016). STEM Education:
Materials Science and Engineering (pp. Inovasi dalam Pembelajaran Sains.
1-9). Padang: Universitas Negeri Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Padang. Sains (SNPS) (pp. 24-34). Surakarta:
Beers, S. Z. (2011). 21st Century Skills: Seminar Nasional Pendidikan Sains.
Preparing Students for THEIR Future. Rusman, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran
Budiharti, R., & Devi, N. U. (2016). Efektivitas Berorientasi Standar Proses Pendidik
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe an. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
The Power Of Two dalam Pembelajaran Shahali, E. H., Halim, L., Rasul, M. S., Osman,
Fisika. Jurnal Materi dan Pembelajaran K., & Zulkifeli, M. A. (2017). STEM
Fisika (JMPF), 6(1), 7-13. Learning through Engineering Design:
Bybee, R. W. (2013, January 7). What is STEM Impact on Middle Secondary Students’
Education. Retrieved from www. Interest towards STEM. EURASIA
sciencemag.org. Journal of Mathematics Science and
Festiyed. (2018). Implementasi Model Pembe Technology Education, 13(5), 1189-
lajaran Trait Treatment Interaction 1211.
(TTI) Menggunakan Multimedia Swish Stohlman, M., Moore, T. J., & Roehrig, G. H.
max 4.0. Natural Science Journal, 4(2), (2012). Considerations for Teaching
636-650. Integrated STEM Education. Journal of
Festiyed, & Murtiani. (2013). Meningkatkan Pre-College Engineering Education
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Research (J-PEER), 2(1), 28-34.
Komputer dalam Pembelajaran Fisika Sugiyono. (2017). Metode Peneitian Kuantitatif,
Melalui Implementasi Model Learning Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa
Cycle 5E (engagement, Exploration, beta.
Explanation, Elaboration, Evaluation). Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidik
EKSAKTA, 2(1), 1-7. an: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Herber, Daniel, Deshmukh, A., Mitchell, M., & Penerbit Bumi Aksara.
Allison, J. (2016). Project-Based Torlakson, T. (2014). Innovate a Blueprint for
Curriculum for Teaching Analytical Science, Technology, Engineering, and
Design to Freshman Engineering Mathematics in California Public Edu
Students via Reconfigurable Trebuchets. cation. California: Californians Dedi
Education Sciences, 6(1), 7. cated to Education Foundation.
Utami, I. S., Septiyanto, R. F., Wibowo, F. C., &
Suryana, A. (2017). Pengembangan

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175


(Analisis Sajian Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen…..) 175

STEM-A (Science, Teechnology, Engi Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana


neering, Mathematics, and Animation) UM. 1, pp. 976-984. Malang: Univer
Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembe sitas Malang.
lajaran Fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Yusuf, M. (2013). Metode Penelitian Kuanti
Fisika Al-BiRuNi, 6(1), 67-73. tatif, Kualitatif dan Penelitian Gabung
Winarni, J., Zubaidah, S., & H., S. (2016). an. Padang: Kencana.
STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana.

JEP| Volume 3| Nomor 2|November 2019|Page 167-175

You might also like