You are on page 1of 4

Ujian Tengah Semester Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Nama : Sepurochman Matkul : Model-model Pembelajaran


Nim : Dosen Pengampu : DR. Kartimi, M.Pd
1. The article is published with Open Access at:
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE
Judul : Trends of science technology engineering mathematics (STEM)-based learning at
elementary school in Indonesia.
The era of globalization or the era of openness marks the beginning of the 21st century.
One of the 21st century's challenges is the need for good quality human resources (HR) in
facing the challenges of the global world. One form of efficiency and effectiveness of
implementing the 2013 curriculum is introducing various new learning models that can
support education in the 21st century. Learning models that are in line with the
development of the 21st century are Science, Technology, Engineering, and Mathematics
(STEM)-based learning (Bybee, 2013). STEM education is an approach to learning that
integrates more than two disciplines STEM as a whole (Becker & Park, 2011).
Meanwhile, Avery & Reeve (2013) states that STEM is an integrative approach from
several disciplines that help students acquire skills and knowledge in STEM areas. STEM
learning in Indonesian elementary schools to be used as a reference for stakeholders,
policymakers, teachers and researchers to develop better STEM education at the
elementary school level.
METHODS
Research Design This research uses the Systematic Literature Review (SLR) with a meta-
synthesis model involving scientific articles related to STEM education at the elementary
school level in Indonesia.
Procedure
In general, there are three stages in the SLR method, namely: planning, conducting, and
reporting. In the planning stage, research questions are formulated, and a research
protocol is developed.
Data Collection
Data obtained in this study is in form of scientific articles collected from
https://scholar.google.co.id/ site as the primary data source and http://google.com as the
secondary data source. Prior to being used in the study, each article is evaluated against
inclusion and exclusion criteria as follows:
(C1) Article must be published in between 2015-2020.
(C2) Article must be obtained from https://scholar.google.co.id/ or http://google.com;
(C3) The content of article must be related to STEM learning in schools.
Data Analysis
Data analysis techniques in qualitative research using the Systematic Literature Review
(SLR) method consist of meta-analysis and meta-synthesis (Perry & Hammond, 2002).
RESULTS
The search process of article related to STEM learning in elementary school is used to
answer all Research Question (RQ).
DISCUSSION
CONCLUSION
Based on the findings from our systematic literature review about STEM learning in
Indonesian elementary school, it can be concluded that many studies have great interest
in developing STEM-based teaching and learning materials, while some other focus on
identifying the impact of STEM-based learning on various elementary student learning
achievements such as creative thinking skills, critical thinking skills, basic questioning
skills, scientific literacy skills, and learning achievement in general.

2. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jkpd/article/viewFile/4166/3170
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STEAM (SCIENCE, TECHNOLOGY,
ENGINEERING, ART, AND MATHEMATICS) PADA SISWA KELAS IV SD Oleh
Nasrah, Rifqah Humairah Amir, Rr. Yuliana Purwanti
“Pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa secara aktif mengembangkan
potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya. pendekatan pembelajaran yang dapat
membantu guru dalam menciptakan tenaga ahli yaitu pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics). Pendekatan STEM ini adalah pendekatan
yang merujuk kepada empat komponen ilmu pengetahuan, yaitu sains, teknolggi, teknik,
dan matematika terintregrasi. Istilah STEM sudah ada sejak tahun 1990-an di Amerika
Serikat yang menggunakan istilah SMET (Sciene, Mathematics, Engineering,
Technology) oleh kantor NSF (National Science Fondation). STEAM adalah pendekatan
terintegrasi yang menggabungkan mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan
Matematika sebagai sarana mengembangkan penyelidikan siswa, komunikasi dan
pemikiran kritis selama pembelajaran (Starzinski, 2017).
Adapun langkah-langkah dalam pendekatan pembelajaran STEM adalah sebagai
berikut (Syukri et al., 2013):
a. Langkah pengamatan (Observe) Peserta didik dimotivasi untuk melakukan
pengamatan terhadap berbagai fenomena/isu yang terdapat di dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan konsep sains dalam
pembelajaran yang sedang dibahas.
b. Langkah ide baru (New Idea) Peserta didik mengamati dan mencari informasi
tambahan mengenai berbagai fenomena atau isu yang berhubungan dengan topik sains
yang dibahas, setelah itu peserta didik memikirkan ide baru dari informasi yang ada. Pada
langkah ini peserta didik memerlukan kemahiran dan menganilisis dan berfikir kritis.
c. Langkah inovasi (Innovation) Peserta didik diminta untuk menguraikan hal-hal apa
saja yang harus dilakukan agar ide yang telah dihasilkan pada langkah ide baru
sebelumnya dapat diaplikasikan.
d. Langkah kreasi (Creativity) Langkah ini adalah pelaksanaan semua saran dan pendapat
hasil diskusi mengenai ide yang dapat diaplikasikan.
e. Langkah nilai (Society) Ini adalah langkah terakhir yang harus dimiliki oleh peserta
didik dari ide yang dihasilkan peserta didik berupa sebuah nilai yang dapat bermanfaat
bagi kehidupan sosial.
Model pembelajaran STEM bisa diterapkan di sekolah dasar (SD) mulai dari kelas tinggi
IV, V dan VI, dan ke jenjang SMP, SMA dan sampai Perguruan tinggi.

METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. Bentuk desain eksperimen yang digunakan
peneliti yaitu pre-experiment design. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
One-Group Pre-test Posttest (Satu Kelompok Prates-Postes). Adapun desain One-Group
Pretest- Posttest Design sebagai berikut (Sugyono, 2016).

3. file:///C:/Users/USER/Downloads/budifebriyanto,+28+Amelia+291-298.pdf
URGENSI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,
ARTS, AND MATH (STEAM) UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Oleh Winda
Amelia1 , Arita Marini
Proses pembelajaran tidak terlepas dari adanya interaksi dua arah yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Dapat dipahami bahwa, hal ini terjadi karena adanya proses
pembelajaran yang dilakukan dan adanya hasil perubahan tingkah laku yang di alami oleh
siswa.Salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna sehingga dapat diterapkan dalam
mengembangkan kompetensi siswa adalah dengan science, technology, engineering, arts,
and math (STEAM). Pembelajaran STEAM sendiri merupakan pendekatan indisipliner
untuk mempelajari konsep yang disandingkan dengan dunia nyata dengan menerapkan
prinsip sains, rekayasa seni, dan matematika (Aditya, I., & Budiana, 2021; Sari, 2020).
Melalui STEAM siswa dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya untuk
bersaing di era globalisasi serta mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari melalui pemanfaatan teknologi (Afifah, 2021; Sumarno et
al., 2021). Berdasarkan hasil survei dan tes yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2018
diketahui bahwa skor kemampuan Membaca, Matematika, dan Sains siswa Indonesia
adalah 371, 379, dan 396 dengan memposisikan Indonesia pada posisi ke 75 dari 80
negara yang mengikuti tes dan survei (Mullis et al., 2019). Selanjutnya, hasil tes dan
survei yang dilakukan oleh TIMSS menunjukkan bahwa skor rata-rata pada matematika
dan science siswa Indonesia adalah 397 dengan posisi untuk bidang matematika pada
level 45 dari 50 negara dan science berada di level 45 dari 48 negara peserta penilaian
dan survei (Martin et al., 2016; Michael O. Martin; Ina V.S. Mullis; Pierre Foy; Martin
Hooper, 2016; Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P. & Hopper, 2015). Hal demikian
menunjukkan bahwa kondisi siswa Indonesia dalam bidang matematika dan science
berada diposisi terbawah dari negara Singapura yang menduduki level pertama dalam
TIMSS.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu adanya pembaharuan dalam proses
pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah
satu alternatif pembelajaran yang bermakna sehingga dapat diterapkan dalam
mengembangkan kompetensi siswa adalah dengan science, technology, engineering, arts,
and math (STEAM). Pembelajaran STEAM sendiri merupakan pendekatan indisipliner
untuk mempelajari konsep yang disandingkan dengan dunia nyata dengan menerapkan
prinsip sains, rekayasa seni, dan matematika (Aditya, I., & Budiana, 2021; Sari, 2020).

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis
penelitan kepustakaan (library research), yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya
digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran,
majalah, dan dokumen). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan filosofis dan pedagogis.

You might also like