Professional Documents
Culture Documents
Keluhan nyeri merupakan keluhan yang paling umum kita temukan/ dapatkan
ketika kita sedang melakukan tugas kita sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu di
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, yang karena seringnya keluhan itu kita
temukan kadang kala kita sering menganggap hal itu sebagai hal yang biasa sehingga
perhatian yang kita berikan tidak cukup memberikan hasil yang memuaskan di mata
pasien.
Nyeri sesungguhnya tidak hanya melibatkan persepsi dari suatu sensasi, tetapi
berkaitan juga dengan respon fisiologis, psikologis, sosial kognitif, emosi dan
perilaku, sehingga dalam penanganannyapun memerlukan perhatian yang serius dari
semua unsure yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan, untuk itu pemahaman
tentang nyeri dan penanganannya sudah menjadi keharusan bagi setiap tenaga
kesehatan, terutama perawat yang dalam rentan waktu 24 jam sehari berinteraksi
dengan pasien.
B. DEFINISI
C. TIPE NYERI
Respon terhadap nyeri meliputi respon fisiologis dan respon perilaku. Untuk
nyeri akut respon fisiologisnya adalah adanya peningkatan tekanan darah ( awal ),
peningkatan denyut nadi, peningkata pernafasan, dilatasi pupil, dan keringat dingin,
respon perilakunya adalah gelisah, ketidakmampuan berkonsentrasi, ketakutan dan
distress. Sedangkan pada nyeri kronis respon fisiologisnya adalah tekanan darah
normal, kulit kering dan respon perilakunya berupa mobilisasi atau ketidak aktifan
fisik, menarik diri dan putus asa, karena tidak ditemukan gejala dan tanda yang
mencolok dari nyeri kronis ini maka tugas tim kesehatan, perawat khususnya menjadi
tidak mudah untuk dapatmengidentifikasikannya.
3. Prosedur invasive
Prosedur invasive yang biasanya dilakukan adalah dngan memasukkan opioid
ke dalam ruang epidural atau subarachnoid melalui intraspinal, cara ini dapat
memberikan efek analgesic yang kuat tetapi dosisnya lebih sedikit. Prosedur
invasive yang lain adalah blok saraf, stimulasi spinal, pembedahan ( rhizotomy,
cordotomy ) teknik stimulasi, stimulasi columna dorsalis.
G. KESIMPULAN
H. IMPLIKASI KEPERAWATAN
1. Perawat dituntut untuk mempunyai kapasitas yang memadai sebagai upaya untuk
memberikan asuhan keperawatan yang adekuat terhadap nyeri yang dirasakan
oleh pasien, untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusu mengenai nyeri dan
penanganannya dimana hal itu bias dilakukan dalam masa pendidikan maupun
dalam bentuk pelatihan secara terpadu.
2. Mengingat kompleknya aspek nyeri, dan banyaknya keluhan ini ditemukan pada
pasien maka salah satunya perawat membentuk suatu tim keperawatan yang
khusus yang menangani nyeri baik di tatanan rawat jalan maupun rawat inap
3. Perawat dituntut untuk mampu menjembatani kepentingan pasien terkait dengan
nyeri dan penanganannya sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Pengetahuan dan ketrampilan mengenai penanganan nyeri baik pendekatan non
farmakologis maupun farmakologis serta tindakan yang lainnya untuk diperlukan
dan dikuasai oleh perawat.