You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENGAJARAN CARA PENANGANAN NYERI PADA PASIEN

FRAKTUR

Disusun Oleh:

Gita Septyana 220112170501

Elda Sasi Romadhon 220112170511

Siti Rohmah 220112170556

Cecillia Eldina Putri 220112170541

Yayat Fajar Hidayat 220112170539

Ismail M. Fauzi 220112170530

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Topik Pembelajaran : Cara penanganan nyeri pada pasien fraktur

Sasaran : Keluarga dan pasien fraktur

Hari/Tanggal : Jumat, 04 Mei 2018

Waktu : 09.30 - 09.50 WIB

Tempat : Ruang Jasmine

Latar Belakang Masalah

Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total atau
sebagian yang disebabkan oleh trauma fisik, kekuatan sudut, tenaga, keadaan tulang, dan
jaringan lunak (Price & Wilson, 2006). Keluhan utama yang sering ditemukan pada pasien
fraktur adalah nyeri (Helmi, 2013).

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Nyeri tidak lagi
dipandang sebagai kondisi alami dari cidera atau trauma yang akan berkurang secara bertahap
seiring waktu, karena nyeri yang tak mereda dapat menyebabkan komplikasi, peningkatan
lama rawat inap di rumah sakit dan distress (Helmi, 2013).

Perawat mempunyai peran penting dalam pemberian pereda nyeri yang adekuat, yang
prinsipnya mencakup mengurangi ansietas, mengkaji nyeri secara regular, memberi analgesik
dengan tepat untuk meredakan nyeri secara optimal, dan mengevaluasi keefektifannya
(Kneale, 2011). Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam asuhan
keperawatan (Kozier & Erb, 2009). Penatalaksanaan nyeri meliputi dua tipe dasar intervensi
keperawatan: intervensi farmakologi dan non farmakologi.

Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan
baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca pembedahan guna
mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien.
Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas
perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien.
Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko
lain akibat dari nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan
teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna
mengurangi resiko nyeri pada pasien. Dapat juga menggunakan teknik mendengarkan bunyi-
bunyian untuk menurunkan ketegangan, relaksasi dengan menggunakan imajiner (imagenery-
assisted relakxation), mendengarkan musik santai serta cahaya yang tentram (Bobak, 2005).

Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk menangani masalah
nyeri pada pasien terutama pasien post operasi. Ruang Jasmine sebagai salah satu ruang rawat
inap bedah juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien post operasi.
Keluhan nyeri yang sering muncul pada pasien post operasi menandakan kurangnya
pengetahuan pasien ataupun keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk mangatasi
atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat di
kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin.

Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pasien dan keluarga mampu untuk


menangani nyeri akibat fraktur

Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan pengertian nyeri


2. Menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala nyeri
3. Menjelaskan cara penanganan nyeri akibat fraktur

Pokok Bahasan

Cara Penanganan Nyeri Akibat Fraktur

Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian nyeri
2. Tanda dan gejala nyeri
3. Cara penanganan nyeri akibat fraktur
Materi Penyuluhan

Terlampir

Strategi Intruksional

- Menjelaskan materi penyuluhan


- Memberikan kesempatan keluarga dan pasien untuk bertanya
- Tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pasien dan keluarga
mengenai materi penyuluhan

Metode Pengajaran

- Ceramah
- Tanya jawab

Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan pemateri Kegiatan peserta Metode Media


Pra - Menyiapkan materi
penkes
Kegiatan - Salam - Menjawab salam
Pembuka - Menjelaskan tujuan - Menyimak
pendkes
Uraian - Menjelaskan - Menyimak Ceramah leaflet
Materi pengertian nyeri
- Menjelaskan tanda
dan gejala nyeri
- Menjelaskan cara
penanganan nyeri
Kegiatan - Memberikan - Bertanya Menjelaskan
Penutup keluarga dan pasien - Menyimak dan ceramah
untuk bertanya - Menjawab
- Menjawab pertanyaan yang
pertanyaan disampaikan
- Melakukan
evaluasi
pembelajaran

Evaluasi

Teknik evaluasi adalah dengan bertanya secara langsung

Pertanyaan:

1. Apa itu nyeri?


2. Apa saja tanda dan gejala nyeri (3)?
3. Bagaimana cara penanganan nyeri akibat fraktur?
MATERI

PENANGANAN NYERI PADA PASIEN FRAKTUR

1. Definisi
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas,
gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam. Nyeri (Pain) adalah
kondisi perasaan yang tidak menyenagkan. Sifatnya sangat subjektif karna perasaan
nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang
dialaminya (Hidayat, 2008). Internasional Association for Study of Pain (IASP),
mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenagkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005).
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak menyenagkan
yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah
distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit,
seperti emosi, perasaan takut dan mual (Judha, 2012).

2. Tanda dan Gejala Nyeri


- Suara
a. menangis
b. merintih
c. menarik/ menghembuskan nafas
- Ekspresi Wajah
a. meringis
b. menggigt lidah , mengatupkan gigi
c. tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. menggigit bibir
- Pergerakan Tubuh
a. kegelisahan
b. mondar-mandir
c. gerakan menggosok atau berirama
d. bergerak melindungi tubuh
e. otot tegang
- Interaksi Sosial
a. menghindari percakapan dan kontak sosial
b. berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. disorientasi waktu
3. Tujuan Manajemenen nyeri

a. Mengurangi intensitas dan durasi nyeri


b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi nyeri kronis yang
persisten (terus-menerus)
c. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
d. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
e. Meningkatkan kualitas hidup pasien
f. Mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

4. Cara Penanganan Nyeri

Manajemen Nyeri Nonfarmakologi

Distraksi

Suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara


mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap
nyeri yang di alami. Menurut (Smletzer dan Bare , 2002), distraksi yang mencakup
memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri, dapat menjadi strategi
yang sangat berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab
terhadap teknik kognitif efektif lainnya. Keefektifan distraksi tergantung pada
kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri.
Distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate Control, bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf
pusat. Teori ini mengatakan bahawa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup
mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorfin yang akan
menghambat pelepasan substansi P. Teknik distraksi khususnya distraksi pendengaran
dapat merangsang peningkatan hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis
morfin yang disuplai oleh tubuh. Individu dengan endorfin banyak lebih sedikit
merasakan nyeri dan individu dengan endorfin sedikit merasakan nyeri lebih besar.
Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan perubahan intensitas nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan teknik distraksi.

Macam-macam Distraksi

a. Distraksi Visual
Pertama distraksi secara visual, yaitu teknik pengalihan perhatian dengan
memanfaatkan indra pengelihatan seperti menikmati pemandangan, menonton tv,
atau membaca buku.
b. Distraksi Pendengaran
Distraksi pendengaran bisa dilakukan dengan mendengarkan musik, lebih
disarankan musik yang lembut untuk mengalihkan respon nyeri namun untuk
mengalihkan suasana hati yang kurang kondusif bisa dengan mendengarkan musik
favorit masing-masing.
c. Distraksi relaksasi
Jenis atau teknik distraksi releksasi merupakan kombinasi antara distraksi dan
releksasi, salah satu contohnya adalah pijat atau menenangkan pikiran lewat
meditasi.
d. Distraksi pernafasan
Teknik distraksi pernafasan salah satunya yoga dan menyanyi
e. Distraksi kognitif
Jenis distraksi ini lebih memanfaatkan sisi intelektual seperti bermain catur atau
mengisi teka-teki silang.

Relaksasi

Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi dapat
dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas
simpatik dalam system saraf otonom .
Manfaat Relaksasi

a. Mengurangi nyeri
b. Ketenangan batin bagi individu.
c. Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah.
d. Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa.
e. Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur menjadi
nyenyak.
f. Memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap penyakit.
g. Kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik.
h. Meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau keyakinan.
i. Bermanfaat jika perasaan lelah dan tidak

Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

a. Ciptakan lingkungan yang tenang


b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
Daftar Pustaka:

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Helmi, Z. N. (2013). Buku Ajar Gangguan Muskuloskleletal. Jakarta: Salemba Medika

Kozier, B., & Erb,G., (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Alih Bahasa: Eny
Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika

International Association for the Study of Pain (IASP) (2002). What causes cancer
pain? Retrieved April 2018, from http://www.iasppain.org/PCU02- 2.html

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

You might also like