You are on page 1of 21

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

(SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosa/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Pasien mampu mengenali ansietas
2) Pasien mampu mengenali penyebab ansietas
3) Pasien mampu menyadari perilaku akibat ansietas
4) Pasien mampu mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi
5) Pasien mampu melakukan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengurangi atau mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
1) Kaji ansietas pasien
2) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman pada saat berinteraksi. Tindakan yang
harus dilakukan dalam membina hubungan saling perrcaya sebagai
berikut:
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri
d. Menjelaskan tujuan interaksi
e. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat
3) Bantu pasien mengenal ansietas
a. Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Mengenal penyebab ansietas
c. Menyadari perilaku akibat ansietas
4) Latih teknik relaksasi
a. Tarik nafas dalam (lima kali setiap latihan)
b. Distraksi (baca, bercaap-cakap, nonton TV)
5) Anjurkan latihan nafas dalam tiap dua jam, distraksi setiap saat
(kecuali saat tidur)

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya
Jeni panggi saja saya perawat Jeni, saya perawat yang sedang
bertugas pada pagi hari ini, nama ibu siapa bu?”.
Pasien :“Karsiyah”.
Perawat : “Ibu lebih suka dipanggil siapa?”.
Pasien : “Karsi”
Perawat : “Adakah yang ibu pikirkan? Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu rasakan saat
ini?”.
Pasien : “Hmmm, boleh sus”.
Perawat : “Mau berapa lama bu? Bagaimana kalau 15 menit? Kita
bicaranya disini saja atau dimana bu?”.
Pasien : “Iya, disini sajalah sus”.

2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu karsi saat ini? Apakah ibu bisa tidur
semalam?”.
Pasien : “Saya tidak bisa tidur (menggerutukan gigi, ketakuatan dan
gelisah)”.
Perawat : “Ibu gelisah, cemas dan takut kepada siapa? Nah, sekarang
coba ibu ceritkan apa yang ibu rasakan saat ini?
Pasien : “Aduh sus, saya benar-benar takut (tremor tangan)”.
Perawat : “Tenang bu, ibu ceritakan pelan-pelan apa yang sebenarnya
terjadi?”.
Pasien : “Saya takut sus, saya takut jika berada dirumah, saya takut
dijahati oleh tetangga saya sendiri?”.
Perawat : “Kenapa ibu merasa seperti itu?”.
Pasien : “Saya merasa tetangga saya akan melakukan tindakan
kejahatan”.
Perawat : “Apa penyebabnya bu, sampai ibu merasakan hal seperti
itu?”.
Pasien : “Karena, dulu saya pernah dijahati oleh tetangga saya”.
Perawat : “Oww, jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan
tindakan kejahatan kepada ibu. Jika boleh saya tau apa yang
ibu lakukan jika ibu merasa ketakutan?”.
Pasien : “Saya hanya menyendiri di kamar dan mencoret coret
tembok”.
Perawat : “Apakah rasa ketakutan ibu bisa hilang?”.
Pasien : “Bisa hilang jika saya mengobrol dengan teman-teman saya
atau menonton TV”.
Perawat : “Iya bu, itu sudah cukup bagus. Bagaimana kalau sekarang
kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan relaksasi
dengan cara tarik nafas dalam?”.
Pasien : “Iya sus”.
Perawat : “Silahkan ibu perhatikan saya terlebih dahulu lalu ibu bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkakan. Kita mulai ya bu,
tarik nafas dalam perlahan lahan melalui hidung setelah itu
tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan
melalui mulut. Sekarang coba ibu praktikkan?”.
Pasien : “Ok, sus (melakukan tarik nafas dalam)”.
Perawat : “Wah bagus sekali bu, ibu sudah mampu melakukannya.
Sekarang ibu ulangi selama 5 kali ya bu”.
Pasien : “(melakukan tarik nafas dalam sebanyak 5 kali)”.
Perawat : “Apa yang biasanya ibu lakukan di sini selain menyendiri di
kamar dan mencoret-coret tembok?”.
Pasien : “Biasanya saya ngobrol dengan teman saya atau menoneton
TV bersama-sama”.
Perawat : “Biasakan selalu melakukan kegiatan terssebut ya bu, agar
perasaan takut ibu dapat terlupakan sejenak”.
Pasien : “ Ok Sus”.

3. Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang
sedikit tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi
dengan tarik nafas dalam?”.
Pasien : “Lumayan agak tenang sus”.
Perawat : “Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari”.
Pasien : “Begini sus? (sambil melakukan tindakan tarik nafas dalam)”.
Perawat : “Iya bu, Apabila nanti ibu merasa ketakutan dan cemas lagi,
ibu bisa melakukan tarik nafas dalam seperti yang saya ajarkan
tadi atau ibu berbincang-bincang dengan teman-teman ibu,
menonton TV atau membaca buku, yang terpenting kurangi
menyendiri di kamar ya bu”.
Pasien : “Iya sus”.
Perawat : “Baik bu, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang
kembali disini sekitar 15 menit lagi?”.
Pasien : “Mmmm, boleh lah sus”.
Perawat : “Baik bu, sampai ketemu besok ya bu karsi,
Assalamu’alaikum.”
Pasien : ‘Wa’alaikumsalam”.
LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

(SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosis/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya.
2) Keluarga mampu memahami penyebab, proses terjadi, tanda dan
gejala, serta akibat dari ansietas.
3) Keluarga mampu melatih pasien melakukan tarik nafas dalam dan
distraksi.
4) Keluarga mampu memotivasi pasien melakukan tarik nafas dalam dan
distraksi serta menjelaskan untuk bersikap positif dan memberi
semangat.
4. Tindakan Keperawatan
6) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman pada saat berinteraksi. Tindakan yang
harus dilakukan dalam membina hubungan saling perrcaya sebagai
berikut:
f. Mengucapkan salam terapeutik
g. Berjabat tangan
h. Memperkenalkan identitas diri
i. Menjelaskan tujuan interaksi
j. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat
7) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
8) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
akibatnya.
9) Menjelaskan cara merawat amsietas pasien : tidak menambah masalah
pasien, selalu bersikap positif dan memberi semangat.
10) Menyertartakan keluarga saat melatih pasien melakukan tarik nafas
dalam dan distraksi.
11) Anjurkan keluarga memotivasi pasien melakukan tarik nafas dalam
dan distraksi serta menjelaskan kepada yang besuk untuk melakukan
sikap yang positif.

B. STRASTEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum selamat pagi bapak, perkenalkan saya
perawat jeni yang sedang bertugas pada pagi hari ini. Ini
dengan bapak siapa?”.
Keluarga : “Wa’alaikumsalam sus, bapak Tursino”.
Perawat : “Mohon maaf sebelumnya bapak saya mengganggu waktu
bapak sebentar. Status bapak sebagai siapanya bu Karsiyah
ya pak?”.
Keluarga : “Saya suaminya ibu Karsiyah sus”.
Perawat : “Baik pak”.

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik pak, tujuan saya disini untuk menjelaskan tentang
istri bapak yaitu ibu Karsiyah, masalah yang dialami ibu
Karsiyah saat ini beliau merasa cemas dan ketakutan yang
sangat menggangu aktifitasnya beliau sering terlihat gelisah
bahkan tremor dan menyendiri di ruangan. Masalah tersebut
dikarenakan ibu Karsiyah merasa bahwa tetangganya akan
melakukan tindakan kejahatan kepadanya lagi. Kalau boleh
saya tau penyebab awalnya bagaimana ya pak?”.
Keluarga : “Awalya tetangga dekat rumah saya dan istri saya datang
ke rumah untuk meminjam uang. Waktu itu istri saya hanya
berdua dengan anak saya di rumah karena saya sedang
bekerja. Karena kami sedang dalam kesusahan ekonomi
istri saya pun tidak meminjamkan uang kepada tetangga
saya, namun tetangga saya tidak terima karena tidak
percaya dengan istri saya yang biasanya terlihat
berkecukupan. Dia pun mulai emosi dan melakukan
tindakan kekerasan dengan memukul hingga beberapa kali
hingga muka istri saya lebam-lebam”.
Perawat : “Jadi seperti itu penyebabnya sehingga ibu Karsiyah
merasa ketakutan dan cemas”.
Keluarga : “Sebenarnya apa sih rasa cemas dan mengapa anak saya
merasakan hal tersebut?”.
Perawat : “Baik pak, yang dimaksud dengan kecemasan adalah
perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu) perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman. Untuk penyebab dari
faktor biologis yaitu dari diri ibu Karsiyah sendiri hanya
selalu merasa cemas dan ketakutan. Faktor psikologis yaitu
keadaan emosional dan tidak sampai untuk mewujudkan
keinginannya, dari faktor sosial budaya bisa dari
perekonomian keluarga maupun dari latar belakang
pendidikan ibu Karsiyah sendiri. Tanda gejala dari
kecemasan meliputi gelisah, gerakan ekstra, kontak mata
buruk, memgekspresikan kekhawatiran karena perubahan
dalam peristiwa hidup, perilaku mengintai, tampak
waspada, distres, gugup, ketakutan, menggemerutukkan
gigi, gemetar, tremor, wajah tegang, suara bergetar dan
akibat kecemasan meliputi gangguan pernafasan, jantung
berdebar-debar, peningkatan denyut nadi, frekuensi
pernafasan, mual, diare, gangguan pola tidur, gangguan
konsentrasi, dan gangguan perhatian”.
Keluarga : “Jadi itu yang dimaksud dengan kecemasan yah sus, lalu
apa yang seharusnya saya lakukan agar kecemasan istri saya
dapat berkurang?”.
Perawat : “Bapak hanya perlu melatih ibu Karsiyah untuk tarik nafas
dalam dengan menarik nafas dalam perlahan lahan melalui
hidung setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah
itu ibu hembuskan melalui mulut, latihlah hal tersebu setiap
saat terutama pada saat ibu Karsiyah merasa kecemasan”.
Keluarga : “Baik sus, apakah hanya itu yang harus saya lakukan?”.
Perawat : “Selain itu bapak juga harus selalu mengajak ibu Karsiyah
berbincang-bincang agar rasa cemas dan takutnya dapat
teralihkan sejenak, dan selalu memberikan motivasi kepada
ibu Karsiyah misalnya mengatakan bahwa ibu tidak perlu
takut dan cemas akan disakiti oleh tetangga ibu, karena
suami dan keluarga ibu akan melindungi ibu dengan
segenap hati, selain itu jelaskan kepada yang besuk untuk
melakukan sikap yang positif”.
Keluarga : “Baik sus, saya akan berusaha untuk melakukannya”.

3. Terminasi
Perawat : “Baik pak, demikian yang dapat saya sampaikan pada hari
ini, apakah bapak sudah mengerti dengan apa yang saya
katakan?
Keluarga : “Iya sus, saya sudah paham”.
Perawat : “Baik pak, apakah besok bapak ada waktu, bisakah kita
melanjutkan perbincangan ini?”
Keluarga : “Bisa mba”.
Perawat : “Terimakasih pak, saya pamit terlebih dahulu,
Assalamu’alaikum”.
Perawat : “Sama-sama, Wa’alaikumsalam sus”.

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

(SP 2)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosa/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan tarik nafas dalam dan distraksi.
2) Pasien mampu melakukan hipnotis diri sendiri (teknik lima jari) dan
kegiatan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi ansietas dan kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalam
dan distraksi dan berikan pujian.
2) Latihan hipnotis diri sendiri (teknik lima jari) dan kegitan spiritual.
3) Anjurkan pasien melakukan tarik nafas dalam (setiap dua jam),
distraksi (setiap saat), teknik lima jari (lima kali sehari) dan kegiatan
spiritual (disesuaikan).
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum selamat pagi ibu, masih ingat ibu
dengan saya? Saya perawat jeni bu, yang kemarin datang
kemari dan mengobrol dengan ibu”.
Pasien : “Wa’alaikumsalam, saya masih ingat sus”.
Perawat : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi bu?”.
Pasien : “Boleh sus, tapi sebentar saja yah”.
Perawat : “Iya bu, waktunya sekitar 15 saja”.
Pasien : “Baik sus”.

2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana kabar ibu hari ini? Apakah sudah lebih baik
dari sebelumnya?”.
Pasien : “Iya sus, saya lebih baik dari sebelumnya, walau terkadang
masih merasa cemas dan takut”.
Perawat : “Apakah ibu sudah melakukan tarik nafas dalam dan
kegiatan lain yang kemarin saya anjurkan?”.
Pasien : “Sudah sus, saya sudah mencoba tarik nafas dalam ketika
saya merasa cemas dan ketakutan bahkan saya juga
mencoba tidak menyendiri dan berbincang bincang dengan
teman saya”.
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan tindakan
tersebut?”.
Pasien : “Saya sedikit merasa tenang setiap kali melakukan tarik
nafas dalam dan ketakutan serta kecemasan saya sedikit
teralihkan ketika saya sedang mengobrol dengan teman-
teman saya”.
Perawat : “Wah itu sudah bagus sekali bu, ibu sudah mau mencoba
untuk melakukan tindakan tarik nafas dalam dan tindakan
lainnya. Karena ibu sudah mempunyai keinginan untuk
mengalihkan rasa cemas dan takut ibu”.
Pasien : “Iya sus, terimakasih”.
Perawat : “Sama-sama bu, bagaimana kalau sekarang kita coba
mengatasi kecemasan ibu dengan cara hipnotis diri sndiri
dengan teknik lima jari?”.
Pasien : “Bagaimana caranya sus?”.
Perawat : “Silahkan ibu perhatikan saya terlebih dahulu lalu ibu bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu,
pertama atur posisi ibu senyaman mungkin, tutup mata ibu,
lalu tarik nafas dalam dan keluarkan secara perlahan.
Sekarang sentuh jari telunjuk ibu dengan jempol ibu,
bayangkan ketika ibu sedang bahagia. Sekarang sentuh jari
tengah ibu, bayangkan ketika ibu sedang bersama orang
yang ibu sayangi/cintai, sekarang sentuh jari manis ibu
bayangkan ketika ibu sedang dipuji oleh seseorang, dan
sekarang sentuh jari kelingking ibu bayangkan ketika ibu
sedang berada pada tempat yang paling indah yang pernah
ibu kunjungi lalu tarik nafas dalam kemudian keluarkan
perlahan selama 3 kali dan buka mata ibu. Bagaimana ibu,
apakah ibu sudah pahan dengan teknik hipnotis 5 jari?”.
Pasien : “Paham sus”.
Perawat : “Sekarang coba ibu ulangi cara teknik hipnotis 5 jari yang
sudah kita pelajari tadi”.
Pasien : “(Melakukan tindakan teknik hipnotis 5 jari)”.
Perawat : “Wah bagus sekali bu, ibu sudah mampu melakukannya
dengan baik. Selain itu ibu juga dapat melakukan ibadah
sesuai keyakinan ibu dan ikut serta dalam kegiatan
keagamaan untuk mengurangi rasa cemas ibu. Apakah ibu
ingat cara melakukannya? Jika iya, coba ibu jelaskan”.
Pasien : “Masih sus, (menjelaskan tatacara sholat)”.
Perawat : “Bagus sekali bu, ibu mampu mengingatnya. Mari kita
masukan dalam jadwal harian ibu ya bu. Jadi setiap ibu
merasa cemas ibu dapat melakukan tarik nafas dalam
(setiap dua jam), mengobrol atau menonton TV dengan
teman-teman, teknik hipnotis lima jari lima kali sehari dan
kegiatan spiritual disesuaikan ya bu. Apakah ibu mengerti?
Pasien : “Iya sus, mengerti, mohon bimbinganya ya sus”.
Perawat : “Baik bu, saya akan selalu berusaha terbaik untuk
kesehatan ibu”.
3. Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana bu perasaanya setelah kita berbincang-
bincang sedikit dengan cara mengatasi cemas yang ibu
rasakan dengan teknik hipnotis 5 jari dan melakukan
kegiatan spiritual?”.
Pasien : “Sudah sedikit tenang sus”.
Perawat : “Coba ibu ulangi cara yang sudah kita pelajari tadi”.
Pasien : “(Melakukan tindakan teknik hipnotis 5 jari dan kegiatan
spiritual)”.
Perawat : “Wahh bagus sekali bu. Untuk selanjutnya bagaimana
kalau besok kita berbincang-bincang kembali disini sekitar
15 menit?”.
Pasien : “Ok sus”.
Perawat : “Baik bu, sampai ketemu besok yah saya pamit terlebih
dahulu, Assalamu’alaikum”.
Pasien : “Wa’alaikumsalam”.
LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

(SP 2)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosa/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat pasien .
2) Keluarga mampu melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima jari) dan
kegiatan spiritual.
3) Keluarga mampu membantu pasien mengatasi ansietasnya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi masalah yang dirasakan keluarga dan kemampuan keluarga
merawat pasien dan berikan pujian.
2) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima
jari) dan kegiatan spiritual.
3) Anjurkan membantu pasien mengatasi ansietasnya.
4) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up dan
kondisi pasien yang perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit, tidak
mampu menerima informasi, gelisah, tidak dapat tidur) dan cara
merujuk pasien.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalam’alaikum selamat pagi bapak, masih ingatkah
pak? Perkenalkan saya perawat jeni yang kemarin datang
kemari”.
Keluarga : “Wa’alaikumsalam sus, iya saya masih ingat”.
Perawat : “Mohon maaf pak mengganggu waktunya sebentar,
bagaimana kalau kita berbincang bincang sebentar
mengenai masalah kesehetan ibu Karsiyah?”.
Keluarga : “Baik sus”.

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik pak, sebelumnya apakah bapak mempunyai
masalah? Terutama dalam merawat ibu Karsiyah?”.
Keluarga : “Alhamdulillah tidak ada sus”.
Perawat : “Apakah bapak sudah melatih ibu Karsiyah dengan tarik
nafas dalam dan mengajaknya untuk mengobrol atau yang
lain seperti yang kita bicarakan kemarin?”.
Keluarga : “Saya sudah melakukannya sus, respon bu Karsiyah pun
bagus dalam melakukan tarik nafas dalam, tapi saat diajak
untuk mengobrol masih susah dia lebih suka untuk berdiam
diri”.
Perawat : “Wahh itu sudah bagus sekali pak, bapak sudah mau
melatih ibu Karsiyah dengan baik dan rutin”.
Keluarga : “Iya sus, terimakasih”.
Perawat : “Sama-sama pak, bagaimana kita menambahkan
cara/teknik untuk mengurangi rasa cemas iu Karsiyah
dengan teknik hipnotis 5 jari pak?”.
Keluarga : “Bagaimana caranya sus?”.
Perawat : “Silahkan bapak perhatikan saya terlebih dahulu lalu
bapak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita
mulai ya pak, pertama atur posisi ibu Karsiyah senyaman
mungkin, tutup mata , ajarkan tarik nafas dalam dan
keluarkan secara perlahan. Sekarang sentuh jari telunjuk
bapak dengan jempol bapak, bayangkan ketika bapak
sedang bahagia. Sekarang sentuh jari tengah bapak,
bayangkan ketika bapak sedang bersama orang yang bapak
sayangi/cintai, sekarang sentuh jari manis bapak bayangkan
ketika bapak sedang dipuji oleh seseorang, dan sekarang
sentuh jari kelingking bapak bayangkan ketika bapak
sedang berada pada tempat yang paling indah yang pernah
bapak kunjungi lalu tarik nafas dalam kemudian keluarkan
perlahan selama 3 kali dan buka mata ibu. Bagaimana pak,
apakah bapak sudah pahan dengan teknik hipnotis 5 jari?
Apakah bapak melakukannya pada ibu Karsiyah?”.
Keluarga : “Iya sus saya paham, Insya Allah saya dapat melatih ibu
Karsiyah”.
Perawat : “Baik pak, selain itu bapak juga bisa mengajak ibu Karsiya
untuk selalu beribadah dan mengajarkannya dengan benar,
kemudian selalu ikut serta dalam kegiatan keagamaan. Hal
tersebut juga dapat membantu mengatasi kecemasan yang
dialami ibu Karsiyah”.
Keluarga : “Baik sus, saya akan berusaha untuk melakukannya”.
Perawat : “Iya pak, selain itu, apakah bapak mengetahui cara
perawatan jika berada di rumah, kondisi yang perlu dirujuk
dan cara merujuknya?”.
Keluarga : “Tidak begitu paham sus, saya hanya mengetahui yang
perwata Jeni jelaskan saja”.
Perawat : “Untuk perawatan di rumah bapak bisa melatih tarik nafas
dalam, mengajak ibu berbincang-bincang, melatih teknik
hipnotis 5 jari serta mengajak selalu kegiatan spiritual,
bapak juga dapat membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat, selalu mengikuti dan memperhatikan
ibu ya pak. Kondisi yang biasanya perlu dirujuk meliputi
lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima
informasi, gelisah dan tidak dapat tidur. Dan terakhir cara
merujuk pasien yaitu dengan langsung membawa pasien ke
puskesmas agar bisa di periksa oleh dokter dan diberikan
obat. Jika kondisinya tidak membaik, langsung merujuk ke
RSU terdekat agar dapat ditangani oleh psikiater. Apakah
bapah sudah paham?”.
Keluarga : “Iya sus, saya paham”.

3. Terminasi
Perawat : “Baik pak, demikian yang dapat saya sampaikan pada hari
ini, apakah bapak sudah mengerti dengan apa yang sudah
saya jelaskan?”.
Keluarga : “Ya saya mengerti sus”.
Perawat : “Baik pak, saya pamit terlebih dahulu. Apakah besok
bapak ada waktu untuk berbincang-bincang kembali?”.
Keluarga : “Bisa mba”.
Perawat : “Terimakasih pak, Assalamu’alaikum”.
Keluarga : “Sama-sama, Wa’alaikumsalam sus”.

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

(SP 3)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosa/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Pasien mampu tarik nafas dalam, distraksi, teknik lima jari, spiritual.
2) Pasien mampu melakukannya sampai membudaya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi ansietas dan kemampuan tarik nafas dalam, distraksi, teknik
lima jari, spiritual. Beri pujian.
2) Latih sampai membudaya.
3) Nilai kemampuan yang telah mandiri.
4) Nilai dampaknya pada ansietas.

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum selamat pagi ibu, masih ingat dengan
saya bu?”.
Pasien : “Wa’alaikumsalam, iya sus ingat”.
Perawat : “Apa yang sedang ibu pikirkan, bagaimana kalo kita
berbincang-bincang kembali?”
Pasien : “Boleh sus, sebentar sajakan?”.
Perawat : “Iya bu, hanya 15 menit saja”.
Pasien : “Baik sus”.

2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana kabar ibu hari ini? Apakah sudah lebih baik
dari sebelumnya?”.
Pasien : “Iya sus, lumayan baik dari sebelumnya, saya tidak terlalu
merasa cemas seperti sebelunya”.
Perawat : “Apakah ibu selalu melakukan tarik nafas dalam, teknik
hipnotis 5 jari, kegiatan spiritual dan kegiatan-kegiatan lain
yang kemarin sudah saya jelaskan?”.
Pasien : “Sudah sus, saya sudah melakukannya sesuai yang
diajarkannoleh perawat Jeni”.
Perawat : “Bagus sekali bu, bagaimana perasaan ibu setelah
melakukan tindakan tersebut?”.
Pasien : “Saya sedikit merasa tenang setiap kali melakukan tarik
nafas dalam, teknik 5 jari, dan melakukakan kegiatan
keagamaan, serta rasa cemas dan takut saya dapat teralihkan
ketika saya berbincang-bincang dengan orang lain”.
Perawat : “Itu sudah bagus utuk perkembangan kesehatan ibu.
Sekarang coba ibu ulangi cara melakukan tarik nafas dalam”.
Pasien : “Iya sus (Melakukan tarik nafas dalam)
Perawat : “Bagus sekali bu, ibu sudah bisa melakukannya sendiri”.
Sekarang lakukan latihan hipnotis 5 jari”.
Pasien : “Baik sus, (Melakukan teknik hipnotis 5 jari)”.
Perawat : “Baik bu, ibu sudah dapat melakukan semuanya secara
mandiri. Dampak yang diakibatkan dari rasa cemas tersebut
apa sudah mulai berkurang?”.
Pasien : “Sudah mulai berkurang sus, saya sudah mulai bisa tidur sus
walau hanya sebentar saja”.
Perawat : “Alhamdulillah bu, perkembangan kesehatan ibu sudah
cukup baik”.
Pasien : “Iya sus”.
3. Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana bu perasaannya setelah selama 3 hari ini kita
melakukan cara/teknik untuk mengatasi perasaan cemas dan
ketakutan ibu?”.
Pasien : “Alhamdulilah sus, saya sudah merasa lebih baik, perasaan
saya sudah lebih tenang. Terimakasih ya sus”.
Perawat : “Sama-sama. Alhamdulillah kalau begitu bu, saya ikut
senang mendengarnya. Jangan lupa selalu melakukan
tindakan-tindakan tersebut jika ibu merasakan cemas. Kalau
begitu saya pamit terlebih dahulu, sampai ketemu dilain
waktu ya bu, Assalamu’alaikum”.
Pasien : “Iya sus, saya akan ingat perkataan perawat jeni,
Wa’alaikumsalam”.
LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

(SP 3)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Ibu K dengan perilaku yang selalu mengintai disertai dengan gerakan
gerakan yang berlebihan atau gelisah, dengan ekspresi wajah ketakutan,
sangat khawatir dan menggerutukan gigi, serta sering terlihat melamun
dan terlihat tremor terutama pada tangannya.
2. Diagnosa/Masalah Keperawatan : Kecemasan
3. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat/melatih pasien tarik nafas dalam, distraksi,
teknik lima jari dan kegiatan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien tarik nafas
dalam, distraksi, teknik lima jari dan kegiatan spiritual.
2) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien.
3) Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol/rujukan.

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum pak, selamat pagi. Masih ingat dengan
saya pak? Saya yang sudah 3 hari ini sering berkunjung
pak”.
Keluarga : “Iya sus, perawat jeni kan”.
Perawat : “Iya pak, apakah bapak ada waktu, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang lagi sebentar”.
Keluarga : “Boleh sus”.
2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana pak, apakah bapak mengalami kesulitan dalam
merawat ibu Karsiyah?”.
Keluarga : “Alhamdulillah tidak ada sus, ibu Karsiyah sudah mau
diajak berbicara”.
Perawat : “Bagus pak, apakah bapak selalu mengajarkan tarik nafas
dalam, teknik hipnotis 5 jari, kegitana spiritual dan kegitan
lainnya?”.
Keluarga : “Iya sus, saya selalu melakukannya hampir setiap saat”.
Perawat : “Bagus sekali pak, bagaimana cara ibu dalam melatih ibu
Karsiyah?”.
Keluarga : “Saya melakukan sesuai dengan yang perawat ajarkan,
tetapi saya menggunakan bahasa saya sendiri sus”.
Perawat : “Bagus sekali pak, bapak sudah mau melatih ibu Karsiyah
dengan baik, dan perkembangan kesehatan ibu Karsiyah
sendiri juga sudah mulai membaik”.
Keluarga : “Iya sus terimakasih”.
Perawat : ”Apakah bapak selalu runtin membawa ibu untuk kontrol
kesehatan ibu?”.
Keluarga : “Iya sus, saya rutin melakukannya”.
Perawat : “Bagus sekali pak, itu bagus sekali untuk mengetahui
perkembangan kesehatan ibu Karsiyah.
Keluarga : “Iya sus”.

3. Fase Terminasi
Perawat : “Baik pak, demikian yang dapat saya sampaikan ya pak,
apakah bapak sudah mengerti dengan apa yang saya jelaskan
selama 3 hari ini?”.
Keluarga : “Iya sus saya sudah mengerti, terimakasih atas bimbingannya
selama ini, sehingga saya lebih mengetahui cara untuk
merawat istri saya”.
Perawat : “Iya pak sama-sama, jangan lupa untuk selalu melatih ibu
Karsiyah tarik nafas dalam, teknik hipnotis lima jari, kegiatan
spiritual dan mengajaknya mengobrol agar membantu
mengatasi kecemasannya”.
Keluarga : “Iya sus saya akan berusaha melakukan”.
Perawat : “Baik pak kalau begitu saya pamit terlebih dahulu,
Assalamu’alaikum sampai berjumpa dilain waktu”.
Keluarga : “Wa’alaikumsalam sus”.

You might also like