Professional Documents
Culture Documents
PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR PEMELIHARAAN LISTRIK
BAB III
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumya, bahwa area dari tegangan tinggi pada
pembangkit adalah area dengan tegangan sama dengan tegangan keluaran generator. Contoh
pada pemeliharaan tegangan tinggi adalah pada trafo generator.
Pemeliharaan tegangan menengah meliputi area dengan tegangan dibawah tegangan keluaran
generator. Contonya adalah pemeliharaan switchgear. Sedangkan pemeliharaan tegangan
rendah dilakukan pada daeran dengan tegangan kurang dari 400 V. contohnya adalah
pemeliharaan pada MCC.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pemeliharaan switchgear dan
pemeliharaan MCC.
2.1 SWITCHGEAR
Swithgear adalah peralatan hubung yang berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
rangkaian listrik yang satu dengan yang lainnya. Pada sistem yang besar atau pada sistem
tegangan menengah / tinggi, terdapat dua jenis peralatan hubung, yaitu :
Pemutus Tenaga (disingkat PMT) atau Circuit Breaker (CB), adalah peralatan hubung yang
berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian listrik dalam keadaan berbeban
normal atau gangguan. PMT harus mampu memutuskan arus maksimum pada saat terjadi
gangguan.
Pemutus Tenaga ini diperlengkapi dengan peredam busur api listrik, diantaranya adalah dengan
menggunakan minyak. Oleh karena itu, maka jenis PMT diklasifikasikan berdasarkan peredam
busur api yang digunakannya; yaitu :
Adapun contoh konstruksi dari PMT minyak dan udara adalah seperti pada gambar 3.1 dibawah
ini.
Gambar 3.1 Konstruksi PMT minyak (kiri) dan PMT udara (kanan)
Pemisah (disingkat PMS) atau Disconnecting Switch (DS), adalah peralatan hubung yang
berfungsi untuk memisahkan rangkaian satu dengan rangkaian yang lain pada kondisi tidak
berbeban. PMS tidak dilengkapi dengan peredaman busur api sehingga harus dioperasikan
dalam keadaan tidak bertegangan. Dalam penggunaan pada sistem jaringan atau rangkaian
listrik sistem PMT dan PMS saling berpasangan sesuai dengan peranannya. Adapun contoh
pola operasinya adalah seperti diagram berikut :
Apabila akan mengisi atau menghubungkan dari jaringan (rel) ke beban maka PMS 1 atau PMS
2 dioperasikan, kemudian baru PMT dioperasikan. Demikian sebaliknya apabila akan melepas
dari jaringan ke beban maka PMT di matikan (Off) terlebih dahulu, dan kemudian PMS
dimatikan.
Urutan pengoperasian antara PMT dan PMS seperti diagram “tidak boleh salah”, karena akan
dapat berakibat terbakarnya PMS. Sebagaimana diketahui PMS tidak dilengkapi dengan
peredam busur api dan hanya berfungsi memisahkan rangkaian pada kondisi tanpa beban
(tidak ada arus).
Salah satu dari satu PMT air circuit breaker (ACB) adalah air circuit breaker tegangan rendah
tipe DS 416 merk Mitsubishi dengan rating tegangan 250 – 600 V dan interrupting current 50 –
42 kA. PMT jenis ACB ini berisi : unit pemutus dan peralatan tambahan. Unit pemutus terdiri
dari kompoen-komponen utama antara lain :
Mekanis penggerak
Kontak utama dan kontak busur, dimana kedua kantak digerakkan oleh mekanis
penggerak
Arc chutes ( pemadam busur api ) yang berfungsi memutus busur api selama proses
pembukaan breaker, arus lebih dan arus hubungan singkat.
Sebelum mengeluarkan breaker dari cubicle, maka harus diperhatikan posisi switch sesuai
dengan kedudukan breaker didalam cubicle. Adapun posisi breaker dalam cubicle adalah
sebagai berikut.
Untuk mencegah kegagalan PMT pada saat dioperasikan atau saat dalam operasi, maka perlu
dilaksanakan pengetesan/pengujian setelah breaker dibongkar ( overhoul). Pengetesan breaker
dapat dilakukan secara manual maupun secara local operation.
Pengetesan kecepatan membuka dan menutup suatu kontak breaker berguna untuk
mengetahui berapa kecepatan respon dari breaker tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk
dilakukan karena erat kaitannya dengan koordinasi setting proteksi yang ada dalam sistem
tersebut.
Selain test kecepatan respon dari kontak-kontak Breaker, test yang lain yang tidak kalah
pentingnya adalah test keserempakan dari ketiga kontak dalam breaker tersebut, baik
keserempakan pada saat open maupun Keserempakan pada saat close. Keserempakan suatu
kontak merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu sistem karena hal tersebut
berpengaruh pada keseimbangan tegangan yang sapai ke beban nantinya.
Sistem interlock pada switchgear dipakai sebagai sarana pengaman dalam operasi breaker
tujuannya untuk mencegah kerusakan isolator dari tekanan listrik saat pemutusan arus yang
tinggi akibat kesalahan operasi. Serta menghindarkan kerusakan peralatan dan bahaya
kecelakaan yang diakibatkan kesalahan dalam pengoperasian.
Pemeliharaan PMT bertujuan untuk menjaga agar breaker dapat selalu beroperasi dengan baik,
sempurna sesuai dengan fungsinya dan tetap aman. Dalam pemeliharaan circuit breaker ini
dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) kategori yaitu :
MCC adalah peralatan yang berfungsi untuk mengendalikan kerja dari motor dengan tegangan
rendah (kurang dari 400 V). Pada MCC terdapat circuit breaker yang berguna untuk
menyambung dan memutuskan arus ke motor.
Ketika motor listrik digunakan, maka motorlistrik tersebut perlu untuk dikontrol. Control motor
AC yang paling dasar adalah control start dan stop. Hal ini sering dicapai dengan menggunakan
motor starter yang terdiri dari kontaktor. Dimana motor akan bekerja jika kontaktor menutup dan
akan berhenti beroperasi jika kontaktor terbuka. Pada aplikasinya control motor biasanya
dilengkapi dengan overload relay. Overload relay digunakan untuk melindungi motor dengan
memutus suplay ketika terjadi beban berlebih. Meskipun overload relay dapat melindungi motor
dari overload, tetapi overload relay tidak bias melindungi motor dari short circuit. Oleh karena itu
biasanya proteksi untuk motor ditambah dengan circuit breaker ataupun fuse (sekering) untuk
melindungi motor dari short circuit.
Biasanya satu starter digunakan untuk mengontrol satu motor. Jika jumlah motor yang dikontrol
sedikit dan letaknya tidak berjauhan, maka panel starter bias diletakkan di dekat motor. Akan
tetapi pada PLTU, jumlah motor yang dikontrol sangat banyak dan letaknya terpisah-pisah antar
satu motor dengan motor yang lain. Agar pengontrolan mudah dilakukan maka panel control
motor dibuat terpusat dalam satu ruangan yang disebut Motor Control Center (MCC).
1. Pemeriksaan breaker-breaker MCC untuk motor, fan dan sebagainya serta cleaning bagian
bagian yang berdebu.
2. Pemeriksaan magnetic contactor 110 v yang ada pada breaker MCC dan bila ada yang
rusak ganti dengan yang baru sesuai dengan specifikasi aslinya.
3. Pemeriksaan auxiliary contak pada coil 110 v, permukaan contak apabila ada yang rusak
ganti dengan yang baru.
4. Pemeriksaan fuse-fuse breaker 2A, 6A, 100A, 400A, 500A, 600A
5. Pemeriksaan dan cleaning busbar MCC, baut-baut yang kendor dikencangkan kembali.
6. Pemeriksaan dan pembersihan tutup-tutup busbar MCC dan lakukan meggering 500 volt,
nilai megger > 5 Mega ohm.