You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut terutama karies dan penyakit periodontal di

Indonesia, masih banyak diderita baik oleh anak-anak maupun usia dewasa. Penyakit gigi

dan mulut ini dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum dan

sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa

percaya diri (Putri dkk, 2013).

Pada kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD) kesehatan gigi dan mulut

merupakan masalah yang sering terjadi. Kurangnya pengetahuan untuk pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan anak usia

Sekolah Dasar (SD) rentan mengalami Lubang gigi atau istilah kedokterannya karies gigi

(Rahmawati dkk, 2011).

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang meliputi email,

dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang

dapat diragikan (Kidd dan Bechal, 2012). Karies dapat terjadi karena produksi asam

laktat oleh bakteri sebagai hasil fermentasi karbohidrat, glukosa dan sukrosa

(Mumpuni dan Pratiwi, 2013). Permasalahan karies gigi pada anak usia SD

menjadi penting karena karies terdapat pada gigi merupakan indikator keberhasilan

upaya pemeliharaan kesehatan gigi anak (Rahmawati dkk, 2011).

Menurut McDonald pada tahun 2000 Penyakit karies gigi sampai sekarang

masih menjadi masalah utama di bidang kedokteran gigi. Oleh karena itu harus

mendapat perhatian sepenuhnya, tidak hanya dari segi cara menanganinya yang sudah

terkena karies saja, tetapi juga bagaimana cara mencegah karies. Menurut laporan

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pada tahun 2000 prevalensi

karies gigi pada anak- anak di Indonesia masih sangat tinggi dibadingkan dengan negara

berkembang lainnya (Tedjosasongko dkk, 2008).


Prevalensi karies gigi di Indonesia sekitar 90% dari 238 juta penduduk

Indonesia dan jumlah anak-anak usia 15 tahun ke bawah menderita karies gigi mencapai

76,5%. Dari hasil penelitian Siagian ditemukan 95% anak SD mempunyai kesehatan

gigi dan mulut yang buruk, sehingga menderita karies gigi (Rahmawati dkk, 2011).

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan memperkuat

enamel gigi agar tidak mudah larut oleh asam hasil fermentasi substrat oleh

bakteri kariogenik Streptococcus Mutans yaitu dengan pemberian fluoride

(Tedjosasongko dkk, 2008). Pemberian fluor ini dapat dilakukan secara sistemik yaitu

Fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi

dan Pemberian secara Topikal Aplikasi yang dilakukan dengan menggunakan

bahan- bahan tertentu yang dilakukan oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan gigi lainnya

(Agtini dkk, 2005).Fluoride dapat mencegah karies dengan cara memasuki struktur gigi

dan mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat pengaruh asam. Proses ini

disebut remineralisasi (Rahmadhan, 2010).

Fluoride telah digunakan sebagai bahan yang sangat efektif dalam mencegah

karies gigi. Selama sepuluh tahun terakhir telah banyak dilakukan penelitian klinis

terhadap efek pencegahan karies gigi dari aplikasi fluoride. Aplikasi fluoride secara

topikal pada gigi diantaranya dengan fluoride solutions, fluoride gels, fluoride varnishes

serta fluoride dalam pasta gigi (Tedjosasongko dkk, 2008).

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan upaya untuk pencegahan gigi

berlubang salah satunya dengan program fluoridasi seperti program kumur-kumur

fluor pada murid sekolah dasar di UKGS. Program Topikal Aplikasi Fluor (TAF) secara

individual yang dapat dilakukan di puskesmas atau klinik, program pemberian tablet fluor

pada beberapa sekolah dasar di daerah yang resiko kariesnya tinggi. Program- program

tersebut telah tertuang dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan (Kemenkes

RI,2012).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia pada anak sekolah selain dilaksanakan

melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan

secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta. Penanganan dini pada

program UKGS merupakan upaya untuk memenuhi pelayanan kesehata gigi pada anak

sekolah terutama pada aspek menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan pada

gigi anak bangsa disamping upaya edukatif untuk mempertahankan gigi yang sehat

(Sardjono dkk, 2012).

SDN Harapan merupakan salah satu SD binaan Politeknik Kesehatan Bandung

Jurusan Keperawatan Gigi Bandung dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS). Dalam Program UKGS ini para siswa dan siswi SDN Harapan dilakukan telah

tindakan preventif atau upaya pencegahan penyakit gigi, salah satu upaya tersebut yaitu

tindakan Topikal Aplikasi Fluor. Kegiatan preventif ini dilakukan oleh mahasiswa

Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Gigi Bandung.

Tindakan topikal aplikasi fluor ini dilakukan sejak siswa dan siswi SDN

Harapan duduk dikelas 1 hingga kelas 6. Murid kelas 5 merupakan tingkatan kelas yang

dapat dijadikan prioritas di UKGS karena rata-rata gigi tetap pada kelas 5 sudah banyak

yang bererupsi dan semua gigi susu sudah tanggal, rata-rata usianya 11-12 tahun. Selain

itu murid kelas 5 sudah mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi yang cukup

untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya serta pemeriksaan dan perawatan

kesehatan gigi yang cukup yang dilakukan di UKGS. Sehingga diharapkan dengan

dilakukannya Tindakan Topikal Aplikasi Flour (TAF) dapat mencegah terjadinya karies

baru dan pemeliharaan kesehatan gigi yang baik.


Pada tahun ajaran 2015-2016 kegiatan tersebut belum dilakukan evaluasi, oleh

karena itu penulis tertarik untuk membahas “Evaluasi Hasi Tindakan Topikal

Aplikasi Fluor Terhadap Indeks Karies Siswa SDNHarapan Kelas 5A dan 5B

Tahun 2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut, “Apakah hasil tindakan topikal aplikasi fluor yang

dilakukan di SDN Harapan pada siswa siswi kelas 5A dan 5B dapat mencegah

pertambahan nilai indeks karies pada tahun ajar 2015-2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hasil tindakan topikal aplikasi fluor terhadap nilai indeks karies

siswa siswi di SDN Harapan kelas 5A dan 5B Tahun ajar 2015-2016

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui nilai DMF-T pada siswa siswi kelas 5A dan 5B Tahun ajar

2015-2016.

b. Untuk mengetahui frekuensi tindakan topikal aplikasi fluor yang telah

dilakukan pada siswa siswi kelas 5A dan 5B dalam kurun waktu lima tahun

c. Untuk mengetahui hasil tindakan topikal aplikasi fluor terhadap indeks karies

siswa siswi SDN Harapan kelas 5A dan 5B pada Tahun ajar 2015-2016
D. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan perencanaan peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut di SDN

Harapan dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang dilakukan oleh

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Gigi Bandung.

You might also like